際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
THIS.. 
Pengolahan Limbah Pada Industri Tekstil
oleh : Ria Merlita
(10140022)
FAKULTAS TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2013/2014
 indonesia merupakan negara
berkembang
 mengandalkan sektor industri,
salah satunya tekstil
 konsep sustainable
development
Produksi Bersih
penanganan limbah yang bersifat
preventif dan terpadu.
Pendekatan penanganan limbah ini
dilakukan melalui penanganan siklus
produksi dari penyediaan bahan baku
sampai produk, dengan cara reduce,
recycle, reuse dan recovery
Kenapa produsi bersih mesti ada?
 Mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan
dengan kegiatan pembangunan atau pertumbuhan
ekonomi.
 Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
 Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang.
 Mendukung prinsip environmental equality.
 Mencegah atau memperlambat terjadinya proses
degradasi lingkungan,dan pemanfaatan sumber daya
alam melalui penerapan daur ulang limbah dan
memperkuat daya saing produk dipasar internasional.
Untuk mengidentifikasi limbah sebagai
limbah B3 diperlukan uji karakteristik dan uji
toksikologi atas limbah tersebut. Pengujian
ini meliputi karakterisasi limbah atas sifat-sifat
mudah meledak dan atau mudah terbakar dan
atau bersifat reaktif, dan atau beracun dan
atau menyebabkan infeksi, dan atau bersifat
korosif. Sedangkan uji toksikologi digunakan
untuk mengetahui nilai akut dan atau kronik
limbah.
 Tekstil adalah bahan yang berasal dari
serat yang diolah menjadi benang atau
kain sebagai bahan untuk pembuatan
busana dan berbagai produk kerajinan
lainnya
 Bahan/produk tekstil meliputi produk
serat, benang, kain, pakaian dan berbagai
jenis benda yang terbuat dari serat
jenisnya bahan tekstil:
 Berdasar jenis produk atau bentuknya: serat
staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi
(pakaian atau produk kerajinan dll)
 Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat
sintetis, serat campuran
 Berdasarkan jenis warna atau motifnya: putih,
berwarna, bermotif atau bergambar
 Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut,
renda, kempa. benang tunggal, benang gintir
Tahapan
Pembuatan
Tekstil
Pengkajian
(singeing)
finishing
Pencuciaan
(washing)
pencetakkan
Pewarnaan
(colouring)
Penggelantangan
(bleaching)
merseriasi
Pemasakan
(scouring)
Penghilangan kanji
(desizing)
Pengolahan
Limbah

Industri tekstil menggunakan volume
yang besar melalui operasinya, Pada
umumnya, dibutuhkan 200 L air untuk
memproduksi barang jadi tekstil sebesar
1 kg. Volume limbah yang besar
tersebut menjadi sebuah masalah di
industri tekstil. Volume limbah yang
besar ini dapat direduksi melalui sistem
reuse dan recycle, modifikasi proses, dan
pengubahan peralatan.
Kuantitas
Limbah Cair
Pengolahan
Limbah
 Karakteristik air limbah yang ada
dalam industri tekstil umumnya dapat
dibagi menjadi tiga yaitu:
Karakteristik Fisika
Karakteristik Kimia
Karakteristik Biologi
Karakteristik
Limbah Ciar
Pengolahan
Limbah

Dalam pengelolaan limbah cair untuk
mendapatkan hasil yang efektif dan efisien
perlu dilakukan langkah-langkah
pengelolaan yang dilaksanakan secara
terpadu dengan dimulai upaya minimisasi
limbah (waste minimization), pengolahan
limbah (waste treatment), dan
pembuangan limbah (disposal ).
Pengolahan
Limbah
Pengolahan
Limbah

 Pengolahan limbah cair memerlukan biaya
investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit,
oleh karena itu, pengolahan limbah cair harus:
Melakukan perencanaan yang tepat dan teliti.
 Pelaksanaan pembangunan fasilitas Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Unit
Pengolahan Limbah (UPL) yang benar.
Pengoperasian IPAL dan UPL yang cermat.
IPAL (I)
Pengolahan
Limbah

 Dalam perencanaan desain IPAL terhadap air limbah
yang akan diolah sebaiknya diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Zat pencemar dalam air limbah industri teksil terdiri dari
bahan organik dan anorganik yang mempunyai sifat
terlarut atau terdispersi dalam air serta padatan kasar,
seperti sisa serat dan benang.
 Jumlah air limbah (debit) yang harus diolah perhari,
serta fluktuasi jumlah air limbah dalam 1 hari, 1
minggu, dan 1 bulan.
 Jenis bahan yang terkandung dalam air limbah, yaitu
bahan yang di lepas dari serat serta bahan kimia yang di
bubuhkan dalam suatu proses, dan karakteristik (sifat)
kimia dari setiap jenis bahan-bahan tersebut
IPAL (II)
Pengolahan
Limbah

 Selanjutnya dalam menentukan atau menilai suatu
desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
hendaknya diperhitungakan faktor-faktor berikut:
 Jaminan kemampuan menghilangkan atau
menurunkan bahan pencemar yang terkandung
dalam air limbah.
 Ketersediaan lahan.
 Kemudahan pengoperasian.
 Perimbangan biaya investasi dan biaya operasi.
 Produk samping yang dihasilkan, misalnya
lumpur, gas-gas dan sebagainya, serta cara
pengelolaannya.

