際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Labiopalatoskisis
Oleh:
Nur Riza Retnaini (23)
Ni Putu Yuni Wulandari (43)
 Insiden dari celah pada bibir
(sumbing) atau langit-langit
berkisar dari 1:600  1:1250
kelahiran
 Insiden labioskisis sebanyak 2,1
dalam 1000 kelahiran pada etnis
Asia, 1:100 pada etnis Kaukasia,
dan 0,41 : 1000 pada etnis Afrika-
Amerika
 Insidens palatoskisis adalah
1:2000. Hampir 50% kasus ini
disertai dg sindrom kelainan
bawaan lain.
Presentase insiden Bibir sumbing
Labioskisis
Palatoskisis
Labiopaltoskisis
33 %
46%
Rasio Jumlah Laki-laki
dan Perempuan
 Bibir sumbing dengan atau tanpa
celah pada langit-langit lebih
sering dijumpai pada laki-laki,
sementara celah pada langit-langit
yang terisolasi lebih sering
ditemukan pada perempuan.
 Kepala dan leher dibentuk oleh
beberapa tonjolan dan lengkungan,
antara lain prosesus frontonasalis,
prosestis nasalis medialis dan
lateralis, prosesus maksilaris, dan
prosesus mandibularis.
 Defisiensi-defisiensi anatomis
ataupun fungsional akan
menggangu kemampuan bicara
normal, menelan cairan dan proses
mengunyah.
Kegagalan penyatuan tonjolan maksila dan tonjolan
hidung medial terutama pada minggu ke 5-7
kehamilan akan menimbulkan labioskisis unilateral
atau bilateral
Bila tonjolan hidung medialis, yang merupakan
bagian yang membentuk dua segmen antara maksila
gagal menyatu, terjadi celah yang disebut
palatoskisis.
Labiopalatoskisis merupakan gabungan dari dua
kelainan tersebut.
 Faktor genetik ( abnormalitas kromosom,
mutasi gen Terato E, trisomi 13)
 Pengaruh obat-obatan (fenobarbital atau
difenilhidantoin)
 Faktor lingkungan (virus, asap rokok,
alkkohol, radiasi)
 Faktor ibu (kekurangan asam folic, seng,
komplikasi masa kehamilan)
 Bibir sumbing dan celah palatum terjadi pada awal
kehamilan.
 Bibir sumbing terjadi saat prosesus nasal dan prosesus
maksilaris tidak bersatu selama perkembangan
embrionik.
 Celah palatum terjadi saat dua lapisan palatal gigi
bersatu. Derajat deformitas bervariasi dari hanya
melibatkan uvula sampai meluas ke palatum mole dan
palatum durum, atau ke dalam rongga hidung.
 Sumbing palatum ini terjadi pada minggu ke 8 akibat
kegagalan fusi prosesus palatinus dan prosesus
premaksila
Bayi yang hanya mengalami bibir sumbing
biasanya tidak mengalami kesulitan pemberian
makan.
Gangguan bicara dan masalah dengan
perkembangan gigi dapat terjadi.
Bayi dengan celah palatum disertai atau tidak
disertai bibir sumbing, biasanya mengalami
kesulitan pemberian makan, gangguan bicara,
dan lebih rentan terhadap infeksi telinga.
 Sumbing bibir unilateral
 Biasanya terjadi pada pada sisi kiri lebih
sering dari sisi kanan.
 Sumbing bibir bilateral
 Sering dikaitkan dengan celah palatum.
Mirip dengan bibir kelinci.
 Sumbing bibir komplit
 Sumbing bibir komplit melibatkan seluruh ketebalan bibir
dan prosesus alveolaris (palatum primer, meluas menuju
dasar lubang hidung dan tidak terdapat Simonarts band,
serta sering disertai palatoskisis. Premaksila biasanya terotasi
ke arah luar dan terproyeksi anterior dibandingkan dengan
elemen alveolus maksilaris anterior yang terposisikam relatif
ke belakang.
 Sumbing bibir inkomplit
 Ditandai oleh garis sumbing yang tidak mencapai dasar
lubang hidung. Dalam hal ini dasar lubang hidung harus
intak, dan bagian ini sering disebut sebagai Simonarts band.
