Kajian menunjukkan bahwa pemberian artemia dewasa kepada ikan hias clownfish dapat meningkatkan frekuensi pemijahan menjadi 4 kali per bulan dibandingkan dengan pemberian udang dan cacing yang hanya 2-3 kali per bulan. Jumlah larva yang dihasilkan juga lebih banyak dan stabil, berkisar antara 508-697 ekor per kali pemijahan.
Ringkasan dokumen tentang budidaya ikan air tawar dengan bioflok:
1. Bioflok adalah kumpulan organisme alami seperti bakteri dan jamur yang terbentuk dalam gumpalan dan menjadi makanan tambahan untuk ikan.
2. Metode budidaya ini dapat mengurangi kebutuhan pakan buatan hingga 30-40% dan meningkatkan efisiensi budidaya.
3. Tahapan budidayanya meliputi persiapan kolam, penambahan
1. Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya ikan lele dalam kolam terpal, mulai dari persiapan kolam, pemeliharaan larva, pemijahan, hingga pencegahan penyakit Aeromonas.
2. Langkah-langkah penting yang dijelaskan adalah pemupukan dan pengeringan kolam, pemeliharaan pakan alami, pemijahan secara alami, dan teknik penanganan larva yang hati-hati untuk mencegah stres dan
Dokumen tersebut membahas tentang usaha pembenihan ikan lele mulai dari persiapan induk, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva, pendederan, hingga pemanenan. Proses pembenihan ikan lele melibatkan berbagai tahap manajemen mulai dari kualitas air, pakan, hingga penanganan benih.
Budidaya belut membahas tentang sejarah, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, pedoman teknis budidaya, dan analisis ekonomi budidaya belut. Budidaya belut menjanjikan peluang bisnis yang baik karena permintaan konsumen terus meningkat.
Dokumen tersebut merangkum proses budidaya ikan Kerapu, Bandeng, dan Baronang di Keramba Jaring Apung (KJA) UPTD PPBLP Kabupaten Barru. Terdapat informasi tentang pemilihan lokasi, peralatan yang digunakan, proses budidaya, hama dan penyakit, serta panen dan pemasaran hasil budidaya. Organisme yang dibudidayakan dipilih karena pertumbuhannya cepat dan nilai ekonomisnya tinggi.
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
Budidaya ikan mujair memerlukan persiapan media dengan membersihkan dan mengapur kolam serta memberi pupuk. Ikan diberi pakan berupa tepung ikan, tepung kopra, dan dedak, atau pellet protein 20-30%. Hama seperti bebeasan, ular, dan burung dapat dikendalikan dengan minyak tanah, pagar, atau rumbai. Penyakit dicegah dengan membersihkan kolam, pakan yang memadai, dan mencegah binatang
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya lele Sangkuriang, yaitu strain baru lele dumbo hasil rekayasa genetik untuk meningkatkan mutu. Dokumen menjelaskan cara budidaya lele Sangkuriang mulai dari persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, hingga pemanenan.
Penggunaan Teknik Ablasi Tangkai Mata Pada Pematangan Ovarium Induk Rajungan...CRABERS
Ìý
Dokumen ini menganalisis hasil penggunaan teknik ablasi tangkai mata pada pematangan ovarium induk rajungan Portunus pelagicus. Induk yang digunakan memiliki tingkat kematangan ovarium II dan III dengan ukuran 150-250 g. Ablasi dilakukan 1,6 mm dari pangkal tangkai mata, kemudian direndam dalam larutan elbazin. Parameter yang diamati adalah sintasan induk, periode latensi, derajat kematangan ovarium, dan ketahanan
Dokumen ini memberikan informasi tentang budidaya ikan nila dan lele menggunakan sistem bioflok di kolam terpal. Sistem ini memungkinkan budidaya yang lebih ramah lingkungan, hemat lahan dan air, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan. Prinsipnya adalah memanfaatkan bakteri untuk mengubah limbah ikan menjadi pakan tambahan melalui pembentukan bioflok. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan budidaya
Dokumen tersebut memberikan panduan budidaya lele dalam sistem bak terpal mulai dari pendederan satu hingga tiga. Ia menjelaskan tentang persiapan media, padat tebar benih, manajemen pakan, dan pemeliharaan untuk mendapatkan hasil panen berukuran 5-7 cm, 10-15 cm. Dokumen ini memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas budidaya lele dengan sumber daya terbatas.
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
Ìý
Dokumen ini membahas upaya memproduksi udang putih (Litopenaeus vannamei) sebagai udang konsumsi (udang sayur) di bak-bak bekas pembenihan udang (backyard hatchery) untuk memberdayakan bak-bak tersebut. Udang dipelihara dari umur PL8-PL10 selama 2-2,5 bulan dengan kepadatan awal berbeda antara 5.000-30.000 ekor/bak. Hasilnya, kepadatan awal 5.000 dan 10.000 ekor/bak menghas
More Related Content
Similar to Perbaikan Teknik Pemeliharaan Larva Pada Produksi Masal Benih Rajungan Portunus pelagicus(BBAP TAKALAR) (20)
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
Budidaya ikan mujair memerlukan persiapan media dengan membersihkan dan mengapur kolam serta memberi pupuk. Ikan diberi pakan berupa tepung ikan, tepung kopra, dan dedak, atau pellet protein 20-30%. Hama seperti bebeasan, ular, dan burung dapat dikendalikan dengan minyak tanah, pagar, atau rumbai. Penyakit dicegah dengan membersihkan kolam, pakan yang memadai, dan mencegah binatang
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya lele Sangkuriang, yaitu strain baru lele dumbo hasil rekayasa genetik untuk meningkatkan mutu. Dokumen menjelaskan cara budidaya lele Sangkuriang mulai dari persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, hingga pemanenan.
