際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TRADISI MASYARAKAT ACEH DAN KEBIJAKAN NAPZA  NASIONAL DR. IR. AGUSSABTI, M.Si UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PENDAHULUAN Sehubungan dengan Pertemuan Nasional Harm Reduction (PNHR) ke II-di Makasar 15-18 Juni 2008, saya diminta membawa makalahTradisi Masyarakat Aceh dan Kebijakan Napza Nasional  Fokus makalah ini mencoba mengkaitkan antara tradisi masyarakat Aceh dalam memanfaat potensi dan permasalahan  tanaman ganja  di Aceh dengan kebijakan NAPZA nasional.
MEMAHAMI KONDISI  ACEH Provinsi NAD merupakan salah satu wilayah Indonesia yang kaya akan sumberdaya alamnya (potensi fisik), namun miskin SDM dan infrasruktur masyarakat (publik) Menurut data BPS, penduduk miskin di Aceh mencapai 49%. World Bank:28,5% (hasil olahan data susenas). Secara nasional Aceh memiliki peringkat pendapatan per kapita ke-4 tertinggi, namun peringkat HPI berada diurutan KE-15 Idealnya bahwa capaian pembangunan ekonomi selalu dapat   ditransformasikan dlm peningkatan pembangunan manusia . Konflik dan tsunami: di satu pihak menambah keterperukan ekonomi, namun di pihak lain kontak dg luar semakin intens Kondisi ini mengundang berbagai penyimpangan perilaku sosial yang dapat menambah  runyam nya permasalahan di Aceh, seperti pemakian Narkoba, masalah ganja, HIV/AIDS  Ganja juga dikenal sebagai Cimeng, Kanabis, Marijuana, gelek, dg efek dpt membuat pemakainya teler/fly.
TANAMAN GANJA DAN  LINGKAR TRADISI MASYARAKAT ACEH Sebelum tanaman ganja disalahgunakan/dilarang, banyak masyarakat Aceh menanam pohon ganja di lahan perkebunannya, dan memandang ganja sebagai tanaman  multi-guna namun bukan sebagai tanaman utama.  Ada beberapa cara masyarakat Aceh memanfaatkan ganja untuk tujuan positif dalam  kehidupan sehari-hari, yaitu: Pengendalian hama dan penyakit secara biologis pada tanaman utama, seperti: pada tanaman tembakau, cabe atau tanaman budidaya lainnya  Dulunya, sebagian masyarakat Aceh juga menggunakan biji ganja ( kaskas ) sebagai bumbu masak untuk jenis masakan tradisional tertentu, seperti: kuah belageng, kari kambing, atau keumamah.
KARAKTERISTIK PENANAM GANJA DI ACEH Sebelum penyalahgunaan/pelarangan penanaman ganja: umumnya  petani; seperti: petani tembakau, petani cabe, atau usahatani lainnya dan jarang dibudidayakan secara khusus sebagai tanaman utama (komersil). Setelah penyalahgunaan/pelarangan penanaman ganja: sebagian  oknum masyarakat pedalaman golongan ekonomi menengah ke bawah  yang mempunyai hubungan dg agen ganja luar (orang kota), dan dibudiyakan sebagai tanaman utama untuk kepentingan nilai ekonomi komersial. Jadi sekarang penanaman ganja di Aceh ada hubungannya dg kebodohan dan kemiskinan dengan tawaran ekonomi bernilai tinggi dan resiko tinggi dan selalu dikaitkan dg peredarannya, maka fokus pembahasan pada tradisi masyarakat Aceh berkaitan dg ganja. Pengalaman: Ketika krisis ekonomi, harga nilam mencapaiRp 1.300.000/kg; penanam ganja di Aceh beralih ke nilam dan penanam ganja berkurang drastis (hasil survey 1997)
TANAMAN GANJA ( Cannabis sativa L  ) DALAM KAJIAN ILMIAH  Positifnya: Batang Ganja: kertas yang dihasilkan dari tanaman ganja mempunyai kualitas yang lebih bagus daripada yang dihasilkan dari kayu (kertas 1 ha tanaman ganja sama dengan 4,1 ha kayu=mencegah kerusakan lingkungan). (ganja, sellulose 85% dan rendah lignin 5%: Kayu, sellulose 50% dan tinggi lignin 34%) Serat sbg bahan texiles dg kualitas baik;  dengan kelebihan: *Durable fiber for longer, *More confortable wear, dan *Colorfastness.  Contoh; Calvin Klein Garmen. P akaian yang dihasilkan dari  tanaman ganja dapat menyerap 95% radiasi sinar ultra violet.  1 ha tanaman ganja dapat menghasilkan 1000 galon methanol (mobil Henry Ford, pertama dijalankan dengan minyak ganja) Negatifnya: Marijuana dengan kandungan THC yang tinggi    15-20 % terlarang   farmasi. Hemp hanya mengandung 0.3% cannabiod dimanfaatkan untuk produk-industri dan non farmasi.