 Kelas I : Takik unilateral pada tepi merah bibir
dan meluas sampai bibir
 Kelas II : Bila takik pada merah bibir sudah
meluas ke bibir, tetap tidak mengenai dasar hidung
 Kelas III : Sumbing unilateral pada merah bibir
yang meluas melalui bibir ke dasar hidung
 Kelas IV : Setiap sumbing bilateral pada bibir yang
menunjukkan takik tak sempurna atau merupakan
sumbing yang sempurna
 Kelas I : Sumbing yang terbatas pada palatum lunak
 Keas II : Cacat pada palatum keras dan lunak, meluas tidak
melampaui foramen insisivum dan terbatas hanya pada palatum
sekunder
 Kelas III : Sumbing pada palatum sekunder dapat komplet
atau tidak komplet. Sumbing palatum komplet meliputi
palatum lunak dan keras sampai foramen insisivum. Sumbing
tidak komplet meliputi palatum lunak dan bagian palatum
keras, tetapi tidak meluas sampai foramen insisivum. Sumbing
unilateral yang komplet dan meluas dari uvulas sampai foramen
insisivum di garis tengah prosesus alveolaris unilateral juga
termasuk kelas III.
 Kelas IV : Sumbing bilateral komplet meliputi palatum lunak
dan keras serta prosesus alveolaris pada ke dua sisi premaksila,
meninggalkan daerah itu bebas dan sering kali bergerak.
Sumbing Bibir Sempurna Bilateral
Sumbing Bibir Sempurna Unilateral
Pada labio skisis:
 Distrosi pada hidung
 Tampak sebagian atau keduanya
 Adanya celah pada bibir
 Pada palatoskisis:
 Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, dan
keras dan atau foramen incisive.
 Adanya rongga pada hidung
 Distrosi hidung
 Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat
diperiksa dengan jari
 Kesukaran dalam menghisap atau makan
 Gangguan bicara dan pendengaran
 Terjadinya otitis media
 Aspirasi pernafasan
 Pneumonia
 Ganggaun psikologi
 Distress pernapasan
 Gangguan fungsi menghisap (sewaktu menghisap ASI)
 Ganguan pertumbuhan gigi
 Jika menjalar sampai sudut mata, kelainan ini disebut celah
oblik wajah
 Risiko infeksi saluran pernapasan
 Gangguan pertumbuhan normal rahang dan perkembangan
melambat
 Foto Rontgen
 Pemeriksaan fisik
 MRI untuk evaluasi
abnormal
 Kelainan bawaan ini sebaiknya ditangani
oleh tim ahli yang antara lain terdiri atas
dokter spesialis bedah, anak, THT, dan
ortodonsi yang akan mengikuti
perkembangan rahang dan giginya, dan
ahli logopedi yang mengawasi dan
membimbing kemampuan bicara.
Asuhan Keperwatan pada
Anak dengan
Labiopalatoskisis
 Inspeksi kecacatan bibir pada saat lahir
 Kemampuan menghisap, menelan, dan bernapas pada
anak
 Proses bonding
 Palpasi dengan menggunakan jari
 Mudah tersedak
 Meningkatnya otitis
 Distress pernapasan dengan aspirasi
 Mungkin dyspnea
 Riwayat keluarga dengan penyakit anak
Praoperasi :
 Kemampuan bayi untuk
menelan dan meminum cairan
dengan menggunakan teknik
makan yang dimodifikasi sesuai
keinginan dokter bedah
 Toleransi bayi terhadap posisi
miring dan terlentang
Pascaoperasi :
 Perdarahan berlebih
 Tanda infeksi
 Pereganga pada posisi insisi
 Keamanan logan bow
 Pernapasan stridor, distress dan obstruksi
 Toleransi terhadap teknik makan yang dimodifikasi
 Masukan cairan dan kalori
 Derajat ketidak nyamanan
 Respon pasien terhapap bedah perbaikan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau
tidak efektif dalam pemberian ASI berhubungan
dengan ketidak mampuan menelan atau kesukaran
dalam makan
 Risiko aspirasi berhubungan dengan ketidak mapuan
pengeluaran sekresi sekunder
 Risiko infeksi berhubungan dengan kecacatan
 Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan
teknik pemberian makan dan perawatan dirumah
 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
tampak kecacatan pada anak
Mempertahankan nutrisi yang adekuat
 Kaji kemampuan menelan dan menghisap
 Gunakan dot botol yang lunak yang besar, atau dot khusus
dengan lubang yang sesuai untuk pemberian minum
 Tempatkan dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan
lidah mendorong makanan atau minuman kedalam
 Berikan posisi tegak lurus atau semi duduk selama makan
 Tepuk punggung bayi selama 15 sampai 30 ml minuman yang
diminum, tetapi jangan diangkat dot selama bayi masih
menghisap.
