1. KISAH SI TUKANG SAPU YANG MENJADI MILIUNER
Dari sekian banyak kisah dan cerita dari orang saya tertarik dengan kisah perjalanan hidup
TRI SUMONO. Yang dulunya hanya orang biasa menjadi orang yang luar biasa, seorang tukang
sau jalanan yang berubah menjadi seorang pengusaha sukses dan menghasilkan omzet hingga 500 juta
per bulan.
Kita tidak akan pernah tau kehidupan yang penuh dengan misteri, kehidupan yang diibaratkan
seperti roda yang sedang berputar kadang dibawah dan kadang kita diatas. Tergantung bagaimana kita
menjalani hidup ini apakah kita ingin selamanya berada di atas, di tengah atau dibawah. Begitu juga
dengan kisah hidup dari seorang TRI SUMONO yang dulunya seorang tukang sapu yang bekerja
membersihkan jalanan dari sampah dan dedaunan. Kita tidak pernahkah membayangkan seorang
tukang kuli bangunan yang harus bekerja banting tulang menghadapi panasnya terik sinar matahari
demi menafkahi keluarga. Bahkan kita tidak pernah melirik orang seperti ini.
Begitulah yang terjadi pada Tri Sumono yang kini lewat perusahaan CV 3 Jaya, ia mengelola
banyak cabang usaha, antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan
burung, serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat tulis kantor
(ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream Campina.
Ia hanyalah anak seorang janda miskin di sebuah desa, Gunung Kidul, Yogyakarta
yang merantau ke kota Jakarta mengadu nasib. Berkat keuletan dan ketekunannya, ia berhasil
merebut kepercayaan orang lain mendirikan pabrik kemasan
2. Dibesarkan ibunda tercinta yang merupakan seorang petani miskin di sebuah desa
Gunung Kidul, Yogyakarta, Tri Sumono kecil hidup prihatin. Bertumbuh dengan gizi
seadanya, ia juga harus membuang energi besar demi mengenyam pendidikan di sekolah
menengah atas (SMA) yang jaraknya 40 km dari desanya. Ke sekolah SMA itu, ia bolak-balik
menggenjot sepeda setiap harinya. Peringkat yang dianggapnya sempurna layak
ditorehnya untuk itu: 39 dari 40 siswa.
Kini dari berbagai lini usahanya itu, ia bisa meraup omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Pria
kelahiran Gunung Kidul, 7 Mei 1973, ini mengaku tak pernah berpikir hidupnya bakal enak seperti
sekarang. Terlebih ketika ia mengenang masa-masa awal kedatangannya ke Jakarta. Mulai merantau
ke Jakarta pada 1993, pria yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) ini sama sekali tidak
memiliki keahlian.
Ia nekat mengadu nasib ke Ibu Kota dengan hanya membawa tas berisi kaus dan ijazah SMA.
Untuk bertahan hidup di Jakarta, ia pun tidak memilih-milih pekerjaan. Bahkan, pertama bekerja di
Jakarta, Tri menjadi buruh bangunan di Ciledug, Jakarta Selatan. Namun, pekerjaan kasar itu tak lama
dijalaninya. Tak lama menjadi kuli bangunan, Tri mendapat tawaran menjadi tukang sapu di kantor
Kompas Gramedia di Palmerah, Jakarta Barat.
Tanpa pikir panjang, tawaran itu langsung diambilnya. Pekerjaan sebagai tukang sapu lebih
mudah ketimbang jadi buruh bangunan, jelasnya.Lantaran kinerjanya memuaskan, kariernya pun
naik dari tukang sapu menjadi office boy. Dari situ, kariernya kembali menanjak menjadi tenaga
pemasar dan juga penanggung jawab gudang.
Pada tahun 1995, ia mencoba mencari tambahan pendapatan dengan berjualan aksesori di
Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Saat itu, Tri sudah berkeluarga dengan dua orang anak. Selama
empat tahun Tri Sumono berjualan produk-produk aksesori, seperti jepit rambut, kalung, dan gelang
di Jakarta. Berbekal pengalaman dagang itu, tekadnya untuk terjun ke dunia bisnis semakin kuat.
Saya dagang aksesori seperti jepit rambut, kalung, dan gelang dengan modal Rp 100.000, jelasnya.
