1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis vegetasi untuk mengetahui komposisi, penyebaran, dan struktur suatu tipe vegetasi.
2. Metode yang digunakan adalah transek kontinyu dengan plot berukuran 5x5 m dan 2x2 m untuk mengumpulkan data jenis tanaman, diameter, dan tinggi.
3. Data yang dianalisis adalah kerapatan mutlak dan kerapatan relatif setiap jenis tanaman.
Teks tersebut membahas tentang tumbuhan dan lingkungan, mencakup ciri-ciri dan bagian-bagian tumbuhan seperti akar, batang, dan daun. Secara khusus, teks tersebut menjelaskan fungsi dan struktur anatomi akar tumbuhan sebagai organ penyerap air dan nutrisi dari tanah.
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanlalurangga
Ìý
Teks tersebut membahas berbagai interaksi antarorganisme yang terjadi di beberapa daerah seperti Karangcemes, Kreke, dan Pungka. Interaksi tersebut meliputi neotralisme, mutualisme, komensalisme, parasitisme, predasi, amensalisme, dan simbiosis. Juga dibahas mekanisme seperti kompetisi dan peranan cahaya matahari terhadap tumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan dalam lingkungan, termasuk lingkungan makro dan mikro, lingkungan abiotik dan biotik, serta berbagai faktor yang mempengaruhi tumbuhan seperti tanah, air, matahari, dan interaksi antara organisme hidup.
Komponen abiotik merupakan bagian tak hidup dari ekosistem yang mendukung kehidupan organisme, seperti air, udara, tanah, topografi, cahaya matahari, dan iklim. Air sangat penting bagi kebanyakan makhluk hidup. Udara menyediakan oksigen dan karbon dioksida. Cahaya matahari adalah sumber energi utama dan mempengaruhi suhu dan kelembaban. Tanah memberi tempat tinggal dan nutrisi bagi tumbuhan.
Modul ini membahas tentang ekosistem dan hubungan antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Komponen biotik termasuk tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme yang saling berinteraksi, sementara komponen abiotiknya adalah tanah, udara, dan air. Modul ini menjelaskan peran setiap komponen tersebut dalam ekosistem seperti produsen, konsumen, dekomposer, dan detritivora.
Dokumen tersebut merangkum tentang ekosistem sawah yang mencakup komponen-komponen biotik dan abiotik, interaksi antar komponen, permasalahan yang ada, serta ide penyelesaian permasalahan di ekosistem sawah.
Ekologi merupakan disiplin ilmu biologi yang menyetujui proses biologi antara ilmu alam dan sosial.
Ruang lingkupnya dapat dilihat dari sekumpulan individu dari jenis sama dalam suatu tempat dan juga waktu tertentu.
Ekologi berubungan erat dengan tingkatan organisme makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan menunjukkan kesatuan.
1. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman dan menyediakan nutrisi serta air.
2. Tanah terdiri atas bahan padat seperti mineral dan organik, air, dan udara, serta dihuni oleh berbagai makhluk hidup seperti mikroba, cacing tanah, dan lainnya.
3. Organisme tanah memainkan peran penting dalam membentuk tanah dan menyediakan nutrisi untuk tanaman.
Ekologi mempelajari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu ini terdiri dari beberapa cabang biologi yang mempelajari ekosistem dan hubungan antar komponen-komponennya seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta faktor lingkungan seperti suhu, air, dan tanah. Interaksi antarorganisme dapat berupa predasi, parasitisme, komensialisme, dan mutualisme.
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan ayusitha
Ìý
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis hubungan antarorganisme dalam suatu komunitas seperti netralisme, mutualisme, komensalisme, parasitisme, predasi, amensalisme, dan kompetisi. Dokumen juga menjelaskan pengaruh cahaya matahari dan suhu terhadap pertumbuhan tanaman.
