際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1. a. Apa arti mempersembahkan tubuh sebagai ibadah yang sejati?

          Pertama, ibadah sejati adalah ibadah totalitas. Ibadah sejati bukanlah ibadah
   fenomenal, kelihatan aktif di berbagai kegiatan gereja. Ibadah sejati adalah ibadah
   totalitas, artinya menyeluruh di dalam seluruh aspek hidup kita. Hal ini diajarkan Paulus
   dengan mengatakan bahwa kita harus             mempersembahkan tubuh kita sebagai
   persembahan/kurban yang hidup. Kata "mempersembahkan" dalam bahasa Yunani bisa
   diterjemahkan "menyembahkan" (ibid., hlm. 862). Kembali, kata yang dipergunakan di
   sini menggunakan bentuk aktif. Berarti, ibadah sejati adalah ibadah yang terjadi ketika
   kita secara aktif mempersembahkan/menyembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
   Itulah arti berserah total. Berserah adalah kita berani menyerahkan seluruh hidup kita
   dikuasai oleh Kristus sebagai Tuhan, Raja, dan Pemerintah hidup kita. Ketika kita
   menyerahkan hidup kita, dengan kata lain, kita juga harus berani menyesuaikan hidup
   kita dengan kehendak Tuhan. Di sini, saya menggabungkan konsep berserah dengan
   menyangkal diri. Ketika kita berserah, di saat yang sama kita menyangkal diri untuk
   mengatakan "tidak" kepada kehendak kita dan mengatakan "ya" kepada kehendak-Nya.
   Hal ini diteladani sendiri oleh penulis surat Roma, yaitu Paulus. Paulus adalah salah satu
   rasul Kristus yang sudah menyerahkan totalitas hidupnya kepada Kristus (Flp. 1:21), dan
   di saat yang sama, ia bisa mematikan kehendaknya yang berlawanan dengan kehendak
   Allah. Kapan Paulus berani mematikan kehendak dirinya sendiri? Ketika Paulus
   mendapatkan suatu hambatan (2Kor. 12:7-9). Para penafsir             tidak sepakat ketika
   menafsirkan arti "duri dalam daging" di dalam 2Kor. 12:7 ini. Ada yang menafsirkan
   penyakit, ada juga yang menafsirkan hambatan/halangan dalam pelayanan Paulus. Intinya
   hanya satu: tantangan/hambatan dalam pelayanan Paulus (bisa berupa penyakit, dll).
   Ketika Tuhan menguji Paulus dengan "duri dalam daging", Paulus pernah berdoa 3x
   memohon agar Tuhan mencabut duri itu, tetapi Tuhan menolaknya, dan Paulus taat (ayat
   9-10). Bahkan di dalam penderitaan, Paulus pun dengan berani tetap percaya kepada-
   Nya (2Tim. 1:12). Biarlah kita meneladani Paulus sebagai rasul Kristus yang telah
   menjalankan    apa   yang    diajarkannya    sendiri   di   bagain   ini.   Adalah   suatu
   ketidakmasuakalan jika orang yang menyanyikan "Aku Berserah", tetapi masih percaya
   kepada kehendak diri yang lebih baik daripada kehendak Tuhan.
Kedua, ibadah sejati adalah ibadah yang kudus. Bukan saja sebagai
kurban/persembahan yang hidup, Paulus juga menasihatkan jemaat Roma agar mereka
juga mempersembahkan tubuh mereka sebagai kurban yang kudus. Kudus berarti
dipisahkan (separated). Dengan kata lain, dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai
kurban yang kudus, berarti kita memiliki keunikan yang lain dari dunia ini. Paulus bukan
hanya mempersembahkan tubuh/hidupnya sebagai kurban yang hidup, tetapi ia juga
mempersembahkan hidupnya        sebagai   kurban    yang kudus.      Dari manakah     ia
mempersembahkan kurban yang kudus itu? Dari Roh Kudus. Roh Kudus yang telah
menguduskan hidup Paulus dan umat Tuhan, Ia menuntut kita untuk mempersembahkan
tubuh yang telah dikuduskan-Nya itu untuk dipakai memuliakan Tuhan. Kepada jemaat
Korintus, Paulus mengajarkan konsep ini di dalam 1Kor. 6:19-20, "Atau tidak tahukah
kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus
yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!" Melalui dua ayat ini, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas bahwa
tubuh kita adalah bait Roh Kudus atau dikuduskan Roh Kudus di dalam penebusan
Kristus, sehingga kita harus memuliakan Tuhan melalui tubuh kita. Kata "tubuh" baik di
dalam Roma 12:1 maupun 1Kor. 6:19-20 sama-sama menggunakan kata Yunani soma.
Karena Roh Kudus yang telah menguduskan tubuh/hidup kita, maka kita harus
mempersembahkan tubuh kita sebagai kurban yang kudus bagi-Nya yang berbeda dari
dunia.
