Tugas rangkuman keperawatan keluarga membahas konsep keluarga, manajemen sumber daya keluarga, dan model konsep keperawatan keluarga. Dokumen ini menjelaskan pengertian keluarga, ciri-ciri, tipe, dan fungsi keluarga. Kemudian membahas konsep dasar sumber daya keluarga, faktor yang mempengaruhi manajemen SDK, sistem dan proses manajemen SDK. Terakhir membahas model konsep keperawatan yang melihat manusia sebagai
1 of 22
Downloaded 22 times
More Related Content
Tugas ringkasan keperawatan keluarga
1. TUGAS RANGKUMAN KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun Oleh
AGUS HANANTO
NIM ;P01814401R002
DOSEN :
IBU IDAYANTI
PROGRAM RPL KEPERAWATAN
POLTEKES KEMENKES RI PEKANBARU
2018/2019
2. KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga yang dikutip oleh Setyowati dan
Murwani (2008: h. 23) :
1. Duval dan Logan (1986). Duval menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari
interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum.
2. Menurut Departemen RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.
3. Bailon dan Maglaya (1989), mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
4. Burgess dan kawan-kawan (1963), menyebutkan bahwa
(1) keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan
ikatan adopsi.
(2) para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah mereka.
(3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan lainnya dalam peran
sosial.
(4) keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
5. Menurut Syafrudin (2010; h.41) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial tiap
anggota keluarga.
B. Ciri-ciri keluarga
3. Robert Maclver dan Charles Morton Page yang dikutip oleh Ali (2010) menjelaskan ciri-ciri
keluarga sebagai berikut :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur), termasuk perhitungan garis
keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan
dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.
Ciri-ciri keluarga disetiap negara berbeda-beda bergantung pada kebudayaan, falsafah hidup,
dan ideologi negaranya. Menurut Suprajitno (2004) keluarga di Indonesia mempunyai ciri
ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi semangat kegotong
royongan.
2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental yang
mempunyai tanggung jawab besar.
3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam
mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat.
4. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan perkotaan. Keluarga di pedesaan
masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain, sedikit sulit
menerima inovasi baru.
C. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Ali (2010) membagi tipe keluarga seperti
berikut ini:
1. Nuclear family (keluarga inti) terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar) yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single parent family yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
4. 4. Nuclear dyed yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5. Blanded family yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang kos-
kosan yang hidup dalam rumahnya.
8. Midle age atau elderly coupleyaitu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri
paruh baya.
Marylin M.Friedman (1998) membagi tipe keluarga menjadi keluarga inti (konjugal).
Keluarga yang menikah. sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami,
istri, dan anak (anak kandung, anak adopsi). Keluarga orientasi (keluarga asal). Unit keluarga
tempat sesorang dilahirkan. Dan yang terakhir keluarga besar. Keluarga inti dan orang lain yang
ada hubungan darah, misalnya sanak keluarga, kakek, nenek, tante, paman, dan sepupu.
Menurut Jhonson (2010; h.25 ) Tipe keluarga terdiri dari :
1. Suami yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa atau belum kawin.
2. Keluarga conjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak
mereka, dimana terdapat interaksi dari kerabat salah satu atau dari pihak orang tua.
3. Keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga
luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
D. Fungsi Keluarga
Menurut Mariam dan Jhonson (2008; h. 42) macam- macam fungsi keluarga yaitu:
a) Fungsi biologis
b) Fungsi psikologis
c) Fungsi ekonomi
d) Fungsi perasaan
e) Fungsi agama
5. Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) yang dikutip oleh Setyowati dan Murwani
(2007: h. 29) adalah sebagai berikut:
a) Fungsi afektif (the affective function)
b) Fungsi sosialisasi dan tempat sosialisasi (sosialitation and sosial placement function)
c) Fungsi reproduksi (the reproduktif function)
d) Fungsi ekonomi (the economic function)
e) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care function)
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga
dikembangkan menjadi :
a) Fungsi ekonomi
b) Fungsi mendapatkan status social
c) Fungsi pendidikan
d) Fungsi sosialisasi
e) Fungsi pemenuhan kesehatan
f) Fungsi religious
g) Fungsi rekreasi
h) Fungsi reproduksi
i) Fungsi afeksi
6. MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA
A. Kosep Dasar Sumber Daya Keluarga
Sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk
memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar memepelajari Sumber Daya Keluarga
yaitu:
1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat di
berbagai lingkungan sekitar keluarga.
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong
atau menghambat pencapaian tujuan keluarga.
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya
dalam sistem keluarga
Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga
Manajemen adalah perencanaan dan pelaksanaan penggunaan sumberdaya untuk mencapai
keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen Sumber Daya Keluarga adalah penggunaan
sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai suatu tujuan yang dianggap penting
oleh keluarga.
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen SDK
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:
1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks memerlukan
gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah tidak terlalu
kompleks.
2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat melakukan
manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua anggota keluarga dapat
difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.
7. 3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh
peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam
keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan
manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.
Sistem Manajemen SDK
Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga itu sendiri.
Sistem Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :
1. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan eksternal dan
mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari seluruh anggota keluarga.
