際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pendahuluan
Al-Quran merupakan kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan
merupakan mukjizat paling monumental sepanjang perjalanan sejarah umat manusia.
Al-Quran merupakan mukjizat yang bersifat kekal berbeda halnya dengan mukjizat-mukjizat
para Nabi terdahulu. Al-Quran akan tetap terjaga keasliannya sepanjang masa dan tidak ada
seorang pun yang mampu menyamai kehebatan Al-Quran dari segi tata bahasanya. Hal ini
menjadi bukti bahwa Al-Quran benar-benar wahyu dari Allah.
Seperti telah kita ketahui bahwa Al-Quran diterima oleh Rasulullah SAW dalam kurun waktu
23 tahun yaitu ada yang diturunkan ketika Rasul berada di Makkah dan ada yang diturunkan
ketika Rasul berada di Madinah. Pada saat Al-Quran diturunkan di Makkah, yakni pada awal
pengangkatan (menjadi Nabi), kaum muslimim masih sedikit, sementara kaum musyrikin
begitu banyak. Sehingga untuk berdialog dengan orang kafir harus memakai gaya bahasa
yang tepat juga diperlukan suatu metode yang khusus.
Al-Quran turun di Makkah sebagai pembela minoritas, yakni orang-orang Islam dan
penolong serta mempertahankan mereka di tengah lingkungan musuh-musuh yang musyrik.
Kemudian Rasulullah SAW hijrah bersama masyarakat tersebut dan beliau menemui
masyarakat muslim yang lain di Madinah. Al-Quran diturunkan kepada orang-orang Islam di
Madinah, menjelaskan hukum-hukum agama dan meletakkan kaidah-kaidah serta
membangun masyarakat dan meletakkan dasar-dasar kekuatan.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam secara
berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun, sebagian besar waktu Rasulullah dihabiskan
di Makkah. Allah subhanahu wa taala berfirman.

 醐鰹 э誌醐刻居 誌居鰹o 器随器 わ刻わ 随器 種э駕器醐器 э誌醐ワ器鰹 わo居わ駈ワ居

Artinya: dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi
bagian [al-israa: 106]
Oleh karena itu secara umum para ulama rahimahumullahu membagi Al-Quran menjadi
dua bagian: makkiyah dan madaniyah.
Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi muhamamd shallAllahu alaihi wa
sallam sebelum berhijrah ke Madinah.
Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallAllahu alaihi wa
sallam setelah berhijrah ke Madinah.

1
Dengan dasar ini, maka firman Allah subhanahu wa taala.

刻鰹  わ 削誌緒鰹緒わ oわ鰹鰹 居居 刻件 駈わ鰹醐緒器 器随醐駕居 駈わ鰹 駈わ鰹鰹 刻緒刻醐駕 器駈縁居醐刻わ
 э 縁随醐 ¥わ 鰹  居醐 件oわ刻o 居駈醐 常逸種居醐醐  эわ器わ


Artinya: pada hari ini telah ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah ku-cukupkan
kepadamu nimat-ku, dan telah ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang [al-maidah: 3]
Termasuk ayat madaniyah walaupun diturunkan Kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
pada haji wada di arafah.
Dalam kitab shahih bukhari diriwayatkan dari umar radhiyAllahu anhu bahwasanya dia
mengatakan: kami tahu hari itu dan tempat wahyu tersebut turun kepada Nabi shallAllahu
alaihi wa sallam. Wahyu tersebut turun sementara Rasulullah sedang berdiri berkhutbah
hari jumat di padang arafah.

2
Pembahasan
A. Pengertian Ayat Makkiyah Dan Madaniyah
Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama dalam memaknai makkiyah dan
madaniyah karena terdapat segi-segi dalam memberikan arti, segi tersebut antara lain:
A. Dari segi masa turunnya (tartib zamany). Ada yang berkata: makky, yang turun
sebelum Rasul hijrah ke Madinah walaupun turunnya bukan di kota Makkah. Madany
yang turun sesudah hijrah walaupun di Makkah. 
B. Dari segi tempat turunnya (tahdid makany). Ada yang berkata: makky, ialah yang turun
di Makkah, walaupun sesudah hijrah. Dan madany, ialah yang turun di Madinah. 
C. Dari segi topik yang dibicarakan (tahwil maudhu-y). Ada yang berkata: makky, ialah
yang menjadi khitbah (ditujukan) kepada penduduk Makkah dan madany ialah yang
menjadi khitbah (ditujukan) bagi penduduk Madinah. 
D. Dari segi orang-orang yang dihadapinya (tayin syakhsyi) 1
0F

