際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
i
MAKALAH PENELITIAN
Rekam Medis Elektronik Berbasis
Smart Card/Kartu Chip Sebagai Pengganti Lembar
Rekam Medis Pasien
Sebuah Pandangan/Ide Sekilas/Usulan mengenai modernisasi dokumen
rekam medis papperless untuk kemajuan dunia Rekam Medis &
Informatika Kesehatan yang lebih baik.
Disusun Oleh Windiarto/Mas Khanza/Elkhanza
YOGYAKARTA
2015
ii
Daftar Isi
Sampul Luar ................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................ ii
A. Judul Penelitian ........................................................................ 1
B. Latar Belakang dan Permasalahan .......................................... 1
C. Rumusan Masalah .................................................................... 3
D. Batasan Masalah ...................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
G. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5
H. Landasan Teori ......................................................................... 6
I. Metode Penelitian .................................................................... 11
J. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 11
K. Tempat Penelitian .................................................................... 12
L. Jadwal Rencana Penelitian ....................................................... 13
M. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................ 15
Lampiran .......................................................................................... 16
1
A. Judul Penelitian
Rekam Medis Elektronik Berbasis Smart Card/Kartu Chip Sebagai
Pengganti Lembar Rekam Medis Pasien
B. Latar Belakang dan Permasalahan
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat mendorong
setiap bidang pekerjaan untuk menggunakan teknologi informasi ini
terutama dalam bidang rekayasa perangkat lunak dalam mengurus
aktifitas usaha,dokumentasi, keuangan dan juga pelaporannya.
Rumah sakit sebagai sebuah badan usaha yang memiliki bisnis inti
dalam bidang kesehatan juga tidak ingin ketinggalan menggunakan
teknologi informasi untuk mengelola setiap aktifitas per bagian rumah
sakit, sehingga rumah sakit sering kali mengembangan sendiri software
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit(SIMRS) ataupun membeli dari
pengembang luar yang cakupannya meliputi inventori apotek, registrasi
pasien, rekam medis, rawat jalan, rawat inap, kepegawaian, penggajian,
billing, dll. Dan dalam penggunaan software Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit sudah diatur atau memiliki legalitas hukum
menurut Peraturan Mentri Kesehatan No. 82 Tahun 2013.
Dari modul yang ada dalam software SIMRS yang menjadi
masalah utama adalah di bagian rekam medisnya. SIMRS yang dalam
hal ini adalah sebuah produk non abstrak menjadikannya tidak bisa
diterima sebagai document rekam medis dikarenakan alasan keamanan
data seperti bisa dirubah oleh admin ataupun siapa saja yang punya hak
akses untuk login ke SIMRS tersebut. Dan pihak rumah sakit tidak berani
2
ambil resiko untuk beralih ke paperless, dikarenakan data rekam medis
merupakan data yang sangat penting jika nanti terjadi mal praktek dan
dibutuhkan investigasi oleh pihak berwajib ketika terjadi kasus hukum
terhadap pasien. Dan dasar hukum rekam medis diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 269/2008 serta UU Praktik Kedokteran RI NO.29
tahun 2004 pasal 46 ayat (1).
Dengan alasan tersebut di atas, maka rumah sakit masih
menggunakan dokumen secara fisik maupun data elektronik yang
berakibat kepada kurang efisiennya proses rekam medis dikarenakan
ada input ganda sehingga membuat waktu pelayanan pasien menjadi
lebih lama. Untuk mempersingkat waktu pelayanan pasien maka
dibutuhkan tambahan pegawai untuk membantu di input data elektronik
dan ini akan menambah beban anggaran rumah sakit karena terkait
dengan pengeluaran penggajian dan juga menambah beban anggaran
pencetakan dokumen rekam medis. Dokumen fisik sendiri memakan
banyak tempat/ruang sehingga mewajibkan rumah sakit menambah
kuota rak dan ruang rekam medis sehingga berdampak juga terhadap
pengeluaran inventaris dan pengelolaan gedung.