 Berikan makanan pada anak sesuai dengan jadwal dan
kebutuhan
Labiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan napas
 Kaji status pernapasan selama pemberian makanan
 Gunakan dot agak besar, rangsang hisap dengan
sentuhan dot pada bibir.
 Perhatikan posisi bayi saat memberi makan, tegak atau
setengah duduk.
 Beri makan secara perlahan
 Lakukan penepukan punggung setelah pemberian
minum
Mencegah infeksi
 Memberikan posisi yang tetat setelah makan, miring
kanan, kepala agak sedikit tinggi supaya makanan
tertelan dan mencegah aspirasi yang dapat berakibat
pneumonia
 Kaji tanda-tanda infeksi, pus dan demam
 Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan
menggunakna teknik steril
 Hindari atau jangan kontak dengan alat-alat tidak steril
misalnya alat tenun dan lainnya
 Perhatikan perdarahan, atau edema
Mempersiapkan orang tua untuk menerima
keadaan bayinya atau anaknya dan perawatan
dirumah
 Jelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah
operasi
 Ajarkan pada orang tua dalam perawatan anak, cara
pemberian makan dan minum, lakukan penepukan
punggung, bersihkan mulut setelah makan.
Meningkatkan bonding orang tua anak, dan
partisipasi dalam perawatan
 Kaji pemahaman orang tua tentang kecacatan dan
keperluan pembedahan
 Jelaskan tentang prosedur operasi, lamanya,
harapan yang diinginkan setelah pembedahan
 Demostrasikan pada orang tua cara pemberian
makan pada anak atau bayi
 Ajarkan melakukan bonding pada anak
Diagnosa
Keperawatan
Pascaoperasi
Risiko infeksi yang berhubungan dengan bedah perbaikan bibir
sumbing dan/atau celah palatum, ketegangan pada jahitan bibir atau
palatum yang dilakukan perbaikan, trauma pada jahitan di bibir atau
palatum yang dilakukan perbaikan, residu susu formula pada area
pembedahan yang dapat menjadi media untuk pertumbuhan patogen,
aspirasi sekresi atau susu formula.
Kriteria hasil :
Bayi akan bebas dari infeksi yang ditandai dengan:
 Suhu tubuh dalam rentang yang dapat diterima yaitu 36,5属C-37,5属C
 Frekuensi nadi dalam rentang yang dapat normal
 Frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal
 Tekanan darah dalam rentang yang normal
 Insisi yang bersih dan utuh
 Sel darah putih dalam rentang yang normal
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Kaji dan catat suhu, nadi, pernapasan, TD, suara napas, dan
setiap tanda dan gejala infeksi setiap 4jam
 Pertahankan tenik cuci tangan dengan baik
 Bersihkan garis jahitan sesuai jadwal dan sesuai dengan
kebijakan instansi.
 Gunakan restrein siku atau lengan dan epasakan restrein
setiap jam.
 Jika diindikasikan, gunakan alat tetes khusus untuk
memberi makan bayi.
LANJUTAN INTERVENSI KEPERAWATAN
 Setelah memberi makan, cuci mulut bayi dengan air untuk
membersihkan sisa susu.
 Jika diindikasikan letakkan bayi pada posisi berbaring miring
sebagaian untuk memfasilitasi drainase.
 Periksa dan catat hasil pemeriksaan sel darah putih.
 Jika diindikasikan, berikan antibiotik sesuai jadwal. Kaji dan
catat setiap efek samping.
 Jika diindikasikan berikan antipiretik sesuai jadwal. Kaji dan
catat keefektivannya.
 Ajarkan keluarga tentang karakteristik risiko infeksi.
