Abstrak: Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan makanan beku (frozen food) yang mempunyai temperatur sekitar -18尊C dan juga makanan dingin (chilled food) berkisar 4尊C. Kedua level temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator tersendiri. Evaporator pada mesin refrigerator domestik biasanya diletakkan pada bagian freezer atau bagian paling atas dan harus pula memberikan pendinginan pada ruang makanan dingin (chilled food). Dengan kata lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban pendinginan di freezer yang memiliki temperatur rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih tinggi. Sehingga bisa dikatakan harus bekerja pada tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi pada ruang makanan dingin (chiller). Pada penelitian ini diuji dua sistem domestik refrigerator untuk dua kompartemen yakni ruang penyimpan makanan beku (frozen food) dan ruang makanan dingin (chilled food). Masing-masing sistem diuji dengan beban pendingin 500 Watt untuk tiap ruangan pendingin. Kapasitas kompresor yang digunakan sebesar HP (horse power) dan temperatur lingkungan dianggap konstan sebesar 29尊C. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa COP rata-rata sistem refrigerasi evaporator ganda dengan EPR sebesar 5,33 sedangkan COP pada sistem evaporator tunggal tanpa EPR sebesar 5,2.
Kata kunci: COP, domestic refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), evaporator multi temperatur.
1 of 12
Downloaded 26 times
More Related Content
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda Dengan Katup EPR
2. PROSEDING SEMINAR NASIONAL 2013
SENAPATI TECHNOPRENEURSHIP
Daftar isi
Optimasi Rancang Bangun Alat Bantu Perakitan Presstool
Adies Rahman Hakim1
, Ismet P Ilyas2
dan Chandrasa S3
1 6
Pola Kebijakan Penyediaan Air Bersih Melalui Optimalisasi Pemberdayaan
Potensi Air Baku Di Kabupaten Gianyar Sebagai Salah Satu Daerah Tujuan
Wisata Utama Di Bali
I Gst. Lanang Made Parwita & I Wayan Suparta
7 14
Rancang Bangun Engine Stand Pada Fasilitas Laboratorium Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bali Untuk Overhaul Engine
I Nengah Darma Susila dan I Gst Ngurah Ardana
15 21
Pengembangan Teknologi Low Speed Vertical Injection Untuk Pembuatan
Produk Aluminium Tahan Beban Impak dan Thermal di Industri Kecil Dan
Mikro
Darma Firmansyah Undayat1)
, Wiwik Purwadi2)
, M. Nahrowi3)
22 28
Rancang Bangun Pisau Bajak Multi Fungsi Yang Ergonomis Meningkatkan
Kepuasan dan Produktivitas Kerja Petani Subak Abian Di Desa Batunya
Tabanan
I Ketut Widana dan Ni Wayan Sadiyani 1,2)
29 35
Pemanfaatan Metodebatik Fractal Pada Transformasi Motif Kain Tenun Cual
Bangka Menjadi Batik Khas Bangka Dalam Upaya Menjaga Aset Budaya
Bangsa
Ilham Ary Wahyudie, Surojo, Irwan Ramli, Yoan Elviralita
36 40
Perancangan dan Perbaikan Metode Kerja Sektor Industri Kecil Kerajinan
Gong di Kabupaten Klungkung Bali Untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja
IKG Juli Suarbawa
41 49
Kajian Perubahan Frekuensi Sumber Listrik Terhadap Putaran Poros Motor
I Nyoman Gede Baliarta dan Sudirman
50 54
Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Pada Penyulang Serangan Untuk
Memperbaiki Rugi Rugi Dan Profil Tegangan Sistem Menggunakan Etap 6.0
I Gusti Agung Made Sunaya1)
dan I Made Purbhawa 2
55 60
Rancang Bangun Dekanter Minyak Atsiri Menggunakan Pelat Interceptor
Untuk Meningkatkan Kuantitas Produk
I Made Sudana, Ida Ayu Anom Arsani, dan Achmad Wibolo
61 66
Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Buah Kopi
