際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Training Needs Analysis
TNA

Ramles T. Simanjuntak, S.Kom
1
ANALISIS KEBUTUHAN
Suatu proses pengumpulan dan analisis
data dalam rangka mengidentifikasi
bidang-bidang, faktor-faktor apa saja
yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki
(individu  organisasi)

2
THE NEEDS ASSESSMENT PROCESS

 Peraturan
Lemahnya
keahlian dasar
Kinerja yang buruk
Teknologi baru
Permintaan
pelanggan
Produk baru
Standar kinerja yg
tinggi
Pekerjaan baru
Dukungan untuk
strategi bisnis

Apakah konteksnya?

Organizational
analysis
opreasional
analysis
Person
analysis

Apa kebutuhan pelatihan mereka?

Sebab-sebab atau
titik penekanan

Hasil
Apa yang harus
dipelajari
Siapa yang mendapat
pelatihan
Tipe pelatihan
Frekwensi pelatihan
Keputusan beli atau buat
pelatihan
Pelatihan atau opsi
lainnya

Who needs training?

3
Prinsip 5 W 1 H
Who

:

Siapa orang yang akan

diberikan pelatihan

Why
When

:

Kenapa pelatihan diperlukan

:

Waktunya pelatihan

Where:
What :
How :

Dimana pelatihannya diberikan
Jenis pelatihan diberikan
Bagaimana cara memberikan pelatihannya

4
DASAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN

Menghilangkan atau mengurangi
gap (kesenjangan) antara
kenyataan saat ini dengan
standar yang diharapkan

5
CAKUPAN DATA ANALISIS

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alasan penyelenggaraan
Peserta (penyesuaian metode)
Pekerjaan (pada institusi)
Materi (Isi Materi)
Dukungan (Manajer)
Biaya (menghitung Return Of
Investment/ROI)

6
SUMBER PENETAPAN METODE PELATIHAN

1. Riset/survey (critical incidents
research, working climate survey,
costumer
sevice
survey,
red
institusi)
2. Evaluasi-penilaian
3. Perencanaan
4. Perubahan
prosedur
dan
perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi
5. Perencanaan
pengembangan
diri/sumberdaya

7
Tujuan Analisis Kebutuhan
1. Memastikan  pelatihan merupakan solusi
atas suatu masalah
2. Memastikan
bahwa
peserta
pelatihan

individu yang tepat
3. Memastikan
bahwa
pengetahuan
dan
ketrampilan yang diajarkan sesuai dengan
tuntutan solusi atas suatu masalah
4. Mengidentifikasi jenis dan metode
yuang
sesuai
5. Memastikan alasan penyelenggaraan adalah
kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan
sikap-sikap kerja
6. Memastikan
keuntungan
dan
kerugian
penyelenggaraan pelatihan
8
Format Pelatihan
1. Ruang kelas - Classroom setting
2. Belajar mandiri (self study or
self journey)
3. Belajar
dari
pengalaman
(Experiential learning or learning
by doing)

9
Fokus Materi Pelatihan
Harus selalu diarahkan dan didasarkan
pada kebutuhan peserta (analisis
kebutuhan/Needs Analysis) dalam
situasi riil/nyata.
Kebutuhan
dimaksud
dapat
menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Kehidupan seseorang,
2. Keluarga,
3. Masyarakat,
4. Pekerjaan-bisnis
10
PRINSIP TRAINING
Segala hal yang harus diperhatikan,
ditegakkan dan dijalankan dalam aktifitas
training.
Prinsip training dikembangkan berdasarkan
kategori peserta (anak-anak, remaja,
dewasa, lansia) menyangkut kesiapan
psikologis untuk terlibat dalam program
training dan sekaligus model
pembelajarannya.
11
Benjamin Bloom.



1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

Ranah Kognitif (intelektual) meliputi;
1.
Pengetahuan,
2.
Pemahaman,
3.
Penerapan,
4.
Analisis,
5.
Sintesis,
6. Evaluasi
Ranah Afektif (Sikap) meliputi;
Penerimaan
Partisipasi,
Penilaian,
Organisasi,
Internalisasi
Ranah Psikomotoris (Tindakan) meliputi;
Persepsi,
Kesiapan

12
Perubahan Perilaku
Ranah (kognitif, afektif, psikomotoris)
sebagaimana dikemukakan B. Bloom dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk
mengarahkan pada terjadinya perubahan
perilaku sesuai yang diharapkan/dirumuskan
dalam tujuan penyelenggaraan training.