2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan
balik.
Proses Manajemen SDK
Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan, proses, keluaran, dan
umpan balik.
Input (masukan)
Proses
Output
Umpan Balik
Sifat Manajemen SDK
Interdisplin
Unik
Aplikasi lintas budaya dan internasional
Klasifikasi SDK
Berdasarkan jenisnya terdiri dari:
8. 1. Sumber daya manusia
2. Sumber daya Non Manusia / Materi
3. Sumber daya Waktu
Sumber Daya Manusia
Mempunyai 2 ciri : Personal dan Interpersonal
Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat
intelegensia, minat, sensitivitas
Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar
personal dalam kaitannya dengan pengembangan
Aspek Kognitif
Penguasaan pengetahuan, tahapan;
1. mengetahui
2. memahami
3. menganalisis
4. mensintesis
5. mengevaluasi
Kegunaan Sumberdaya Kognitif
Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya
Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan
Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan
Kegunaan Sumber Daya Afektif
Menumbuhkan rasa percaya
Meningkatkan kerjasama & gotong royong
Menciptakan rasa berguna
Mutu modal manusia ditentukan oleh :
1. pendidikan formal
9. 2. kesehatan
3. keterampilan dan kemampuan mencari nafkah.
MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA
A. Model Konseptual Keperawatan Keluarga
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja
konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model
konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor
yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan
upaya menolong orang tersebut, mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan
unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah
tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika
seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam
perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien)
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari
setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif
manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Teori keperawatan dan model
konseptual adalah sebagai berikut:
a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
10. c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system terbuka dari King
d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.
B. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.
Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas
keluarga. Dalam komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh
Neuman (1982) model tersebut diperluas yang berhubungan dengan keluarga sehingga
penerima asuhan kepeerawatan termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini
menerapkan model dari Neuman untuk system keluarga (Reed, 1982) dan terapi keluarga
(Goldblum-Graff dan Greff, 1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang
tepat baik untuk pegkajian dan intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses
keperawatan digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan praaktik.
Keperawatan (Faw Cett, 1984). Belakangan ini Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun
mengadaptasi model dari Neuman untuk digunakan dalam pengkajian dan intervensi
keluarga. Model dari Neuma karena konsep keluarga telah diidentifikasi dan diterapkan,
tampak agak bermanfaat untuk membimbing praktik keperawatan keluarga.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep Healt care system
yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman
mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan
pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu di perhatikan adalah: fisiologi individu,
psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu
1. Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap
tekanan yaitu :
a. Manusia
11. Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni
dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar klien atau sistem klien.
c. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau
mengatasi stressor.
2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman
Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan
tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat
tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat
keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4
faktor yang merupakan konsep mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri,
lingkungan sekitarnya, kesehatan, pelayanan
3. Bentuk Logika Teori Model Neuman
Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan
teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan
teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari
pengamatan dan pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.
4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan
cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel
yang berupa: pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan
12. dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan
kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal
terganggu :
1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita,
keluarga dll.
2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling
pra nikah
c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila
garis pertahanan resisten yang terganggu.
Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang
terdiri dari 5 tahapan :pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi.
D. Model Perawatan Diri dari Orem.
Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.
Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia
mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia
pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam Keperawatan : Konsep praktik, pada
tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul"Nursing Conceps
of Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi
13. kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit(keluarga, kelompok dan
komunitas).
1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh
individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun
sakit (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self
care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila
tidak mampu.
2. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of
Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan
kebutuhan. Perawatan diri sendiri merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh
seorang perawat yang berlangsung secara berkelanjutan sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan
antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self caresecara
umum :
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
14. 7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam
memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem
menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara
membantu orang lain dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan
untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri
saat ini atau di masa yang akan datang.
c. Nursing system (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan
gerak karena sakit atau kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui metode bantuan
yang meliputi :acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien,
mengarahkan klien, mensupport klien.
15. 3. Keyakinan dan Nilai - Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma
atu koping dan efeknya.
b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.
c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan self
care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
4. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite ;
keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan
fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar
manusia.
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliharaan kecukupan makanan
4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan
manusia
16. 6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan
seseorang untuk menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orems
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan
pada praktek keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya
c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan
di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system perawatan
berorientasi pada individu.individu (klien) dianggap sebagai penerimaan asuhan
kepaerawatan yang utama. Keluarga dipandang sebagai factor syarat dasar bagi anggota
keluarga (klien) atau sebagai kontek utama di mana individu berfungsi. Perawat juga
membantu memberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang
17. merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka
diaggap sebagai individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).
Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di gabungkan
ke dalam model praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan tetapi, melaksanakan
tugas untuk menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat
diartikulasika dengan model dari Orem. Karena unit analisis membedakan antara dua
teori tersebut, artikulasi yang diuraikan Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun
filosofi perawatan diri cukup relevan dengan keperawatan keluarga, konsep saat ini dari
Orem tidak memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien.
Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari
kemampuan penerapan model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit adalah
bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan untuk individu. Hal
ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya untuk menggunakan syarat-syarat
perawatan diri yang berorientasi pada individu dari Orem untuk mengkaji keluarga.
