Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dengan mendefinisikan istilah tersebut, menjelaskan tujuan dan pentingnya K3, faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, dan strategi untuk meningkatkan K3 di tempat kerja seperti mengawasi tingkat K3, pencegahan kecelakaan dan penyakit, manajemen stres, serta program kesehatan bagi pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja serta menjamin proses produksi berjalan dengan aman dan efisien dengan fokus pada pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja."
Dokumen tersebut membahas tentang kecelakaan kerja, termasuk definisi kecelakaan kerja, faktor-faktor penyebabnya, klasifikasi akibatnya, upaya pencegahan, dan klasifikasi kecelakaan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar manajemen risiko, meliputi tujuan, ruang lingkup, dan proses manajemen risiko secara sistematis mulai dari penetapan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, hingga komunikasi dan tinjauan risiko. Proses manajemen risiko merupakan bagian integral dari manajemen organisasi untuk mencapai perbaikan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan kerja, termasuk definisi, unsur-unsur penunjang keamanan, faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, tanggung jawab atas kecelakaan, manfaat keselamatan kerja, sanksi dan reward terkait K3. Dokumen ini juga memberikan kesimpulan dan saran untuk perusahaan dalam menerapkan program keselamatan kerja yang berkelanjutan.
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaRobi Ananda
油
Undang-undang terkait K3 diantaranya Undang-Undang No. 1/1970, No. 23/1992 dan No. 13 Tahun 2003 mengatur tentang kewajiban penyelenggara usaha dan pekerja dalam penerapan K3 serta sanksi bagi pelanggaran ketentuan K3. PKB mengatur hak dan kewajiban karyawan serta perusahaan berkaitan dengan penerapan K3. Pendidikan K3 diperlukan untuk mencegah bahaya K3 akibat perilaku tid
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Shelly Intan Permatasari
油
Makalah ini membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta hubungannya dengan hubungan tenaga kerja dan manajemen. Pembahasan mencakup pengertian K3, tujuan dan pentingnya K3, serta faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja."
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Dokumen tersebut membahas berbagai teori penyebab kecelakaan kerja dan program pencegahan kecelakaan, termasuk teori domino, faktor manusia, sistem, dan kombinasi. Dokumen ini juga menjelaskan kerugian langsung dan tidak langsung akibat kecelakaan serta strategi untuk mencegah kecelakaan melalui engineering, pendidikan, dan penegakan aturan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penyebab, dan upaya pencegahan kecelakaan kerja. Pengertian kecelakaan kerja adalah kejadian tidak terduga yang mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa, atau cacat akibat hubungan kerja. Penyebab kecelakaan kerja terkait dengan 5 unsur yaitu manusia, manajemen, material, mesin, dan lingkungan kerja. Upaya pencegahannya meliputi pendekatan ter
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
Method engineering bertujuan untuk mencapai ENASE (Efektif, Nyaman, Aman Sejahtera, Efisien) dan juga untuk melengkapi tugas Pengantar Teknik Industri I
Modul ini membahas prosedur tanggap darurat untuk menangani berbagai keadaan darurat seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau kegagalan peralatan utama. Prosedur ini mencakup rencana, latihan, penanggulangan, dan pemindahan dalam menghadapi kondisi tidak diinginkan untuk meminimalkan kerugian.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko K3, meliputi definisi risiko dan manajemen risikonya, tahapan-tahapan manajemen risiko K3, dan metode identifikasi serta penilaian risiko. Ditekankan pentingnya komitmen manajemen dan keterlibatan seluruh pihak dalam mengelola risiko K3 secara terstruktur dan komprehensif.
Makalah ini membahas tentang lingkungan kerja dan pengendaliannya. Lingkungan kerja dibagi menjadi lingkungan fisik dan non-fisik, dengan faktor-faktor seperti suhu, kebisingan dan pencahayaan yang mempengaruhi lingkungan fisik. Pentingnya K3 dalam lingkungan kerja juga dibahas untuk menciptakan kondisi kerja yang sehat dan aman. Lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan produktivitas dan prest
Dokumen tersebut membahas beberapa pertanyaan mengenai gizi tenaga kerja, termasuk definisi istilah-istilah terkait, faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi tenaga kerja, serta angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan.
