Sengkuni adalah tokoh utama yang merupakan penyebab utama konflik antara Pandawa dan Kurawa. Ia selalu merencanakan berbagai tipu muslihat untuk menyingkirkan Pandawa dan memperkuat kekuasaan Kurawa, namun berbagai rencananya gagal. Sengkuni akhirnya gugur di tangan Bima dalam perang besar Bharatayuda yang menentukan nasib kedua kerajaan.
4. MASA MUDA
Sengkuni merupakan putra ke dua dari empat
bersaudara putra Prabu Suwala. Dia diberi nama
kecilTrigantalpati oleh Prabu Suwala.
Perawakannya kecil dan tampan semasa muda.
Saudara paling kecilnya Dewi Antiwati menjadi
istri Patih Udawa dari Dwarawati.
Suatu ketika ada sayembara untuk
memperebutkan putri Mandura, Dewi
Kuthitalibrata, yang terkenal akan
kecantikannya. Suman ingin mengikuti
sayembara tersebut dan berangkat ke Mandura
bersama kakaknya Dewi Gandari.
5. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Prabu Pandu
Dewanata yang sedang dalam perjalanan pulang dari
Madura karena dia sudah memenangkan sayembara
tersebut. Lalu terjadilah pertarungan antara Raden
Suman dan Pandu yang berakhir dengan kekalahan
Trigantalpati. Selanjutnya Pandu mengajak Gendari dan
Trigantalpati ke Kerjaan Astinapura dan berjanji akan
menjadikan Gendari sebagai istrinya.
Namun, Gendari ternyata tidak menjadi istri dari Pandu.
Dia menjadi istri dari Destarastra yang merupakan kakak
dari Pandu.Timbul dendam dalam diri Gendari, bahkan
Trigantalpati pun ikut memendam dendam kepada
Pandu. Ditambah dia juga memendam hati kepada Dewi
Kunthi.
6. Semenjak itu, dia selalu bersama-sama dengan
Gendari dan Destarastra. Dialah yang mengasuh dan
membesarkan putra-putra Kurawa. Kurupati lebih
dekat kepadaTrigantalpati dari pada sang ayah
Destarastra. Kedekatan dengan Kurupati juga
memberikan pengaruh yang kuat terhadap Kurawa
yang lain. Karena, adik-adik Kurupati sangat
menghormati sang sulung. Kharisma sang putra
pertama begitu dihormati oleh saudara-saudaranya
yang lain.
Dendam dalam diriTrigantalpati terhadap Pandu dan
keturunannya benar-benar membuat dia
menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai.
Sedikit demi sedikit dia mulai melancarkan rencana
untuk menjadi penguasa Astina. Dia memulai dengan
ingin menjadi Patih Kerajaan Astina Pura.
7. Rencana pertama adalah dengan menyingkirkan
Gandamana, Patih Prabu Pandu Sang Raja Astina
Pura. Pertama dia provokasi orang-orang Pringgodani
untuk mempermasalahkan perbatasanAstina dan
Pringgodani. Kedua negara awalnya bertetangga baik dan
rukun-rukun saja.Tahap kedua, dia provokasi Gandamana
untuk memimpin prajurit melawan Pringgodani. Karena
keluguan dan kejujuran Gandamana, dia pun terprovokasi
omonganTrigantalpati. Padahal awalnya Gandamana
mengusulkan penyelesaian lewat jalan damai. Karena,
Gandamana tidak mati dan memperoleh kemenangan,
maka dilanjut kerencana ketiga, yaitu dengan menjebaknya
dalam perjalanan pulang. Gandamana dijebak ke dalam
sebuah lubang yang sudah disiapkan dan dihujani dengan
tombak. Lalu dikubur di dalam lobang tersebut.