         Ketiga, ibadah sejati adalah ibadah yang menyenangkan Allah. Bukan hanya
hidup dan kudus, ibadah sejati adalah ibadah yang berkenan           kepada Allah. Kata
"berkenan kepada Allah" diterjemahkan oleh Pdt. Hasan Sutanto, D.Th. dalam Perjanjian
Baru Interlinear (2003) sebagai "menyenangkan Allah" (hlm. 862). NASB, English
Standard Version (ESV), Analytical-Literal Translation (ALT), Geneva Bible, Young卒s
Literal Translation (YLT), dll menerjemahkannya acceptable to God (dapat
diterima/memuaskan      bagi   Allah).    International   Standard      Version   (ISV)
menerjemahkannya pleasing to God (menyenangkan Allah). Dengan kata lain, ibadah
yang berkenan kepada Allah adalah ibadah yang menyenangkan atau memuaskan Allah.
Bagaimana ibadah bisa dikatakan menyenangkan Allah? Ibadah bisa menyenangkan
Allah ketika ibadah dilakukan (baik di gereja ataupun kehidupan sehari-hari) bukan
memuliakan diri, tetapi memuliakan Tuhan (God-centered worship). Ibadah yang
memuliakan diri adalah ibadah yang menggunakan segala cara untuk menyenangkan diri
sebagai objek dan subjek ibadah. Ini dilakukan oleh orang-orang kafir di dalam Alkitab.
Mereka beribadah untuk mencari keuntungan. Tetapi ibadah yang berpusat pada Allah
yang menyenangkan-Nya adalah ibadah yang memuliakan Dia saja (Soli Deo Gloria).
Bukan hanya ibadah, pelayanan kita kepada Tuhan pun juga demikian. Di dalam
pelayanan, pelayanan yang menyenangkan Allah adalah pelayanan yang berpusat dari
Allah, oleh Allah, dan bagi Allah saja (Rm. 11:36). Sehingga pelayanan yang berpusat
pada Allah adalah pelayanan yang tidak mencari keuntungan sendiri. Di dalam 2Kor.
2:17, Paulus menyatarkan konsep pelayanan palsu vs sejati, "Sebab kami tidak sama
dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam
Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya." Di dalam ayat ini, Paulus memaparkan pelayanan
yang palsu adalah pelayanan yang mau cari untung sendiri, sedangkan pelayanan yang
menyenangkan Allah adalah pelayanan yang memuliakan-Nya dengan memberitakan
firman Tuhan dengan murni dan jujur sesuai apa yang difirmankan-Nya. Di dalam
pelayanan firman, jangan pernah mengkompromikan kebenaran firman Tuhan. Ketika
firman Tuhan berbicara keras kepada jemaat, sebagai hamba-Nya yang memberitakan
firman-Nya, kita harus tegas dan keras berbicara dengan murni sesuai apa yang
difirmankan-Nya di dalam Alkitab. Jangan pernah membuatnya lunak atau bahkan
menghapuskannya. Teladanilah Paulus yang tidak segan-segan menuding kemunafikan
Petrus (Gal. 2:11-14). Semua itu dilakukan Paulus karena ia mau melayani dengan
kemurnian hati dan ia tidak suka melihat kemunafikan. Ingatlah, kalau Paulus membenci
kemunafikan, apalagi Tuhan, Ia lebih membenci hamba-Nya yang munafik yang
memperhalus berita firman Tuhan yang keras, tetapi Ia memuji hamba-Nya yang setia,
taat dan jujur menyampaikan berita firman Tuhan yang keras. Itu yang Tuhan melalui
Paulus ajarkan di dalam 2Kor. 2:17 ini. Ingatlah, jangan pernah mengukur konsep
pelayanan dari kuantitas, tetapi kualitas apakah pelayanan itu God-centered atau man-
centered. Biarlah kit menyelidiki motivasi sedalam-dalamnya hati kita tentang konsep
pelayanan kita yang kita jalani.
b. Bandingkan dengan saudara-saudara muslim yang memahami menolong orang lain
   sebagai ibadah!
          Bandingkan dengan saudara- saudara kita yang muslim, yang menganggap
   menolong orang lain sebagai ibadah, benar adanya bahwa kita sebgai umat manusia yang
   memiliki rasa sosial harus membantu sesama kita yang membutuhkan. Dengan
   membantu berarti kita telah melakukan apa yang dikhendaki oleh Tuhan. Tidak hanya
   dimuslim, disemua agama di dunia ini, tentu mengajarkan hal yang sama untuk
   membantu        sesama.   Tapi   tidak   lantas   itu   disebut   sebagai   ibadah,   harus
   mempertimbangkan apa motivasi mereka membantu, karena tidak selamanya orang yang
   membantu sesamanya itu memiliki niat yang baik, bias juga mereka menyimpan hal lain,
   atau mengharapkan hal lain. Oleh karena itu, bantulah sesamamu dengan rasa ikhlas dan
   tanpa mengharapkan atau memiliki maksud apapun, itulah ibadah yang sejati yang tubuh
   kita lakukan.


