1. Trematoda Darah dan Jaringan
M. Iqbal Agung Prabowo (G1B012096)
Natasya Dea P.
(G1B012099)
Awwalina Zulfa H
(G1B012100)
Elia Umami
(G1B012101)
Dedi Aris
(G1B09081)
2. Trematoda
Trematoda merupakan cacing pipih yang berbentuk sepertid
daun, dilengkapi dengan alat-alat ekskresi, alat pencernaan,
alat reproduksi jantan dan betina yang menjadi satu
(hermafrodit) kecuali pada Trematoda darah (Schistosoma).
Mempunyai batil isap kepala di bagian anterior tubuh dan batil
isap perut di bagian posterior tubuh. Dalam siklus hidupnya
Trematoda pada umumnya memerlukan keong sebagai hospes
perantara I dan hewan lain (Ikan, Crustacea , keong) ataupun
tumbuh-tumbuhan air sebagai hospes perantara kedua.
Manusia atau hewan Vertebrata dapat menjadi hospes
definitifnya. Habitat Trematoda dalam tubuh hospes definitif
bermacam-macam, ada yang di usus, hati, paru-paru, dan
darah.
5. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas
: Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo
: Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma mansoni
6. MORFOLOGI
Cacing dewasa menyerupai Schistosoma mansoni dan S.haematobium akan
tetapi tidak memiliki integumentary tuberculation . Cacing jantan, panjang 12-20
mm, diameter 0,50-0,55 mm, integument ditutupi duri-duri sangat halus dan
lancip,lebih menonjolpada daerah batilisap dan kanalisginekoporik,memiliki (68)buah testis.Cacing betina ,panjang 賊 26 mmdengan diameter 賊 0,3 mm.
Ovarium dibelakang pada pertengahan tubuh, kelenjarvitellaria terbatas di
daerah lateral 村 bagian posterior tubuh. Uterusmerupakan saluran yang panjang
dan urus berisi 50-100 butir telur.Telur berhialin, subsperis atau oval dilihat dari
lateral,dekat salah satu kutub terdapat daerah melekuk tempat
tumbuhsemacam duri rudimenter (tombol); berukuran (70-100) (50-65)m.
khas sekali, telur diletakkan dengan memusatkannya pada venakecil pada
submukosa atau mukosa organ yang berdekatan. Tempattelur s. japonicum biasa
pada percabangan vena mesenterika superioryang mengalirkan darah dari usus
halus (Natadisastra, 2005).
Telur-telur cacing Schistosoma japonicum lebih besar danlebih bulat disbanding
jenis lainnya, berukuran panjang 70 100 mmdan lebarnya 55 64 mm. Tulang
belakang di telur S. Japonicum lebih kecil dan kurang mencolok dibandingkan
spesies lainnya
8. Distribusi Geografik
Parasit Schistosoma mansoni ditemukan di
banyak negaradi Afrika, Amerika Selatan
(Brasil, Suriname dan Venezuela),Karibia
(termasuk Puerto Rico, St Lucia, Guadeloupe,
Martinique,Republik Dominika, Antigua dan
Montserat) dan di bagian TimurTengah.
9. Hospes dan Nama Penyakit
Manusia
merupakan
hospes
definitive
Schistosoma japonicum (oriental blood fluke),
sementara babi, anjing, kucing,kerbau, sapi, kambing,
kuda, dan rodensia merupakan hospesreservoir.
Membutuhkan hospes perantara siput air tawar spesies
Oncomelania nosophora, O. hupenis, O. formosona, O.
hupensislindoensis di danau lindu (Sulawesi tengah)
dan O. quadrasi . Siput ini berukuran kecil, operculate,
bersifat amphibi serta dapat bertahanhidup beberapa
bulan dalam keadaan yang relative kering
10. Patologi dan Gejala Klinis
Setelah parasit memasukitubuh inang dan memproduksitelur, parasit
menggunakan system kekebalan inang (granuloma) untuk transportasi telur
ke dalam usus.Telur merangsang pembentukan granuloma di sekitar
mereka.Granuloma yang terdiri dari selmotil membawa telur ke dalamlumen
usus. Ketika dalam lumen,sel granuloma membubarkanmeninggalkan telur
untuk dibuang dalam feses. Sayangnya sekitar2/3 dari telur tidak dikeluarkan,
sebaliknya mereka berkembang diusus. Hal ini dapat menyebabkan fibrosis.
