際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan
kemampuan berpikir seseorang. Namun pendidikan tidak hanya dimaksud untuk
mengembangkan pribadi semata melainkan juga sebagai akar dari pembangunan
bangsa. Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan
penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi
lebih sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh
semua ilmu pengetahuan, dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan
mendapat kemajuan yang berarti.
Seperti yang dinyatakan dalam GBPP dalam Sutarto (2005:3), tujuan
pengajaran matematika di Sekolah adalah:
Untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi perubahan dunia yang
dinamis dengan menekankan pada penalaran logis, rasional, dan kritis,
serta memberikan keterampilan kepada mereka untuk mampu
menggunakan matematika dan penalaran matematika dalam memecahkan
berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari
bidang ilmu lain.
Didalam proses belajar mengajar sangat diperlukan pemahaman, ketelitian
dan latihan. Demikian halnya dengan mata pelajaran matematika. Matematika
merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sangat sulit dibanding dengan
pelajaran-pelajaran lain karena matematika salah satu obyek yang abstrak. Hal itu
merupakan salah satu penyebab sulitnya siswa untuk memahami materi yang
diajarkan bahkan matematika menjadi pelajaran yang membosankan dan paling
tidak disukai oleh siswa sehingga tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penguasaan konsep siswa dalam
belajar matematika.
2
Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pendidikan
matematika, terutama terhadap rendahnya hasil belajar matematika siswa.
Diantaranya adalah kurang tepatnya guru memilih metode yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Abdurrahman
(2003:3) bahwa:
Yang menjadi faktor rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik
terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode
pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. Misalnya, dalam
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang
menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai
pendengar.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan
pendidikan matematika di sekolah terutama terhadap hasil belajar siswa, tidak
terlepas dari proses pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara guru
dengan siswa. Guru hendaknya memilih metode yang tepat untuk digunakan
dalam menyampaikan materi pelajaran. Tetapi dalam proses pembelajaran masih
sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa.
Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa
lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada
mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya.
Seperti yang dikemukakan Sutarto (2005:12), tentang praktik mengajar
guru yang kurang tepat :
Guru yang baik adalah guru yang menguasai bahan, selama proses belajar
mengajar mampu menyampaikan materi tanpa melihat buku pelajaran,
guru yang selama 2 kali 45 menit dapat menguasai kelas dan berceramah
dengan suara yang lantang, materi yang disampaikan sesuai dengan GBPP
(Garis-garis Besar Program Pengajaran) atau apa yang telah tertulis di
dalam buku paket.
Praktik pendidikan yang seperti ini ternyata masih sangat jauh dari hakikat
pendidikan yang sesungguhnya, yaitu pendidikan yang menjadikan siswa sebagai
manusia yang memiliki kemampuan belajar untuk mengembangkan potensi
dirinya dan mengembangkan pengetahuan lebih lanjut untuk kepentingan dirinya
sendiri.
3
Permasalahan yang umum dihadapi guru di sekolah adalah siswa tidak
tertarik mempelajari matematika. Hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika, masih konvensional yaitu terpusat pada guru.
Pembelajaran konvensional dengan suasana kelas cenderung teacher centered
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan
model tersebut. Penyampaian materi yang dilakukan guru cenderung monoton,
tanpa variasi membuat anak didik jenuh dan bosan.
Menurut Arends dalam Trianto (2009: 90) menyatakan Dalam mengajar
guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran
tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru menuntut siswa untuk menyelesaikan
masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan
masalah. Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik
untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat
menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut dan bagaimana guru
dapat berkomunikasi baik dengan siswanya.
Untuk dapat mempelajari matematika dengan baik siswa harus aktif
terlibat dalam proses pembelajaran matematika. Seperti yang dikatakan oleh
Sujono (1988:12) bahwa  Seseorang siswa dapat menyelesaikan sebuah soal
dengan baik maka ia harus dapat menemukan apa yang diketahui, apa yang harus
dicari, rumus atau teorema yang dapat digunakan, alternatif penyelesaiaannya dan
cara menguji hasil penyelesaian yang didapatnya.
Jadi dalam pelajaran matematika siswa dilatih menemukan sendiri dan
aktif secara bebas untuk menemukan cara untuk memecahkan masalah yang
terdapat dalam materi tersebut. Latihan yang berkesinambungan ini diharap
tumbuh menjadi kebiasaan, sehingga dapat mempermudah siswa dalam
menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
SMA Negeri 1 Laguboti adalah salah satu sekolah yang berdomisili di
Kecamatan Laguboti. Sekolah ini masih memiliki masalah tentang proses dan
4
produk pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Hal ini,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti.
Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti dan
dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 26 Mei 2012) di
SMA Negeri 1 Laguboti dari siswa kelas X, hanya 30% yang menyukai
matematika sedangkan 70% tidak menyukai mata pelajaran matematika. Alasan
mereka tidak menyukai mata pelajaran matematika adalah matematika itu sangat
sulit dimengerti, rumit, dan membosankan ditambah lagi siswa yang takut
terhadap guru matematikanya. Hal ini mengakibatkan kurangnya ketertarikan
siswa untuk belajar matematika.
