Dokumen tersebut menjelaskan tentang perhitungan panjang landasan pacu yang diperlukan untuk pesawat bermesin turbin berdasarkan karakteristik operasinya. Terdapat empat kasus yang dihitung yaitu tinggal landas normal, tinggal landas dengan gagal mesin, gagal tinggal landas dengan gagal mesin, dan pendaratan normal. Komponen panjang landasan yang diperlukan adalah panjang landas pacu, panjang landas pacu yang aman, panjang area pengaman, dan
Balok beton berdimensi 300x850 mm dengan tulangan tekan 2 batang 12 mm dan tulangan tarik 6 batang 36 mm dapat menahan momen lentur maksimum 592,998 kNm atau 659,11 kNm berdasarkan perhitungan metode penampang transformasi.
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Dokumen tersebut membahas perencanaan struktur gording atap bangunan. Pertama, dilakukan perhitungan beban mati, hidup, air hujan dan angin yang bekerja pada dua potongan atap dengan kemiringan berbeda. Kemudian, dilakukan kombinasi pembebanan berdasarkan standar untuk mendapatkan beban terbesar yang akan digunakan dalam perencanaan. Profil baja CNP16 dipilih untuk menopang gording berdasarkan kontrol bent
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pelebaran perkerasan pada tiga tikungan jalan kelas I dengan kecepatan rencana 80 km/jam. Diantaranya adalah perhitungan radius lengkung, lebar perkerasan, kebebasan samping, tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi, serta jarak minimum antara sumbu lajur dalam dengan penghalang.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem sambungan pada struktur baja, termasuk jenis sambungan seperti las, baut, dan paku keling, serta perencanaan dan mekanisme berbagai jenis sambungan."
The document discusses the design of reinforcement for beams. It includes calculations for:
1) Flexural reinforcement on the top and bottom of the beam based on the bending moment. The reinforcement ratio is calculated and stirrups are designed.
2) Shear reinforcement to resist the shear force. The shear capacity of the concrete and shear reinforcement is calculated. Stirrup spacing and sizes are determined.
3) Checking for torsional effects and determining they must be considered in the design.
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
The document is a structural design project for the concrete foundation of a mosque floor plan. It includes the preliminary design, load calculations, structural analysis, and design of reinforced concrete beams. Key details include:
- Floor plan dimensions and material properties
- Dead and live load calculations
- Maximum bending moments and shear forces for different beam spans
- Design of beams for the span with the highest bending moment, checking capacity, ductility, and reinforcement spacing
The document provides calculations for determining the required reinforcement of a concrete beam (balok) with the following information:
- Concrete compressive strength is 20 MPa
- Steel yield strength is 400 MPa
- Beam dimensions are 25cm x 40cm
- Loads include wall weight, floor finish weight, and live loads from balconies
Bending moments are calculated at different points along the beam due to the varying loads. Required steel reinforcement is then determined based on the bending moment values and reinforcement ratios from code tables. Reinforcement amounts are provided for three sections of the beam labeled A-B, B-C, and C-D.
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
1. Dokumen membahas tentang penurunan tanah akibat beban, yang terdiri atas penurunan segera dan penurunan konsolidasi. Penurunan segera terjadi pada tanah kasar atau kering, sedangkan penurunan konsolidasi terjadi pada tanah halus di bawah muka air tanah.
2. Metode yang dijelaskan untuk memperkirakan penurunan segera meliputi penggunaan persamaan elastisitas untuk berbagai bentuk lu
Dokumen tersebut membahas tentang rumus-rumus untuk menghitung kapasitas tiang pancang secara dinamik dengan menggunakan berbagai formula seperti Hilley, Janbu, ENR, dan Navy-McKay. Juga dijelaskan tentang nilai-nilai koefisien yang digunakan dalam rumus-rumus tersebut seperti koefisien restitusi dan kompresi. Contoh perhitungan kapasitas tiang pancang juga disajikan untuk membantu pemahaman.
Dokumen ini berisi perhitungan struktur slab lantai jembatan di Yogyakarta. Termasuk perhitungan berat sendiri, beban tambahan, beban truk, beban angin, dan pengaruh temperatur untuk mendapatkan momen pada slab. Kemudian dilakukan pemilihan tulangan lentur positif dan negatif berdasarkan momen tersebut dengan mempertimbangkan mutu beton dan baja serta tebal slab.