Setiap Sabtu-Minggu, Tri rutin menggelar lapak di Stadion Gelora Bung Karno. Dua tahun berjualan,
modal dagangannya mulai terkumpul lumayan banyak. Dari sanalah ia kemudian berpikir bahwa
berdagang ternyata lebih menjanjikan ketimbang menjadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Makanya,
pada tahun 1997, ia memutuskan mundur dari pekerjaannya dan fokus untuk berjualan.
Berbekal uang hasil jualan selama dua tahun di Gelora Bung Karno, Tri berhasil membeli
sebuah kios di Mal Graha Cijantung. Setelah pindah ke Cijantung, bisnis aksesori ini meningkat
tajam, ujarnya.
Tahun 1999, ada seseorang yang menawar kios beserta usahanya dengan harga mahal.
Mendapat tawaran menarik, Tri kemudian menjual kiosnya itu. Dari hasil penjualan kios ditambah
tabungan selama ia berdagang, ia kemudian membeli sebuah rumah di Pondok Ungu, Bekasi Utara.
Di tempat baru inilah, perjalanan bisnis Tri dimulai.
3. Pengalaman berjualan aksesori sangat berbekas bagi Tri Sumono. Ia pun merintis usaha toko
sembako dan kontrakan. Sejak itu, naluri bisnisnya semakin kuat. Saat itu, ia langsung membidik
usaha toko sembako. Ia melihat, peluang bisnis ini lumayan menjanjikan karena, ke depan, daerah
tempatnya bermukim itu bakal berkembang dan ramai. Tapi tahun 1999, waktu saya buka toko
sembako itu masih sepi, ujarnya.
Namun, Tri tak kehabisan akal. Supaya kawasan tempatnya tinggal kian ramai, ia kemudian
membangun sebanyak 10 rumah kontrakan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini diperuntukkan
bagi pedagang keliling, seperti penjual bakso, siomai, dan gorengan. Selain mendapat pemasukan
baru dari usaha kontrakan, para pedagang itu juga menjadi pelanggan tetap toko sembakonya. Cara
itu ampuh dan banyak warga di luar Pondok Ungu mulai mengenal toko kami, ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, naluri bisnisnya semakin kuat. Tahun 2006, Tri melihat peluang
bisnis sari kelapa. Tertarik dengan peluang itu, ia memutuskan untuk mendalami proses pembuatan
sari kelapa. Dari informasi yang didapatnya diketahui bahwa sari kelapa merupakan hasil fermentasi
air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylium. Untuk keperluan produksi sari kelapa ini, ia membeli
bakteri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Tahap awal saya membuat 200
nampan sari kelapa, ujarnya.
Sari kelapa buatannya itu dipasarkan ke sejumlah perusahaan minuman. Beberapa perusahaan
mau menampung sari kelapanya. Tetapi, itu tidak lama. Lantaran kualitas sari kelapa produksinya
menurun, beberapa perusahaan tidak mau lagi membeli. Ia pun berhenti memproduksi dan
memutuskan untuk belajar lagi.
Untuk meningkatkan kualitas sari kelapa, ia mencoba berguru ke seorang dosen Institut
Pertanian Bogor (IPB). Mulanya, dosen itu enggan mengajarinya karena menilai Tri bakal kesulitan
memahami bahasa ilmiah dalam pembuatan sari kelapa. Tanpa sekolah, kamu sulit menjadi produsen
sari kelapa, kata Tri menirukan ucapan dosen kala itu.
Namun, melihat keseriusan Tri, akhirnya sang dosen pun luluh dan mau memberikan les
privat setiap hari Sabtu dan Minggu selama dua bulan. Setelah melalui serangkaian uji coba dengan
hasil yang bagus, Tri pun melanjutkan kembali produksi sari kelapanya. Saat itu, ia langsung
memproduksi 10.000 nampan atau senilai Rp 70 juta. Hasilnya lumayan memuaskan. Beberapa
perusahaan bersedia menyerap produk sari kelapanya. Sejak itu, perjalanan bisnisnya terus
berkembang dan maju.
CV. 3 JAYA
CV. 3 Jaya merupakan perusahaan packaging yang berlokasi di Bekasi. Perusahaan
yang berdiri sejak tahun 2003 ini, telah memproduksi produk dari beberapa perusahaan yang
berlokasi di Bekasi. Perusahaan ini didirikan untuk menjawab permintaan pasar atas
kemasan produk yang bermutu, serta untuk melayani produsen produk kemasan yang
memiliki modal terbatas untuk proses produksi dan pengemasan produk.