13
PERBEDAAN KARAKTER
ASPEK

ANAK & REMAJA

DEWASA & LANJUT USIA

KONSEP DIRI

Tergantung orang lain,
belum matang

Mandiri, memiliki prinsip,
matang

PENGALAMA
N

Terbatas, dan masih
sedikit

Bermacam-macam dan
banyak

PERSPEKTIF
WAKTU

Belajar =
mempersiapkan masa
depan

Belajar =
memecahkan masalah

KESIAPAN

Belum siap

Sudah siap

KONDISI FISIK

Sedang berkembang

Mulai menurun

14
Perbedaan Karakter

(Model Pendidikan Pedagogi  Andragogi)
ASPEK

PAEDAGOGI

ANDRAGOGI

KONSEP DIRI

Tergantung orang
lain, belum matang

Mandiri, memiliki prinsip,
matang

PENGALAMAN

Terbatas, dan masih
sedikit (kurang sekali)

Kaya pengalaman sbg
sumber belajar

PERSPEKTIF
WAKTU

Aplikasi kemudian

Aplikasi secepatnya

KESIAPAN
BELAJAR

Perkembangan
biologis & tekanan
sosial

Tugas perkembangan
dari peranan sosial

ORIENTASI THD
BELAJAR

Berpusat pada
pelajaran

Berpusat pada masalah

15
PENDEKATAN RANCANGAN dan
PROSES BELAJAR
ASPEK

PAEDAGOGI

ANDRAGOGI

IKLIM

Orientasi pd otoritas,
persaingan

Kerjasama, saling
menghormati

DIAG. KEBUTUHAN

Oleh guru/instruktur

Sendiri

PERENCANAAN
PERUMUSAN
TUJUAN

Oleh guru/instruktur

Perencanaan bersama

Oleh guru/instruktur

Dilakukan bersama

RANCANGAN

Pelajaran bersifat logik

Kesiapan belajar yang
konsekuen

KEGIATAN
EVALUASI

Teknik Penyampaian

Mencari sendiri

Oleh guru/instruktur

Mendiagnosa kembali
kebutuhan secara
berencana
16
KLASIFIKASI HASIL BELAJAR
Howard
Kingsley

Robert M.
Gagne

Benjamin
Bloom

Ketrampilan &
kebiasaan

Informasi Verbal

Ranah Kognitif

Pengetahuan
dan pengertian

Ketrmpilan
intelektual

Ranah Afektif

Sikap dan citacita

Strategi kognitif

Ranah
Psikomotoris

Sikap
Ketrampilan
Motoris
17
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Pengakuan,
Perlakuan orang
dewasa

Materi Aplikatif

Tahu tujuan dan
proses

Metode Belajar

Ruang Kelas/lokasi
Kegiatan

Hubungan
Peserta - Pelatih

IKLIM
Hubungan
Peserta - Panitia

Akomodasi
Hubungan Antar Peserta

18
PROSES TRAINING
Membantu peserta agar:
1. Memiliki kesiapan dan kesediaan meninjau
pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan
ketramilan serta menumbuhkan usaha untuk
mengubah hal-hal yang tidak sesuai.
2. Mengenal kekuatan dan kelemahan yang
mendukung dan menghambat perubahan
serta kesediaan mengambil dan menetapkan
langkah ke depan.
3. Mampu
merumuskan
perubahan
yang
diinginkan
4. Mempraktekkan perubahan saat training
maupun dalam dunia nyata.
5. Mampu mnegintegrasikan berbagai hal yang
diperoleh dalam kerangka pengembangan diri.
19
BAGAIMANA MENJALANKAN
PROSES TRAINING
1. Perkenalkan pengetahuan, sikap, perilaku,
kecakapan, ketrampilan baru yang lebih
baik
2. Mempertahankan
dan
memperkuat
berbagai hal diatas yang dianggap masih
potensial
3. Meniadakan pengetahuan yang tidak
sesuai