Upaya-upaya selanjutnya seperti ini sangat diperlukan, seingga teori Orem akan lebih
bermanfaat untuk beerja dengan keluarga sebagai klien
PEMBERDAYAAN KELUARGA
Pemberdayaan Keluarga Merupakan Proses Pemberian Kekuatan/Dorongan Sehingg
Memebentuk Interaksi Transformatif Kepada Keluarga. Pemberdayaan Merupakan Upaya
Mobilisasi Keluarga Agar Mampu Berperan Dalam Pengambilan Keputusan Dan Tindakan
Strategis, Juga Merupakan Upaya Fasilitas Agar Keluarga Mengenai Masalah Yang Dihadapi,
Merencanakan Dan Melakukan Pemecahan Masalah Dengan Memanfaatkan Potensi Keluarga
Sesuai Kebutuhannya(Hithok Dan Thomas 1999).
Tujuan pemberdayaan keluarga yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan seluruh anggota keluarga dalam bidang kesehatan.
2. Meningkatkan kemampuan seluruh keluarga dalam pemeliharaan dan peningkatan
derajat kesehatan
3. Keluarga mampu mengenali, memelihara, melindungi, meningkatkan kualitas
kesehatannya, termasuk jika sakit dan memperoleh pelayanan kesehatan tanpa
mengalami kesulitan dalam pembiayaannya.
Ruang lingkup pemberdayaan keluarga
18. a. Ketahanan keluarga
Pemberdayaan keluarga meningkatkan pendekatan pada peningkatan
pengetahuan,kesehatan, serta kapasitas keluarga dalam kaitannya dengan kondisi dinamik
suatu keluarga yang harus memiliki keuletan dan ketangguhan serta kemampuan secara
fisik dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri
b. Keberfungsian, peran dan tugas keluarga
Pemberdayaan keluarga menekankan pada peningkatan potensi dan kapasitas
keluarga dalam memenuhi fungsinya. Agar fungsi keluarga berada pada kondisi optimal
perlu peningkatan fungsionalisasi dan struktur yang jelas.
Interaksi dan komunikasi keluarga
Interaksi keluarga dapat dipandang melalui beberapa pendekatan, diantaranya
adalah pendekatan system yang meliputi, husband-wife, parent-child, interaction, sibling
interaction dan intergeneration interaction.
c. Tipologi keluarga
Tipologi keluarga mengidentifikasi keluarga dari 4 dimensi yaitu:
1. Kemampuan tumbang keluarga
2. Kepentingan keluarga
3. Kebersamaan keluarga
4. Tradisi keluarga
d. Ekologi keluarga
Hubungan timbal balik keluarga sebagai ekosistem dengan lingkungannya, baik
lingkungan alam maupun lingkungan social yang diimplementasikan melalui proses
pemaknaan , penerimaan, pengambilan keputusan dan jarak dengan lingkungan sekitar
e. Prinsip pemberdayaan keluarga
1. Hendaknya tidak memberikan bantuan /pendampingan yang bersifat charity yang akan
mendatangkan ketergantungan dan melemahkan, melainkan bantuan, pendampingan
dan pelatihan yang mempromosikan self reliance
2. Hendaknya menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan pihak yang dibantu
dibina/didampingi menjadi lebih kuat
3. Meningkatkan partisipasi yang membawa pihak yang di berdayakan meningkatkan
kapasitasnya
4. Menjadikan pihak yang diberdayakan mengambil control penuh, pengambilan
keputusan penuh dan tanggung jawab penuh dalam kegiatan.
Tahapan pemberdayaan keluarga
1. Pendekatan mikro
19. Berpusat pada tugas, pemberdayaan dilakukan terhadap penerima manfaat secara
langsung berupa bimbingan konseling
2. Pendekatan meso
Dilakukan terhadap sekelompok penerima manfaat, berupa pelatihan dan
pendidikan.
3. Pendekatan makro
Berupa perumusan kebijakan, perencanaan social, kampanye, aksi social, dll
4. Prinsip pemberdayaan
1) Menumbuh kembangkan potensi masyarakat.
2) Menumbuhkan toleransi
3) Menjalin kemitraan
4) Desentralisasi
Indicator hasil pemberdayaan keluarga
1. Input : SDM(pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader), jumlah dana yang
digunakan, bahan-bahan , dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan
keluarga
2. Proses : jenis dan jumlah KIE, Penyuluhan yang dilaksanakan, pelatihan,
frekuensi, jumlah tokoh yang terlibat adany siklus pengambilan keputusan di
masyarakat dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
3. Output : jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat,
jumlah masyarakat yang telah meningkat pengetahuan dan perilaku kesehatan.
MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG SAKIT
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
A . Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya
dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam
keluarga (Suprajitno, 2004). Mengenal menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat
20. sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal
masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.
B . Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman, 1998
menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional
ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu
anggota keluarga ?
3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu
anggota keluarganya ?
4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?
C. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung
jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat
yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga
memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga
21. memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat
dikaji yaitu :
1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang
diperlukan pasien ?
3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang
perawatan terhadap pasien)
D . Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan.
E . Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit
jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan
keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.