Tumor ganas primer di tuba fallopii sangat jarang terjadi. Tumor ini umumnya dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan tingkat keganasannya, yaitu jenis papiler, papilo-alveolar, dan alveo-meduler. Penyebarannya biasanya terjadi secara langsung ke organ vital sekitarnya maupun melalui pembuluh getah bening. Diagnosa dan tingkat keganasannya mengacu pada kriteria FIGO.
1 of 29
More Related Content
Tumor ganas genitalia
1. MAKALAH ASKEB IV
TUMOR GANAS ALAT GENITALIA WANITA
(TUMOR VAGINA, TUMOR TUBA FALOPII DAN TUMOR OVARIUM)
OLEH:
ADEVELINE SUIJA
KURATUL AINI
NURUL FATMA DIENY
PUTRI AULIA RAHMADANI
RIZKY OKTA MULYALISA
TINGKAT III A
PRODI DIII KEBIDANAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2011/2012
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan salawat untuk Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
Tumor Ganas pada Alat Genitalia pada wanita (tumor vagina, tumor tuba
falopii dan tumor ovarium).
Dalam penyusunan makalah ini , penulis menyadari banyak bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat Dosen Pembimbing, selanjutnya
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga segala
bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan dapat menjadi amal
shaleh dan mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
dan membuka diri untuk menerima kritikan, saran, dan masukan yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan bagi penulis di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Oktober
2011
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Batasan Masalah ...................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tumor ganas pada vagina ..........................................................................3
2.2 Adneksa ( tuba fallopii) ..............................................................................6
2.3 Tumor ganas pada ovarium .......................................................................9
2.3.1 Tumor epithelial ...............................................................................11
2.3.2 Sex-cord-stromal tumors .................................................................11
2.3.3 Germ cell tumors ..............................................................................11
2.3.4 Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovarium .....................13
2.3.5 Sarkoma ............................................................................................13
2.3.6 Karsinoma metastatic ......................................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1Pengkajian Data ..........................................................................................18
3.2Dokumentasi ManajemenAsuhan Kebidanan ..........................................23
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................................28
4.2 Saran ..............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unsur terkecil dari jaringan tubuh ialah sel yang berfungsi membentuk
tubuh dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Dalam perkembangannya,
sel yang normal akan membelah diri secara teratur dan terkendali. Tetapi tidak
demikian pada pembelahan sel kanker ia tidak bisa dikendalikan dan tumbuh
berlipat ganda secara cepat dan terus menerus yang dapat menjadi suatu
bentuk yang mendesak, serta merusak jaringan tubuh yang normal, sehingga
mengganggu fungsi organ yang jaringannya dirusak oleh sel kanker tadi.
Akibatnya tentu saja bisa merusak organ tubuh disekitarnya.
Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang siapapun baik wanita
maupun pria serta dapat menyerang pada semua golongan umur. Menurut
catatan data di Indonesia, kaum wanita paling banyak menderita kanker yaitu
kanker alat reproduksi meliputi rahim,leher rahim, dan ovarium ( indung telur
) yang umumnya selalu berakhir dengan kematian.Pada tahun 1983,menurut
catatan The American Cancer Institute memperkirakan ada sekitar 18.000
kasus baru penyakit kanker, 12.000 diantaranya meninggal karena kanker
ovarium.
Apabila sel kanker telah menyebar ke saluran telur serta rahim, maka
pengobatannya akan jauh lebih sulit dan tidak efektif lagi. Sebanyak 70-80%
penderita yang sudah stadium lanjut, paling lama dapat bertahan hidup sampai
5 tahun saja. Meskipun jenis kanker ini kurang dikenal, karena hanya
menyerang 1 diantara 70 wanita penderita kanker, atau kira-kira hanya 1%
dari penyakit kanker jenis lain yang menyerang wanita namun daya mautnya
juga mengerikan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih banyak tentang tumor ganas
pada alat genital maka dalam kesempatan ini penulis akan membahasnya
dalam makalah ini.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka penulis hanya membatasi
pembahasan dalam makalah ini tentang peninjauan sebuah kasus yaitu
mengenai pendokumentasian VARNEY terhadap asuhan kebidanan yang
diberikan kepada klien dengan ca ovarium residif .