Pada pokok bahasan sistem persamaan linear , siswa kelas X masih sering
ditemukan mengalami berbagai kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Contoh kesulitan tersebut misalnya: (1) Kurang mampunya siswa mengubah
bahasa/ permasalahan yang ada ke dalam model matematika, (2) Siswa tidak
memahami konsep dan (3) Siswa tidak memiliki keterampilan dalam menemukan
solusi . Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak memuaskan
dengan kata lain tidak tercapainya kriteria ketuntasan mengajar yang telah
ditetapkan.
Untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas maka guru perlu
mengusahakan perbaikan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk
mengembangkan bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang
menarik dan mudah dimengerti oleh siswa,sehingga timbul ketertarikan siswa
untuk belajar matematika. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan teori
belajar penemuan. Dengan belajar penemuan siswa akan berpartisipasi secara
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh pengalaman dan eksperimen-eksperimen yang mengijinkan mereka
untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri sampai akhirnya dapat menemukan
jawaban-jawaban, dengan demikian siswa lebih menyukai materi yang disajikan.
Dengan diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan teori belajar
penemuan bruner dalam kegiatan pembelajaran maka diharapkan hasil belajar
5
siswa akan lebih baik . Dimana pokok bahasan yang dipilih pada penelitian ini
adalah sistem persamaan linear, karena topik ini sangat penting dikuasai siswa
mengingat aplikasi dan kegunaannya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk
mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang berjudul
PENERAPAN TEORI BELAJAR PENEMUAN BRUNER PADA POKOK
BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS X SMA NEGERI
1 LAGUBOTI TAHUN AJARAN 2012/2013.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis telah
mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Kemampuan siswa dalam penguasaan konsep matematika masih rendah.
2. Guru kurang bervariasi menggunakan metode mengajar dalam belajar
matematika.
3. Hasil belajar matematika siswa di kelas masih rendah.
4. Materi Sistem Persamaan Linear merupakan salah satu materi pelajaran yang
masih sulit dipahami oleh siswa misalnya kurang mampunnya siswa
mengubah permasalahan yang ada kedalam model matematika.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam
kesempatan ini penulis hanya membahas tentang hasil belajar siswa dengan
diterapkannya teori belajar penemuan Bruner pada pokok bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah
dinyatakan diatas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
6
ini adalah : Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menerapkan teori
belajar Bruner lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel di Kelas X SMA Negeri 1
Laguboti Tahun Ajaran 2012/2013?.
1.5. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang diterapkan dengan teori belajar penemuan
Bruner dalam pembelajaran pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel lebih baik daripada
pembelajaran ekspositori di Kelas X SMA Negeri 1 Laguboti Tahun Ajaran
2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
 Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar
 Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika,
khususnya pada pokok bahasan SPLDV dan SPLTV
 Meningkatkan hasil belajar matematika siswa
2. Bagi guru
Sebagai bahan informasi guru untuk melakukan teori belajar penemuan Bruner
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di SMA Negeri 1 Laguboti.
4. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka
menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.

More Related Content

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan berpikir seseorang. Namun pendidikan tidak hanya dimaksud untuk mengembangkan pribadi semata melainkan juga sebagai akar dari pembangunan bangsa. Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi lebih sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan, dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan mendapat kemajuan yang berarti. Seperti yang dinyatakan dalam GBPP dalam Sutarto (2005:3), tujuan pengajaran matematika di Sekolah adalah: Untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi perubahan dunia yang dinamis dengan menekankan pada penalaran logis, rasional, dan kritis, serta memberikan keterampilan kepada mereka untuk mampu menggunakan matematika dan penalaran matematika dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari bidang ilmu lain. Didalam proses belajar mengajar sangat diperlukan pemahaman, ketelitian dan latihan. Demikian halnya dengan mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sangat sulit dibanding dengan pelajaran-pelajaran lain karena matematika salah satu obyek yang abstrak. Hal itu merupakan salah satu penyebab sulitnya siswa untuk memahami materi yang diajarkan bahkan matematika menjadi pelajaran yang membosankan dan paling tidak disukai oleh siswa sehingga tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penguasaan konsep siswa dalam belajar matematika.
  • 2. 2 Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pendidikan matematika, terutama terhadap rendahnya hasil belajar matematika siswa. Diantaranya adalah kurang tepatnya guru memilih metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan Abdurrahman (2003:3) bahwa: Yang menjadi faktor rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. Misalnya, dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan pendidikan matematika di sekolah terutama terhadap hasil belajar siswa, tidak terlepas dari proses pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara guru dengan siswa. Guru hendaknya memilih metode yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran. Tetapi dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya. Seperti yang dikemukakan Sutarto (2005:12), tentang praktik mengajar guru yang kurang tepat : Guru yang baik adalah guru yang menguasai bahan, selama proses belajar mengajar mampu menyampaikan materi tanpa melihat buku pelajaran, guru yang selama 2 kali 45 menit dapat menguasai kelas dan berceramah dengan suara yang lantang, materi yang disampaikan sesuai dengan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) atau apa yang telah tertulis di dalam buku paket. Praktik pendidikan yang seperti ini ternyata masih sangat jauh dari hakikat pendidikan yang sesungguhnya, yaitu pendidikan yang menjadikan siswa sebagai manusia yang memiliki kemampuan belajar untuk mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan pengetahuan lebih lanjut untuk kepentingan dirinya sendiri.
