Dokumen tersebut membahas berbagai jenis risiko yang dihadapi perusahaan terkait dengan perubahan kurs mata uang, teknologi, dan risiko-risiko lain seperti likuiditas dan politik. Risiko-risiko tersebut dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan operasinya."
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat ekliptika dalam astronomi. Tata koordinat ini digunakan untuk menentukan posisi objek-objek tata surya karena pergerakannya tidak tetap jika diukur dari ekuator langit. Tata koordinat ekliptika memiliki unsur-unsur penting seperti kutub ekliptika, titik kardinal, ekliptika langit, dan titik acuan titik Aries. Dokumen ini juga menjelaskan konsep buj
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian ekspor dan impor serta manfaatnya bagi perekonomian Indonesia. Ekspor adalah pengiriman barang keluar negeri sedangkan impor adalah pembelian barang dari luar negeri. Kedua kegiatan ini memungkinkan pertukaran barang antar negara untuk memenuhi kebutuhan masing-masing dan dapat meningkatkan hubungan ekonomi internasional serta memperluas lapangan kerja.
Contoh proposal usaha yang menggunakan bahan dasar bekas yang dapat di daur ulang untuk mata pelajaran Prakarya kelas 12 SMA. Yang hampi seperti aslinya.
Tata surya terdiri dari Matahari dan objek-objek langit lain yang mengorbitnya, seperti planet, asteroid, komet, dan satelit alam. Terdapat delapan planet utama yang mengorbit Matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Ringkasan Rumus dalam Teori Mikro dan Makro EkonomiMikha_135
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang ekonomi mikro dan makro, termasuk konsep-konsep dasar seperti permintaan dan penawaran, biaya produksi, keseimbangan pasar, dan komponen-komponen pendapatan nasional.
2. Secara khusus, dibahas mengenai konsep optimum produksi dalam persaingan sempurna dan monopolistik, rumus laba maksimum, kurva isocost dan isoquant, serta penjelasan mengenai angka pengganda pada perekonomian
Dokumen tersebut membahas tentang litosfer, yaitu lapisan terluar bumi yang terdiri dari batuan dan kerak bumi. Litosfer terbentuk dari unsur oksigen, silikon, dan aluminium. Terdapat dua jenis litosfer yakni litosfer benua dan litosfer samudra yang memiliki kedalaman berbeda. Bentuk permukaan bumi antara lain dataran rendah, tinggi, lembah, bukit, dan gunung. Proses yang terjadi pada litosfer
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan alam semesta, tata surya, dan bumi. Termasuk teori-teori pembentukan tata surya seperti teori nebula dan planetesimal serta gerak rotasi dan revolusi bumi beserta pengaruhnya seperti pergantian musim. Juga dibahas tentang struktur lapisan interior bumi, lempeng-lempeng tektonik, dan kenapa bumi layak untuk kehidupan.
Kontribusi Indonesia dalam misi PBB Garuda meliputi pengiriman 10 kontingen untuk mendukung misi perdamaian PBB di berbagai negara yang terlibat konflik, seperti Mesir, Kongo, Vietnam, Irak, Angola, Somalia, Kambodia, Bosnia, dan Georgia. Indonesia berkomitmen mendukung upaya PBB memelihara perdamaian internasional.
Presentasi ini berisi tragedi Trisakti, 12 Mei 1998. Yaitu berisi tentang latar belakang, kronologi, HAM yang dilanggar, dan upaya penyelesaian pelanggaran HAM. Okay, wanna know more?? let's check this out!!
Makalah ini membahas tentang planet-planet dalam tata surya, dengan menjelaskan asal usul, sejarah penemuan, dan struktur tata surya serta menggambarkan delapan planet utama dan lima planet kerdil.
A.Pengendalian kualitas sebagai strategi menghadapi Risiko Operasional Risiko Operasional.
