ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
KETERBAGIAN
RELASI KETERBAGIAN
Definisi 2.1
Bilangan bulat a membagi (habis) bilangan bulat
b ditulis a|b , jhj ada bilangan bulatn k
sedemikian sehingga b=ka .
Jika a tidak membagi (habis) b maka ditulis a|b
RELASI KETERBAGIAN
Contoh
1. 5|30 sebab ada bilangan bulat 6, sedemikian
sehingga 6x5 = 30
2. 7|-21 sebab ada bilangan bulat -3,
sedemikian sehingga -3x7=-21
3. 8|27 sebab tidak ada bilangan bulat k,
sedemikian sehingga kx8 = 27
RELASI KETERBAGIAN
Bilangan k pada definisi 2.1 adalah tunggal,
sebab jika ada bilangan bulat m selain k
sedemikian sehingga
b=ma dan b=ka
Maka
ma=ka
m=k (kanselasi)
RELASI KETERBAGIAN
Jika a = 0 dan b ≠ 0, maka tidak ada k yang
memenuhi b = ka
Tetapi jika a ≠ 0 dan b = 0, maka terdapat tak
hingga k yang memenuhi b = ka.
RELASI KETERBAGIAN
Istilah dalam keterbagian
a|b , disebut sebagai:
a membagi b
b terbagi a
a adalah faktor dari b
a adalah pembagi b
b adalah kelipatan dari a
RELASI KETERBAGIAN
Apabila a, b dan k bilangan bulat dengan
a≠0 dan b=ka, maka:
k disebut sebagai hasil bagi (quotient) dari b
oleh a.
k adalah faktor dari b yang menjadi komplemen
(sekawan) dari a
a dan k adalah pembagi-pembagi sekawan
TEOREMA 2.1
Jika a|b dan b|c maka a|c
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga
ka=b...(1)
b|c maka terdapat bilangan bulat m sehingga
mb=c...(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh:
c = mb = m(ka) = (mk)a
Menurut definisi 2.1 diperoleh a|c (terbukti)
Berarti relasi keterbagian pada himpunan bilangan bulat
mempunyai sifat transitif
TEOREMA 2.2
Jika a|b maka a|mb
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga
ka=b
diperoleh
mb = m(ka) = (mk) a
Dengan demikian a membagi habis setiap kelipatan b
yaitu a|mb untuk setiap bilangan bulat m.
TEOREMA 2.3
Apabila a|b dan a|c maka a|(b+c) ,a| (b-c) dan a|bc
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga b = ka *
a|c maka terdapat bilangan bulat m sehingga c = ma **
Dari * dan ** diperoleh
(i) b+c = ka +ma = (k+m) a berarti a|(b+c)
(ii) b-c = ka - ma = (k-m) a berarti a|(b-c)
(iii) bc = (ka)(ma) = (km) a berarti a|bc
Terbukti
TEOREMA 2.4 (sifat linearitas)
Apabila a|b dan a|c maka a|(mb+nc)
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga b = ka *
a|c maka terdapat bilangan bulat p sehingga c = pa **
Dari * dan ** diperoleh
mb + nc = mka + npa = (mk +np) a sehingga a|(mb+nc)
Terbukti
TEOREMA 2.5
Berdasarkan definisi dan teorema sebelumnya,
buktikan teorema dibawah ini:
(i) a|a untuk setiap bilangan bulat a (sifat reflektif)
(ii) Jika a|b maka ma|mb untuk setiap bilangan bulat
m
(iii) Jika ma|mb dengan m≠0, maka a|b
(iv) 1|a dan a|0
(v) Jika 0|a maka a=0
(vi) Jika a|b dengan b≠0 maka |a| | |b|
(vii)Jika a|b dengan b|a maka |a|= |b|
CONTOH :
1) Buktikan bahwa : Jika a | b dan a | (b+c) maka a | c.
