際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MAKALAH
MESIN ALAT BANTU PERIKANAN
ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN DI ALAT TANGKAP
LONG LINE
Disusun oleh:
Kelompok 2
Perdiana 26010310110002
Yoel suranta bangun 26010310110019
Achmad zubaidi 26010310120011
Putri kurnia sari 26010310120028
Purwoko adi wiguna 26010310120038
Syamsul arifin 26010310120047
Bayu sukma brata 26010310120057
Ahmad aqsya jabarti 26010310130069
Nadia Adlina 26010310130078
Sansan 26010311170001
M. Sapta Dian
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan diproklamirkannya Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ( ZEEI )
200 mil dari batas perairan teritorial tanggal 21 Maret 1980, maka luas perairan
Indonesia bertambah menjadi 賊 5,8 juta Km2
. Bertambah luasnya perairan
Indonesia memberi harapan baru yang menguntungkan bagi
perkembangan perikanan laut.
Potensi lestari sumberdaya hayati perikanan tuna di perairan teritorial dan
ZEEI diperkirakan 258,8 ribu ton per tahun ( Anonymus,1983 ). Bertambahnya
potensi perikanan tuna dari ZEEI merupakan tantangan bagi kita untuk dapat
mengelola dan memanfaatkannya secara rasional.
Long Line merupakan salah satu alat tangkap yang efektif dan khusus ditujukan
untuk menangkap ikan tuna, karena konstruksinya mampu menjangkau kedalaman
renang ( Swimming layer ) dan sangat sesuai untuk dioperasikan di perairan ZEEI
200 mil.
Potensi tuna di perairan Indonesia adalah 780.040 ton (Dahuri. 2001).
Walaupun secara nasional pemanfaatan sumber daya tuna masih dapat di lakukan,
namun tingkat pemanfaatannya tidak merata di seluruh perairan Indonesia.
Sumberdaya tuna menyebar di perairan lepas pantai, pemanfaatannya masih
banyak dilakukan oleh perusahaan menengah ke atas, karena memerlukan
investasi yang relatif besar.
Sumberdaya tuna tidak nampak secara langsung oleh mata manusia.
Pebedaan media ini dapat diantisipasi dengan mempelajari tingkah laku ikan dan
alat bantu pendeteksi. Teknologi saat ini sudah dapat mengidentifikasi keberadaan
daerah penangkapan tuna dapat dilihat dari parameter suhu permukaan laut dan
kesuburan perairan sehingga dapat dibuat peta fishing ground tuna.
Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumber daya tuna
disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan
perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang
digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut.Khusus di bidang
usaha penangkapan Ikan dengan menggunakan long line di wilayah Samudera
Hindia merupakan suatu usaha penangkapan ikan yang cukup potensial. Usaha
perikanan long line termasuk jenis usaha penangkapan ikan yang berskala industri
dan berorientasi ekspor dengan negara tujuan utama yaitu Jepang.
Hasil tangkapan utama dari long line adalah ikan jenis tuna antara lain
blue fin tuna, big eye tuna, yellow fin tuna dan tuna albacore. Hasil tangkapan
lainnya seperti ikan meka, blue marlyn, ikan merah, hiu, bawal, layur air dan
lainnya.
Ikan-ikan hasil tangkapan tuna long line adalah ikan-ikan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka di anggap perlu mendapat perhatian baik
dari pihak pemerintah, swasta maupun pihak terkait lainnya, agar usaha
penangkapan long line dapat berkembang dan dapat mensejahterakan para nelayan
yang bekerja pada kapal-kapal long line dan tentunya dapat menambah devisa
Negara.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan teknik
pengoperasian tuna long line, hasil tangkapan, daerah pengoperasian tuna long
line dan alat bantu penangkapan pada long line.
Manfaat
Dapat menjadi sumber informasi bagi para nelayan, khususnya nelayan
yang bekerja pada kapal-kapal long line dan sumber informasi bagi masyarakat
umum.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
Sejarah Perkembangan Tuna Long Line
Long line pertama kali dikenalkan di Indonesia sejak tahun 1950, dimana
pada tahun tersebut pusat jawatan perikanan laut mengadakan kerjasama dengan
The United Overseas Mission (Amerika) untuk mengembangkan usaha perikanan.