4. CV. 3 Jaya dalam pelaksanaannya memiliki semboyan Mengutamakan mutu dan
kualitas yang tinggi, sehingga kepuasan pelanggan selalu menjadi prioritas utama. Dengan
didukung quality control yang baik, dan tenaga SDM yang handal dan profesional, CV. 3
Jaya yakin dapat memberikan service terbaik.
Sebagai salah satu syarat perusahaan, CV. 3 Jaya didirikan dengan akte notaris
Nurdjaja, S.H., di kota Bekasi. Hal ini diraih untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan
yang merupakan poin penting bagi perusahaan.
Visi
1. Berperan sebagai pembaharu bagi industri packaging (pengemasan) di Indonesia, di
tengah bertumbuhnya industri sejenis.
2. Menjadi perusahaan packaging (pengemasan) yang selalu siap menjawab tantangan
ke depan.
Misi
Meningkatkan industri di bidang packaging (pengemasan) agar produk Indonesia
berkualitas tinggi sehingga siap bersaing di pasar internasional.
Nilai-nilai Perusahaan:
Penghargaan terhadap SDM sebagai aset utama perusahaan sehingga diperlakukan
secara layak, dihormati sebagai manusia seutuhnya yang memiliki pikiran, perasaan,
dan keinginan sehingga perlu dikembangkan dan dihargai.
Kepribadian yang positif baik sikap maupun perilaku menurut keyakinan dasar sesuai
nilai yang ditanamkan oleh CV. 3 Jaya yang mendukung pengembangan pribadi
serta lingkungan ke arah kebaikan dan kesempurnaan yang dikemukakan dalam ciri-ciri
jujur, produktif, disiplin, kebersamaan dalam sinergi, keterbukaan, setia pada
lembaga dan syukur kepada Tuhan.
Profesional dalam menguasai bidang sesuai tuntutan profesi, yang tercermin dalam
perbaikan terus menerus, bekerja tuntas, layanan optimal, dan menganut prinsip
prioritas.
Tanggung jawab sosial dengan rasa kebersamaan dan kemanusiaan, serta senantiasa
peka terhadap kepentingan dan kebutuhan masyarakat, yang tercermin dalam
partisipasi nyata atas kebutuhan dan penderitaan masyarakat, perluasan lapangan
kerja, menjalankan etika usaha bersih dan memperhatikan lingkungan hidup.
Struktur organisasi:
5. Untuk mendukung jalannya perusahaan, CV. 3 Jaya memiliki struktur manajemen sebagai
berikut,
Direktur : Tri Sumono
General Manager : Sukamti
Manager : Wulung Permadi
Manager Produksi : Puji Nur Pratomo
CV. 3 Jaya memberikan jasa proses dan pengemasan yang dilaksanakan sesuai dengan
kapasitas line produksi serta mesin yang dimiliki. Penggunaan mesin yang berkualitas dan
berteknologi tinggi, dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh para produsen
yang masih dalam tahap awal dan belum memiliki modal cukup untuk pengadaan mesin
yang harganya tinggi. Dengan memercayakan hal tersebut pada CV. 3 Jaya, diharapkan
produsen dapat bersaing dengan industri lain yang juga menjadi kompetitor pada level yang
sama.Quality Control serta tenaga ahli yang terlatih dan profesional, merupakan dukungan
utama layanan CV. 3 Jaya. Garansi kualitas merupakan hal yang dapat CV. 3 Jaya berikan
dalam mengutamakan kepuasan pelanggan.Jasa yang disediakan CV. 3 Jaya, antara lain,
1. Jasa Ekstraksi dan Destilasi,
2. Pengemasan Produk,
3. Pembuatan Fine Powder & Granule.
6. 1. Jasa Ekstraksi dan Destilasi
Pemenuhan kebutuhan akan bahan dan material yang dasarnya diperoleh dari bahan
tanaman, baik itu kandungan, mutu, dan manfaat untuk bahan yang berkhasiat
tertentu, dilakukan dengan cara yang paling umum digunakan dalam dunia produksi
sekarang ini. Yaitu dengan proses ekstraksi dan dilanjutkan dengan proses destilasi.