Ekosistem perairan dan daratan memiliki berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi. Komponen biotik perairan meliputi berbagai jenis ikan, serangga, dan tumbuhan air sedangkan komponen biotik daratan meliputi berbagai jenis hewan dan tumbuhan darat. Komponen abiotik yang mendukung kedua ekosistem ini antara lain air, tanah, batu, dan cahaya matahari.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat biologi tanah pada lahan hutan dan non-hutan. Ia menjelaskan definisi biologi tanah dan organisme tanah, jenis dan klasifikasi organisme tanah, sumber bahan organik, dan pengaruh bahan organik terhadap sifat biologi tanah. Penelitian dilakukan untuk menganalisis sifat tanah di kebun kopi di Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adanya variasi ketinggian, su
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan dalam lingkungan, termasuk lingkungan makro dan mikro, lingkungan abiotik dan biotik, serta berbagai faktor yang mempengaruhi tumbuhan seperti tanah, air, matahari, dan interaksi antara organisme hidup.
Komponen abiotik merupakan bagian tak hidup dari ekosistem yang mendukung kehidupan organisme, seperti air, udara, tanah, topografi, cahaya matahari, dan iklim. Air sangat penting bagi kebanyakan makhluk hidup. Udara menyediakan oksigen dan karbon dioksida. Cahaya matahari adalah sumber energi utama dan mempengaruhi suhu dan kelembaban. Tanah memberi tempat tinggal dan nutrisi bagi tumbuhan.
Modul ini membahas tentang ekosistem dan hubungan antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Komponen biotik termasuk tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme yang saling berinteraksi, sementara komponen abiotiknya adalah tanah, udara, dan air. Modul ini menjelaskan peran setiap komponen tersebut dalam ekosistem seperti produsen, konsumen, dekomposer, dan detritivora.
Dokumen tersebut merangkum tentang ekosistem sawah yang mencakup komponen-komponen biotik dan abiotik, interaksi antar komponen, permasalahan yang ada, serta ide penyelesaian permasalahan di ekosistem sawah.
Ekologi merupakan disiplin ilmu biologi yang menyetujui proses biologi antara ilmu alam dan sosial.
Ruang lingkupnya dapat dilihat dari sekumpulan individu dari jenis sama dalam suatu tempat dan juga waktu tertentu.
Ekologi berubungan erat dengan tingkatan organisme makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan menunjukkan kesatuan.
1. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman dan menyediakan nutrisi serta air.
2. Tanah terdiri atas bahan padat seperti mineral dan organik, air, dan udara, serta dihuni oleh berbagai makhluk hidup seperti mikroba, cacing tanah, dan lainnya.
3. Organisme tanah memainkan peran penting dalam membentuk tanah dan menyediakan nutrisi untuk tanaman.
Ekologi mempelajari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu ini terdiri dari beberapa cabang biologi yang mempelajari ekosistem dan hubungan antar komponen-komponennya seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta faktor lingkungan seperti suhu, air, dan tanah. Interaksi antarorganisme dapat berupa predasi, parasitisme, komensialisme, dan mutualisme.
Komunitas dan pengaruh suhu matahari terhadap tumbuhan ayusitha
Ìý
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis hubungan antarorganisme dalam suatu komunitas seperti netralisme, mutualisme, komensalisme, parasitisme, predasi, amensalisme, dan kompetisi. Dokumen juga menjelaskan pengaruh cahaya matahari dan suhu terhadap pertumbuhan tanaman.
Ekosistem perairan dan daratan memiliki berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi. Komponen biotik perairan meliputi berbagai jenis ikan, serangga, dan tumbuhan air sedangkan komponen biotik daratan meliputi berbagai jenis hewan dan tumbuhan darat. Komponen abiotik yang mendukung kedua ekosistem ini antara lain air, tanah, batu, dan cahaya matahari.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat biologi tanah pada lahan hutan dan non-hutan. Ia menjelaskan definisi biologi tanah dan organisme tanah, jenis dan klasifikasi organisme tanah, sumber bahan organik, dan pengaruh bahan organik terhadap sifat biologi tanah. Penelitian dilakukan untuk menganalisis sifat tanah di kebun kopi di Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adanya variasi ketinggian, su
Makalah ini membahas tentang ekologi tumbuhan, terutama konsep dasar ekologi tumbuhan, pengertian dan ruang lingkup ekologi, populasi, dan konsep ekologi tumbuhan."
Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup di Bumi yang terdiri atas ekosistem darat, air tawar, dan laut. Berbagai faktor seperti suhu, kelembaban, sinar matahari, curah hujan, angin, dan faktor tanah mempengaruhi persebaran flora dan fauna di berbagai lingkungan hidup tersebut.