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
油
Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang prosedur keselamatan di tempat kerja, termasuk tujuan dari prosedur keselamatan, tindakan yang tidak aman, kondisi lingkungan yang tidak aman, dan berbagai simbol bahaya umum seperti simbol peringatan, bahaya, kebakaran, dan larangan. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang risiko kesehatan, kecelakaan mobil, dan kecelakaan kerja. Risiko-risiko tersebut dapat dicegah dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, menganalisis dan mengevaluasi risiko, serta menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko.
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Dokumen tersebut membahas berbagai teori penyebab kecelakaan kerja dan program pencegahan kecelakaan, termasuk teori domino, faktor manusia, sistem, dan kombinasi. Dokumen ini juga menjelaskan kerugian langsung dan tidak langsung akibat kecelakaan serta strategi untuk mencegah kecelakaan melalui engineering, pendidikan, dan penegakan aturan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penyebab, dan upaya pencegahan kecelakaan kerja. Pengertian kecelakaan kerja adalah kejadian tidak terduga yang mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa, atau cacat akibat hubungan kerja. Penyebab kecelakaan kerja terkait dengan 5 unsur yaitu manusia, manajemen, material, mesin, dan lingkungan kerja. Upaya pencegahannya meliputi pendekatan ter
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
油
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
Method engineering bertujuan untuk mencapai ENASE (Efektif, Nyaman, Aman Sejahtera, Efisien) dan juga untuk melengkapi tugas Pengantar Teknik Industri I
Modul ini membahas prosedur tanggap darurat untuk menangani berbagai keadaan darurat seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau kegagalan peralatan utama. Prosedur ini mencakup rencana, latihan, penanggulangan, dan pemindahan dalam menghadapi kondisi tidak diinginkan untuk meminimalkan kerugian.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko K3, meliputi definisi risiko dan manajemen risikonya, tahapan-tahapan manajemen risiko K3, dan metode identifikasi serta penilaian risiko. Ditekankan pentingnya komitmen manajemen dan keterlibatan seluruh pihak dalam mengelola risiko K3 secara terstruktur dan komprehensif.
Makalah ini membahas tentang lingkungan kerja dan pengendaliannya. Lingkungan kerja dibagi menjadi lingkungan fisik dan non-fisik, dengan faktor-faktor seperti suhu, kebisingan dan pencahayaan yang mempengaruhi lingkungan fisik. Pentingnya K3 dalam lingkungan kerja juga dibahas untuk menciptakan kondisi kerja yang sehat dan aman. Lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan produktivitas dan prest
Dokumen tersebut membahas beberapa pertanyaan mengenai gizi tenaga kerja, termasuk definisi istilah-istilah terkait, faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi tenaga kerja, serta angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan.
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
油
Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang prosedur keselamatan di tempat kerja, termasuk tujuan dari prosedur keselamatan, tindakan yang tidak aman, kondisi lingkungan yang tidak aman, dan berbagai simbol bahaya umum seperti simbol peringatan, bahaya, kebakaran, dan larangan. Dokumen ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang risiko kesehatan, kecelakaan mobil, dan kecelakaan kerja. Risiko-risiko tersebut dapat dicegah dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, menganalisis dan mengevaluasi risiko, serta menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko.
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
油
Bab ini membahas manajemen risiko dalam sistem pelayanan kesehatan untuk mencegah kerugian pasien. Prinsipnya adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko melalui peningkatan proses, standarisasi, serta pemahaman tentang penurunan keselamatan sistem. Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan dan melindungi pasien."
CV. ANSABLON belum menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan baik karena masih banyak area yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja seperti pencucian hasil sablon tanpa sarung tangan dan tangga yang penuh barang berserakan.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran K3 yang mencakup memahami filosofi K3, mengidentifikasi sumber bahaya, dan melakukan tindakan pengendalian bahaya. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan safety untuk mengamankan sistem kegiatan dan meningkatkan kesejahteraan, serta prinsip-prinsip K3 menurut ILO.
