際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Disampaikan pada :
Pelatihan Code Blue & EWS RSUD Arifin Numang
17  18 September 2022
Tujuan Pembelajaran
Umum
 Peserta mampu
menjelaskan dan
melakukan langkah-
langkah secara berurutan
dalam melakukan
Resusitasi Jantung Paru
Khusus
1. Mampu mengenali
kejadian Henti Nafas
2. Mampu mengenali
kejadian henti Jantung
3. Mampu melakukan
tehnik kompressi dan
ventilasi
4. Mampu melakukan
pemberian posisi
pemulihan
Materi  Basic Life Support.pdf
Tidak dapat
suplai oksigen
3  8 menit
MATI
Ketelambatan Peluang Berhasil
1 menit 98 %
3 menit 50 %
10 menit 1 %
 Mengembalikan
fungsi sirkulasi
dan/atau
pernapasan
 Memberikan
bantuan eksternal
terhadap sirkulasi
dan ventilasi
Henti Jantung
Henti Napas
Rantai Kehidupan
A
 Airway
B
 Breathing
C
 Circulation
1966 2010 2015
C
 Circulation
A
 Airway
B
 Breathing
C
 Circulation
A
 Airway
B
 Breathing
D  Danger
R  Response
S  Shout Call EMS
C  Circulation
A  Airway
B  Breathing
Pastikan keamanan
Cek respon pasien
 Minta Bantuan, Hubungi
EMS, Aktifkan Tim Resusitasi
 Cek Napas, Cek Nadi
 Kompresi 30 x
Bebaskan Jalan Napas
Bantuan Napas 2x
Pastikan keamanan
3 Aman (3A):
 Aman Penolong
 Aman Pasien
 Aman Lingkungan
Menilai Respon Pasien
Tepuk bahu dan teriak Bangun
Pak/Bu! atau Buka mata Pak/Bu!
Hati-hati kemungkinan trauma
leher !!!
Memeriksa respon pasien dengan menepuk bahu
pasien atau dengan rangsang nyeri
A  Alert
V  Verbal
P  Pain
U  Unresponsive
Jika pasien tidak
memberikan respon,
segera panggil bantuan
dengan cara berteriak
Tolong!, ada orang tidak
sadar untuk mengaktifkan
emergency medical
service (EMS).
Berteriak meminta bantuan
Pastikan ada tidaknya
nadi karotis bersamaan
dengan scan pernapasan
Raba nadi karotis, 2-3 cm di samping
trakhea
Jika tidak ada nadi
 Mulai lakukan siklus 30
kompresi dan 2 ventilasi
Jika ada nadi
 Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10-
12 x/mnt)
Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari
samping trakhea
Atur Posisi Pasien dan Penolong
 Posisi pasien supine di atas
permukaan yang keras & datar
 Posisi penolong berlutut disamping
pasien (di luar RS) atau berdiri
disamping tempat tidur pasien (di
RS)
Penolong meletakkan tumit telapak
tangan pada midsternum, diantara
2 papilla mamae dengan telapak
tangan menumpuk dengan jari
ditautkan.
Posisi tangan pada midsternum
Dengan posisi badan tegak
lurus, penolong mengkompresi
dada lurus ke bawah secara
teratur dengan kecepatan 100-
120x/menit
Kedalaman adekuat:
Kompresi pada midsternum
Kedalaman Rasio Kecepatan Siklus
Dewasa 2-2,4
(5-6 cm)
30:2 (1 atau 2
Penolong)
100-
120x/menit
5 Siklus
Anak 2 (5 cm)/
1/3 AP Dada
30:2 (1 penolong)
15:2 (2 penolong)
100-120
x/menit
5 Siklus
10 Siklus
Bayi 1,5 (4 cm)/
1/3 AP Dada
30:2 (1 penolong)
15:2 (2 penolong)
100-
120x/menit
5 Siklus
10 Siklus
Terdiri atas 2 tahap:
1. Membersihkan jalan napas
2. Membebaskan jalan napas
Head tilt
Tidak boleh dilakukan pada trauma
servikal !!!
Head tilt dan Chin Lift
Chin Lift
Rekomendasi AHA 2015 :
Pada pasien suspek
cedera servikal gunakan
jaw thrust
 Sekitar 0,12 - 3,7% pasien
henti jantung mengalami
cedera servikal
 Risiko cedera servikal
meningkat jika pasien
mengalami cedera pada
kepala dan muka atau GCS
<8
Jaw thrust
Beri napas 2 kali dengan volume
tidal, dengan teknik:
1. Mouth to Mouth
2. Mouth to Nose
3. Mouth to Mask
4. Mouth to Stoma
Mouth to Mouth
Mouth to Mask Pocket Mask Mouth to Stoma
Teknik EC Clamp
BAG VALVE MASK
Pegang BVM dengan
teknik EC Clamp :
 Ibu jari & telunjuk membentuk huruf
C, memegang masker
 Tiga jari lainnya membentuk huruf E,
ekstensi kepala
2 orang penolong
 Sesudah 2 menit  evaluasi
 Jika tidak ada nadi karotis, lakukan kembali
kompresi dan ventilasi 30 : 2.