Bab mengenai pengukuran risiko menjelaskan bahwa risiko operasional merupakan risiko yang paling tua tetapi belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan beberapa resiko lain seperti risiko pasar risiko tingkat bunga risiko kredit. Dikatakan paling tua karena perusahaan berurusan dengan aspek operasional sejak perusahaan berdiri. Manajemen risiko operasional pada dasarnya sudah dilakukan perusahaan, meskipun dengan nama yang berbeda jika perusahaan berusaha memperbaiki operasionalnya,maka perusahaan sudah melakukan manajemen risiko operasional.sistem operasional yang efektif bisa mengendalikan risiko operasional.manajemen kualitas pada dasarnya ingin memperbaiki kualitas output melalui pengendalian operasional. Konsep tersebut pertama kali populer untuk proses produksi.tetapi pada perkembangan selanjutnya konsep manajemen kualitas juga diterapkan untuk lainnya, seperti sektor pelayanan (jasa).karena itu bagian berikut ini membicarakan manajemen kualitas sebagai salah satu teknik untuk mengelola risiko operasional.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis distribusi probabilitas diskrit yaitu distribusi binomial, Poisson, dan hipergeometrik. Distribusi binomial digunakan untuk menggambarkan hasil percobaan acak yang berulang dengan dua kemungkinan hasil dan independen. Distribusi Poisson digunakan untuk menggambarkan frekuensi kejadian acak. Distribusi hipergeometrik digunakan untuk menggambarkan hasil pengambilan acak tanpa pengembalian dari populasi
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis perubahan sosial berdasarkan waktu, masyarakat, pengaruh, dan arah perkembangannya. Perubahan sosial dapat berlangsung lambat melalui evolusi dengan tahapan, atau cepat seperti revolusi yang mengubah dasar kehidupan masyarakat. Perubahan dapat dikehendaki atau tidak dikehendaki, serta berpengaruh besar atau kecil terhadap masyarakat. Perubahan
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran serta hukum-hukum yang terkait. Siswa diajak memahami konsep dasar, menganalisis faktor-faktor, dan menggambar kurva permintaan dan penawaran.
Dokumen tersebut membahas tentang litosfer, yaitu lapisan terluar bumi yang terdiri dari batuan dan kerak bumi. Litosfer terbentuk dari unsur oksigen, silikon, dan aluminium. Terdapat dua jenis litosfer yakni litosfer benua dan litosfer samudra yang memiliki kedalaman berbeda. Bentuk permukaan bumi antara lain dataran rendah, tinggi, lembah, bukit, dan gunung. Proses yang terjadi pada litosfer
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan alam semesta, tata surya, dan bumi. Termasuk teori-teori pembentukan tata surya seperti teori nebula dan planetesimal serta gerak rotasi dan revolusi bumi beserta pengaruhnya seperti pergantian musim. Juga dibahas tentang struktur lapisan interior bumi, lempeng-lempeng tektonik, dan kenapa bumi layak untuk kehidupan.
Kontribusi Indonesia dalam misi PBB Garuda meliputi pengiriman 10 kontingen untuk mendukung misi perdamaian PBB di berbagai negara yang terlibat konflik, seperti Mesir, Kongo, Vietnam, Irak, Angola, Somalia, Kambodia, Bosnia, dan Georgia. Indonesia berkomitmen mendukung upaya PBB memelihara perdamaian internasional.
Presentasi ini berisi tragedi Trisakti, 12 Mei 1998. Yaitu berisi tentang latar belakang, kronologi, HAM yang dilanggar, dan upaya penyelesaian pelanggaran HAM. Okay, wanna know more?? let's check this out!!
Makalah ini membahas tentang planet-planet dalam tata surya, dengan menjelaskan asal usul, sejarah penemuan, dan struktur tata surya serta menggambarkan delapan planet utama dan lima planet kerdil.
A.Pengendalian kualitas sebagai strategi menghadapi Risiko Operasional Risiko Operasional.
