Transformator atau trafo adalah alat listrik yang dapat mengubah tegangan listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain melalui prinsip elektromagnetik. Trafo digunakan untuk mengirimkan tenaga listrik, menyesuaikan tegangan, pengukuran besaran listrik, dan memisahkan rangkaian. Trafo terdiri atas inti besi, kumparan primer dan sekunder, serta minyak pendingin dan isolasi.
1 of 20
Downloaded 321 times
More Related Content
Transformator
1. TRANSFORMATOR
Definisi Transformator
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata
transformatie yang berarti perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui gandeng magnit berdasarkan pada prinsip
elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya hanya
penggunaannya untuk kapasitas kecil
Frekuensi pada kumparan primer dan kumparan sekunder adalah sama,
f1=f2
Tegangan dan arus pada kumparan primer dan kumparan sekundr dapat diubah
ubah sesuai dengan yang dikehendaki.
Kegunaan Transformator
Untuk keperluan apa tegangan atau arus suatu trasformator diubah, ada
beberapa alasan antara lain:
1. Digunakan untuk pengiriman tenaga listrik
2. Untuk menyesuaikan tegangan
3. Untuk mengadakan pengukuran dari besaran listrik
4. Untuk memisahkan rangkaian yang satu dengan yang lain
5. Untuk memberikan tenaga pada alat tertentu
Trafo apabila ditinjau dari kegunaannya dapat dibedakan menjadi bermacam
macam antara lain:
1. Trafo tenaga, ada 2 macam yaitu:
2. a. Trafo penaik tegangan (step up)
b. Trafo penurun tegangan (step down)
2. Trafo distribusi
3. Trafo pengukuran, ada 2 macam yaitu:
a. Trafo tegangan
b. Trafo arus
4. Trafo dengan bentuk khusus,misal:
a. Trafo pemberi daya
b. Trafo pengatur tegangan
c. Trafo las
Hukum Hukum Dasar Transformator
a. Hukum Maxwell
Persamaan Maxwell apabila disedehanakan akan menjadi:
Hl=IN
Dimana:
H
= kuat medan magnet
l
= panjang jalur
I
= arus listrik
N
= jumlah lilitan
Hl=IN adalah Gaya Gerak Magnet (GGM) yang merupakan penghasil flux
b. Hukum induksi Faraday
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum
Induksi Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis
suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding
lurus dengan perubahan tersebut.
Rumus Hukum Faraday adalah sebagai berikut:
Dimana:
E
= Gaya listrik yang disebabkan induksi (V/m)
dl
= Unsur panjang (m)
B
= Induksi magnetik/ kerapatan flux (weber/m2)
dA
= Unsur luas(m2)
3. Sedangkan arus induksi (flux) adalah integral permukaan dari pada induksi
magnit melalui suatu luas yang dibatasi oleh garis lengkung tersebut
diatas. Rumus arus induksi adalah:
BdA
.
s
Dimana :
陸
= Arus induksi / flux (weber)
B
= Induksi magnet (weber / m2)
dA
=Unsur luas (m2)
Apabila rumus hukum induksi disederhanakan :
e
N
d
dt
Dimana:
e
= Gaya Gerak Listrik
N
= jumlah lilitan
陸
= arus induksi /flux (weber)
Konstruksi Transformator
Konstruksi trafo secara umum terdiri dari:
1. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon
yang diklem jadi satu.
2. Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat
konsentris maupun spiral.
3. Sistem pendingan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar.
Jenis trafo berdasarkan letak kumparan
1. Core type (jenis inti) yakni kumparan mengelilingi inti.
2. Shell type (jenis cangkang) yakni inti mengelilingi belitan
4. trafo jenis inti
trafo jenis cangkang
Prinsip Kerja Trafo satu fasa
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan
mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan
menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah ubah,
pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah ubah, pada kumparan
primer akan timbul GGL induksi ep.
Untuk mencari GGL yang dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
8
,
44
E 4.. . . volt
E fN10
,
44
E 4.. . . volt
E fN10
1
P
P mm
2
S
s mm
8
Flux maksimum dalam besaran maxwell dan flux maksimum dalam
weber, hubungannya akan mengikuti persamaan berikut,
8
1.0BA
m wm
Dimana:
Bm
= kerapatan flux max
A
= Luas penampang dari inti (m2)
Tipe Pendinginan
Macam-macam tipe pendinginan pada transformator antara lain :
1. AN (Air Natural Cooling)
Pendingin alam oleh sirkulasi udara sekitarnya, tanpa alat khusus.
