Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisEncepal Cere
油
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella Typhi yang menyerang saluran pencernaan dan menyebabkan gejala demam, nyeri perut, dan diare. Penularan terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil uji laboratorium seperti uji Widal. Pengobatan yang diberikan antara lain antibiotik dan antipiretik untuk mengobati infeksi dan menur
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar diare, yang dijelaskan melalui anatomi dan fisiologi saluran pencernaan, etiologi, insiden, patofisiologi, dan gambaran klinik diare. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan akibat frekuensi buang air besar yang tinggi dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Dokumen tersebut membahas tentang disentri, yaitu radang usus yang disebabkan oleh bakteri atau amoeba dan menyebabkan diare berdarah. Dokumen ini menjelaskan pengertian, gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan dari penyakit disentri.
Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhosa dan memiliki gejala demam lebih dari seminggu serta gangguan kesadaran. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan usus halus, perforasi usus, dan peritonitis. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala klinis, pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta mengelola gangguan seperti kekurangan
Dokumen tersebut membahas tentang gastroenteritis, termasuk definisi, epidemiologi, etiologi, gejala klinis, diagnosis, penanganan, pencegahan, dan rehabilitasi. Secara ringkas, gastroenteritis adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare dan muntah, yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri serta dapat menyebabkan dehidrasi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan diare, meliputi konsep dasar medik seperti definisi, anatomi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, diagnosis, terapi, serta komplikasi diare pada anak. Juga dibahas konsep dasar keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan keperawatan."
1. DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes dan ditandai dengan demam, nyeri otot, dan perdarahan.
2. Penanganannya meliputi pemberian cairan secara oral atau intravena, obat penurun panas, dan pengawasan gejala perdarahan dan syok.
3. Pencegahannya meliputi menjauhkan nyamuk dengan membersihkan tempat penampungan air dan menutupnya rapat.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Diare akut didefinisikan sebagai buang air besar encer yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penyebabnya meliputi infeksi bakteri, virus, dan parasit serta keracunan makanan. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Penatalaksanaannya meliputi rehidrasi cairan dan elektrolit serta terapi etiologis dan simtomatis. Komplikasinya antara lain dehidrasi dan sepsis.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan empedu (GE).
2. GE adalah defekasi encer lebih dari 3 kali dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja.
3. Penatalaksanaan diare meliputi pemberian cairan secara oral atau intravena berdasarkan tingkat dehidrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan diare pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Makalah ini membahas tentang penyakit diare, termasuk epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaannya. Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena tingginya angka kematian terutama pada anak-anak. Penyebab utamanya adalah infeksi akibat virus, bakteri, dan parasit disebabkan sanitasi dan higiene yang masih buruk.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella dan menyebabkan gejala demam lebih dari seminggu serta gangguan pada saluran pencernaan dan kesadaran. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, istirahat, dan diet penunjang. Asuhan keperawatan mencakup menjaga keseimbangan cairan, nutrisi, aktivitas, serta menurunkan demam.
Dokumen tersebut membahas tentang disentri, yaitu radang usus yang disebabkan oleh bakteri atau amoeba dan menyebabkan diare berdarah. Dokumen ini menjelaskan pengertian, gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan dari penyakit disentri.
Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhosa dan memiliki gejala demam lebih dari seminggu serta gangguan kesadaran. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan usus halus, perforasi usus, dan peritonitis. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala klinis, pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta mengelola gangguan seperti kekurangan
Dokumen tersebut membahas tentang gastroenteritis, termasuk definisi, epidemiologi, etiologi, gejala klinis, diagnosis, penanganan, pencegahan, dan rehabilitasi. Secara ringkas, gastroenteritis adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare dan muntah, yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri serta dapat menyebabkan dehidrasi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan diare, meliputi konsep dasar medik seperti definisi, anatomi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, diagnosis, terapi, serta komplikasi diare pada anak. Juga dibahas konsep dasar keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan keperawatan."
1. DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes dan ditandai dengan demam, nyeri otot, dan perdarahan.
2. Penanganannya meliputi pemberian cairan secara oral atau intravena, obat penurun panas, dan pengawasan gejala perdarahan dan syok.
3. Pencegahannya meliputi menjauhkan nyamuk dengan membersihkan tempat penampungan air dan menutupnya rapat.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Diare akut didefinisikan sebagai buang air besar encer yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penyebabnya meliputi infeksi bakteri, virus, dan parasit serta keracunan makanan. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Penatalaksanaannya meliputi rehidrasi cairan dan elektrolit serta terapi etiologis dan simtomatis. Komplikasinya antara lain dehidrasi dan sepsis.
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan empedu (GE).