Agar tidak terjadi kebingungan dalam memaknai makkiyah dan madaniyah, ada baiknya kita
lihat potongan ayat Al-Quran yaitu surat al-hujurat ayat 13, Allah berfirman:

  o常縁刻居わ刻 ¥わ器件鰹ワ居 わ縁oわ 駈わ鰹誌刻緒刻刻居 器鰹居 刻醐鰹  わ鰹誌醐緒刻 わ わ刻わ わ逸駕э誌器


 件刻 緒器 ¥わ   駈わ鰹刻鰹醐随駕 ¥わ 刻 駈わ鰹器器駕駕駕

Artinya: wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang wanita, dan kami telah menjadikan kamu berbangsabangsa dan berpuak-puak
(bersuku bangsa) supaya kamu saling mengenal (q. S. Al-hujurat: 13).
Dalam buku teuku Muhammad hasbi ash-shiddieqy dijelaskan bahwa jika ditinjau dari segi
tempat turunnya, ayat ini turun di Madinah. Jika kita tinjau dari segi masanya, ayat ini turun
pada tahun pengalahan Makkah sesudah hijrah. Dan jika ditinjau dari segi orangnya, maka
ayat ini ditujukan kepada penduduk Makkah. Sedangkan jika kita memperhatikan
maudhunya maka tujuan ayat ini ialah mengajak manusia berkenal-kenalan dan
mengingatkan manusia bahwa asal usul mereka adalah satu.

1

2

Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Quran (Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan
2

Al-Quran), (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 62. Ibid, hlm. 64.

3
Oleh karenanya ayat ini tidak dikatakan ayat makkiyah secara mutlak dan tidak dimasukkan
ke dalam ayat madaniyah secara mutlak. Ayat ini dimasukkan ke dalam ayat yang turun di
Madinah sedang hukumnya digolongkan ke dalam ayat-ayat yang turun di Makkah.
Dari sini kita lebih mengutamakan pembagian secara masa (tartib zamany), karena inilah
yang tidak dapat diragukan. Mengenai orang dan maudhunya, maka hal itu merupakan
urusan kedua yang berpautan dengan tartib zamany itu.
Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa memang sulit untuk memaknai makkiyah
dan madaniyah secara khusus, karena hal ini juga menjadi perbedaan pendapat di kalangan
para ulama. Akan tetapi yang biasa dan umum digunakan untuk memaknai makkiyah dan
madaniyah ialah dari segi masa turunnya (tartib zamany).

B. Karakteristik Ayat Makkiyah
Turunnya surat-surat makiyyah lamanya 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17
ramadhan 40 tahun usia Nabi (Februari 610 M).
Para ulama telah meneliti surat-surat makky dan madany, dan menyimpulkan beberapa
ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan
persoalan-persoalan yang dibicarakan. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah
dengan ciri-ciri tersebut. Adapun ketentuan makky ialah:
1. Setiap surat yang di dalamnya mengandung sajdah.
2. Setiap surat yang mengandung lafal kalla, lafal ini hanya terdapat dalam separuh
terakhir dari Quran. Dan disebutkan dalam tiga puluh tiga kali dan lima belas surat.
3. Setiap surat yang mengandung seruan ya-ayyuhan naasu dan tidak mengandung
ya-ayyuhalladzina amanu, terkecuali surat al-hajj yang akhirnya terdapat
ya-ayyuhalladzina amanu irkau wasjudu (QS al-hajj: 77). Namun demikian sebagian
besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat makky.
4. Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi dan umat terdahulu kecuali surat
al-baqarah.
5. Setiap surat yang mengandung kisah adam dan iblis, kecuali surat al-baqarah.
6. Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf hijaiyah, seperti alif lam mim, alif lam ra,
ha mim dan lain-lain. Terkecuali surat al-baqarah dan ali imran, sedangkan surat ar-rad
masih diperselisihkan.

3

Sedang dari segi ciri tema dan gaya bahasa atau bisa juga disebut sebagai keistimewaan ayat
makkiyah dapat diringkas sebagai berikut:
1

Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah,
kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan
4
siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan
menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah. 2
2

Penetapan dasar-dasar ibadah dan muamalah (pidana), etika, keutamaan-keutamaan
umum. Diwajibkannya shalat lima waktu, juga diharamkan memakan harta anak yatim
secara zalim, sebagaimana sifat takabur dan sifat angkuh juga dilarang, dan tradisi buruk
lainnya. 3

3

Menyebutkan kisah Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka
sehingga mengetahui nasib orang-orang yang mendustakan agama sebelum mereka;
dan sebagai hiburan bagi Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan
mereka. 4

4

Suku katanya pendek-pendek disertai dengan kata-kata yang mengesankan,
pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras,
menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan. 5

C. Karakteristik Ayat Madaniyah
Diantara ciri khusus dari surat-surat madaniyah ialah:
1

Setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi).

2

Setiap surat yang di dalamnya disebutkan tentang orang-orang munafik, terkecuali surat
al-ankabut yang diturunkan di Makkah adalah termasuk surat makkiyah.

3

Setiap surat yang di dalamnya terdapat dialog antara ahli kitab 6, seperti dapat kita
dapati dalam surat al-baqarah, an-nisa, ali imran, at-taubah dan lain-lain. 7

Adapun keistimewaan yang terdapat pada surat madaniyah antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Al-Quran berbicara kepada masyarakat Islam Madinah, pada umumnya berisi tentang
penetapan hukum-hukum, yang meliputi penjelasan tentang ibadah, muamalah, had,
kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional baik diwaktu damai
maupun perang, dan lain lain. 8
2