Pada kasus kronis, Schinostoma japonicum adalah pathogen sebagian besar
spesies Schistosoma karena memproduksi hingga 3000 telur per hari,sepuluh
kal lebih besar dari Schistosoma mansoni.
Sebagai penyakit kronis, parasit ini dapat menyebabkandemam Katayama,
fibrosis hati, sirosis hati, hipertensi hati portal,spinomegali dan ascites.
Beberapa telur mungkin lewat hati danmasuk paru-paru, system saraf dan
organ lain di mana mereka dapat memengaruhi kesehatan individu yang
terinfeksi.
11. Pengobatan dan pencegahan
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan
memberikanprazikuantel. Selain itu dapat juga digunakan natrium
antimonytartrat. Obat lainnya tidak memberikan hasil yang
memuaskankarena sebenarnya tidak ada obat khusus untuk parasit ini.
Obat-obatan yang akan menyebabkan terlepasnya pegangan cacing
dewasapada pembuluh darah, sehingga akan tersapu ke dalam hati
olehsirkulasi portal.
Pencegahan
Kontrol infeksi Schistosoma japonicum memerlukanbeberapa
upaya pencegahan penting yang terdiri dari pendidikan,menghilangkan
penyakit dari orang yang terinfeksi, pengendalianvektor dan
memberikan vaksin pelindung.
14. Morfologi
Bentuk cacing dewasa seperti S. haematobium,
tetapiukurannya lebih kecil. Cacing betina panjangnya
1.7 7.2 mm. Kelenjar vitelaria meluas ke pinggir
pertengahan tubuh. Ovariumnyadi anterior
pertengahan tubuh, uterus pendek berisi 1 4 butir
telur. Cacing jantan panjangnya 6.4 12 mm, gemuk
dengan bagianventral terdapat ginaekoforalis, testes 6
9 buah dan kulit terdiri dariduri-duri kasar. Telur
berbentuk lonjong, berwarna coklat kekuningkuningan, dinding hyalin, berukuran 114 - 175 x 45 64
mikron.Pada satu sisi dekat ujung terdapat duri agak
panjang, telur berisimirasidium.
16. Distribusi Geografik
Parasit Schistosoma mansoni ditemukan di
banyak negaradi Afrika, Amerika Selatan
(Brasil, Suriname dan Venezuela),Karibia
(termasuk Puerto Rico, St Lucia, Guadeloupe,
Martinique,Republik Dominika, Antigua dan
Montserat) dan di bagian TimurTengah.
17. Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitifnya adalah manusia,
sedangkan hospesreservoirnya adalah kera
Baboon dan hewan pengerat.
Hospesperantaranya adalah keong air tawar
genus Biomphalaria sp.danAustralorbis sp..
Habitat cacing ini adalah vena kolon dan
rektum. Pada manusia cacing ini dapat
menyebabkanSkistosomiasis usus Disentri
mansoni dan Skistosomiasis mansoni
18. Patologi dan Gejala Klinis
Patologi yang berhubungan dengan infeksi dengan Schistosma
mansoni dapat dibagi menjadi dua bidang utama, yaitu
schistosomiasis akut dan kronis. Schistosomiasis akut bisa
disebut juga demam Katayama. Hal ini terkait dengan timbulnya
parasitbetina bertelur (sekitar 5 minggu setelah infeksi), dan
pembentukangranuloma sekitar telur terdapat di hati dan dinding
usus,menyerupai hepatosplenomegali dan leukositosis dengan
eosinofilia,mual, sakit kepala, batuk, dalam kasus yang ekstrim
diare disertaidengan darah, lendir dan bahan nekrotik. Gejala
kronis akan tampak beberapa tahun setelah infeksi. Gejalanya
seperti peradangan padahati dan jarang ditemukan di organ lain
(paru-paru).
19. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan
Natrium antimonium tartrat cukup efektif untuk pengobatan penyakit
yang diakibatkan oleh parasit ini. Stibovendapat diberikan secara intramuskuler.