Biji ganja Positifnya: Suplemen Nutrisi (mengandung banyak omega 3 EFA, umumnya untuk mengoreksi secara cepat defisiensi Omega 3 dalam tubuh);  Produk Rumah Tangga  ( Cat, solvents, Fernix, Cleaner  polymers plastics dan untuk ink-cleaner ); dan  Bungkil (Bahan makan ternak dan Tepung protein) Negatifnya: Marijuana dengan kandungan THC yang tinggi    15-20 % terlarang   farmasi. Hemp hanya mengandung 0.3% cannabiod dimanfaatkan untuk produk-industri dan non farmasi.
Daun Ganja: Positifnya: untuk industri Farmasi: -Antikanker. -Anti Glaukoma. -Vaccin; cegah narkoba. -Appetite dan obesitas. Vaksin TA-CD-CB2(vaksin anti Cocain and THC); cara kerja seperti vaksin biasa. Hasil Uji Coba: Separuh dari pecandu terbebas dalam waktu 6 bulan setelah menerima Imunisasi   Negatifnya: Mengandung  THC  tinggi  yang dapat disalah-gunakan sehingga berbahaya bagi generasi muda
RESIKO AKIBAT PENYALAH GUNAAN GANJA   Mengandung  THC  tinggi (15-20%)  yang dapat disalah-gunakan  sebagai baku  Marijuana   sehingga berbahaya bagi generasi muda Menurut data dari Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa Provinsi NAD jumlah pasien jiwa akibat penyalahgunaan pemanfaatan tanaman ganja Komersialisasi tanaman ganja secara illegal dan tanpa didukung oleh perudang-undangan dan penegakannya secara ketat akan berdampak negatif kepada generasi muda secara berkelanjutan 144 160 90 65 Rawat Inab   444 338 547 544 Rawat Jalan   Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003 Kondisi Pasien
Kebijakan Napza Nasional  Peningkatan sumberdaya manusia: (untuk P4GN, di-perlukan upaya peningkatan pendidikan/pembinaan )  Pencegahan: (P4GN harus dilakukan scr konprehensif dan multidemensional dg melibatkan berbagai pihak) Sosialisi: (masalah NAPZA/Narkoba mrp maslaah bersama, bukan hanya urusan pemerintah) Koordinasi: (melakukan upaya secara terpadu dg semua instansi, baik GO maupun NGO) Kerja sana international: (peningkatan kerjasama regianal dan internasional secara intensif melalui MoU baik bilateral/multilateral
Peranserta masyarakat: (upaya pencegahan berbasis masyarakat, melalui jalur pendidikan formal dan non-formal) Penegakan hukum: (harus dilakukan secara tegas, konsisten) Pelayanan  terapi dan rehabilitasi: (perlu dibentuk suatu balai penelitian terpadu) Komunikasi, Informasi, dan edukasi: (semua media dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat secara luas Pengawasan dan pengendalian: (perlu diperketat untuk mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan ke pasar gelap
GANJA DALAM TRADISI MASYARAKAT ACEH  DIHUBUNGKAN  DENGA N KEBIJAKAN NAPZA NASIONAL Lingkaran kemiskinan ada hub.nya dg lingkaran kemewahan.  Dalam masyarakat Aceh, indikator kesejahteraan sering terungkap dalam bahasa filosofis  harkat, ibadat, meusapat . Maknanya, seseorang dapat dikatakan sejahtera, apabila mata pencahariannya  harkat  terjamin,  ibadat nya bisa dilakukan tanpa diskriminasi, dan secara sosial dia dihargai  meusapat .   Apabila dikaitkan antara tradisi masyarakat dengan kebijakan nasional (Harm Reduction), maka  upaya mengurangi resiko  penyalahgunaan tanaman ganja di Aceh, ada beberapa  alternative development  yang dapat dipertimbangkan:   M embangun pendidikan masyarakat secara luas   Mempertimbangkan  pendirian Pusat Kajian Tanaman Ganja di Unsyiah  (untuk eksplorasi aspek positif tanaman ganja)