Ibid.
Dr. Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Ulumul Quran (Studi kompleksitas Al-Quran), Terj. Amirul
Hasan dan Muhammad Halabi, (Cet. I Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996). Hlm173.
4
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulumil Quran Loc. Cit.
5
Manna khalil al-qattan, mabahis fi ulumil Quran, (cet. Iii, diterbitkan oleh mansyurat al-asr al-hadis,
1973), terj. Drs. Mudzakir as, studi ilmu-ilmu Quran (cet. Ii, jakarta: pt pustaka litera antarnusa,
1994), hlm, 86-87.
6
Ibid.
7
Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Quran Op. Cit, hlm. 82.
8
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulumil Quran Loc. Cit.
3

5
2. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan yahudi dan nasrani, dan ajakan kepada mereka
untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah,
permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang
kepada mereka karena rasa dengki diantara sesama mereka. 9
3. Di dalam masyarakat Madinah tumbuh sekelompok orang-orang munafik, lalu Al-Quran
membicarakan sifat mereka dan menguak rahasia mereka. Al-Quran menjelaskan bahaya
mereka terhadap Islam dan kaum muslimin, serta membeberkan media-media,
tipuan-tipuan, serta strategi mereka untuk memperdaya kuam muslim. Di Makkah tidak
terdapat kaum munafik, karena saat itu umat Islam sedikit, lemah, sementara orang-orang
kafir secara terang-terangan memerangi mereka. 10
4. Pada umumnya ayat-ayat dan surat-suratnya panjang dan untuk menggambarkan luasnya
akidah dan hukum-hukum Islam. Orang-orang Madinah adalah orang-orang Islam yang
menerima dan mendengarkan al Quran.

D. Manfaat Mengetahui Ayat Makky Madany
1. Mengetahui bahwa sastra Al-Quran berada pada puncak keindahan sastra, yaitu ketika
setiap kaum diajak berdialog yang sesuai dengan keadaan obyek yang didakwahi; dari
ketegasan, kelugasan, kelunakan dan kemudahan.
2. Mengetahui hikmah diturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur, yaitu prioritas
kondisi obyek yang didakwahi serta kesiapan mereka dalam menerima dan mentaatinya.
3. Sebagai pendidikan dan pengajaran bagi para muballigh serta pengarahan mereka untuk
mengikuti kandungan dan konteks Al-Quran dalam berdakwah, yaitu dengan
mendahulukan yang terpenting di antara yang penting serta menggunakan ketegasan dan
kelunakan pada tempatnya masing-masing.
4. Membedakan antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua buah ayat makkiyah dan
madaniyah, maka lengkaplah syarat-syarat nasakh karena ayat madaniyah adalah sebagai
nasikh (penghapus) ayat makkiyah disebabkan ayat madaniyah turun setelah ayat makkiyah.
5. Untuk dijadikan alat bantu dalam menfsirkan Al-Quran.
6. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Quran.

9
10

Ibid.
Dr. Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Ulumul Quran Op. Cit. hlm. 175.

6
E. Cara Menentukan Makki Dan Madani
Untuk mengetahui dan menentukan makki dan madani para ulama bersandar pada dua cara
utama. Manhaj sima`i naqli (metode pendengaran seperti apa adanya) dan manhaj qiyasi
ijtihadi (menganalogikan dan ijtihad).
1. Cara sima'i naqli: Didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat
dan menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi`in yang menerima dan mendengar
dari para sahabat bagaimana, dimana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya
wahyu itu. Sebagian besar penentuan makki dan madani itu didasarkan pada cara pertama
ini. Dan contoh-contoh tadi adalah yang paling sesuai. Penjelasan tentang penentuan
tersebut telah memenuhi kitab-kitab tafsir bil ma`tsur, kitab asbabun nuzul dan
pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Al Qur`an.
2. Cara qiyasi ijtihadi: Didasarkan pada ciri-ciri makki dan madani. Apabila dalam surat makki
terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau mengandung peristiwa madani,
maka dikatakan bahwa ayat itu madani dan sebaliknya. Bila dalam satu surat terdapat
ciri-ciri makki, maka surat itu dinamakan surat makki. Juga sebaliknya. Inilah yang disebut
qiyas ijtihadi.

F. Pembagian Surat-Surat Ke Dalam Makky Dan Madany
Berikut ini adalah nama-nama surat dalam Al Qur-an dan pembagiannya ke dalam kategori
Makkiyah dan Madaniyah, sesuai dengan pendapat jumhur (mayoritas ulama):
Surat-Surat Makkiyah Dan Madaniah Yang Disepakati Ada 20 Surat:
1. Al-Baqarah
2. Ali 'Imran
3. An-Nisa'
4. Al-Ma'idah
5. Al-Anfal
6. At-Taubah
7. An-Nur

8. Al Ahzab
9. Muhammad
10. Al-Fath
11. Al- Hujrat
12. Al-Hadid
13. Al-Mujadilah
14. Al-Hashr

15. Al-Mumtahinah
16. Al-Jumuah
17. Al-Munafiqun
18. Al-Talaq
19. At-Tahrim
20. An-Nasr

Dan Ada Perbedaan Pendapat Pada 12 Surat:
1. Al-Fatihah
2. Al-Rad
3. Al-Rahman
4. Al-Saff