 Jika nadi teraba dan napas tidak ada, berikan
bantuan napas sebanyak 10x/menit dan monitor
nadi setiap 2 menit.
 Jika nadi teraba dan napas ada, beri posisi
mantap (recovery position)
 Waspada terhadap kemungkinan pasien
mengalami henti napas kembali, jika terjadi segera
terlentangkan pasien dan lakukan napas buatan
kembali.
1 2
3 4
Pastikan keamanan
Cek respon korban
Tidak ada respon (unresponsive)
Memanggil Bantuan / Aktifkan EMS
Get AED
Cek Napas, Cek nadi :
Pastikan nadi dalam 10
detik?
Mulai siklus 30 KOMPRESI dan 2 NAPAS
Ada denyut
nadi
Segera lanjutkan RJP selama 2 menit
Cek irama setiap 2 menit, sampai tim
dengan alat lebih lengkap datang.
Tak ada denyut nadi
AED / defibrilator datang
Rekam irama jantung, apakah
bisa didefibrilasi atau tidak ?
Berikan 1 shock
Segera lanjutkan RJP
untuk 5 siklus (2 menit)
Beri 1 napas tiap 5-6
detik (10-12 x/menit)
Cek ulang tiap 2 menit
Catatan : Kotak dgn garis putus-putus dilakukan oleh penolong profesional, bukan oleh penolong awam
Ya Tidak
Sirkulasi &
Ventilasi
Spontan
Penolong
kelelahan
DNR (Do Not
Resuscitation)
Tanda
Kematian
STOP !!!
1
 Kaku Mayat
2
 Lebam Mayat
3
 Pupil Lebar
4
 Refleks Cahaya (-)
Akibat Bantuan Napas
Inflasi gaster
Regurgitasi
Akibat Kompresi
Fraktur iga
Pneumothorak
Hemothoraks
Kontusio Paru
Laserasi hati & limpa
Emboli lemak
Alat untuk memberikan
kejutan (shock) listrik
pada henti jantung
secara otomatis
KEGUNAAN AED
1. Memberikan kejutan listrik untuk memulihkan kembali kontraksi
jantung pada kasus henti jantung
2. Menganalisa/menginterpretasi irama jantung dan memberikan
advise/instruksi kepada penolong kapan dibutuhkan kejutan listrik
3. Hanya memberikan energi kejut listrik untuk irama jantung yang
perlu kejutan listrik.
Dapat diberi kejut listrik (shockable)
Tidak boleh diberi kejut listrik (unshockable)
Ventricular
Tachicardia (VT) yang
tanpa nadi
Ventricular Fibrillation
(VF)
Asystole
Persiapan sebelum memasang AED
 Bebaskan pakaian dari dada korban
 Evakuasi korban ke area aman, jauhkan dari
gas.
 Bersihkan dada korban dari keringat dan air (lap dengan
tissu)
 Hindari korban kontak dengan logam.
 Cukur bulu
pada area
penempelan
pad
Penempatan pad AED
Satu Pad pada dada
kiri disamping
puting
1. Buka pad dan
kabel dari
kemasan
2. Lepaskan
pelindung pads
3. Ikuti lokasi
penempatan
sesuai pada
gambar yang
tertera.
Satu Pad pada dada
kanan tepat dibawah
tulang selangka
4. Tempelkan
pad pada
dada
5. Jangan sentuh
korban pada
saat
menganalisa
irama jantung
6. Stand Clear
saat menekan
tombol Kejut
Kurangi interupsi/jeda CPR saat memasang pad AED
hingga pemberian kejutan listrik (Defibrilasi)
Pasang Pad AED
Lanjutkan CPR
Tempelkan pad
AED tanpa
menghentikan
kompresi dada
Teruskan kompresi
30 kali: 2 kali
ventilasi saat AED
telah terpasang
sampai AED
melakukan analisa
irama jantung.
