Tulisan ini membahas tentang menikmati hari Sabtu pagi dengan bersyukur atas kasih Tuhan dan menghargai kebahagiaan kecil dalam hidup. Jangan terlalu memikirkan masa depan atau membandingkan diri dengan orang lain, tetapi jalani hidup sesuai dengan cita-cita dan keinginan sendiri. Kesuksesan sebenarnya adalah ketika seseorang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Sabtu pagi dalam sebuah tulisan
1. SABTU PAGI DALAM SEBUAH TULISAN
“Buat apa susah, lebih baik kita bergembira” (Koes Plus)
Saturday morning. Terlalu indah untuk disyukuri. Bangun lebih awal bukan untuk
kuliah/kerja tapi menikmati kasih Tuhan yang tiada batas. Mendengarkan musik tahun 80-an
mungkin, sambil menikmati kopi susu tetes demi tetes di depan monitor. Wisss...nikmat yang
tiada bandingnya. Ataupun tiduran di kasur, menarik selimut dan membungkus diri tanpa
harus buru-buru beraktifitas adalah sebuah nikmat Tuhan yang tak bisa didustakan.
Nikmatnya kasih Tuhan perlu disyukuri dengan berbagai hal dan hanya orang-orang
beruntung yang mampu merasakannya.
“Sebagai pribadi yang merdeka, hidup sepertinya terlalu sia-sia saat sibuk
memikirkan apa yang akan terjadi esok. Terlalu sia-sia ketika menghitung apa yang
kita miliki”
Masih terlalu pagi untuk merisaukan apa yang akan terjadi esok. Lakukan yang terbaik hari
ini dengan indikasi bahwa kebahagiaan dan pencapaian diri sendiri adalah mutlak yang paling
utama. Love your life.
“Orang yang hidup hanya untuk masa depan takan bisa mengalahkan orang yang
hidup hanya untuk hari ini” film The Man From Nowhere.
Jika berbicara soal kesuksesan, tak ada batasan yang pasti. Tiap-tiap pribadi berhak dan
punya kuasa untuk membuat patokannya sendiri-sendiri. Perkara pencapaian atau prestasi toh
utamanya adalah demi kepuasan diri sendiri.
Sedihnya adalah banyak orang kadang memilih menjalani hidup dengan cara-cara yang rumit.
Betapa anggapan dan penilaian orang lain tentang diri menjadi sebuah hal yang sangat
penting. And finaly, hidup menjadi terbiasa dengan perkara membanding-bandingkan
pencapaian diri sendiri dan orang lain.
Mungkinkah sudah bisa disebut sukses ketika mampu mencukupi segala kebutuhan diri
sendiri? Ataukah tolak ukur kesuksesan dilihat dari seberapa banyak prestasi dan pencapaian
yang dimiliki? Dan jika perkara pendidikan dikaitkan dengan pekerjaan, bukankah tujuan
yang dikejar semata-mata adalah materi atau lebih kasarnya uang?
2. ‘This is my life men. If you don’t like me, come on and fight with me’
Life is go on, jalani hidup tanpa perlu menyiksa diri lantaran terlalu keras berusaha, demi bisa
seperti orang-orang lainnya. If you have a dream, come on, rawatlah itu. Sekalipun menurut
kebanyakan orang mimpimu itu gila. Hey..., hidup hanyalah kesempatan yang sifatnya
sementara. Sayang rasanya, jika hidup hanya dihabiskan untuk memenuhi harapan-harapan
orang lain.
“Kesempatan hidup adalah sebuah kemewahan, yang harus dirayakan dengan
melakukan apa saja yang jadi cita-cita dan keinginan hidup”
Saya bermimpi, kelak di akhir hidup saya, saya bisa punya rumah sederhana, di mana pun itu.
Menikmati sisa hidup dengan menulis catatan-catatan lucu about life. In every day.