5. Al-Tagabun
6. Al-Mutaffifin
7. Al-Qadar
8. Al-Bayyinah

7

9. Al-Zalzalah
10. Al-Ikhlas
11. Al-Falaq
12. Al-Nas
Nama-Nama Surat Makkiyah Berdasarkan Urutan Turunnya:
01. Al'alaq
02. Al-Qalam
03. Al-Muzammil
04. Al-Muddatstsir
05. Al-Fatihah
06. Al-Masab (Al-Lahab)
07. At-Takwir
08. Al-A'la
09. Al-Lail
10. Al-Fajr
11. Adh-Dhuha
12. Al-Insyirah
13. Al-'Ashr
14. Al-Aadiyat
15. Al-Kautsar
16. At-Takatsur
17. Al-Ma'un
18. Al-Kafirun
19. Al-Fiil
20. Al-Falaq
21. An-Nas
22. Al-Ikhlas
23. An-Najm
24. 'Abasa
25. Al-Qadar
26. Asy-Syamsu
27. Al-Buruj
28. At-Tin
29. Al-Quraisy
30. Al-Qariah

31. Al-Qiyamah
32. Al-Humazah
33. Al-Mursalah
34. Qaf
35. Al-Balad
36. Ath-Thariq
37. Al-Qamar
38. Shad
39. Al-A'raf
40. Al-Jin
41. Yaasin
42. Al-Furqan
43. Fathir
44. Maryam
45. Thaha
46. Al-Waqi'ah
47. Asy-Syura
48. An-Naml
49. Al-Qashash
50. Al-Isra
51. Yunus
52. Hud 53. Yusuf
54. Al-Hijr
55. Al-An'am
56. Ash-Shaffat
57. Lukman
58. Saba'
59. Az-Zumar
60. Ghafir
61. Fushshilat

62. Asy-Syura
63. Az-Zukhruf
64. Ad-Dukhan
65. Al-Jatsiyah
66. Al-Ahqqaf
67. Adz-Dzariyah
68. Al-Ghasyiyah
69. Al-Kahf
70. An-Nahl
71. Nuh
72. Ibrahim
73. Al-Anbiya
74. Al-Mu'minun
75. As-Sajdah
76. Ath-Thur
77. Al-Mulk
78. Al-Haqqah
79. Al-Ma'arij
80. An-Naba'
81. An-Nazi'at
82. Al-Infithar
83. Al-Insyiqaq
84. Ar-Rum
85. Al-Ankabut
86. Al-Muthaffifin
87. Al-Zalzalah
88. Ar-Rad
89. Ar-Rahman
90. Al-Insan
91. Al-Bayyinah

Nama-Nama Surat Madaniyah Berdasarkan Urutan Turunnya:
01. Al-Baqarah
02. Al-Anfal
03. Ali 'Imran
04. Al-Ahzab
05. Al-Mumtahanah
06. An-Nisa'
07. Al-Hadid
08. Al-Qital

09. Ath-Thalaq
10. Al-Hasyir
11. An-Nur
12. Al-Hajj
13. Al-Munafiqun
14. Al-Mujadalah
15. Al-Hujurat
16. At-Tahrim

8

17. At-Taghabun
18. Ash-Shaf
19. Al-Jum'at
20. Al-Fath
21. Al-Ma'idah
22. At-Taubah
23. An-Nash
Kesimpulan
Dari uraian makalah ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1

Dalam memaknai makkiyah dan madaniyah terjadi perbedaan pendapat di kalangan
para ulama hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam memberikan penafsiran atas
ayat-ayat Al-Quran.

2

Meskipun terjadi perbedaan dalam memberi makna makkiyah dan madaniyah akan
tetapi para ulama mampu memberikan kekhususan-kekhususan yang menjadi ciri ayat
makkiyah dan madaniyah untuk membedakan keduanya.

3

Diantara ciri yang paling tampak dari ayat makkiyah adalah ayat-ayatnya banyak berisi
tentang ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai
risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan keadaannya yang
menakutkan, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang
musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayatayat kauniah, disamping itu
ayat dan suratnya pendek-pendek.

4

Berbeda dengan ayat makkiyah, ciri yang paling tampak dari ayat madaniyah ialah mulai
ditetapkannya ketentuan dan hukum-hukum Islam karena pada saat itu bangunan Islam
telah kokoh sehingga umat Islam akan lebih mudah menerima apa yang datang dari
Islam, dan ayat serta suratnya lebih panjang disbanding dengan ayat makkiyah.

9
Daftar Pustaka


Al Quran Dan Terjemahnya



Shahih Bukhari



Shahih Muslim



Al-Qattan, Manna Khalil. Mabahis Fi Ulumil Quran. Cet. Iii, Diterbitkan Oleh Mansyurat
Al-Asr Al-Hadis, 1973. Edisi Bahasa Indonesia Studi Ilmu-Ilmu Quran, Terj. Drs. Mudzakir
As. Cet. Ii. Jakarta: Pt Pustaka Litera Antarnusa. 1994.



Ar-Rumi, Fahd Bin Abdurrahman. Ulumul Quran (Studi Kompleksitas Al測Quran). Terj.
Amirul Hasan Dan Muhammad Halabi. Cet. I Yogyakarta: Titian Ilahi. 1996.



Ash-Shiddieqy, Teuku Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Quran (Ilmu-Ilmu Pokok Dalam
Menafsirkan Al-Quran). Semarang: Pt Pustaka Rizki Putra. 2002.