mengembangkan tanaman pertanian unggulan (agribisnis) yang disertai dengan industri pengolahannya (agroindustri) . Kasus:  ketika harga tanaman nilam Menggeser prioritas pembangunan pada pembangunan manusianya ( centered-people development ) sehingga rakyat Aceh terbebas dari kebodohan: buta huruf dan buta informasi, serta meningkatnya taraf kesehatan keluarga dan akses terhadap fasilitas kesehatan. A pabila   didukung oleh hukum Indonesia dan Qanun di Aceh bahwa untuk kepentingan penelitian ilmiah dan kepentingan industri, pengembangan tanaman ganja disetujui dengan skala tertentu dan pengawasan yang ketat ; maka dapat juga dipertimbangkan p engembangan tanaman ganja pada suatu hamparan luas secara legal yang dikontrol ketat oleh pihak berwenang bekerjasama masyarakat lokal untuk mendukung pengembangan industri berbasis tanaman ganja  (Aceh memiliki pulau). Perlu dipertimbangkan hukum permintaan ekonomi
PENUTUP Kajian para ahli pembangunan dunia ketiga mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi di sebuah negara dunia k etiga umumnya dipicu oleh adanya ketimpangan antara sumberdaya alam yang melimpah di satu pihak dan minimnya sumberdaya manusia di pihak lain. Ketimpangan inilah yang melahirkan ketidak-adilan, ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial yang mendorong lahirnya pergolakan sosial yang akhirnya menghancurkan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.  Tanaman ganja analog dengan berbagai isu negatif sehingga lupa mengkaji aspek positifnya. Karena itu, pembangunan Aceh dihubungkan dengan  Harm Reduction  dalam  mendukung kebijakan nasional  dapat ditempuh melalui :  ( 1 ) pengembangan agribisnis yang seimbang dengan pengem - bangan agroindustri untuk komoditas unggulan di sektor pertanian dalam arti luas ; (2)  peng uatan lembaga lokal (agama dan adat) dan pendidikan masyarakat; (3) kesiapan perangkat dan penegakan hukum; dan (4)  apabila tatanan siap, tanaman  ganja itu sendiri  dpt dikembangkan  secara legal guna mendukung industrialisasi dan pembangunan .

More Related Content

TRADISI MASYARAKAT ACEH DAN KEBIJAKAN NAPZA NASIONAL

  • 1. TRADISI MASYARAKAT ACEH DAN KEBIJAKAN NAPZA NASIONAL DR. IR. AGUSSABTI, M.Si UNIVERSITAS SYIAH KUALA
  • 2. PENDAHULUAN Sehubungan dengan Pertemuan Nasional Harm Reduction (PNHR) ke II-di Makasar 15-18 Juni 2008, saya diminta membawa makalahTradisi Masyarakat Aceh dan Kebijakan Napza Nasional Fokus makalah ini mencoba mengkaitkan antara tradisi masyarakat Aceh dalam memanfaat potensi dan permasalahan tanaman ganja di Aceh dengan kebijakan NAPZA nasional.
  • 3. MEMAHAMI KONDISI ACEH Provinsi NAD merupakan salah satu wilayah Indonesia yang kaya akan sumberdaya alamnya (potensi fisik), namun miskin SDM dan infrasruktur masyarakat (publik) Menurut data BPS, penduduk miskin di Aceh mencapai 49%. World Bank:28,5% (hasil olahan data susenas). Secara nasional Aceh memiliki peringkat pendapatan per kapita ke-4 tertinggi, namun peringkat HPI berada diurutan KE-15 Idealnya bahwa capaian pembangunan ekonomi selalu dapat ditransformasikan dlm peningkatan pembangunan manusia . Konflik dan tsunami: di satu pihak menambah keterperukan ekonomi, namun di pihak lain kontak dg luar semakin intens Kondisi ini mengundang berbagai penyimpangan perilaku sosial yang dapat menambah runyam nya permasalahan di Aceh, seperti pemakian Narkoba, masalah ganja, HIV/AIDS Ganja juga dikenal sebagai Cimeng, Kanabis, Marijuana, gelek, dg efek dpt membuat pemakainya teler/fly.
