Dokumen ini membahas tentang sosialisasi penyakit tuberkulosis paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui udara. Di Indonesia, kasusnya terus meningkat dan negara ini menempati peringkat ketiga di dunia untuk kasus TB. Gejala umum meliputi demam, batuk berdarah, dan penurunan berat badan, sementara gejala khusus bergantung pada organ yang terinfeksi. Diagnosa dilakukan melalui pemer
Dokumen tersebut membahas tentang tuberculosis, penyebabnya oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menginfeksi berbagai organ tubuh terutama paru-paru, gejala dan kategorisasi penyakit tuberculosis, jenis obat yang digunakan untuk mengobatinya, risiko tinggi infeksi tuberculosis kembali, serta intervensi keperawatan untuk beberapa masalah yang mungkin timbul pada pasien tuberculosis.
Penyakit TB Paru sangat Luas untuk dijaring dengan Tujuan Mencari, Mendapatkan dan mengobati.
Indonesia Bebas TB Tahun 2024.
Toss TB
Lebih baik Mencegah dari pada Mengobati.
saya mulai dari diri saya.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang tuberkulosis paru, meliputi pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan manifestasi klinisnya. TB paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menyerang terutama jaringan paru, meskipun dapat menyebar ke organ lain. Kuman TB dapat menular melalui droplet yang terhirup dari penderita. Gejalanya bervariasi mulai dari batuk, demam, hingga sesak napas.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberkulosis (TBC), termasuk penyebabnya (bakteri Mycobacterium tuberculosis), gejala klinisnya, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penularannya. TBC merupakan masalah kesehatan global yang sering menyerang paru-paru dan dapat menular dari orang ke orang melalui udara yang tercemar. Pengobatan yang tepat dan disiplin diperlukan untuk mencegah penularan le
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan penyakit tuberkulosis (TBC). Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang pengertian TBC, gejala, proses penularan, pencegahan, dan pengobatan penyakit TBC.
Penyakit TB Paru adalah infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan gejala batuk berdahak lebih dari 3 minggu, demam, dan berat badan menurun. Penyakit ini menular melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Pencegahannya meliputi menutup mulut saat batuk, tidak meludah sembarang tempat, serta vaksinasi BCG. Pengobatannya dengan antibiotik selama 6-8
Tim dokter memberikan penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis (TBC) kepada masyarakat. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala umum TBC antara lain batuk berdahak lebih dari 2 minggu, demam, berat badan turun, keringat malam, dahak berdarah, dan sesak nafas. Pemeriksaan pada anak dilakukan dengan melihat riwayat keluarga atau teman yang
Dokumen tersebut memberikan ringkasan program kawalan penyakit tuberkulosis (Tibi) di Malaysia. Program ini meliputi vaksinasi BCG untuk melindungi penduduk, pengesanan kes, dan rawatan untuk menghapuskan punca jangkitan. Dokumen ini juga memberikan panduan untuk menilai dan merawat kes batuk, dispnea, sakit telinga dan kerongkong pada kanak-kanak.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paruarbianisa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis paru (TB paru) meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak dengan penderita TB paru, pendapatan per kapita, dan kepadatan hunian. Dokumen ini juga menjelaskan hasil survei di sebuah puskesmas di Semarang yang menunjukkan adanya hubungan antara kepadatan hunian, lama kontak, dan pendidikan rendah dengan kejadian kasus
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TBC) mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, penegakan diagnosis, hingga pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberkulosis (TBC), termasuk penyebabnya (bakteri Mycobacterium tuberculosis), gejala klinisnya, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penularannya. TBC merupakan masalah kesehatan global yang sering menyerang paru-paru dan dapat menular dari orang ke orang melalui udara yang tercemar. Pengobatan yang tepat dan disiplin diperlukan untuk mencegah penularan le
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan penyakit tuberkulosis (TBC). Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang pengertian TBC, gejala, proses penularan, pencegahan, dan pengobatan penyakit TBC.