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau menjelaskan tentang populasi, ciri-ciri dasar populasi seperti biologis dan statistik, komunitas, ekosistem, dan ekosistem darat serta air tawar. Dokumen ini memberikan definisi dan penjelasan mengenai konsep-konsep dasar biologi seperti populasi, komunitas, dan ekosistem.
Modul ini membahas tentang ekosistem, termasuk komponen penyusun ekosistem (biotik dan abiotik), macam-macam ekosistem (terestrial, perairan, lahan basah), ekoenergetika dan siklus biogeokimia. Pokok bahasan lainnya adalah interaksi antara komponen ekosistem, contoh ekosistem, dan faktor yang mempengaruhi kestabilan ekosistem.
Dokumen tersebut membahas tentang ekosistem kebun teh. Terdapat interaksi antara komponen biotik seperti tanaman teh, ilalang, burung, serangga dengan komponen abiotik seperti tanah, udara, air, dan sinar matahari. Komponen-komponen tersebut saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam ekosistem kebun teh.
Dokumen tersebut membahas tentang populasi, komunitas, dan ekosistem. Populasi didefinisikan sebagai kelompok individu dari satu jenis organisme yang dapat melakukan perkawinan. Komunitas adalah kumpulan berbagai populasi yang berinteraksi di suatu daerah. Ekosistem adalah sistem yang terbentuk dari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
1. Tumbuh dan diferensiasi merupakan proses penting dalam pertumbuhan tanaman. Tumbuh terjadi melalui pembelahan dan pembesaran sel, sedangkan diferensiasi menghasilkan organ dan jaringan yang berbeda akibat aktivasi atau deaktivasi gen tertentu pada sel-sel.
2. Beberapa faktor seperti suhu, asimilasi, dan enzim mempengaruhi terjadinya diferensiasi. Diferensiasi dapat menghasilkan perubahan morf
Topik 11 Employee Engagement dan Analitik SentimenSeta Wicaksana
Ìý
Di era digital, keterlibatan karyawan (Employee Engagement) menjadi faktor kunci dalam menentukan produktivitas, inovasi, dan retensi tenaga kerja dalam suatu organisasi. Karyawan yang terlibat secara emosional dengan pekerjaannya cenderung lebih produktif, loyal, dan memiliki kontribusi lebih besar terhadap keberhasilan bisnis.
Namun, tantangan utama yang dihadapi organisasi adalah bagaimana mengukur engagement karyawan secara objektif dan real-time. Pendekatan tradisional seperti survei tahunan sering kali tidak memberikan gambaran yang akurat tentang perasaan dan pengalaman kerja karyawan sehari-hari.
HR Analytics telah membawa perubahan besar dengan menghadirkan Analitik Sentimen (Sentiment Analysis) yang memungkinkan organisasi untuk menganalisis data keterlibatan karyawan secara lebih mendalam, berbasis data, dan real-time. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Natural Language Processing (NLP), organisasi kini dapat:
Mengukur tingkat kepuasan dan emosi karyawan berdasarkan data komunikasi digital dan feedback.
Memprediksi kemungkinan disengagement dan turnover karyawan menggunakan predictive analytics.
Menyesuaikan strategi keterlibatan karyawan dengan program yang lebih personal dan berbasis data.
Dengan pendekatan berbasis HR Analytics dan Analitik Sentimen, perusahaan dapat mengoptimalkan pengalaman kerja karyawan, meningkatkan retensi tenaga kerja, serta membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdfblendonk45
Ìý
Bab iii
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi struktur dan klasifikasi komunitas tumbuhan (vegetasi) disebut juga
fitososiologi, analisis vegetasinya disebut analisis vegetasi yang dapat secara
kualitatif dan kuantitatif. Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan
dan organisme, maka komunitas disuatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan
demikian pola vegetasi dipermukaan bumi menunjukan pola diskontinyu.
Seringkali sustu komunitas bergabung atau tumpang tindih dengan komunitas
lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun
biotik disuatu habitat cenderung mengakibatkan perubahan komposisi
komunitas. Komunitas mempunyai beberapa kekhususan yaitu :
1. Komunitas biotik sebagai campuran hewan dan tumbuhan dalam jumlah
besar di suatu habitat, merupakan bagian terbesar dari ekosistem dan
dicirikan adanya hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik.
