3. Pertanyaan : Sudah berapa lama Bapak bekerja
sebagai petugas pemadam kebakaran ?
Bpk. Saiful : Saya bekerja sebagai petugas pemadam
kebakaran sudah 21 tahun.
Pertanyaan : Mengapa Bapak tertarik pada profesi
petugas pemadam kebakaran ?
Bpk. Saiful : Karena profesi pertugas pemadam
kebakaran adalah mulia dan dapat
membantu menyelamatkan orang lain
serta merupakan pekerjaan sosial.
4. Pertanyaan : Bagaimana perasaan Bapak pada saat
memadamkan api ? Apakah ada rasa takut ?
Bpk. Saiful : Tugas seorang pemadam kebakaran
diawali dengan adanya laporan. Otomatis
petugas pemadam kebakaran harus
bertindak secara cepat, tepat, dan akurat.
Ditempat kejadian harus berhadapan
dengan api dan memiliki banyak risiko.
Pertanyaan : Adakah pengalaman atau kejadian
yang tidak bisa Bapak lupakan ?
Bpk. Saiful : Yang tidak bisa dilupakan pada waktu
kasus jatuhnya pesawat Hercules. Tahun
1991 di Condet, tepat pada tanggal 5
Oktober pada saat Ulang Tahun TNI.
Korbannya kalau tidak salah 135 orang
dan ada satu orang selamat.
5. Pertanyaan : Adakah suka duka Bapak menjadi
petugas pemadam kebakaran ?
Bpk. Saiful : Tentu ada, sukanya pada saat berhasil
untuk memadamkan kebakaran atau
menyelamatkan masyarakat. Bahwa
tenaga kita dapat bermanfaat bagi orang
lain. Dukanya banyak, selain risiko.
Pekerjaan yang memiliki risiko tinggi
adalah pemadam kebakaran.
Pertanyaan : Apakah menjadi pemadam kebakaran harus
sedia 24 jam ?
Bpk. Saiful : Ya, karena di Jakarta ini untuk mengantisipasi
aman dari kebakaran dibuat sistem pembagian
jam kerja. Jadi selama 24 jam penuh ini ada yang
berjaga, dibagi menjadi 3 sistem.
6. Perta nyaan : Berapa lama pelatihan untuk menjadi
petugas pemadam kebakaran ?
Bpk. Saiful : Petugas pemadam kebakaran ada
petugas pemadam kebakaran kota dan
petugas kebakaran hutan. Adapun
jenjang pendidikannya itu, yang pertama
basic fire training (latihan dasar kebakaran)
minimal 1 bulan. Kemudian berlanjut
dengan diklat fire rescue, khusus petugas
penyelamat. Inspecture kebakaran adalah
kaitannya dengan pencegahan.
7. Pertanyaan : Pada waktu itu terjadi kebakaran didepan
bengkel dan terdapat bacaan ini akibat pemadam
kebakaran. Bagaimana perasaan bapak ?
Bpk. Saiful : Tentunya dalam proses pemadaman kebakaran itu perlu
metode dan strategi. Pada saat itu yang terbakar adalah
bahan yang mudah terbakar yaitu bensin. Perambatannya
itu berlangsung cepat, kemudian saat itu belum tersedia
bahan kimia untuk memadamkan bensin tersebut. Apabila
bensin disemprot dengan air maka tidak akan padam.
Kaitannya dengan tulisan yang mencaci maki pemadam
kebakaran itu sudah biasa. Itu ungkapan dari perasaan
masyarakat karena mereka sedang emosi.
8. Pertanyaan : Apakah hambatan pada saat
memadamkan api ?
Bpk. Saiful : Yang pertama adalah lalu lintas, yang
kedua adalah masih kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap tugas
pemadam kebakaran, berikutnya adalah
sumber air.
Pertanyaan : Adakah rasa bangga menjadi
pemadam kebakaran ?
Bpk. Saiful : Ya, yang pertama bisa membantu orang
lain dan memiliki pengetahuan yang tidak
diketahui oleh orang lain.
9. Pertanyaan : Apakah pesan Bapak untuk generasi
sekarang ?
Bpk. Saiful : Yang pertama agar selalu ingat
pesan bang napi, waspadalah
waspadalah! Jadi kita harus waspada.
Yang kedua tentunya, hal yang
perlu diketahui juga oleh anak-
anak masa kini apabila petugas
pemadam kebakaran perlu
dibantu dengan jalan yang
memadai serta memberi tahu sumber air.
10. Petugas pemadam kebakaran merupakan
pekerjaan sosial, selain itu merupakan sarana ibadah.
Menjadi petugas pemadam kebakaran mempunyai banyak
risiko, diantaranya risiko saat diperjalanan menuju lokasi
kejadian dan pada saat berhadapan langsung dengan api.
Hambatan yang dihadapi, antara lain lalu lintas, kurangnya
pemahaman masyarakat tentang tugas pemadam
kebakaran, serta sumber air.