Bab mengenai pengukuran risiko menjelaskan bahwa risiko operasional merupakan risiko yang paling tua tetapi belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan beberapa resiko lain seperti risiko pasar risiko tingkat bunga risiko kredit. Dikatakan paling tua karena perusahaan berurusan dengan aspek operasional sejak perusahaan berdiri. Manajemen risiko operasional pada dasarnya sudah dilakukan perusahaan, meskipun dengan nama yang berbeda jika perusahaan berusaha memperbaiki operasionalnya,maka perusahaan sudah melakukan manajemen risiko operasional.sistem operasional yang efektif bisa mengendalikan risiko operasional.manajemen kualitas pada dasarnya ingin memperbaiki kualitas output melalui pengendalian operasional. Konsep tersebut pertama kali populer untuk proses produksi.tetapi pada perkembangan selanjutnya konsep manajemen kualitas juga diterapkan untuk lainnya, seperti sektor pelayanan (jasa).karena itu bagian berikut ini membicarakan manajemen kualitas sebagai salah satu teknik untuk mengelola risiko operasional.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis distribusi probabilitas diskrit yaitu distribusi binomial, Poisson, dan hipergeometrik. Distribusi binomial digunakan untuk menggambarkan hasil percobaan acak yang berulang dengan dua kemungkinan hasil dan independen. Distribusi Poisson digunakan untuk menggambarkan frekuensi kejadian acak. Distribusi hipergeometrik digunakan untuk menggambarkan hasil pengambilan acak tanpa pengembalian dari populasi
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis perubahan sosial berdasarkan waktu, masyarakat, pengaruh, dan arah perkembangannya. Perubahan sosial dapat berlangsung lambat melalui evolusi dengan tahapan, atau cepat seperti revolusi yang mengubah dasar kehidupan masyarakat. Perubahan dapat dikehendaki atau tidak dikehendaki, serta berpengaruh besar atau kecil terhadap masyarakat. Perubahan
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran serta hukum-hukum yang terkait. Siswa diajak memahami konsep dasar, menganalisis faktor-faktor, dan menggambar kurva permintaan dan penawaran.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
2. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan
mengaplikasikan beberapa metode
dalam mengatasi ketidakpastian.
3. Pokok Bahasan
Penalaran Non Monoton
Probabilitas & Theorema Bayes
Faktor Kepastian (Certainty Factor)
Teori Dempster Shafer
Logika Fuzzy
4. Penalaran Non Monoton
Ingat kembali penalaran induktif:
Contoh:
Premis-1 : Ikan mujair bernafas dengan insang.
Premis-2 : Ikan mas koki bernafas dengan insang.
Premis-3 : Ikan bawal bernafas dengan insang.
Konklusi : Ikan adalah hewan yang bernafas dengan insang.
Munculnya premis baru bisa mengakibatkan gugurnya konklusi
yang sudah diperoleh.
Misal ada premis baru
Premis-4 : Ikan paus bernafas dengan paru-paru.
Premis tersebut, menyebabkan konklusi: Ikan adalah hewan
yang bernafas dengan insang, menjadi kurang tepat.
Apabila kita menggunakan penalaran induktif, sangat
dimungkinkan adanya ketidakpastian.
5. Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta
baru mengakibatkan ketidakkonsistenan disebut
dengan Penalaran Non Monotonis.
Ciri-ciri dari Penalaran Non Monotonis adalah:
Mengandung ketidakpastian;
Adanya perubahan pada pengetahuan.
Adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi
yang sudah terbentuk.
Misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak
dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta-fakta baru.
Sedangkan Penalaran Monotonis memiliki ciri-ciri:
Konsisten;
Pengetahuannya lengkap.
Untuk mengatasi ketidakpastian pada penalaran
non monotonis, maka digunakan penalaran statistik.
6. Probabilitas & Theorema Bayes
Bentuk Th. Bayes:
dengan:
p(Hi|E) = probabilitas hipotesis Hi benar jika diberikan evidence E.
p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui
hipotesis Hi benar.
p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya)
tanpa memandang evidence apapun.
n = jumlah hipotesis yang mungkin.
n
1
k
k
k
i
i
i
)
H
(
p
*
)
H
|
E
(
p
)
H
(
p
*
)
H
|
E
(
p
)
E
|
H
(
p
7. Contoh
Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya.
Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:
Cacar, dengan:
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena
cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.
Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala
apapun; p(Cacar) = 0,4.
Alergi, dengan
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi;
p(Bintik2|Alergi) = 0,3.
Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala
apapun; p(Alergi) = 0,7.
Jerawat, dengan
Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani
jerawatan; p(Bintik2|Jerawatan) = 0,9.
Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa memandang gejala apapun;
p(Jerawatan) = 0,5.
8. Maka:
Probabilitas Si Ani terkena cacar karena ada bintik-bintik di
wajahnya adalah:
Probabilitas Si Ani terkena alergi karena ada bintik-bintik di
wajahnya adalah:
)
Jerawat
(
p
*
)
Jerawat
|
2
ik
int
B
(
p
)
Alergi
(
p
*
)
Alergi
|
2
ik
int
B
(
p
)
Cacar
(
p
*
)
Cacar
|
2
ik
int
B
(
p
)
Cacar
(
p
*
)
Cacar
|
2
ik
int
B
(
p
)
2
ik
int
B
|
Cacar
(
p
327
,
0
98
,
0
32
,
0
)
5
,
0
(
P
*
)
9
,
0
(
)
7
,
0
(
*
)
3
,
0
(
)
4
,
0
(
*
)
8
,
0
(
)
4
,
0
(
*
)
8
,
0
(
)
2
ik
int
B
|
Cacar
(
p
)
Jerawat
(
p
*
)
Jerawat
|
2
ik
int
B
(
p
)
Alergi
(
p
*
)
Alergi
|
2
ik
int
B
(
p
)
Cacar
(
p
*
)
Cacar
|
2
ik
int
B
(
p
)
Alergi
(
p
*
)
Alergi
|
2
ik
int
B
(
p
)
2
ik
int
B
|
Alergi
(
p
214
,
0
98
,
0
21
,
0
)
5
,
0
(
P
*
)
9
,
0
(
)
7
,
0
(
*
)
3
,
0
(
)
4
,
0
(
*
)
8
,
0
(
)
7
,
0
(
*
)
3
,
0
(
)
2
ik
int
B
|
Alergi
(
p
9. Probabilitas Si Ani jerawatan karena ada bintik-bintik di wajahnya
adalah:
)
Jerawat
(
p
*
)
Jerawat
|
2
ik
int
B
(
p
)
Alergi
(
p
*
)
Alergi
|
2
ik
int
B
(
p
)
Cacar
(
p
*
)
Cacar
|
2
ik
int
B
(
p
)
Jerawat
(
p
*
)
Jerawat
|
2
ik
int
B
(
p
)
2
ik
int
B
|
Jerawat
(
p
459
,
0
98
,
0
45
,
0
)
5
,
0
(
P
*
)
9
,
0
(
)
7
,
0
(
*
)
3
,
0
(
)
4
,
0
(
*
)
8
,
0
(
)
5
,
0
(
*
)
9
,
0
(
)
2
ik
int
B
|
Alergi
(
p
10. Jika setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis, muncul satu
atau lebih evidence atau observasi baru, maka:
e = evidence lama.
E = evidence atau observasi baru.
p(H|E,e) = probabilitas hipotesis H benar jika muncul
evidence baru E dari evidence lama e.
p(H|E) = probabilitas hipotesis H benar jika diberikan
evidence E.
p(e|E,H) = kaitan antara e dan E jika hipotesis H benar.
p(e|E) = kaitan antara e dan E tanpa memandang
hipotesis apapun.
)
E
|
e
(
p
)
H
,
E
|
e
(
p
*
)
E
|
H
(
p
)
e
,
E
|
H
(
p
11. Bintik-bintik di wajah merupakan gejala bahwa seseorang
terkena cacar.
Observasi baru menunjukkan bahwa selain adanya bintik-bintik
di wajah, panas badan juga merupakan gejala orang terkena
cacar.
Antara munculnya bintik-bintik di wajah dan panas badan juga
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Bintik2 Panas
Cacar
12. Contoh
Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya.
Dokter menduga bahwa Si Ani terkena cacar dengan
probabilitas terkena cacar apabila ada bintik-bintik di wajah,
p(Cacar|Bintik2), adalah 0,8.
Ada observasi bahwa orang yang terkena cacar pasti mengalami
panas badan.