  • 4. TANAMAN GANJA DAN LINGKAR TRADISI MASYARAKAT ACEH Sebelum tanaman ganja disalahgunakan/dilarang, banyak masyarakat Aceh menanam pohon ganja di lahan perkebunannya, dan memandang ganja sebagai tanaman multi-guna namun bukan sebagai tanaman utama. Ada beberapa cara masyarakat Aceh memanfaatkan ganja untuk tujuan positif dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Pengendalian hama dan penyakit secara biologis pada tanaman utama, seperti: pada tanaman tembakau, cabe atau tanaman budidaya lainnya Dulunya, sebagian masyarakat Aceh juga menggunakan biji ganja ( kaskas ) sebagai bumbu masak untuk jenis masakan tradisional tertentu, seperti: kuah belageng, kari kambing, atau keumamah.
  • 5. KARAKTERISTIK PENANAM GANJA DI ACEH Sebelum penyalahgunaan/pelarangan penanaman ganja: umumnya petani; seperti: petani tembakau, petani cabe, atau usahatani lainnya dan jarang dibudidayakan secara khusus sebagai tanaman utama (komersil). Setelah penyalahgunaan/pelarangan penanaman ganja: sebagian oknum masyarakat pedalaman golongan ekonomi menengah ke bawah yang mempunyai hubungan dg agen ganja luar (orang kota), dan dibudiyakan sebagai tanaman utama untuk kepentingan nilai ekonomi komersial. Jadi sekarang penanaman ganja di Aceh ada hubungannya dg kebodohan dan kemiskinan dengan tawaran ekonomi bernilai tinggi dan resiko tinggi dan selalu dikaitkan dg peredarannya, maka fokus pembahasan pada tradisi masyarakat Aceh berkaitan dg ganja. Pengalaman: Ketika krisis ekonomi, harga nilam mencapaiRp 1.300.000/kg; penanam ganja di Aceh beralih ke nilam dan penanam ganja berkurang drastis (hasil survey 1997)
  • 6. TANAMAN GANJA ( Cannabis sativa L ) DALAM KAJIAN ILMIAH Positifnya: Batang Ganja: kertas yang dihasilkan dari tanaman ganja mempunyai kualitas yang lebih bagus daripada yang dihasilkan dari kayu (kertas 1 ha tanaman ganja sama dengan 4,1 ha kayu=mencegah kerusakan lingkungan). (ganja, sellulose 85% dan rendah lignin 5%: Kayu, sellulose 50% dan tinggi lignin 34%) Serat sbg bahan texiles dg kualitas baik; dengan kelebihan: *Durable fiber for longer, *More confortable wear, dan *Colorfastness. Contoh; Calvin Klein Garmen. P akaian yang dihasilkan dari tanaman ganja dapat menyerap 95% radiasi sinar ultra violet. 1 ha tanaman ganja dapat menghasilkan 1000 galon methanol (mobil Henry Ford, pertama dijalankan dengan minyak ganja) Negatifnya: Marijuana dengan kandungan THC yang tinggi 15-20 % terlarang farmasi. Hemp hanya mengandung 0.3% cannabiod dimanfaatkan untuk produk-industri dan non farmasi.
  • 7. Biji ganja Positifnya: Suplemen Nutrisi (mengandung banyak omega 3 EFA, umumnya untuk mengoreksi secara cepat defisiensi Omega 3 dalam tubuh); Produk Rumah Tangga ( Cat, solvents, Fernix, Cleaner polymers plastics dan untuk ink-cleaner ); dan Bungkil (Bahan makan ternak dan Tepung protein) Negatifnya: Marijuana dengan kandungan THC yang tinggi 15-20 % terlarang farmasi. Hemp hanya mengandung 0.3% cannabiod dimanfaatkan untuk produk-industri dan non farmasi.