Nitridiasol juga efektif tetapibukan sebagai obat pilihan. Obat lain yang cukup baik
diberikan proral adalah oksamniquin dan nitrioquinolin.
Pencegahan
Pengendalian Schistosomiasis, dengan mengontrol setiaporganisme yang
memungkinkan untuk menularkan cacing. Hal inibertujuan untuk mencegah
infeksi baru, biasanya oleh gangguansiklus hidup parasit. Pencegahan dan
pengendalian dapat dicapaidengan sejumlah metode seperti berusaha untuk
menghilangkanhospes perantara, penghapusan parasit dari hospes
definitif,pencegahan infeksi pada inang definitif dan pencegahan infeksi
padahospes perantara. (Departement of Parasitology UniversityCambridge, 2010)
22. Cacing dewasa jantan gemuk berukuran 10-15 x 0,8-1mm. Ditutupi
integumen tuberkulasi kecil, memiliki dua betil isapberotot, yang
ventral lebih besar. Di sebelah belakang batil isap ventral, melipat ke
arah ventral sampai ekstremitas kaudal,membentuk kanalis
ginekoporik. Di belakang batil isap ventralterdapat 4-5 buah testis
besar. Porus genitalis tepat di bawah batilisap ventral. Cacing betina
panjang silindris, ukuran 20x0,25 mm.Batil isap kecil, ovarium terletak
posterior dari pertengahan tubuh.Uterus panjang, sekitar 20-30 telur
berkembang pada saat dalamuterus. Kerusakan dinding pembuluh
darah oleh telur mungkindisebabkan oleh tekanan dalam venule,
tertusuk oleh duri telur danmungkin karena zat lisis yang keluar melalui
pori kulit telursehingga telur dapat merusak dan menembus dinding
pembuluh darah
24. Distribusi Schistosoma haematobium ini
sebagian besar diSub-Sahara, di lembah
Sungai Nil, Afrika, Negara utara lainnya, dan
di Timur Tengah
25. Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif dari cacing ini adalah
manusia, kera danbaboon. Hospes
perantaranya adalah keong air tawar
bergenus Bulinus sp., Physopsis sp.
Dan Biomphalaria sp.. Penyakit
yangdisebabkan oleh cacing ini adalah
skistosomiasis vesikalis, hematuriskistosoma,
bilharziasis urinarius. Cacing ini tidak
ditemukan diIndonesia.
26. Patologi dan Gejala Klinis
Setelah kontak dengan kulit manusia, serkaria masuk kedalam pembuluh darah kulit.
Lebih kurang 5 hari setelah infeksi,cacing muda mulai menjangkau vena portae dan
hati. Kira-kira tigaminggu setelah infeksi pematangan cacing dimulai sejak
keluarnyadari vena portae. Setelah infeksi 10-12 minggu, cacing betina
mulaimeletakan telur pada venule. Efek patogen terdiri atas:
Reaksi lokal dan umum terhadap metabolit cacing yang sedangtumbuh dan matang
Trauma dengan perdarahan akibat telur keluar dari venule.
Pembentukan pseudoabses dan pseudotuberkel mengelilingitelur terbatas pada
jaringan perivaskuler
Penyakit ini seringkali tidak memperlihatkan tanda-tanda awal. Di beberapa tempat
tanda-tanda umum yang sering terlihatadalah adanya darah di dalam air kencing atau
kotoran. Pada wanitatanda ini bisa juga disebabkan oleh adanya luka pada
alatkelaminnya. Di daerah di mana penyakit ini banyak terjadi, orangyang
memperlihatkan sekedar gejala-gejala yang tidak parah atauhanya sekedar sakit perut
saja, patut diperiksa.
27. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan
Obat Metrifonate, organoposforus cholinesterase
inhibitor.Dosisnya 5-15 mg/ kg berat badan diberikan dengan
interval 2minggu.
Pencegahan
- Menghindari kencing atau buang air besar di dalam air
atau dekat sumber air.
- Hindari berenang di dalam air kotor.
- Gunakan perlindungan sepatu jika masuk ke air,
misalnya memakai sepatu boot.