  • 3. 3 Permasalahan yang umum dihadapi guru di sekolah adalah siswa tidak tertarik mempelajari matematika. Hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, masih konvensional yaitu terpusat pada guru. Pembelajaran konvensional dengan suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut. Penyampaian materi yang dilakukan guru cenderung monoton, tanpa variasi membuat anak didik jenuh dan bosan. Menurut Arends dalam Trianto (2009: 90) menyatakan Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut dan bagaimana guru dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Untuk dapat mempelajari matematika dengan baik siswa harus aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika. Seperti yang dikatakan oleh Sujono (1988:12) bahwa Seseorang siswa dapat menyelesaikan sebuah soal dengan baik maka ia harus dapat menemukan apa yang diketahui, apa yang harus dicari, rumus atau teorema yang dapat digunakan, alternatif penyelesaiaannya dan cara menguji hasil penyelesaian yang didapatnya. Jadi dalam pelajaran matematika siswa dilatih menemukan sendiri dan aktif secara bebas untuk menemukan cara untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam materi tersebut. Latihan yang berkesinambungan ini diharap tumbuh menjadi kebiasaan, sehingga dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. SMA Negeri 1 Laguboti adalah salah satu sekolah yang berdomisili di Kecamatan Laguboti. Sekolah ini masih memiliki masalah tentang proses dan
  • 4. 4 produk pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Hal ini, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti dan dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 26 Mei 2012) di SMA Negeri 1 Laguboti dari siswa kelas X, hanya 30% yang menyukai matematika sedangkan 70% tidak menyukai mata pelajaran matematika. Alasan mereka tidak menyukai mata pelajaran matematika adalah matematika itu sangat sulit dimengerti, rumit, dan membosankan ditambah lagi siswa yang takut terhadap guru matematikanya. Hal ini mengakibatkan kurangnya ketertarikan siswa untuk belajar matematika. Pada pokok bahasan sistem persamaan linear , siswa kelas X masih sering ditemukan mengalami berbagai kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang ada. Contoh kesulitan tersebut misalnya: (1) Kurang mampunya siswa mengubah bahasa/ permasalahan yang ada ke dalam model matematika, (2) Siswa tidak memahami konsep dan (3) Siswa tidak memiliki keterampilan dalam menemukan solusi . Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak memuaskan dengan kata lain tidak tercapainya kriteria ketuntasan mengajar yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas maka guru perlu mengusahakan perbaikan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk mengembangkan bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh siswa,sehingga timbul ketertarikan siswa untuk belajar matematika. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan teori belajar penemuan. Dengan belajar penemuan siswa akan berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan eksperimen-eksperimen yang mengijinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri sampai akhirnya dapat menemukan jawaban-jawaban, dengan demikian siswa lebih menyukai materi yang disajikan. Dengan diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan teori belajar penemuan bruner dalam kegiatan pembelajaran maka diharapkan hasil belajar
  • 5. 5 siswa akan lebih baik . Dimana pokok bahasan yang dipilih pada penelitian ini adalah sistem persamaan linear, karena topik ini sangat penting dikuasai siswa mengingat aplikasi dan kegunaannya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari- hari. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang berjudul PENERAPAN TEORI BELAJAR PENEMUAN BRUNER PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LAGUBOTI TAHUN AJARAN 2012/2013. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis telah mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain : 1. Kemampuan siswa dalam penguasaan konsep matematika masih rendah. 2. Guru kurang bervariasi menggunakan metode mengajar dalam belajar matematika. 3. Hasil belajar matematika siswa di kelas masih rendah. 4. Materi Sistem Persamaan Linear merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit dipahami oleh siswa misalnya kurang mampunnya siswa mengubah permasalahan yang ada kedalam model matematika. 1.3. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam kesempatan ini penulis hanya membahas tentang hasil belajar siswa dengan diterapkannya teori belajar penemuan Bruner pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah dinyatakan diatas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
  • 6. 6 ini adalah : Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menerapkan teori belajar Bruner lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel di Kelas X SMA Negeri 1 Laguboti Tahun Ajaran 2012/2013?. 1.5. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diterapkan dengan teori belajar penemuan Bruner dalam pembelajaran pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel lebih baik daripada pembelajaran ekspositori di Kelas X SMA Negeri 1 Laguboti Tahun Ajaran 2012/2013. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan SPLDV dan SPLTV Meningkatkan hasil belajar matematika siswa 2. Bagi guru Sebagai bahan informasi guru untuk melakukan teori belajar penemuan Bruner sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMA Negeri 1 Laguboti. 4. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.