  • 8. Daun Ganja: Positifnya: untuk industri Farmasi: -Antikanker. -Anti Glaukoma. -Vaccin; cegah narkoba. -Appetite dan obesitas. Vaksin TA-CD-CB2(vaksin anti Cocain and THC); cara kerja seperti vaksin biasa. Hasil Uji Coba: Separuh dari pecandu terbebas dalam waktu 6 bulan setelah menerima Imunisasi Negatifnya: Mengandung THC tinggi yang dapat disalah-gunakan sehingga berbahaya bagi generasi muda
  • 9. RESIKO AKIBAT PENYALAH GUNAAN GANJA Mengandung THC tinggi (15-20%) yang dapat disalah-gunakan sebagai baku Marijuana sehingga berbahaya bagi generasi muda Menurut data dari Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa Provinsi NAD jumlah pasien jiwa akibat penyalahgunaan pemanfaatan tanaman ganja Komersialisasi tanaman ganja secara illegal dan tanpa didukung oleh perudang-undangan dan penegakannya secara ketat akan berdampak negatif kepada generasi muda secara berkelanjutan 144 160 90 65 Rawat Inab 444 338 547 544 Rawat Jalan Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003 Kondisi Pasien
  • 10. Kebijakan Napza Nasional Peningkatan sumberdaya manusia: (untuk P4GN, di-perlukan upaya peningkatan pendidikan/pembinaan ) Pencegahan: (P4GN harus dilakukan scr konprehensif dan multidemensional dg melibatkan berbagai pihak) Sosialisi: (masalah NAPZA/Narkoba mrp maslaah bersama, bukan hanya urusan pemerintah) Koordinasi: (melakukan upaya secara terpadu dg semua instansi, baik GO maupun NGO) Kerja sana international: (peningkatan kerjasama regianal dan internasional secara intensif melalui MoU baik bilateral/multilateral
  • 11. Peranserta masyarakat: (upaya pencegahan berbasis masyarakat, melalui jalur pendidikan formal dan non-formal) Penegakan hukum: (harus dilakukan secara tegas, konsisten) Pelayanan terapi dan rehabilitasi: (perlu dibentuk suatu balai penelitian terpadu) Komunikasi, Informasi, dan edukasi: (semua media dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat secara luas Pengawasan dan pengendalian: (perlu diperketat untuk mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan ke pasar gelap
  • 12. GANJA DALAM TRADISI MASYARAKAT ACEH DIHUBUNGKAN DENGA N KEBIJAKAN NAPZA NASIONAL Lingkaran kemiskinan ada hub.nya dg lingkaran kemewahan. Dalam masyarakat Aceh, indikator kesejahteraan sering terungkap dalam bahasa filosofis harkat, ibadat, meusapat . Maknanya, seseorang dapat dikatakan sejahtera, apabila mata pencahariannya harkat terjamin, ibadat nya bisa dilakukan tanpa diskriminasi, dan secara sosial dia dihargai meusapat . Apabila dikaitkan antara tradisi masyarakat dengan kebijakan nasional (Harm Reduction), maka upaya mengurangi resiko penyalahgunaan tanaman ganja di Aceh, ada beberapa alternative development yang dapat dipertimbangkan: M embangun pendidikan masyarakat secara luas Mempertimbangkan pendirian Pusat Kajian Tanaman Ganja di Unsyiah (untuk eksplorasi aspek positif tanaman ganja)
  • 13. mengembangkan tanaman pertanian unggulan (agribisnis) yang disertai dengan industri pengolahannya (agroindustri) . Kasus: ketika harga tanaman nilam Menggeser prioritas pembangunan pada pembangunan manusianya ( centered-people development ) sehingga rakyat Aceh terbebas dari kebodohan: buta huruf dan buta informasi, serta meningkatnya taraf kesehatan keluarga dan akses terhadap fasilitas kesehatan. A pabila didukung oleh hukum Indonesia dan Qanun di Aceh bahwa untuk kepentingan penelitian ilmiah dan kepentingan industri, pengembangan tanaman ganja disetujui dengan skala tertentu dan pengawasan yang ketat ; maka dapat juga dipertimbangkan p engembangan tanaman ganja pada suatu hamparan luas secara legal yang dikontrol ketat oleh pihak berwenang bekerjasama masyarakat lokal untuk mendukung pengembangan industri berbasis tanaman ganja (Aceh memiliki pulau). Perlu dipertimbangkan hukum permintaan ekonomi
  • 14. PENUTUP Kajian para ahli pembangunan dunia ketiga mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi di sebuah negara dunia k etiga umumnya dipicu oleh adanya ketimpangan antara sumberdaya alam yang melimpah di satu pihak dan minimnya sumberdaya manusia di pihak lain. Ketimpangan inilah yang melahirkan ketidak-adilan, ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial yang mendorong lahirnya pergolakan sosial yang akhirnya menghancurkan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Tanaman ganja analog dengan berbagai isu negatif sehingga lupa mengkaji aspek positifnya. Karena itu, pembangunan Aceh dihubungkan dengan Harm Reduction dalam mendukung kebijakan nasional dapat ditempuh melalui : ( 1 ) pengembangan agribisnis yang seimbang dengan pengem - bangan agroindustri untuk komoditas unggulan di sektor pertanian dalam arti luas ; (2) peng uatan lembaga lokal (agama dan adat) dan pendidikan masyarakat; (3) kesiapan perangkat dan penegakan hukum; dan (4) apabila tatanan siap, tanaman ganja itu sendiri dpt dikembangkan secara legal guna mendukung industrialisasi dan pembangunan .