Al-Utsaimin, Muhammad Bin Shalih. Ushuulun Fi At-Tafsir Edisi Indonesia Belajar Mudah
Ilmu Tafsir. Pustaka As-Sunnah, Penerjemah Farid Qurusy.

10

More Related Content

Ulumul Qur'an Maki Madani

  • 1. Pendahuluan Al-Quran merupakan kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan merupakan mukjizat paling monumental sepanjang perjalanan sejarah umat manusia. Al-Quran merupakan mukjizat yang bersifat kekal berbeda halnya dengan mukjizat-mukjizat para Nabi terdahulu. Al-Quran akan tetap terjaga keasliannya sepanjang masa dan tidak ada seorang pun yang mampu menyamai kehebatan Al-Quran dari segi tata bahasanya. Hal ini menjadi bukti bahwa Al-Quran benar-benar wahyu dari Allah. Seperti telah kita ketahui bahwa Al-Quran diterima oleh Rasulullah SAW dalam kurun waktu 23 tahun yaitu ada yang diturunkan ketika Rasul berada di Makkah dan ada yang diturunkan ketika Rasul berada di Madinah. Pada saat Al-Quran diturunkan di Makkah, yakni pada awal pengangkatan (menjadi Nabi), kaum muslimim masih sedikit, sementara kaum musyrikin begitu banyak. Sehingga untuk berdialog dengan orang kafir harus memakai gaya bahasa yang tepat juga diperlukan suatu metode yang khusus. Al-Quran turun di Makkah sebagai pembela minoritas, yakni orang-orang Islam dan penolong serta mempertahankan mereka di tengah lingkungan musuh-musuh yang musyrik. Kemudian Rasulullah SAW hijrah bersama masyarakat tersebut dan beliau menemui masyarakat muslim yang lain di Madinah. Al-Quran diturunkan kepada orang-orang Islam di Madinah, menjelaskan hukum-hukum agama dan meletakkan kaidah-kaidah serta membangun masyarakat dan meletakkan dasar-dasar kekuatan. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun, sebagian besar waktu Rasulullah dihabiskan di Makkah. Allah subhanahu wa taala berfirman. 醐鰹 э誌醐刻居 誌居鰹o 器随器 わ刻わ 随器 種э駕器醐器 э誌醐ワ器鰹 わo居わ駈ワ居 Artinya: dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian [al-israa: 106] Oleh karena itu secara umum para ulama rahimahumullahu membagi Al-Quran menjadi dua bagian: makkiyah dan madaniyah. Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi muhamamd shallAllahu alaihi wa sallam sebelum berhijrah ke Madinah. Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallAllahu alaihi wa sallam setelah berhijrah ke Madinah. 1
  • 2. Dengan dasar ini, maka firman Allah subhanahu wa taala. 刻鰹 わ 削誌緒鰹緒わ oわ鰹鰹 居居 刻件 駈わ鰹醐緒器 器随醐駕居 駈わ鰹 駈わ鰹鰹 刻緒刻醐駕 器駈縁居醐刻わ э 縁随醐 ¥わ 鰹 居醐 件oわ刻o 居駈醐 常逸種居醐醐 эわ器わ Artinya: pada hari ini telah ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah ku-cukupkan kepadamu nimat-ku, dan telah ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [al-maidah: 3] Termasuk ayat madaniyah walaupun diturunkan Kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam pada haji wada di arafah. Dalam kitab shahih bukhari diriwayatkan dari umar radhiyAllahu anhu bahwasanya dia mengatakan: kami tahu hari itu dan tempat wahyu tersebut turun kepada Nabi shallAllahu alaihi wa sallam. Wahyu tersebut turun sementara Rasulullah sedang berdiri berkhutbah hari jumat di padang arafah. 2
  • 3. Pembahasan A. Pengertian Ayat Makkiyah Dan Madaniyah Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama dalam memaknai makkiyah dan madaniyah karena terdapat segi-segi dalam memberikan arti, segi tersebut antara lain: A. Dari segi masa turunnya (tartib zamany). Ada yang berkata: makky, yang turun sebelum Rasul hijrah ke Madinah walaupun turunnya bukan di kota Makkah. Madany yang turun sesudah hijrah walaupun di Makkah. B. Dari segi tempat turunnya (tahdid makany). Ada yang berkata: makky, ialah yang turun di Makkah, walaupun sesudah hijrah. Dan madany, ialah yang turun di Madinah. C. Dari segi topik yang dibicarakan (tahwil maudhu-y). Ada yang berkata: makky, ialah yang menjadi khitbah (ditujukan) kepada penduduk Makkah dan madany ialah yang menjadi khitbah (ditujukan) bagi penduduk Madinah. D. Dari segi orang-orang yang dihadapinya (tayin syakhsyi) 1 0F Agar tidak terjadi kebingungan dalam memaknai makkiyah dan madaniyah, ada baiknya kita lihat potongan ayat Al-Quran yaitu surat al-hujurat ayat 13, Allah berfirman: o常縁刻居わ刻 ¥わ器件鰹ワ居 わ縁oわ 駈わ鰹誌刻緒刻刻居 器鰹居 刻醐鰹 わ鰹誌醐緒刻 わ わ刻わ わ逸駕э誌器 件刻 緒器 ¥わ 駈わ鰹刻鰹醐随駕 ¥わ 刻 駈わ鰹器器駕駕駕 Artinya: wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan kami telah menjadikan kamu berbangsabangsa