I Gusti Ngurah Ardana1
dan I Gede Nyoman Suta Waisnawa2
67 76
Studi Komparatif Jenis Bahan Tel Additive Dan Bio Additive Sebagai
Octane Booster Bahan Bakar Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan
I Komang Rusmariadi dan I Ketut Rimpung
77 84
3. Rancang Bangun Mesin Drop Hammer Untuk Meningkatkan Proses Produksi
Kerajinan Logam
I Made Aryana孫 dan I Wayan Suirya族
85 91
Studi Eksperimental Pengujian Performance Refrigeran LPG ETI-LPG10C
pada AC Split 1 Pk
Made Ery Arsana(1)
, Luh Putu Ike Midiani, I.B Putu Sukadana
92 97
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan
Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda Dengan Katup EPR
Adi Winarta, I Wayan Gede Santika, AA Ngurah Bagus Mulawarman
98 104
Simulation Of Exclusive Stopping Spaces Planning For Motorcycles To
Improve Signalled Cross Performance And Traffic Safety
Putu Hermawati, I Gede Made Oka Aryawan dan I Wayan Suasnawa
105 111
Rancang Bangun Alat Uji Temperatur Peleburan Dan Pembekuan PCM Untuk
Aplikasi Refrigerator Temperatur Rendah
Ida Bagus Putu Sukadana(1)
dan I Made Sugina(2)
112 116
Optimalisasi Alat Pengaduk Dodol Dan Perbaikan Lingkungan Kerja Untuk
Meningkatkan Produktivitas Perajin Di Kabupaten Buleleng, Bali
I Gede Santosa
117 122
Rancang Bangun Alat Penyetel Celah Katup Sepeda Motor Dengan Pembatas
Torsi
Daud Simon Anakottapary dan I Made Suarta
123 130
Modifikasi Dan Optimasi Sistem Pengujian Ahu (Air Handling Unit) Dengan
Ultrasonik Humidifier Dan Analisis Psikrometri
I Wayan Temaja dan Made Ery Arsana
131 134
Perancangan Alat Pelubang Plastik Mulsa Dan Perbaikan Sistem Kerja
Melalui Pendekatan Total Ergonomi Untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja Petani Strowberi Di Bedugul Bali
M. Yusuf Dan Made Anom Santiana
135 139
Peningkatan Kekerasan Pada Produk Coran Crusher Tip Dengan Metoda
Perlakuan Panas
Achmad Sambas(1)
, Reza Yadi Hidayat(2)
140 146
PLTS Untuk Sentra Pengolahan Hasil Kelautan Dan Perikanan Di Nusa
Penida
I Nengah Suparta dan I Nyoman Sugiarta
147 151
Sistem Pengaturan Kecepatan Variabel Motor BLDC Menggunakan DRV 8312
DSP TI C2000
I Nyoman Wahyu Satiawan, I Ketut Wiryajati, IB Fery Citarsa, Ni Made Seniari,
Sultan
152 156
Pengembangan Dan Optimasi Mesin Sangrai Kopi Yang Hemat Energi Untuk
Meningkatkan Kualitas Produksi
I Made Rajendra1
, I Nyoman Suamir dan I Gede Nyoman Suta Waisnawa
157 163
Flutter Dimensional Analisis Berdasarkan Buckingham Pi-Theorema
I Putu Gede Sopan Rahtika dan I Nengah Darma Susila
164 167
Analisis Performansi AC Split dengan Inverter dan Menggunakan Refrigeran
R410A
I Wayan Adi Subagia dan I Dewa Made Susila
168 172
4. Studi Eksperimental Sistem Intermittent Solar Absorption Refrigeration
Untuk Produksi Es Balok
I Nengah Ardita dan I Putu Sastra Negara
172 177
Pembuatan Alat Simulasi Praktek Perencanaan Instalasi Pemipaan Untuk
Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin
I Made Arsawan dan I Made Rai Jaya Widanta
178 183
Pengembangan AC Trainner Bebasis Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dengan
Refrigeran R410a
I Dewa Made Susila, I Wayan Adi Subagia dan I Dewa Gede Agus Tri Putra
184 190
Kajian Performansi Alat Penukar Kalor Untuk AC Berbasis Thermoelektrik
I DG Agus Tri Putra
191 195
Analisis Eksperimental Lendutan pada Profil Reng Baja Ringan Akibat Beban
Terpusat
Fajar Surya Herlambang dan I Komang Sudiarta
196 200
Pemanfaatan Teknologi Nirkabel Pada Pengiriman Data Informasi Bencana
Longsor Berbasis ATR-KYL-200L
Hadi Supriyanto1)