Persiapan untuk melakukan percobaan dimulai dengan merancang tuna long line
yang dikerjakan oleh Rhalp Jhonson didanpingi oleh Soedarsono. Percobaan
pertama dilakukan di Lautan Hindia, ujung selatan Sumatera dan ujung barat Jawa
yang berbasis di Jakarta. Percobaan kedua dilakukan di perairan Laut Sulawesi
dan ujung utara Selat Makassar yang berbasis di Balikpapan. Percobaan ketiga
dilakukan di Samudera Hindia sebelah selatan Bali, Lombok dan Sumbawa
dengan mengambil pangkalan di Benoa Bali dan percobaan terakhir di Lautan
Hindia, Sumatera Tengah dengan pangkalan di sibolga (Sultan, 1991).
Pengertian Long Line
Tuna long line secara harfiah dapat diartikan dengan tali panjang. Hal ini
karena konstruksi long line berbentuk tali-temali yang di sambung-sambung
sehingga berbentuk tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Jadi rawai
merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri atas rangkaian tali-temali
yang bercabang dan pada tiap ujung cabangnya di ikatkan sebuah pancing.
Pada prinsipnya long line terdiri dari komponen-komponen utama yang
terdiri atas tali utama (main line), tali cabang (branch line), pelampung (float),
serta tali pelampung (float line).dan jarak antara pelampung satu dengan yang
lainnya dinamakan basket (Maman, 1991).
Long line tersusun dari rangkaian tali-temali yang dihubungkan satu sama
lain secara teratur dan memanjang, membentang hanyut pada kedalaman tertentu
di perairan yang mana sepanjang bentangan tali digantungkan tali cabang (branch
line) yang dilengkapi kail dan umpan untuk menangkap berbagai jenis tuna
(Fauzi, 1989).
Tujuan utama penangkapan dengan menggunakan alat tangkap Long line
yaitu untuk menangkap jenis ikan tuna, akan tetapi pada kenyataannya tertangkap
pula jenis-jenis ikan lainnya (Ayodhyoa, 1981).
Klasifikasi Long Line
Long line merupakan alat penangkap ikan yang dioperasikan di perairan
dalam sehingga long line dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok
(Sadhori, 1985).
Adapun pengelompokan long line antara lain :
1. Berdasarkan letak pengoperasiannya dalam perairan
- Loing line permukaan (Surface long line)
- Long line pertangahan (Midwater long line)
- long line dasar (Bottom long line)
2. Berdasarkan konstruksi alat
- Long line tegak (Vertiklal long line)
- Long line mendatar (Horizontal long line)
3. Berdasarkan jenis ikan yang tertangkap
- Long line tuna (Tuna long line)
- Long line cucut dan sebagainya
Martoyo (1981) mengklasifikasikan tuna Long line berdasarkan cara
pengoperasiannya:
1. Long line yang dioperasikan dalam keadaan hanyut (Drift long line)
2. Long line yang dioperasikan di dasar perairan (Bottom long line)
Penangkapan ikan dengan menggunakan alat ini menarik perhatian ikan
dengan memberikan umpan dimana ikan akan tertangkap setelah memakan umpan
tersebut, oleh kerena itu alat tangkap long line termasuk alat tangkap yang bersifat
pasif.
Deskripsi Alat Tangkap
Long line biasa disebut dengan rawai yaitu alat penangkapan ikan yang
menggunakan beberapa mata pancing. Long line berfungsi untuk menangkap
ikan-ikan predator, karena alat tangkap ini bersifat spasif dan menarik perhatian
ikan dengan menggunakan umpan.
Dekskripsi tuna long lineadalah sebagai berikut:
1. Radio Buoy
Radio buoy (pelampung tanda) berfungsi untuk mengetahui posisi alat tangkap.
2. Pelampung (Float)
Pelampung yang digunakan berbentuk bola dengan diameter 25cm, pelampumg
juga harus memenuhi syarat yaitu tidak mudah pecah dan bocor akibat tekanan
air ataupun panas matahari. Pelampung ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan alat tangkap diperairan dan untuk mempermudah mencari alat
tangkap apabila main line tiba-tiba putus. Oleh karena itu pelampung biasanya
diberikan timah yang berwarna putih yang dapat terlihat jelas apabila main line
tiba-tiba putus.Pelampung terdiri dari bola, pelampung bendera dan pelampung
lampu.