30. Morfologi
Cacing dewasa berwarna merah kecoklatan, berukuran 12-18 x 4-6
mm.Pada saat aktif seperti sendok dengan ujung satunyaberkontraksi
dan yang lainnya memanjang, bentuk pada ssatkontraksi menyerupai biji
kopi,membujur dan pipih,kutikula berduri.Batil isap kepala besarnya
sama dengan batil isap perut.Batil isapperut terletak tepat di anterior
garis anterior. Testis berlobus dalamdan tidak teratur,terletak miring dan
berada sepertiga bagian dariposterior tubuh. Ovarium besar dan
berlobus,terletak disebelahanterior testis,disebelah kanan berhadapan
dengan uterus yangberkelak kelok.Telurnya berbentuk lonjong dan
berwarna kuningkecoklatan berukuran 95 x 45 mikron, dinding dua lapis,
pada salah satu ujung terdapat operkulum besar dan ceper ( pendek
).Sedangkan pada ujung yang lain dinding mengalami penebalan.Isitelur
berupa morula.
32. Cacing ini ditemukan di RRC , Taiwan,
Korea, Jepang,Filipina, Vietnam, Thailand ,
India, Malaysia, dan Amerika Latin. Cacing
juga dapat ditemukan di Indonesia namun
hanya padabinatang,sedangkan pada
manusia hanya sebagai kasus impor saja
33. Hospes dan Nama Penyakit
Hospes perantara pertama adalah keong beroperkulum dari
genus Hua, Semisulcospira, Syncera dan Thiara. Hospes
perantarakedua adalah ketam air tawar dari genus Eriocheir,
Potamon,Sesarma dan Parathelpusa
Hospes definitive dariparasit ini adalah manusia dan
mamalia pemakan ketam yaitu kucing, luak, anjing, harimau
dan serigala. Penyakit yang disebabkan oleh Paragonimus
westermani adalah paragonimiasis , distomiasis paru-paru.
Penyakit ini termasuk kelompok zoonosis.
34. Patologi dan Gejala Klinis
Apabila cacing dewasa berada dalam kista paruparu ataubronkus, penderita dapat mengalami
gejala batuk kering dan sesak nafas, sakit dada
dan demam. Kasus ini disebut dengan
hemoptisisendemis dan kejadiannya terjadi pada
pagi hari. Sepintas gejala inimirip dengan
tuberculosis aktif. Penderita biasanya
mengeluarkansputum berdarah (berwarna karat).
Pada pemeriksaan fisik menunjukkan suatu
bronkopneumoni dengan efusi pleural.(
35. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan
Klorokuin yang diberikan pada orang dewasa hasilnyacukup
baik. Bitiono dan tiobisdiklorofenol yang diberikan
peroraldapat menyembuhkan 90% dari 1.315 penderita
yang diobati, tetapimemberikan reaksi efek samping seperti
diare, kemerahan kulit dansakit perut.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan memasak setiap
udang, keong, ketam maupun kepiting hingga matang
danmenghindari memakannya secara langsung (mentah).
Pembuangantinja dan sputum pada tempatnya (jamban)
juga dapat mengurangipenyebaran cacing ini
39. morfologi
Cacing dewasa bibirnya seperti lanset,berwarna kemerah
merahan berukuran 7-12 x 2-3 mm. Bagian posteriornya
membulat,kulitnya halus dan batil isap kepala mempunyai
ukuran hampir samadengan ukuan batil isap perut. Batil isap
kepala terletak sub terminaldan batil isap perut terletak
seperlima anterior tubuh. Testis padatberlobus dalam, letaknya
miring antara satu dan lainnya dan letaknyaberurutan dengan
ovarium. Ovarium berlobus melingkar dan berisi telur. Telurnya
mirip dengan C.sinensis berbentuk oval seperti kendi,lebih kecil
dan ujungnya lebih menyempit dari pada C. Sinensis
.Ukurannya 298x16 mikron. Bagian Posterior menebal,
operkulumbesar, pinggirnya kurang jelas dan telur berisi
mirasidium
41. Distribusi Geografik
Cacing ini memiliki hospes perantara I berupa
keong air tawar dan hospes perantara II nya yaitu
ikan. Sedangkan hospes definitifnya adalah
manusia, kucing,anjing, beruang kutub dan
babi.Penyakit yang ditimbulkan oleh parasit ini
adalah klonorkiasis. Persebaran cacing ini
ditemukan di Cina, Jepang, Korea, danVietnam.