Tujuan dari kedua proses tersebut adalah untuk mengambil sebagian atau seluruh zat
tertentu dalam bahan tanaman tersebut untuk kemudahan dalam pengaturan bentuk
sediaan, dosis atau takaran yang tepat, mudah disimpan, praktis dalam penyajian, dan
untuk menjaga keawetan bahan tersebut untuk jangka waktu lama dibanding dalam
bahan mentah.
Produsen perlu menyikapi dengan arif terhadap hal ini yang juga menjadi tuntutan
yang sering dilontarkan oleh konsumen. Akan tetapi, tidak semua produsen mampu
dan memiliki alat untuk mendukung aktivitas tersebut, karena bukan hal yang mudah
dalam pengerjaannya. Keahlian dan analisa yang cukup rumit diperlukan untuk
mengatasi hal tersebut.
CV. 3 Jaya memberikan solusi untuk hal tersebut. CV. 3 Jaya memiliki alat
ekstraksi yang mampu memproduksi dalam jumlah cukup besar dengan hasil yang
memuaskan harapan. CV. 3 Jaya sanggup mengekstrak bahan-bahan yang umum
digunakan para produsen untuk memenuhi selera konsumen, seperti jahe, kunyit,
temulawak, kopi, teh, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan. CV. 3 Jaya juga mampu
untuk melanjutkan proses hingga berbentuk serbuk atau granule ekstrak.
Kepuasan pelanggan adalah yang utama bagi CV. 3 Jaya. Jadi, percayakan
pekerjaan ini kepada CV. 3 Jaya
2. Pengemasan Produk
Yang terpenting dari sebuah produk adalah isi tentunya sesuai pendapat Janganmelihat
sesuatu dari luarnya saja. Akan tetapi, ternyata kemasan memegang peranan yang
cukup penting juga. Kemasan berpengaruh terhadap penampilan produk, untuk
memikat hati konsumen dalam pemilihan produk. Selain itu, kemasan juga penting
untuk menjaga mutu dan higienitas produk untuk jangka waktu tertentu.
7. Pengemasan produk untuk kedua hal penting itu, CV. 3 Jaya menyediakan jasa
pengemasan produk dalam bentuk sachet dengan tiga sisi yang direkatkan. Bahan
penyusun kemasan pun dapat dipilih antara bahan kertas, plastik, ataupun metalize.
Untuk menambah menarik, CV. 3 Jaya dapat merancang tampilan kemasan sesuai
dengan permintaan pelanggan, apakah polos ataupun bergambar.
Penggunaan yang praktif dan efisiensi merupakan hal yang cukup penting dalam
mengemas produk. Kemampuan mengemas antara 40-65 sachet per menit, merupakan
sebuah hal yang diperlukan untuk mendapatkan kedua hal tersebut. CV. 3 Jaya
memiliki mesin pengemas tersebut, dan dapat mengatur ukuran kemasan sesuai dengan
permintaan pelanggan, dan daya beli pasar yang ditargetkan. Dengan demikian, CV. 3
Jaya dapat memenuhi kebutuhan kemasan produk karena fleksibel dalam
mengemasnya.
3. Pembuatan fine powder, dan granule
Pembuatan fine powder, dan granule adalah jasa proses yang CV. 3 Jaya sediakan untuk
pembuatan suatu campuran yang terdiri dari beberapa bahan atau material baik bubuk
atau powder liquid dengan perbandingan tertentu yang memiliki tingkat homogenitas
atau pemerataan yang tinggi sehingga didapatkan campuran yang sangat merata dan
berkualitas.
Selain menyediakan jasa pengemasan, CV. 3 Jaya juga menyediakan produk minuman
untuk kesegaran dan penghangatan, yaitu,
Kopi Jahe,
Kopi Susu.
Kedua produk minuman tersebut, tersedia dalam bentuk kemasan, dan dapat dipesan
langsung kepada CV. 3 Jaya melalui,
Telepon: 021-88983337
Fax.:021-88983337
e-mail:trisumono@3jaya.com
8. TIPS SUKSES TRI SUMONO
Tri Sumono tak ragu membagikan resep alias kunci sukses berbisnis
1. Bisnis itu ada tiga proses
Setelah berpuluh-puluh tahun menjalankan berbagai macam usaha, Tri menyimpulkan
bahwa ada tiga proses ketika menjalankan kegiatan bisnis. Yakni, mendengar,
memahami, dan melakukan.
10% itu mendengar, 20% memahami, 70% melakukan. Yang 70% ini yang paling
penting, kata Tri saat menjadi pembicara workshop bertajuk Menjadi Usaha Kreatif
Miliaran.