, Bobby Surya2)
, Yuliadi Erdani3)
dan Siti Aminah4)
201 207
Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Lengkung
Baja ST 37 Dengan Teknik 1G Dan Metode Smaw
Ida Bagus Gde Widiantara1
dan I Made Anom Adiaksa2
208 213
Analisis Eksperimental Pengaruh Variasi Setting Temperatur Udara Ruangan
Terhadap Performansi Sistem Pengkondisian Udara
Luh Putu Ike Midiani dan I Dewa Gd. Agus Tri Putra
214 217
Investigasi Peningkatan Kapasitas Pendinginan Sistem AC Melalui Aplikasi
Air Kondensat Sebagai Pre-Cooling Evaporative
I Putu Sastra Negara, I Nengah Ardita
218 222
Penggunaan Fly Ash Sebagai Penganti Semen Dalam Pembuatan Beton
Geopolimer
I Wayan Suasira, I Wayan Intara
223 229
Rancang Bangun Alat Pengiris Jajan Uli Yang Ergonomis Untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja Perajin Jajan Uli Di Desa Surodadi
Kabupaten Tabanan, Bali
I Nyoman Sutarna dan Achmad Wibolo
230 238
Data Base Sistem Penyediaan Air Minum Guyangan Nusa Penida Berbasis
Sistem Informasi Geografis (SIG)
I Nyoman Sedana Triadi, I Made Mudhina dan I Nyoman Anom P Winaya
239 245
Pengaruh Posisi Nozel di Dalam Ejektor Terhadap Performance AC Ejektor
Sudirman1
dan I Nyoman Gede Baliartha2
246 251
Rancang Bangun Mesin Pengamplas Gamelan Reong
I Ketut Suherman, I Dewa Made Pancarana
252 260
Rancang Bangun Alat Penangkap Belut Menggunakan Inverter DC Ke AC
Satu Fasa
I Nyoman Sukarma
261 265
Analisa Peningkatan Kekerasan Permukaan Baja Karbon Rendah Melalui
Karburasi Kemas Arang Kayu Dicampur Tepung Cangkang Kerang Darah
Umen Rumendi
266 271
5. Penghilangan Logam Pencemar Kromium (III) Dengan Teknik Membran Cair
Emulsi Menggunakan Asam Oleat Sebagai Pengompleks Dengan Metode Alir
Viktor Andika Putra
272 276
Redesain Ruang Perpustakaan Politeknik Negeri Bali Melalui Pendekatan
Partisipatori Meningkatkan Minat Baca Dan Kenyamanan Pengguna
Wayan Sri Kristinayanti dan A.A. Putri Indrayanti
277 282
Sistem Pengumpul Energi Hybrid Dapat Berpindah (Mobile Hybrid Power
Bank System)
283 287
Aplikasi Perangkat Lunak Rekayasa Pada Desain Dan Pengembangan Produk
Ceiling Rod Hanger Clip
Asep Indra Komara
288 292
Analisis Centerline Shrinkage Pada Produk Baja Cor Dengan Bentuk
Geometri Kompleks Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak Simulasi Coran
Solidcast 8.1.1 (Studi Kasus Pada Produk Diafragma)
Mochammad Achyarsyah, Beny Bandanadjaja, Hariyadi Nugroho
293 297
6. 98
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur
Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda Dengan Katup
EPR
Adi Winarta, I Wayan Gede Santika, AA Ngurah Bagus Mulawarman
Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bali
Bukit Jimbaran, P.O Box 1064 Tuban, Badung-Bali telp.(0361)701981
adi.winarta@pnb.ac.id
Abstrak: Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan makanan beku (frozen food) yang
mempunyai temperatur sekitar -18尊C dan juga makanan dingin (chilled food) berkisar 4尊C. Kedua level
temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator tersendiri. Evaporator pada mesin refrigerator domestik
biasanya diletakkan pada bagian freezer atau bagian paling atas dan harus pula memberikan pendinginan pada
ruang makanan dingin (chilled food). Dengan kata lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban pendinginan
di freezer yang memiliki temperatur rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih tinggi. Sehingga bisa
dikatakan harus bekerja pada tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi pada ruang makanan dingin
(chiller).