IPAL (III)
Pengolahan
Limbah

Cara Kimia
Cara ini dilakukan dengan
koagulasi menggunakan bahan
kimia.
Koagulasi merupakan metode
untuk menghilangkan bahan-
bahan limbah dalam bentuk koloid
dengan menambahkan koagulan
Pengolahan
Limbah (I)
Pengolahan
Limbah

Cara Biologi
Cara ini mulai banyak dilakukan dan
memanfaatkan aktifitas mikroba biologi
untuk menghancurkan bahan-bahan yang
ada dalam air limbah menjadi bahan yang
mudah dipisahkan atau yang memberi efek
pencemaran rendah.
Cara biologi yang banyak dilakukan adalah
cara aerobik metode lumpur aktif.
Pengolahan
Limbah (II)
sekian, terimakasih

More Related Content

This.

  • 1. THIS.. Pengolahan Limbah Pada Industri Tekstil oleh : Ria Merlita (10140022) FAKULTAS TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2013/2014
  • 2. indonesia merupakan negara berkembang mengandalkan sektor industri, salah satunya tekstil konsep sustainable development
  • 3. Produksi Bersih penanganan limbah yang bersifat preventif dan terpadu. Pendekatan penanganan limbah ini dilakukan melalui penanganan siklus produksi dari penyediaan bahan baku sampai produk, dengan cara reduce, recycle, reuse dan recovery
  • 4. Kenapa produsi bersih mesti ada? Mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan kegiatan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Mendukung prinsip environmental equality. Mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan,dan pemanfaatan sumber daya alam melalui penerapan daur ulang limbah dan memperkuat daya saing produk dipasar internasional.
  • 5. Untuk mengidentifikasi limbah sebagai limbah B3 diperlukan uji karakteristik dan uji toksikologi atas limbah tersebut. Pengujian ini meliputi karakterisasi limbah atas sifat-sifat mudah meledak dan atau mudah terbakar dan atau bersifat reaktif, dan atau beracun dan atau menyebabkan infeksi, dan atau bersifat korosif. Sedangkan uji toksikologi digunakan untuk mengetahui nilai akut dan atau kronik limbah.
  • 6. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya Bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat
  • 7. jenisnya bahan tekstil: Berdasar jenis produk atau bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian atau produk kerajinan dll) Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran Berdasarkan jenis warna atau motifnya: putih, berwarna, bermotif atau bergambar Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir
  • 9. Pengolahan Limbah Industri tekstil menggunakan volume yang besar melalui operasinya, Pada umumnya, dibutuhkan 200 L air untuk memproduksi barang jadi tekstil sebesar 1 kg. Volume limbah yang besar tersebut menjadi sebuah masalah di industri tekstil. Volume limbah yang besar ini dapat direduksi melalui sistem reuse dan recycle, modifikasi proses, dan pengubahan peralatan. Kuantitas Limbah Cair
  • 10. Pengolahan Limbah Karakteristik air limbah yang ada dalam industri tekstil umumnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu: Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia Karakteristik Biologi Karakteristik Limbah Ciar
  • 11. Pengolahan Limbah Dalam pengelolaan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste treatment), dan pembuangan limbah (disposal ). Pengolahan Limbah
  • 12. Pengolahan Limbah Pengolahan limbah cair memerlukan biaya investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit, oleh karena itu, pengolahan limbah cair harus: Melakukan perencanaan yang tepat dan teliti. Pelaksanaan pembangunan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Unit Pengolahan Limbah (UPL) yang benar. Pengoperasian IPAL dan UPL yang cermat. IPAL (I)
  • 13. Pengolahan Limbah Dalam perencanaan desain IPAL terhadap air limbah yang akan diolah sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Zat pencemar dalam air limbah industri teksil terdiri dari bahan organik dan anorganik yang mempunyai sifat terlarut atau terdispersi dalam air serta padatan kasar, seperti sisa serat dan benang. Jumlah air limbah (debit) yang harus diolah perhari, serta fluktuasi jumlah air limbah dalam 1 hari, 1 minggu, dan 1 bulan. Jenis bahan yang terkandung dalam air limbah, yaitu bahan yang di lepas dari serat serta bahan kimia yang di bubuhkan dalam suatu proses, dan karakteristik (sifat) kimia dari setiap jenis bahan-bahan tersebut IPAL (II)
  • 14. Pengolahan Limbah Selanjutnya dalam menentukan atau menilai suatu desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) hendaknya diperhitungakan faktor-faktor berikut: Jaminan kemampuan menghilangkan atau menurunkan bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah. Ketersediaan lahan. Kemudahan pengoperasian. Perimbangan biaya investasi dan biaya operasi. Produk samping yang dihasilkan, misalnya lumpur, gas-gas dan sebagainya, serta cara pengelolaannya. IPAL (III)
  • 15. Pengolahan Limbah Cara Kimia Cara ini dilakukan dengan koagulasi menggunakan bahan kimia. Koagulasi merupakan metode untuk menghilangkan bahan- bahan limbah dalam bentuk koloid dengan menambahkan koagulan Pengolahan Limbah (I)
  • 16. Pengolahan Limbah Cara Biologi Cara ini mulai banyak dilakukan dan memanfaatkan aktifitas mikroba biologi untuk menghancurkan bahan-bahan yang ada dalam air limbah menjadi bahan yang mudah dipisahkan atau yang memberi efek pencemaran rendah. Cara biologi yang banyak dilakukan adalah cara aerobik metode lumpur aktif. Pengolahan Limbah (II)