20
LANGKAH PENCAPAIAN
1. Penyajian kegiatan dan penjelasan tentang
maksud dan tujuan serta cara melaksanakan
2. Pengerjaan dan pengolahan kegiatan dilakukan
secara pribadi
3. Pengerjaan dan pengolahan pembelajaran
diatur dalam kelompok kecil
4. Pengembangan hasil pegolahan kegiatan
secara pribadi dan kelompok dalam pleno
5. Penambahan
dan
perluasan
wawasan
dilakukan melalui pemberian pengetahuan oleh
trainer
6. Melakukan evaluasi atas kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
21
Pendekatan Training
1. Ekshortatif, pendekatan training dilakukan
dengan cara memberikan instruksi,
pengarahan dan ceramah.
2. Ilmiah, pendekatan training dengan
menyampaikan pada para peserta, konsep,
teori, hasil penelitian dalam berbagai bidang.
3. Pendekatan Praktis (terjun langsung),
pendekatan training dengan menempatkan
peserta pada pusat kejadian dan situasi yang
sebenanrnya atau melalui simulasi.
Catatan: kegiatan training akan efekttif bilamana porsi keterlibatan peserta 60%
dan 40% oleh trainer.
22
METODE TRAINING
Metode merupakan cara yang dipikirkan secara
masak dan dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah tertentu guna mencapai tujuan yang
hendak dicapai.
Metode training mrupakan cara yang ditempuh
dan
langkah-langkah
yang
diambil untuk
mencapai tujuan training yang didalamnya
memuat sesi-sesi (atau bagian) meliputi:
1. Bagian pertama/bagian awal
2. Bagian pengolahan/Isi
3. Bagian akhir
23
Bagian Awal
Bagian awal ini biasanya merupakan sesi
perkenalan, diharapkan dapat membantu
peserta training agar tidak merasa terasing.
Secara psikologis kondisi tersebut akan
mendorong seseorang untuk lebih terbuka
baik pada dirinya maupun orang lain.
Metode pemanasan, sebagai pengganti jika
seluruh peserta suah saing mengenal.
24
Bagian Tengah/Isi
Bagian ini merupakan metode pengolahan
kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi
materi yang disajikan.
Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4
(empat)
1. Informatif.
2. Partisipatif.
3. Partisipatif-eksperiensial.
4. Eksperiential.
25
1. METODE INFORMATIF
Tujuan:
Menyampaikan informasi, penjelasan,
data, fakta dan pemikiran.
Bentuk:
a.Pengajaran kuliah (lecture)
b.bacaan terarah (direct reading)
c.Diskusi panel (panel discussion).
26
2. METODE PARTISIPATIF
Tujuan:
Melibatkan peserta dalam pengolahan training
Bentuk:
1. Pernyataan (statement)
2. Curah pendapat (brainstorming)
3. Audiovisual (audio-visual)
4. Diskusi kelompok (group discussion)
5. Kelompok bincang-bincang (buzz group)
6. Forum (Forum)
7. Studi kasus (case study)
8. Peristwa (incident)
9. Peragaan (role play).
27
3. MET. PART-EKSPERIENTIAL
Tujuan:
Melibatkan peserta dengan mengikutsertakan
peserta dan memberi kemungkinan pada
peserta untuk mengalami apa yang diolah
dalam training
Bentuk:
1. Pertemuan (meeting)
2. Simulasi (Simulation exercise)
3. Demontrasi (Demontration).
28
3. METODE EKSPERIENTIAL
Tujuan:
Melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk
belajar sesuatu dari pengalamannya.
Bentuk:
1. Ungkapan kreatif (creative expression)
2. Penugasan (assigment installment)
3. Lokakarya (Workshop)
4. Kerja proyek (work project)
5. Tinggal di tempat (field placement)
6. Hidup di tempat (live in)
7. Permainan manajemen (management game)
8. Latihan kepekaan(laboratory/sensitivity training).
29
BAGIAN AKHIR
Merupakan metode penyimpulan kegiatan training
dan evaluasi
Kesimpulan Training:
Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training,
semua sesi dalam training dan telah diolah bersama
sedemikian rupa, kemungkinan-kemungkinan follow up
serta harapan-harapan peserta.
Evaluasi
Merupakan metode pengumpulan data dan bahan
yang akan dianalisis dan disimpulkan guna melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam training dan
pengaruhnya bagi peserta