Agar dokumen elektronik tersebut dapat diterima baik oleh rumah
sakit dan penegak hukum, maka penulisan mengajukan sebuah gagasan
agar dokumen rekam medis fisik dirubah menjadi kartu rekam medis
yang memiliki chip seperti pada KTP. Kartu rekam medis berbasis chip
digunakan untuk menyimpan data rekam medis pasien setiap kali
melakukan periksa rawat jalan maupun rawat inap. Untuk alasan
keamanan semua data yang dimasukkan ke dalam kartu tersebut
3
dienkripsi. Kartu hanya bisa dibuka melalui sebuah mesin reader dengan
menggunakan data biometrik berupa sidik jari. Sidik jari yang dipakai
untuk membuka kartu rekam medis tersebut adalah sidik jari pasien,
kemudian opsional sidik jari ibu pasien dan penanggung jawab pasien
jika nanti pasien meninggal.
Data rekam medis dalam kartu chip sendiri akan dibatasi jumlah
recordnya karena memory yang terbatas. Data rekam medis yang sudah
dimasukkan ke dalam kartu tidak bisa diedit atau dihapus, dan setiap
data yang akan dimasukkan harus data yang sudah benar atau
terverifikasi. Jika kartu rekam medis sudah penuh maka data lama atau
record paling lama akan dihapus otomatis agar data baru bisa masuk
dan dalam istilah rekam medis bisa disebut retensi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas peneliti
dapat merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana merancang sebuah sistem yang bisa digunakan untuk
mengenkripsi data rekam medis yang dimasukkan ke dalam kartu
rekam medis berbasis chip,
2. Bagaimana merancang sebuah sistem yang bisa digunakan untuk
membaca rekam medis pada kartu yang digabungkan antara reader
kartu dan finger print.
3. Bagaimana mengimplementasikan sistem dan alat tersebut dengan
bahasa pemrograman.
4
D. Batasan Masalah
Untuk membatasi konsistensi pembuatan sistem dan laporan
selama penelitian maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Perancangan sistem input data ke dalam kartu pasien,
2. Perancangan sistem verifikasi untuk membaca kartu chip dengan
reader dan finger print.
3. Pembuatan aplikasi/sistem pembaca kartu chip rekam medis
E. Tujuan Penelitian
Dalam menyusun penelitian ini, penulis mempunyai tujuan
sebagai berikut : Menghasilkan sebuah sistem rekam medis elektronik
yang bisa diterima secara hukum baik oleh penegak hukum dan juga
oleh rumah sakit, dengan data rekam medis yang terjamin aman
tersimpan di dalam kartu rekam medis tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Melalui kegiatan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak antara lain :
1. Dapat digunakan untuk proses hukum oleh para penegak hukum.
2. Meningkatkan efisiensi pelayanan rekam medis pasien dikarenakan
penulisan rekam medis fisik bisa dihilangkan.
3. Penghematan tempat/rak/ruangan rekam medis dikarenkan ukuran
kartu yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.
4. Penghematan anggaran belanja dan pengelolaan rekam medis
pasien.
5
5. Mengurangi anggaran penggajian pegawai sehingga bisa menekan
pengeluaran rumah sakit.
6. Data rekam medis menjadi aman dan hanya bisa dibuka dengan
persetujuan pasien.
7. Bisa menjadi backup data jika terjadi permasalahan terhadap server
rumah sakit.
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berhubungan dengan rekam medis sudah banyak
dilakukan. Diantara yang pernah dilakukan adalah :
1. Penelitian tentang Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan
Rekam Medis Rawat Inap untuk Evaluasi Kualitas Pelayanan di
Puskesmas Gubug I Kabupaten Grobogan oleh Triyanta, (2002) yaitu
perancangan sistem informasi untuk evaluasi kualitas pelayanan
dengan penekanan pada pengelolaan rekam medis untuk rawat
inap.
