ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
A. Yousuf Kurniawan
QUIZ
ï‚— Jawab dengan singkat dan jelas
1. Apa yang dimaksud dengan keunggulan absolut
2. Apa yang dimaksud dengan keunggulan komparatif
3. Apa yg dimaksud dengan spesialisasi
dalam perdagangan internasional
QUIZ
1. Menurut Anda, apa posisi Indonesia dalam
perdagangan luar negeri? Negara besar/kecil? Apa
alasannya?
2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Apakah netral/bias ke impor/bias ke ekspor? Apa
alasannya dan sebutnya contoh produknya?
3. Perdagangan Internasional mempunyai pengaruh
terhadap konsumsi, produksi dan distribusi. Untuk
Indonesia apakah pengaruh ketiga faktor tersebut
bersifat positif atau negatif? Apa alasannya (dan
contohnya)?
PENDAHULUAN
ï‚— Dengan perkembangan waktu, faktor produksi (TK,
modal, teknologi) akan berubah  ekonomi nasional
berubah (pola produksi, konsumsi, perdagangan
internasional).
ï‚— Gagasan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
perdagangan internasional (dikemukakan oleh Hicks,
1953)
ï‚— Kasus Pertumbuhan ekonomi yang netral
ï‚— Kasus Pertumbuhan ekonomi yang bias ke ekspor
ï‚— Kasus Pertumbuhan ekonomi yang bias ke impor
ï‚— Kasus Pertumbuhan Ekonomi Yang Netral
ï‚— Ekonomi negara A berkembang, negara B
tetap. Produktivitas A naik  Pendapatan
A naik  impor barang dari B naik 
Produktivitas B naik
 Negara A defisit neraca perdagangan 
harga barang impor dari B naik  DTI
negara B naik  Pendapatan B meningkat
ï‚— DTI (Dasar Tukar Internasional) = TOT (Terms of Trade)
ï‚— Kasus Pertumbuhan Ekonomi yang Bias ke
Ekspor
ï‚— Bila kenaikan produksi di A hanya terjadi
pada industri ekspor saja
ï‚— Turunnya harga barang ekspor negara A
 DTI negara B naik  pendapatan B
naik
ï‚— Keuntungan A dari kenaikan
produktivitas akan bergeser ke negara B
ï‚— Kasus Pertumbuhan yang Bias ke Impor
ï‚— Kenaikan produktivitas terjadi pd industri
barang2 pengganti impor.
ï‚— Harga barang pengganti impor di negara A
turun  pasar negara A bertambah  impor
dari B turun
 DTI negara B turun  DTI negara A naik
ï‚— Negara A diuntungkan (DTI dan
produktivitas naik)
ï‚— Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi DTI
ï‚— Bila pertumbuhan ekonomi mempengaruhi DTI
secara positif, maka pendapatan riil nasional akan
menjadi lebih besar daripada kenaikan pendapatan
yang timbul sebagai akibat pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.
ï‚— Asumsi:
ï‚— Negara partner dagang tidak mengalami pertumbuhan
ekonomi
ï‚— Elastisitas pendapatan rendah
AKIBAT PERTUMBUHAN EKONOMI
(Kasus Negara Kecil)
ï‚— Dalam perdagangan internasional, negara besar/kecil
ditentukan oleh penguasaan pasar (price maker atau
price taker)
ï‚— Negara kecil adalah negara yang bertindak sebagai
price taker, yaitu negara yang tidak mampu mengubah
harga pasar suatu barang berapa pun jumlah barang
yang diminta atau ditawarkan.
ï‚— Gains from Trade
Y2
R’
A
O
X
W’
X2 X1
C,P
Y1
W
Y
I0’
I0R
P’
C’
Asumsi:
• Rasio harga RR’ dan WW’ berbeda, jika RR’ = WW’ maka
tidak ada peningkatan kemakmuran
• WW’ harus terletak di sebelah kanan (C,P)
Pada kondisi autarchy
(closed economy, self-
sufficient), negara A
berproduksi dan
mengkonsumsi pada titik
(C,P), mencapai tingkat
kemakmuran I0I0’ pada
harga domestik RR’.
Dibukanya perdagangan
menyebabkan
•pembentukan harga
dunia WW’,
•produksi pada P’,
•konsumsi pada C’
•tingkat kemakmuran
yang lebih tinggi pada
I1I1’.