 Ajarkan keluaraga tentang perawatan. Kaji dan catat
pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam perwatan terkait
teknik mencuci tangan dengan baik, pengendalian demam, dan
membersihkan garis jahitan
 Nutrisi yang adekuat dapat dipertahankan yang
ditandai dengan adanya peningkatan berat badan
dan adaptasi dengan metode makan yang sesuai
 Anak akan bebas dari aspirasi
 Anak tidak menunjuknan tanda tanda-tanda infeksi
sebelum dan sesudah operasi, luka nampak bersih,
kering dan tidak edema.
 Orang tua dapat memahami dan dapat
mendemonstrasikan dengan metode pemberian
makan pada anak, pengobatan setelah pembedahan
dan harapan perawatan sebelum dan sesudah operasi.
 Rasa nyaman anak dapat dipertahankan yang ditandai
dengan anak tidak menangis, tidak labil dan tidak gelisah.
 Pada anak tidak ditemukan kompliksi sistem pernapasan
yang ditandai dengan jalan napas bersih dan pernapasan
teratur
 Anak tidak memperlihatkan kerusakan pada kulit yang
ditandai dengan insisi tetap utuh tidak ada tanda-tanda
infeksi dan terdapat tanda-tanda penyembuhan.
 Orang tua sering melakukan bonding dengan anak yang
ditandai dengan keinginan untuk merawat anak, dan
mampu mengidentifikasi aspek positif pada anak.
Satu Senyuman untuk Anak Bibir
Sumbing 
TERIMAKASIH

Recommended

Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Arif WR
Colic abdomen
Colic abdomen
Jafar Latzone
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
Ramlah Al Baseri
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
galih setia adi stikes KH
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
dr. Rachel Sagrim
Askep faringitis
Askep faringitis
Operator Warnet Vast Raha
DHF
DHF
Fitria Anwarawati
12 nervus cranial
12 nervus cranial
AKPER YPIB Majalengka & STIKes Cirebon
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
Syok anafilaksis
Syok anafilaksis
Suryahusadha
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
Maria Haryanthi Butar-Butar
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Niken Kurniasih
Pemberian obat dan cairanPemberian obat obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat obatan dan cairan yang digunakan da...
aulia rahmah
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Rismayanti Hairil
Atresia ani
Atresia ani
Meri Fitri
Demam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
demam tifoid amee
demam tifoid amee
Amee Hidayat
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
Askep thalasemia
Askep thalasemia
May Dwi Yuri Santoso
Bagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitis
KANDA IZUL
Hipospadia
Hipospadia
Meri Fitri
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
trisnaif
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Chaicha Ceria
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
Askep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
evhamariaefriliana
LABIOKISIS
LABIOKISIS
Yolly Finolla

More Related Content

What's hot (20)

Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
Syok anafilaksis
Syok anafilaksis
Suryahusadha
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
Maria Haryanthi Butar-Butar
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Niken Kurniasih
Pemberian obat dan cairanPemberian obat obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat obatan dan cairan yang digunakan da...
aulia rahmah
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Rismayanti Hairil
Atresia ani
Atresia ani
Meri Fitri
Demam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
demam tifoid amee
demam tifoid amee
Amee Hidayat
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
Askep thalasemia
Askep thalasemia
May Dwi Yuri Santoso
Bagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitis
KANDA IZUL
Hipospadia
Hipospadia
Meri Fitri
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
trisnaif
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Chaicha Ceria
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
Syok anafilaksis
Syok anafilaksis
Suryahusadha
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Niken Kurniasih
Pemberian obat dan cairanPemberian obat obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat obatan dan cairan yang digunakan da...