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)Sumarno Feriyal
油
This document describes the analysis of a multi-story frame structure using the cross method and Takabeya method in structural mechanics. Key steps include:
1) Calculating stiffness and distribution coefficients for each member;
2) Computing primary moments due to external loads and vibration;
3) Solving equations to determine support reactions for different vibration modes;
4) Calculating shear and moment coefficients to determine initial rotational moments.
Modul kuliah ini membahas pengenalan jembatan baja, termasuk pengertian jembatan, material yang digunakan khususnya baja, keuntungan menggunakan baja sebagai material jembatan, dan pembagian jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur seperti gelagar I, gelagar pelat, gelagar kotak, dan rangka. Tujuan pembelajaran adalah memahami pengertian, struktur, dan anatomi
The document discusses airport pavement design methods, including the Flexible and Rigid pavement types. It describes the layers of surfaces, base, and subbase courses and their functions. It covers the CBR method developed by the US Corps of Engineers for airport pavement design, which considers aircraft wheel loads and pressures. Variables in the CBR method include soil CBR values, aircraft type and traffic, and material specifications. Examples are given for calculating layer thicknesses using the CBR and FAA methods.
Contoh soal perencanaan pondasi telapak untuk mendukung beban 150 KN/m pada tanah lempung dengan tebal fondasi 20 cm. Lebar pondasi yang dibutuhkan adalah 1,25 m dengan mempertimbangkan faktor aman 3. Contoh kedua membahas perencanaan pondasi bujur sangkar untuk struktur dengan kedalaman air tanah yang dalam. Dimensi pondasi yang dibutuhkan adalah lebar 1,55 m.
Bab 3 membahas respons sistem satu derajat kebebasan terhadap pembebanan harmonis. Sistem tersebut akan bergerak harmonis jika dipengaruhi secara harmonis, dengan amplitudo maksimum pada resonansi. Untuk sistem teredam, amplitudo steady state-nya dapat dihitung dengan mempertimbangkan rasio frekuensi dan redaman. Metode bandwidth digunakan untuk mengevaluasi nilai redaman berdasarkan lebar kurva resonansi.
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
The document is a structural design project for the concrete foundation of a mosque floor plan. It includes the preliminary design, load calculations, structural analysis, and design of reinforced concrete beams. Key details include:
- Floor plan dimensions and material properties
- Dead and live load calculations
- Maximum bending moments and shear forces for different beam spans
- Design of beams for the span with the highest bending moment, checking capacity, ductility, and reinforcement spacing
The document provides calculations for determining the required reinforcement of a concrete beam (balok) with the following information:
- Concrete compressive strength is 20 MPa
- Steel yield strength is 400 MPa
- Beam dimensions are 25cm x 40cm
- Loads include wall weight, floor finish weight, and live loads from balconies
Bending moments are calculated at different points along the beam due to the varying loads. Required steel reinforcement is then determined based on the bending moment values and reinforcement ratios from code tables. Reinforcement amounts are provided for three sections of the beam labeled A-B, B-C, and C-D.
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
1. Dokumen membahas tentang penurunan tanah akibat beban, yang terdiri atas penurunan segera dan penurunan konsolidasi. Penurunan segera terjadi pada tanah kasar atau kering, sedangkan penurunan konsolidasi terjadi pada tanah halus di bawah muka air tanah.
2. Metode yang dijelaskan untuk memperkirakan penurunan segera meliputi penggunaan persamaan elastisitas untuk berbagai bentuk lu
Dokumen tersebut membahas tentang rumus-rumus untuk menghitung kapasitas tiang pancang secara dinamik dengan menggunakan berbagai formula seperti Hilley, Janbu, ENR, dan Navy-McKay. Juga dijelaskan tentang nilai-nilai koefisien yang digunakan dalam rumus-rumus tersebut seperti koefisien restitusi dan kompresi. Contoh perhitungan kapasitas tiang pancang juga disajikan untuk membantu pemahaman.
Dokumen ini berisi perhitungan struktur slab lantai jembatan di Yogyakarta. Termasuk perhitungan berat sendiri, beban tambahan, beban truk, beban angin, dan pengaruh temperatur untuk mendapatkan momen pada slab. Kemudian dilakukan pemilihan tulangan lentur positif dan negatif berdasarkan momen tersebut dengan mempertimbangkan mutu beton dan baja serta tebal slab.