Pada penelitian ini diuji dua sistem domestik refrigerator untuk dua kompartemen yakni ruang
penyimpan makanan beku (frozen food) dan ruang makanan dingin (chilled food). Masing-masing sistem diuji
dengan beban pendingin 500 Watt untuk tiap ruangan pendingin. Kapasitas kompresor yang digunakan sebesar
HP (horse power) dan temperatur lingkungan dianggap konstan sebesar 29尊C. Dari hasil pengujian didapatkan
bahwa COP rata-rata sistem refrigerasi evaporator ganda dengan EPR sebesar 5,33 sedangkan COP pada sistem
evaporator tunggal tanpa EPR sebesar 5,2.
Kata kunci: COP, domestik refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), evaporator multi temperatur.
COP Comparative Test for Multi Temperatur Domestic Refrigerator with single and double evaporator
equipped with EPR Valve
Abstract:A Domestic refrigerator is used to hold a freezer temperatur at about -18C and food compartement
temperatur near 4C, however these two levels of temperatur are achieved by only one evaporator. A single
evaporator, located in freezer compartment, must cover both the food and freezer compartment. Therefore, it
must operate at lowe pressure required by freezer section, which is must lower than that required by food
compartement. In this case, due to high pressure difference between evaporator and condenser, the compressor
work is relatively large, which result in degraded performance.
Each of the system had been test with 500 watt heater load for each compartement. The compressor
capacity which been used for this system about HP. The test was conducted at outdoor temperature
considerably constant at 29C. The research result shows that average COP for the double evaporator
refrigerator with EPR valve about 5,33 and the other system has average COP about 5,2.
Keyword: COP. Domestic refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), multi temperature evaporator
7. 99
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
I. PENDAHULUAN
Aplikasi terbesar sistem refrigerasi adalah
menghambat laju pertumbuhan bakteri, serta
perubahan secara fisik dan kimiawi pada makanan [1].
Meskipun pada kenyataannya pada temperatur
mendekati titik beku pun, makanan masih mungkin
dapat membusuk (deteriote) oleh karena pertumbuhan
mikro organisme, perubahan oleh enzim atau reaksi
kimia. Akan tetapi menyimpan makanan pada
temperatur rendah (low temperature) semata-mata
adalah mengurangi laju pertumbuhan atau
perkembangan organisme-organisme yang merugikan
[1,2].