8. Ternyata Gandamana masih dalam keadaan sehat.
JebakanTrigantalpati untuk membunuh Gandamana
kembali gagal. Jebakan itu gagal karena kesaktian ilmu
kanuragan yang dimiliki Gandamana. Gandamana
pulang ke Astina lalu menghajarTrigantalpati sampai
wajahnya menjadi buruk rupa. Karena hal inilah muncul
nama Sengkuni.Yang berati karena bunyi (ucapan).
Selanjutnya cerita mengatakan bahwa waktu itu
Sengkuni meminta Pandu untuk memilih dia atau
Gandamana. Dan Gandamana memilih sendiri untuk
pulang ke Pancala dan mengabdi kepada sang kakak
Prabu Drupada. Akhirnya walaupun Gandamana tidak
mati terkena tipu dayanya, Sengkuni tetap menjadi
patih Astina.
9. PATIH SENGKUNI
Setelah menjadi patih, keinginannya untuk senantiasa
membuat permusuhan keluarga Pandu dan
Destarastra semakin terbuka dan mudah. Apalagi
dengan meninggalnya ayah para Pandawa, sang
Prabu Pandu Dewanata. Dan diangkatnya Prabu
Destarastra menjadi Raja Astina. Apalagi memang
Destarastra merupakan orang yang lemah.
Tahap awal dia selalu memisahkan anak-anak
Pandawa dan Kurawa. Memisahkan ketika mereka
sedang bermain apapun atau pun ketika sedang dilatih
oleh guru mereka Sang Maharesi Bisma. Sengkuni
mengajarkan bahwa Kurawa itu Kurawa dan Pandawa
itu Pandawa.
10. Sangkuni sebenarnya tidak begitu piawai dalam olah
kanuragan.Tetapi seluruh tubuhnya kebal terhadap
berbagai jenis senjata karena dengan kelicikannya dia
berhasil mendapatkan khasiat dari minyakTala milik
Prabu Pandu yang sudah meninggal. Peristiwa minyak
tala ini juga yang membawa keluarga Pandawa dan
Kurawa bertemu dengan Bambang Kumbayana.Yang
pada akhirnya menjadi guru besar kedua keluarga
tersebut bergelar Pandhita Durna.
11. Langkah selanjutnya untuk menyingkirkan Pandawa
adalah dengan membunuh mereka lewat peristiwa
pembakaran Balai Segalagala. Peristiwa ini dimulai
ketika Prabu Destarastra berniat mengembalikan tahta
Astina kepada Pandawa. Dengan alasan merayakan
dengan mengadakan pesta, dia merencanakan
penjebakan ini. Startegi dengan rapi mereka jalankan,
tetapi Pandawa dan Dewi Kunthi berhasil selamat setelah
dibantu oleh hewan garangan putih yang menunjukkan
adanya jalan air di bawah balai tersebut yang dahulu
pernah dibuat oleh Prabu Sentanu, ayah Bisma, Raja
Astina sebelum kakek Pandawa-Kurawa. Peristiwa ini
membawa Bima bertemu dengan istri pertamannya Dewi
Nagagini, putri Bathara Antaboga. Dewa yang juga
menyelamatkan Pandawa dengan menyamar sebagai
garangan putih.
12. Dalam pelarian itu juga terjadi peristiwa alap-alapan Dewi
Drupadi yang berhasil dimenangkan oleh Puntadewa lewat
bantuan Arjuna dan Bima.Terjadi juga peristiwa pertemuan
Pandawa dengan Prabu Arimba, Raja Pringgadani, berakhir
dengan kematian Prabu Arimba oleh Bima dan diperistrinya
Arimbi, adik Arimba, oleh Bima. Serta peristiwa Kangsa adu
jago dimana Arjuna dan Bima bertemu sepupu mereka
Kakrasana, Narayana, dan Dewi Laraireng di Kerajaan
Mandura.
Rencana balai sigalagala ini berakhir dengan kegagalan
pembunuhan terhadap Pandawa, tetapi Sengkuni semakin
berkuasa di Astina setelah keberhasilan Duryudana membujuk
Destarastra untuk mengangkat dirinya menjadi Raja Astina
Pura. Dan kegagalan pembunuhan Pandawa baru diketahui
setelah dua tahun peristiwa balai sigalagala terjadi, Pandawa
kembali ke Astina Pura bersama ibu mereka dan Drupadi.
13. Gagal dengan rencana ini, lalu dengan dalih untuk
menghindari percekcokan maka Pandawa diberikan sebuah
wilayah yang masih hutan belantara. Dalam cerita
pewayangan kita kenal cerita ini dengan lakon babat alas
amer. Pada akhirnya berdirilah kerajaan yang diberi nama
Kerajaan Amarta dengan raja pertamanya Prabu Puntadewa.
Rencana ini juga tak sepi dari konspirasi, karena alas amer
merupakan hutan yang dipenuhi hewan buas dan terkenal
angker. Selain rumah bagi hewan buas juga merupakan
sebuah kerajaan jin.Tetapi, sekali lagi rencana gagal.
Ternyata tetap ada ketakutan dalam diri Duryudana, dia tetap
tidak terima dengan apa yang diperoleh Pandawa. Bisa kita
andaikan, walau tidak tertulis, Kerajaan Amarta yang
dibangun oleh Pandawa ini semakin maju pesat dalam
berbagai bidang dan bisa menggeser peran sebagai Kerajaan
yang sudah mapan sebelumnya yaitu Kerajaan Astina.
14. Maka Sengkuni pun beraksi dengan mengusulkan kepada
Duryudana untuk mengundang Pandawa main dadu. Dalam
budaya waktu itu, undangan main dadu dari seorang raja kepada
raja lain merupakan suatu kehormatan. Selain menyingkirkan
Pandawa, Sengkuni juga ingin Kurawa berkuasa penuh atas
Amarta.
Dengan kelicikan Sengkuni, dia mengakali dadunya sehingga bisa
diatur untuk kemenangan Kurawa. Dalam lakon Pandawa
Dadu ini jatuhlah Amarta kepada Duryudana. Pandawa harus
berada dalam pengasingan selama 12 tahun, serta 1 tahun
bersembunyi untuk membayar taruhannya. Jika pada tahun ke-13
mereka ketahuan maka mereka harus mengulang lagi untuk 12
tahun begitu seterusnya.
Dalam lakon-lakon penting, secara garis besar beginilah urutan
pentingnya. Karena lakon penting setelah ini adalah Perang
Bharatayudha.Tetapi ada begitu banyak lakon-lakon yang lain yang
menghiasi kisah pewayangan yang melengkapi cerita-cerita utama.
15. Dalam lakon-lakon itu akan kita dapati bahwa Patih
Sengkuni merupakan otak dari setiap tidakan buruk
yang dilakukan Kurawa kepada Pandawa. Semisal
ketika dia membujuk Pandhita Durna untuk membuat
reka daya guna melenyapkan Bima. Kembali reda daya
ini gagal, malahan Bima bisa bertemu dengan Dewa
Ruci dan mendapatkan pencerahan dalam hidup.
Sebenarnya upaya perdamaian Pandawa dengan
Kurawa sudah diusahakan sejumlah pihak. Namun
upaya-upaya itu selalu gagal terbentur kesombongan
Duryudana ditambah provokasi Sengkuni yang ingin
menguasai secara penuh wilayah Astina Pura. Ingat
Amarta sebenarnya wilayah Astina yang
dikembangkan oleh Pandawa menjadi Kerajaan maju.
16. Dalam cerita asli, sebenarnya bagi Pandawa wilayah Amarta atau
Indraprasta sudah cukup dan tidak perlu untuk menguasai Astina
secara penuh.Tetapi, dalam cerita pewayanganJawa mungkin ada
perbedaan pendapat antar dalang. Karena, nampaknya saat ini tidak
ada cerita yang benar-benar mengikuti alur sehingga ada beberapa
perbedaan masalah ini. Ada yang mengatakan, Pandawa tetap
meminta haknya. Namun ada pula yang mengatakan, cukup diberi
sedikti wilayah Astina.
Kesombongan Kurawa ini dikarenakan secara head to head Kurawa
sudah unggul di medan pertempuran. Karena mereka punya
Adipati Karna, orang paling sakti di dunia wayang. Mereka juga
punya Resi Bhisma dan Pandhita Durna yang keduanya merupakan
guru besar Pandawa dan Kurawa. Ada juga Prabu Salya, Jayadrata,
dan raja-raja lain. Ditamabah lagi mereka ada 100 orang yang tentu
saja mereka mempunyai kesaktian juga. Apalagi Duryudana dan
Sengkuni sama-sama kebal berbagai macam senjata. Sekali lagi
secara kekuatan fisik sebenarnya Kurawa unggul.
17. Tetapi, kekalahan Kurawa dalam perang Bharatayuda
dikarenakan tidak adanya persatuan di antara mereka dan tidak
ada ahli startegi perang yang mumpuni. Salya dengan Karna
saling bermusuhan padahal mereka ini mertua dan menantu, hal
ini juga yang menyebabkan Karna kalah melawan Arjuna. Dan
beberapa permusuhan lain dalam tubuh Kurawa. Kematian
senopati-senopati perang pihak Kurawa terjadi karena kecerdikan
Kresna membuat reka daya dalam perang sehingga para senopati
Kurawa gugur satu per satu. Dan orang seperti Kresna tidak ada
dalam tubuh kubu Kurawa.
Dalam peperangan dunia nyata memang banyak akan kita dapati
kekuatan secara fisik tidak menjamin sebuah kemenangan.
Kemajuan peradaban pun juga tidak menjamin secara penuh
sebuah kemenangan dalam perang. Banyak kemenangan terjadi
karena strategi yang digunakan lebih unggul, tepat guna, dan
berhasil guna untuk memperoleh kemenangan dalam perang.
18. KEMATIAN SENGKUNI
Sengkuni meninggal di medan laga ketika terjadi perang
Bharatayudha meletus. Dalam cerita asli, Sengkuni mati di tangan
Sadewa.Tetapi dalam pewayangan dia mati di tangan Bima. Karena
khasiat minyak tala, dia menjadi sulit untuk dikalahkan. Sampai-
sampai Bima putus asa dan kehabisan akal, sampai dia mendapat
nasehat dari Kresna dan Semar untuk menyerang bagian mulut dan
duburnya, karena dua bagian itu yang tidak mendapat khasiat dari
minyak tala. Dan akhirnya Sengkuni dapat dikalahkan, walaupun
belum mati karena khasiat minyak tala, dalam keadaan parah karena
mulutnya sobek dan tubuhnya remuk.
Dia mati setelah Duryudana dikalahkan Bima dan dalam keadaan
sekarat dan luka parah, Duryudana, mengatakan bahwa dia hanya
mau mati bersama istrinya, Dewi Banowati, karena istrinya lah
pasangan hidup dan matinya.Atas saran Kresna, Sengkuni yang belum
mati didekatkan ke Duryudana.
19. Duryudana tidak tahu karena matanya sudah buta
akibat pertarungannya dan Sengkuni juga sudah tidak
bisa bicara. Duryudana dan Sengkuni mati bersama
setelah Duryudana menggigit leher Sengkuni. Dan
memang benar Duryudana mati bersama pasangan
sehidup sematinya, yaitu si Sengkuni.
Setelah mati, Bima mengambil kulit bagian dada
Sengkuni untuk digunakan sang ibu Dewi Kunthi
sebagai kemben. Hal ini terjadi karena Sengkuni pernah
mencoba untuk memperkosa Dewi Kunthi sampai
kebayanya terlepas tetapi dapat diselamatkan Bima.
Sampai-sampai Kuthi bersumpah tidak akan lagi
menggunakan kebaya sebelum menggunakan kulit
Sengkuni sebagai kebaya.