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)Sumarno Feriyal
油
This document describes the analysis of a multi-story frame structure using the cross method and Takabeya method in structural mechanics. Key steps include:
1) Calculating stiffness and distribution coefficients for each member;
2) Computing primary moments due to external loads and vibration;
3) Solving equations to determine support reactions for different vibration modes;
4) Calculating shear and moment coefficients to determine initial rotational moments.
Modul kuliah ini membahas pengenalan jembatan baja, termasuk pengertian jembatan, material yang digunakan khususnya baja, keuntungan menggunakan baja sebagai material jembatan, dan pembagian jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur seperti gelagar I, gelagar pelat, gelagar kotak, dan rangka. Tujuan pembelajaran adalah memahami pengertian, struktur, dan anatomi
The document discusses airport pavement design methods, including the Flexible and Rigid pavement types. It describes the layers of surfaces, base, and subbase courses and their functions. It covers the CBR method developed by the US Corps of Engineers for airport pavement design, which considers aircraft wheel loads and pressures. Variables in the CBR method include soil CBR values, aircraft type and traffic, and material specifications. Examples are given for calculating layer thicknesses using the CBR and FAA methods.
Contoh soal perencanaan pondasi telapak untuk mendukung beban 150 KN/m pada tanah lempung dengan tebal fondasi 20 cm. Lebar pondasi yang dibutuhkan adalah 1,25 m dengan mempertimbangkan faktor aman 3. Contoh kedua membahas perencanaan pondasi bujur sangkar untuk struktur dengan kedalaman air tanah yang dalam. Dimensi pondasi yang dibutuhkan adalah lebar 1,55 m.
Bab 3 membahas respons sistem satu derajat kebebasan terhadap pembebanan harmonis. Sistem tersebut akan bergerak harmonis jika dipengaruhi secara harmonis, dengan amplitudo maksimum pada resonansi. Untuk sistem teredam, amplitudo steady state-nya dapat dihitung dengan mempertimbangkan rasio frekuensi dan redaman. Metode bandwidth digunakan untuk mengevaluasi nilai redaman berdasarkan lebar kurva resonansi.
Landasan pacu dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional pesawat terbang dalam berbagai kondisi, seperti lepas landas dan mendarat normal, kegagalan mesin, pendekatan yang kurang sempurna, atau overshoot. Faktor-faktor seperti jenis pesawat, lingkungan sekitar, dan kondisi operasi dipertimbangkan untuk menentukan panjang landasan pacu yang dibutuhkan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai perencanaan geometri runway bandara menurut metode ICAO. Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti temperatur, elevasi, kemiringan, dan angin permukaan untuk menentukan panjang minimum runway agar operasi pesawat berlangsung aman. Panjang runway dihitung dengan rumus yang memperhitungkan faktor koreksi dari kondisi lokal bandara.
Metode transportasi merupakan metode untuk memilih jalur distribusi barang dari lokasi sumber ke lokasi permintaan dengan biaya minimum. Terdapat beberapa metode penyelesaian seperti North West Corner, Least Cost, dan Vogel Approximation Method yang melibatkan penentuan matriks sumber dan tujuan serta pembagian barang berdasarkan kapasitas dan biaya terendah.
Program ini menghitung luas permukaan dan volume dari 7 bangun ruang (kubus, balok, bola, limas segi empat, tabung, kerucut, prisma tegak segitiga) menggunakan bahasa C++. Rumus dan contoh kodingnya dijelaskan secara detail untuk setiap bangun ruang. Program ini bertujuan untuk mempermudah perhitungan luas permukaan dan volume bangun ruang.
Proyek terowongan MRT yang dikerjakan oleh kelompok 7 TBM mata kuliah metode konstruksi kelas E 2022
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, MSc,PhD
Anggota kelompok :
1. Rafilla Hafnan Dahlilliyanto (I0120139)
2. Rendy Tri Saputro (I0120145)
3. Reza Murdani (I0120148)
4. Rifki Hardianto (I0120150)
Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan berbagai kegiatan seperti menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, melakukan reparasi, mengadakan pembekalan dan sebagainya.Untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas seperti pemecah gelombang, dermaga, peralatan tambatan, peralatan bongkar muat barang, gudang-gudang, halaman untuk menimbun barang, perkantoran baik untuk pengelolaan pelabuhan maupun untuk maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar dan penyediaan air bersih. Dan lain sebagainya.