2. a. Apa Pendapatmu jika ada orang yang mempersembahkan sesuatu yang haram di
   gereja? Analisakan dengan Firman Tuhan!
          Pendapat saya tidak setuju jika ada orang yang mempersembahkan sesuatu yang
   tidak halal di dalam Gereja, karena Tuhan mengkehendaki persembahan yang benar, Ia
   membenci orang yang mempermainkan persembahan. Seperti dalam cerita Kain dan
   Habel saat mempersembahkan korban bakaran.

   b. Apa arti materialisme dan mamonisme!

          Arti materialisme, berawal dari kata material yang berarti semua yang terasa dan
   terlihat oleh panca indra,isme sendiri dapat diartikan sebagai pemikian ,jadi meterialisme
   dapat diartikan sebagai suatu aliran yang mempunyai pemikiran tentang segala sesuatu
   yang Nampak yang masih terlihat dan terasa oleh mata adalah relitas sesungguhnya,diluar
   suatu yang terlihat itu masih di tiadakan. Merterialisme diambil dari bahasa inggris yang
   berarti materialism,ajaran ini menekankan keunggulan factor  factor material atas yang
   spiritual dalam metafisika,teori nilai,fisiologi,epistemology atau penjelasan historis.
   Materialism dianggap sebagai teori dan metode adalah salah satu aplikatif dari
   materialisme itu sendiri, materialisme sebagai teori menyangkal adanya kenyataan
roh.sedangkan materialism sebagai metode mateialisme sebagai pembuat sementara
abstraksi dari yang immaterial.lalu ia mencoba untuk menjelaskan yang immaterial
berdasarkan kondisi  kondisi materialnya yang dmaksud dengan materi disini bukan
materi yang menyangkut materi ruang dan waktu melainkan juga apa yang lebih rendah
dibandingkan dengan apa yang lebih tinggi. Lantas yang jadi pertayaan sekarang ini apa
interaksinya antara materialis dengan ilmu-ilmu materialis lainnya? Dalam proses
interaksi antara materialis dengan ilmu  ilmu khusus , materialism dan bentuknya
mengalami perubahan teori teori mateialisme munculbersam dengan timbulnya filsafat
karena majunya ilmu pengetahuan dalam astronoomi ,matematika, dan bidang idang ilmu
lainnya. Segi umum materialis kuno adalah pengakuan adanya materialitas dunia dan
eksisitensialis dunia yang tidak tergantung pada kesadaran manusia.dan ini dapat di
temukan dalam Lao tse, Yang chuwan Chung, aliran lokayata, heraklitos, Anaxagoras,
Empedokles, Epikkuros.