. Hal ini ditujukan agar pembahasan makalah lebih terfokus dan
pemahaman yang kita peroleh pun bisa tertata dengan baik.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
5. Memberikan pengalaman dan keterampilan nyata serta dapat menerapkan dan
mengembangkan pola pikir ilmiah dalam menerapkan manajemen asuhan
kebidanan sesuai dengan standar praktek kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data
b. Mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi data yang sudah dikumpulkan.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi.
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera.
e. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.
f. Mampu melaksanakan asuhan yang rasional.
g. Mampu melaksanakan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan.
6. BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 TUMOR GANAS PADA VAGINA
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut
terlibat dalam proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Begitu
juga bilamana vulva ikut terlibat dalam proses, maka dianggaptumor ganas itu
adalah tumor ganas vulva.
Gejala
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan
ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.Kadang terbentuk bercak
bersisik atau perubahan warna.Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-
gatal.Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.
Gejala lainnya adalah:
a. Nyeri ketika berkemih.
b. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
c. Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
2.1.1 Karsinoma vagina
a. Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50
tahun ke atas. Insidensi < dari 1 kasus baru per 100.000 populasi wanitas setahun.
7. b. Patologi
Terbanyak (hampir 99%) adalah squamous cell carsinoma, sisanya
adenokarsinoma dan embrional rhabdomiosarkoma (sarkoma botrioides).
c. Tingkat pra-maligna
Sebelum menjadi infasif, lesi itu melalui tingkatan pra-maligna yang
disebut sebagai NIV (Neoplasia Intraepitelial Vagina) I, II, III (Displasia ringan,
sedang, berat) dan KIS (karsinoma in situ), yang berlangsung beberapa tahun dan
dapat dideteksi awal melalui Papsmear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan
bimbingan kolposkop terhadap lesi yang mencurigakan.
d. Penyebaran
Bila proses terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya
akan terjadi seperti pada karsinoma serviks;bila berlokasi pada sepertiga bagian
distal vagina, penyebarannya akan menyerupai karsinoma vulva.
e. Pembagian tingkat keganasan
Umumnya karsinoma epidermoid pada vagina muncul di 2/3 di bagian
proksimal vagina. Lokasi paling sering di dinding paling atas (proksimal)atau
depan bawah(distal)vagina,berbentuk eksopitik seperti bunga kol, endofitik
ulseratif,infiltratif atau papilomatosa.
f. Pembagian tingkat keganasan menurut FIGO 1976
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ, karsinoma intra epitelial
I Proses masih terbatas padadinding vagina
II Proses sudah meluas sampai jaringan para vagina,tetapi belum
mencapai dinding panggul;
8. g. Gambar klinik dan diagnosa
Karsinoma in situ lebih sering didapat sebagai proses yang multifokal. Ia
dapat ditemukan bersama-sama dengan tumor sejenis di bagian lain dari traktus
genitalis,atau setelah pembedahan yang tidak radikal pada karsinoma in situ
serviks uterus,atau pasca radiasi karsinoma serviks uterus. Adenokarsinoma
vagina yang jarang,dapat berasal dari urethra,kelenjar Bartholin,atau sebagai
metastasis dari karsinoma endometrium/ovarium.