Pekerjaan Tanah Proyek Parkir Barat FT UNS (Perhitungan Metode Konstruksi)aznugroho
油
Contoh perhitungan Metode Konstruksi (Pemindahan Tanah Mekanik, PTM)
Pekerjaan Tanah pada Proyek Parkir Barat Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang berlokasi di utara Gedung 4 FT UNS.
Presentasi ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Metode Konstruksi kelas Ir. Ary Setyawan, MSc.Ph.D.
Garis beras dari perhitungan ini berisi,
1. Lokasi dan data keadaan proyek
2. Jenis-jenis dan perhitungan volume pekerjaan
3. Penggunaan dan produktifitas dari alat-alat berat yang digunakan
4. Biaya dan penjadwalan pekerjaan
Pada bagian lokasi serta data keadaan berisi tentang deskripsi lokasi yang dilengkapi dengan peta dan penjelasan umum tentang pekerjaan tanah yang dilaksanakan.
Jenis dan volume pekerjaan berisi penjelasan perhitungan pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan tanah, seperti pembersihan, pemotongan, pemuatan, pengangkutan, dan pemadatan.
Bagian penggunaan alat adalah menentukan alat yang digunakan dari lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan yang kemudian dihitung produktifitas per jam dari setiap alat berat yang dipakai.
Terakhir, tentang biaya dan penjadwalan merupakan rincian biaya yang dikeluarkan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan. Adapun biaya alat berasal dari harga sewa dari perusahaan CV. Songkro, dan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 4 hari.
Kesimpulan dari perhitungan ini adalah suatu pekerjaan tanah dengan volume bank 807,5 meter kubik pada proyek parkir dengan menggunakan alat berat berupa 2 bulldozer, 1 excavator, 3 dump truck, dan 1 roller compactor selama 4 hari pelaksanaan dengan biaya Rp.26.549.820,-
tim penyusun,
Nur Rohmad
Ahsan Musthafa
Arief Prasetya Adi
Azis Nugroho
Bayu Budi Satria
Dokumen tersebut membahas perhitungan pelat lantai kendaraan untuk konstruksi trotoar yang meliputi perhitungan tebal pelat, kontrol ketebalan terhadap geser dua arah, pembebanan pelat oleh beban mati, beban hidup, dan kombinasi pembebanan. Hasil perhitungan menunjukkan momen maksimum sebesar 34,79 kN pada lapangan dan 30,83 kN pada tumpuan untuk kombinasi pembebanan 5 dan 6.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kinerja pelayanan operasional pelabuhan yang terdiri dari indikator kinerja pelayanan kapal, kinerja bongkar muat, dan tingkat pemakaian fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang, dan lapangan. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur kinerja pelabuhan sesuai dengan standar guna mengetahui tingkat kinerja pelayanan operasional pelabuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang pondasi dan jenis-jenis pondasi yang digunakan pada berbagai tipe bangunan. Pondasi berfungsi untuk mendukung beban bangunan dan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Jenis pondasi dipilih berdasarkan kondisi tanah dan tingkat bangunan, mulai dari pondasi dangkal untuk bangunan sederhana hingga tiang pancang untuk bangunan bertingkat.
Dokumen tersebut membahas informasi yang dibutuhkan dan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan drainase perkotaan, termasuk data topografi, potongan memanjang jalan, hubungan antara sistem drainase dan jalan raya, karakteristik lokasi dan kebutuhan pengolahan air, serta data peta situasi.
Dokumen tersebut membahas mengenai risiko-risiko yang terdapat dalam proyek konstruksi. Risiko dapat berasal dari eksternal seperti perubahan peraturan dan bencana alam, maupun internal seperti manajemen proyek, keterlambatan jadwal, dan kenaikan biaya. Berbagai sumber risiko dapat berdampak negatif terhadap biaya, waktu, dan kualitas proyek konstruksi.