aulia rahmah
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Rismayanti Hairil
Atresia ani
Atresia ani
Meri Fitri
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
demam tifoid amee
demam tifoid amee
Amee Hidayat
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
Bagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitis
KANDA IZUL
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
trisnaif
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Chaicha Ceria
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony

Viewers also liked (14)

Askep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
evhamariaefriliana
LABIOKISIS
LABIOKISIS
Yolly Finolla
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Agnes Putri
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
Rejeki Lestari
Asuhan neonatus
Asuhan neonatus
Hilda Aswar
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
sri wahyuni
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balita
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balita
Hendrea BlacKe
3.micrognathia
3.micrognathia
Nehal Vithlani
Upaya upaya promkes kebidanan
Upaya upaya promkes kebidanan
Azim Abdullah
Anatomy of the digestive system
Anatomy of the digestive system
angy8993
Leukoplakia
Leukoplakia
JamesAaronCooper
Physiology of the digestive system
Physiology of the digestive system
Arti Yadav
Anatomy and Physiology: Gastrointestinal Tract
Anatomy and Physiology: Gastrointestinal Tract
Katherine 'Chingboo' Laud
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Labiopalatoskisis(agnes,amaliyah, anisa, antin) nra
Agnes Putri
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
labiopalatokisis/NRB /bu henik poltekkes surakarta
Rejeki Lestari
Asuhan neonatus
Asuhan neonatus
Hilda Aswar
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
sri wahyuni
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balita
Lingkup asuhan neonatus bayi dan balita
Hendrea BlacKe
Upaya upaya promkes kebidanan
Upaya upaya promkes kebidanan
Azim Abdullah
Anatomy of the digestive system
Anatomy of the digestive system
angy8993
Physiology of the digestive system
Physiology of the digestive system
Arti Yadav
Anatomy and Physiology: Gastrointestinal Tract
Anatomy and Physiology: Gastrointestinal Tract
Katherine 'Chingboo' Laud

Similar to Labiopalatoskisis (14)

Makalah labio palato
Makalah labio palato
Septian Muna Barakati
Makalah labio palato
Makalah labio palato
Warnet Raha
Makalah labio palato
Makalah labio palato
Operator Warnet Vast Raha
Cleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptx
fandysetiawan7
Presentasi_kasus_Labioskisis_Irving_Burh.pptx
Presentasi_kasus_Labioskisis_Irving_Burh.pptx
ZidanImanaPutraFauzi
cacat bawaan
cacat bawaan
robin2dompas
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
idije
Egalk
Egalk
Yan Eshad
Yellow and Blue Children's Health Services Presentation_20240830_132354_0000.pdf
Yellow and Blue Children's Health Services Presentation_20240830_132354_0000.pdf
NajmiAfifah
dokumen.tips_bibir-sumbing-tessa-ppt.pdf
dokumen.tips_bibir-sumbing-tessa-ppt.pdf
pdsbedahjuli23
Labiochisis_PPT 2.ppt
Labiochisis_PPT 2.ppt
BepriyanaYunitaNingr2
Labioskisis
Labioskisis
Hanifa Rahmadilla
154028779 case-labioskhisis
154028779 case-labioskhisis
homeworkping4
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Azis Aimaduddin
Makalah labio palato
Makalah labio palato
Warnet Raha
Cleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptx
fandysetiawan7
Presentasi_kasus_Labioskisis_Irving_Burh.pptx
Presentasi_kasus_Labioskisis_Irving_Burh.pptx
ZidanImanaPutraFauzi
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
idije
Yellow and Blue Children's Health Services Presentation_20240830_132354_0000.pdf
Yellow and Blue Children's Health Services Presentation_20240830_132354_0000.pdf
NajmiAfifah
dokumen.tips_bibir-sumbing-tessa-ppt.pdf
dokumen.tips_bibir-sumbing-tessa-ppt.pdf
pdsbedahjuli23
154028779 case-labioskhisis
154028779 case-labioskhisis
homeworkping4
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Azis Aimaduddin

Labiopalatoskisis

  • 2. Oleh: Nur Riza Retnaini (23) Ni Putu Yuni Wulandari (43)
  • 3. Insiden dari celah pada bibir (sumbing) atau langit-langit berkisar dari 1:600 1:1250 kelahiran Insiden labioskisis sebanyak 2,1 dalam 1000 kelahiran pada etnis Asia, 1:100 pada etnis Kaukasia, dan 0,41 : 1000 pada etnis Afrika- Amerika Insidens palatoskisis adalah 1:2000. Hampir 50% kasus ini disertai dg sindrom kelainan bawaan lain.