Bukti :
a | b berarti ∃ k bilangan Bulat ∋ b = ak
a | (b+c) berarti ∃ l bilangan Bulat ∋ (b+c) = al
Sehingga ( b+c ) – b = c = a. (l-k) atau a | c. (Terbukti)
2) Buktikan bahwa : Jika a | b dan c | d maka ac | bd
Bukti :
a | b berarti ∃ m bilangan Bulat ∋ b = am
c | d berarti ∃ n bilangan Bulat ∋ d = cn
Sehingga diperoleh : bd = (am).(cn) = (ac).(mn)
Karena (mn) bilangan Bulat maka ac | bd. (Terbukti)
CONTOH :
3) Buktikan bahwa : Jika a | (b2 – 1) maka a | (b4 – 1)
Bukti :
a | (b2 – 1) berarti ∃ n bilangan Bulat ∋ b2 – 1 = an…….(*)
Jika kedua ruas dari persamaan (*) masing-masing dikalikan b2 + 1,
maka diperoleh :
(b2 – 1)( b2 + 1) = an. (b2 + 1)
(b4 – 1) = a {n(b2 + 1)}……….(**)
Dengan kata lain, dari persamaan (**) tampak bahwa a | (b4 – 1).
Terbukti
LATIHAN SOAL :
1. Buktikan bahwa jika d | a dan d | b maka d | (pa – qb)
2. Buktikan bahwa 6 | ( a3 – a) , untuk setiap bilangan Bulat a
FAKTOR PERSEKUTUAN
TERBESAR (FPB)
Definisi 2.2
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka
bilangan bulat d disebut faktor persekutuan dari a
dan b jika dan hanya jika
d|a dan d|b
• 1 adalah pembagi dari setiap bilangan bulat, maka faktor
persekutuan a dan b tidak pernah kosong
• Jika a=b=0 maka setiap bilangan bulat merupakan faktor
persekutuan dari a dan b.
• Apabila salah satu dari a dan b bukan 0 maka himpunan
semua faktor persekutuan dari a dan b adalah himpunan
berhingga, sehingga dapat diketahui faktor terbesarnya.
Definisi 2.3
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat yang
sekurang-kurangnya satu diantarnya tidak sama
dengan 0, maka faktor persekutuan terbesar
(FPB) dari a dan b disimbolkan (a,b) adalah
suatu bilangan bulat positif, misalnya d yang
memenuhi:
(i) d|a dan d|b serta
(ii) Jika e|a dan e|b, maka e≤d
Teorema 2.6
Jika (a,b) = d maka (a:d,b:d)=1
Contoh (4,12)=4 maka (4:4,12:4)=(1,3)=1
Bukti:
Misalkan (a:d, b:d)=c maka c≥1
dan c|(a:d) dan c|(b:d)
c|(a:d) maka ada bilangan bulat m sehingga
(a:d)= mc atau a=mcd
c|(b:d) maka ada bilangan bulat n sehingga
(b:d)= nc atau b=ncd
Karena a=mcd dan b=ncd maka cd adalah faktor persekutuan dari a dan b.
Karena (a,b)=d maka cd≤d yaitu c ≤1, sebab d suatu bilangan bulat positif
Karena c≥1 dan c ≤1 maka c=1(terbukti)
Apabila a dan b dua bilangan bulat positif
dengan (a,b)=1 maka dikatakan bahwa a dan b
relatif prima atau a prima relatif terhadap b
CONTOH
1. Jika a | b dan a > 0 maka (a,b) = a
Bukti :
Misalkan (a,b) = c maka c | a dan c | b ( c ≤ a dan c ≤ b )
a | a dan a | b maka a ∈ factor dari a dan b atau F(a,b), dengan c ≤ a
Maka FPB dari a dan b atau (a,b) = a.
Terbukti.
CONTOH
2. Buktikan bahwa (a,b) = (a+b, b)
Bukti :
Misalkan (a,b) = d maka d | a dan d | b.
Berdasarkan Teorema (3) Sifat Pembagian Habis, yaitu : d | a dan d | b maka d | (a+b)
karena : d | (a + b) maka d adalah factor dari a+b dan b
d | a atau d ∈ F(a+b, b).
Ambil sebarang c ∈ F(a+b, b) maka c | (a+b) dan c | b.
Berdasarkan Teorema (3) Sifat Pembagian Habis, yaitu :
c | (a + b)
c | b maka c | a
Karena c | a dan c | b maka c ∈ F (a,b) dan (a,b) = d maka c ≤ d.
Sedangkan, c ∈ F(a+b, b) maka d = (a+b,b)
Terbukti.
SOAL :
2.Buktikan bahwa : Jika (a,b) = (a - b, a), dengan b < a.