2. Penilitian tentang Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis
Rawat Jalan untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan di RSU Bina Kasih
Ambarawa oleh Eti Murdani,(2007) yaitu pengembangan sistem
informasi dilakukan berdasarkan tahapan kerja FAST (Framework for
the Application of System Techniques). Desain penelitian
menggunakan one group pretest-posttest.
3. Penilitian tentang Sistem Pendaftaran, Rekam Medis dan Sistem
Pembayaran Pasien Rumah Sakit Berbasis Teknologi Java Card oleh
dwi kurnia putra,(2008) yaitu pengembangan sistem dengan
6
menggunakan java card untuk menyimpan ID dan Pin pasien yang
terintegrasi dengan sistem database rumah sakit.
Persamaan-persamaan yang ada dengan penelitian sebelumnya
adalah sama-sama meneliti dalam pengembangan aplikasi rekam medis.
Sedangkan dari sisi perbedaan adalah penelitian sebelumnya hanya
menyimpan data ke dalam server, jika ada kartu hanyalah sebatas kartu
pasien untuk menyimpan ID dan Pin pasien sementara dalam penelitian
ini adalah berfokus pada kartu yang digunakan sebagai pengganti
berkas rekam medis dan tidak digunakan sebagai kartu pasien dan
untuk membuka data rekam medis harus menggunakan data biometrik
sidik jari pasien. Kartu rekam medis tersebut hanya digunakan untuk
lingkungan di dalam rumah sakit saja dan digunakan sebagai backup
data pasien pengganti kertas rekam medis sehingga bisa digunakan
secara legal di pengadilan.
H. Landasan Teori
1. Rekam Medis
Di dalam peraturan Menteri Kesehatan No 269/2008, rekam
medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang
berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada
sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik
dikelola pemerintah maupun swasta.
Menurut Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis
Rumah sakit, rekam medis diartikan sebagai  keterangan yang tertulis
maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik
7
laboratorium, diagnose segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien, serta pengobatan baik rawat inap, rawat jalan,
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Dari Pedoman Penyelenggaraan rekam medis rumah sakit tujuan
rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
rangka upaya peningkatan pelayana kesehatan di Rumah Sakit.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara
lain :
1) Aspek Administrasi
Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang
dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2) Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena
catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada
seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta
meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis,
manajemen resiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien
dan kendali biaya.
3) Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena
isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum,
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
8
hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda
bukti untuk menegakkan keadilan, Rekam medis adalah milik
dokter dan Rumah sakit sedangkan isinya yang terdiri dari
Identitas pasien, Pemeriksaan, Pengobatan, Tindakan, dan
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah
sebagai informasi yang dapat dimiki oleh pasien sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (UU
Praktik Kedokteran RI NO.29 tahun 2004 pasl 46 ayat (1),
penjelasan).
4) Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena
isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan
aspek keuangan sangant erat sekali dalam hal pengobatan,
terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang diberikan kepada
seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit,
oleh karena itu penggunaan sistem tekhnologi komputer
didlam proses penyelenggaraan rekam medis sangat
diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi
pelayanan kesehatan.
5) Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena
isinya menyangkut data dan informasi yang dapat
9
dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan
pengembangan ilmu penegtahuan dibidang kesehatan.
6) Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,
karena isinya menyangkut data/informasi tentang
perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang
profesi pendidikan kesehatan.
7) Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi,
karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggung-jawaban dan laporan rumah sakit.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi informasi
dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan
dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien.
Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat
dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta
prosedur yang telah ditetapkan.
2. Konsep Dasar Sistem
Terdapat dua pendekatan dalam pendefinisian sistem, yaitu yang
menekankan pada prosedurnya dan yang kedua adalah yang
menekankan pada elemennya.
10
Dalam pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
prosedurnya, mengartikan sistem sebagai berikut, Sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling behubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. (Jogiyanto, 1990).
