際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TOKSIKOLOGI
ERLINA RUSTAM
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI

KERACUNAN
KERACUNAN

ilmu mengenai racun termasuk mendeteksi,
mengisolasi, memisahkan dan menganalisis
secara kualitatif dan kuantitatif, cara kerja
racun dalam tubuh dan bahan yang
digunakan utk menetralkan.
ER-10

1
Obat dan Racun
terpisah melalui dosis dan cara pemberian
Obat :
Adalah bahan atau campuran bahan yang
berasal dari hewan, tt-an atau zat kimia yang
dapat digunakan untuk mencegah,
menghilangkan, mengobati, mendiagnosa
ataupun menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit dan juga untuk mempercantik badan.
ER-10

2
Racun
Racun
Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke
Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke
dalam tubuh melalui mulut, hidung inhalasi),
dalam tubuh melalui mulut, hidung (( inhalasi),
suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau
suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau
digunakan terhadap organisme hidup dengan
digunakan terhadap organisme hidup dengan
dosis relatif besar akan merusak kehidupan
dosis relatif besar akan merusak kehidupan
atau mengganggu dengan serius satu atau
atau mengganggu dengan serius satu atau
lebih organ atau jaringan
lebih organ atau jaringan

ER-10

3
Jenis zat yang berpotensi sebagai racun
berasal dari :

1.
2.
3.
4.
5.

Rumah tangga : disinfektan, insektisida
Pertanian : pestisida
Medis : narkotika, obat keras dan obat lain
Industri : logam berat, asam dan basa kuat
Alam bebas : ganja, jamur, binatang berbisa

Dasar terjadi keracunan


ER-10

kelainan genetik (primakuin, INH)
 defisiensi enzim (pada neonatus prematur
spt. Kloramfenikol)
 interaksi obat

4
PENYEBAB KERACUNAN
Zat racun diproduksi oleh tumbuhan, hewan atau bakteri.

Phytotoxins
Zootoxins
Bacteriotoxins

ER-10

5
Jenis-jenis Toksikologi
Jenis-jenis Toksikologi ::

1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
ER-10

Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Deskriptif
Toksikologi Mekanistik
Toksikologi Mekanistik
Toksikologi Regulatif
Toksikologi Regulatif
Toksikologi Forensik
Toksikologi Forensik
Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik
Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja
Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan
Ekotoksikologi
Ekotoksikologi
6
Toksikologi Deskriptif
Melakukan uji toksisitas untuk mendapat
informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap
manusia dan lingkungan
Toksikologi Mekanistik
Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan
efek yang merugikan pada organisme hidup
ER-10

7
Toksikologi Regulatif
Menentukan apakah suatu obat mempunyai
resiko yang rendah untuk dipakai sebagai tujuan
terapi
Toksikologi Forensik
Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat
penggunaan bahan kimia berbahaya dan
membantu menegakkan diagnosa pada
pemeriksaan postmortem
ER-10

8
Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik
Mempelajari gangguan yang disebabkan
Mempelajari gangguan yang disebabkan
substansi toksik, merawat penderita yang
substansi toksik, merawat penderita yang
keracunan dan menemukan cara baru dalam
keracunan dan menemukan cara baru dalam
penanggulangannya
penanggulangannya
Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja
yang membahayakan pekerja dalam proses
yang membahayakan pekerja dalam proses
pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun
pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun
penggunaannya
penggunaannya
ER-10

9
Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi
merugikan sebagai polutan lingkungan
merugikan sebagai polutan lingkungan
Ekotoksikologi
Ekotoksikologi
Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap
Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap
populasi masyarakat
populasi masyarakat

ER-10

10
Toksikologi Ekperimental :
Pemakaian obat secara kronik (anti
hipertensi, obat TBC, kontrasepsi),
harus disertai data karsinogenik dan
teratogenik dari obat tersebut
Pemakaian obat dalam waktu pendek
(obat cacing), harus memenuhi sarat
toksisitas akut
ER-10

11
Klasifikasi Keracunan
1. menurut cara terjadinya keracunan
Self Poisoning

Meracuni diri sendiri

Attempted Suicide

Usaha bunuh diri

Accidental Poisoning

Tidak disengaja

Homicidal Poisoning

Akibat pembunuhan

2. menurut mula terjadinya keracunan
 Keracunan Akut
 Keracunan Kronis

ER-10

12
3. menurut organ terkena keracunan
 Neurotoksik
 Kardiotoksik
 Nefrotoksik
 Hepatotoksik
4. menurut jenis bahan kimia
 Gol. Alkohol
 Gol. Fenol
ER-10