•Dalam keseimbangan
perdagangan, negara A
mengimpor barang X
sebesar AC’ dan
mengekspor barang Y
sebesar AP’
I1’
I1
1. Ongkos per satuan tetap (Klasik)
T
T1
C
K
L
N
O
S
Negara terspesialisasi : Produksi X, dan
Impor Y
Sebelum terjadi pertumbuhan ek.
• Negara memproduksi brg X sebesar OD
(D = titik produksi)
• Titik konsumsi (C) berada pd titik
singgung DT dgn kurva indiferen (I1)
• Pd titik C, negara mengekspor barang X
sebesar AD dan mengimpor brg Y
sebesar OB
XD1A DA1
B
B1
Y
I1
Terjadi pertumbuhan ek.
• Produksi brg X naik
menjadi OD1
• DTI tidak berubah shg
keseimbangan konsumsi
ditunjukkan oleh D1T1
• Titik Keseimbangan
Konsumsi ?
I2
I2
I2
I2
I2
Ultra Pro-trade
Pro-trade
Netral
Anti-trade
Ultra anti-trade
Titik
Singgung
Pada
Perubahan Sifat/Tipe
Pertumbuhan
Ekonomi
Hasrat
Permintaan
Barang
Impor
T1L Penurunan secara absolut
konsumsi barang X
Ultra Pro-trade MPCI > 1
LN Kenaikan secara absolut tapi dgn
proporsi yg lebih kecil daripada
kenaikan konsumsi barang X
Pro-trade MPCI > APCI
N Kenaikan dengan proposi yang
sama antara konsumsi barang X
dan Y
Netral MPCI = APCI
NK Kenaikan dgn proporsi yang lebih
kecil tapi secara absolut konsumsi
barang Y menurun
Anti-trade MPCI < APCI
KD1 Penurunan secara absolut
konsumsi barang Y
Ultra Anti-
trade
MPCI < 0
MPCI = Marginal Propensity to Consume importables
APCI = Average Propensity to Consume importables
ï‚— Ernst Engel (abad XIX) berdasarkan data statistik di Prusia:
Jika pendapatan meningkat:
ï‚— Pengeluaran untuk makanan cenderung meningkat tapi
proporsinya makin berkurang
ï‚— Pengeluaran untuk barang mewah proporsinya cenderung
meningkat
ï‚— Digunakan untuk memprediksi perkembangan tingkat
pedagangan negara kecil
ï‚— Jika barang expor Y adalah barang mewah, maka
pertumbuhan ekonomi bersifat pro-trade atau ultra pro-
trade.
ï‚— Jika Y adalah barang makanan pokok, maka pertumbuhan
ekonominya bersifat anti-trade atau ultra anti-trade.
2. Ongkos per Satuan Berubah (Neoklasik)
T
T1
P
B
A
N
O
XD1Q DK
R
K1
Y
L
L1
Sebelum terjadi pertumbuhan ek.
• Titik keseimbangan produksi (P): titik
singgung antara garis DTI (DT) dgn
kurva kemungkinan produksi (KK1)
• Pada titik keseimbangan produksi (P).
Negara menghasilkan barang X sebesar
OQ dan barang impor sebesar OR
Terjadi pertumbuhan ek.
• KKP bergeser menjadi
(LL1).
• DT bergeser ke D1T1
• Titik Keseimbangan
Produksi?
Negara memproduksi barang ekspor X ekspor dan
barang impor Y (substitusi impor)
Ultra pro-trade
netral
Pro-trade
Anti-trade
Ultra Anti-trade
Titik
Singgung
Pada
Perubahan Sifat/Tipe
Pertumbuhan
Ekonomi
Hasrat
Penawaran
Barang
Impor
T1A Kenaikan absolut dari produksi
barang impor Y
Ultra Pro-trade MSI > 1
AN Bertambahnya produksi barang Y
lebih dari proporsional.