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur
lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam sistem. Sedang
prosedur (Procedure) didefinisikan oleh Ricard F Neushel sebagai berikut,
Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi krerikal (tulis menulis),
biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih
departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang
seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. (Jogiyanto HM,
1990).
Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagasi berikut,
Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. (Jogiyanto HM, 1990).
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis Sistem Informasi
dapat di definisikan sebagai berikut :Sistem informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial
dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dalam laporan-laporan yang di perlukan.
John Burch dan Gary Grugnitski mengemukakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang di sebut dengan istilah
11
blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok
model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi
(technology block), blok basis data (database block), blok kendali
(control block).
H. Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh penulis, maka
digunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Deskriptif
Yaitu mencari informasi yang diperoleh melalui
keterangan-keterangan dari pihak yang bersangkutan. Masalah
yang ada dipecahkan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta
yang ada dan dipersempit lagi masalah tersebut sehingga
diperoleh gambaran yang jelas.
2. Metode Eksperimen
Yaitu diperlukan untuk menguji kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, sehingga
menghasilkan suatu keluaran yang sesuai dengan kebutuhan.
I. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan penulis diperoleh dari berbagai sumber dan
pihak-pihak yang terkait seperti petugas rekam medis, dari berbagai
buku-buku dan referensi yang mendukung perancangan ini. Adapun cara
yang dilakukan dalam pengumpulan data agar pembuatan sistem
informasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan :
12
1. Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan
melakukan observasi langsung ditempat tujuan sehingga akan
didapatkan data yang sistematis dan sesuai dengan
permasalahan.
2. Metode interview
Merupakan metode pengumpulan data dengan
memberikan pertanyaan langsung pada responden tentang
masalah yang akan diteliti atau tanya jawab dengan pihak
yang bersangkutan.
3. Metode Studi literatur
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara
langsung mempelajari buku dari berbagai sumber yang terkait
dengan obyek penelitian.
4. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menghimpun,
mengurutkan dan menganalisis dokumen sesuai dengan
kronologis, kekuatan, dan kesesuaian berdasarkan tujuan dan
fokus penelitian.
J. Tempat Penelitian
Sesuai dengan judul atau tema yang telah diambil maka penulis
mengambil tempat penelitian di RS Permata Medika Kebumen.
13
K. Jadwal Rencana Penelitian
No Kegiatan Mei Juni Juli
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Proposal
2 Bab I Pendahuluan
3 Bab II Tinjauan Pustaka
4 Bab III Landasan Teori
5 Bab IV Perancangan Sistem
6 Bab V Hasil Penelitian dan
Pembahasan
7 Bab VI Kesimpulan
L. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Mencakup latar belakang masalah, rumusan maslah,
batasan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian,
metode penelitian, metode pengumpulan data, tempat
penelitian, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang penelitian-penelitian yang pernah
ada sebelumnya, persamaan dan perbedaan dengan
14
penelitian yang penulis lakukan.
BAB III LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang teori dasar rekam medis dan teori
dasar sistem informasi, manfaat sistem informasi, desain
sistem, desain database secara umum, bentuk normalisasi,
flow diagram dan flowchart.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN SISTEM
Berisi tentang rancangan tampilan menu utama sistem,
teknik normalisasi, kamus data, diagram konteks, diagram
berjenjang, diagram alir data, flowchart program, rancangan
input dan rancangan output.
BAB V IMPLEMENTASI
Berisi tentang proses implementasi sistem, setelah sistem
selesai dirancang maka bab ini akan membahas bagaimana
mengoperasikannya program tersebut mulai dari proses
input sampai output.