30

More Related Content

Training needs-analysis1

  • 1. Training Needs Analysis TNA Ramles T. Simanjuntak, S.Kom 1
  • 2. ANALISIS KEBUTUHAN Suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang-bidang, faktor-faktor apa saja yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki (individu organisasi) 2
  • 3. THE NEEDS ASSESSMENT PROCESS Peraturan Lemahnya keahlian dasar Kinerja yang buruk Teknologi baru Permintaan pelanggan Produk baru Standar kinerja yg tinggi Pekerjaan baru Dukungan untuk strategi bisnis Apakah konteksnya? Organizational analysis opreasional analysis Person analysis Apa kebutuhan pelatihan mereka? Sebab-sebab atau titik penekanan Hasil Apa yang harus dipelajari Siapa yang mendapat pelatihan Tipe pelatihan Frekwensi pelatihan Keputusan beli atau buat pelatihan Pelatihan atau opsi lainnya Who needs training? 3
  • 4. Prinsip 5 W 1 H Who : Siapa orang yang akan diberikan pelatihan Why When : Kenapa pelatihan diperlukan : Waktunya pelatihan Where: What : How : Dimana pelatihannya diberikan Jenis pelatihan diberikan Bagaimana cara memberikan pelatihannya 4
  • 5. DASAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN Menghilangkan atau mengurangi gap (kesenjangan) antara kenyataan saat ini dengan standar yang diharapkan 5
  • 6. CAKUPAN DATA ANALISIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alasan penyelenggaraan Peserta (penyesuaian metode) Pekerjaan (pada institusi) Materi (Isi Materi) Dukungan (Manajer) Biaya (menghitung Return Of Investment/ROI) 6
  • 7. SUMBER PENETAPAN METODE PELATIHAN 1. Riset/survey (critical incidents research, working climate survey, costumer sevice survey, red institusi) 2. Evaluasi-penilaian 3. Perencanaan 4. Perubahan prosedur dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi 5. Perencanaan pengembangan diri/sumberdaya 7
  • 8. Tujuan Analisis Kebutuhan 1. Memastikan pelatihan merupakan solusi atas suatu masalah 2. Memastikan bahwa peserta pelatihan individu yang tepat 3. Memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan sesuai dengan tuntutan solusi atas suatu masalah 4. Mengidentifikasi jenis dan metode yuang sesuai 5. Memastikan alasan penyelenggaraan adalah kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja 6. Memastikan keuntungan dan kerugian penyelenggaraan pelatihan 8
  • 9. Format Pelatihan 1. Ruang kelas - Classroom setting 2. Belajar mandiri (self study or self journey) 3. Belajar dari pengalaman (Experiential learning or learning by doing) 9
  • 10. Fokus Materi Pelatihan Harus selalu diarahkan dan didasarkan pada kebutuhan peserta (analisis kebutuhan/Needs Analysis) dalam situasi riil/nyata. Kebutuhan dimaksud dapat menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1. Kehidupan seseorang, 2. Keluarga, 3. Masyarakat, 4. Pekerjaan-bisnis 10
  • 11. PRINSIP TRAINING Segala hal yang harus diperhatikan, ditegakkan dan dijalankan dalam aktifitas training. Prinsip training dikembangkan berdasarkan kategori peserta (anak-anak, remaja, dewasa, lansia) menyangkut kesiapan psikologis untuk terlibat dalam program training dan sekaligus model pembelajarannya. 11
  • 12. Benjamin Bloom. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. Ranah Kognitif (intelektual) meliputi; 1. Pengetahuan, 2. Pemahaman, 3. Penerapan, 4. Analisis, 5. Sintesis, 6. Evaluasi Ranah Afektif (Sikap) meliputi; Penerimaan Partisipasi, Penilaian, Organisasi, Internalisasi Ranah Psikomotoris (Tindakan) meliputi; Persepsi, Kesiapan 12