2. Karena dalam habitat utama biasanya kondisi lingkungan tidak besar
variasinya maka tumbuhan yang ada menunjukan kesenangan/perilaku
yang khas sesuai dengan kondisi lingkungan itu. Dengan demikian
vegetasi merupakan pencerminan iklim dan secara umum keadaan iklim
menampakkan pola vegetasi yang sama. Konsep ini berkembang menjadi
indikator.
2. 2
3. Komunitas sebagai suatu kesatuan sering terlihat batasnya, tetapi batas itu
kadang-kadang tidak jelas. Habitat yang diatasnya tumbuh
vegetasi/kehidupan yang khas, atau suatu komunitasyang dapat
mengkarakteristikakan suatu unit lingkungan yang mempunyai kondisi
habitat utama yang seragam. Kumpulan dari beberapa jenis organisme
dinamakan komunitas.
Yang dimaksud dengan struktur komunitas adalah bentuk dari komunitas
dilihat dari stratafikasinya lapisan (dari atas kebawah) secara horizontal
bentuk pertumbuhannya, sosialitasnya, asosiasinya antar spesifik serta
kerapatan dan biomassa (analisis kuantitatif) sedang komposisi komunitas
adalah anggota spesies. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas
dan belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik digunakan cara jalur
transek. Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi
menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi. Jalur-jalur contoh dibuat
memotong garis-garis topografi, misalnya dari tepi laut kepedalaman
memotong sungai dan mendaki atau menurun lereng pegunungan.
B. Rumusan Masalah
Dengan berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana komposisi jenis vegetasi ?
2. Bagaimana penyebarannya ?
3. Bagaimana struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati ?
3. 3
C. Tujuan Praktikum
Sehubungan dengan masalah-masalah diatas dapat diambil tujuan
praktikum diantaranya :
1. Untuk mengetahui komposisi jenis vegetasi
2. Untuk mengetahui penyebarannya
3. Untuk mengetahui struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari hasil praktikum ini dibagi menjadi dua, diantaranya
secara teoritis dan praktis.
1. Secara teoritis, sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
masyarakat yang berpendidikan, minimal sebagai bahan inspirasi dan
tambahan wawasan praktikan yang mengambil topik yang sama, dimasa
yang akan datang khususnya pada perkembangan biologi.
2. Secara praktis, sebagai bahan motifasi bagi mahasiswa dalam penyusunan
laporan praktikum maupun pembuatan skripsi.
4. 4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Vegetasi
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh
serta dinamis.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi
dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data
jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari
penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas
tumbuhan.
B. Komunitas Vegetasi
Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif.
dengan demikian dalam deskripsi struktur komunitas tumbuhan dapat
dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara kuantitatif
dengan parameter kuantitatif. Namun, persoalan yang penting dalam analisis
5. 5
komunitas tumbuhan adalah bagaimana cara mendapatkan data terutama data
kuantitatif dari semua spesies tumbuhan yang menyusun komunitas, parameter
kuntitatif apa saja yang diperlukan, penyajian data, dan interpretasi data agar
dapat mengemukakan komposisi floristik serta sifat-sifat komunitas tumbuhan
secara utuh dan menyeluruh (Gopal dan Bhardwaj, 1979).
Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi
dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu :
1. Pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis
dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu
pengamatan berbeda
2. Menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal
3. Melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan
tertentu atau beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith,
1983 dalam Heriyanto 2009).
C. Faktor-Faktor Lingkungan
1. Suhu dan Sinar Matahari
Sumber panas bagi bumi dan planet-planet lainnya dalam sistem tata
surya (solar system) adalah energi matahari. Tinggi rendahnya intensitas
penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak
lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan
penutupan lahan oleh vegetasi. Intensitas penyinaran matahari di suatu
wilayah dengan wilayah lainnya berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan
suhu udara di setiap wilayah berbeda-beda.
6. 6
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan
dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu
lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas suhu
maksimum dan minimum bagi persyaratan tumbuh tanaman dan hewan
dinamakan toleransi spesies terhadap suhu.