 Gol. Logam berat

13
Accidental Poisoning :
Anak-anak balita
kebiasaan memasukan benda ke dalam
mulut (termasuk obat-obat yang menarik
warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis
gula, warna-warni tablet dan sirup, serta
aromanya),minyak tanah dll.
ER-10

14
Pada anak muda
biasanya golongan opiat yang
disalahgunakan (untuk mencari
kesenangan)
Pada orang dewasa
golongan barbiturat, gol. Hipnotik &
sedatif lain dan Obat nyamuk cair
merupakan pilihan utama bagi orang
yang mengalami depresi berat untuk
bunuh diri
ER-10

15
Self Poisoning
Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam
penggunaan
Misal: keracunan pestisida atau insektisida
Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya
dihasilkan oleh mikroba)
Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh
kuman stafilokokus
Toksin botulinum yang yang terdapat
dalam makanan kaleng yang sudah
rusak karena pengawetan tidak
sempurna

ER-10

16
Keracunan yang disebabkan oleh
makanan sehari-hari yang mengandung
racun
Misal :
Sianida dalam singkong
Muskarin pada jamur
As.Jengkolat pada jengkol
penyumbatan tubuli ginjal
hematuria
dan anuria.
Keracunan Borax dan Formalin
pengawetan makanan seperti bakso, ikan
tahu dsb.

ER-10

17
Tanda-tanda keracunan
Tanda / gejala sangat tergantung kepada jenis
dan kekuatan kerja racun (potensi) serta
tempat kerja (organ sasaran) dari zat racun
tersebut.
Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala
spesifik,
Mis. Koma : dapat ditimbulkan oleh keracunan
hipnotik, stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi
dsb.
ER-10

18
Namun ada beberapa bahan kimia yang
memberikan tanda/gejala khusus bila terjadi
keracunan
Mis. :
Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan
tonus dan reflek otot menurun
Gol. Antikolinergik : menimbulkan gejala
midriasis, takikardia, retensi urin,halusinasi
kulit merah dan panas
ER-10

LIHAT TABEL 52-1 FT U I HAL 833

19
Yang perlu diperhatikan pada
permulaan keracunan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ER-10

Kesadaran
Respirasi
Tekanan darah
Kejang
Pupil mata
Jantung
Bising usus
Dll
20
1. Kesadaran
Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting
tentang beratnya keracunan. Makin dalam
koma ,makin berat keracunan dan persentase
kematian juga akan bertambah
Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I

: Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara.

Tingkat II

: Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal

Tingkat III

: Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks

Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali

ER-10

21
2. Respirasi.
Salah satu penyebab kematian pada keracunan
adalah terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus
seperti pada keracunan organo pospat
Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada
keracunan obat-obat ssp.
3.Tekanan darah
Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada
keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu
berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok
berat umumnya berhubungan dengan kerusakan
pusat vasomotor dan prognosa yang jelek.
ER-10

22
4. Kejang.
Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp
(mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan
saraf otot (insektisida organo pospat)
5.Pupil dan refleks ekstramitas
6. Bising usus
Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat
kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya
bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif.
dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan.
7. Lain-lain
Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam
basa,air, tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin
,muntah dan diare dll.
ER-10

23
Terapi intoksikasi
Secara umum penanggulangan keracunan
dengan cara :
A. Terapi simtomatis,.
B. Mencegah absorbsi selanjutnya dari
racun
C. Mempercepat pengeluaran racun dari
tubuh.
ER-10

24
A. Terapi simptomatik
Hilangkan gejala-gejala keracunan
Pertahankan fungsi vital
Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui
jenis racunnya
Mempercepat ekskresi obat.
Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering
menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik).
Tindakan pertama :
Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien
dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan
dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan
respirator mekanik
ER-10

25
B. Pencegahan absorbsi racun
1. Keracunan melalui kulit :
lakukan pencucian dengan sabun dan
air (jangan gunakan pelarut organik)
2. Keracunan melalui inhalasi :
segera pindahkan pasien ke tempat
yang segar dan udaranya bersih
ER-10

26
3. Keracunan peroral :
 Menimbulkan muntah (korek dinding farings
belakang dengan spatel, atau memberikan
apomorfin 5-8 mg secara s.c.)
 Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter
besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)
 Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik
usus shg penyerapan lebih lama)
 Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap
obat/racun)
ER-10

27
C. Mempercepat pengeluaran racun






ER-10

Transfusi pengganti
Dialisis peritoneal
Diuresis paksa
Hemodialisis
Hemoperfusi

28
 Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam
dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat pada
daerah yang terkena racun.

 Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ

vital seperti susunan syaraf pusat, jantung, paruparu, ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh
sistem tubuh seperti : narkotik yang menyerang
ssp, as.oksalat menyerang kerja jantung, CO dan
sianida menyerang sistem pernafasan, merkuri
menyerang ginjal.