BAB VI PENUTUP
Berisi kata penutup dari penulisan laporan, kesimpulan dari
seluruh sistem yang sudah berhasil dirancang, dan bisa
juga berisi saran-saran yang diperlukan untuk
pengembangan sistem lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
Daftar Pustaka
Hartono, Jogiyanto, MBA, Ph.D. Analisa Dan Desain Sistem Informasi:
Pendekatan Terstruktur Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:
Andi Offset, 1990.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman Penyelenggaraan
dan Pengelolaan Rekam Medis Rumah sakit Revisi II.
Departemen Kesehatan RI : 2006.
Notoadmojo, Sukidjo. Metodologi penelitian kesehatan. rineka cipta:
Jakarta. 2002,
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
rineka cipta : Jakarta. 1998.
Sabarguna, Boy S. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Konsorsium RSI Jateng-DIY: Yogyakarta. 2007
Perundang-undangan :
Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaran Rekam Medis
16
Lampiran

More Related Content

Ulasan SmartCard Pengganti Rekam Medis

  • 1. i MAKALAH PENELITIAN Rekam Medis Elektronik Berbasis Smart Card/Kartu Chip Sebagai Pengganti Lembar Rekam Medis Pasien Sebuah Pandangan/Ide Sekilas/Usulan mengenai modernisasi dokumen rekam medis papperless untuk kemajuan dunia Rekam Medis & Informatika Kesehatan yang lebih baik. Disusun Oleh Windiarto/Mas Khanza/Elkhanza YOGYAKARTA 2015
  • 2. ii Daftar Isi Sampul Luar ................................................................................... i Daftar Isi ........................................................................................ ii A. Judul Penelitian ........................................................................ 1 B. Latar Belakang dan Permasalahan .......................................... 1 C. Rumusan Masalah .................................................................... 3 D. Batasan Masalah ...................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ................................................................... 4 G. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5 H. Landasan Teori ......................................................................... 6 I. Metode Penelitian .................................................................... 11 J. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 11 K. Tempat Penelitian .................................................................... 12 L. Jadwal Rencana Penelitian ....................................................... 13 M. Sistematika Penulisan .............................................................. 13 Daftar Pustaka ................................................................................ 15 Lampiran .......................................................................................... 16
  • 3. 1 A. Judul Penelitian Rekam Medis Elektronik Berbasis Smart Card/Kartu Chip Sebagai Pengganti Lembar Rekam Medis Pasien B. Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat mendorong setiap bidang pekerjaan untuk menggunakan teknologi informasi ini terutama dalam bidang rekayasa perangkat lunak dalam mengurus aktifitas usaha,dokumentasi, keuangan dan juga pelaporannya. Rumah sakit sebagai sebuah badan usaha yang memiliki bisnis inti dalam bidang kesehatan juga tidak ingin ketinggalan menggunakan teknologi informasi untuk mengelola setiap aktifitas per bagian rumah sakit, sehingga rumah sakit sering kali mengembangan sendiri software Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit(SIMRS) ataupun membeli dari pengembang luar yang cakupannya meliputi inventori apotek, registrasi pasien, rekam medis, rawat jalan, rawat inap, kepegawaian, penggajian, billing, dll. Dan dalam penggunaan software Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sudah diatur atau memiliki legalitas hukum menurut Peraturan Mentri Kesehatan No. 82 Tahun 2013. Dari modul yang ada dalam software SIMRS yang menjadi masalah utama adalah di bagian rekam medisnya. SIMRS yang dalam hal ini adalah sebuah produk non abstrak menjadikannya tidak bisa diterima sebagai document rekam medis dikarenakan alasan keamanan data seperti bisa dirubah oleh admin ataupun siapa saja yang punya hak akses untuk login ke SIMRS tersebut. Dan pihak rumah sakit tidak berani