  • 13. Perubahan Perilaku Ranah (kognitif, afektif, psikomotoris) sebagaimana dikemukakan B. Bloom dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengarahkan pada terjadinya perubahan perilaku sesuai yang diharapkan/dirumuskan dalam tujuan penyelenggaraan training. 13
  • 14. PERBEDAAN KARAKTER ASPEK ANAK & REMAJA DEWASA & LANJUT USIA KONSEP DIRI Tergantung orang lain, belum matang Mandiri, memiliki prinsip, matang PENGALAMA N Terbatas, dan masih sedikit Bermacam-macam dan banyak PERSPEKTIF WAKTU Belajar = mempersiapkan masa depan Belajar = memecahkan masalah KESIAPAN Belum siap Sudah siap KONDISI FISIK Sedang berkembang Mulai menurun 14
  • 15. Perbedaan Karakter (Model Pendidikan Pedagogi Andragogi) ASPEK PAEDAGOGI ANDRAGOGI KONSEP DIRI Tergantung orang lain, belum matang Mandiri, memiliki prinsip, matang PENGALAMAN Terbatas, dan masih sedikit (kurang sekali) Kaya pengalaman sbg sumber belajar PERSPEKTIF WAKTU Aplikasi kemudian Aplikasi secepatnya KESIAPAN BELAJAR Perkembangan biologis & tekanan sosial Tugas perkembangan dari peranan sosial ORIENTASI THD BELAJAR Berpusat pada pelajaran Berpusat pada masalah 15
  • 16. PENDEKATAN RANCANGAN dan PROSES BELAJAR ASPEK PAEDAGOGI ANDRAGOGI IKLIM Orientasi pd otoritas, persaingan Kerjasama, saling menghormati DIAG. KEBUTUHAN Oleh guru/instruktur Sendiri PERENCANAAN PERUMUSAN TUJUAN Oleh guru/instruktur Perencanaan bersama Oleh guru/instruktur Dilakukan bersama RANCANGAN Pelajaran bersifat logik Kesiapan belajar yang konsekuen KEGIATAN EVALUASI Teknik Penyampaian Mencari sendiri Oleh guru/instruktur Mendiagnosa kembali kebutuhan secara berencana 16
  • 17. KLASIFIKASI HASIL BELAJAR Howard Kingsley Robert M. Gagne Benjamin Bloom Ketrampilan & kebiasaan Informasi Verbal Ranah Kognitif Pengetahuan dan pengertian Ketrmpilan intelektual Ranah Afektif Sikap dan citacita Strategi kognitif Ranah Psikomotoris Sikap Ketrampilan Motoris 17
  • 18. PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Pengakuan, Perlakuan orang dewasa Materi Aplikatif Tahu tujuan dan proses Metode Belajar Ruang Kelas/lokasi Kegiatan Hubungan Peserta - Pelatih IKLIM Hubungan Peserta - Panitia Akomodasi Hubungan Antar Peserta 18
  • 19. PROSES TRAINING Membantu peserta agar: 1. Memiliki kesiapan dan kesediaan meninjau pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan ketramilan serta menumbuhkan usaha untuk mengubah hal-hal yang tidak sesuai. 2. Mengenal kekuatan dan kelemahan yang mendukung dan menghambat perubahan serta kesediaan mengambil dan menetapkan langkah ke depan. 3. Mampu merumuskan perubahan yang diinginkan 4. Mempraktekkan perubahan saat training maupun dalam dunia nyata. 5. Mampu mnegintegrasikan berbagai hal yang diperoleh dalam kerangka pengembangan diri. 19
  • 20. BAGAIMANA MENJALANKAN PROSES TRAINING 1. Perkenalkan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, ketrampilan baru yang lebih baik 2. Mempertahankan dan memperkuat berbagai hal diatas yang dianggap masih potensial 3. Meniadakan pengetahuan yang tidak sesuai 20
  • 21. LANGKAH PENCAPAIAN 1. Penyajian kegiatan dan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta cara melaksanakan 2. Pengerjaan dan pengolahan kegiatan dilakukan secara pribadi 3. Pengerjaan dan pengolahan pembelajaran diatur dalam kelompok kecil 4. Pengembangan hasil pegolahan kegiatan secara pribadi dan kelompok dalam pleno 5. Penambahan dan perluasan wawasan dilakukan melalui pemberian pengetahuan oleh trainer 6. Melakukan evaluasi atas kegiatan yang sudah dilaksanakan. 21