Dokumen tersebut membahas tentang Job Safety Analysis dan Risk Assessment. Job Safety Analysis digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko dari suatu pekerjaan, sedangkan Risk Assessment digunakan untuk menilai risiko yang ada di tempat kerja dan menentukan tindakan pencegahan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pelaksanaan Job Safety Analysis dan Risk Assessment secara sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang elektronika. Tujuannya adalah melindungi kesehatan pekerja, meningkatkan efisiensi, dan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai penyebab bahaya kesehatan dan keselamatan kerja serta cara mengendalikannya, seperti menggunakan alat pelindung diri dan mengurangi waktu pap
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Senia Firlania
油
Seorang ahli higiene perusahaan melakukan identifikasi dan analisis terhadap potensi bahaya di tempat kerja, melakukan pengukuran dan pemantauan lingkungan kerja, serta merekomendasikan langkah-langkah pengendalian bahaya berdasarkan hirarki kontrol.
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Senia Firlania
油
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
1. PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Oleh :
FAUZIYAH DARYANTI
(46110010022)
LILIS SURYANI
(46110010061)
DANI KURNIAWAN
(46110010070)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2013
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN
Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-fisik dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah
perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka
penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin
berkurang.
Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru dan
leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis), dan kecelakaan
kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan-gerakan berulangulang, dan sakit punggung).
Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri, percaya diri
yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak
mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah
marah, selalu menunda pekerjaan, dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele.
Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health) mengacu
pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang
diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011)
TUJUAN DAN PENTINGNYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting untuk
diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi atau lingkungan
kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan :
1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang
2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen
3. 3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi
4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi
dan rasa kepemilikan
5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan lingkungan
kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada beberapa penyebab kecelakaan
kerja yang teridentifikasi :
1. Kecerobohan personal
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam ligkungan pekerjaan,
atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber dari kecerobohan pribadi telah
mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan kecelakaan kerja yang terjadi di
organisasi. Tindakan-tindakan personal yang kurang aman ini meliputi senda gurau
yang berlebihan, tidak menggunakan alat pengaman, menggunakan alat yang tidak
sesuai, dan serig tidak mengindahkan prosedur kerja atau mengambil jalan pintas.
Peristiwa tersebut tersebut terjadi sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi
kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu tergesagesa, kebosanan, stres, penglihatan yang kurang, suka melamu (daydreaming),
kebencian dan ketidakmatangan emosional.
Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf kecelakaan
biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam pertama pada hari
kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat daripada kenaikan
dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh kelelahan dan sebagian
kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam.
2. Lingkungan fisik
4. Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor, tempat parkir,
dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga disebabkan oleh
kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini termasuk hal-hal seperti:
Peralatan yang tidak terjaga dengan baik
Peralatan yang rusak
Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan
Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban
Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup
Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara yang
tidak murni
3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)
Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah adanya orang-orang
tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini terjadi mungkin berasal dari
sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan tertentu (misalnya, seorang karyawan yang
tidak dapat tidur sepajag malam, karena mengurus anaknya yang sakit).
4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja berkualitas rendah,
meliputi :
a. Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas, otonomi, dan
umpan balik yang rendah.
b. Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu banyaknya
komunikasi satu arah pada para pekerja.
c. Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja yang
tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.
d. Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang gagal
mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang mempegaruhi
pemberian imbalan.
5. e. Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang diskriminatif dan
bervaliditas redah.
f. Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat diberhentikan
semuanya.
g. Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan keterlibata
dalam pekerjaan.
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
TEMPAT KERJA
Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat dikembangkan
untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan apakah sebuah strategi berjalan
efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian, tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit
daqn kecelakaan sebelum dan sesudah intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk
menentukan tingkat-tingkatnya.
1. Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan
OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan penyakit
pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan kecenderungan jangka
panjang, termasuk peningkatan atau penurunan kesehatan pegawai.
-
Tingkat Kejadian
Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah kecelakaan dan
penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Tingkat kejadian = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 200.000
Jumlah jam kerja pegawai
6. -
Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk setiap juta
jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.