Dokumen tersebut membahas analisis lalu lintas di simpang bersinyal menggunakan metode Webster. Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti lebar lajur, gradien, komposisi kendaraan, belok kanan/kiri, pejalan kaki, dan parkir untuk mengestimasi arus jenuh dan kinerja simpang seperti tundaan rata-rata. Rumus-rumus digunakan untuk memodelkan pengaruh faktor-faktor tersebut pada arus
1. Latihan Soal Perencanaan Panjang Runway
Diketahui data- data sebagai berikut :
1. Panjang dasar landas pacu yang disyaratkan untuk pendaratan pada
kondisi
atmosfer standar tepat pada elevasi muka air laut adalah 2100 m.
2. Panjang dasar landas pacu yang disyaratkan untuk tinggal landas pada
3. kondisi atmosfer standar tepat pada elevasi muka air laut adalah 1700 m.
4. Elevasi bandar udara : 150 m (di atas rata-rata muka air laut).
5. Temperatur acuan bandar udara rata-rata : 24属 C.
6. Temperatur pada kondisi atmosfer standar untuk elevasi 150 m adalah
14,025属 C.
7. Kemiringan landas pacu : 0,5 %.
Hitunglah Panjang Runway Rencana
Jawab:
Koreksi Terhadap Panjang Tinggal Landas
Koreksi terhadap ketinggian :
L = 1700 ( 1.0,07* 150/300)
= 1760 m
Koreksi terhadap ketinggian dan temperatur:
L = 1760 { 0,01 [ 24 (15 0,0065 150)] } = 1936 m
Koreksi terhadap ketinggian, temperatur dan gradien:
L = 1936 { 1 +[ 0,01 0,5] } = 2035 m
Koreksi Terhadap Panjang Pendaratan
Koreksi terhadap ketinggian :
L = 2100 ( 1+ 0,07*150/300)
= 2175 m
Panjang Aktual Landas Pacu yang digunakan
La = 2175 m
2. Perencanaan Apron
Jika di ketahui data-data sebagai berikut :
- Aerodrome Reference code 4E
- Pesawat Rencana Boeing 737- 300
- Jumlah hari efektif dalam 1 tahun = 362 hari
- Jumlah jam Operasi Pesawat = 18 jam per hari
- Waktu Okupansi ( T ) = 30 menit
- Faktor Penggunaan = 0,6
- Volume pada jam Puncak = 5 Pesawat
- Jumlah jam pemakaian Pesawat = 14 jam per hari
- Jumlah Penumpang Berangkat pada jam puncak = 500 orang
- Jumlah Penumpang datang pada jam puncak = 350 orang
- Jumlah penumpang Transit = 100 orang
- Annual Traffic ( Data lalu Lintas Pesawat dalam setahun= 25000 pesawat
Rencanakanlah :
a. Jumlah Gate/Pintu
b. Perencanaan Apron ( Ukuran )
c. Ruang dalam terminal ( Hall keberangkatan, Check in Area,Waiting room,
Hall Kedatangan, Baggage Claim Area)
SOLUSI
a. Jumlah Gate /pintu
= , 夢 /
t : jumlah jam pemakaian pesawat
,
.
= , =
T
x
V
G
3. G : Jumlah Gate / Pintu
V : Volume pada jam puncak
T : Waktu okupansi
袖 : Faktor penggunaan ( 0,5- 0,8 ) = 0,55
b . Luas Apron
- Perhitungan Panjang Apron
Perhitungan panjang apron dengan rumus :
P = ( Daily departure x G ) + C
= (5 *5 )+(4*10) = 65 m
Keterangan :
P : Panjang Apron
G : Jumlah Gate / Pintu
C : Jarak pesawat ke pesawat atau dan pesawat ke terminal
yang selalu diasumsikan 10 m
- Perhitungan Lebar Apron
Perhitungan lebar apron dengan rumus : .
L = Panjang pesawat rencana + Lebar taxi lane ( dari tabel) + C
= 33,4 + 46,5 +10= 89,9 m
Keterangan :
L : Lebar apron
C : Jarak pesawat ke pesawat atau dan pesawat ke terminal
yang selalu diasumsikan 10 m.
Ruangan Dalam Terminal Penumpang
Keberangkatan
Hall Keberangkatan
Hall keberangkatan harus cukup luas untuk menampung penumpang datang pada waktu sibuk
sebelum mereka masuk menuju ke check-in area.