       Arti mamonisme Janganlah kita menjadi keliru dan menggunakan bagian Alkitab
ini jadi alas an untuk mensahkan diet, melainkan menjaga diri dari kenajisan terhadap
makanan yang dari meja raja. Kenajisan, bukanlah sekedar soal jenis atau pengolahannya
tetapi bagaimana makanan itu diperlakukan. Bagian pertama dari makanan meja raja pasti
dipersembahkan kepada berhala. Raja makan sisanya. Daniel serta kawan-kawan tidak
mau ikut makan, sebab akan menajiskan diri mereka. Pemahaman spiritual kita tentang
makanan dan minuman sering hanya sampai pada "doa sebelum makan dan sesudah
makan." Padahal ada bahaya pemberhalaan dalam apa yang kita konsumsikan. Pikiran
bahwa dalam dunia modern ini makanan kita tidak ada urusannya dengan berhala, adalah
kekeliruan. Sebab pemberhalaan terjadi dalam bentuk yang lebih canggih. Masyarakat
kita tanpa sadar diperbudak oleh berhala yang dalam Alkitab disebut Mamon.
Mamonisme membuat orang menempuh jalan apa saja untuk mendapat keuntungan diri.
Mencuri, korupsi, merampok, menipu adalah wajah-wajah Mamon. Memiliki harta benda
dengan cara-cara ini, berarti menjadi budak Mamon. Menghidupi diri dan rumahtangga
dengan cara-cara ini, sama dengan menggadaikan orang-orang yang kita kasihi kepada
Mamon. Celakanya, Mamon tidak pernah mau rugi. Saat dia datang menagih, hidup kita
dihancurkan tanpa kompromi. Yang mau rugi hanya satu. Tuhan Yesus Kristus. Dia
memberi diri disengsarakan dan bersedia mati untuk kita. Maka sudah sangat aman kalau
   kita mulai hari ini dengan membaca dan merenungkan firman. Kesibukan dan kesulitan
   bahkan pergumulan boleh saja dating melanda. Tapi roh anak-anak Tuhan yang memulai
   setiap hari dengan firman akan gemuk dan segar karenanya.

   c. Bolehkah orang Kristen menganut paham materialisme dan mamonisme! Jelaskan!
           Orang Kristen tidak boleh menganut paham materialisme dan mamonisme, karena
   kedua hal ini dibenci oleh Tuhan. Karena Siapa yang mencintai uang tidak akan puas
   dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.
   Inipun sia-sia. (Pkh 5 : 9). Ukuran keberhasilan pekerjaan manusia bukanlah semata 
   mata dengan kekayaannya, bukan dengan uang, tapi Allah mau meminta kita untuk
   menggali dari apa yang kita miliki, seberapa besar maknanya bagi masyrakat dan bagi
   kemuliaan Tuhan.
3. a. Profesi apa saja yang menurut anda menjadi berkat untuk orang lain?
   b. Bagaimanakah dengan anda sendiri? Profesi apakah yang akan anda pilih dalam hidup
   anda?
4. a. Berapa jamkah bekerja yang normal mnenurut Undang-undang Tenaga Kerja?

   Undang  Undang Ketenagakerjaan Pasal 100

   1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang
   dipekerjakan.

   (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

           a. waktu kerja siang hari :

           a.1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu   untuk
           6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

           a.2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
           5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

           b. waktu kerja malam hari :

           b.1. 6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk
           6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b.2. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk
       5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Dalam hal pengusaha mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja sebagaimana
diamksud pada ayat (2), pengusaha wajib membayar upah waktu kerja lembur kepada
pekerjanya.