Sedangkan di Indonesia, penyakit yang
ditemukankebanyakan tidak merupakan infeksi
autokton
42. Hospes dan Nama Penyakit
Hospes parasit ini adalah manusia. Selain
manusia, hospesparasit ini adalah anjing, kucing,
babi, beruang kutub dan pernahdilaporkan juga
bahwa parasit ini ditemukan pada angsa.
Hospesperantara I parasit ini adalah keong air
genus Bulinus,Semisulcospira, Alocinna,
Parafossarulus, Tiara atau Hua, sedangkan hospes
perantara II adalah family Cyprinidae.
Penyakityang disebabkan oleh cacing ini disebut
Klonorkiasis.
43. Patologi dan Gejala Klinis
Gejala yang dialami penderita klonorkiasis adalah
akibatdari rangsangan mekanik dan sekresi toksin oleh
cacing. Pada awalinfeksi terjadi lekositosis ringan dan
eosinofilia. Apabila terjadi hiperinfeksi dari jumlah cacing
yang banyak maka dapat menimbulkansirosis, tubuh
lemah, ikterus, anemia, berat badan menurun, edema,
gangguan pencernaan, rasa tidak enak didaerah
epigastrum dandiare. Gejala selanjutnya palpitasi, vertigo
dan sepresi mental.Penyakit ini dapat mengakibatkan
kematian karena adanyapenurunan daya tahan tubuh yang
drastis
44. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan
Obat yang bisa diberikan pada penderita Klonorkiasis
adalah praziuantel. Pada infeksi ringan dapat diberikan
Genianviolet, sedangkan pada infeksi berat diberikan
klorokuin.(Onggowaluyo, 2001)
Pencegahan
Pencegahan yang paling sederhana dan mudah
adalahmemasak semua jenis ikan sampai benar-benar
matang,karenastadium infektif paling banyak terdapat pada
ikan.Pada daerahendemis dengan menghindari buang air
besar sembarangan terutamadi perairan agar tidak terjadi
pencemaran tinja oleh telur cacing ini(hospes perantara
dua).
47. Morfologi
Cacing dewasa bibirnya seperti lanset,berwarna kemerah
merahan berukuran 7-12 x 2-3 mm. Bagian posteriornya
membulat,kulitnya halus dan batil isap kepala mempunyai ukuran
hampir samadengan ukuan batil isap perut. Batil isap kepala
terletak sub terminaldan batil isap perut terletak seperlima
anterior tubuh. Testis padatberlobus dalam, letaknya miring
antara satu dan lainnya dan letaknyaberurutan dengan ovarium.
Ovarium berlobus melingkar dan berisi telur. Telurnya mirip
dengan C.sinensis berbentuk oval seperti kendi,lebih kecil dan
ujungnya lebih menyempit dari pada C. Sinensis .Ukurannya
298x16 mikron. Bagian Posterior menebal, operkulumbesar,
pinggirnya kurang jelas dan telur berisi mirasidium
49. Cacing ini tersebar di Eropa Timur, Eropa Tengah,
EropaSelatan, Asia, Vietnam, dan India. Daerah yang
sangat endemisadalah Polandia, Donetz, dan Desna
Basin.
50.
Hospes cacing ini adalah kucing, anjing,
manusia, anjinghutan dan babi. Cacing dewasa
hidup di dalam saluran empedu dansaluran
pancreas hospes definitive. Hospes perantara
satu nya adalahkeong air tawar genus Bulinus
sedangkan hospes perantara duanyaadalah
spesies ikan Cyprinidae. Penyakit yang
disebabkan oleh cacing ini disebut
opistorkiasis.