dan berpuak-puak (bersuku bangsa) supaya kamu saling mengenal (q. S. Al-hujurat: 13). Dalam buku teuku Muhammad hasbi ash-shiddieqy dijelaskan bahwa jika ditinjau dari segi tempat turunnya, ayat ini turun di Madinah. Jika kita tinjau dari segi masanya, ayat ini turun pada tahun pengalahan Makkah sesudah hijrah. Dan jika ditinjau dari segi orangnya, maka ayat ini ditujukan kepada penduduk Makkah. Sedangkan jika kita memperhatikan maudhunya maka tujuan ayat ini ialah mengajak manusia berkenal-kenalan dan mengingatkan manusia bahwa asal usul mereka adalah satu. 1 2 Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Quran (Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan 2 Al-Quran), (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 62. Ibid, hlm. 64. 3
  • 4. Oleh karenanya ayat ini tidak dikatakan ayat makkiyah secara mutlak dan tidak dimasukkan ke dalam ayat madaniyah secara mutlak. Ayat ini dimasukkan ke dalam ayat yang turun di Madinah sedang hukumnya digolongkan ke dalam ayat-ayat yang turun di Makkah. Dari sini kita lebih mengutamakan pembagian secara masa (tartib zamany), karena inilah yang tidak dapat diragukan. Mengenai orang dan maudhunya, maka hal itu merupakan urusan kedua yang berpautan dengan tartib zamany itu. Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa memang sulit untuk memaknai makkiyah dan madaniyah secara khusus, karena hal ini juga menjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Akan tetapi yang biasa dan umum digunakan untuk memaknai makkiyah dan madaniyah ialah dari segi masa turunnya (tartib zamany). B. Karakteristik Ayat Makkiyah Turunnya surat-surat makiyyah lamanya 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 ramadhan 40 tahun usia Nabi (Februari 610 M). Para ulama telah meneliti surat-surat makky dan madany, dan menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya, yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakan. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaidah-kaidah dengan ciri-ciri tersebut. Adapun ketentuan makky ialah: 1. Setiap surat yang di dalamnya mengandung sajdah. 2. Setiap surat yang mengandung lafal kalla, lafal ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari Quran. Dan disebutkan dalam tiga puluh tiga kali dan lima belas surat. 3. Setiap surat yang mengandung seruan ya-ayyuhan naasu dan tidak mengandung ya-ayyuhalladzina amanu, terkecuali surat al-hajj yang akhirnya terdapat ya-ayyuhalladzina amanu irkau wasjudu (QS al-hajj: 77). Namun demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat makky. 4. Setiap surat yang mengandung kisah para Nabi dan umat terdahulu kecuali surat al-baqarah. 5. Setiap surat yang mengandung kisah adam dan iblis, kecuali surat al-baqarah. 6. Setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf hijaiyah, seperti alif lam mim, alif lam ra, ha mim dan lain-lain. Terkecuali surat al-baqarah dan ali imran, sedangkan surat ar-rad masih diperselisihkan. 3 Sedang dari segi ciri tema dan gaya bahasa atau bisa juga disebut sebagai keistimewaan ayat makkiyah dapat diringkas sebagai berikut: 1 Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan 4
  • 5. siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah. 2 2 Penetapan dasar-dasar ibadah dan muamalah (pidana), etika, keutamaan-keutamaan umum. Diwajibkannya shalat lima waktu, juga diharamkan memakan harta anak yatim secara zalim, sebagaimana sifat takabur dan sifat angkuh juga dilarang, dan tradisi buruk lainnya. 3 3 Menyebutkan kisah Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang-orang yang mendustakan agama sebelum mereka; dan sebagai hiburan bagi Rasulullah sehingga ia tabah dalam menghadapi gangguan mereka. 4 4 Suku katanya pendek-pendek disertai dengan kata-kata yang mengesankan, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras, menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan. 5 C. Karakteristik Ayat Madaniyah Diantara ciri khusus dari surat-surat madaniyah ialah: 1 Setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi). 2 Setiap surat yang di dalamnya disebutkan tentang orang-orang munafik, terkecuali surat al-ankabut yang diturunkan di Makkah adalah termasuk surat makkiyah. 