Jika diketahui bahwa:
probabilitas orang terkena cacar apabila panas badan,
p(Cacar|Panas), adalah 0,5;
keterkaitan antara adanya bintik-bintik di wajah dan panas badan
apabila seseorang terkena cacar, p(Bintik2|Panas,Cacar),
adalah 0,4;
keterkaitan antara adanya bintik-bintik di wajah dan panas
badan, p(Bintik2|Panas), adalah 0.6,
14. Jaringan Bayes
Pengembangan lebih jauh dari Teorema Bayes adalah dibentuknya
Jaringan Bayes.
Gambar:
a. Munculnya pengangguran disebabkan oleh banyaknya PHK.
b. Munculnya pengangguran dapat digunakan sebagai evidence untuk
membuktikan bahwa sekarang banyak gelandangan.
c. Probabilitas terjadinya PHK jika terjadi krismon, dan probabilitas munculnya
gelandangan jika terjadi krismon.
PHK
Pengang-
guran
(a)
PHK Gelanda-
ngan
Pengang-
guran
(b)
PHK Gelanda-
ngan
Pengang-
guran
Krismon
(c)
15. Atribut Prob Keterangan
p(Pengangguran|PHK,Gelandangan) 0,95 Keterkaitan antara pengangguran & PHK, jika
muncul gelandangan.
p(Pengangguran|PHK,Gelandangan) 0,20 Keterkaitan antara pengangguran & PHK, jika
tidak ada gelandangan.
p(Pengangguran|PHK,Gelandangan) 0,75 Keterkaitan antara pengangguran & tidak ada
yang diPHK, jika muncul gelandangan.
p(Pengangguran|PHK,
Gelandangan)
0,40 Keterkaitan antara pengangguran & tidak ada
yang diPHK, jika tidak ada gelandangan.
p(PHK|Krismon) 0,50 Probabilitas orang diPHK jika terjadi krismon.
p(PHK|Krismon) 0,10 Probabilitas orang diPHK jika tidak terjadi
krismon.
p(Pengangguran|Krismon) 0,90 Probabilitas muncul pengangguran jika terjadi
krismon.
p(Pengangguran|Krismon) 0,30 Probabilitas muncul pengangguran jika tidak
terjadi krismon.
P(Krismon) 0,80
16. Faktor Kepastian (Certainty Factor)
Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran
kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.
Notasi Faktor Kepastian:
CF[h,e] = MB[h,e] MD[h,e]
dengan:
CF[h,e] = faktor kepastian
MB[h,e] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h,
jika diberikan evidence e (antara 0 dan 1).
MD[h,e] = ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis h,
jika diberikan evidence e (antara 0 dan 1).
17. Ada 3 hal yang mungkin terjadi:
h
(a) (b) (c)
e1
e2
h1 h2
A
B
C
18. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentu-
kan CF dari suatu hipotesis (a).
Jika e1 dan e2 adalah observasi, maka:
lainnya
])
e
,
h
[
MB
1
].(
e
,
h
[
MB
]
e
,
h
[
MB
1
]
e
e
,
h
[
MB
0
]
e
e
,
h
[
MB
1
2
1
2
1
2
1
lainnya
])
e
,
h
[
MD
1
].(
e
,
h
[
MD
]
e
,
h
[
MD
1
]
e
e
,
h
[
MD
0
]
e
e
,
h
[
MD
1
2
1
2
1
2
1
19. Contoh
Si Ani menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan
Si Ani terkena cacar dengan kepercayaan, MB[Cacar,Bintik2] =
0,80 dan MD[Cacar,Bintik2] = 0,01.
Maka:
CF[Cacar,Bintik2] = 0,80 0,01 = 0,79.
Jika ada observasi baru bahwa Si Ani juga panas badan dengan
kepercayaan, MB[Cacar,Panas]=0,7 dan MD[Cacar,Panas]=0,08;
Maka:
MB[Cacar,Bintik2 Panas] = 0,8 + 0,7 * (1-0,8) = 0,94
MD[Cacar,Bintik2 Panas] = 0,01 + 0,08 * (1-0,01) = 0,0892
CF[Cacar,Bintik2 Panas] = 0,94 0,0892 = 0,8508
20. Semula faktor kepercayaan bahwa Si Ani terkena
cacar kalau dilihat dari gejala munculnya bintik-bintik
di wajah adalah 0,79.