  • 4. 2 ambil resiko untuk beralih ke paperless, dikarenakan data rekam medis merupakan data yang sangat penting jika nanti terjadi mal praktek dan dibutuhkan investigasi oleh pihak berwajib ketika terjadi kasus hukum terhadap pasien. Dan dasar hukum rekam medis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 269/2008 serta UU Praktik Kedokteran RI NO.29 tahun 2004 pasal 46 ayat (1). Dengan alasan tersebut di atas, maka rumah sakit masih menggunakan dokumen secara fisik maupun data elektronik yang berakibat kepada kurang efisiennya proses rekam medis dikarenakan ada input ganda sehingga membuat waktu pelayanan pasien menjadi lebih lama. Untuk mempersingkat waktu pelayanan pasien maka dibutuhkan tambahan pegawai untuk membantu di input data elektronik dan ini akan menambah beban anggaran rumah sakit karena terkait dengan pengeluaran penggajian dan juga menambah beban anggaran pencetakan dokumen rekam medis. Dokumen fisik sendiri memakan banyak tempat/ruang sehingga mewajibkan rumah sakit menambah kuota rak dan ruang rekam medis sehingga berdampak juga terhadap pengeluaran inventaris dan pengelolaan gedung. Agar dokumen elektronik tersebut dapat diterima baik oleh rumah sakit dan penegak hukum, maka penulisan mengajukan sebuah gagasan agar dokumen rekam medis fisik dirubah menjadi kartu rekam medis yang memiliki chip seperti pada KTP. Kartu rekam medis berbasis chip digunakan untuk menyimpan data rekam medis pasien setiap kali melakukan periksa rawat jalan maupun rawat inap. Untuk alasan keamanan semua data yang dimasukkan ke dalam kartu tersebut
  • 5. 3 dienkripsi. Kartu hanya bisa dibuka melalui sebuah mesin reader dengan menggunakan data biometrik berupa sidik jari. Sidik jari yang dipakai untuk membuka kartu rekam medis tersebut adalah sidik jari pasien, kemudian opsional sidik jari ibu pasien dan penanggung jawab pasien jika nanti pasien meninggal. Data rekam medis dalam kartu chip sendiri akan dibatasi jumlah recordnya karena memory yang terbatas. Data rekam medis yang sudah dimasukkan ke dalam kartu tidak bisa diedit atau dihapus, dan setiap data yang akan dimasukkan harus data yang sudah benar atau terverifikasi. Jika kartu rekam medis sudah penuh maka data lama atau record paling lama akan dihapus otomatis agar data baru bisa masuk dan dalam istilah rekam medis bisa disebut retensi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas peneliti dapat merumuskan masalah yaitu : 1. Bagaimana merancang sebuah sistem yang bisa digunakan untuk mengenkripsi data rekam medis yang dimasukkan ke dalam kartu rekam medis berbasis chip, 2. Bagaimana merancang sebuah sistem yang bisa digunakan untuk membaca rekam medis pada kartu yang digabungkan antara reader kartu dan finger print. 3. Bagaimana mengimplementasikan sistem dan alat tersebut dengan bahasa pemrograman.
  • 6. 4 D. Batasan Masalah Untuk membatasi konsistensi pembuatan sistem dan laporan selama penelitian maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Perancangan sistem input data ke dalam kartu pasien, 2. Perancangan sistem verifikasi untuk membaca kartu chip dengan reader dan finger print. 3. Pembuatan aplikasi/sistem pembaca kartu chip rekam medis E. Tujuan Penelitian Dalam menyusun penelitian ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : Menghasilkan sebuah sistem rekam medis elektronik yang bisa diterima secara hukum baik oleh penegak hukum dan juga oleh rumah sakit, dengan data rekam medis yang terjamin aman tersimpan di dalam kartu rekam medis tersebut. F. Manfaat Penelitian Melalui kegiatan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain : 1. Dapat digunakan untuk proses hukum oleh para penegak hukum. 2. Meningkatkan efisiensi pelayanan rekam medis pasien dikarenakan penulisan rekam medis fisik bisa dihilangkan. 3. Penghematan tempat/rak/ruangan rekam medis dikarenkan ukuran kartu yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat. 4. Penghematan anggaran belanja dan pengelolaan rekam medis pasien.