(4) Waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat dilakukan
paling banyak :

       a. 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)
       minggu;

       b. 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja siang hari untuk melakukan
       pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan;
       atau

       c. 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja malam hari untuk melakukan
       pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan.



b. Berapakah UMR International, National, Provinsi, Kabupaten dan kota? Kaitkan
dengan demo guru!

More Related Content

Wawancara xv

  • 1. 1. a. Apa arti mempersembahkan tubuh sebagai ibadah yang sejati? Pertama, ibadah sejati adalah ibadah totalitas. Ibadah sejati bukanlah ibadah fenomenal, kelihatan aktif di berbagai kegiatan gereja. Ibadah sejati adalah ibadah totalitas, artinya menyeluruh di dalam seluruh aspek hidup kita. Hal ini diajarkan Paulus dengan mengatakan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan/kurban yang hidup. Kata "mempersembahkan" dalam bahasa Yunani bisa diterjemahkan "menyembahkan" (ibid., hlm. 862). Kembali, kata yang dipergunakan di sini menggunakan bentuk aktif. Berarti, ibadah sejati adalah ibadah yang terjadi ketika kita secara aktif mempersembahkan/menyembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Itulah arti berserah total. Berserah adalah kita berani menyerahkan seluruh hidup kita dikuasai oleh Kristus sebagai Tuhan, Raja, dan Pemerintah hidup kita. Ketika kita menyerahkan hidup kita, dengan kata lain, kita juga harus berani menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Di sini, saya menggabungkan konsep berserah dengan menyangkal diri. Ketika kita berserah, di saat yang sama kita menyangkal diri untuk mengatakan "tidak" kepada kehendak kita dan mengatakan "ya" kepada kehendak-Nya. Hal ini diteladani sendiri oleh penulis surat Roma, yaitu Paulus. Paulus adalah salah satu rasul Kristus yang sudah menyerahkan totalitas hidupnya kepada Kristus (Flp. 1:21), dan di saat yang sama, ia bisa mematikan kehendaknya yang berlawanan dengan kehendak Allah. Kapan Paulus berani mematikan kehendak dirinya sendiri? Ketika Paulus mendapatkan suatu hambatan (2Kor. 12:7-9). Para penafsir tidak sepakat ketika menafsirkan arti "duri dalam daging" di dalam 2Kor. 12:7 ini. Ada yang menafsirkan penyakit, ada juga yang menafsirkan hambatan/halangan dalam pelayanan Paulus. Intinya hanya satu: tantangan/hambatan dalam pelayanan Paulus (bisa berupa penyakit, dll). Ketika Tuhan menguji Paulus dengan "duri dalam daging", Paulus pernah berdoa 3x memohon agar Tuhan mencabut duri itu, tetapi Tuhan menolaknya, dan Paulus taat (ayat 9-10). Bahkan di dalam penderitaan, Paulus pun dengan berani tetap percaya kepada- Nya (2Tim. 1:12). Biarlah kita meneladani Paulus sebagai rasul Kristus yang telah menjalankan apa yang diajarkannya sendiri di bagain ini. Adalah suatu ketidakmasuakalan jika orang yang menyanyikan "Aku Berserah", tetapi masih percaya kepada kehendak diri yang lebih baik daripada kehendak Tuhan.