Pertambahan impor Y secara
relatif turun, volume perdagangan
turun
Pro-trade MSI > ASI
N Kenaikan dengan proposi yang
sama antara produksi barang X
dan Y
Netral MSI = ASI
NB Produksi barang Y turun, volume
perdagangan naik karena impor
lebih dari proposional
Anti-trade MSI < ASI
BD1 Penurunan secara absolut
produksi barang impor Y
Ultra anti-trade MSI < 0
MSI = Marginal Supply response to production change importables
ASI = Average Supply response to production change importables
3.Efek terhadap Perdagangan Internasional
(Netral)
P’C
C’
I2
O
X
I1
P
D’
K
D
K1
Y
L
L1
EX
EX
IM
IM
PENGARUH PERDAGANGAN TERHADAP
PEREKONOMIAN DALAM NEGERI
ï‚— Pengaruh terhadap konsumsi (consumption effects)
ï‚— Pengaruh terhadap produksi (production effects)
ï‚— Pengaruh terhadap distribusi pendapatan (distribution
effects)
Consumption Effects
ï‚— Transformation effects, yaitu perubahan sumber2
ekonomi atau barang dalam negeri menjadi barang2
konsumsi.
ï‚— Melalui produksi
ï‚— Melalui perdagangan
ï‚— Demonstration effects, yaitu pengaruh yang bersifat
langsung dari perdagangan terhadap pola dan
kecendrungan berkonsumsi masyarakat
ï‚— Berpengaruh positif bila mendorong kemampuan untuk
berproduksi lebih besar
ï‚— Berpengaruh negarif bila mendorong sifat konsumtif yg
tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi
Production Effects
ï‚— SPESIALISASI PRODUKSI sesuai dengan keunggulan
komparatifnya. Ada manfaatnya bila ada perdagangan.
Spesialisasi tidak ada manfaatnya dalam keadaan:
ï‚— Ketidakstabilan pasar luar negeri. Harga barang yg jadi
spesialisasi jatuh.
ï‚— Keamanan nasional, contoh: food security.
ï‚— Dualisme. Di negara berkembang, ekspor berorientasi
ke pasar dunia dan sedikit sekali berhubungan dengan
pasar domestik
Peringatan: Jangan menerima begitu saja dalil
perdagangan Neoklasik (spesialisasi perdagangan selalu
menguntungkan
ï‚— INVESTIBLE SURPLUS MENINGKAT. Peningkatan
pendapatan riil yang berasal dari perdagangan yang
disisihkan untuk investasi). Perlu diperhatikan:
ï‚— Berapa manfaat perdagangan yang diterima WNI dan
berapa yang diterima WNA pemilik modal.
ï‚— Berapa kenaikan pendapatan riil dibelanjakan utk
investasi domestik, untuk konsumsi yg lebih tinggi, dan
ditransfer ke luar negeri oleh WNA
ï‚— Pertumbuhan ekonomi vs pembangunan ekonomi,
investasi umumnya untuk sektor-sektor modern
ï‚— VENT FOR SURPLUS. Pertumbuhan ekonomi
terangsang oleh terbukanya daerah pasar baru. Contoh
kasus:
ï‚— Negara dengan lahan pertanian yg luas, sebelum
perdagangan, digunakan untuk kebutuhan sendiri
Setelah pedagangan, menanam komoditas yg laku di
pasar dunia.
Pembukaan perkebunan perlu investasi besar dari asing
Pertumbuhan ekonomi vs pembangunan ekonomi
ï‚— PRODUKTIVITAS. Sumber produktivitas:
ï‚— Economics of scale. Makin luas pasaran, produksi bisa
diperbesar dan dilakukan dengan cara yang murah dan
efisien.
ï‚— Teknologi baru. Dengan perdagangan, negara bisa
mengimpor mesin, komputer, dll., sekaligus cara
menggunakan dan perawatannya.
ï‚— Rangsangan persaingan. Dengan perdagangan ada
persaingan antara barang2 sejenis
Distribution Effects
ï‚— Neoklasik, hubungan LN lebih meratakan distribusi
pendapatan di dalam negeri dan antar negara melalui
aliran modal internasional.
ï‚— Anti-Neoklasik, hubungan LN dan penanaman modal
Asing akan justru meningkatkan gap distribusi
pendapatan dalam negeri dan antar negara. Karena
ada MNC (Multi National Company)
Pustaka
ï‚— Boediono. 1981. Ekonomi Internasional. Edisi
1. BPFE, Yogyakarta.
ï‚— Grubel, H. G. 1977. International Economics.
Richard D. Irwin, Inc. Georgetown.
ï‚— Krugman, P. R. and M. Obstfelt. 1991.
Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan.