  • 4. Presentase insiden Bibir sumbing Labioskisis Palatoskisis Labiopaltoskisis 33 % 46%
  • 5. Rasio Jumlah Laki-laki dan Perempuan Bibir sumbing dengan atau tanpa celah pada langit-langit lebih sering dijumpai pada laki-laki, sementara celah pada langit-langit yang terisolasi lebih sering ditemukan pada perempuan.
  • 6. Kepala dan leher dibentuk oleh beberapa tonjolan dan lengkungan, antara lain prosesus frontonasalis, prosestis nasalis medialis dan lateralis, prosesus maksilaris, dan prosesus mandibularis. Defisiensi-defisiensi anatomis ataupun fungsional akan menggangu kemampuan bicara normal, menelan cairan dan proses mengunyah.
  • 7. Kegagalan penyatuan tonjolan maksila dan tonjolan hidung medial terutama pada minggu ke 5-7 kehamilan akan menimbulkan labioskisis unilateral atau bilateral Bila tonjolan hidung medialis, yang merupakan bagian yang membentuk dua segmen antara maksila gagal menyatu, terjadi celah yang disebut palatoskisis. Labiopalatoskisis merupakan gabungan dari dua kelainan tersebut.
  • 8. Faktor genetik ( abnormalitas kromosom, mutasi gen Terato E, trisomi 13) Pengaruh obat-obatan (fenobarbital atau difenilhidantoin) Faktor lingkungan (virus, asap rokok, alkkohol, radiasi) Faktor ibu (kekurangan asam folic, seng, komplikasi masa kehamilan)
  • 9. Bibir sumbing dan celah palatum terjadi pada awal kehamilan. Bibir sumbing terjadi saat prosesus nasal dan prosesus maksilaris tidak bersatu selama perkembangan embrionik. Celah palatum terjadi saat dua lapisan palatal gigi bersatu. Derajat deformitas bervariasi dari hanya melibatkan uvula sampai meluas ke palatum mole dan palatum durum, atau ke dalam rongga hidung. Sumbing palatum ini terjadi pada minggu ke 8 akibat kegagalan fusi prosesus palatinus dan prosesus premaksila
  • 10. Bayi yang hanya mengalami bibir sumbing biasanya tidak mengalami kesulitan pemberian makan. Gangguan bicara dan masalah dengan perkembangan gigi dapat terjadi. Bayi dengan celah palatum disertai atau tidak disertai bibir sumbing, biasanya mengalami kesulitan pemberian makan, gangguan bicara, dan lebih rentan terhadap infeksi telinga.
  • 11. Sumbing bibir unilateral Biasanya terjadi pada pada sisi kiri lebih sering dari sisi kanan. Sumbing bibir bilateral Sering dikaitkan dengan celah palatum. Mirip dengan bibir kelinci. Sumbing bibir komplit
  • 12. Sumbing bibir komplit melibatkan seluruh ketebalan bibir dan prosesus alveolaris (palatum primer, meluas menuju dasar lubang hidung dan tidak terdapat Simonarts band, serta sering disertai palatoskisis. Premaksila biasanya terotasi ke arah luar dan terproyeksi anterior dibandingkan dengan elemen alveolus maksilaris anterior yang terposisikam relatif ke belakang. Sumbing bibir inkomplit Ditandai oleh garis sumbing yang tidak mencapai dasar lubang hidung. Dalam hal ini dasar lubang hidung harus intak, dan bagian ini sering disebut sebagai Simonarts band.
  • 13. Kelas I : Takik unilateral pada tepi merah bibir dan meluas sampai bibir Kelas II : Bila takik pada merah bibir sudah meluas ke bibir, tetap tidak mengenai dasar hidung Kelas III : Sumbing unilateral pada merah bibir yang meluas melalui bibir ke dasar hidung Kelas IV : Setiap sumbing bilateral pada bibir yang menunjukkan takik tak sempurna atau merupakan sumbing yang sempurna
  • 14. Kelas I : Sumbing yang terbatas pada palatum lunak Keas II : Cacat pada palatum keras dan lunak, meluas tidak melampaui foramen insisivum dan terbatas hanya pada palatum sekunder Kelas III : Sumbing pada palatum sekunder dapat komplet atau tidak komplet. Sumbing palatum komplet meliputi palatum lunak dan keras sampai foramen insisivum. Sumbing tidak komplet meliputi palatum lunak dan bagian palatum keras, tetapi tidak meluas sampai foramen insisivum. Sumbing unilateral yang komplet dan meluas dari uvulas sampai foramen insisivum di garis tengah prosesus alveolaris unilateral juga termasuk kelas III. Kelas IV : Sumbing bilateral komplet meliputi palatum lunak dan keras serta prosesus alveolaris pada ke dua sisi premaksila, meninggalkan daerah itu bebas dan sering kali bergerak.