Bagi tumbuh-tumbuhan, suhu merupakan faktor pengontrol
persebarannya sesuai dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh
karena itu, penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan namanama
wilayah lintang bumi, seperti vegetasi hutan hujan tropis dan vegetasi
lintang sedang.
Wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara yang tidak terlalu dingin
atau tidak terlalu panas merupakan habitat yang sangat sesuai bagi
kehidupan sebagian besar organisme, baik tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Kondisi suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah
merupakan salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup.
2. Kelembapan Udara
Kelembapan udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung
dalam udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan
tumbuhan (flora). Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah
kering, di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang hanya
hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah. Berdasarkan tingkat
kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
empat bagian, yaitu sebagai berikut :
7. 7
 Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap
lingkungan kering atau dengan kondisi kelembapan udara yang sangat
rendah, seperti kaktus.
 Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di
lingkungan yang lembap tetapi tidak basah, seperti anggrek dan
cendawan.
 Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di
daerah yang basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.
 Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi
terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim
kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim
tropis, seperti pohon jati dan ekaliptus.
3. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Angin sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Di daerah terbuka hanya
tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari
embusan angin yang sangat kencang.
Dalam proses alami yang terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai
alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu
tempat ke tempat yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat
tersebar di atas permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme
di berbagai tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung. Angin
sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis
tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung.
8. 8
Tumbuh-tumbuhan tertentu penye baran benihnya dilakukan oleh kekuatan
angin, seperti spora yang di terbangkan oleh angin pada tumbuhan paku-
pakuan (pteridophyta).
4. Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk
hidup. Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan di
muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan, sumber air yang utama
bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan sangat bergantung
pada curah hujan dan kelembapan udara. Intensitas curah hujan di suatu
tempat akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di
muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan adanya
fenomena fauna yang khas di lingkungan vegetasi tertentu. Hal ini
dikarenakan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan
makanan bagi hewan. Sebagai contoh, di wilayah vegetasi padang rumput
terdapat hewan khas, seperti rusa, biri-biri, dan sapi.
9. 9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Lokasi dan Waktu Praktikum
Adapun dilaksanakan praktikum ini pada :
Hari/Tanggal : Minggu, 1 Januari 2017
Waktu : 11-00 s.d WIT
Tempat : Kelurahan Ngade (Lokasi Danau Laguna) Kec. Ternate
Selatan
B. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum dapat di lihat dibawah
ini :
Tabel 1. Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1 Tali Rafia Menetapkan Transek
2 Meter Roll Mengukur lokasi praktikum
3 Kayu Potong Tempat mengikat tali plastik
4 Kamera Digital Dokumentasi kegiatan
5 Alat Tulis Menulis Untuk mencatat data
6 Modul praktikum Referensi data
7 Tumbuhan Jenis yang akan di amati
C. Prosedur Kerja
10. 10
1. Tentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk di analisis,
dan luas lintasan 50 m.
2. Luas petak contoh dibuat dengan bentuk bujur sangkar atau persegi
panjang dengan ukuran 5 x 5 m, untuk tingkat pohon, sedangkan untuk
tingkat anakan berukuran 2 x 2 m.
3. Penentuan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara sistematis
atau kombinasi keduanya, yaitu pertama dibuat acak dan selanjutnya
dilakukan sistematis.
4. Sampel yang diambil dalam petak contoh (plot) dimasukan pada kantung
plastic atau Koran.
5. Setelah data terambil semua kemudian diidentifikasi sesuai dengan buku-
buku identifikasi.
6. Dalam setiap petak contoh dicacat data setiap individu yang terdapat.
7. Tentukan besarnya Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis
dengan menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut.
8. Tentukan Perbandingan Nilai Penting (SDR) SDR menunjukan jumlah
Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang membentuknya. SDR
dipakai karena jumlahnya tidak lebih 100%, sehingga mudah untuk
diinterpretasikan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menggunakan metode transek dengan model plot kontinyu sepanjang 50
m yang masing-masing plot 5 x 5 m untuk pohon dan 2 x 2 m untuk anakan.