2. GE adalah defekasi encer lebih dari 3 kali dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja.
3. Penatalaksanaan diare meliputi pemberian cairan secara oral atau intravena berdasarkan tingkat dehidrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan diare pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Makalah ini membahas tentang penyakit diare, termasuk epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaannya. Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena tingginya angka kematian terutama pada anak-anak. Penyebab utamanya adalah infeksi akibat virus, bakteri, dan parasit disebabkan sanitasi dan higiene yang masih buruk.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella dan menyebabkan gejala demam lebih dari seminggu serta gangguan pada saluran pencernaan dan kesadaran. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, istirahat, dan diet penunjang. Asuhan keperawatan mencakup menjaga keseimbangan cairan, nutrisi, aktivitas, serta menurunkan demam.
Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan pada pasien An. F yang dirawat di RSUD Lebong dengan diagnosis demam typhoid. Laporan tersebut menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, pengkajian, diagnosa, rencana asuhan, implementasi, evaluasi, dan kesimpulan dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Diagnosa yang ditetapkan adalah hipertermia dan defisit nutrisi. Berbagai intervensi keperawatan dilak
2. 1. Pengertian
Typhoid adalah suatu penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan oleh
salmonella type A. B dan C yang dapat
menular melalui oral, fecal, makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
3. 2. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi.
Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu
pasien dengan demam typhoid dan pasien
dengan carier.
4. Penularan Salmonella Thypi Dapat
ditularkan Melalui Berbagai Cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu :
Food(makanan)
Fingers(jari tangan/kuku)
Fomitus (muntah)
Fly(lalat)
Feses.
5. 3. Patofisiologi
Feses dan muntah pada penderita typhoid
dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat, dimana
lalat akan hinggap dimakanan yang akan
dikonsumsi oleh orang yang sehat.
6. Lanjutan,,,,,,,
Kemudian kuman masuk ke dalam lambung,
sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di
dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang
biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai
sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan
kuman ke dalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya
masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
7. 4. Manifestasi Klinik
Masa tunas typhoid 10 14 hari
a. Minggu I
Pada umumnya demam
berangsur naik, terutama sore hari
dan malam hari. Dengan keluhan
dan gejala demam, nyeri otot, nyeri
kepala, anorexia dan mual, batuk,
epitaksis, obstipasi / diare, perasaan
tidak enak di perut.
8. b. Minggu II
Pada minggu II gejala sudah
jelas dapat berupa demam, bradikardi,
lidah yang khas (putih, kotor,
pinggirnya hiperemi), hepatomegali,
meteorismus, penurunan kesadaran.
10. 6. Penatalaksanaan
a. Perawatan.
Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang
atau 14 hari untuk mencegah komplikasi
perdarahan usus.
b. Diet.
Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
Pada penderita yang akut dapat diberi bubur
saring.
c. Obat-obatan.
Klorampenikol, Tiampenikol, Kotrimoxazol,
Amoxilin dan ampicillin
11. 7. Pencegahan
Cara pencegahan yang dilakukan pada
demam typhoid adalah
Cuci tangan setelah dari toilet dan
khususnya sebelum makan
Hindari minum air mentah, rebus air
sampai mendidih dan hindari
makanan pedas
14. Data subyektif
1.Ibu pasien mengatakan badan anaknya panas
setiap malam hari
2.Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
mengalami sakit kepala
3.Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sering
muntah dan nafsu makannya menurun.
Data Objektif
1.Suhu tubuh pasien > 37,5C
2.Pasien tampak meringis
3.Pasien tampak lemas
15. Resti gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah.
Tujuan
Ketidak seimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil
Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S, N dan RR)
dalam batas normal, tanda-tanda dehidrasi tidak ada
Intervensi
Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
elastis dan peningkatan suhu tubuh, pantau intake dan output cairan
dalam 24 jam, ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama, catat
laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi lambung.
Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000-2500 cc per hari, kolaborasi
dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl) dan kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan melalui parenteral
sesuai indikasi.
16. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil
Nafsu makan bertambah, menunjukkan berat badan stabil/ideal, nilai bising
usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium normal,
konjungtiva dan membran mukosaa bibir tidak pucat.
Intervensi
Kaji pola nutrisi klien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai klien,
anjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut, timbang berat
badan tiap hari. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering, catat laporan atau
hal-hal seperti mual, muntah, nyeri dan distensi lambung, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk pemberian diet, kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
seperti Hb, Ht dan Albumin dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat antiemetik seperti (ranitidine).
17. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
Tujuan
Hipertermi teratasi
Kriteria hasil
Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari
kedinginan dan tidak terjadi komplikasi yang berhubungan dengan
masalah typhoid.
Intervensi
Observasi suhu tubuh klien, anjurkan keluarga untuk membatasi
aktivitas klien, beri kompres dengan air dingin (air biasa) pada
daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas, anjurkan
keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti katun, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti piretik.
18. Tanda-tanda vital stabil, kebutuhan
cairan terpenuhi, kebutuhan nutrisi
terpenuhi, tidak terjadi hipertermia, klien
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara mandiri, infeksi tidak terjadi dan
keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.