Selain meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme,
pendinginan yang dihasilkan oleh teknologi refrigerasi
juga diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi
kimia maupun fisiologis yang bisa merusak kondisi
suatu zat. Sehingga teknologi ini juga menjadi
kebutuhan di bidang kedokteran (penyimpanan vaksin,
obat-obatan, hingga cadangan darah). Dukungan
mesin refrigerasi terhadap kemajuan iptek jelas
terlihat dari keberadaan mesin ini di berbagai bidang;
biologi, kimia, kedokteran, dan sebagainya [3, 4]
Teknologi refrigerasi bukan hanya monopoli
perusahaan besar ataupun institusi ilmiah. Mesin
refrigerasi dalam bentuk lemari pendingin
(refrigerator) dan pengkondisi udara (AC) sangat
umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Bukan
sekedar gaya hidup, karena mesin refrigerasi berfungsi
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Mesin refrigerasi domestik merupakan mesin
refrigerasi yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga. Tetapi bagaimanapun juga karena unit-unit
pelayanannya sangat luas, refrigerasi domestik
mewakili suatu bagian dari industri refrigerasi yang
memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Akibatnya
total penggunaan energi oleh refrigerasi domestik ini
semakin hari menjadi signifikan karena meluasnya
penggunaan pada rumah tangga [5]
Unit refrigerasi domestik biasanya berbentuk kecil,
yang membutuhkan daya listrik untuk kompresi
sampai dengan 1 pk dan menggunakan jenis
kompresor hermetik. Beberapa tahun belakangan ini
unit refrigerasi domestik sudah mulai dikembangkan
dengan menggunakan sistem lain selain jenis siklus
kompresi uap. Pada umumnya mesin refrigerasi jenis
ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu kulkas
(refrigerator) dan freezer.
Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan
makanan beku (frozen food) mempunyai temperatur
freezer sekitar -18属 C. Sedangkan ruang penyimpanan
makanan dingin (chilled food) biasanya dicapai
dengan temperatur mendekati 4属 C. Kedua level
temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator
tersendiri. Evaporator tunggal pada mesin refrigerator
domestik biasanya diletakkan pada bagian freezer atau
bagian paling atas dan harus pula memberikan
pendinginan pada ruang makanan dingin. Dengan kata
lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban
pendinginan di freezer yang memiliki temperatur
rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih
tinggi. Sehingga bisa dikatakan harus bekerja pada
tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi
pada ruang penyimpanan makanan. Hal ini tentu
mengakibatkan turunnya performansi karena beda
tekanan yang besar antara evaporator dan kondensor
yang mengakibatkan rasio kompresi yang tinggi pada
kompresor [6]
Cara termudah dalam mengurangi kerja kompresor
dan mencapai perfomansi yang lebih baik adalah
dengan cara membuat dua siklus refrigerasi yang
berlainan dengan temperatur evaporasi yang berbeda,
yang biasa disebut "dual loop cycle" [7]. Dengan
rendahnya kenaikan tekanan pada siklus refrigerasi
maka kerja kompresor dapat diminimalkan. Hasil
simulasi menunjukkan kenaikan performansi 19%
pada dual loop cycle dengan menggunakan R22 [8].
Tetapi bertolak belakang dengan naiknya perfomansi
ini permasalahan utama pada sistem ini adalah
tingginya biaya peralatan yang dikeluarkan.
Berdasarkan faktor biaya tersebut, berbagai upaya
telah dilakukan guna memodifikasi siklus dengan
evaporator ganda ini. Salah satunya dengan
penggunaan kembali "single loop cycle" yang
menggunakan evaporatur tunggal [9].
Penelitian refrigerator domestik multi temperatur
menggunakan evaporator tunggal dan ganda dengan
katup EPR ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan desain multi evaporator pada
mesin domestik refrigerator dengan prinsip natural
convection untuk mengurangi penggunaan
konsumsi daya listrik untuk fan evaporator.
2. Menguji perfomansi sistem desain multi
evaporator pada refrigerator domestik sebagai
acuan pengembangan refrigerator domestik yang
memiliki perfomansi tinggi dengan biaya produksi
yang ekonomis.
3. Membandingkan performansi refrigerator multi
temperatur dengan dan tanpa EPR (Evaporator
Pressure Regulator).
II. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian eksperimental (experimental research)
dengan membandingkan hasil uji performansi pada
mesin refrigerator domestik multi temperature dengan
evaporator tunggal dan evaporator ganda. Dua sistem
model evaporator tersebut dan pipa kapiler didesain
terlebih dahulu sebelum digunakan pada sistem
refrigerasi domestik.