  • 22. Pendekatan Training 1. Ekshortatif, pendekatan training dilakukan dengan cara memberikan instruksi, pengarahan dan ceramah. 2. Ilmiah, pendekatan training dengan menyampaikan pada para peserta, konsep, teori, hasil penelitian dalam berbagai bidang. 3. Pendekatan Praktis (terjun langsung), pendekatan training dengan menempatkan peserta pada pusat kejadian dan situasi yang sebenanrnya atau melalui simulasi. Catatan: kegiatan training akan efekttif bilamana porsi keterlibatan peserta 60% dan 40% oleh trainer. 22
  • 23. METODE TRAINING Metode merupakan cara yang dipikirkan secara masak dan dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Metode training mrupakan cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan training yang didalamnya memuat sesi-sesi (atau bagian) meliputi: 1. Bagian pertama/bagian awal 2. Bagian pengolahan/Isi 3. Bagian akhir 23
  • 24. Bagian Awal Bagian awal ini biasanya merupakan sesi perkenalan, diharapkan dapat membantu peserta training agar tidak merasa terasing. Secara psikologis kondisi tersebut akan mendorong seseorang untuk lebih terbuka baik pada dirinya maupun orang lain. Metode pemanasan, sebagai pengganti jika seluruh peserta suah saing mengenal. 24
  • 25. Bagian Tengah/Isi Bagian ini merupakan metode pengolahan kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi materi yang disajikan. Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4 (empat) 1. Informatif. 2. Partisipatif. 3. Partisipatif-eksperiensial. 4. Eksperiential. 25
  • 26. 1. METODE INFORMATIF Tujuan: Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta dan pemikiran. Bentuk: a.Pengajaran kuliah (lecture) b.bacaan terarah (direct reading) c.Diskusi panel (panel discussion). 26
  • 27. 2. METODE PARTISIPATIF Tujuan: Melibatkan peserta dalam pengolahan training Bentuk: 1. Pernyataan (statement) 2. Curah pendapat (brainstorming) 3. Audiovisual (audio-visual) 4. Diskusi kelompok (group discussion) 5. Kelompok bincang-bincang (buzz group) 6. Forum (Forum) 7. Studi kasus (case study) 8. Peristwa (incident) 9. Peragaan (role play). 27
  • 28. 3. MET. PART-EKSPERIENTIAL Tujuan: Melibatkan peserta dengan mengikutsertakan peserta dan memberi kemungkinan pada peserta untuk mengalami apa yang diolah dalam training Bentuk: 1. Pertemuan (meeting) 2. Simulasi (Simulation exercise) 3. Demontrasi (Demontration). 28
  • 29. 3. METODE EKSPERIENTIAL Tujuan: Melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk belajar sesuatu dari pengalamannya. Bentuk: 1. Ungkapan kreatif (creative expression) 2. Penugasan (assigment installment) 3. Lokakarya (Workshop) 4. Kerja proyek (work project) 5. Tinggal di tempat (field placement) 6. Hidup di tempat (live in) 7. Permainan manajemen (management game) 8. Latihan kepekaan(laboratory/sensitivity training). 29
  • 30. BAGIAN AKHIR Merupakan metode penyimpulan kegiatan training dan evaluasi Kesimpulan Training: Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training, semua sesi dalam training dan telah diolah bersama sedemikian rupa, kemungkinan-kemungkinan follow up serta harapan-harapan peserta. Evaluasi Merupakan metode pengumpulan data dan bahan yang akan dianalisis dan disimpulkan guna melihat segala sesuatu yang terjadi dalam training dan pengaruhnya bagi peserta 30

Editor's Notes