Pada pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang
induratif atau pertumbuhan tumor eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang
mudah berdarah pada sentuhan.Biopsi harus dibuat pada daerah yang
dicurigai,sehingga bukti histologik dapat menegakkan diagnosis.
h. Diagnosis dini
Pada pemeriksaan rutin secara berkala, pengambilan bahan untuk
pemeriksaan sitologik dari dinding vagina perlu pula pengambilanbahan dari ekto-
danendoserviks. Pada klinik yang sudah maju,pemeriksaan kolposkopik,biopsi
terarah dengan bimbingan kolposkop, kolpomikroskopi dilakukan untuk membuat
diagnosis dini.
i. Penanganan
Untuk tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi,
bedah krio (cryo-surgeri), penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser.Untuk
tingkat klinik I dan II dilakukan opersi atau penyinaran.Operasi pada tumor di
bagian atas vagina sama dengan operasi pada karsinoma serviks uterus,hanya
III Proses telah meluas sampai ke salah satu/kedua dinding panggul;
IV Proses sudah keluar dari panggul kecil,atau sudah menginfiltrasi
mukosa rektum/kandung kemih
9. vaginektomi dilakukan lebih luas(>1/2 puncak vagina harus diangkat),sedang
operasi pada bagian bawah vagina mendekati operasi pada karsinoma vulva.
Kemoterapi dengan peraturan VAC (Vincristine,Aktinomisin-D dan
Cytoxan/Endoxan) hanya untuk pengobatan embrional rabdomiosarkoma
(sarkoma botrioides) pada anak-anak,yang ternyata efektif. Tumor ini berbentuk
polipoid seperti buah anggur yang berasal dari bagian atas vagina dan dapat
menonjol keluar sampai di introitus vagina. Penyebaran secara hematogen ke
paru-paru atau tulang
2.2 ADNEKSA
2.2.1 TUBA FALLOPII
Tumor ganas primer di tuba sangat jarang, lebih sering yang sekunder
berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorektal, lambung dan payudara
a. Insidensi
Paling jarang di antara keganasan alat reproduksi wanita (<0,1%):
ditemukan 1:1000 kasus operasi ginekologi abdominal, dapat dijumpai pada
semua umur (dari 19-80 tahun), dengan rata-rata puncaknya pada usia 52 tahun.
Kejadian paling sering ialah pada kelompok umur seperti pada karsinoma
endometrium.
b. Patologi
Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis
menurut keganasannya:
a. Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya
masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
b. Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba
dan memperlihatkan gambaran kelenjar.
10. c. Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel
ganas ke dalam saluran limfa tuba.
c. Penyebaran
Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian
melalui pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba,
ovarium dan uterus.
d. Tingkat Klinis Keganasan
Tingkat
Klinik
Kriteria
IA Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak ada
ascites.
a. 1. Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
2. 2.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah atau
kedua-duanya.
IB Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak ada asites.
1. 1.Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
2. 2.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, atau
kedua-duanya.
IC Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites atau
cucian rongga perut positif.
II Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan
perluasan ke panggul.
IIA Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
11. IIC Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites
dan/atau cucian rongga perut positif.
III Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan penyebaran
kelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor
terbatas pada panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran
ke usus halus atau omentum.
IV Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua tuba
dengan metastasis berjarak jauh. Bilamana didapatkan efusi
pleural, harus ada sitologi positif untuk menyebutnya sebagai
tingkat klinik IV. Begitu pula ditemukannya metastasis
keparenkim hati.
e. Gambaran klinik dan diagnosis
Pada awal penyakit tidak menimbulkan gejala diagnosis sering terlambat
dibuat karena letaknya yang sangat tersembunyi dan pemeriksaan histologik atas
spesimen yang dikirim. Kalau sudah ada keluhan, biasanya sudah terlambat.
Deteksi dini tumor ganas tuba Falloppii sukar diupayakan. Perlu dapat perhatian
khusus bila wanita berusia (45-55 tahun), ditemukan tumor adneksa (tumor
radang: hidrosalping, piosalping atau abses tubo-ovarial dan sebagainya) disertai
rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuning-kuningan kemudian
bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan akan adanya tunor ganas tuba
terutama pada nullipara atau primipara. Wanita beranak satu (sterilitas satu anak)
biasanya oleh karena mengalami infeksi gonokokus yang menimbulkan
peradangan tuba dan menjadi buntu. Perasaan nyeri ini dapat intermiten atau terus
menerus dan menjalar ke pangkal paha dan punggung bagian bawah (regio sakro-
koksigeal). Rasa sakit ini yang menyebabkan penderita datang ke dokter.