Tingkat frekuensi = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 1.000.000 jam
Jumlah jam kerja pegawai
-
Tingkat Keparahan
Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang karena
kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan rumus berikut.
Tingkat keparahan = Jumlah jam yang dibebankan x 1.000.000 jam
Jumlah jam kerja pegawai
2. Pencegahan Kecelakaan
Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin cara
terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan. Beberapa fitur
keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik adalah pejagaan mesinmesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus, lampu peringatan, mekanisme
pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.
Ergonomis. Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat pekerjaan
tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis. Ergonomis merupakan
perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan kemampuan serta batasan fisik
dan psikologis pegawai.
Komite keselamatan dan kesehatan. Sekitar 75% perusahaan memiliki pegawai
sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan utuk melibatkan
7. pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite keselamatan dan
kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-masalah yang harus
diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam melakukan peningkatan.
Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut sangat berguna dalam
mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat kerja.
3. Pencegahan Penyakit
Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena
penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kodisi kerja yang
berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun. Mengembangkan strategi untuk
mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi
kecelakaan dan cedera.
Penyimpanan Catatan. Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan perusahaan utuk
mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta meyimpan catatan mengenai
pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi informasi yang tepat mengenai
penyakit dan paparannya.
Mengawasi Paparan. Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit di tempat
kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang ada di tempat kerja.
Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi paparan terhadap bahan-bahan
berbahaya.
Penyaringan Genetis. Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig ekstrem dan
kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan menggunakan pengujian
genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah terkena penyakit tertentu,
perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk menghadapkan karyawan yang sensitif
dengan kondisi-kondisi yang dapat diterima oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun.
4. Manajemen Tindakan
Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program yang
dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait pekerjaan. Penekanan
utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk mengurangi ambiguitas yang
8. berhubungan dengan peran pekerjaan yang berganti secara cepat. Harapannya adalah
program ini daopat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai.
Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja, banyak
perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan untuk
membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan membantu pegawai
menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat mengurangi akibat dari kesehatan
yang negatif karena paparan jangka panjang. Mengembangkan keterampilan manajemen
waktu adalah salah satu strategi efektif yang dapat digunakan oleh pegawai untuk
mengatasi tekanan perusahaan.
5. Program Kesehatan
Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat
dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan
dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan kesehatan pegawaiya, perusahaan dapat
mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka.
Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan komponen
pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya layanan kesehatan bagi
pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih tinggi daripada biaya untuk pegawai
dengan berat badan ormal, dan biaya pengobatan (sering kali dibayar dengan tunjangan
resep obat) 77% lebih tinggi. Lagipula, para pekerja yang kegemukan akan lebih serig
abse selama lebih dari 14 hari per tahun.
Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi hilangnya
produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk merokok,
meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta eningkatkan
kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan dukungan kepada pegawai
yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi yang efektif.
HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang berinvestasi dalam
pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan bahwa program pencegahan
yang efektif memiliki 4 komponen:
1. Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara
menghindari infeksi HIV.
9. 2. Pengujian serta konseling gratis dan sukarela.
3. Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu
penularan HIV.
4. Pembagian kondom gratis.
PROGRAM-PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan pencegahan terjadinya
kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran
utama program keselamatan adalah dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya
tentang keelamatan.
Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat karyawan
lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat disajikan agar program
keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :
1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan kepada
manajemen puncak dan menengah.
2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab manajer
operasional.
para
manajer
operasional
sebaiknya
mempertimbangkan
bahwa
keselamatan itu merupakan bagian integral dari pekerjaan mereka.
3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan harus yakin
bahwa program keselamatan itu bermanfaat.
4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program keselamatan dan
bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer sumber daya manusia atau
anggota staf sumber daya manusia memiiki tanggung jawab utama terhadap program
keselamatan.
Program Promosi
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keselamatan :
10. 1. Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan pekerjaan akan
membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan stress. hal itu dapat menyebabkan
kecelakaan. sering perubahan-perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga pekerjaan
dapat lebih berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan lebih menarik
biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan, dan faktor-faktor lain yang
dapat meningkatkan kepuasan kerja.
2. Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan mewakili
manajemen. Tugas yang biasa dilakukan oleh komite keselamatan meliputi
pemeriksaan, mengamati pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat
rekomendasi.
3. Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada kelompok kerja
atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan terbaik untuk periode waktu tertentu.
4. Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan perlu
diinformasikan.
5. Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi. gambar, sketsa, dan
kartun dapat efektif jika disajikan sebagai sosialisasi pengetahuan keselamatan.
6. Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk
memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.
7. Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara periodik.
KASUS-KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN
1. Bahaya Asbes dalam Kesehatan
Ada empat sumber utama penyakit pernapasan di tempat kerja, yaitu asbes, silica,
pb, dan karbon dioksida. Dari keempat sumber ini, asbes adalah yang paling
dikhawatirkan, karena publikasi di seputar asbes dalam bangunan seperti sekolah
yang dibangun pada pertengahan tahun 1970-an.
2. Penyakit Infeksi: Kasus SARS
Dengan banyaknya karyawan yang melakukan perjalanan dari dan ke tujuan
internasional, monitoring dan kendali penyakit infeksi seperti ebola dan SARS
menjadi isu keamanan yang penting. Jadi pengusaha harus mengadakan pemeriksaan
11. yang memastikan para karyawan yang baru kembali dari perjalanannya tidak
menginfeksi rekan kerja lainnya.
3. Alkoholisme dan Penyalahgunaan Zat Kimia
Alkoholisme dan penyalahgunaan zat kimia merupakan masalah serius dan
menyebar dipekerjaan.
Pengaruh dari alkoholisme pada pekerja dan pekerjaan
sangatlah parah. Baik kualitas dan kuantitas pekerjaan menurun tajam, dan sebuah
bentuk absen kerja terjadi bersama penurunan efisiensi.
4. Stres, Burnout (Kelelahan Mental), dan Depresi
Berbagai faktor lingkungan eksternal dapat mengarah kepada tekanan pekerjaan. Ini
meliputi jadwal kerja, kecepatan kerja, keamanan pekerjaan, rute ke dan dari
pekerjaan, jumlah dan sifat pelanggan atau klien. Bahkan kebisingan, termasuk
orang yang berbicara dan bunyi dering telpon , berkontribusi kepada tekanan: 54%
dari pekerja kantor dalam sebuah survei terbaru mengatakan bahwa kebisingan
demikian sering mengganggu mereka.
Stres adalah kondisi yang berkenaan dengan fisik dan mental yang berasal dari
ancaman bahaya (physical atau emotional) dan tekanan yang diterima. Stress adalah
reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan padanya. Hal potesnsial
yang menyebabkan stres muncul ketika situasi lingkugan menghadirkan suatu
tuntutan
yang
melampui
kemampuan
dan
sumberdaya
seseorang
untuk
memenuhinya. Disamping itu terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan stres
di lingkungan kerja, yaitu atasan, gaji, keamanan (security), dan keselamatan
(safety).
Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang mengalami stres yang sangat
tinggi tapi tidak bagi orang yang lain. Pengaruh stres tidaklah selalu negatif. Stres
ringan dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan bisa sangat membantu
dalam mengembangkan ide-ide kreatif.
Faktor Penyebab Stress
Ada beberapa faktor penyebab stress pada karyawan, diantaranya :
Faktor-Faktor Organisasional :
12. o Budaya Perusahaan
o Pekerjaan Itu Sendiri
o Kondisi Kerja
Faktor-Faktor Pribadi :
o Keluarga
o Masalah Finansial
Lingkungan Umum :
o Faktor fisik: getaran, bising, radiasi, penerangan kurang baik maupun
temperatur ekstrem.
o Faktor Biologi, seperti: Virus, jamur, bakteri, insect, dll
Akibat Potensial Stress
Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah stres tertentu, jika stres tersebut
cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa membahayakan.
Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau obatobatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan
yang begitu buruk.
Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-penyakit
mematikan, seperti penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan,
alkoholisme, dan kecanduan obat; ditambah sakit kepala harian, nyeri
punggung, makan berlebihan, dan penyakit-penyakit mengganggu lainnya
yang dimunculkan tubuh sebagai reaksinya.