A = 0,75 { a ( 1 + f ) } + 10 %
= 0,75 ( 500(1+2)) +10 %
= 1237,5 m2
A = Luas hall keberangkatan (m2)
a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk
f = jumlah pengantar/penumpang (2 orang)
4. Check in counter.
A = 0,25 ( a + b ) (+10%) .( 2.21 )
= 0,25( 500+100) +( 10%) = 165 m2
A = Luas area check-in ( m )
a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk
b = jumlah penumpang transfer
Waiting Room
N = 1/3 x a ( 2.22 )
= 1/3 * 500 =166,7 = 170 kursi
N = jumlah tempat duduk dibutuhkan
a = jumlah penumpang waktu sibuk
Bagasi :
Panjang Belt Conveyor
L = panjang conveyor belt
p = jumlah pesawat udara saat jam puncak
n = konstanta dari jenis pesawat udara dan jumlah seat
L = (5*20) /3 = 33 m ( circle)
Baggage Claim Area.
A = 0,9 c + 10% ( 2.24 )
= 0,9 * 350 + 10 %
= 346,5 m2
A = Luas baggage claim area (m2)
c = jumlah penumpangl datang pada waktu sibuk
Hall Kedatangan.
Hall kedatangan harus cukup luas untuk menampung penumpang serta penjemput penumpang
pada waktu sibuk. Area ini dapat pula mempunyai fasilitas komersial.
5. A = 0,375 ( a +a.f) + 10%
= 0,375 ( 350+ (350 x 2)) + 10 %
= 433,125 m2
A = Luas area hall kedatangan (m2)
a = jumlah penumpang datang pada waktu sibuk
f = jumlah pengunjung per penumpang (2 orang)
2. Jika di ketahui data-data sebagai berikut :
- Aerodrome Reference code 4E
- Pesawat Rencana Boeing 737- 300
- Jumlah hari efektif dalam 1 tahun = 360 hari
- Jumlah jam Operasi Pesawat = 18 jam per hari
- Waktu Okupansi ( T ) = 30 menit
- Faktor Penggunaan ( 袖) = 0,6
- Volume pada jam Puncak = 6 Pesawat
- Jumlah jam pemakaian Pesawat = 13 jam per hari
- Jumlah Penumpang Berangkat pada jam puncak = 550 orang
- Jumlah Penumpang datang pada jam puncak = 300 orang
- Jumlah penumpang Transit = 150 orang
- Annual Traffic ( Data lalu Lintas Pesawat dalam setahun= 27000 pesawat
Rencanakanlah :
a. Jumlah Gate/Pintu
b. Perencanaan Apron ( Ukuran )
c. Ruang dalam terminal ( Hall keberangkatan, Check in Area,Waiting room,
Hall Kedatangan, Baggage Claim Area)
SOLUSI
a. Jumlah Gate /pintu
= , 夢 /
t : jumlah jam pemakaian pesawat
6. ,
.
==
G : Jumlah Gate / Pintu
V : Volume pada jam puncak
T : Waktu okupansi
袖 : Faktor penggunaan ( 0,5- 0,8 ) = 0,55
b . Luas Apron
- Perhitungan Panjang Apron
Perhitungan panjang apron dengan rumus :
P = ( Daily departure x G ) + C
= (6* 5) +( 7*10)+( 6*28,8) = 272,8 m
Keterangan :
P : Panjang Apron
G : Jumlah Gate / Pintu
C : Jarak pesawat ke pesawat atau dan pesawat ke terminal
yang selalu diasumsikan 10 m
- Perhitungan Lebar Apron
Perhitungan lebar apron dengan rumus : .
L = Panjang pesawat rencana + Lebar taxi lane + C
= (33,4 + 46,5 +10)= 89,9 m
Keterangan :
L : Lebar apron
C : Jarak pesawat ke pesawat atau dan pesawat ke terminal
yang selalu diasumsikan 10 m.
Ruangan Dalam Terminal Penumpang
T
x
V
G
7. Keberangkatan
Hall Keberangkatan
Hall keberangkatan harus cukup luas untuk menampung penumpang datang pada waktu sibuk
sebelum mereka masuk menuju ke check-in area.
A = 0,75 { a ( 1 + f ) } + 10 %
= 0,75 ( 550(1+2)) +10 %
= 1361,25 m2
A = Luas hall keberangkatan (m2)
a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk
f = jumlah pengantar/penumpang (2 orang)
Check in counter.