ER-10

29
 Sampel untuk mengetahui peristiwa keracunan
adalah sisa racun, sisa makanan jika racun
bercampur bahan makanan, bekas muntahan,
urine dan feses.

 Sampel dari korban adalah darah dan jaringan

tubuh (terutama jika korban telah meninggal)
seperti lambung dan isi lambung, hati dan organ
lain yang diperlukan.

ER-10

30
ER-10

31

More Related Content

Toksikologi er-2010f

  • 1. TOKSIKOLOGI ERLINA RUSTAM TOKSIKOLOGI TOKSIKOLOGI KERACUNAN KERACUNAN ilmu mengenai racun termasuk mendeteksi, mengisolasi, memisahkan dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif, cara kerja racun dalam tubuh dan bahan yang digunakan utk menetralkan. ER-10 1
  • 2. Obat dan Racun terpisah melalui dosis dan cara pemberian Obat : Adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari hewan, tt-an atau zat kimia yang dapat digunakan untuk mencegah, menghilangkan, mengobati, mendiagnosa ataupun menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit dan juga untuk mempercantik badan. ER-10 2
  • 3. Racun Racun Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung inhalasi), dalam tubuh melalui mulut, hidung (( inhalasi), suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme hidup dengan digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif besar akan merusak kehidupan dosis relatif besar akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius satu atau atau mengganggu dengan serius satu atau lebih organ atau jaringan lebih organ atau jaringan ER-10 3
  • 4. Jenis zat yang berpotensi sebagai racun berasal dari : 1. 2. 3. 4. 5. Rumah tangga : disinfektan, insektisida Pertanian : pestisida Medis : narkotika, obat keras dan obat lain Industri : logam berat, asam dan basa kuat Alam bebas : ganja, jamur, binatang berbisa Dasar terjadi keracunan ER-10 kelainan genetik (primakuin, INH) defisiensi enzim (pada neonatus prematur spt. Kloramfenikol) interaksi obat 4
  • 5. PENYEBAB KERACUNAN Zat racun diproduksi oleh tumbuhan, hewan atau bakteri. Phytotoxins Zootoxins Bacteriotoxins ER-10 5
  • 6. Jenis-jenis Toksikologi Jenis-jenis Toksikologi :: 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. ER-10 Toksikologi Deskriptif Toksikologi Deskriptif Toksikologi Mekanistik Toksikologi Mekanistik Toksikologi Regulatif Toksikologi Regulatif Toksikologi Forensik Toksikologi Forensik Toksikologi Klinik Toksikologi Klinik Toksikologi Kerja Toksikologi Kerja Toksikologi Lingkungan Toksikologi Lingkungan Ekotoksikologi Ekotoksikologi 6
  • 7. Toksikologi Deskriptif Melakukan uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan untuk mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan lingkungan Toksikologi Mekanistik Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada organisme hidup ER-10 7
  • 8. Toksikologi Regulatif Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk dipakai sebagai tujuan terapi Toksikologi Forensik Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan postmortem ER-10 8
  • 9. Toksikologi Klinik Toksikologi Klinik Mempelajari gangguan yang disebabkan Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat penderita yang substansi toksik, merawat penderita yang keracunan dan menemukan cara baru dalam keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannya penanggulangannya Toksikologi Kerja Toksikologi Kerja Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja dalam proses yang membahayakan pekerja dalam proses pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun penggunaannya penggunaannya ER-10 9
  • 10. Toksikologi Lingkungan Toksikologi Lingkungan Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan lingkungan merugikan sebagai polutan lingkungan Ekotoksikologi Ekotoksikologi Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap populasi masyarakat populasi masyarakat ER-10 10
  • 11. Toksikologi Ekperimental : Pemakaian obat secara kronik (anti hipertensi, obat TBC, kontrasepsi), harus disertai data karsinogenik dan teratogenik dari obat tersebut Pemakaian obat dalam waktu pendek (obat cacing), harus memenuhi sarat toksisitas akut ER-10 11
  • 12. Klasifikasi Keracunan 1. menurut cara terjadinya keracunan Self Poisoning Meracuni diri sendiri Attempted Suicide Usaha bunuh diri Accidental Poisoning Tidak disengaja Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan 2. menurut mula terjadinya keracunan Keracunan Akut Keracunan Kronis ER-10 12
  • 13. 3. menurut organ terkena keracunan Neurotoksik Kardiotoksik Nefrotoksik Hepatotoksik 4. menurut jenis bahan kimia Gol. Alkohol Gol. Fenol ER-10 Gol. Logam berat 13
  • 14. Accidental Poisoning : Anak-anak balita kebiasaan memasukan benda ke dalam mulut (termasuk obat-obat yang menarik warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis gula, warna-warni tablet dan sirup, serta aromanya),minyak tanah dll. ER-10 14
  • 15. Pada anak muda biasanya golongan opiat yang disalahgunakan (untuk mencari kesenangan) Pada orang dewasa golongan barbiturat, gol. Hipnotik & sedatif lain dan Obat nyamuk cair merupakan pilihan utama bagi orang yang mengalami depresi berat untuk bunuh diri ER-10 15