Penyakit TB Paru adalah infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan gejala batuk berdahak lebih dari 3 minggu, demam, dan berat badan menurun. Penyakit ini menular melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Pencegahannya meliputi menutup mulut saat batuk, tidak meludah sembarang tempat, serta vaksinasi BCG. Pengobatannya dengan antibiotik selama 6-8
Tim dokter memberikan penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis (TBC) kepada masyarakat. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala umum TBC antara lain batuk berdahak lebih dari 2 minggu, demam, berat badan turun, keringat malam, dahak berdarah, dan sesak nafas. Pemeriksaan pada anak dilakukan dengan melihat riwayat keluarga atau teman yang
Dokumen tersebut memberikan ringkasan program kawalan penyakit tuberkulosis (Tibi) di Malaysia. Program ini meliputi vaksinasi BCG untuk melindungi penduduk, pengesanan kes, dan rawatan untuk menghapuskan punca jangkitan. Dokumen ini juga memberikan panduan untuk menilai dan merawat kes batuk, dispnea, sakit telinga dan kerongkong pada kanak-kanak.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paruarbianisa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis paru (TB paru) meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak dengan penderita TB paru, pendapatan per kapita, dan kepadatan hunian. Dokumen ini juga menjelaskan hasil survei di sebuah puskesmas di Semarang yang menunjukkan adanya hubungan antara kepadatan hunian, lama kontak, dan pendidikan rendah dengan kejadian kasus
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TBC) mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, penegakan diagnosis, hingga pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak.
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruarbianisa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis paru (TB paru) meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak dengan penderita TB paru, pendapatan per kapita, dan kepadatan hunian. Dokumen ini juga menjelaskan hasil survei di sebuah puskesmas di Semarang yang menunjukkan adanya hubungan antara kepadatan hunian, lama kontak, dan rendahnya pendidikan dengan kejadian
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paruarbianisa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis paru (TB paru) seperti umur, pendidikan, pengetahuan, lama kontak, pendapatan per kapita, kepadatan hunian, dan kebiasaan merokok. Dokumen ini juga menjelaskan metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut dengan kejadian kasus baru TB paru. Hasil analisis menunjukkan
Tinjauan teoritis ini membahas konsep dasar tentang tuberkulosis paru, meliputi definisi, anatomi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan prognosis. Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi meliputi gangguan bersihan saluran napas, hipertermia, dan gangguan pola tidur. Intervensi keperawatan dirancang untuk mengatasi diagnosa-diagnosa tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis paru (TB paru) yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, serta penatalaksanaan TB paru. TB paru disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara dan menyerang paru-paru. Gejala umumnya berupa demam, batuk berkepanjangan, dan penurunan berat badan. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan
Meningitis TBC adalah infeksi selaput otak yang disebabkan oleh kuman TBC yang menyebar dari organ lain seperti paru-paru. Penyakit ini menular melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Gejalanya antara lain nyeri kepala dan penurunan kesadaran. Pengobatannya melalui minum obat TBC secara teratur dan tuntas serta meningkatkan gizi.
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya agen penyebab penyakit ke dalam tubuh, yang menyebabkan timbulnya respon imun dan gejala klinis. Tuberkulosis paru adalah salah satu contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menular melalui udara dan menyebabkan gejala batuk dan sesak napas. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium, sedangkan peng
Dokumen ini memberikan informasi tentang penyakit TBC, termasuk gejala, penularan, pemeriksaan, pengobatan, pencegahan, dan peran pengawas menelan obat. TBC disebabkan oleh bakteri dan dapat menyerang paru-paru dan organ lain. Penderita perlu mengkonsumsi obat selama 6-9 bulan untuk sembuh total. Pengawas menelan obat membantu memastikan pasien meminum obat secara teratur dan mendukung mereka secar
Tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan pembentukan granuloma pada paru-paru dan menurunkan kapasitas pertukaran gas. Gejalanya berupa demam, batuk, dan sesak nafas. Pengobatannya meliputi vaksinasi, pengobatan antibiotik selama berbulan-bulan, serta perawatan untuk menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah penularan.
3. DEFINISI
ï‚¢ Tuberkulosisadalah penyakit menular
yang sebagian besar disebabkan oleh
kuman mycrobacterium tuberculosis.
Kemudian kuman tersebut dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya, melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, melalui saluran
nafas (bronchus) atau penyebaran
langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
4. ï‚¢Infeksi awal biasanya terjadi 2-10
minggu setelah pemajanan.
Individu kemudian dapat
mengalami penyakit aktif karena
gangguan atau ketidakefektifan
respon imun.
5. ETIOLOGI
ï‚¢ Disebabkan oleh kuman mycobacterium
tuberculosis
ï‚¢ Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat
khusus yaitu Tahan terhadap asam (BTA), panjang
1-4mm, tebal 0,3-0,6mm
ï‚¢ Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa
jam di tempat yang gelap dan lembab
ï‚¢ Bersifat dormant
7. EPIDEMIOLOGI DAN PENULARAN TBC
Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah :
1. RESERVOUR, SUMBER DAN PENULARAN
Manusia adalah reservoar paling umum, sekret
saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka
memindahkan infeksi langsung melalui droplet.