3. Tali Pelampung
tali pelampung yang diugunakan terbuat dari bahan kuralon dengan diameter 5mm
dan panjang 25m. pada kedua ujung tali pelampung dipasang snape untuk
menghubungkannya dengan pelampung dan main line.
4. Tali Utama (Main Line)
Main line merupakan tempat bergantungnya tali cabang, terbuat dari bahan
kuralon dengan diameter 5-6 mm.
5. Tali Cabang (Branch Line)
Branch line adalah tali cabang yang menghubungkan antara main line dengan
mata pancing, serta sebagai tempat bergantungnya hasil tangkapan, terbuat dari
bahan kuralon dengan diameter 3,2-3,4 mm.
6. kili-kili (swifel)
7. Pancing
8. Umpan
Bentuk Tuna Long Line
Alat tangkap tuna longline dalam pengoprasiannya di bedakan :
1. System basket
2. System snaph
Di Indonesia pada umumnya tuna long line pengoprasiannya dengan system
basket.
1. System basket
Yang di maksud system basket adalah rangkaian dari beberapa tali yang di gabung
menjadi satu.
Adapun rangkaian itu terdiri dari :
- 6 tali utama (main line)
- 5 tali cabang (branch line)
- 1 tali pelampung (float line)
- 1 tali pengikat (tali talang)
2. System snaph
Pada long line system snaph tali utama (main line) merupakan satu kesatuan
panjang (tidak di sambung-sambung) untuk menentukan jarak tiap tali cabang
pada tali utama di beri tanda.
Penyambung branch line dengan main line menggunakan snaph satu unit long
line system snaph terdiri dari 11 branch line (sebelas mata pancing).
Alat Bantu Penangkapan
1. Line Thrower( Line Caster)
Kapal-kapal long line berskala industri yang sudah dilengkapi dengan line
arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower.Line thrower disebut juga line
caster merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat pelontar tali utama yang
digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal, digunakan
pada saat penebaran pancing (setting).
2. Line Hauler
Line hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling
berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang ditebar di
perairan tidak memungkinkan untuk ditarik menggunakan tangan biasa (manual),
selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh rangkaian long line juga
akan memerlukan waktu yang lama sehingga dianggap tidak efisien. Line hauler
pada umumnya digerakkan dengan tenaga elektro hidrolik, dilengkapi dengan tuas
pengatur kecepatan tarik agar memudahkan penanganan penarikan tali utama,
terutama pada saat menaikkan ikan hasil tangkapan atau saat terjadi kekusutan
tali. Line hauler ditempatkan di geladag kerja hauling (hauling working space).
Kekuatan tarik dari line hauler disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya kapal.
3. Line Arranger (Penyusun tali utama)
Pada kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu
penangkapannya dilengkapai peralatan lain selain line hauler. Line arranger
ditempatkan diatas main line tank (tangki penyimpanan tali utama) merupakan
alat bantu penangkapan yang berfungsi sebagai penarik dan penyusun tali utama
agar tertata rapi di dalam main line tank.
4. Branch Line Ace dan Buoy Line Ace
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di lambung kanan kapal
dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik dan
penggulung tali cabang (branch line) dengan menggunakan tenaga motor listrik.
Sedangkan buoy line ace yang digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy
line) pada saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yang sudah diangkat
dari air segera dilepas dari tali utama kemudian digulung dengan branch line ace
setelah tergulung dan diikat lalu ditempatkan dalam basket (keranjang).
5. Side Roller/ Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi
untuk menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line
hauler. Bahan side roller terbuat dari baja stainless dan kerjanya secara aktif.
6. Slow Conveyor
Slow conveyor merupakan alat bantu penangkapan berupa ban berjalan
lamban, ditempatkan melintang kapal di bawah line hauler. Fungsi line hauler
adalah menggeser tali utama yang telah ditarik line hauler agar tidak menumpuk
dibawah line hauler tersebut. Sementara main line bergeser mengikuti conveyor
tersebut, main line ditarik oleh line arranger untuk disusun dan diatur pada tangki
penyimpanan tali utama.
