ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
TUGAS 1 - PROSES MANUFAKTUR
Nama : Bayu Adit Setyawan
Nim : D200140021
Kelas : F
Judul : Proses pembuatan piston
Dosen pengampu : Taurista Perdana Syawitri, ST.,MSc.
Piston adalah komponen yang bekerja extra berat, karena tugasnya adalah
menahan ledakan dalam ruang bakar. Selain harus tahan tekanan, piston juga wajib
tahan panas.
ï‚· Fungsi Piston:
1. Menghisap, mengkopresi gas baru dan membuang gas bekas hasil pembakaran.
2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada setang
piston/seher.
3. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak.
ï‚· Piston mempunyai pembebanan tugas yang berat, antara lain :
1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembuangan yang tinggi.
2. Menerima gaya percepatan yang tinggi.
3. Menerima gaya gesek dan gaya samping.
Karena tugasnya yang berat, piston wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Kuat terhadap tekanan tinggi
2. Tahan terhadap temperatur tinggi.
3. Tahan terhadap gesekan dan mempunyai sifat luncur yang baik.
4. Mempunyai koefisien muai panas yang kecil.
5. Mempunyai bobot yang ringan.
ï‚· Macam - macam bahan pembuatan Piston :
Bahan pembuatan piston adalah almunium karena sifatnya yang ringan. Tetapi
almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk
dijadikan piston. Maka dari itu piston di campur dengan beberapa logan lain agar
lebih kuat. Adapun bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium
dalam pembuatan piston, antara lain :
1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibat panas dan
gesekan tetapi makin sulit dalam pembuatannya.
2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluran panas lebih
baik.
3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi,
tingkat pemuaian rendah dan tahan terhadap karat.
ï‚· Pembuatan piston pada umumnya ada 2 cara, yaitu :
1. Proses pengecoran (Casting Piston)
2. Proses tempa (Forging Piston)
Casting Piston
1. Bahan baku dari lempengan aluminium. Saya ambil contoh dari PT. Federal
Izumi Manufaturing dari Jepang. Makanya meski dibuat menggunakan
proses casting tapi didukung bahan berkualitas. Agar hasilnya lebih kuat
sesuai pesanan pabrikan motor. Bahan lempengan aluminium dipanaskan
sampai mencair. Titik didihnya lumayan tinggi.
2. Aluminium cair kemudian dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan
cawan. Kalau di PT FIM proses cetak tidak hanya mengandalkan gravity,
tapi juga dibarengi dengan tekanan. Supaya hasilnya kuat.
3. Hasil dari proses pencetakan bentuknya masih seperti kue apem yang perlu
diproses machining dengan mesin bubut CNC. Proses pembentukan piston
menggunakan mesin CNC sehingga sampai sempurna. Ukurannya sampai
benar-benar presisi dari mulai lubang pen, lubang oli dan alur ring piston.
4. Hasil dari proses finishing cast piston. Badan piston masih lebar kuat namun
jadi banyak bidang geseknya dengan dinding liner. Bentuknya masih tebal
sehingga berat. Putaran mesin jadi terbebani.
Forging Piston
1. Bahan baku dari pipa padat alias dalamnya tidak bolong. Pipa-pipa ini
kemudian dipotong-potong. Ukuran mendekati piston yang sudah jadi.
Supaya tidak banyak membuang bahan baku. Hasil potongan pipa
dipanaskan sampai benar-benar membara, tetapi tidak sampai mencair.
2. Bahan piston membara didinginkan sebentar. Lalu dimasukkan ke cetakan
dan dipukul agar bentuknya sebesar lubang cetakan. Pemukul juga dibentuk
seperti pantat piston.Bentuk piston sehabis dipukul baru pantatnya saja yang
terbentuk. Namun sudah kelihatan bagian lumayan tipis. Meski tipis tapi
bisa kuat karena dipukul.
3. Tetap harus dilakukan proses finishing. Supaya bentuk dan ukurannya
presisi. Proses finshing menggunakan alat permesinan macam mesin bubut
CNC. Dibentuk juga lubang pen, ring piston dan lubang oli sepresisi
mungkin.
4. Hasil dari proses pembuatan. Bentuk piston forging serba tipis-tipis namun
bisa kuat. Karena prosesnya aluminium padat yang dipukul atau tempa
seperti bikin pedang. Bidang kontak dengan liner sedikit. Gesekannya
ringan. Juga lebih enteng, sehingga putaran mesin lebih enteng.