Cara Mengelola Stress
Olah raga secara rutin
13.
Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi)
Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang berbeda
Menemukan seseorang yang mau mendengar
Membangun keteraturan dalam hidup
Kenali keterbatasan diri
Bersikap toleran
Mencari waktu luang di luar pekerjaan
5.
Mengikuti kebiasaan diet yang sehat
Menghindari kendali semu
Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Komputer
Fakta bahwa banyak pekerja menghabiskan berjam-jam waktu kerja mereka di
depan komputer menciptakan masalah kesehatan di tempat kerja. Masalah kesehatan
mata jangka pendek seperti gatal mata, panas, dan berair seperti juga kabur,
penglihatan berbayang, adalah keluhan umum pada para pengguna display video.
Nyeri pada punggung dan leher adalah masalah yang juga sering dikeluhkan.
6. Merokok di Tempat Kerja
Merokok adalah sebuah masalah kesehatan
dan biaya yang serius baik bagi
pengusaha maupun bagi karyawan. Sebagai contoh, biaya ini diperoleh dari asuransi
kesehatan dan kebakaran yang lebih tinggi, dan juga meningkatnya absen dan
berkurangnya produktivitas (yang terjadi saat, misalnya, seorang perokok
mengambil istirahat 10 menit untuk menghabiskan sebatang rokok di luar kantor).
7. Kekerasan di Tempat Kerja
14. Kekerasan terhadap karyawan telah menjadi sebuah masalah besar sekali di tempat
kerja. Pembunuhan merupakan penyebab kedua terbesar dari luka-luka fatal di
tempat kerja, dan survey yang dilakukan oleh National Institute of Occupational
Safety and Health (NIOSH) menemukan bahwa kekerasan fisik yang tidak fatal di
tempat kerja menyebabkan hilangnya 876.000 hari kerja dan sekitar $16 miliar upah
dalam satu tahun terakhir.
TEKNIK DALAM PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN
1. Analisis Bahaya Kerja
Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis suatu tugas dan
bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari pelaksanaan suatu tugas
tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih
aman dengan tujuan mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut.
2. Ergonimika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi
tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta
lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu disesuaikan adalah mesinmesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.
FOKUS PROGRAM KESELAMATAN KERJA
1. Perilaku Kerja
o Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja.
o Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja,
mulai dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.
15. o Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program
keselamatan kerja.
2. Kondisi Kerja
o Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya
dengan penyediaan alat-alat pengaman.
EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator
berikut ini :
o Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik
secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
o Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja
atau penyakit yang disebabkan pekerjaan.
JOB HAZARD ANALYSIS
o Proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi
pekerjaan tersebut ke dalam langkah-langkah nyata guna menghilangkan bahaya yang
mungkin terjadi.
o Perlu keikutsertaan pekerja ahli /insinyur keselamatan di bidangnya serta investigasi
kecelakaan (bila sampai terjadi).
UU MENGENAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
-
Keselamatan dan kesehatan kerja;
16. -
Moral dan kesusilaan; dan
-
Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 87 UU no 13/2003
-
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
-
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Setiap kejadian kecelakaan kerja memberikan kerugian bagi perusahaan atau instansi yang
bersangkutan. Nilai dari kerugian itu ada yang bisa diperhitungkan secara langsung, namun
ada pula yang tidak bisa diperhitungkan secara langsung.
Nilai Kerugian Langsung
Nilai kerugian langsung antara lain biaya perawatan dan pengobatan penderita, biaya
perbaikan atau pengadaan kembali peralatan yang rusak, tunjangan khusus untuk
penderita, premi asuransi kecelakaan, nilai produksi yang hilang akibat terhentinya
proses produksi atau hilangnya jam kerja.
Nilai Kerugian Tidak Langsung
Nilai kerugian tidak langsung antara lain :
o Nilai ketrampilan / skill yang hilang atau berkurang.
o Waktu dan biaya yang diperlukan untuk melatih karyawan baru.
o Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan jam kerja yang hilang yang
menyebabkan keterlambatan proses produksi atau jasa, termasuk biaya lembur
yang harus diadakan.