Dibawah ini adalah gambar plot yang digunakan dalam praktikum :
11. 11
5 x 5 m 2 x 2 m 50 m
Keterangan :
ï‚· Plot ukuran 5 x 5 = Untuk kategori pohon
ï‚· Plot ukuran 2 x 2 = Untuk kategori anakan
ï‚· Jarak antara plot 5 m
Gambar 1. Model Kontinyu
E. Teknik Analisis Data
Data yang dicacat tersebut berupa :
ï‚· Kerapatan Mutlak Jenis i atau KM (i)
KM (i) =
Jumlah individu suatu jenis i
Jumlah total luas areal yang digunakan untuk penarikan contoh
ï‚· Kerapatan Relatif Jenis i atau KR (i)
KR (i) =
Kerapatan Mutlak jenis i
Kerapatan total seluruh jenis yang termbil dalam penarikan contoh
x
100%
ï‚· Frekuensi Mutlak Jenis i atau FM (i)
FM (i) =
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i
Jumlah petak contoh yang dibuat dalam analisis vegetasi
ï‚· Frekuensi Relatif Jenis i atau FR (i)
FR (i) =
Frekuensi Mutlak jenis i
Frekuensi total seluruh jenis i
x 100%
ï‚· Dominasi Mutlak Jenis i atau DM (i)
DM (i) =
Jumlah luas basal dasar / diameter suatu jenis i atau
Jumlah petak contoh / semua unit sampel
ï‚· Dominasi Relatif Jenis i atau DR (i)
DR (i) =
Jumlah Dominasi Mutlak jenis i
Jumlah dominasi seluruh jenis
x 100%
12. 12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Plot Identifikasi Jenis Pohon
N
o
Nama Jenis
Plot
Jumlah
Ukuran
Basal1 2 3 4 5
1 Mangifera casturi 1 - - 1 - 2 126
2 Syzygium aromaticum - 1 - 1 - 2 119
3 Artocarpus commonis 1 - - - - 1 142
Jumlah total 5 387
2. Plot Identifikasi Jenis Anakan
N
o
Nama Jenis
Plot
Jumlah
Ukuran
Basal1 2 3 4 5
1 Mimosa pudica 18 22 8 16 30 94 22
2 Eleusine indica 52 17 6 6 8 89 39
3
Pennisetum
purpupoides
40 56 27 18 8 152 41
4 Caladium 2 - - - 1 3 54
5 Citrus aurantifolia - - 1 - - 1 68
6 Solanum torvum 1 4 4 - - 9 150
Jumlah total 348 374
3. Indeks Nilai Penting untuk kategori pohon
13. 13
N
o
Nama Jenis KM
KR
%
FM
FR
%
DM
DR
%
INP SDR
1
Mangifera
casturi
2 40 0,4 40 25,2
32,
55
112,
55
37,51
2
Syzygium
aromaticum
2 40 0,4 40 23,8
30,
74
110,
74
36,91
3
Artocarpus
commonis
1 28 0,2 20 28,4
36,
69
76,6
9
25,56
Total 5
60
%
1 60% 77,4
99,
98
299,
98
99,98
4. Indeks Nilai Penting untuk kategori anakan
N
o
Nama Jenis KM
KR
%
FM FR DM
DR
%
INP SDR
1 Mimosa pudica 94
27,
01
1
23,8
0
4,4
5,8
8
56,6
9
18,89
2 Eleusine indica 89
25,
57
1
23,8
0
7,8
10,
42
59,7
9
19,93
3
Pennisetum
purpupoides
152
43,
67
1
23,8
0
8,2
10,
96
78,4
3
26,14
4 Caladium 3
0,8
6
0,4 9,52 10,8
14,
43
24,8
1
8,27
5
Citrus aurantifo
lia
1
0,2
8
0,2 4,76 13,6
18,
18
23,2
2
7,74
6 Solanum torvum 9 2,5 0,6 14,2 30 40, 56,9 18,98
14. 14
8 8 10 6
Total 348 4,2
99,9
6
74,8
99,
97
299,
99
99,95
B. Pembahasan
Kelurahan Ngande adalah kelurahan yang secara administrasi berada di
kecamatan ternate selatan. Lokasi praktikum yang dilakukan seputaran lokasi
danau laguna. Analisis vegetasi danau laguna memerlukan hal yang
diperhitungkan yaitu terkait dengan nilai penting yang didapatkan dari
praktikum ini. Analisis ini digunakan untuk mengetahui struktur dan jenis
vegetasi danau laguna. Dengan mendeskripsikan tumbuhan maka dapat
dihitung komposisi, struktur, densitas/kemelimpahan, frekuensi/sebaran dan
penutupan tajuk dari spesies yang ditemukan. Struktur vegetasi merupakan
susunan anggota komunitas vegetasi pada suatu area yang dapat dinilai dari
tingkat densitas (kerapatan) individu dan diversitas (keanekaragaman) jenis.