7. Branch Line Conveyor
Branch line conveyor adalah alat bantu penangkapan berupa ban berjalan. Alat ini
ditempatkan di sisi kiri kapal yang berfungsi memindahkan atau menghantar
peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali pelampung dari
geladag kerja didepan ke gudang penyimpanan alat tangkap di buritan kapal. Pada
kapal-kapal long line modern berukuran kecil biasanya tidak dilengkapi ini,
karena jarak dari geladag kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap
titik jauh
8. Radar
Radar digunakan untuk mendeteksi obyek (sasaran) berdasarkan prinsip
pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk merambatkan pulsa (denyut)
sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut dipancarkan oleh
transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek diterima pada
receiver. Sinyal elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (sasaran) ke
pesawat penerima tersebut selanjutnya tergambar pada Display unit.
9. RDF
RDF adaah alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan
gelombang radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara
yang dipancarkan akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target
(penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang terdepan
10. Fish finder atau Echosounder
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi
untuk mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan
arah vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga
mampu mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air.
11. Sonar
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi akustik,
pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah
horizontal dan vertical. Sonar dapat memberikan gambaran dan informasi tentang
kedalaman, keadaan alami dasar serta konfigurasi bentuk dasar perairan kemudian
pada kapal ikan digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas,
distribusi, kecepatan dan arah renang fish schools, serta mengetahui bentuk dan
kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring
Gambar alat bantu pada Long Line
Line Thrower
Line Hauler
Echosounder
Fish Finder
Radar
RDF (Radio Direction Finder)
Side Roller
PENUTUP
Kesimpulan
1. Klasifikasi Long Line
Adapun pengelompokanlong line antara lain, berdasarkan letak
pengoperasiannya dalam perairan, berdasarkan konstruksi alat dan berdasarkan
jenis ikan yang tertangkap.
2. Kontruksi long line
Kontruksi tuna long lineadalah sebagai beriku Radio Buo, Pelampung
(Float), Tali Pelampung, Tali Utama (Main Line), Tali Cabang (Branch Line),
kili-kili (swifel), Pancing dan umpan
3. Alat Bantu Penangkapan
Line Thrower( Line Caster), Line Hauler, Line Arranger (Penyusun tali
utama), Branch Line Ace dan Buoy Line Ace, Side Roller/ Line Guide Rolle, Slow
Conveyo, Branch Line Conveyor, Radar, RDF, Fish finder atau Echosounde dan
Sonar.
Saran
1. Sebaiknya alat bantu yang ada pada lat tangkap long line di rawat dengan
baik karena harga alat tersebut mahal
2. Penggunaan alat bantu sebaiknya lebih efisien dan hasil tangkapan lebih
optimal

More Related Content

Tugas mesin dan_alat_bantu

  • 1. MAKALAH MESIN ALAT BANTU PERIKANAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN DI ALAT TANGKAP LONG LINE Disusun oleh: Kelompok 2 Perdiana 26010310110002 Yoel suranta bangun 26010310110019 Achmad zubaidi 26010310120011 Putri kurnia sari 26010310120028 Purwoko adi wiguna 26010310120038 Syamsul arifin 26010310120047 Bayu sukma brata 26010310120057 Ahmad aqsya jabarti 26010310130069 Nadia Adlina 26010310130078 Sansan 26010311170001 M. Sapta Dian FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan diproklamirkannya Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ( ZEEI ) 200 mil dari batas perairan teritorial tanggal 21 Maret 1980, maka luas perairan Indonesia bertambah menjadi 賊 5,8 juta Km2 . Bertambah luasnya perairan Indonesia memberi harapan baru yang menguntungkan bagi perkembangan perikanan laut. Potensi lestari sumberdaya hayati perikanan tuna di perairan teritorial dan ZEEI diperkirakan 258,8 ribu ton per tahun ( Anonymus,1983 ). Bertambahnya potensi perikanan tuna dari ZEEI merupakan tantangan bagi kita untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya secara rasional. Long Line merupakan salah satu alat tangkap yang efektif dan khusus ditujukan untuk menangkap ikan tuna, karena konstruksinya mampu menjangkau kedalaman renang ( Swimming layer ) dan sangat sesuai untuk dioperasikan di perairan ZEEI 200 mil. Potensi tuna di perairan Indonesia adalah 780.040 ton (Dahuri. 