A = 0,25 ( a + b ) (+10%) .( 2.21 )
= 0,25( 550+150) +( 10%) = 192,5 m2
A = Luas area check-in ( m )
a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk
b = jumlah penumpang transfer
Waiting Room
N = 1/3 x a ( 2.22 )
= 1/3 * 550 =183,33 = 185 kursi
N = jumlah tempat duduk dibutuhkan
a = jumlah penumpang waktu sibuk
Bagasi :
Panjang Belt Conveyor
L = panjang conveyor belt
p = jumlah pesawat udara saat jam puncak
n = konstanta dari jenis pesawat udara dan jumlah seat
L = (6*20) /3 = 40 m ( circle)
Baggage Claim Area.
A = 0,9 c + 10% ( 2.24 )
8. = 0,9 * 300 + 10 %
= 297 m2
A = Luas baggage claim area (m2)
c = jumlah penumpang datang pada waktu sibuk
Hall Kedatangan.
Hall kedatangan harus cukup luas untuk menampung penumpang serta penjemput penumpang
pada waktu sibuk. Area ini dapat pula mempunyai fasilitas komersial.
A = 0,375 ( a +2 a.f) + 10%
= 0,375 ( 300+ (2*300*2)) + 10 %
= 618,75 m2
A = Luas area hall kedatangan (m2)
A = jumlah penumpang datang pada waktu sibuk
f = jumlah pengunjung per penumpang (2 orang)
Contoh :
Tentukan persyaratan panjang landasan (runway length) sesuiai spesifikasi FAR
bagian 25 dan 121 untuk pesawat bermesin turbin dengan karakteristik operasi
pesawat sebagai berikut :
Normal take off :
Lift off distance = 7000 ft
Distance to 35-ft height = 8000 ft,
Engine failure :
Lift off distance = 8200 ft
Distance to 35-ft height = 9100 ft
Engine failure aborted takeoff :
Accelerate-stop distance = 9500 ft
Normal landing :
Stop distance = 5000 ft.
Kasus 1: Tinggal landas Normal (Normal Take-off)
TOD1 = 1,15(D351) = 1,15 8000 = 9200 ft
CL1 max = 0,50[TOD1 - 1,15(LOD1)] = 0,50[9200 1,15(7000)] = 575 ft
TOR1 = TOD1 - CL1 max = 9200 575 = 8625 ft
9. Kasus 2 : Tinggal landas dengan Mesin yang Terganggu (Engine-Failure Take-off)
TOD2 = (D352) = 9100 ft
CL2 max = 0,50[TOD2 - 1,15(LOD2)] = 0,50[9100 1,15(8200)] = 450 ft
TOR2 = TOD2 CL2 max = 9100 450 = 8650 ft
Kasus 3 : Gagal Tinggal landas dengan Mesin Terganggu (Engine-Failure Aborted
Take-off)
FL3 = DAS (accelerate-stop distance) = 9500 ft
Kasus 4 : Pendaratan Normal (Normal Landing)
LD = = = 8333 ft
Penentuan Komponen Panjang Landasan :
FL = max (TOD1, TOD2, DAS, LD) = max(9200, 9100, 9500, 8333) = 9500 ft
FS = max(TOR1, TOR2, LD) = max(8625, 8650, 8333) = 8650 ft
SW = DAS max(TOR1, TOR2, LD) = 9500 max(8625, 8650, 8333) = 850 ft
CL = min(FL DAS, CL1max, CL2max) = min(9500 9500, 575, 450) = 0 ft
Sketsa dari ukuran di atas untuk penentuan panjang landasan yang diperlukan
adalah :
Sketsa di atas dapat digunakan untuk menjelaskan konsep jarak perlu yang
dideklarasikan/diumumkan (declared distance) pada suatu landas pacu. Jarak perlu
adalah jarak dimana pemilik/autoritas bandar udara menentukan/mendeklarasikan
sebagai jarak yang nyata dan sesuai untuk manuver tinggal landas yang nyaman,
jarak tinggal landas, jarak berhenti dan jarak pendaratan yang nyaman yang
diperlukan oleh pesawat. Penentuan dan skenario jarak perlu deklarasi dijelaskan
pada bahasan di bawah ini.