2. MASA INKUBASI
Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer
umumnya memerlukan waktu empat sampai enam
minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi
bisa beberapa tahun.
8. 3. MASA DAPAT MENULAR
Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil
Turbekel terutama yang
dibatukkan atau dibersinkan.
4. IMMUNITAS
Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena
sejak lahir sampai satu
bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang
meningkatkan tubuh terhadap TBC
10. RIWAYAT TERJADINYA TB PARU
ï‚¢ Infeksi primer
- Pertama kali terpapar
- Sistem pertahanan
mukosilier bronkus, ke
paru, ke limfe
- Infeksi lanjutan tergantung
dari banyaknya kuman yang
masuk dan imunitas seluler
penderita
11. TUBERKULOSIS PASCA PRIMER
ï‚¢ Terjadi setelah beberapa bulan/ tahun
ï‚¢ Ciri khas kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas sampai effusi pleura
12. GEJALA PADA PENDERITA TB PARU
ï‚¢ Gejala utama: batuk terus menerus dan
berdahak selama 3 minggu atau lebih
ï‚¢ Gejala tambahan:
1. dahak bercampur darah,
2. batuk darah,
3. sesak nafas dan
4. rasa nyeri dada,
5. badan lemah,
13. 6. nafsu makan menurun,
7. berat badan menurun,
8. malaise,
9. berkeringat malam hari,
10. demam lebih dari sebulan,
11. pembesaran kel. Getah bening
dileher,
12. nyeri tulang,
13. gangguan pencernaan kronis,
14. kejang pada anak.
15. PENANGANAN
A. PROMOTIF
1. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
2. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahayaTBC,
cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko
3. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
B. PREVENTIF
1. Vaksinasi BCG
2. Menggunakan isoniazid (INH)
3. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
4. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat
diketahui secara dini
16. C.KURATIF
Pengobatan tuberkulosis terutama pada
pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu
yang lama.
Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah
timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang
sudah terjangkit infeksi.
Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus
mendapat minuman dua obat untuk mencegah
timbulnya strain yang resisten terhadap obat.
17. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid
(hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan
etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF).
Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10
mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg
selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg
sekali sehari. Efek samping etambutol adalah
Neuritis retrobulbar disertai penurunan ketajaman
penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan
setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui
19. PENCEGAHAN
ï‚¢ Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG
sebadiberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari
penyakit tersebut.
ï‚¢ Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka
harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi
penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
ï‚¢ Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak.
20. ï‚¢ Bagi penderita untuk tidak membuang ludah
sembarangan.
ï‚¢ Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan
dengan tidak melakukan kontak udara dengan
penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi
dan hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik
ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke
dalam rumah.
ï‚¢ Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk
21. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan : riwayat kontak dengan
penderita
b. Manifestasi klinis seperti demam, anoreksia,
penurunan berat badan, berkeringat malam,
keletihan, batuk dan pembentukan sputum, fungsi
pernafasan, nyeri dada,bunyi nafas, kesiapan
emosional, persepsi dan pengertian tuberkulosis dan
pengobatannya, evaluasi fisik dan laboratorium.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunanpermukaan parenkim paru
22. INTERVENSI
1. Kaji dispnea, takipnea, tak normal/menurunnya
bunyi nafas, peningkatan upaya pernafasan,
terbatasnya ekspansi dinding dada, dan
kelemahan
2. Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat
perubahan pada warna kulit, termasuk membran
mukosa dan kuku.
3. Dorong bernafas bibir selama ekshalasi,
khususnya untuk pasien dengan fibrosis atau
kerusakan parenkim.
4. Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu
aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.
23. b. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
BERHUBUNGAN DENGAN PENUMPUKAN
SPUTUM
INTERVENSI :
1. Kaji fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan, irama
dan kedalaman dan penggunaan otot aksesori.
2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/batuk
efektif,catat karakter,jumlah sputum, adanya
hemoptisis.
3. Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler tinggi.
4. Bantu pasien untuk batuk dan latihan nafas dalam.
5. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari
kecuali kontraindikasi.
6. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi
(agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid).
24. C. PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN
ANOREKSIA
INTERVENSI :
1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor
kulit,berat badan, integritas mukosa oral, riwayat
mual/muntah atau diare.
2. Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai/tidak disukai.
3. Awasi masukan/pengeluaran dan berat badan secara
periodik.
4. Dorong dan berikan periode istirahat sering.
5. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan
pernafasan.
6. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi
protein dan karbohidrat.
7. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan komposisi diit.