Pemeriksa sitologi usapan serviks tidak banyak membantu. Akan tetapi bilamana
hasilnya sel ganas positif, sedangkan di serviks maupun di kavum uteri dapat
dinyatakan tidak ada keganasan, maka perlu dipikirkan kemungkinan keganasan
di tuba atau ovarium, lebih lebih jika ada mas tumor pada adneksa. Histero-
12. salpingografi (HSG) tidak dianjurkan karena dapat berakibat meluasnya proses
ganas/radang. Kuldoskopi dan laparoskopi juga tak banyak berarti karena sulit
membedakan tumor ganas tuba dari tumor radang, kecuali bilamana pemeriksaan
tersebut disertai tindakan biopsi. Transvagina/transrektal USG dapat membantu
untuk menegakkan diagnosis.
f. Penanganan
Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP
(Total Abdominal Hysterectomy + Bilateral Salpingo-Oophorectomy +
Omentectomy + Appendectomy). Dapat dipertimbangkan (Optional) instilasi
Phosphor 32 radioaktif atau khemoterapi profilaksis. Sayatan dinding perut harus
longitudinal linea mediana, cukup panjang untuk memungkinkan mengdakan
eksplorasi secara gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul, khususnya di
daerah subdiafragmatika dan mengirimkan sample cucian rongga perut untuk
pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Radioterapi hanya dikerjakan pada tumor bed dan
jenis histologik keganasan tertentu seperti disgerminoma.
2.3 TUMOR GANAS PADA OVARIUM
Epidemiologi
Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat
reproduksi wanita. Insidensi rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru
per 100.000 populasi wanita setahunnya.
Patologi
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang
menyebabkan berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan
13. sedikit terasa cepat menjadi kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun.
Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga perut merupakan ciri khas
suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan ascites.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis
yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,
entodermal, dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang
beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering
menjadi perdebatan.
Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa
reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak
(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignancy atau
carcinoma of low-malignant potential) dan yang jelas ganas (true malignant).
Klasifikasi Tumor Ovarium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi :
1) Tumor Epitelial yang umum : A. Serosa, B. Musinosa, C. Endometroid, D.
Clearcell (mesonephroid) : a. Benigna, b. Borderline malignancy, c.
Karsinoma, E. Brenner, F. Epitelial campuran, G. Karsinoma tak
terdiferensiasi, H. Tumor tak terklasifikasi.
2) Sex-cord stromal tumours : A. Tumor Granulosa-theca cell : a. Benigna, b.
Maligna, B. Androblastoma (sertoli-leydig), C. Gynandroblastoma, D.
Tidak terklasifikasi.
3) Tumor-tumor lipid cell.
4) Tumor-tumor Germ-cell : A. Disgerminoma, B. Tumor Sinus Endodermal,
C. Karsinoma Embrional, D. Poli-Embrioma, E. Khoriokarsinoma, F.
Teratoma : 1. Immatur, 2. Matur (solid atau kistik), 3.monodermal (stroma
ovarii dan/ atau karsinoid, atau lainnya).
2.3.1 Tumor-Tumor Epitelial Ovarium
14. Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai
kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum.
Perubahan ke arah ganas terjadi pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma
papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu variasi dari tumor dengan
kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.
2.3.2 Tumor-Tumor Stroma Sex-Cord
Diduga berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu
mendiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat
mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada
penderitanya.
Androblastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan
mendiferensiasi ke dalam struktur gonadal laki-laki : 1). Arrhenoblastoma,
mikroskopik terlihat gambaran tubuler dan berhubungan denagan gejala/ tanda
defeminisasi atau maskulinisasi, 2) Tumor Sertoli cell, adalah bentuk feminisasi
dari Androblastoma. Sel-sel sertoli merupakan sumber dari estrogen pada gonad
lelaki, 3) Tmor Sel Granulosa, 4) Tumor Sel Theca.