Struktur vegetasi pada praktikum ini didasarkan pada kelimpahan jenis spesies
dan sebaran/frekuensi pada tiap plot. Pada studi vegetasi yang telah dilakukan,
ditemukan 9 jenis tanaman yang berbeda. Indeks nilai penting yang diukur
yaitu kerapatan relatif dan frekuensi relatif.
Kemelimpahan/kerapatan (densitas) merupakan banyaknya individu
persatuan luas atau volume. Densitas/kemelimpahan terbesar ditunjukkan pada
spesies Mimosa pudica berjumlah 94 dan spesies Pennisetum purpupoides
berjumlah 152 untuk kategori anakan. Densitas terkecil ditunjukkan oleh
spesies Artocarpus commonis berjumlah 1 untuk kategori pohon dan
Citrus aurantifolia berjumlah 1 untuk kategori anakan.
15. 15
Frekuensi/sebaran merupakan distribusi/sebaran yang terjadi dan terdapat
pada setiap plot. Frekuensi tersebut menggambarkan kemampuan tumbuhan
dalam bertahan hidup sesuai lingkungannya dan kemampuan tumbuh.
Frekuensi terbesar ditunjukkan pada spesies Mimosa pudica berjumlah 94 dan
spesies Pennisetum purpupoides berjumlah 152 untuk kategori anakan,
Sedangkan frekuensi terkecil ditunjukkan pada Artocarpus commonis
berjumlah 1 untuk kategori pohon dan Citrus aurantifolia berjumlah 1 untuk
kategori anakan.
Kemelimpahan/densitas yang terjadi adalah keseluruhan jumlah tumbuhan
pada semua plot yang paling dominan yaitu Sedangkan frekuensi yang terjadi
adalah sebaran pada masing-masing plot yaitu spesies Mimosa pudica dan
Pennisetum purpupoides pola sebaran/frekuensi tidak mempengaruhi pada
densitasnya. Karena frekuensi hanya kemelimpahan tiap plot sedangkan
densitas adalah keseluruhan individu per plot. Begitu juga densitas tidak
mempengaruhi besar kecilnya frekuensi.
Persebaran dan adaptasi tumbuhan merupakan faktor yang mempengaruhi
struktur seputaran lokasi danau laguna. Lapisan yang terdapat di seputaran
lokasi danau laguna ada tiga yaitu lapisan dasar/semak (tumbuhan merumput),
lapisan tengah (perdu), dan lapisan atas. Vegetasi seputaran lokasi danau
laguna akan nampak ketika terjadi pergantian musim dan cuaca. Luas
penutupan tajuk adalah luas daerah yang dihuni tumbuhan. Penutupan tersebut
menggambarkan adanya penguasaan pada daerah tersebut yaitu ditunjukkan
dengan peneduhan oleh batang, daun, cabang jika dilihat dari sisi atas. Sruktur
vegetasi di seputaran lokasi danau laguna dipengaruhi oleh faktor biotik dan
16. 16
abiotik lainnya. Faktor biotik seperti adanya semut, rayap, jamur maupun
dekomposer lain yang membantu proses pertumbuhan tumbuhan. Faktor
abiotik seperti tanah yang lembab dan kaya akan air yang di atasnya terdapat
potongan ranting, daun dan serasah-serasah yang kaya mengandung humus
juga akan mempengaruhi faktor biotiknya. Jika serasah-serasah tersebut
didekomposisi oleh dekomposer, maka akan menjadikan tanah menjadi subur.