  • 15. Sumbing Bibir Sempurna Bilateral Sumbing Bibir Sempurna Unilateral
  • 16. Pada labio skisis: Distrosi pada hidung Tampak sebagian atau keduanya Adanya celah pada bibir Pada palatoskisis: Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, dan keras dan atau foramen incisive. Adanya rongga pada hidung Distrosi hidung Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari Kesukaran dalam menghisap atau makan
  • 17. Gangguan bicara dan pendengaran Terjadinya otitis media Aspirasi pernafasan Pneumonia Ganggaun psikologi Distress pernapasan Gangguan fungsi menghisap (sewaktu menghisap ASI) Ganguan pertumbuhan gigi Jika menjalar sampai sudut mata, kelainan ini disebut celah oblik wajah Risiko infeksi saluran pernapasan Gangguan pertumbuhan normal rahang dan perkembangan melambat
  • 18. Foto Rontgen Pemeriksaan fisik MRI untuk evaluasi abnormal
  • 19. Kelainan bawaan ini sebaiknya ditangani oleh tim ahli yang antara lain terdiri atas dokter spesialis bedah, anak, THT, dan ortodonsi yang akan mengikuti perkembangan rahang dan giginya, dan ahli logopedi yang mengawasi dan membimbing kemampuan bicara.
  • 20. Asuhan Keperwatan pada Anak dengan Labiopalatoskisis
  • 21. Inspeksi kecacatan bibir pada saat lahir Kemampuan menghisap, menelan, dan bernapas pada anak Proses bonding Palpasi dengan menggunakan jari Mudah tersedak Meningkatnya otitis Distress pernapasan dengan aspirasi Mungkin dyspnea Riwayat keluarga dengan penyakit anak
  • 22. Praoperasi : Kemampuan bayi untuk menelan dan meminum cairan dengan menggunakan teknik makan yang dimodifikasi sesuai keinginan dokter bedah Toleransi bayi terhadap posisi miring dan terlentang
  • 23. Pascaoperasi : Perdarahan berlebih Tanda infeksi Pereganga pada posisi insisi Keamanan logan bow Pernapasan stridor, distress dan obstruksi Toleransi terhadap teknik makan yang dimodifikasi Masukan cairan dan kalori Derajat ketidak nyamanan Respon pasien terhapap bedah perbaikan
  • 24. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam pemberian ASI berhubungan dengan ketidak mampuan menelan atau kesukaran dalam makan Risiko aspirasi berhubungan dengan ketidak mapuan pengeluaran sekresi sekunder Risiko infeksi berhubungan dengan kecacatan Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan teknik pemberian makan dan perawatan dirumah Perubahan proses keluarga berhubungan dengan tampak kecacatan pada anak
  • 25. Mempertahankan nutrisi yang adekuat Kaji kemampuan menelan dan menghisap Gunakan dot botol yang lunak yang besar, atau dot khusus dengan lubang yang sesuai untuk pemberian minum Tempatkan dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makanan atau minuman kedalam Berikan posisi tegak lurus atau semi duduk selama makan Tepuk punggung bayi selama 15 sampai 30 ml minuman yang diminum, tetapi jangan diangkat dot selama bayi masih menghisap. Berikan makanan pada anak sesuai dengan jadwal dan kebutuhan
  • 29. Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan napas Kaji status pernapasan selama pemberian makanan Gunakan dot agak besar, rangsang hisap dengan sentuhan dot pada bibir. Perhatikan posisi bayi saat memberi makan, tegak atau setengah duduk. Beri makan secara perlahan Lakukan penepukan punggung setelah pemberian minum
  • 30. Mencegah infeksi Memberikan posisi yang tetat setelah makan, miring kanan, kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi yang dapat berakibat pneumonia Kaji tanda-tanda infeksi, pus dan demam Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menggunakna teknik steril Hindari atau jangan kontak dengan alat-alat tidak steril misalnya alat tenun dan lainnya Perhatikan perdarahan, atau edema
  • 31. Mempersiapkan orang tua untuk menerima keadaan bayinya atau anaknya dan perawatan dirumah Jelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah operasi Ajarkan pada orang tua dalam perawatan anak, cara pemberian makan dan minum, lakukan penepukan punggung, bersihkan mulut setelah makan.