Setelah muncul gejala baru yaitu panas badan,
maka faktor kepercayaan Si Ani terkena cacar
menjadi berubah (lebih besar) yaitu 0,8508.
21. Contoh ..
Pada pertengahan tahun 2002, ada indikasi bahwa
turunnya devisa Indonesia disebabkan oleh
permasalahan TKI di Malaysia. Apabila diketahui:
MB[DevisaTurun,TKI] = 0,8 dan
MD[DevisaTurun,TKI] = 0,3; maka carilah berapa
CF[DevisaTurun,TKI]?
CF[DevisaTurun,TKI] = MB[DevisaTurun,TKI]-
MD[DevisaTurun,TKI] = 0,8 0,3 = 0,5.
22. Ternyata pada akhir September 2002, kemarau
yang berkepanjangan mengakibatkan gagal panen
yang cukup serius, hal ini ternyata juga berdampak
pada turunnya ekspor Indonesia. Apabila diketahui:
MB[DevisaTurun,EksporTurun] = 0,75 dan
MD[DevisaTurun,EksporTurun] = 0,1; maka carilah
berapa CF[DevisaTurun,EksporTurun] dan berapa
CF[DevisaTurun,TKI EksporTurun]?
CF[DevisaTurun,EksporTurun] =
= MB[DevisaTurun,EksporTurun]
MD[DevisaTurun,EksporTurun]
= 0,75 0,1
= 0,65.
24. Isu terorisme di Indonesia pasca peristiwa Bom Bali
pada tanggal 12 Oktober 2002 ternyata juga ikut
mempengaruhi turunnya devisa Indonesia sebagai
akibat berkurangnya wisatawan asing. Apabila
diketahui: MB[DevisaTurun,BomBali] = 0,5 dan
MD[DevisaTurun,BomBali] = 0,3; maka carilah
berapa CF[DevisaTurun,BomBali] dan berapa
CF[DevisaTurun,TKI EksporTurun BomBali]?
CF[DevisaTurun,BobBali] =
= MB[DevisaTurun,BomBali]
MD[DevisaTurun,BomBali]
= 0,5 0,3
= 0,2.
26. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis (b).
Jika h1 dan h2 adalah hipotesis, maka:
])
e
,
h
[
MD
],
e
,
h
[
MD
max(
]
e
,
h
h
[
MD
])
e
,
h
[
MD
],
e
,
h
[
MD
min(
]
e
,
h
h
[
MD
])
e
,
h
[
MB
],
e
,
h
[
MB
max(
]
e
,
h
h
[
MB
])
e
,
h
[
MB
],
e
,
h
[
MB
min(
]
e
,
h
h
[
MB
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
27. Contoh
Si Ani menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan Si Ani
terkena cacar dengan kepercayaan, MB[Cacar,Bintik2] = 0,80 dan
MD[Cacar,Bintik2] = 0,01.
Maka:
CF[Cacar,Bintik2] = 0,80 0,01 = 0,79.
Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan bahwa Si Ani
mungkin juga terkena alergi dengan kepercayaan, MB[Alergi,Bintik2] =
0,4 dan MD[Alergi,Bintik2] = 0,3;
Maka:
CF[Alergi,Bintik2] = 0,4 0,3 = 0,1.
Untuk mencari CF[Cacar Alergi, Bintik2] dapat diperoleh dari:
MB[Cacar Alergi, Bintik2] = min(0,8; 0,4) = 0,4
MD[Cacar Alergi, Bintik2] = min(0,01; 0,3) = 0,01
CF[Cacar Alergi, Bintik2] = 0,4 0,01 = 0,39
Untuk mencari CF[Cacar Alergi, Bintik2] dapat diperoleh dari:
MB[Cacar Alergi, Bintik2] = max(0,8; 0,4) = 0,8
MD[Cacar Alergi, Bintik2] = max(0,01; 0,3) = 0,3
CF[Cacar Alergi, Bintik2] = 0,8 0,3 = 0,5
28. Semula faktor Kepastian bahwa Si Ani terkena
cacar dari gejala munculnya bintik-bintik di wajah
adalah 0,79.