  • 7. 5 5. Mengurangi anggaran penggajian pegawai sehingga bisa menekan pengeluaran rumah sakit. 6. Data rekam medis menjadi aman dan hanya bisa dibuka dengan persetujuan pasien. 7. Bisa menjadi backup data jika terjadi permasalahan terhadap server rumah sakit. G. Tinjauan Pustaka Penelitian yang berhubungan dengan rekam medis sudah banyak dilakukan. Diantara yang pernah dilakukan adalah : 1. Penelitian tentang Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap untuk Evaluasi Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gubug I Kabupaten Grobogan oleh Triyanta, (2002) yaitu perancangan sistem informasi untuk evaluasi kualitas pelayanan dengan penekanan pada pengelolaan rekam medis untuk rawat inap. 2. Penilitian tentang Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan di RSU Bina Kasih Ambarawa oleh Eti Murdani,(2007) yaitu pengembangan sistem informasi dilakukan berdasarkan tahapan kerja FAST (Framework for the Application of System Techniques). Desain penelitian menggunakan one group pretest-posttest. 3. Penilitian tentang Sistem Pendaftaran, Rekam Medis dan Sistem Pembayaran Pasien Rumah Sakit Berbasis Teknologi Java Card oleh dwi kurnia putra,(2008) yaitu pengembangan sistem dengan
  • 8. 6 menggunakan java card untuk menyimpan ID dan Pin pasien yang terintegrasi dengan sistem database rumah sakit. Persamaan-persamaan yang ada dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti dalam pengembangan aplikasi rekam medis. Sedangkan dari sisi perbedaan adalah penelitian sebelumnya hanya menyimpan data ke dalam server, jika ada kartu hanyalah sebatas kartu pasien untuk menyimpan ID dan Pin pasien sementara dalam penelitian ini adalah berfokus pada kartu yang digunakan sebagai pengganti berkas rekam medis dan tidak digunakan sebagai kartu pasien dan untuk membuka data rekam medis harus menggunakan data biometrik sidik jari pasien. Kartu rekam medis tersebut hanya digunakan untuk lingkungan di dalam rumah sakit saja dan digunakan sebagai backup data pasien pengganti kertas rekam medis sehingga bisa digunakan secara legal di pengadilan. H. Landasan Teori 1. Rekam Medis Di dalam peraturan Menteri Kesehatan No 269/2008, rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta. Menurut Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis Rumah sakit, rekam medis diartikan sebagai keterangan yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik
  • 9. 7 laboratorium, diagnose segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien, serta pengobatan baik rawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Dari Pedoman Penyelenggaraan rekam medis rumah sakit tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayana kesehatan di Rumah Sakit. Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain : 1) Aspek Administrasi Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2) Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya. 3) Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
  • 10. 8 hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan, Rekam medis adalah milik dokter dan Rumah sakit sedangkan isinya yang terdiri dari Identitas pasien, Pemeriksaan, Pengobatan, Tindakan, dan Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI NO.29 tahun 2004 pasl 46 ayat (1), penjelasan). 4) Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangant erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit, oleh karena itu penggunaan sistem tekhnologi komputer didlam proses penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan. 5) Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat
  • 11. 9 dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu penegtahuan dibidang kesehatan. 6) Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi pendidikan kesehatan. 7) Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung-jawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan. 2. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua pendekatan dalam pendefinisian sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang kedua adalah yang menekankan pada elemennya.