Tri Sumono, tokoh from zero to hero
2. Kesungguhan dalam diri itu segala-galanya
Tri kemudian menceritakan pengalaman bisnisnya pertama kali. Waktu itu gelar
karpet di Senayan jualan jepitan. Saya bilang sama istri, kalau jam 12 siang belum
dapat 300 ribu, nggak mau makan. Istri saya sampai nangis karena lapar. Setengah
jam kemudian, perlahan omzetnya naik. Peristiwa itu jadi titik balik kesungguhan
diri, Tri memaparkan.
Menurut Tri, hal yang penting dalam berbisnis adalah bagaimana seseorang mau dan
langsung melakukan bisnis hingga nalurinya terbentuk. Bisnis itu santai saja karena
butuh bawah alam sadar kita yang bekerja. Yang penting menemukan nalurinya dulu,
pria berusia 40 tahun ini menambahkan.
3. Biasanya bisnis itu nggak jadi (gagal) karena nggak komitmen
Salah satu gejala tidak adanya komitmen untuk berbisnis adalah berhenti bangkit
karena berbagai macam alasan. Menurut Tri, punya banyak alasan itu musuh bagi
pengusaha.
Bisnis ini cuma ilmu kebiasaan. Orang kita (Indonesia) saja yang ndak mau
membiasakan hal-hal yang unik, ujar Tri sambil terkekeh.
4. Akal yang bermain di sebuah bisnis
Pemilik ladang padi seluas lima hektar ini menyarankan kepada peserta workshop
bahwa usaha itu tidak perlu yang rumit-rumit. Selain itu, akal pun punya peran dalam
menjalankan sebuah bisnis.
Saya menyewakan kontrakan kepada pedagang kaki lima, seperti tukang baso dan
pedagang asongan. Satu kamar boleh isinya berapa (orang) saja. Mau satu, dua, lima,
9. terserah. Makin banyak orangnya, makin banyak kan yang membeli ke toko sembako
yang dikelola istri saya, kata Tri yang mendapatkan omzet sepuluh juta dari jasa
sewa rumah kontraknya.
5. Harus tahu karakter bisnisnya seperti apa
Dengan mengetahui profil atau karakteristik masing-masing lini usahanya, ayah dari
seorang anak ini bisa membedakan mana hal yang penting dan mana yang tidak.
Sehingga, ia bisa memutuskan langkah apa yang perlu ia lakukan di prioritas awal.
Hal ini juga membantunya ketika menghadapi kendala. Kendala itu berarti ada yang
kurang di diri kita, ini perlu dibenahi, papar Tri. Produk kopi jahe Hootrii, salah
satu lini usaha Tri
6. Harus punya target
Apapun jenis usaha, cara menjual, dan produk yang didagangkan, pengusaha wajib
punya target. Jangan asal jualan saja. Misalnya, kita tahu bisnis ini dalam satu tahun
mau dibawa ke mana, Tri menambahkan.
Selain itu, sebaiknya setiap pengusaha membuat siklus jelas dalam usaha yang
dimilikinya. Sehingga, ia bisa memantau di mana letak kerugian atau tahapan yang
memiliki pergerakan yang lamban. Selain itu, pengusaha juga bisa melihat uangnya
lari ke mana.
Misalnya, kontrakan. Ada lingkarannya, dari operasional, perilaku kontrakannya
(disewakan per bulan atau tahun), sampai strateginya, kata Tri.
7. Usaha bisa stabil dan terus berkembang dengan adanya inovasi
Tri yakin, setiap pengusaha yang berani berbisnis berarti berani pula berinovasi.
Inovasi tak perlu yang terlalu tinggi kata Tri. Sebagai contoh, ia memperbaiki
kemasan kopi jahe dan memperluas jangkauan konsumen.
8. komitmen
Pokoknya lakukan terus-terusan. Yang membuat (bisnis) nggak berhasil hanya
komitmen. Keinginan yang gigih bisa menaklukan segala-galanya. Bisnis kalau sudah
ketemu jati dirinya pasti maju, tutup Tri Sumono.
Demikian kisah motivatif tentang Tri Sumono yang membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kerja
keras pasti bisa meraih setiap apa yang di impikan dan cita-citakan. Semoga kisah di atas bisa menjadi
sebuah isnpirasi bagi kita semua.