Pertama akan diuji performansi pada mesin domestik
refrigerasi dengan evaporator ganda. Yakni model
sistem dual loop cycle yang menggunakan 2 (dua)
8. 100
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
evaporator secara paralel. Dua evaporator yang
dipasang secara parallel ini memiliki temperatur
evaporasi yang berlainan guna penanganan dua ruang
temperature yang berbeda. Pada sisi keluar (outlet)
evaporator yang memiliki suhu tertinggi (chiller)
dipasang evaporator pressure regulator (EPR) untuk
menjaga agar tekanan pada evaporator tetap konstan.
Sehingga nantinya temperatur pada chiller dapat
dipertahankan pada kondisi yang ingin dicapai.
Pada pengujian berikut yakni evaporator tunggal atau
single loop cycle digunakan evaporator yang dirangkai
secara seri. Pada keluaran (outlet) evaporator pertama
dipasang accumulator (liquid and gas separation)
guna memisahkan uap dan cairan refrigeran. Gunanya
untuk memastikan bahwa hanya uap refrigerant saja
yang akan memasuki inlet evaporator kedua. Pada
evaporator pertama direncanakan untuk pendinginan
pada low temperature (freezer) sedangkan pada
evaporator kedua untuk medium temperature (chiller).
Penelitian dilakukan di laboratorium Refrigerasi
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.
Perhitungan performansi COP suatu mesin refrigerasi
didapatkan dari perhitungan Efek refrigerasi (ER) dan
kerja kompresi (Wk). Perhitungan tersebut
membutuhkan data-data tekanan dan temperatur pada
masing-masing titik pengujian. Dengan menggunakan
pressure enthalphy (p-h) diagram dan tabel properties
dari refrigeran yang akan diuji maka dapat dicari
besarnya enthalpy yang akan digunakan dalam
perhitungan nantinya. Untuk perhitungan konsumsi
listrik digunakan rumus daya yang dihitung dari
voltase dan ampere yang dikonsumsi mesin refrigerasi
domestik tersebut atau diukur langsung dengan tang
ampere (energy meter).
2.1 Diagram Alir Penelitian
Suction Line
Kompresor Hermetik
Condenser
Sight Glass Filter
Dryer
Receiver
Evaporator
Accumulator/Separator
Evaporator
Pipa Kapiler
Pipa Kapiler
Kondenser
Receiver
Filter Dryer Sight Glass
Kompresor Hermetik
EPR
Evaporator I (freezer room)
Evaporator II (chiller room)
T6 / P6
T7 / P7
T2 / P2
T3 / P3
P3
T4/ P4
T5/ P5
T8/ P8
T1/ P1
Gambar 1 Diagram alir pelaksanaan penelitian
Mulai
Desain alat Uji
Survey
Bahan dan Alat Literatur
Pengadaan Bahan dan Alat Uji
Perakitan Alat Uji
Running test
Pengambilan Data
Kesimpulan
Selesa
i
Pengolahan Data
Analisis (COP)
Gambar 2 Pengujian domestik refrigerator dengan evaporator ganda dan
EPR
Gambar 3 Pengujian domestik refrigerator dengan evaporator tunggal
tanpa EPR
9. 101
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
Data temperatur (属C) yang diukur :
Tabel 1 Pengambilan data temperatur
a T1 = Temperatur keluar evaporator chiller
b T2 = Temperatur refrigeran keluar
kompresor
c T3 = Temperatur refrigeran keluar kondensor
d T4 = Temperatur refrigeran masuk
evaporator
e T1 = Temperatur refrigeran keluar
evaporator freezer
Data Tekanan (bar) yang diukur:
Tabel 2 Pengambilan data tekanan
a P1 = Tekanan pada outlet evaporator chiller
b P2 = Tekanan pada discharge kompresor
c P3 = Tekanan pada outlet kondensor
d P4 = Tekanan inlet evaporator
e P5 = Tekanan pada outlet evaporator freezer
2.2 Prosedur pengujian mesin refrigerasi
Pengujian pada mesin refrigerasi dengan dua model
evaporator ini dilakukan dengan durasi wakktu 90
menit (sampai temperatur dalam box penyimpanan
mencapai keadaan konstan atau steady). Langkah-
langkah proses pengujian adalah sebagai berikut:
1. Melakukan inspeksi pada mesin pendingin
sesuai dengan prosedur operasional yang
standar. Melakukan pemeriksaan tekanan pada
sistem apakah tidak ada kebocoran,
memeriksa instalasi pengkabelan pada mesin
dan mencatat massa refrigerant yang ada pada
sistem pada waktu pengisian sistem. Sehingga
memastikan sistem layak untuk dilakukan
pengujian.