2. AB (Air Blast Colling)
Pendinginan oleh udara langsung yang dihasilkan oleh fan (kipas).
3. ON (Oil Immerset Natural Cooling).
Pendinginan dengan menggunakan minyak yang disertai dengan
pendinginan alam.
4. OB (Oil Blast Cooling)
5. Pendinginan ini sistemnya adalah sama dengan ON, yang dilengkapi
dengan hembusan udar dari kipas yang dipasang pada dinding trafo.
5. OFN( Oil Foreced Circulation of Air Nautal Cooling)
Pendinginan ini sama dengan sitem ON untuk sirkulasi minyak melalui
radiator dengan menggunakan suatu pompa, tetapi tidak memaki kipas.
6. OFB(Oil Forced and Air Blast Cooling)
Sistem pendinginannya sama dengan OFN yang dilengkapi dengan
hembusan udara dari kipas.
7. OW (oil and Water Cooling)
Adalah gabungan dari pendinginan air sirkulasi pada dinding luar radiator
tanpa memakai kipas
8. OFW (Forced Oil and Water Cooling).
Sistem pendinginannya sama dengan OFB, tetapi tidak memakai kipas.
9. Sistem campuran
Adalah gabungan dari beberapa system pendinginan, misalnya :
AN/OFN/ON/OFB/ dan lain-lain
Rugi Rugi Transformator
Rugi rugi transformator terdiri dari:
1. Rugi tembaga
2. Rugi inti ,terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Rugi histeris
b. Rugi arus pusar (Eddy current)
Efisiensi
Efisiensi transformator adalah perbandingan antara daya keluar (P out)
dengan daya masuk (P in). Untuk trafo ideal efesiensinya adalah nol.
n
Pout
Pin
6. Contoh soal
1. Flux max pada inti dari trafo 60hz sebesar3,76x106 maxwell. Trafo tsb
mempunyai lilitan sebesar 1320 dan lilitan sekunder 46. Hitung tegangan
pada primer dan sekunder trafo!
Jawab:
Ep= 4,44. f. Np. 陸mm . 10-8
= 4,44. 60. 1320. 3,76.106. 10-8
= 13200 volt
Es= 4,44. f. Ns. 陸mm . 10-8
= 4,44. 60. 46. 3,76 106. 10-8
= 460 volt
2. Trafo ideal satu fasa mempunyai 200 lilitan pada belitan primer dan 100
lilitan pada sekunder. Jika belitan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan 200 volt dan arus beban sekunder 20A. Hitung :
a. Arus primer
b. Tegangan sekunder
Jawab:
7. Transformator Daya dan Cara Pengujiannya
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo
tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih
dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
8. Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:
Pasangan:
Pasangan dalam
Pasanga luar
Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1)
Fungsi/Pemakaian
Transformator mesin
Transformator Gardu Induk
Transformato
r Distribusi Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi:
Trafo besar, Trafo sedang, Trafo kecil.
Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Bagian
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masingmasing:
Bagian utama
- Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh
Eddy Current.
9. - Kumparan trafo
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi
padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan
tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian
sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini.
Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
- Kumparan tertier
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk
kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan
delta.
Kumparan
tertier
sering
dipergunakan
juga
untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt
dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan
tertier.
- Minyak trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam
minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak
trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat
pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan
sebagai
berikut:
kekuatan isolasi tinggi
penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
10. viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia y
ang stabil.
- Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo.
- Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
Peralatan Bantu
- Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan
suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin
untuk menyalurkan panas keluar trafo.
Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak
dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced).
11. Macam-macam dan sistem pendingin trafo berdasarkan media dan cara
pengalirannya dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 1.
- Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer
yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban
(on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
- Alat pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak
tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak
keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut
maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan
selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus
minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung
udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
- Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada
trafo sebagai berikut:
indikator suhu minyak
indikator permukaan minyak
indikator sistem pendingin
indikator kedudukan tap
dan sebagainya.
Peralatan Proteksi
- Rele Bucholz
12. Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.
Gas yang timbul diakibatkan oleh:
a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
b. Hubung singkat antar phasa
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
- Pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup
berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas
yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan
kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangi trafo.