Suhu, pH, kelembaban, ketinggian maupun intensitas cahaya juga berpengaruh
pada vegetasi seputaran lokasi danau laguna. Iklim yang mendukung dapat
mempengaruhi kemelimpahan dan keberagaman spesies yang tumbuh di
seputaran lokasi danau laguna.
Metode yang digunakan dalam vegetasi seputaran lokasi danau laguna
adalah teknik ploting (Quadrat Sampling Techniques). Menggunakan tehnik
itu karena untuk menghitung vegetasi seputaran lokasi danau laguna yang
begitu luas diperlukan metode yang menerapkan perluasan plot untuk
menghitung densitas dan sebaran/frekuensi dari vegetasi seputaran lokasi
danau laguna yang nantinya dapat diketahui luas minimum plotnya. Perluasan
plot yang telah dilakuakn yaitu sebanyak 5 kali dengan total perluasan yaitu
50 m.
Komposisi jenis yang ada dalam suatu komunitas tumbuhan sering kali
mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Proses ini dikenal dengan nama
suksesi. Jika keadaan lingkungan mikro dari suatu habitat relatif tidak
berubah, maka perubahan komposisi jenis akan berjalan sangat lambat atau
tidak mengalami perubahan sama sekali (Sastroutomo, 1990).
17. 17
Berikut ini merupakan klasifikasi jenis tumbuhan yang di amati dalam
setiap plot :
1. Kategori pohon :
Mangga Dodol
Kerajaan: Plantae
Divisio: Tracheophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera Casturi
Cengkih
Kerajaan: Plantae
Divisio: Angiospermae
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium aromaticum
Sukun
Kerajaan: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Urticales
21. 21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan
tumbuh serta dinamis.
2. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat
tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi
diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks
nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis
vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan
komposisi suatu komunitas tumbuhan.
3. Pada praktikum analisis vegetasi ini didapat berbagai kekurangan akibat
kesulitan dari praktikan untuk menemukan nama masing-masing spesies.
22. 22
4. Komposisi jenis yang ada dalam suatu komunitas tumbuhan sering kali
mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Proses ini dikenal dengan
nama suksesi.
5. Persebaran dan adaptasi tumbuhan merupakan faktor yang mempengaruhi
struktur seputaran lokasi danau laguna. Lapisan yang terdapat di seputaran
lokasi danau laguna ada tiga yaitu lapisan dasar/semak (tumbuhan
merumput), lapisan tengah (perdu), dan lapisan atas. Vegetasi seputaran
lokasi danau laguna akan nampak ketika terjadi pergantian musim dan
cuaca.
B. Saran
Semoga dengan hasil praktikum ini menjadi bahan informasi bagi kita
semua selaku mahasiswa biologi untuk bagaimana memanfaatkan alam yang
ada untuk menjadi sumber kajian.
23. 23
DAFTAR PUSTAKA
Hartono. 2009. Geografi 2 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Sosial. Jakarta. CV. CITRA PRAYA
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana-
mempelajari-analisa-vegetasi/ (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017)
http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis
vegetasi/ (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017 )
http://www.scribd.com/doc/38285097/ANALISA-VEGETASI (Diakses pada
tanggal 7 Januari 2017)
Kusumawati, J. 2008. Analisis Struktur Vegetasi Tumbuhan Hubungannya dengan
Ketersediaan Air Tanah di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Marsono, Djoko. 2004. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta : BIGRAF Publishing bekerjasama dengan Sekolah Tinggi
Teknik Lingkungan (STTL),
Rochman. 2005. Biologi. Bandung : CV. Pustaka Mulia
24. 24
Lampiran :
1. Analisis data untuk kategori pohon
ï‚· KM - KR :
1.
2
5
x 100 = 40
2.
2
5
x 100 = 40
3.
1
5
x 100 = 28
ï‚· FM :
1.
2
5
= 0,4
2.
2
5
= 0,4
3.
1
5
= 0,2
ï‚· FR :
1.
0,4
1
x 100 = 40
2.
0,4
1
x 100 = 40
3.
0,2
1
x 100 = 20
ï‚· DM :
1.
126
5
= 25,2
2.
119
5
= 23,8
3.
142
5
= 28,4
ï‚· DR :
1.
25,2
77,4
x 100 = 32,55
2.
23,8
77,4
x 100 = 30,74