2. Langkah berikutnya adalah menghubungkan
steker ke sumber arus (stop kontak).
3. Menghidupkan power pengukur temperatur
(display termokopel) dengan menekan tombol
on . Melakukan pencatatan temperatur
(display termokopel) dan tekanan (pressure
gauges dan charging manifold) sebelum
sistem dijalankan
4. Start sistem dan membiarkan sistem bekerja
10 menit sebelum pengambilan data pertama.
Mencatat data-data tekanan dan temperatur
pada beberapa titik yang telah ditetapkan dan
mengulang pengambilan data dengan durasi
waktu 5 menit. Pencatatan dilakukan sampai
18 kali sehingga lama pengambilan selama 90
menit.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Penelitian
Data yang didapatkan dari hasil pengujian yakni
data temperatur dan tekanan untuk masing-masing
titik akan diolah menggunakan tabel propertis dari
refrigerant R22. Sebelumnya data tekanan dari
pressure gauges dikonversi dahulu menjadi P
absolut dengan rumus:
Pabs = Pgauges + 1 atmosfer
karena alat ukur tekanan menggunakan satuan bar
maka rumus diatas diterjemahkan menjadi:
Pabs (bar) = P gauges (bar) + 1,01 (bar)
Tabel 3 Hasil perhitungan data refrigerator dengan EPR
HASIL PERHITUNGAN DATA REFRIGERATOR DENGAN EPR
Waktu
ENTHALPY ( h) Efek Refrigerasi (ER) Kerja Kompresi (Wk)
COP Dayah1 h2 h3=h4 h1' ER I ER I' ER Total Wk I Wk I' Wk Total
(menit) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg)
5 420.33 438.67 250.55 408.77 169.78 158.22 164.00 18.34 29.90 24.12 6.80 448.80
10 420.45 439.34 249.55 408.77 170.90 159.22 165.06 18.89 30.57 24.73 6.67 411.40
15 420.38 440.08 249.43 408.56 170.95 159.13 165.04 19.70 31.52 25.61 6.44 392.70
20 418.36 439.76 249.55 406.21 168.81 156.66 162.74 21.40 33.55 27.48 5.92 392.70
25 418.44 439.85 249.55 404.61 168.89 155.06 161.98 21.41 35.24 28.33 5.72 392.70
30 418.05 439.99 249.43 403.37 168.62 153.94 161.28 21.94 36.62 29.28 5.51 392.70
35 417.46 440.41 249.18 401.45 168.28 152.27 160.28 22.95 38.96 30.96 5.18 392.70
40 417.10 440.88 248.93 400.86 168.17 151.93 160.05 23.78 40.02 31.90 5.02 392.70
45 416.54 440.82 248.93 400.55 167.61 151.62 159.62 24.28 40.27 32.28 4.95 392.70
50 416.30 440.82 248.93 400.55 167.37 151.62 159.50 24.52 40.27 32.40 4.92 392.70
11. 103
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
3.1 Pembahasan
Dari hasil grafik 4 didapatkan bahwa pada awal
start COP pada sistem tanpa EPR memiliki nilai
yang lebih tinggi dibandingkan konvensional sistem
dengan EPR. Hal ini dikarenakan efek refrigerasi
pada sistem tanpa EPR lebih tinggi dengan kerja
kompresor yang lebih rendah. Pada pengukuran
temperatur pada outlet dan inlet kompresor terbukti
bahwa temperatur kompresor lebih rendah
dibandingkan pada sistem refrigerator domestik
dengan evap ganda. Sehingga mengakibatkan kerja
kompresi pada sistem ini lebih rendah.