Contoh: (9,6) = 3
(9-6, 9) = 3
Bukti:
Misalkan (a,b)= d, maka d I a dan d I b
Mka menurut teorema keterbagian 3:
d I (a-b)
d I a
Maka d ∈ F(a-b, a)
Ambil sembarang c ∈ F(a-b, a) maka c l a-b dan c I a
Menurut teorema keterbagian c I b
c I a dan c Ib maka c ∈ F(a, b)
Karena (a,b)= d maka c ≤ d
Sedangkan c ∈ F(a-b, a) maka d= (a-b,b)
KETERBAGIAN (bagian 1).pptx

More Related Content

What's hot (20)

Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Nailul Hasibuan
Ìý
Ppt fungsi eksponensial
Ppt fungsi eksponensialPpt fungsi eksponensial
Ppt fungsi eksponensial
Putridwifa
Ìý
Fungsi komposisi dan fungsi invers -ppt
Fungsi komposisi dan fungsi invers -pptFungsi komposisi dan fungsi invers -ppt
Fungsi komposisi dan fungsi invers -ppt
Ulfa Nur Afifah
Ìý
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
Ìý
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
Eman Mendrofa
Ìý
Relasi dan fungsi PPT
Relasi dan fungsi PPTRelasi dan fungsi PPT
Relasi dan fungsi PPT
Sherly Oktaviani
Ìý
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Nailul Hasibuan
Ìý
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
Pawit Ngafani
Ìý
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
oilandgas24
Ìý
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMASTRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
endahnurfebriyanti
Ìý
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
Sugiatno Sakidin
Ìý
Powerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku BanyakPowerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku Banyak
reno sutriono
Ìý
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARANTEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
Veby Anggriani
Ìý
PPT Perbandingan
PPT PerbandinganPPT Perbandingan
PPT Perbandingan
Bety Pertiwi
Ìý
Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)
Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)
Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)
IZZATUR RAHMI
Ìý
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
Ìý
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
rajabvebrian
Ìý
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Nia Matus
Ìý
Koset
KosetKoset
Koset
ARCHI MAULYDA
Ìý
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
Ulfa Nur Afifah
Ìý
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Nailul Hasibuan
Ìý
Ppt fungsi eksponensial
Ppt fungsi eksponensialPpt fungsi eksponensial
Ppt fungsi eksponensial
Putridwifa
Ìý
Fungsi komposisi dan fungsi invers -ppt
Fungsi komposisi dan fungsi invers -pptFungsi komposisi dan fungsi invers -ppt
Fungsi komposisi dan fungsi invers -ppt
Ulfa Nur Afifah
Ìý
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
Ìý
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
Eman Mendrofa
Ìý
Relasi dan fungsi PPT
Relasi dan fungsi PPTRelasi dan fungsi PPT
Relasi dan fungsi PPT
Sherly Oktaviani
Ìý
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Nailul Hasibuan
Ìý
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
Pawit Ngafani
Ìý
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
oilandgas24
Ìý
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMASTRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
STRUKTUR ALJABAR GRUP - HOMOMORFISMA
endahnurfebriyanti
Ìý
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
Sugiatno Sakidin
Ìý
Powerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku BanyakPowerpoint Suku Banyak
Powerpoint Suku Banyak
reno sutriono
Ìý
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARANTEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
TEOREMA-TEOREMA LINGKARAN
Veby Anggriani
Ìý
PPT Perbandingan
PPT PerbandinganPPT Perbandingan
PPT Perbandingan
Bety Pertiwi
Ìý
Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)
Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)
Izzaturrahmi (power point perbandingan trigonometri)
IZZATUR RAHMI
Ìý
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
Ìý
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
rajabvebrian
Ìý
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Nia Matus
Ìý
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
Ulfa Nur Afifah
Ìý

Similar to KETERBAGIAN (bagian 1).pptx (20)

Keterbagian
KeterbagianKeterbagian
Keterbagian
Asrifida Juwita Tanjung
Ìý
cara menentukan pembagian dengan modula dan
cara menentukan pembagian dengan modula dancara menentukan pembagian dengan modula dan
cara menentukan pembagian dengan modula dan
rusdyihabsyi1
Ìý
hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.
hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.
hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.
sartikatumanggor01
Ìý
vektor
vektorvektor
vektor
roynaldos
Ìý
Bilangan bulat
Bilangan bulatBilangan bulat
Bilangan bulat
arif indriyanto
Ìý
Sistem Bilangan Lengkap
Sistem Bilangan LengkapSistem Bilangan Lengkap
Sistem Bilangan Lengkap
Putri Rizqi
Ìý
Teori Bilangan Bulat.pptx.ppt
Teori Bilangan Bulat.pptx.pptTeori Bilangan Bulat.pptx.ppt
Teori Bilangan Bulat.pptx.ppt
SellySitio
Ìý
materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)
materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)
materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)
RudyAkbar4
Ìý
Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...
Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...
Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...
Asa Robby
Ìý
Teori Bilangan Pertemuan ke 3
Teori Bilangan Pertemuan ke 3Teori Bilangan Pertemuan ke 3
Teori Bilangan Pertemuan ke 3
Ngadiyono Ngadiyono
Ìý
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
Abdul Rais P
Ìý
Lap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dmLap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dm
arrinidittamargarani
Ìý
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
Citzy Fujiezchy
Ìý
Persamaan kuadrat
Persamaan kuadratPersamaan kuadrat
Persamaan kuadrat
Klara Tri Meiyana
Ìý
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Sulistiyo Wibowo
Ìý
Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)
arrinidittamargarani
Ìý
Soal to nasional matematika STIS
Soal to nasional matematika STISSoal to nasional matematika STIS
Soal to nasional matematika STIS
Adam Chandra
Ìý
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
Ìý
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
RestuAdji5
Ìý
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Agoeng Siswantara
Ìý
cara menentukan pembagian dengan modula dan
cara menentukan pembagian dengan modula dancara menentukan pembagian dengan modula dan
cara menentukan pembagian dengan modula dan
rusdyihabsyi1
Ìý
hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.
hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.
hasil-kali-skalar-dua-vektor. kelas xii.
sartikatumanggor01
Ìý
vektor
vektorvektor
vektor
roynaldos
Ìý
Sistem Bilangan Lengkap
Sistem Bilangan LengkapSistem Bilangan Lengkap
Sistem Bilangan Lengkap
Putri Rizqi
Ìý
Teori Bilangan Bulat.pptx.ppt
Teori Bilangan Bulat.pptx.pptTeori Bilangan Bulat.pptx.ppt
Teori Bilangan Bulat.pptx.ppt
SellySitio
Ìý
materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)
materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)
materi Vektor SMA kelas XI (pengertian,pembagian ruas)
RudyAkbar4
Ìý
Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...
Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...
Bilangan Bulat STAIPI Garut Bilangan Bulat STAIPI GarutBilangan Bulat STAIPI ...
Asa Robby
Ìý
Teori Bilangan Pertemuan ke 3
Teori Bilangan Pertemuan ke 3Teori Bilangan Pertemuan ke 3
Teori Bilangan Pertemuan ke 3
Ngadiyono Ngadiyono
Ìý
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
Abdul Rais P
Ìý
Lap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dmLap individu siklus 1 arrini dm
Lap individu siklus 1 arrini dm
arrinidittamargarani
Ìý
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Sulistiyo Wibowo
Ìý
Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)Arrini ditta margarani (2016066155)
Arrini ditta margarani (2016066155)
arrinidittamargarani
Ìý
Soal to nasional matematika STIS
Soal to nasional matematika STISSoal to nasional matematika STIS
Soal to nasional matematika STIS
Adam Chandra
Ìý
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Ig Fandy Jayanto
Ìý
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
RestuAdji5
Ìý
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Agoeng Siswantara
Ìý

Recently uploaded (8)

PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
FarisHisyam1
Ìý
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptxTidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
ResidenRoom
Ìý
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
isugiarta76
Ìý
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptxPengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
FarhanFadillah28
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptxPengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
akpertiwi98
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
mimosaasyifaa
Ìý
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
FarisHisyam1
Ìý
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptxTidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
ResidenRoom
Ìý
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
isugiarta76
Ìý
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptxPengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
FarhanFadillah28
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptxPengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
akpertiwi98
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
mimosaasyifaa
Ìý

KETERBAGIAN (bagian 1).pptx

  • 2. RELASI KETERBAGIAN Definisi 2.1 Bilangan bulat a membagi (habis) bilangan bulat b ditulis a|b , jhj ada bilangan bulatn k sedemikian sehingga b=ka . Jika a tidak membagi (habis) b maka ditulis a|b
  • 3. RELASI KETERBAGIAN Contoh 1. 5|30 sebab ada bilangan bulat 6, sedemikian sehingga 6x5 = 30 2. 7|-21 sebab ada bilangan bulat -3, sedemikian sehingga -3x7=-21 3. 8|27 sebab tidak ada bilangan bulat k, sedemikian sehingga kx8 = 27
  • 4. RELASI KETERBAGIAN Bilangan k pada definisi 2.1 adalah tunggal, sebab jika ada bilangan bulat m selain k sedemikian sehingga b=ma dan b=ka Maka ma=ka m=k (kanselasi)
  • 5. RELASI KETERBAGIAN Jika a = 0 dan b ≠ 0, maka tidak ada k yang memenuhi b = ka Tetapi jika a ≠ 0 dan b = 0, maka terdapat tak hingga k yang memenuhi b = ka.
