2. Obat dan Racun
terpisah melalui dosis dan cara pemberian
Obat :
Adalah bahan atau campuran bahan yang
berasal dari hewan, tt-an atau zat kimia yang
dapat digunakan untuk mencegah,
menghilangkan, mengobati, mendiagnosa
ataupun menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit dan juga untuk mempercantik badan.
ER-10
2
3. Racun
Racun
Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke
Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke
dalam tubuh melalui mulut, hidung inhalasi),
dalam tubuh melalui mulut, hidung (( inhalasi),
suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau
suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau
digunakan terhadap organisme hidup dengan
digunakan terhadap organisme hidup dengan
dosis relatif besar akan merusak kehidupan
dosis relatif besar akan merusak kehidupan
atau mengganggu dengan serius satu atau
atau mengganggu dengan serius satu atau
lebih organ atau jaringan
lebih organ atau jaringan
ER-10
3
4. Jenis zat yang berpotensi sebagai racun
berasal dari :
1.
2.
3.
4.
5.
Rumah tangga : disinfektan, insektisida
Pertanian : pestisida
Medis : narkotika, obat keras dan obat lain
Industri : logam berat, asam dan basa kuat
Alam bebas : ganja, jamur, binatang berbisa
Dasar terjadi keracunan
ER-10
kelainan genetik (primakuin, INH)
defisiensi enzim (pada neonatus prematur
spt. Kloramfenikol)
interaksi obat
4
5. PENYEBAB KERACUNAN
Zat racun diproduksi oleh tumbuhan, hewan atau bakteri.
Phytotoxins
Zootoxins
Bacteriotoxins
ER-10
5
7. Toksikologi Deskriptif
Melakukan uji toksisitas untuk mendapat
informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap
manusia dan lingkungan
Toksikologi Mekanistik
Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan
efek yang merugikan pada organisme hidup
ER-10
7
8. Toksikologi Regulatif
Menentukan apakah suatu obat mempunyai
resiko yang rendah untuk dipakai sebagai tujuan
terapi
Toksikologi Forensik
Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat
penggunaan bahan kimia berbahaya dan
membantu menegakkan diagnosa pada
pemeriksaan postmortem
ER-10
8
9. Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik
Mempelajari gangguan yang disebabkan
Mempelajari gangguan yang disebabkan
substansi toksik, merawat penderita yang
substansi toksik, merawat penderita yang
keracunan dan menemukan cara baru dalam
keracunan dan menemukan cara baru dalam
penanggulangannya
penanggulangannya
Toksikologi Kerja
Toksikologi Kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja
Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja
yang membahayakan pekerja dalam proses
yang membahayakan pekerja dalam proses
pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun
pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun
penggunaannya
penggunaannya
ER-10
9
10. Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi
merugikan sebagai polutan lingkungan
merugikan sebagai polutan lingkungan
Ekotoksikologi
Ekotoksikologi
Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap
Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap
populasi masyarakat
populasi masyarakat
ER-10
10
11. Toksikologi Ekperimental :
Pemakaian obat secara kronik (anti
hipertensi, obat TBC, kontrasepsi),
harus disertai data karsinogenik dan
teratogenik dari obat tersebut
Pemakaian obat dalam waktu pendek
(obat cacing), harus memenuhi sarat
toksisitas akut
ER-10
11
12. Klasifikasi Keracunan
1. menurut cara terjadinya keracunan
Self Poisoning
Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide
Usaha bunuh diri
Accidental Poisoning
Tidak disengaja
Homicidal Poisoning
Akibat pembunuhan
2. menurut mula terjadinya keracunan
Keracunan Akut
Keracunan Kronis
ER-10
12
13. 3. menurut organ terkena keracunan
Neurotoksik
Kardiotoksik
Nefrotoksik
Hepatotoksik
4. menurut jenis bahan kimia
Gol. Alkohol
Gol. Fenol
ER-10
Gol. Logam berat
13
14. Accidental Poisoning :
Anak-anak balita
kebiasaan memasukan benda ke dalam
mulut (termasuk obat-obat yang menarik
warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis
gula, warna-warni tablet dan sirup, serta
aromanya),minyak tanah dll.