  • 2. Kedua, ibadah sejati adalah ibadah yang kudus. Bukan saja sebagai kurban/persembahan yang hidup, Paulus juga menasihatkan jemaat Roma agar mereka juga mempersembahkan tubuh mereka sebagai kurban yang kudus. Kudus berarti dipisahkan (separated). Dengan kata lain, dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai kurban yang kudus, berarti kita memiliki keunikan yang lain dari dunia ini. Paulus bukan hanya mempersembahkan tubuh/hidupnya sebagai kurban yang hidup, tetapi ia juga mempersembahkan hidupnya sebagai kurban yang kudus. Dari manakah ia mempersembahkan kurban yang kudus itu? Dari Roh Kudus. Roh Kudus yang telah menguduskan hidup Paulus dan umat Tuhan, Ia menuntut kita untuk mempersembahkan tubuh yang telah dikuduskan-Nya itu untuk dipakai memuliakan Tuhan. Kepada jemaat Korintus, Paulus mengajarkan konsep ini di dalam 1Kor. 6:19-20, "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" Melalui dua ayat ini, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus atau dikuduskan Roh Kudus di dalam penebusan Kristus, sehingga kita harus memuliakan Tuhan melalui tubuh kita. Kata "tubuh" baik di dalam Roma 12:1 maupun 1Kor. 6:19-20 sama-sama menggunakan kata Yunani soma. Karena Roh Kudus yang telah menguduskan tubuh/hidup kita, maka kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai kurban yang kudus bagi-Nya yang berbeda dari dunia. Ketiga, ibadah sejati adalah ibadah yang menyenangkan Allah. Bukan hanya hidup dan kudus, ibadah sejati adalah ibadah yang berkenan kepada Allah. Kata "berkenan kepada Allah" diterjemahkan oleh Pdt. Hasan Sutanto, D.Th. dalam Perjanjian Baru Interlinear (2003) sebagai "menyenangkan Allah" (hlm. 862). NASB, English Standard Version (ESV), Analytical-Literal Translation (ALT), Geneva Bible, Young卒s Literal Translation (YLT), dll menerjemahkannya acceptable to God (dapat diterima/memuaskan bagi Allah). International Standard Version (ISV) menerjemahkannya pleasing to God (menyenangkan Allah). Dengan kata lain, ibadah yang berkenan kepada Allah adalah ibadah yang menyenangkan atau memuaskan Allah. Bagaimana ibadah bisa dikatakan menyenangkan Allah? Ibadah bisa menyenangkan
  • 3. Allah ketika ibadah dilakukan (baik di gereja ataupun kehidupan sehari-hari) bukan memuliakan diri, tetapi memuliakan Tuhan (God-centered worship). Ibadah yang memuliakan diri adalah ibadah yang menggunakan segala cara untuk menyenangkan diri sebagai objek dan subjek ibadah. Ini dilakukan oleh orang-orang kafir di dalam Alkitab. Mereka beribadah untuk mencari keuntungan. Tetapi ibadah yang berpusat pada Allah yang menyenangkan-Nya adalah ibadah yang memuliakan Dia saja (Soli Deo Gloria). Bukan hanya ibadah, pelayanan kita kepada Tuhan pun juga demikian. Di dalam pelayanan, pelayanan yang menyenangkan Allah adalah pelayanan yang berpusat dari Allah, oleh Allah, dan bagi Allah saja (Rm. 11:36). Sehingga pelayanan yang berpusat pada Allah adalah pelayanan yang tidak mencari keuntungan sendiri. Di dalam 2Kor. 2:17, Paulus menyatarkan konsep pelayanan palsu vs sejati, "Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya." Di dalam ayat ini, Paulus memaparkan pelayanan yang palsu adalah pelayanan yang mau cari untung sendiri, sedangkan pelayanan yang menyenangkan Allah adalah pelayanan yang memuliakan-Nya dengan memberitakan firman Tuhan dengan murni dan jujur sesuai apa yang difirmankan-Nya. Di dalam pelayanan firman, jangan pernah mengkompromikan kebenaran firman Tuhan. Ketika firman Tuhan berbicara keras kepada jemaat, sebagai hamba-Nya yang memberitakan firman-Nya, kita harus tegas dan keras berbicara dengan murni sesuai apa yang difirmankan-Nya di dalam Alkitab. Jangan pernah membuatnya lunak atau bahkan menghapuskannya. Teladanilah Paulus yang tidak segan-segan menuding kemunafikan Petrus (Gal. 2:11-14). Semua itu dilakukan Paulus karena ia mau melayani dengan kemurnian hati dan ia tidak suka melihat kemunafikan. Ingatlah, kalau Paulus membenci kemunafikan, apalagi Tuhan, Ia lebih membenci hamba-Nya yang munafik yang memperhalus berita firman Tuhan yang keras, tetapi Ia memuji hamba-Nya yang setia, taat dan jujur menyampaikan berita firman Tuhan yang keras. Itu yang Tuhan melalui Paulus ajarkan di dalam 2Kor. 2:17 ini. Ingatlah, jangan pernah mengukur konsep pelayanan dari kuantitas, tetapi kualitas apakah pelayanan itu God-centered atau man- centered. Biarlah kit menyelidiki motivasi sedalam-dalamnya hati kita tentang konsep pelayanan kita yang kita jalani.