2.3.3 Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)
Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
a. Disgerminoma
Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan
permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami
degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang sel telur yang besar, bundar, ovoid,
15. atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. 88,6% dapat disembuhkan hanya
dengan USO (Unilateral Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah dapat
dipertimbangkan radioterapi pada tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif
dan radiocurable.
b. Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu
membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium bisa
ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas
berbentuk solid, terdiri atas campuran jaringan sel telur yang matang (matur) dan
yang tidak matang (immatur). Teratoma ganas biasanya ditemukan pada anak-
anak dan pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan
mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di
samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Terapinya
pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
c. Tumor sinus endodermal
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada
gadis atau wanita muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan
mikroskopik didapatkan retikulum dengan ruangan berbentuk kistik (sinus
endodermal) di tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas pembuluh darah ditengahnya
oleh sel-sel kuboid.
d. Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
seperti khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast
Ganas Gestasional). Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio dan
sitotrofoblas tanpa villikhoroalis.
16. e. Gonadoblastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam
ovarium atau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang
menyerupai sel-sel Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa. Kebanyakan
penderitanya wanita dan sering menunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan
mengandung khromosom Y. Gonadoblastoma mempunyai potensi untuk menjadi
ganas.
2.3.4 Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovarium
Pada umumnya adalah fibroma , relative sering ditemukan pada wanita
usia lanjut, tumor unilateral yang dapat mencapai ukuran besar. Fibrosarkoma
adalah jarang.
2.3.5 Sarkoma Ovarium
Tumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Sarkoma teratoid : sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan
tetapi unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat
dengan prognosis jelek.
2. Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan
dalam 2 jenis : 1) Stroma-cell sarkoma, dan 2) Leiomiosarkoma. Prognosis
umumnya baik, apabila tumor belum meluas pada waktu operasi
dilakukan.
3. Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri
atas sel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang berproliferasi
cepat. Tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat
dan dapat menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran sel-
sel tumor juga cepat secara hematogen.
17. 2.3.6 Karsinoma Ovarium Metastatik
Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor primernya berasal
dari korpus uterus, usus-usus, mamma atau kelejar tiroid. Termasuk dalam
golongan ini adalah Tumor Krukenberg yang mempunyai gambaran
mikroskopik khas, berupa sel-sel yang menyerupai cincin signet di tengah-
tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor Krukenberg adalah metastatis dari
karsinoma ventrikuli (gaster).
Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,
mediastinal, dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang
jauh, terutama paru-paru, hati dan otak.
Penetapan tingkat klinis keganasan
UICC Kriteria FIGO
T1 Terbatas pada ovarium I
TIa Satu ovarium, tanpa ascites Ia
TIb Kedua ovarium, tanpa ascites Ib
TIc Satu/ dua ovarium, ada ascites Ic
T2 Dengan perluasan ke panggul II
T2a Uterus dan/ atau tuba, tanpa ascites IIa
T2b Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites IIb
T2c Jaringan panggul lainnya, dengan ascites IIc
T3 Perluasan ke usus halus/ omentum dalam
panggul, atau penyebaran intraperitoneal/
kelenjar retraperitoneal
III
M1 Penyebaran ke alat-alat jauh IV
18. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam
perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
1. Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan
infiltrasi ke jaringan sekitar.
2. Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi
peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites.
3. Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi
atau hiperestrogenisme, intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe
histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor
atau masa, di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari
yang kistik sampai yang solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan
CTscan (Computerised axial Tomography scanning) dapat memberi informasi
yang berharga mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan.
Laparotomi eksploratif disertai biopsi potong beku (Frozen section) masih tetap
merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran
sebenarnhya mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi
penanganan selanjutnya.
Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional).