  • 12. 10 Dalam pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya, mengartikan sistem sebagai berikut, Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling behubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. (Jogiyanto, 1990). Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam sistem. Sedang prosedur (Procedure) didefinisikan oleh Ricard F Neushel sebagai berikut, Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi krerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. (Jogiyanto HM, 1990). Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagasi berikut, Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Jogiyanto HM, 1990). Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis Sistem Informasi dapat di definisikan sebagai berikut :Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dalam laporan-laporan yang di perlukan. John Burch dan Gary Grugnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang di sebut dengan istilah
  • 13. 11 blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), blok kendali (control block). H. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh penulis, maka digunakan metode sebagai berikut : 1. Metode Deskriptif Yaitu mencari informasi yang diperoleh melalui keterangan-keterangan dari pihak yang bersangkutan. Masalah yang ada dipecahkan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ada dan dipersempit lagi masalah tersebut sehingga diperoleh gambaran yang jelas. 2. Metode Eksperimen Yaitu diperlukan untuk menguji kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, sehingga menghasilkan suatu keluaran yang sesuai dengan kebutuhan. I. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan penulis diperoleh dari berbagai sumber dan pihak-pihak yang terkait seperti petugas rekam medis, dari berbagai buku-buku dan referensi yang mendukung perancangan ini. Adapun cara yang dilakukan dalam pengumpulan data agar pembuatan sistem informasi ini sesuai dengan apa yang diharapkan :
  • 14. 12 1. Metode Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan observasi langsung ditempat tujuan sehingga akan didapatkan data yang sistematis dan sesuai dengan permasalahan. 2. Metode interview Merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan langsung pada responden tentang masalah yang akan diteliti atau tanya jawab dengan pihak yang bersangkutan. 3. Metode Studi literatur Merupakan metode pengumpulan data dengan cara langsung mempelajari buku dari berbagai sumber yang terkait dengan obyek penelitian. 4. Metode Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menghimpun, mengurutkan dan menganalisis dokumen sesuai dengan kronologis, kekuatan, dan kesesuaian berdasarkan tujuan dan fokus penelitian. J. Tempat Penelitian Sesuai dengan judul atau tema yang telah diambil maka penulis mengambil tempat penelitian di RS Permata Medika Kebumen.
  • 15. 13 K. Jadwal Rencana Penelitian No Kegiatan Mei Juni Juli 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Proposal 2 Bab I Pendahuluan 3 Bab II Tinjauan Pustaka 4 Bab III Landasan Teori 5 Bab IV Perancangan Sistem 6 Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan 7 Bab VI Kesimpulan L. Sistematika Penulisan Laporan Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Mencakup latar belakang masalah, rumusan maslah, batasan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, tempat penelitian, dan sistematika penulisan laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang penelitian-penelitian yang pernah ada sebelumnya, persamaan dan perbedaan dengan
  • 16. 14 penelitian yang penulis lakukan. BAB III LANDASAN TEORI Menjelaskan tentang teori dasar rekam medis dan teori dasar sistem informasi, manfaat sistem informasi, desain sistem, desain database secara umum, bentuk normalisasi, flow diagram dan flowchart. BAB IV ANALISA PERANCANGAN SISTEM Berisi tentang rancangan tampilan menu utama sistem, teknik normalisasi, kamus data, diagram konteks, diagram berjenjang, diagram alir data, flowchart program, rancangan input dan rancangan output. BAB V IMPLEMENTASI Berisi tentang proses implementasi sistem, setelah sistem selesai dirancang maka bab ini akan membahas bagaimana mengoperasikannya program tersebut mulai dari proses input sampai output. BAB VI PENUTUP Berisi kata penutup dari penulisan laporan, kesimpulan dari seluruh sistem yang sudah berhasil dirancang, dan bisa juga berisi saran-saran yang diperlukan untuk pengembangan sistem lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 17. 15 Daftar Pustaka Hartono, Jogiyanto, MBA, Ph.D. Analisa Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, 1990. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Rekam Medis Rumah sakit Revisi II. Departemen Kesehatan RI : 2006. Notoadmojo, Sukidjo. Metodologi penelitian kesehatan. rineka cipta: Jakarta. 2002, Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. rineka cipta : Jakarta. 1998. Sabarguna, Boy S. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Konsorsium RSI Jateng-DIY: Yogyakarta. 2007 Perundang-undangan : Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran Rekam Medis