  • 32. Meningkatkan bonding orang tua anak, dan partisipasi dalam perawatan Kaji pemahaman orang tua tentang kecacatan dan keperluan pembedahan Jelaskan tentang prosedur operasi, lamanya, harapan yang diinginkan setelah pembedahan Demostrasikan pada orang tua cara pemberian makan pada anak atau bayi Ajarkan melakukan bonding pada anak
  • 34. Risiko infeksi yang berhubungan dengan bedah perbaikan bibir sumbing dan/atau celah palatum, ketegangan pada jahitan bibir atau palatum yang dilakukan perbaikan, trauma pada jahitan di bibir atau palatum yang dilakukan perbaikan, residu susu formula pada area pembedahan yang dapat menjadi media untuk pertumbuhan patogen, aspirasi sekresi atau susu formula. Kriteria hasil : Bayi akan bebas dari infeksi yang ditandai dengan: Suhu tubuh dalam rentang yang dapat diterima yaitu 36,5属C-37,5属C Frekuensi nadi dalam rentang yang dapat normal Frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal Tekanan darah dalam rentang yang normal Insisi yang bersih dan utuh Sel darah putih dalam rentang yang normal
  • 35. INTERVENSI KEPERAWATAN Kaji dan catat suhu, nadi, pernapasan, TD, suara napas, dan setiap tanda dan gejala infeksi setiap 4jam Pertahankan tenik cuci tangan dengan baik Bersihkan garis jahitan sesuai jadwal dan sesuai dengan kebijakan instansi. Gunakan restrein siku atau lengan dan epasakan restrein setiap jam. Jika diindikasikan, gunakan alat tetes khusus untuk memberi makan bayi.
  • 36. LANJUTAN INTERVENSI KEPERAWATAN Setelah memberi makan, cuci mulut bayi dengan air untuk membersihkan sisa susu. Jika diindikasikan letakkan bayi pada posisi berbaring miring sebagaian untuk memfasilitasi drainase. Periksa dan catat hasil pemeriksaan sel darah putih. Jika diindikasikan, berikan antibiotik sesuai jadwal. Kaji dan catat setiap efek samping. Jika diindikasikan berikan antipiretik sesuai jadwal. Kaji dan catat keefektivannya. Ajarkan keluarga tentang karakteristik risiko infeksi. Ajarkan keluaraga tentang perawatan. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam perwatan terkait teknik mencuci tangan dengan baik, pengendalian demam, dan membersihkan garis jahitan
  • 37. Nutrisi yang adekuat dapat dipertahankan yang ditandai dengan adanya peningkatan berat badan dan adaptasi dengan metode makan yang sesuai Anak akan bebas dari aspirasi Anak tidak menunjuknan tanda tanda-tanda infeksi sebelum dan sesudah operasi, luka nampak bersih, kering dan tidak edema. Orang tua dapat memahami dan dapat mendemonstrasikan dengan metode pemberian makan pada anak, pengobatan setelah pembedahan dan harapan perawatan sebelum dan sesudah operasi.
  • 38. Rasa nyaman anak dapat dipertahankan yang ditandai dengan anak tidak menangis, tidak labil dan tidak gelisah. Pada anak tidak ditemukan kompliksi sistem pernapasan yang ditandai dengan jalan napas bersih dan pernapasan teratur Anak tidak memperlihatkan kerusakan pada kulit yang ditandai dengan insisi tetap utuh tidak ada tanda-tanda infeksi dan terdapat tanda-tanda penyembuhan. Orang tua sering melakukan bonding dengan anak yang ditandai dengan keinginan untuk merawat anak, dan mampu mengidentifikasi aspek positif pada anak.
  • 39. Satu Senyuman untuk Anak Bibir Sumbing TERIMAKASIH