3 Setiap surat yang di dalamnya terdapat dialog antara ahli kitab 6, seperti dapat kita dapati dalam surat al-baqarah, an-nisa, ali imran, at-taubah dan lain-lain. 7 Adapun keistimewaan yang terdapat pada surat madaniyah antara lain adalah sebagai berikut: 1. Al-Quran berbicara kepada masyarakat Islam Madinah, pada umumnya berisi tentang penetapan hukum-hukum, yang meliputi penjelasan tentang ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional baik diwaktu damai maupun perang, dan lain lain. 8 2 Ibid. Dr. Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Ulumul Quran (Studi kompleksitas Al-Quran), Terj. Amirul Hasan dan Muhammad Halabi, (Cet. I Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996). Hlm173. 4 Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulumil Quran Loc. Cit. 5 Manna khalil al-qattan, mabahis fi ulumil Quran, (cet. Iii, diterbitkan oleh mansyurat al-asr al-hadis, 1973), terj. Drs. Mudzakir as, studi ilmu-ilmu Quran (cet. Ii, jakarta: pt pustaka litera antarnusa, 1994), hlm, 86-87. 6 Ibid. 7 Teuku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Quran Op. Cit, hlm. 82. 8 Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulumil Quran Loc. Cit. 3 5
  • 6. 2. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan yahudi dan nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki diantara sesama mereka. 9 3. Di dalam masyarakat Madinah tumbuh sekelompok orang-orang munafik, lalu Al-Quran membicarakan sifat mereka dan menguak rahasia mereka. Al-Quran menjelaskan bahaya mereka terhadap Islam dan kaum muslimin, serta membeberkan media-media, tipuan-tipuan, serta strategi mereka untuk memperdaya kuam muslim. Di Makkah tidak terdapat kaum munafik, karena saat itu umat Islam sedikit, lemah, sementara orang-orang kafir secara terang-terangan memerangi mereka. 10 4. Pada umumnya ayat-ayat dan surat-suratnya panjang dan untuk menggambarkan luasnya akidah dan hukum-hukum Islam. Orang-orang Madinah adalah orang-orang Islam yang menerima dan mendengarkan al Quran. D. Manfaat Mengetahui Ayat Makky Madany 1. Mengetahui bahwa sastra Al-Quran berada pada puncak keindahan sastra, yaitu ketika setiap kaum diajak berdialog yang sesuai dengan keadaan obyek yang didakwahi; dari ketegasan, kelugasan, kelunakan dan kemudahan. 2. Mengetahui hikmah diturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur, yaitu prioritas kondisi obyek yang didakwahi serta kesiapan mereka dalam menerima dan mentaatinya. 3. Sebagai pendidikan dan pengajaran bagi para muballigh serta pengarahan mereka untuk mengikuti kandungan dan konteks Al-Quran dalam berdakwah, yaitu dengan mendahulukan yang terpenting di antara yang penting serta menggunakan ketegasan dan kelunakan pada tempatnya masing-masing. 4. Membedakan antara nasikh dan mansukh ketika terdapat dua buah ayat makkiyah dan madaniyah, maka lengkaplah syarat-syarat nasakh karena ayat madaniyah adalah sebagai nasikh (penghapus) ayat makkiyah disebabkan ayat madaniyah turun setelah ayat makkiyah. 5. Untuk dijadikan alat bantu dalam menfsirkan Al-Quran. 6. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Quran. 9 10 Ibid. Dr. Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Ulumul Quran Op. Cit. hlm. 175. 6
  • 7. E. Cara Menentukan Makki Dan Madani Untuk mengetahui dan menentukan makki dan madani para ulama bersandar pada dua cara utama. Manhaj sima`i naqli (metode pendengaran seperti apa adanya) dan manhaj qiyasi ijtihadi (menganalogikan dan ijtihad). 1. Cara sima'i naqli: Didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi`in yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, dimana dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan makki dan madani itu didasarkan pada cara pertama ini. Dan contoh-contoh tadi adalah yang paling sesuai. Penjelasan tentang penentuan tersebut telah memenuhi kitab-kitab tafsir bil ma`tsur, kitab asbabun nuzul dan pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Al Qur`an. 2. Cara qiyasi ijtihadi: Didasarkan pada ciri-ciri makki dan madani. Apabila dalam surat makki terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madani atau mengandung peristiwa madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madani dan sebaliknya. Bila dalam satu surat terdapat ciri-ciri makki, maka surat itu dinamakan surat makki. Juga sebaliknya. Inilah yang disebut qiyas ijtihadi. F. Pembagian