2001). Walaupun secara nasional pemanfaatan sumber daya tuna masih dapat di lakukan, namun tingkat pemanfaatannya tidak merata di seluruh perairan Indonesia. Sumberdaya tuna menyebar di perairan lepas pantai, pemanfaatannya masih banyak dilakukan oleh perusahaan menengah ke atas, karena memerlukan investasi yang relatif besar. Sumberdaya tuna tidak nampak secara langsung oleh mata manusia. Pebedaan media ini dapat diantisipasi dengan mempelajari tingkah laku ikan dan
  • 3. alat bantu pendeteksi. Teknologi saat ini sudah dapat mengidentifikasi keberadaan daerah penangkapan tuna dapat dilihat dari parameter suhu permukaan laut dan kesuburan perairan sehingga dapat dibuat peta fishing ground tuna. Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumber daya tuna disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut.Khusus di bidang usaha penangkapan Ikan dengan menggunakan long line di wilayah Samudera Hindia merupakan suatu usaha penangkapan ikan yang cukup potensial. Usaha perikanan long line termasuk jenis usaha penangkapan ikan yang berskala industri dan berorientasi ekspor dengan negara tujuan utama yaitu Jepang. Hasil tangkapan utama dari long line adalah ikan jenis tuna antara lain blue fin tuna, big eye tuna, yellow fin tuna dan tuna albacore. Hasil tangkapan lainnya seperti ikan meka, blue marlyn, ikan merah, hiu, bawal, layur air dan lainnya. Ikan-ikan hasil tangkapan tuna long line adalah ikan-ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka di anggap perlu mendapat perhatian baik dari pihak pemerintah, swasta maupun pihak terkait lainnya, agar usaha penangkapan long line dapat berkembang dan dapat mensejahterakan para nelayan yang bekerja pada kapal-kapal long line dan tentunya dapat menambah devisa Negara.
  • 4. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan teknik pengoperasian tuna long line, hasil tangkapan, daerah pengoperasian tuna long line dan alat bantu penangkapan pada long line. Manfaat Dapat menjadi sumber informasi bagi para nelayan, khususnya nelayan yang bekerja pada kapal-kapal long line dan sumber informasi bagi masyarakat umum.
  • 5. TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN Sejarah Perkembangan Tuna Long Line Long line pertama kali dikenalkan di Indonesia sejak tahun 1950, dimana pada tahun tersebut pusat jawatan perikanan laut mengadakan kerjasama dengan The United Overseas Mission (Amerika) untuk mengembangkan usaha perikanan. Persiapan untuk melakukan percobaan dimulai dengan merancang tuna long line yang dikerjakan oleh Rhalp Jhonson didanpingi oleh Soedarsono. Percobaan pertama dilakukan di Lautan Hindia, ujung selatan Sumatera dan ujung barat Jawa yang berbasis di Jakarta. Percobaan kedua dilakukan di perairan Laut Sulawesi dan ujung utara Selat Makassar yang berbasis di Balikpapan. Percobaan ketiga dilakukan di Samudera Hindia sebelah selatan Bali, Lombok dan Sumbawa dengan mengambil pangkalan di Benoa Bali dan percobaan terakhir di Lautan Hindia, Sumatera Tengah dengan pangkalan di sibolga (Sultan, 1991). Pengertian Long Line Tuna long line secara harfiah dapat diartikan dengan tali panjang. Hal ini karena konstruksi long line berbentuk tali-temali yang di sambung-sambung sehingga berbentuk tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Jadi rawai merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri atas rangkaian tali-temali yang bercabang dan pada tiap ujung cabangnya di ikatkan sebuah pancing. Pada prinsipnya long line terdiri dari komponen-komponen utama yang terdiri atas tali utama (main line), tali cabang (branch line), pelampung (float),