Luas prosedur pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran
ke sebelah yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim
(korpus uteri). Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja :
oophorektomi atau oophoro kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik
penyakit T1a, wanita masih muda, blum mempunyai anak, derajat keganasan tuor
rendah seperti disgerminoma, tumor sel granulosa, dan arrhenoblastoma atau low
potential malignancy = bordeline malignancy.
19. - Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI
dan T2 (FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh
rongga perut. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan
debulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel
tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar
(radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.
- Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor
ganas ovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens
alkylating (seperti cyclophospamide, chlorambucil), antimetabolit (seperti
Adriamisin) dan agens lain (seperti Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor
ganas ovarium sering menggunakan preparat hormon progestativa.
Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus
tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau
beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau
khemoterapi, lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga
(third-look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat
proses penyakit, hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa
dihentikan atau perlu dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
Neoplasma Ovarium yang jarang
20. Teratoma ovarium (termasuk Tumor sinus Endodermal). Menarik
perhatian karena pekanya terhadap khemoterapi dan hubungannya dengan petanda
tumor (tumor marker) AFP (Alfa Feto-protein). Petanda tumor ini sangat berguna
untuk diagnosis maupun pemantauan (monitoring) dan penanganan/ pengobatan.
Tumor yang mensekresi endokrin adalah penting karena mereka dapat
menampakkan diri dengan kelainan-kelainan endokrin, dan pengobatannya
mungkin akan sangat efektif dengan mengendalikan gejala-gejalanya.
Pengamatan lanjut
Untuk tumor ganas ovarium skema/ bagan pengamatan lanjut (follow up
control) adalah sebagai berikut :
1. Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
2. Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
3. Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
4. Seterusnya setiap setahun sekali.
21. BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R
DENGAN CA OVARIUM RESIDIF DI RUANGAN GINEKOLOGI
IRNA KEBIDANAN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL 12- 13 SEPTEMBER 2011
A. Identitas / Biodata
Nama ibu : Ny. R
Umur : 53 thn
Suku / bangsa : Minang/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Alamat rumah : Mudiak Lalo Timur,
Muaro Labuah
Nama Keluarga : Tn. Z
Umur : 28 thn
Suku / bangsa : Minang/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
22. Alamat rumah : Mudiak Lalo Timur, Muaro
Labuah
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1. Alasan masuk : Ibu datang ke IGD RSUP dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 25 agustus dengan keluhan utama merasa sesak yang merupakan
rujukan dari RSUD Solok Selatan . pasien post op. Histerektomi (18/02/11) ,
dan perut membengkak 賊 sudah 20 hari.
2. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13 tahun
Siklus : 30 hari
Teratur/ tidak : teratur
Lamanya : 5- 6 hari
Banyaknya : 2- 3 kali ganti duk
Dismenorhoe : kadang- kadang
3. Riwayat ginekologi
Perdarahan di waktu haid : tidak ada
Riwayat keputihan : tidak ada
Riwayat perdarahan setelah berhubungan badan : tidak ada
Riwayat nyeri setelah berhubungan badan : tidak ada
Riwayat adanya tumor / masa pada payudara / kelamin : tidak ada
23. 4. Riwayat Keluarga Berencana
Jenis : tidak ada
Lamanya : tidak ada
Masalah : tidak ada
5. Riwayat kesehatan lalu
Pasien post op. carcinoma uteri dengan pengangkatan rahim dan ovarium paada
tanggal 18- 2- 2011 dan mendapat kemoterapi sebanyak I kali.
6. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu dengan Ca ovarium residif
Sabtu/ 10 September 2011
Ku : kurang baik
Kesadaran : cmc
Vital sign
TD : 140/ 100 mmHg
N : 88 x/i
P : 29 x/i
S : 36.6 0
C
Sesak : berkurang
Mual : -
Muntah : -
Abdomen
24. Inspeksi : perut membuncit setinggi UK preterm
Palpasi : distensi abdomen +, massa sulit dinilai
Perkusi : redup
Auskultasi : bising usus +
PPV : -
Minggu/ 11September 2011
Ku : kurang baik
Kesadaran : cmc
Vital sign :
TD : 130/ 900 mmHg
N : 86 x/i
P : 28 x/i
S : 36.6 0
C
Sesak : +
Mual : -
Muntah : -
Abdomen :
Inspeksi : perut membuncit setinggi UK preterm
Palpasi : distensi abdomen +
Perkusi : redup
Auskultasi : bising usus +
PPV : -
25. 7. Data psikososial dan spiritual
Tanggapan ibu terhadap dirinya : ibu khawatir dengan penyakit yang
dideritanya
Kegiatan beribadah ibu : ibu kurang dalam beribadah
Hubungan social ibu dan keluarga : baik
Pengambil keputusan dalm keluarga : anak
C. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : kurang baik
Kesadaran : CMC
Tanda vital
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Nafas : 20 x/ menit
Suhu : 36.6 o
C
BB : 44 kg
TB : 150 cm
1. Pemeriksaan khusus
a. Kepala
Rambut : bersih
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Muka : tidak oedema
Mulut : tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries dentis
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan kelenjer limphe
c. Mamae : tidak ada kelainan
26. d. Abdomen
Inspeksi : perut terlihat membuncit setinggi UK
preterm
Palpasi : distensi abdomen +
Perkusi : redup
Auskultasi : bising usus ada
e. Ekstermitas
Atas : oedema dan sianosis tidak ada, terpasang infuse ditangan
kiri ibu
Bawah : oedema dan varises tidak ada
f. Genitalia : tidak ada kelainan, kateter terpasang
1. Laboratorium
Hb : 11, 8 gr %
Leokosit : 8800/ mm3
Trombosit : 397.000/ mm3
Hematokrit : 38 %
2. Pemeriksaan USG
Tampak massa hiperechoic memenuhi rongga pelvic sampai setinggi 4 jari
dibawah pusar dan batas tidak tegas.
27. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan menerapkan manajemen asuhan kebidanan pada Ny R dengan Ca
ovarium di ruangan gynekologi IRNA kebidanan RSUP dr. M. Djamil Padang,
mahasiswa diharapkan mampu :
4.1.1. Melakukakan pengkajian data pasien
4.1.2. Mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnose pada pasien
4.1.3. Mengidentifikasi diagnose potensial yang mungkin terjadi
4.1.4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan petugas laboratoriium,
terhadap masalah yang ada maupun masalah potensial
4.1.5. Membuat rencana asuhan yang rasional pada pasien
4.1.6. Melaksanakan Implementasi terhadap asuhan yang telah dibuat
secara rasional
4.1.7. Mengetahui evaluasi dari implementasi yang telah dilaksanakan
menurut data yang diperoleh dari klien dan keluarganya.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan, diharapkan penulis dapat
menerapkan asuhan yang diberikan kepada klien sesuai dengan standar
asuhan kebidanan.
4.2.2 Bagi Rumah Sakit
28. Diharapkan lahan praktek dapat menjadi tembat bagi mahasiswa menimba
ilmu dan dapat menjadi tempat untuk mendapatkan pelayanan yang
bermutu bagi pasien.
4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
- Diharapkan institusi pendidikan dapat menyiapkan mahasiswa
dalam menghadapi kasus- kasus khususnya kasus kebidanan baik
hal fisiologis maupun patologis.
- Diharapakan institusi pendidikan dapat menjadi naungan bagi
mahasiswa agar menjadi lebih jeli terhadap masalh kebidanan.
29. DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,sarwono.1999. Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketiga
.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sari,marta .(2010). Tumor Ganas Alat Genital. From:
http//ayumarthasari.blogspot.com
/2010/11/tumor-ganas-alat-genital.html. 09 Oktober 2011
askep-askeb-kita.blogspot.com . (2009). Materi Kesehatan: Kanker Ovarium.
From http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/materi-kesehatan-kanker-
ovarium.html.10 Oktober 2011