2. DEFINISI MARCHING BAND
• Marching band adalah istilah dalam bahasa Inggris yang mengacu
kepada sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau
beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik
(tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama.
Penampilan marching band merupakan kombinasi dari permainan
musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya.
Umumnya penampilan marching band dipimpin oleh satu atau dua
orang komandan lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka
maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi
dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur
koreografi atas lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tari
yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
3. • Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah
anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta
gaya/corak penampilannya. Pada awalnya marching band dikenal
sebagai nama lain dari drum band. Penampilan marching band pada
mulanya adalah sebagai pengiring parade atas perayaan ataupun
festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan
dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars.
Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi
individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personil
pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik marching band
dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai
sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
4. • Komposisi musik yang dimainkan marching band umumnya bersifat
lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk
mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan
yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching
band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum
band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen
perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk
dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band
yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi
lebih lanjut dari penampilan marching band di atas panggung adalah
dalam bentuk brass band.
5. Perkembangan Marching band di
indonesia
• Pada zaman kini perkembangan marching band di indonesia sangatlah
maju , ddi karenakan banyaknya pelopor atau generasi muda yang
sudah tertarik dengan dunia marching band , pada zaman saat ini
indonesia sangatlah perlu banyak mengembangkan anak anak muda
berbakat di dunia marching band. Hal positif ini bisa membawa nama
indonesia ke kancah internasional dan dapat di kenal dengan baik di
luar sana . Anak anak yang di ajarkan memainkan musik sejak kecil
akan lebih cepat mengingat di banding anak yang di ajarkan sama sema
sekali.
6. Sejarah marching band
• Orkes barisan bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi
yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu
perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, orkes barisan berevolusi menjadi
lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi
dasar awal orkes militer yang kemudian menjadi awal munculnya orkes barisan saat ini.[1][2]
• Meskipun pola orkes barisan telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer
yang bertahan dalam budaya orkes barisan, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut
seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya
masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
• Di Indonesia, budaya orkes barisan merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum
band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum
Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan
olahraga"). Orkes barisan lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan
musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai
kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, orkes barisan di Indonesia banyak mengadaptasikan
variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya
pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan orkes barisan menjadi
lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
7. Asimilasi dalam kebudayaan rakyat
• Masyarakat betawi memiliki bentuk kesenian yang merupakan asimilasi
dari orkes barisan sebagai salah satu bagian dari kebudayaan rakyat
yang dikenal dengantanjidor. Kesenian tanjidor diduga berasal dari
bangsa portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke 14 hingga ke
16. Menurut sejarawan, tanjidor berasal dari kata tanger yang dalam
bahasa portugis berarti memainkan alat musik. Kegiatan memainkan
alat musik ini umumnya dilakukan pada pawai militer ataupun upacara
keagamaan. Kata tanger yang kemudian terasimilasi dalam budaya
betawi sebagai tanjidor
8. Instrumen
• instrumen yang digunakan dalam penampilan orkes
barisan umumnya dapat dikelompokkan pada
beberapa kategori menurut jenis dan cara
memainkannya. Pengelompokkan ini secara tidak
langsung pula memengaruhi struktur organisasi
kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut
kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori
memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan,
pengelompokkan ini umumnya berpengaruh pula pada
perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan
menciptakan kelas-kelas sosial non-formal yang
membentuk kebanggaan kelompok.
9. Instrumen musik tiup
• Pada mulanya, ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam orkes
barisan identik dengan yang digunakan drum band(orkes barisan versi
terdahulu). Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen
musik tiup seperti cornet,clarinet, flugelhorn, saksofon (termasuk di
dalamnya sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan flute yang
jamak digunakan sebelumnya sudah ditinggalkan. Umumnya, instrumen
musik tiup yang digunakan dalam orkes barisan menggunakan nada dasar
Bâ™ atau F. Jenis-jenis instrumen musik tiup yang digunakan orkes barisan
umumnya adalah:
• Trompet
• French Horn
• Mellophone
• Tenor Horn
• Baritone, Euphonium
• Contra Bass/Tuba
10. Instrumen musik perkusi
• Instrumen musik perkusi dalam orkes barisan merupakan
jenis instrumen bergerak yang dibawa oleh pemain dan
dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen musik
tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi
sambil berjalan disebut juga sebagai lini drum atau battery.
Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan orkes
barisan umumnya lebih sedikit dari yang digunakan pada
drum band. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
• Snare drum
• Drum tenor / Quint
• Drum bass (umumnya menggunakan 4 sampai 6 jenis drum
bass yang berbeda)
• Simbal
11. Instrumen pit (statis)
• Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada.
Pada penampilan orkes barisan, jenis instrumen ini bersifat statis, pemainnya tidak
ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan memainkannya
di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam jenis
instrumen yang digunakan orkes barisan umumnya lebih bervariatif
dibandingkan drum band(orkes barisan terdahulu). Beberapa grup orkes barisan
bahkan kadang-kadang merakit sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-
suara unik dalam musik yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya
digunakan pada penampilan orkes barisan antara lain:
• Xylophone
• Vibraphone
• Marimba
• Simbal
• Gong cina
• Timpani
• Drum bass konser
• Tubular bell
12. Instrumen bendera
• Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain
musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya
sebagai alat bantu aksi tarian untuk menghasilkan efek-
efek visual tertentu yang mendukung penampilan.
Pada praktiknya, pemain instrumen ini tidak selalu
menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa
menggunakan peralatan-peralatan lain
seperti senapankayu, selendang, panji-panji, atau
bahkan sapu, tergantung pada koreografinya untuk
mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun
biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah;
bendera, dan senapan kayu.
13. Aspek-aspek penampilan
• Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan orkes barisan pada dasarnya
dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual.
Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses
penyiapan sehingga sebuah grup orkes barisan siap tampil. Umumnya latihan atas
masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah terlebih dulu sebelum
digabungkan sebagai sebuah penampilan utuh.
• Aspek musikal[sunting | sunting sumber]
• Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan orkes barisan umumnya
membawa satu ragam yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa ragam
dalam satu tema yang sama, namun ragam yang dibawa dalam satu penampilan
tiap-tiap orkes barisan bisa berbeda-beda.
• Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan tiap-tiap orkes
barisan memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian "pembuka" yang ditujukan
untuk mendapat perhatian penonton, "solo perkusi" atau disebut dengan feature,
"balada" yang menampilkan solo musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan
"penutup" sebagai puncak dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut
sering pula diwarnai dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya
permainan tempo, birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika
permainan yang lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan keterampilan
grup.
14. Aspek visual
• Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual
dalam penampilan orkes barisan. Di dalamnya
melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris yang
digunakan, aksi-aksi tarian yang dibawakan oleh para
pemain bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan
satu efek visual tertentu yang dilakukan oleh satu,
sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam
formasi barisan. Seringkali penampilan marching band
menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan yang
dimainkan oleh beberapa orang pemain untuk
mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara
keseluruhan.
15. Kompetisi
• Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan
orkes barisan di Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini,
masing-masing orkes barisan umumnya berupaya untuk
mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik
permainan tertentu untuk menunjukkan kemampuan grup
orkes barisan tersebut, atau menciptakan satu keunikan
yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu
orkes barisan. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat
daerah, provinsi, ataupun nasional. Di Indonesia terdapat
cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang
diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif
diselenggarakan secara konsisten adalah Grand Prix
Marching Band.