Buku I. Pentj.Basri. Rajawali, Jakarta.
ï‚— Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional. Edisi 3.
BPFE, Yogyakarta.
ï‚— Soelistyo. 1991. Ekonomi Internasional. Buku
1. Edisi 2. Liberty, Yogyakarta.
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi

More Related Content

Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi

  • 2. QUIZ ï‚— Jawab dengan singkat dan jelas 1. Apa yang dimaksud dengan keunggulan absolut 2. Apa yang dimaksud dengan keunggulan komparatif 3. Apa yg dimaksud dengan spesialisasi dalam perdagangan internasional
  • 3. QUIZ 1. Menurut Anda, apa posisi Indonesia dalam perdagangan luar negeri? Negara besar/kecil? Apa alasannya? 2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia? Apakah netral/bias ke impor/bias ke ekspor? Apa alasannya dan sebutnya contoh produknya? 3. Perdagangan Internasional mempunyai pengaruh terhadap konsumsi, produksi dan distribusi. Untuk Indonesia apakah pengaruh ketiga faktor tersebut bersifat positif atau negatif? Apa alasannya (dan contohnya)?
  • 4. PENDAHULUAN ï‚— Dengan perkembangan waktu, faktor produksi (TK, modal, teknologi) akan berubah  ekonomi nasional berubah (pola produksi, konsumsi, perdagangan internasional). ï‚— Gagasan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap perdagangan internasional (dikemukakan oleh Hicks, 1953) ï‚— Kasus Pertumbuhan ekonomi yang netral ï‚— Kasus Pertumbuhan ekonomi yang bias ke ekspor ï‚— Kasus Pertumbuhan ekonomi yang bias ke impor
  • 5. ï‚— Kasus Pertumbuhan Ekonomi Yang Netral ï‚— Ekonomi negara A berkembang, negara B tetap. Produktivitas A naik  Pendapatan A naik  impor barang dari B naik  Produktivitas B naik ï‚— Negara A defisit neraca perdagangan  harga barang impor dari B naik  DTI negara B naik  Pendapatan B meningkat ï‚— DTI (Dasar Tukar Internasional) = TOT (Terms of Trade)
  • 6. ï‚— Kasus Pertumbuhan Ekonomi yang Bias ke Ekspor ï‚— Bila kenaikan produksi di A hanya terjadi pada industri ekspor saja ï‚— Turunnya harga barang ekspor negara A  DTI negara B naik  pendapatan B naik ï‚— Keuntungan A dari kenaikan produktivitas akan bergeser ke negara B
  • 7. ï‚— Kasus Pertumbuhan yang Bias ke Impor ï‚— Kenaikan produktivitas terjadi pd industri barang2 pengganti impor. ï‚— Harga barang pengganti impor di negara A turun  pasar negara A bertambah  impor dari B turun ï‚— DTI negara B turun  DTI negara A naik ï‚— Negara A diuntungkan (DTI dan produktivitas naik)
  • 8. ï‚— Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi DTI ï‚— Bila pertumbuhan ekonomi mempengaruhi DTI secara positif, maka pendapatan riil nasional akan menjadi lebih besar daripada kenaikan pendapatan yang timbul sebagai akibat pertumbuhan ekonomi itu sendiri. ï‚— Asumsi: ï‚— Negara partner dagang tidak mengalami pertumbuhan ekonomi ï‚— Elastisitas pendapatan rendah
  • 9. AKIBAT PERTUMBUHAN EKONOMI (Kasus Negara Kecil) ï‚— Dalam perdagangan internasional, negara besar/kecil ditentukan oleh penguasaan pasar (price maker atau price taker) ï‚— Negara kecil adalah negara yang bertindak sebagai price taker, yaitu negara yang tidak mampu mengubah harga pasar suatu barang berapa pun jumlah barang yang diminta atau ditawarkan.