17. o Upah keluaran menurun bagi pekerja yang cacat.
o
o
Biaya pengawas dan administrasi.
Menurunnya mutu produksi atau jasa, yang bisa berakibat berkurangnya
kepercayaan.
Nilai-nilai kerugian tidak langsung yang disebutkan di atas merupakan biaya-biaya yang
sulit dihitung secara tepat. Namun berdasarkan pengalaman dan sering digunakan
sebagai acuan, bahwa besarnya nilai kerugian tidak langsung rata-rata adalah 4 x
jumlah nilai kerugian langsung.
Disamping kerugian yang ditanggung oleh perusahaan, tidak bisa diabaikan nilai kerugian
yang ditanggung oleh pihak keluarga atau penderita, antara lain :
1. Biaya Perawatan
Walaupun biaya perawatan dan pengobatan ditanggung oleh perusahaan atau instansi
yang bersangkutan, biaya perawatan lain-lain pasti ada dan merupakan beban bagi
pihak keluarga atau penderita.
2. Penghasilan pihak keluarga atau penderita menjadi berkurang, khususnya bila penderita
mengalami cacat.
3. Bila korban meninggal, maka penderitaan pihak keluarga semakin besar.
Disamping itu masih ada kerugian yang ditanggung oleh masyarakat luas, dan di antara
kerugian itu bisa menyebabkan beberapa atau banyak orang kehilangan mata pencaharian.
Misalnya terjadinya kecelakaan berupa tabrakan kendaraan bermotor yang juga menabrak kioskios di pinggir jalan, tabrakan kereta api dengan mobil, jembatan runtuh, tanggul jebol, dan
sebagainya.
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa suatu kecelakaan kerja tidak saja merugikan
perusahaan atau instansi yang bersangkutan secara ekonomis, namun juga kerugian yang
bersifat sosial.
ULASAN JURNAL TEKNIK POMITS DENGAN JUDUL ANALISA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
KERJA (STUDI KASUS: PABRIK THE WONOSARI PTPN XII)
Objek penelitian ini dilakuka pada pabrik the Wonosari PTPN XII. Data yang
digunakan berasal dari data kuisioner karyawan pada bagian pemetikan daun sampai dengan
pengolahan menjadi prosuk the sejumlah 185 karyawan. Kemudian dilakukan pengujian
keterkaitan antara produktivitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen,
18. lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja. Data diolah dengan metode Structural
Equation Modeling (SEM).
Dalam gambar 1 (pada jurnal) menunjukkan adanya hubungan antara produktivitas kerja
dengan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. berdasarkan urian diatas, peneliti bermaksud
untuk melakukan analisa faktor yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja dalam
peningkatan produktivitas kerja dengan menggabungkan beberapa faktor yang mempengaruhi
penerapan K3 yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.adapun faktor tersebut adalah
manajemen, lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja
adalah lingkungan kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 1.986
dan perilaku kerja dengan nilai signifikansi sebesar 2.013. faktor yang emengaruhi kesehatan
kerja adalah lingkungan kerja segi fisik dengan nilai signifikansi sebesar 5.104, lingkungan
kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 3.808 dan perilaku kerja
dengan nilai signifikansi sebesar 1.973. dan kesehatan kerja memperngaruhi stress kerja dengan
nilai signifikansi sebesar 2.169.
20. DAFTAR PUSTAKA
Al Fajar, Siti. Heru, Tri (2010). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: UPP SYIM
YKPN
Dessler, Gary (2007). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: PT Indeks
Grahanintyas Dewinta, Wignjosoebroto Sritomo, Latiffianti Effi. 2012. Analisa Keselamatan
dan Kesehatan kerja (K3) dalam Meningkatkan Produktivtas Kerja (Studi Kasus: Pabrik
The Wonosari PTPN XII). Jurnal Teknik Pomits. Vol 1:1-6
http://pmdlk.blogspot.com/2013/03/kerugian-akibat-kecelakaan-kerja.html
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mondy, R Wayne (2008). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Werner. Schuler. Jackson (2011). Pengelolaan Sumber Daya Manusia Buku 2 Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat