1. Cinta Monyet
Termenung aku di kegelapan malam, di teras rumah yang udaranya dingin
menusuk tulang, ditemani dengan suara jangkrik yang bersahut-sahutan. Aku
teringat beberapa bulan yang lalu, disaat seorang lelaki berpaas tampan berkulit
sawo matang, kurus dan tinggi menghampiriku dengan membawa gitar
kesayangannya. Ia menyanyikan lagu untukku dan menyatakan perasaannya
padaku tepat tengah malam.
23 Agustus 2012, kami resmi berpacaran. Aku menjadikannya seseorang
yang dapat memicu belajarku, menjadi teman yang dapat mendengar keluh
kesahku, menghiburku dikala aku sedih, dan menghapus air mataku dikala aku
tak kuasa menjalani hidup yang keras ini.Kami selalu belajar bersama, saling
bercerita tentang kejadian di sekolah kami masing-masing. Bercerita tentang
hobinya yang terkadang membuat sekolahnya terbengkalai.
Berbulan-bulan kami lalui bersama, tak mudah untuk saling menjaga hati.
Mungkin karena masih belum faham apa arti kesetiaan. Ia tak hanya
berhubungan denganku, banyak wanita lain yang dipacarinya. Aku terkejut,
namun tak banyak yang bisa kulakukan, aku hanya bisa diam dan memaklumi apa
yang di lakukan lelaki berinisial E itu kepadaku. Malam hari, aku buka jejaring
sosial facebook. Kulihat ada obrolan yang kasar dan bisa dibilang kotor terpajang
di kronologi gadis cantik berinisial E. Ia mencemoohku karena mengira aku
merebut pacarnya. Aku hanya bisa sabar dan tabah, aku tak memperkarakan
masalah ini karena aku rasa ini adalah hal sepele yang tidak perlu dibesarbesarkan.
Disaat hatiku ragu dengan lelaki berinisial E itu, ada seorang teman lakilakiku di kelas yang mendekatiku. Berminggu-minggu ia saling komunikasi
denganku. Hingga pada 22 Januari 2013 ia menyatakan perasaannya didepan
kelas dengan membawa bunga kelas. Karena keadaanku yang sedang kacau, aku
menerimanya karena aku butuh seseorang yang bisa menenangkanku akan
masalah yang menimpaku saat itu. Sebelumnya, ia tahu tentang masalahku dan
tahu bahwa aku masih berpacaran dengan lelaki berinisial E. namun ia tetap gigih
untuk bisa berpacaran denganku.
Seminggu telah berlalu, nampaknya lelaki berinisial E itu telah
mengetahuiku berhubungan dengan teman sekelasku. Ia menatapku dengan sinis
dan mulai bertanya tentang apa yang membuatnya penasaran. Aku pun jujur dan
mulai menceritakan apa yang kurasakan tentang perlakuannya selama ini padaku
yang menusuk dari belakang. Bagaimana tidak? Aku merasa selama ini hanya
dimanfaatkan untuk belajar. Sedangkan sekolahku sendiri terbengkalai. Akhirnya
berahirlah hubunganku dengan lelaki berinisial E itu dan aku tetap bersama
teman sekelasku.
1. Pelaku
: Aku, lelaki berinisial E, teman lelaki sekelasku.
2. Peristiwa
: Cinta monyet yang pernah ku alami
3. Latar
:
a. Tempat : Teras rumah (di teras rumah yang udaranya dingin
menusuk
tulang)
b. Waktu : Malam hari (Termenung aku di kegelamapan malam)
2. c. Suasana : Mengejutkan (Aku terkejut, namun tak banyak)
DEVI ROSYALINA PUTRI
X-2/08