  • 6. RELASI KETERBAGIAN Istilah dalam keterbagian a|b , disebut sebagai: a membagi b b terbagi a a adalah faktor dari b a adalah pembagi b b adalah kelipatan dari a
  • 7. RELASI KETERBAGIAN Apabila a, b dan k bilangan bulat dengan a≠0 dan b=ka, maka: k disebut sebagai hasil bagi (quotient) dari b oleh a. k adalah faktor dari b yang menjadi komplemen (sekawan) dari a a dan k adalah pembagi-pembagi sekawan
  • 8. TEOREMA 2.1 Jika a|b dan b|c maka a|c Bukti: a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga ka=b...(1) b|c maka terdapat bilangan bulat m sehingga mb=c...(2) Dari (1) dan (2) diperoleh: c = mb = m(ka) = (mk)a Menurut definisi 2.1 diperoleh a|c (terbukti) Berarti relasi keterbagian pada himpunan bilangan bulat mempunyai sifat transitif
  • 9. TEOREMA 2.2 Jika a|b maka a|mb Bukti: a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga ka=b diperoleh mb = m(ka) = (mk) a Dengan demikian a membagi habis setiap kelipatan b yaitu a|mb untuk setiap bilangan bulat m.
  • 10. TEOREMA 2.3 Apabila a|b dan a|c maka a|(b+c) ,a| (b-c) dan a|bc Bukti: a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga b = ka * a|c maka terdapat bilangan bulat m sehingga c = ma ** Dari * dan ** diperoleh (i) b+c = ka +ma = (k+m) a berarti a|(b+c) (ii) b-c = ka - ma = (k-m) a berarti a|(b-c) (iii) bc = (ka)(ma) = (km) a berarti a|bc Terbukti
  • 11. TEOREMA 2.4 (sifat linearitas) Apabila a|b dan a|c maka a|(mb+nc) Bukti: a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga b = ka * a|c maka terdapat bilangan bulat p sehingga c = pa ** Dari * dan ** diperoleh mb + nc = mka + npa = (mk +np) a sehingga a|(mb+nc) Terbukti
  • 12. TEOREMA 2.5 Berdasarkan definisi dan teorema sebelumnya, buktikan teorema dibawah ini: (i) a|a untuk setiap bilangan bulat a (sifat reflektif) (ii) Jika a|b maka ma|mb untuk setiap bilangan bulat m (iii) Jika ma|mb dengan m≠0, maka a|b (iv) 1|a dan a|0 (v) Jika 0|a maka a=0 (vi) Jika a|b dengan b≠0 maka |a| | |b| (vii)Jika a|b dengan b|a maka |a|= |b|
  • 13. CONTOH : 1) Buktikan bahwa : Jika a | b dan a | (b+c) maka a | c. Bukti : a | b berarti ∃ k bilangan Bulat ∋ b = ak a | (b+c) berarti ∃ l bilangan Bulat ∋ (b+c) = al Sehingga ( b+c ) – b = c = a. (l-k) atau a | c. (Terbukti) 2) Buktikan bahwa : Jika a | b dan c | d maka ac | bd Bukti : a | b berarti ∃ m bilangan Bulat ∋ b = am c | d berarti ∃ n bilangan Bulat ∋ d = cn Sehingga diperoleh : bd = (am).(cn) = (ac).(mn) Karena (mn) bilangan Bulat maka ac | bd. (Terbukti)
  • 14. CONTOH : 3) Buktikan bahwa : Jika a | (b2 – 1) maka a | (b4 – 1) Bukti : a | (b2 – 1) berarti ∃ n bilangan Bulat ∋ b2 – 1 = an…….(*) Jika kedua ruas dari persamaan (*) masing-masing dikalikan b2 + 1, maka diperoleh : (b2 – 1)( b2 + 1) = an. (b2 + 1) (b4 – 1) = a {n(b2 + 1)}……….(**) Dengan kata lain, dari persamaan (**) tampak bahwa a | (b4 – 1). Terbukti
  • 15. LATIHAN SOAL : 1. Buktikan bahwa jika d | a dan d | b maka d | (pa – qb) 2. Buktikan bahwa 6 | ( a3 – a) , untuk setiap bilangan Bulat a
  • 17. Definisi 2.2 Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka bilangan bulat d disebut faktor persekutuan dari a dan b jika dan hanya jika d|a dan d|b • 1 adalah pembagi dari setiap bilangan bulat, maka faktor persekutuan a dan b tidak pernah kosong • Jika a=b=0 maka setiap bilangan bulat merupakan faktor persekutuan dari a dan b. • Apabila salah satu dari a dan b bukan 0 maka himpunan semua faktor persekutuan dari a dan b adalah himpunan berhingga, sehingga dapat diketahui faktor terbesarnya.