Penggunaan Teknik Ablasi Tangkai Mata Pada Pematangan Ovarium Induk Rajungan...CRABERS
Ìý
Dokumen ini menganalisis hasil penggunaan teknik ablasi tangkai mata pada pematangan ovarium induk rajungan Portunus pelagicus. Induk yang digunakan memiliki tingkat kematangan ovarium II dan III dengan ukuran 150-250 g. Ablasi dilakukan 1,6 mm dari pangkal tangkai mata, kemudian direndam dalam larutan elbazin. Parameter yang diamati adalah sintasan induk, periode latensi, derajat kematangan ovarium, dan ketahanan
Dokumen ini memberikan informasi tentang budidaya ikan nila dan lele menggunakan sistem bioflok di kolam terpal. Sistem ini memungkinkan budidaya yang lebih ramah lingkungan, hemat lahan dan air, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan. Prinsipnya adalah memanfaatkan bakteri untuk mengubah limbah ikan menjadi pakan tambahan melalui pembentukan bioflok. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan budidaya
Dokumen tersebut memberikan panduan budidaya lele dalam sistem bak terpal mulai dari pendederan satu hingga tiga. Ia menjelaskan tentang persiapan media, padat tebar benih, manajemen pakan, dan pemeliharaan untuk mendapatkan hasil panen berukuran 5-7 cm, 10-15 cm. Dokumen ini memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas budidaya lele dengan sumber daya terbatas.
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
Ìý
Dokumen ini membahas upaya memproduksi udang putih (Litopenaeus vannamei) sebagai udang konsumsi (udang sayur) di bak-bak bekas pembenihan udang (backyard hatchery) untuk memberdayakan bak-bak tersebut. Udang dipelihara dari umur PL8-PL10 selama 2-2,5 bulan dengan kepadatan awal berbeda antara 5.000-30.000 ekor/bak. Hasilnya, kepadatan awal 5.000 dan 10.000 ekor/bak menghas
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
Ìý
Perbaikan Teknik Pemeliharaan Larva Pada Produksi Masal Benih Rajungan Portunus pelagicus(BBAP TAKALAR)
1. Perbaikan Teknik Pemeliharaan Larva Pada Produksi Masal Benih
Rajungan Portunus pelagicus*
Saldyansah Effendy, Faidar, Sudirman, Eddy Nurcahyono**
Abstrak
Perekayasaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
produksi masal benih rajungan Portunus pelagicus. Penekanan perekayasaan
meliputi pemilihan dan pemeliharaan induk, peningkatan nutrisi larva,
pengurangan kanibalisme dan perbaikan kualitas lingkungan. Induk yang
digunakan berukuran 200 – 250 g/individu. Wadah pemeliharaan bersubstrat
pasir koral dengan kepadatan induk 1 ekor/m 2. Pakan yang diberikan adalah
cumi-cumi dan ikan rucah dengan prosentase masing-masing 70% dan 30%,
diberikan sebanyak 10 – 15% bobot biomass per hari. Pergantian air dilakukan
sebanyak 100-200% per hari. Induk yang telah bertelur (saline) dipindahkan
pada bak penetasan volume 100 L saat telur telah berwarna coklat kehitaman.
Salinitas pada pemeliharaan induk adalah 32 ppt, kemudian diturunkan hingga
29 - 30 ppt menjelang penetasan. Larva yang telah menetas dipelihara pada bak
3 m3 dengan padat tebar larva berkisar 50 - 60 ind/L. Stadia zoea (Z) hingga
megalopa diberi Chlorella sp, pakan buatan, serta rotifer Brachionous sp dan
artemia yang diperkaya dengan HUFA. Pakan buatan diberikan 3 kali per hari,
sebanyak 0,3; 0,35; 0,40 dan 0,5 ppm masing-masing untuk Z-1, Z-2, Z-3, dan Z-
4. Kepadatan Chlorella sp adalah 4 – 5 x 104 sel/mL, sedangkan rotifer : 10 – 15
ind/mL. Artemia mulai diberikan pada perpindahan fase Z-2 dan Z-3 dengan
kepadatan 1 – 3 ind/mL dan meningkat menjadi 3 – 5 ind/mL pada megalopa.
Kanibalisme dikurangi dengan memasang pelindung (shelter) pada kolom air dan
dasar wadah, dilakukan mulai stadia Z-3. Pergantian air per hari dilakukan mulai
Z1 sebanyak 30%, kemudian meningkat pada stadia berikutnya hingga
mencapai 100% pada crablet. Penggunaan probiotik sebanyak 5 – 10 ppm
dilakukan mulai Z1 hingga stadia crablet. Pakan pada crablet adalah ebi atau
rebon sebanyak 3 – 5% biomass perhari. Kanibalisme pada crab dihindari
dengan memberikan shelter yang digantung pada kolom air dan dasar wadah.
Sintasan hingga crablet-5 dapat mencapai 5,50% dengan tingkat ketahanan
larva mencapai 92%.
Kata kunci : teknik pemeliharaan, kualitas, kuantitas, larva rajungan
________________________________________________________________
*) Makalah disampaikan pada Pertemuan Teknis Lintas UPT Pusat Budidaya Air
Payau dan Laut tanggal 19 – 21 Juli 2005 di Imperial Aryaduta Makassar
**) BBAP Takalar