ER-10
14
15. Pada anak muda
biasanya golongan opiat yang
disalahgunakan (untuk mencari
kesenangan)
Pada orang dewasa
golongan barbiturat, gol. Hipnotik &
sedatif lain dan Obat nyamuk cair
merupakan pilihan utama bagi orang
yang mengalami depresi berat untuk
bunuh diri
ER-10
15
16. Self Poisoning
Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam
penggunaan
Misal: keracunan pestisida atau insektisida
Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya
dihasilkan oleh mikroba)
Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh
kuman stafilokokus
Toksin botulinum yang yang terdapat
dalam makanan kaleng yang sudah
rusak karena pengawetan tidak
sempurna
ER-10
16
17. Keracunan yang disebabkan oleh
makanan sehari-hari yang mengandung
racun
Misal :
Sianida dalam singkong
Muskarin pada jamur
As.Jengkolat pada jengkol
penyumbatan tubuli ginjal
hematuria
dan anuria.
Keracunan Borax dan Formalin
pengawetan makanan seperti bakso, ikan
tahu dsb.
ER-10
17
18. Tanda-tanda keracunan
Tanda / gejala sangat tergantung kepada jenis
dan kekuatan kerja racun (potensi) serta
tempat kerja (organ sasaran) dari zat racun
tersebut.
Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala
spesifik,
Mis. Koma : dapat ditimbulkan oleh keracunan
hipnotik, stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi
dsb.
ER-10
18
19. Namun ada beberapa bahan kimia yang
memberikan tanda/gejala khusus bila terjadi
keracunan
Mis. :
Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan
tonus dan reflek otot menurun
Gol. Antikolinergik : menimbulkan gejala
midriasis, takikardia, retensi urin,halusinasi
kulit merah dan panas
ER-10
LIHAT TABEL 52-1 FT U I HAL 833
19
20. Yang perlu diperhatikan pada
permulaan keracunan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ER-10
Kesadaran
Respirasi
Tekanan darah
Kejang
Pupil mata
Jantung
Bising usus
Dll
20
21. 1. Kesadaran
Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting
tentang beratnya keracunan. Makin dalam
koma ,makin berat keracunan dan persentase
kematian juga akan bertambah
Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I
: Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara.
Tingkat II
: Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal
Tingkat III
: Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks
Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali
ER-10
21
22. 2. Respirasi.
Salah satu penyebab kematian pada keracunan
adalah terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus
seperti pada keracunan organo pospat
Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada
keracunan obat-obat ssp.
3.Tekanan darah
Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada
keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu
berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok
berat umumnya berhubungan dengan kerusakan
pusat vasomotor dan prognosa yang jelek.
ER-10
22
23. 4. Kejang.
Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp
(mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan
saraf otot (insektisida organo pospat)
5.Pupil dan refleks ekstramitas
6. Bising usus
Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat
kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya
bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif.
dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan.
7. Lain-lain
Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam
basa,air, tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin
,muntah dan diare dll.
ER-10
23
24. Terapi intoksikasi
Secara umum penanggulangan keracunan
dengan cara :
A. Terapi simtomatis,.
B. Mencegah absorbsi selanjutnya dari
racun
C. Mempercepat pengeluaran racun dari
tubuh.
ER-10
24
25. A. Terapi simptomatik
Hilangkan gejala-gejala keracunan
Pertahankan fungsi vital
Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui
jenis racunnya
Mempercepat ekskresi obat.
Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering
menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik).
Tindakan pertama :
Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien
dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan
dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan
respirator mekanik
ER-10
25
26. B. Pencegahan absorbsi racun
1. Keracunan melalui kulit :
lakukan pencucian dengan sabun dan
air (jangan gunakan pelarut organik)
2. Keracunan melalui inhalasi :
segera pindahkan pasien ke tempat
yang segar dan udaranya bersih
ER-10
26
27. 3. Keracunan peroral :
Menimbulkan muntah (korek dinding farings
belakang dengan spatel, atau memberikan
apomorfin 5-8 mg secara s.c.)
Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter
besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)
Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik
usus shg penyerapan lebih lama)
Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap
obat/racun)
ER-10
27
29. Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam
dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat pada
daerah yang terkena racun.
Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ
vital seperti susunan syaraf pusat, jantung, paruparu, ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh
sistem tubuh seperti : narkotik yang menyerang
ssp, as.oksalat menyerang kerja jantung, CO dan
sianida menyerang sistem pernafasan, merkuri
menyerang ginjal.
ER-10
29
30. Sampel untuk mengetahui peristiwa keracunan
adalah sisa racun, sisa makanan jika racun
bercampur bahan makanan, bekas muntahan,
urine dan feses.
Sampel dari korban adalah darah dan jaringan
tubuh (terutama jika korban telah meninggal)
seperti lambung dan isi lambung, hati dan organ
lain yang diperlukan.
ER-10
30