  • 16. Self Poisoning Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam penggunaan Misal: keracunan pestisida atau insektisida Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya dihasilkan oleh mikroba) Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh kuman stafilokokus Toksin botulinum yang yang terdapat dalam makanan kaleng yang sudah rusak karena pengawetan tidak sempurna ER-10 16
  • 17. Keracunan yang disebabkan oleh makanan sehari-hari yang mengandung racun Misal : Sianida dalam singkong Muskarin pada jamur As.Jengkolat pada jengkol penyumbatan tubuli ginjal hematuria dan anuria. Keracunan Borax dan Formalin pengawetan makanan seperti bakso, ikan tahu dsb. ER-10 17
  • 18. Tanda-tanda keracunan Tanda / gejala sangat tergantung kepada jenis dan kekuatan kerja racun (potensi) serta tempat kerja (organ sasaran) dari zat racun tersebut. Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala spesifik, Mis. Koma : dapat ditimbulkan oleh keracunan hipnotik, stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi dsb. ER-10 18
  • 19. Namun ada beberapa bahan kimia yang memberikan tanda/gejala khusus bila terjadi keracunan Mis. : Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan tonus dan reflek otot menurun Gol. Antikolinergik : menimbulkan gejala midriasis, takikardia, retensi urin,halusinasi kulit merah dan panas ER-10 LIHAT TABEL 52-1 FT U I HAL 833 19
  • 20. Yang perlu diperhatikan pada permulaan keracunan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. ER-10 Kesadaran Respirasi Tekanan darah Kejang Pupil mata Jantung Bising usus Dll 20
  • 21. 1. Kesadaran Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting tentang beratnya keracunan. Makin dalam koma ,makin berat keracunan dan persentase kematian juga akan bertambah Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat Tingkat I : Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara. Tingkat II : Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal Tingkat III : Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali ER-10 21
  • 22. 2. Respirasi. Salah satu penyebab kematian pada keracunan adalah terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus seperti pada keracunan organo pospat Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada keracunan obat-obat ssp. 3.Tekanan darah Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok berat umumnya berhubungan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosa yang jelek. ER-10 22
  • 23. 4. Kejang. Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp (mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan saraf otot (insektisida organo pospat) 5.Pupil dan refleks ekstramitas 6. Bising usus Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif. dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan. 7. Lain-lain Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam basa,air, tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin ,muntah dan diare dll. ER-10 23
  • 24. Terapi intoksikasi Secara umum penanggulangan keracunan dengan cara : A. Terapi simtomatis,. B. Mencegah absorbsi selanjutnya dari racun C. Mempercepat pengeluaran racun dari tubuh. ER-10 24
  • 25. A. Terapi simptomatik Hilangkan gejala-gejala keracunan Pertahankan fungsi vital Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui jenis racunnya Mempercepat ekskresi obat. Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik). Tindakan pertama : Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan respirator mekanik ER-10 25
  • 26. B. Pencegahan absorbsi racun 1. Keracunan melalui kulit : lakukan pencucian dengan sabun dan air (jangan gunakan pelarut organik) 2. Keracunan melalui inhalasi : segera pindahkan pasien ke tempat yang segar dan udaranya bersih ER-10 26
  • 27. 3. Keracunan peroral : Menimbulkan muntah (korek dinding farings belakang dengan spatel, atau memberikan apomorfin 5-8 mg secara s.c.) Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur) Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik usus shg penyerapan lebih lama) Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap obat/racun) ER-10 27
  • 28. C. Mempercepat pengeluaran racun ER-10 Transfusi pengganti Dialisis peritoneal Diuresis paksa Hemodialisis Hemoperfusi 28
  • 29. Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat pada daerah yang terkena racun. Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ vital seperti susunan syaraf pusat, jantung, paruparu, ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh seperti : narkotik yang menyerang ssp, as.oksalat menyerang kerja jantung, CO dan sianida menyerang sistem pernafasan, merkuri menyerang ginjal. ER-10 29
  • 30. Sampel untuk mengetahui peristiwa keracunan adalah sisa racun, sisa makanan jika racun bercampur bahan makanan, bekas muntahan, urine dan feses. Sampel dari korban adalah darah dan jaringan tubuh (terutama jika korban telah meninggal) seperti lambung dan isi lambung, hati dan organ lain yang diperlukan. ER-10 30