Praktik memasang Pad AED saat
CPR sedang berlangsung
1. Teruskan langkah-langkah CPR A-
B-C
2. Buka kotak AED
3. Persiapkan dada korban
4. Tempelkan pad Dada Kanan dan Kiri
5. Hidupkan (Turn On) AED +
Sambungkan Kabel Konektor
6. Analisa Irama Jantung
Workshop ASMEN VI
Jangan Sentuh Korban
Tekan Tombol Untuk Kejutan
Ketika AED
memberikan
aba-aba STAND
CLEAR, maka
jangan ada yang
menyentuh
korban.
Dua detik
kemudian lalu
tekan tombol
power untuk
memberikan
kejutan listrik.
The shock is delivered.
 Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th Ed. St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier
 Berg, R.A., Hemphill, R., Abella, B.S., et al. (2010). Part 5:
Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and
Emergency Cardiovascular Care. Circulation, Journal of
American Heart Association, 122, 122;S685-S705
 Koster, R.W., Baubin, M.A., Bossaert, L.L., et al. (2010).
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation
2010. Section 2. Adult basic life support and use of
automated external defibrillators. Resuscitation, 81, 1277
 1292.
 Neumar, R.W., Otto, C.W., Link, M.S., et al. (2010). Part 8:
Adult Advanced Cardiovascular Life Support: 2010
American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
Circulation, Journal of American Heart Association, 122,
122;S729-S767
 Travers, A.H., Rea, T.D., Bobrow, B.J., et al. (2010). Part 4:
CPR Overview 2010 American Heart Association
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and
Emergency Cardiovascular Care. Circulation, Journal of
American Heart Association, 122, 122;S676-S684.
 Recommendations. Resuscitation. 2015. In press.
 Ringh M, Rosenqvist M, Hollenberg J, Jonsson M, Fredman
D, Nordberg P, J辰rnbert-Pettersson H, Hasselqvist-Ax I, Riva
G, Svensson L. Mobilephone dispatch of laypersons for CPR
in out-of-hospital cardiac arrest. NEngl J Med.
2015;372:23162325. doi: 10.1056/NEJMoa1406038.
 Frascone RJ, Wayne MA, Swor RA, Mahoney BD, Domeier
RM, Olinger ML, Tupper DE, Setum CM, Burkhart N, Klann L,
Salzman JG, Wewerka SS, Yannopoulos D, Lurie KG, ONeil
BJ, Holcomb RG, Aufderheide TP. Treatment of non-
traumatic out-of-hospital cardiac arrest with active
compression decompression cardiopulmonary resuscitation
plus an impedance threshold device. Resuscitation.
2013;84:12141222. doi: 10.1016/j.
resuscitation.2013.05.002.
 Kleinman, Monica E et al. Part 5: Adult Basic Life Support
and Cardiopulmonary Resuscitation Quality: 2015 American
Heart Association Guidelines Update for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
Circulation. 2015;132:S414-S435. doi:
10.1161/CIR.0000000000000259.(http://circ.ahajournals.org).
Online. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015..
Materi  Basic Life Support.pdf

More Related Content

Materi Basic Life Support.pdf

  • 1. Disampaikan pada : Pelatihan Code Blue & EWS RSUD Arifin Numang 17 18 September 2022
  • 2. Tujuan Pembelajaran Umum Peserta mampu menjelaskan dan melakukan langkah- langkah secara berurutan dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru Khusus 1. Mampu mengenali kejadian Henti Nafas 2. Mampu mengenali kejadian henti Jantung 3. Mampu melakukan tehnik kompressi dan ventilasi 4. Mampu melakukan pemberian posisi pemulihan
  • 5. Ketelambatan Peluang Berhasil 1 menit 98 % 3 menit 50 % 10 menit 1 %
  • 6. Mengembalikan fungsi sirkulasi dan/atau pernapasan Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi Henti Jantung Henti Napas
  • 8. A Airway B Breathing C Circulation 1966 2010 2015 C Circulation A Airway B Breathing C Circulation A Airway B Breathing
  • 9. D Danger R Response S Shout Call EMS C Circulation A Airway B Breathing Pastikan keamanan Cek respon pasien Minta Bantuan, Hubungi EMS, Aktifkan Tim Resusitasi Cek Napas, Cek Nadi Kompresi 30 x Bebaskan Jalan Napas Bantuan Napas 2x
  • 10. Pastikan keamanan 3 Aman (3A): Aman Penolong Aman Pasien Aman Lingkungan
  • 11. Menilai Respon Pasien Tepuk bahu dan teriak Bangun Pak/Bu! atau Buka mata Pak/Bu! Hati-hati kemungkinan trauma leher !!! Memeriksa respon pasien dengan menepuk bahu pasien atau dengan rangsang nyeri A Alert V Verbal P Pain U Unresponsive