  • 6. serta tali pelampung (float line).dan jarak antara pelampung satu dengan yang lainnya dinamakan basket (Maman, 1991). Long line tersusun dari rangkaian tali-temali yang dihubungkan satu sama lain secara teratur dan memanjang, membentang hanyut pada kedalaman tertentu di perairan yang mana sepanjang bentangan tali digantungkan tali cabang (branch line) yang dilengkapi kail dan umpan untuk menangkap berbagai jenis tuna (Fauzi, 1989). Tujuan utama penangkapan dengan menggunakan alat tangkap Long line yaitu untuk menangkap jenis ikan tuna, akan tetapi pada kenyataannya tertangkap pula jenis-jenis ikan lainnya (Ayodhyoa, 1981). Klasifikasi Long Line Long line merupakan alat penangkap ikan yang dioperasikan di perairan dalam sehingga long line dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok (Sadhori, 1985). Adapun pengelompokan long line antara lain : 1. Berdasarkan letak pengoperasiannya dalam perairan - Loing line permukaan (Surface long line) - Long line pertangahan (Midwater long line) - long line dasar (Bottom long line) 2. Berdasarkan konstruksi alat - Long line tegak (Vertiklal long line) - Long line mendatar (Horizontal long line) 3. Berdasarkan jenis ikan yang tertangkap
  • 7. - Long line tuna (Tuna long line) - Long line cucut dan sebagainya Martoyo (1981) mengklasifikasikan tuna Long line berdasarkan cara pengoperasiannya: 1. Long line yang dioperasikan dalam keadaan hanyut (Drift long line) 2. Long line yang dioperasikan di dasar perairan (Bottom long line) Penangkapan ikan dengan menggunakan alat ini menarik perhatian ikan dengan memberikan umpan dimana ikan akan tertangkap setelah memakan umpan tersebut, oleh kerena itu alat tangkap long line termasuk alat tangkap yang bersifat pasif. Deskripsi Alat Tangkap Long line biasa disebut dengan rawai yaitu alat penangkapan ikan yang menggunakan beberapa mata pancing. Long line berfungsi untuk menangkap ikan-ikan predator, karena alat tangkap ini bersifat spasif dan menarik perhatian ikan dengan menggunakan umpan. Dekskripsi tuna long lineadalah sebagai berikut: 1. Radio Buoy Radio buoy (pelampung tanda) berfungsi untuk mengetahui posisi alat tangkap. 2. Pelampung (Float) Pelampung yang digunakan berbentuk bola dengan diameter 25cm, pelampumg juga harus memenuhi syarat yaitu tidak mudah pecah dan bocor akibat tekanan air ataupun panas matahari. Pelampung ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan alat tangkap diperairan dan untuk mempermudah mencari alat
  • 8. tangkap apabila main line tiba-tiba putus. Oleh karena itu pelampung biasanya diberikan timah yang berwarna putih yang dapat terlihat jelas apabila main line tiba-tiba putus.Pelampung terdiri dari bola, pelampung bendera dan pelampung lampu. 3. Tali Pelampung tali pelampung yang diugunakan terbuat dari bahan kuralon dengan diameter 5mm dan panjang 25m. pada kedua ujung tali pelampung dipasang snape untuk menghubungkannya dengan pelampung dan main line. 4. Tali Utama (Main Line) Main line merupakan tempat bergantungnya tali cabang, terbuat dari bahan kuralon dengan diameter 5-6 mm. 5. Tali Cabang (Branch Line) Branch line adalah tali cabang yang menghubungkan antara main line dengan mata pancing, serta sebagai tempat bergantungnya hasil tangkapan, terbuat dari bahan kuralon dengan diameter 3,2-3,4 mm. 6. kili-kili (swifel) 7. Pancing 8. Umpan
  • 9. Bentuk Tuna Long Line Alat tangkap tuna longline dalam pengoprasiannya di bedakan : 1. System basket 2. System snaph Di Indonesia pada umumnya tuna long line pengoprasiannya dengan system basket. 1. System basket Yang di maksud system basket adalah rangkaian dari beberapa tali yang di gabung menjadi satu. Adapun rangkaian itu terdiri dari : - 6 tali utama (main line) - 5 tali cabang (branch line) - 1 tali pelampung (float line) - 1 tali pengikat (tali talang) 2. System snaph Pada long line system snaph tali utama (main line) merupakan satu kesatuan panjang (tidak di sambung-sambung) untuk menentukan jarak tiap tali cabang pada tali utama di beri tanda. Penyambung branch line dengan main line menggunakan snaph satu unit long line system snaph terdiri dari 11 branch line (sebelas mata pancing).