51. Patologi dan Gejala Klinis
Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa adalah terjadinya reaksi peradangan dan poliferasi
sel-sel epitel saluran empedu. Gejala selanjutnya dapat menjadi fibrosis.Apabila
terjadihiperinfeksi saluran dan kandung empedu penderita,akan mengalamifibrosis
periportal.Skala berat dari penyakit ini tergantung daribanyaknya jumlah cacing dan lamanya
infeksi. Apabila jumlahcacing pada hospes definitif 50 60 ekor akan menimbulkan gejala yang
masih ringan,tetapi bila cacing dalam jumlah ratusan akanmenimbulkan gejala sedang berupa
nyeri, hepatomegali, terjadiobstruksi dan ikterus. Pada infeksi berat terjadi invasi pankreas
yangmenyebabkan gangguan pencernaan. Telur dalam caian empedumerangsang
terbentuknya batu empedu dan dapat menimbulkangejala kolik ,nafsu makan berkurang
,edema muka dan asites
52. Pengobatan dan
Pencegahan
Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan memberikan
prazikuantel,klorokuin dan gentian violet. Pengobatan ini sama
denganpengobatan klonorkiasis.
Pencegahan
Infeksi dapat dicegah dengan memasak ikan
sampaimatang, membuang tinja menurut cara-cara sanitasi yang
baik, tidak meminum air mentah yang tercemar tinja penderita
opistorkiasis
54. KLASIFIKASI
Kingdom: Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class
: Trematoda
Order : Echinostomida
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Species : Fasciola Hepatica
56. Distribusi Geografik
Fasioliasis pada manusia banyak ditemukan di
AmerikaLatin, Perancis dan negara-negara sekitar
Laut Tengah. Sedangkanfasioliasis pada sapi maupun
kambing sendiri banyak sekaliditemukan di negaranegara yang banyak menkonsumsi daginghewan
tersebut baik di Asia termasuk Indonesiahingga di
negara-negara Eropa
57. Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitf cacing ini adalah biri-biri, kambing, sapi,rusa dan kadangkadang juga pada manusia. Hospes perantara satu adalah keong air tawar
genus Lymnea misal Lymnea truncatula. Hospes perantara dua adalah
tumbuhan air missal Trapa bicornis.
58. Patogenesis
Pruritus ani terutama pada malam hari, gejala
intestinal biasanya ringan, peradangan pada
vagina/ tuba Fallopii.
Identifikasi
Adanya telur dan cacing dewasa
Telur cacing dapat diambil dengan anal swab
59. Patologi dan Gejala
Klinis
Metaserkaria dalam tubuh hospes tidak menimbulkangejala yang nyata. Tingkat
kerusakan tergantung dari jumlah cacing dalam hospes dan lamanya infeksi. Setiap
ekor cacing dapatmenimbulkan gangguan yang hebat bila menyumbat saluran
empedu. Jumlah cacing yang banyak dapat menyebabkan obstruksiusus akut. Gejala
peradangan perubahan adenoma dan fibrtik disaluran empedu terjadi karena
adanya tekanan sekresi metabolit toksidan cara makan cacing. Parenkim hati lalu
mengalami atrofi dansirosis periportal, sakit di daerah sub strernum, dan gatalgatal.Adanya rasa sakit di daerah kuadran atas sebelah kanan ke belakangdan ke
bahu merupakan tanda-tanda awal terjadinya infeksi. Infeksilanjutan yaitu terjadi
hempatomegali lunak, ikterus, diare, dananemia.
Cacing dewasa memakan darah 0,2 mm per hari. Cacingmuda bermigrasi ke hepar
dan menimbulkan lesi pada dinding usus, jantung, paru-paru, bola mata dan jaringan
sub kutan. Selain itu jugamenimbulkan gejala laringofaringitis yang disebut halzoun.
Terjadikarena cacing muda termakan bersama hati yang masih mentah danmelekat
pada mukosa faring
60. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan
Obat pilihan yang digunakan adalah bitionol yangdiberikan
secara per oral. Obat lain yang bisa digunakan adalahemetin
hidroklorida yang diberikan secara intramuscular.Prazikuantel
juga cukup efektif untuk pengobatan faskioliasis.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak memakantumbuhan
air yang tumbuh di tempat yang banyak dijumpai hewanternak
dan keong air. Bisa juga dengan memberikan
pengobatanterhadap hewan-hewan yang terinfeksi.
Memberantas keong denganmolus kisida, tidak memakan hati
mentah atau tidak dimasak dengan matang