- Rele tekanan lebih
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan
terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.
- Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over
antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan
dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
- Rele Arus lebih
Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan
lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih
atau gangguan hubung singkat.
- Rele Tangki tanah
13. Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
- Rele Hubung tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu
phasa ke tanah.
- Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan,
akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur
di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN50-1982 dengan melalui
tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
- Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator,
meliputi:
pengujian tahanan isolasi
pengujian tahanan kumparan
pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
pengujian rugi besi dan arus beban kosong
pengujian rugi tembaga dan impedansi
pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
pengujian tegangan induksi (Induce Test).
- Pengujian jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang
mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis
ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian
14. jenis
meliputi:
pengujian kenaikan suhu
pengujian impedansi
- Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis,
dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan
terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu
kontrak. Pengujian khusus meliputi :
pengujian dielektrik
pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
pengujian hubung singkat
pengujian harmonik pada arus beban kosong
pengujian tingkat bunyi akuistik
pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa
minyak.
Pengujian Rutin
- Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang
fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:
sisi HV - LV
sisi HV - Ground
sisi LV- Groud
X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
15. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik
yang
menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih
stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo,
juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
- Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan
listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut
dialiri arus.
Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga trafo.
Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan
pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh
karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah
Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm
digunakan Precition Double Bridge.
Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal:
Untuk terminal tegangan tinggi:
a. Trafo 3 fasa
- fasa A - fasa B
- fasa B - fasa C
- fasa C - fasa A
b. Trafi 1 fasa
- terminal H1-H2 untuk trafo double bushing
- terminal H1-Ground untuk trafo single bushing
Untuk sisi tegangan rendah
a. Trafo 3 fasa
16. - fasa a - fasa b
- fasa b - fasa c
- fasa c - fasa a
b. Trafo 1 fasa
- terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat.
Pengukuran dengan Wheatstone bridge digunakan untuk tahanan di atas 1 ohm.
Rangkaian pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1. Pada keadaan seimbang
berlaku rumus:
Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan
Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm.
Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
- Pengukuran perbandingan belitan
Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah
kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping,
sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang
dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah:
a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping
nominal.
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu
setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang,
pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah
terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test
(TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 55010047.
- Pemeriksaan Vector Group
17. Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminalterminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah
ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.
- Pengukuran rugi dan arus beban kosong
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh
rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang
ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
- Pengukuran rugi tembaga dan impedansi
Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat
trafo beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang
digunakan.
Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan
pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus
nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu
pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah
(udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75尊C,
dimana factor koreksi (a) adalah :
- Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan
body tangki.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan
dilakukan pada:
- sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke
tanahkan
- sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke
18. tanahkan.
- waktu pengujian 60 detik.
- Pengujian tegangan induksi
Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara
layer dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian
dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah
satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti
besi (core) maka frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga
kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekwensi pengujian
berdasarkan rumus:
waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.
- Pengujian kebocoran tangki
Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang
lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan
memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam
apakah terjadi penurunan tekanan.
Pengujian Jenis (Type Test)
- Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu
oli dan kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo
dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo
sudah cukup effisien atau belum.
Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu
dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan
tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal.
19. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian
dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugirugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.
Suhu kumparan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
t adalah suhu sekitar pada saat akhir pengujian.
- Pengujian tegangan impulse
Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari
sistem isolasi trafo terhadap tegangan surja petir.
Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat
dengan bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka
tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat
pada :
- antar lilitan trafo
- antar layer trafo
- antara coil denga ground.
- Pengujian tegangan tembus oli
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari
trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi.
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982,
IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
- > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara
pengujian:
20. - bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai
bersih.
- ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan
sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli
ini sanga sensitive.
- tempatkan sample oli padaalat tetes.
- nyalakan power alat tetes.
- tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana
kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset
menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima)
kali dengan selang waktu 2 menit.
Kesimpulan
1. Kelayakan operasi dari suatu transformator daya dapat ditetapkan setelah
melalui tahapan-tahapan pengujian berdasarkan standar yang berlaku.
2. Ketelitian dari proses pengujian transformator daya sangan dipengaruhi
oleh temperatur ruang serta ketepatan waktu pelaksanaannya.
3. Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara
pemeliharaannya, sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih
lanjut.