  • 10. Alat Bantu Penangkapan 1. Line Thrower( Line Caster) Kapal-kapal long line berskala industri yang sudah dilengkapi dengan line arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower.Line thrower disebut juga line caster merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat pelontar tali utama yang digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal, digunakan pada saat penebaran pancing (setting). 2. Line Hauler Line hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang ditebar di perairan tidak memungkinkan untuk ditarik menggunakan tangan biasa (manual), selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh rangkaian long line juga akan memerlukan waktu yang lama sehingga dianggap tidak efisien. Line hauler pada umumnya digerakkan dengan tenaga elektro hidrolik, dilengkapi dengan tuas pengatur kecepatan tarik agar memudahkan penanganan penarikan tali utama, terutama pada saat menaikkan ikan hasil tangkapan atau saat terjadi kekusutan tali. Line hauler ditempatkan di geladag kerja hauling (hauling working space). Kekuatan tarik dari line hauler disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya kapal. 3. Line Arranger (Penyusun tali utama) Pada kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu penangkapannya dilengkapai peralatan lain selain line hauler. Line arranger ditempatkan diatas main line tank (tangki penyimpanan tali utama) merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi sebagai penarik dan penyusun tali utama agar tertata rapi di dalam main line tank.
  • 11. 4. Branch Line Ace dan Buoy Line Ace Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di lambung kanan kapal dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik dan penggulung tali cabang (branch line) dengan menggunakan tenaga motor listrik. Sedangkan buoy line ace yang digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy line) pada saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yang sudah diangkat dari air segera dilepas dari tali utama kemudian digulung dengan branch line ace setelah tergulung dan diikat lalu ditempatkan dalam basket (keranjang). 5. Side Roller/ Line Guide Roller Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi untuk menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line hauler. Bahan side roller terbuat dari baja stainless dan kerjanya secara aktif. 6. Slow Conveyor Slow conveyor merupakan alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban, ditempatkan melintang kapal di bawah line hauler. Fungsi line hauler adalah menggeser tali utama yang telah ditarik line hauler agar tidak menumpuk dibawah line hauler tersebut. Sementara main line bergeser mengikuti conveyor tersebut, main line ditarik oleh line arranger untuk disusun dan diatur pada tangki penyimpanan tali utama. 7. Branch Line Conveyor Branch line conveyor adalah alat bantu penangkapan berupa ban berjalan. Alat ini ditempatkan di sisi kiri kapal yang berfungsi memindahkan atau menghantar peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali pelampung dari geladag kerja didepan ke gudang penyimpanan alat tangkap di buritan kapal. Pada
  • 12. kapal-kapal long line modern berukuran kecil biasanya tidak dilengkapi ini, karena jarak dari geladag kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap titik jauh 8. Radar Radar digunakan untuk mendeteksi obyek (sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk merambatkan pulsa (denyut) sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut dipancarkan oleh transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek diterima pada receiver. Sinyal elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (sasaran) ke pesawat penerima tersebut selanjutnya tergambar pada Display unit. 9. RDF RDF adaah alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang terdepan 10. Fish finder atau Echosounder Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air. 11. Sonar Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi akustik, pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah horizontal dan vertical. Sonar dapat memberikan gambaran dan informasi tentang
  • 13. kedalaman, keadaan alami dasar serta konfigurasi bentuk dasar perairan kemudian pada kapal ikan digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas, distribusi, kecepatan dan arah renang fish schools, serta mengetahui bentuk dan kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring
  • 14. Gambar alat bantu pada Long Line Line Thrower Line Hauler
  • 16. RDF (Radio Direction Finder) Side Roller
  • 17. PENUTUP Kesimpulan 1. Klasifikasi Long Line Adapun pengelompokanlong line antara lain, berdasarkan letak pengoperasiannya dalam perairan, berdasarkan konstruksi alat dan berdasarkan jenis ikan yang tertangkap. 2. Kontruksi long line Kontruksi tuna long lineadalah sebagai beriku Radio Buo, Pelampung (Float), Tali Pelampung, Tali Utama (Main Line), Tali Cabang (Branch Line), kili-kili (swifel), Pancing dan umpan 3. Alat Bantu Penangkapan Line Thrower( Line Caster), Line Hauler, Line Arranger (Penyusun tali utama), Branch Line Ace dan Buoy Line Ace, Side Roller/ Line Guide Rolle, Slow Conveyo, Branch Line Conveyor, Radar, RDF, Fish finder atau Echosounde dan Sonar. Saran 1. Sebaiknya alat bantu yang ada pada lat tangkap long line di rawat dengan baik karena harga alat tersebut mahal 2. Penggunaan alat bantu sebaiknya lebih efisien dan hasil tangkapan lebih optimal