  • 18. Definisi 2.3 Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat yang sekurang-kurangnya satu diantarnya tidak sama dengan 0, maka faktor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b disimbolkan (a,b) adalah suatu bilangan bulat positif, misalnya d yang memenuhi: (i) d|a dan d|b serta (ii) Jika e|a dan e|b, maka e≤d
  • 19. Teorema 2.6 Jika (a,b) = d maka (a:d,b:d)=1 Contoh (4,12)=4 maka (4:4,12:4)=(1,3)=1 Bukti: Misalkan (a:d, b:d)=c maka c≥1 dan c|(a:d) dan c|(b:d) c|(a:d) maka ada bilangan bulat m sehingga (a:d)= mc atau a=mcd c|(b:d) maka ada bilangan bulat n sehingga (b:d)= nc atau b=ncd Karena a=mcd dan b=ncd maka cd adalah faktor persekutuan dari a dan b. Karena (a,b)=d maka cd≤d yaitu c ≤1, sebab d suatu bilangan bulat positif Karena c≥1 dan c ≤1 maka c=1(terbukti)
  • 20. Apabila a dan b dua bilangan bulat positif dengan (a,b)=1 maka dikatakan bahwa a dan b relatif prima atau a prima relatif terhadap b
  • 21. CONTOH 1. Jika a | b dan a > 0 maka (a,b) = a Bukti : Misalkan (a,b) = c maka c | a dan c | b ( c ≤ a dan c ≤ b ) a | a dan a | b maka a ∈ factor dari a dan b atau F(a,b), dengan c ≤ a Maka FPB dari a dan b atau (a,b) = a. Terbukti.
  • 22. CONTOH 2. Buktikan bahwa (a,b) = (a+b, b) Bukti : Misalkan (a,b) = d maka d | a dan d | b. Berdasarkan Teorema (3) Sifat Pembagian Habis, yaitu : d | a dan d | b maka d | (a+b) karena : d | (a + b) maka d adalah factor dari a+b dan b d | a atau d ∈ F(a+b, b). Ambil sebarang c ∈ F(a+b, b) maka c | (a+b) dan c | b. Berdasarkan Teorema (3) Sifat Pembagian Habis, yaitu : c | (a + b) c | b maka c | a Karena c | a dan c | b maka c ∈ F (a,b) dan (a,b) = d maka c ≤ d. Sedangkan, c ∈ F(a+b, b) maka d = (a+b,b) Terbukti.
  • 23. SOAL : 2.Buktikan bahwa : Jika (a,b) = (a - b, a), dengan b < a. Contoh: (9,6) = 3 (9-6, 9) = 3 Bukti: Misalkan (a,b)= d, maka d I a dan d I b Mka menurut teorema keterbagian 3: d I (a-b) d I a Maka d ∈ F(a-b, a) Ambil sembarang c ∈ F(a-b, a) maka c l a-b dan c I a Menurut teorema keterbagian c I b c I a dan c Ib maka c ∈ F(a, b) Karena (a,b)= d maka c ≤ d Sedangkan c ∈ F(a-b, a) maka d= (a-b,b)