  • 4. b. Bandingkan dengan saudara-saudara muslim yang memahami menolong orang lain sebagai ibadah! Bandingkan dengan saudara- saudara kita yang muslim, yang menganggap menolong orang lain sebagai ibadah, benar adanya bahwa kita sebgai umat manusia yang memiliki rasa sosial harus membantu sesama kita yang membutuhkan. Dengan membantu berarti kita telah melakukan apa yang dikhendaki oleh Tuhan. Tidak hanya dimuslim, disemua agama di dunia ini, tentu mengajarkan hal yang sama untuk membantu sesama. Tapi tidak lantas itu disebut sebagai ibadah, harus mempertimbangkan apa motivasi mereka membantu, karena tidak selamanya orang yang membantu sesamanya itu memiliki niat yang baik, bias juga mereka menyimpan hal lain, atau mengharapkan hal lain. Oleh karena itu, bantulah sesamamu dengan rasa ikhlas dan tanpa mengharapkan atau memiliki maksud apapun, itulah ibadah yang sejati yang tubuh kita lakukan. 2. a. Apa Pendapatmu jika ada orang yang mempersembahkan sesuatu yang haram di gereja? Analisakan dengan Firman Tuhan! Pendapat saya tidak setuju jika ada orang yang mempersembahkan sesuatu yang tidak halal di dalam Gereja, karena Tuhan mengkehendaki persembahan yang benar, Ia membenci orang yang mempermainkan persembahan. Seperti dalam cerita Kain dan Habel saat mempersembahkan korban bakaran. b. Apa arti materialisme dan mamonisme! Arti materialisme, berawal dari kata material yang berarti semua yang terasa dan terlihat oleh panca indra,isme sendiri dapat diartikan sebagai pemikian ,jadi meterialisme dapat diartikan sebagai suatu aliran yang mempunyai pemikiran tentang segala sesuatu yang Nampak yang masih terlihat dan terasa oleh mata adalah relitas sesungguhnya,diluar suatu yang terlihat itu masih di tiadakan. Merterialisme diambil dari bahasa inggris yang berarti materialism,ajaran ini menekankan keunggulan factor factor material atas yang spiritual dalam metafisika,teori nilai,fisiologi,epistemology atau penjelasan historis. Materialism dianggap sebagai teori dan metode adalah salah satu aplikatif dari materialisme itu sendiri, materialisme sebagai teori menyangkal adanya kenyataan
  • 5. roh.sedangkan materialism sebagai metode mateialisme sebagai pembuat sementara abstraksi dari yang immaterial.lalu ia mencoba untuk menjelaskan yang immaterial berdasarkan kondisi kondisi materialnya yang dmaksud dengan materi disini bukan materi yang menyangkut materi ruang dan waktu melainkan juga apa yang lebih rendah dibandingkan dengan apa yang lebih tinggi. Lantas yang jadi pertayaan sekarang ini apa interaksinya antara materialis dengan ilmu-ilmu materialis lainnya? Dalam proses interaksi antara materialis dengan ilmu ilmu khusus , materialism dan bentuknya mengalami perubahan teori teori mateialisme munculbersam dengan timbulnya filsafat karena majunya ilmu pengetahuan dalam astronoomi ,matematika, dan bidang idang ilmu lainnya. Segi umum materialis kuno adalah pengakuan adanya materialitas dunia dan eksisitensialis dunia yang tidak tergantung pada kesadaran manusia.dan ini dapat di temukan dalam Lao tse, Yang chuwan Chung, aliran lokayata, heraklitos, Anaxagoras, Empedokles, Epikkuros. Arti mamonisme Janganlah kita menjadi keliru dan menggunakan bagian Alkitab ini jadi alas an untuk mensahkan diet, melainkan