  • 12. Jika pasien tidak memberikan respon, segera panggil bantuan dengan cara berteriak Tolong!, ada orang tidak sadar untuk mengaktifkan emergency medical service (EMS). Berteriak meminta bantuan
  • 13. Pastikan ada tidaknya nadi karotis bersamaan dengan scan pernapasan Raba nadi karotis, 2-3 cm di samping trakhea Jika tidak ada nadi Mulai lakukan siklus 30 kompresi dan 2 ventilasi Jika ada nadi Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10- 12 x/mnt) Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari samping trakhea
  • 14. Atur Posisi Pasien dan Penolong Posisi pasien supine di atas permukaan yang keras & datar Posisi penolong berlutut disamping pasien (di luar RS) atau berdiri disamping tempat tidur pasien (di RS) Penolong meletakkan tumit telapak tangan pada midsternum, diantara 2 papilla mamae dengan telapak tangan menumpuk dengan jari ditautkan. Posisi tangan pada midsternum
  • 15. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong mengkompresi dada lurus ke bawah secara teratur dengan kecepatan 100- 120x/menit Kedalaman adekuat: Kompresi pada midsternum Kedalaman Rasio Kecepatan Siklus Dewasa 2-2,4 (5-6 cm) 30:2 (1 atau 2 Penolong) 100- 120x/menit 5 Siklus Anak 2 (5 cm)/ 1/3 AP Dada 30:2 (1 penolong) 15:2 (2 penolong) 100-120 x/menit 5 Siklus 10 Siklus Bayi 1,5 (4 cm)/ 1/3 AP Dada 30:2 (1 penolong) 15:2 (2 penolong) 100- 120x/menit 5 Siklus 10 Siklus
  • 16. Terdiri atas 2 tahap: 1. Membersihkan jalan napas 2. Membebaskan jalan napas Head tilt Tidak boleh dilakukan pada trauma servikal !!! Head tilt dan Chin Lift Chin Lift
  • 17. Rekomendasi AHA 2015 : Pada pasien suspek cedera servikal gunakan jaw thrust Sekitar 0,12 - 3,7% pasien henti jantung mengalami cedera servikal Risiko cedera servikal meningkat jika pasien mengalami cedera pada kepala dan muka atau GCS <8 Jaw thrust
  • 18. Beri napas 2 kali dengan volume tidal, dengan teknik: 1. Mouth to Mouth 2. Mouth to Nose 3. Mouth to Mask 4. Mouth to Stoma Mouth to Mouth Mouth to Mask Pocket Mask Mouth to Stoma
  • 19. Teknik EC Clamp BAG VALVE MASK Pegang BVM dengan teknik EC Clamp : Ibu jari & telunjuk membentuk huruf C, memegang masker Tiga jari lainnya membentuk huruf E, ekstensi kepala 2 orang penolong
  • 20. Sesudah 2 menit evaluasi Jika tidak ada nadi karotis, lakukan kembali kompresi dan ventilasi 30 : 2. Jika nadi teraba dan napas tidak ada, berikan bantuan napas sebanyak 10x/menit dan monitor nadi setiap 2 menit. Jika nadi teraba dan napas ada, beri posisi mantap (recovery position) Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti napas kembali, jika terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan napas buatan kembali.
  • 22. Pastikan keamanan Cek respon korban Tidak ada respon (unresponsive) Memanggil Bantuan / Aktifkan EMS Get AED Cek Napas, Cek nadi : Pastikan nadi dalam 10 detik? Mulai siklus 30 KOMPRESI dan 2 NAPAS Ada denyut nadi Segera lanjutkan RJP selama 2 menit Cek irama setiap 2 menit, sampai tim dengan alat lebih lengkap datang. Tak ada denyut nadi AED / defibrilator datang Rekam irama jantung, apakah bisa didefibrilasi atau tidak ? Berikan 1 shock Segera lanjutkan RJP untuk 5 siklus (2 menit) Beri 1 napas tiap 5-6 detik (10-12 x/menit) Cek ulang tiap 2 menit Catatan : Kotak dgn garis putus-putus dilakukan oleh penolong profesional, bukan oleh penolong awam Ya Tidak
  • 23. Sirkulasi & Ventilasi Spontan Penolong kelelahan DNR (Do Not Resuscitation) Tanda Kematian STOP !!! 1 Kaku Mayat 2 Lebam Mayat 3 Pupil Lebar 4 Refleks Cahaya (-)
  • 24. Akibat Bantuan Napas Inflasi gaster Regurgitasi Akibat Kompresi Fraktur iga Pneumothorak Hemothoraks Kontusio Paru Laserasi hati & limpa Emboli lemak
  • 25. Alat untuk memberikan kejutan (shock) listrik pada henti jantung secara otomatis
  • 26. KEGUNAAN AED 1. Memberikan kejutan listrik untuk memulihkan kembali kontraksi jantung pada kasus henti jantung 2. Menganalisa/menginterpretasi irama jantung dan memberikan advise/instruksi kepada penolong kapan dibutuhkan kejutan listrik 3. Hanya memberikan energi kejut listrik untuk irama jantung yang perlu kejutan listrik.