COP keduan sistem ini berpotongan di tiga titik
yakni pada menit ke 10, 25 dan 50. Pada sistem
dengan evap tunggal performansi terbaik diperoleh
pada awal start karena kerja kompresi yang rendah.
Pada menit berikutnya sistem ini cenderung
memiliki COP yang tidak jauh berbeda dengan
system evap ganda. Meskipun dari grafik dapat
diketahui pula bahwa penurunan performansi pada
sistem evaporator tunggal lebih curam
dibandingkan dengan sistem evaporator ganda.
Pada sistem evap ganda COP lebih stabil nilainya
dimulai pada menit ke 15. Hal ini juga menandakan
bahwa kerja kompresi lebih stabil pada sistem evap
ganda sehingga akan menyebabkan umur
kompresor yang lebih panjang.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada refrigerator domestik evaporator ganda
dengan EPR besarnya COP sistem lebih stabil
dibandinglan dengan refrigerator evaporator
tunggal tanpa EPR. COP rata-rata pada
refrigerator domestik evaporator lebih besar
yakni 5,33 jika dibandingkan COP rata
evaporator tunggal tanpa EPR yakni 5,2.
2. Pada refrigerator domestik evaporator ganda
COP awal sebesar 6,8 dan berangsur angsur
menurun sehingga pada akhirnya stabil pada
COP 4,83.
3. Pada refrigerator domestik evaporator tunggal
tanpa EPR COP awal sistem sebesar 7,7 tetapi
menurun tajam sampai dengan 4,4.
DAFTAR PUSTAKA
[1] ASHRAE, Refrigeration Handbook
Fundamentals, American Society of Heating,
Refrigeration and Air Conditioning Engineers.
SI Edition. 2005.
[2] Dincer, Ibrahim, Refrigeration System and
Application, England, ISBN 0-471-62351-2,
2003
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
COP
Waktu (menit)
Grafik COP vs waktu
Evap Ganda dgn EPR
Evap Tunggal Non EPR
Gambar 4 Grafik perbandingan performansi (COP) pada refrigerator
12. 104
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
[3] Althouse, Turnquist and Bracciano, Modern
Refrigeration and Air Conditioning. 18th
edition, The Goodheart-Wilcox Company, Inc.
Tinley Park, Illionis, ISBN-13: 978-159070-
280-2,ISBN-10:1-59070-280-2,2004
[4] Yuli Setyo Indartono, "Perkembangan Terkini
Teknologi Refrigerasi (1)", 2006,
www.beritaiptek.com., diakses 12 April 2013.
[5] GSA, March 12, 2008. Refrigeration and
Freezing. Government of South Australia,
Department for Transport, Energy and
Infrastructure.
(http://www.dtei.sa.gov.au/energy/energy_acti
on/household/saving_energy/refrigeration_and
_freezing diakses 12 April 2013)
[6] Lee, W.H., Kim, Y.J., Kim, M.S.,Cho,
K.S,(2000). Experimental Study on the
Performance of Dual Evaporator Refrigeration
System with an Ejector,International
Refrigeration and Air Conditioning
Conference.paper 503.
[7] Won S. Jung, D.S, Radermacher R, (1994).
"An Experimental study of the Performance of
a dual loop refrigerator/freezer system", Int.
Journal Refrigeration, Vol 1, No.6, pp. 411-
416.
[8] Bare, J.C, Gage, C.L, Radermacher R, and
Jung D, (1991). "Simulation Of
Nonazeotropic Refrigerant Mixtures For Use
In Dual Circuit Refrigerator/Freezer
Countercurrent Heat Exchanger", ASHRAE
Trans., Vol 9, pp.2.
[9] Bansal, P, Fothergill, D, Fernandes,R,
(2010)."Thermal analysis of the defrost cycle
in domestic freezer". International Journal of
Refrigeration 33 589-599.