More Related Content

Tugas 1 proses manufaktur - bayu adit setyawan - d200140021

  • 1. TUGAS 1 - PROSES MANUFAKTUR Nama : Bayu Adit Setyawan Nim : D200140021 Kelas : F Judul : Proses pembuatan piston Dosen pengampu : Taurista Perdana Syawitri, ST.,MSc.
  • 2. Piston adalah komponen yang bekerja extra berat, karena tugasnya adalah menahan ledakan dalam ruang bakar. Selain harus tahan tekanan, piston juga wajib tahan panas. ï‚· Fungsi Piston: 1. Menghisap, mengkopresi gas baru dan membuang gas bekas hasil pembakaran. 2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada setang piston/seher. 3. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak. ï‚· Piston mempunyai pembebanan tugas yang berat, antara lain : 1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembuangan yang tinggi. 2. Menerima gaya percepatan yang tinggi. 3. Menerima gaya gesek dan gaya samping.
  • 3. Karena tugasnya yang berat, piston wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Kuat terhadap tekanan tinggi 2. Tahan terhadap temperatur tinggi. 3. Tahan terhadap gesekan dan mempunyai sifat luncur yang baik. 4. Mempunyai koefisien muai panas yang kecil. 5. Mempunyai bobot yang ringan. ï‚· Macam - macam bahan pembuatan Piston : Bahan pembuatan piston adalah almunium karena sifatnya yang ringan. Tetapi almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk dijadikan piston. Maka dari itu piston di campur dengan beberapa logan lain agar lebih kuat. Adapun bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam pembuatan piston, antara lain : 1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibat panas dan gesekan tetapi makin sulit dalam pembuatannya. 2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluran panas lebih baik. 3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tingkat pemuaian rendah dan tahan terhadap karat. ï‚· Pembuatan piston pada umumnya ada 2 cara, yaitu : 1. Proses pengecoran (Casting Piston) 2. Proses tempa (Forging Piston)
  • 4. Casting Piston 1. Bahan baku dari lempengan aluminium. Saya ambil contoh dari PT. Federal Izumi Manufaturing dari Jepang. Makanya meski dibuat menggunakan proses casting tapi didukung bahan berkualitas. Agar hasilnya lebih kuat sesuai pesanan pabrikan motor. Bahan lempengan aluminium dipanaskan sampai mencair. Titik didihnya lumayan tinggi. 2. Aluminium cair kemudian dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan cawan. Kalau di PT FIM proses cetak tidak hanya mengandalkan gravity, tapi juga dibarengi dengan tekanan. Supaya hasilnya kuat.
  • 5. 3. Hasil dari proses pencetakan bentuknya masih seperti kue apem yang perlu diproses machining dengan mesin bubut CNC. Proses pembentukan piston menggunakan mesin CNC sehingga sampai sempurna. Ukurannya sampai benar-benar presisi dari mulai lubang pen, lubang oli dan alur ring piston. 4. Hasil dari proses finishing cast piston. Badan piston masih lebar kuat namun jadi banyak bidang geseknya dengan dinding liner. Bentuknya masih tebal sehingga berat. Putaran mesin jadi terbebani.
  • 6. Forging Piston 1. Bahan baku dari pipa padat alias dalamnya tidak bolong. Pipa-pipa ini kemudian dipotong-potong. Ukuran mendekati piston yang sudah jadi. Supaya tidak banyak membuang bahan baku. Hasil potongan pipa dipanaskan sampai benar-benar membara, tetapi tidak sampai mencair. 2. Bahan piston membara didinginkan sebentar. Lalu dimasukkan ke cetakan dan dipukul agar bentuknya sebesar lubang cetakan. Pemukul juga dibentuk seperti pantat piston.Bentuk piston sehabis dipukul baru pantatnya saja yang terbentuk. Namun sudah kelihatan bagian lumayan tipis. Meski tipis tapi bisa kuat karena dipukul.
  • 7. 3. Tetap harus dilakukan proses finishing. Supaya bentuk dan ukurannya presisi. Proses finshing menggunakan alat permesinan macam mesin bubut CNC. Dibentuk juga lubang pen, ring piston dan lubang oli sepresisi mungkin. 4. Hasil dari proses pembuatan. Bentuk piston forging serba tipis-tipis namun bisa kuat. Karena prosesnya aluminium padat yang dipukul atau tempa seperti bikin pedang. Bidang kontak dengan liner sedikit. Gesekannya ringan. Juga lebih enteng, sehingga putaran mesin lebih enteng.