  • 10. ï‚— Gains from Trade Y2 R’ A O X W’ X2 X1 C,P Y1 W Y I0’ I0R P’ C’ Asumsi: • Rasio harga RR’ dan WW’ berbeda, jika RR’ = WW’ maka tidak ada peningkatan kemakmuran • WW’ harus terletak di sebelah kanan (C,P) Pada kondisi autarchy (closed economy, self- sufficient), negara A berproduksi dan mengkonsumsi pada titik (C,P), mencapai tingkat kemakmuran I0I0’ pada harga domestik RR’. Dibukanya perdagangan menyebabkan •pembentukan harga dunia WW’, •produksi pada P’, •konsumsi pada C’ •tingkat kemakmuran yang lebih tinggi pada I1I1’. •Dalam keseimbangan perdagangan, negara A mengimpor barang X sebesar AC’ dan mengekspor barang Y sebesar AP’ I1’ I1
  • 11. 1. Ongkos per satuan tetap (Klasik) T T1 C K L N O S Negara terspesialisasi : Produksi X, dan Impor Y Sebelum terjadi pertumbuhan ek. • Negara memproduksi brg X sebesar OD (D = titik produksi) • Titik konsumsi (C) berada pd titik singgung DT dgn kurva indiferen (I1) • Pd titik C, negara mengekspor barang X sebesar AD dan mengimpor brg Y sebesar OB XD1A DA1 B B1 Y I1 Terjadi pertumbuhan ek. • Produksi brg X naik menjadi OD1 • DTI tidak berubah shg keseimbangan konsumsi ditunjukkan oleh D1T1 • Titik Keseimbangan Konsumsi ? I2 I2 I2 I2 I2 Ultra Pro-trade Pro-trade Netral Anti-trade Ultra anti-trade
  • 12. Titik Singgung Pada Perubahan Sifat/Tipe Pertumbuhan Ekonomi Hasrat Permintaan Barang Impor T1L Penurunan secara absolut konsumsi barang X Ultra Pro-trade MPCI > 1 LN Kenaikan secara absolut tapi dgn proporsi yg lebih kecil daripada kenaikan konsumsi barang X Pro-trade MPCI > APCI N Kenaikan dengan proposi yang sama antara konsumsi barang X dan Y Netral MPCI = APCI NK Kenaikan dgn proporsi yang lebih kecil tapi secara absolut konsumsi barang Y menurun Anti-trade MPCI < APCI KD1 Penurunan secara absolut konsumsi barang Y Ultra Anti- trade MPCI < 0 MPCI = Marginal Propensity to Consume importables APCI = Average Propensity to Consume importables
  • 13. ï‚— Ernst Engel (abad XIX) berdasarkan data statistik di Prusia: Jika pendapatan meningkat: ï‚— Pengeluaran untuk makanan cenderung meningkat tapi proporsinya makin berkurang ï‚— Pengeluaran untuk barang mewah proporsinya cenderung meningkat ï‚— Digunakan untuk memprediksi perkembangan tingkat pedagangan negara kecil ï‚— Jika barang expor Y adalah barang mewah, maka pertumbuhan ekonomi bersifat pro-trade atau ultra pro- trade. ï‚— Jika Y adalah barang makanan pokok, maka pertumbuhan ekonominya bersifat anti-trade atau ultra anti-trade.
  • 14. 2. Ongkos per Satuan Berubah (Neoklasik) T T1 P B A N O XD1Q DK R K1 Y L L1 Sebelum terjadi pertumbuhan ek. • Titik keseimbangan produksi (P): titik singgung antara garis DTI (DT) dgn kurva kemungkinan produksi (KK1) • Pada titik keseimbangan produksi (P). Negara menghasilkan barang X sebesar OQ dan barang impor sebesar OR Terjadi pertumbuhan ek. • KKP bergeser menjadi (LL1). • DT bergeser ke D1T1 • Titik Keseimbangan Produksi? Negara memproduksi barang ekspor X ekspor dan barang impor Y (substitusi impor) Ultra pro-trade netral Pro-trade Anti-trade Ultra Anti-trade
  • 15. Titik Singgung Pada Perubahan Sifat/Tipe Pertumbuhan Ekonomi Hasrat Penawaran Barang Impor T1A Kenaikan absolut dari produksi barang impor Y Ultra Pro-trade MSI > 1 AN Bertambahnya produksi barang Y lebih dari proporsional. Pertambahan impor Y secara relatif turun, volume perdagangan turun Pro-trade MSI > ASI N Kenaikan dengan proposi yang sama antara produksi barang X dan Y Netral MSI = ASI NB Produksi barang Y turun, volume perdagangan naik karena impor lebih dari proposional Anti-trade MSI < ASI BD1 Penurunan secara absolut produksi barang impor Y Ultra anti-trade MSI < 0 MSI = Marginal Supply response to production change importables ASI = Average Supply response to production change importables