menjaga diri dari kenajisan terhadap makanan yang dari meja raja. Kenajisan, bukanlah sekedar soal jenis atau pengolahannya tetapi bagaimana makanan itu diperlakukan. Bagian pertama dari makanan meja raja pasti dipersembahkan kepada berhala. Raja makan sisanya. Daniel serta kawan-kawan tidak mau ikut makan, sebab akan menajiskan diri mereka. Pemahaman spiritual kita tentang makanan dan minuman sering hanya sampai pada "doa sebelum makan dan sesudah makan." Padahal ada bahaya pemberhalaan dalam apa yang kita konsumsikan. Pikiran bahwa dalam dunia modern ini makanan kita tidak ada urusannya dengan berhala, adalah kekeliruan. Sebab pemberhalaan terjadi dalam bentuk yang lebih canggih. Masyarakat kita tanpa sadar diperbudak oleh berhala yang dalam Alkitab disebut Mamon. Mamonisme membuat orang menempuh jalan apa saja untuk mendapat keuntungan diri. Mencuri, korupsi, merampok, menipu adalah wajah-wajah Mamon. Memiliki harta benda dengan cara-cara ini, berarti menjadi budak Mamon. Menghidupi diri dan rumahtangga dengan cara-cara ini, sama dengan menggadaikan orang-orang yang kita kasihi kepada Mamon. Celakanya, Mamon tidak pernah mau rugi. Saat dia datang menagih, hidup kita dihancurkan tanpa kompromi. Yang mau rugi hanya satu. Tuhan Yesus Kristus. Dia
  • 6. memberi diri disengsarakan dan bersedia mati untuk kita. Maka sudah sangat aman kalau kita mulai hari ini dengan membaca dan merenungkan firman. Kesibukan dan kesulitan bahkan pergumulan boleh saja dating melanda. Tapi roh anak-anak Tuhan yang memulai setiap hari dengan firman akan gemuk dan segar karenanya. c. Bolehkah orang Kristen menganut paham materialisme dan mamonisme! Jelaskan! Orang Kristen tidak boleh menganut paham materialisme dan mamonisme, karena kedua hal ini dibenci oleh Tuhan. Karena Siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. (Pkh 5 : 9). Ukuran keberhasilan pekerjaan manusia bukanlah semata mata dengan kekayaannya, bukan dengan uang, tapi Allah mau meminta kita untuk menggali dari apa yang kita miliki, seberapa besar maknanya bagi masyrakat dan bagi kemuliaan Tuhan. 3. a. Profesi apa saja yang menurut anda menjadi berkat untuk orang lain? b. Bagaimanakah dengan anda sendiri? Profesi apakah yang akan anda pilih dalam hidup anda? 4. a. Berapa jamkah bekerja yang normal mnenurut Undang-undang Tenaga Kerja? Undang Undang Ketenagakerjaan Pasal 100 1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang dipekerjakan. (2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. waktu kerja siang hari : a.1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau a.2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. b. waktu kerja malam hari : b.1. 6 (enam) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
  • 7. b.2. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 35 (tiga puluh lima) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. (3) Dalam hal pengusaha mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja sebagaimana diamksud pada ayat (2), pengusaha wajib membayar upah waktu kerja lembur kepada pekerjanya. (4) Waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat dilakukan paling banyak : a. 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu; b. 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja siang hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan; atau c. 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari waktu kerja malam hari untuk melakukan pekerjaan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan. b. Berapakah UMR International, National, Provinsi, Kabupaten dan kota? Kaitkan dengan demo guru!