Surat-Surat Ke Dalam Makky Dan Madany Berikut ini adalah nama-nama surat dalam Al Qur-an dan pembagiannya ke dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah, sesuai dengan pendapat jumhur (mayoritas ulama): Surat-Surat Makkiyah Dan Madaniah Yang Disepakati Ada 20 Surat: 1. Al-Baqarah 2. Ali 'Imran 3. An-Nisa' 4. Al-Ma'idah 5. Al-Anfal 6. At-Taubah 7. An-Nur 8. Al Ahzab 9. Muhammad 10. Al-Fath 11. Al- Hujrat 12. Al-Hadid 13. Al-Mujadilah 14. Al-Hashr 15. Al-Mumtahinah 16. Al-Jumuah 17. Al-Munafiqun 18. Al-Talaq 19. At-Tahrim 20. An-Nasr Dan Ada Perbedaan Pendapat Pada 12 Surat: 1. Al-Fatihah 2. Al-Rad 3. Al-Rahman 4. Al-Saff 5. Al-Tagabun 6. Al-Mutaffifin 7. Al-Qadar 8. Al-Bayyinah 7 9. Al-Zalzalah 10. Al-Ikhlas 11. Al-Falaq 12. Al-Nas
  • 8. Nama-Nama Surat Makkiyah Berdasarkan Urutan Turunnya: 01. Al'alaq 02. Al-Qalam 03. Al-Muzammil 04. Al-Muddatstsir 05. Al-Fatihah 06. Al-Masab (Al-Lahab) 07. At-Takwir 08. Al-A'la 09. Al-Lail 10. Al-Fajr 11. Adh-Dhuha 12. Al-Insyirah 13. Al-'Ashr 14. Al-Aadiyat 15. Al-Kautsar 16. At-Takatsur 17. Al-Ma'un 18. Al-Kafirun 19. Al-Fiil 20. Al-Falaq 21. An-Nas 22. Al-Ikhlas 23. An-Najm 24. 'Abasa 25. Al-Qadar 26. Asy-Syamsu 27. Al-Buruj 28. At-Tin 29. Al-Quraisy 30. Al-Qariah 31. Al-Qiyamah 32. Al-Humazah 33. Al-Mursalah 34. Qaf 35. Al-Balad 36. Ath-Thariq 37. Al-Qamar 38. Shad 39. Al-A'raf 40. Al-Jin 41. Yaasin 42. Al-Furqan 43. Fathir 44. Maryam 45. Thaha 46. Al-Waqi'ah 47. Asy-Syura 48. An-Naml 49. Al-Qashash 50. Al-Isra 51. Yunus 52. Hud 53. Yusuf 54. Al-Hijr 55. Al-An'am 56. Ash-Shaffat 57. Lukman 58. Saba' 59. Az-Zumar 60. Ghafir 61. Fushshilat 62. Asy-Syura 63. Az-Zukhruf 64. Ad-Dukhan 65. Al-Jatsiyah 66. Al-Ahqqaf 67. Adz-Dzariyah 68. Al-Ghasyiyah 69. Al-Kahf 70. An-Nahl 71. Nuh 72. Ibrahim 73. Al-Anbiya 74. Al-Mu'minun 75. As-Sajdah 76. Ath-Thur 77. Al-Mulk 78. Al-Haqqah 79. Al-Ma'arij 80. An-Naba' 81. An-Nazi'at 82. Al-Infithar 83. Al-Insyiqaq 84. Ar-Rum 85. Al-Ankabut 86. Al-Muthaffifin 87. Al-Zalzalah 88. Ar-Rad 89. Ar-Rahman 90. Al-Insan 91. Al-Bayyinah Nama-Nama Surat Madaniyah Berdasarkan Urutan Turunnya: 01. Al-Baqarah 02. Al-Anfal 03. Ali 'Imran 04. Al-Ahzab 05. Al-Mumtahanah 06. An-Nisa' 07. Al-Hadid 08. Al-Qital 09. Ath-Thalaq 10. Al-Hasyir 11. An-Nur 12. Al-Hajj 13. Al-Munafiqun 14. Al-Mujadalah 15. Al-Hujurat 16. At-Tahrim 8 17. At-Taghabun 18. Ash-Shaf 19. Al-Jum'at 20. Al-Fath 21. Al-Ma'idah 22. At-Taubah 23. An-Nash
  • 9. Kesimpulan Dari uraian makalah ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1 Dalam memaknai makkiyah dan madaniyah terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam memberikan penafsiran atas ayat-ayat Al-Quran. 2 Meskipun terjadi perbedaan dalam memberi makna makkiyah dan madaniyah akan tetapi para ulama mampu memberikan kekhususan-kekhususan yang menjadi ciri ayat makkiyah dan madaniyah untuk membedakan keduanya. 3 Diantara ciri yang paling tampak dari ayat makkiyah adalah ayat-ayatnya banyak berisi tentang ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan keadaannya yang menakutkan, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayatayat kauniah, disamping itu ayat dan suratnya pendek-pendek. 4 Berbeda dengan ayat makkiyah, ciri yang paling tampak dari ayat madaniyah ialah mulai ditetapkannya ketentuan dan hukum-hukum Islam karena pada saat itu bangunan Islam telah kokoh sehingga umat Islam akan lebih mudah menerima apa yang datang dari Islam, dan ayat serta suratnya lebih panjang disbanding dengan ayat makkiyah. 9
  • 10. Daftar Pustaka Al Quran Dan Terjemahnya Shahih Bukhari Shahih Muslim Al-Qattan, Manna Khalil. Mabahis Fi Ulumil Quran. Cet. Iii, Diterbitkan Oleh Mansyurat Al-Asr Al-Hadis, 1973. Edisi Bahasa Indonesia Studi Ilmu-Ilmu Quran, Terj. Drs. Mudzakir As. Cet. Ii. Jakarta: Pt Pustaka Litera Antarnusa. 1994. Ar-Rumi, Fahd Bin Abdurrahman. Ulumul Quran (Studi Kompleksitas Al測Quran). Terj. Amirul Hasan Dan Muhammad Halabi. Cet. I Yogyakarta: Titian Ilahi. 1996. Ash-Shiddieqy, Teuku Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Quran (Ilmu-Ilmu Pokok Dalam Menafsirkan Al-Quran). Semarang: Pt Pustaka Rizki Putra. 2002. Al-Utsaimin, Muhammad Bin Shalih. Ushuulun Fi At-Tafsir Edisi Indonesia Belajar Mudah Ilmu Tafsir. Pustaka As-Sunnah, Penerjemah Farid Qurusy. 10