  • 16. 3.Efek terhadap Perdagangan Internasional (Netral) P’C C’ I2 O X I1 P D’ K D K1 Y L L1 EX EX IM IM
  • 17. PENGARUH PERDAGANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN DALAM NEGERI ï‚— Pengaruh terhadap konsumsi (consumption effects) ï‚— Pengaruh terhadap produksi (production effects) ï‚— Pengaruh terhadap distribusi pendapatan (distribution effects)
  • 18. Consumption Effects ï‚— Transformation effects, yaitu perubahan sumber2 ekonomi atau barang dalam negeri menjadi barang2 konsumsi. ï‚— Melalui produksi ï‚— Melalui perdagangan ï‚— Demonstration effects, yaitu pengaruh yang bersifat langsung dari perdagangan terhadap pola dan kecendrungan berkonsumsi masyarakat ï‚— Berpengaruh positif bila mendorong kemampuan untuk berproduksi lebih besar ï‚— Berpengaruh negarif bila mendorong sifat konsumtif yg tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi
  • 19. Production Effects ï‚— SPESIALISASI PRODUKSI sesuai dengan keunggulan komparatifnya. Ada manfaatnya bila ada perdagangan. Spesialisasi tidak ada manfaatnya dalam keadaan: ï‚— Ketidakstabilan pasar luar negeri. Harga barang yg jadi spesialisasi jatuh. ï‚— Keamanan nasional, contoh: food security. ï‚— Dualisme. Di negara berkembang, ekspor berorientasi ke pasar dunia dan sedikit sekali berhubungan dengan pasar domestik Peringatan: Jangan menerima begitu saja dalil perdagangan Neoklasik (spesialisasi perdagangan selalu menguntungkan
  • 20. ï‚— INVESTIBLE SURPLUS MENINGKAT. Peningkatan pendapatan riil yang berasal dari perdagangan yang disisihkan untuk investasi). Perlu diperhatikan: ï‚— Berapa manfaat perdagangan yang diterima WNI dan berapa yang diterima WNA pemilik modal. ï‚— Berapa kenaikan pendapatan riil dibelanjakan utk investasi domestik, untuk konsumsi yg lebih tinggi, dan ditransfer ke luar negeri oleh WNA ï‚— Pertumbuhan ekonomi vs pembangunan ekonomi, investasi umumnya untuk sektor-sektor modern
  • 21. ï‚— VENT FOR SURPLUS. Pertumbuhan ekonomi terangsang oleh terbukanya daerah pasar baru. Contoh kasus: ï‚— Negara dengan lahan pertanian yg luas, sebelum perdagangan, digunakan untuk kebutuhan sendiri Setelah pedagangan, menanam komoditas yg laku di pasar dunia. Pembukaan perkebunan perlu investasi besar dari asing Pertumbuhan ekonomi vs pembangunan ekonomi
  • 22. ï‚— PRODUKTIVITAS. Sumber produktivitas: ï‚— Economics of scale. Makin luas pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan cara yang murah dan efisien. ï‚— Teknologi baru. Dengan perdagangan, negara bisa mengimpor mesin, komputer, dll., sekaligus cara menggunakan dan perawatannya. ï‚— Rangsangan persaingan. Dengan perdagangan ada persaingan antara barang2 sejenis
  • 23. Distribution Effects ï‚— Neoklasik, hubungan LN lebih meratakan distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar negara melalui aliran modal internasional. ï‚— Anti-Neoklasik, hubungan LN dan penanaman modal Asing akan justru meningkatkan gap distribusi pendapatan dalam negeri dan antar negara. Karena ada MNC (Multi National Company)
  • 24. Pustaka ï‚— Boediono. 1981. Ekonomi Internasional. Edisi 1. BPFE, Yogyakarta. ï‚— Grubel, H. G. 1977. International Economics. Richard D. Irwin, Inc. Georgetown. ï‚— Krugman, P. R. and M. Obstfelt. 1991. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Buku I. Pentj.Basri. Rajawali, Jakarta. ï‚— Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional. Edisi 3. BPFE, Yogyakarta. ï‚— Soelistyo. 1991. Ekonomi Internasional. Buku 1. Edisi 2. Liberty, Yogyakarta.