  • 27. Dapat diberi kejut listrik (shockable) Tidak boleh diberi kejut listrik (unshockable) Ventricular Tachicardia (VT) yang tanpa nadi Ventricular Fibrillation (VF) Asystole
  • 28. Persiapan sebelum memasang AED Bebaskan pakaian dari dada korban Evakuasi korban ke area aman, jauhkan dari gas. Bersihkan dada korban dari keringat dan air (lap dengan tissu) Hindari korban kontak dengan logam. Cukur bulu pada area penempelan pad
  • 29. Penempatan pad AED Satu Pad pada dada kiri disamping puting 1. Buka pad dan kabel dari kemasan 2. Lepaskan pelindung pads 3. Ikuti lokasi penempatan sesuai pada gambar yang tertera. Satu Pad pada dada kanan tepat dibawah tulang selangka 4. Tempelkan pad pada dada 5. Jangan sentuh korban pada saat menganalisa irama jantung 6. Stand Clear saat menekan tombol Kejut Kurangi interupsi/jeda CPR saat memasang pad AED hingga pemberian kejutan listrik (Defibrilasi)
  • 30. Pasang Pad AED Lanjutkan CPR Tempelkan pad AED tanpa menghentikan kompresi dada Teruskan kompresi 30 kali: 2 kali ventilasi saat AED telah terpasang sampai AED melakukan analisa irama jantung.
  • 31. Praktik memasang Pad AED saat CPR sedang berlangsung 1. Teruskan langkah-langkah CPR A- B-C 2. Buka kotak AED 3. Persiapkan dada korban 4. Tempelkan pad Dada Kanan dan Kiri 5. Hidupkan (Turn On) AED + Sambungkan Kabel Konektor 6. Analisa Irama Jantung Workshop ASMEN VI
  • 32. Jangan Sentuh Korban Tekan Tombol Untuk Kejutan Ketika AED memberikan aba-aba STAND CLEAR, maka jangan ada yang menyentuh korban. Dua detik kemudian lalu tekan tombol power untuk memberikan kejutan listrik. The shock is delivered.
  • 33. Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier Berg, R.A., Hemphill, R., Abella, B.S., et al. (2010). Part 5: Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation, Journal of American Heart Association, 122, 122;S685-S705 Koster, R.W., Baubin, M.A., Bossaert, L.L., et al. (2010). European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010. Section 2. Adult basic life support and use of automated external defibrillators. Resuscitation, 81, 1277 1292. Neumar, R.W., Otto, C.W., Link, M.S., et al. (2010). Part 8: Adult Advanced Cardiovascular Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation, Journal of American Heart Association, 122, 122;S729-S767 Travers, A.H., Rea, T.D., Bobrow, B.J., et al. (2010). Part 4: CPR Overview 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation, Journal of American Heart Association, 122, 122;S676-S684.
  • 34. Recommendations. Resuscitation. 2015. In press. Ringh M, Rosenqvist M, Hollenberg J, Jonsson M, Fredman D, Nordberg P, J辰rnbert-Pettersson H, Hasselqvist-Ax I, Riva G, Svensson L. Mobilephone dispatch of laypersons for CPR in out-of-hospital cardiac arrest. NEngl J Med. 2015;372:23162325. doi: 10.1056/NEJMoa1406038. Frascone RJ, Wayne MA, Swor RA, Mahoney BD, Domeier RM, Olinger ML, Tupper DE, Setum CM, Burkhart N, Klann L, Salzman JG, Wewerka SS, Yannopoulos D, Lurie KG, ONeil BJ, Holcomb RG, Aufderheide TP. Treatment of non- traumatic out-of-hospital cardiac arrest with active compression decompression cardiopulmonary resuscitation plus an impedance threshold device. Resuscitation. 2013;84:12141222. doi: 10.1016/j. resuscitation.2013.05.002. Kleinman, Monica E et al. Part 5: Adult Basic Life Support and Cardiopulmonary Resuscitation Quality: 2015 American Heart Association Guidelines Update for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation. 2015;132:S414-S435. doi: 10.1161/CIR.0000000000000259.(http://circ.ahajournals.org). Online. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015..