Faktor kepastian bahwa Si Ani terkena alergi dari
gejala munculnya bintik-bintik di wajah adalah 0,1.
Dengan adanya gejala yang sama mempengaruhi 2
hipotesis yang berbeda ini, memberikan faktor
kepastian bahwa:
Si Ani menderita cacar dan alergi = 0,39.
Si Ani menderita cacar atau alergi = 0,5
29. Beberapa aturan saling bergandengan,
ketidakpastian dari suatu aturan menjadi input untuk
aturan yang lainnya (c), maka:
MB[h,s] = MB[h,s] * max(0,CF[s,e])
dengan MB[h,s] adalah ukuran kepercayaan h
berdasarkan keyakinan penuh terhadap validitas s.
30. Aturan:
/1/
IF terjadi PHK
THEN muncul banyak pengangguran
(CF[Pengangguran,PHK]=0,9)
/2/
IF muncul banyak pengangguran
THEN muncul banyak gelandangan
(MB[Gelandangan,Pengangguran]=0,7)
Maka:
MB[Pengangguran,PHK] = (0,7)*(0,9)= 0,63
Contoh
31. Teori Dempster-Shafer
Secara umum Teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:
[Belief,Plausibility]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung
suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan
bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan
adanya kepastian.
Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai:
Pl(s) = 1 Bel(s)
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan s,
maka dapat dikatakan bahwa Bel(s)=1, dan Pl(s)=0.
32. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of
discernment yang dinotasikan dengan . Frame ini
merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan
hipotesis.
Misalkan: = {A, F, D, B}
dengan:
A = Alergi;
F = Flu;
D = Demam;
B = Bronkitis.
Tujuan kita adalah mengkaitkan ukuran kepercayaan
elemen-elemen .
Tidak semua evidence secara langsung mendukung
tiap-tiap elemen.
Sebagai contoh, panas mungkin hanya mendukung
{F,D,B}.
33. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas
(m).
Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen
saja, namun juga semua subset-nya.
Sehingga jika berisi n elemen, maka subset dari
semuanya berjumlah 2n.
Kita harus menunjukkan bahwa jumlah semua m
dalam subset sama dengan 1.
Andaikan tidak ada informasi apapun untuk memilih
keempat hipotesis tersebut, maka nilai:
m{} = 1,0
Jika kemudian diketahui bahwa panas merupakan
gejala dari flue, demam, dan bronkitis dengan m = 0,8,
maka:
m{F,D,B} = 0,8
m{} = 1 0,8 = 0,2
34. Andaikan diketahui X adalah subset dari , dengan
m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga
merupakan subset dari dengan m2 sebagai fungsi
densitasnya, maka kita dapat membentuk fungsi
kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu:
Y
X 2
1
Z
Y
X 2
1
3
)
Y
(
m
).
X
(
m
1
)
Y
(
m
).
X
(
m
)
Z
(
m
35. Contoh
Si Ani mengalami gejala panas badan. Dari
diagnosa dokter, penyakit yang mungkin diderita
oleh Si Ani adalah flue, demam, atau bronkitis.
Gejala-1: panas
Apabila diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan
observasi panas sebagai gejala dari penyakit flue, demam,
dan bronkitis adalah:
m1{F,D,B} = 0,8
m1{} = 1 0,8 = 0,2
Sehari kemudian, Si Ani datang lagi dengan gejala yang
baru, yaitu hidungnya buntu.
36. Gejala-2: hidung buntu
Kemudian diketahui juga nilai kepercayaan setelah
dilakukan observasi terhadap hidung buntu sebagai
gejala dari alergi, penyakit flue, dan demam adalah:
m2{A,F,D} = 0,9
m2{} = 1 0,9 = 0,1
m3 dapat dicari:
{A,F,D} (0,9) 2 (0,1)
{F,D,B} (0,8) {F,D} (0,72) {F,D,B} (0,08)
1 (0,2) {A,F,D} (0,18) (0,02)
38. Gejala-3: piknik
Jika diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan
observasi terhadap piknik sebagai gejala dari alergi adalah:
m4{A} = 0,6
m4{} = 1 0,6 = 0,4
berapa kombinasi untuk m5 ?
39. Gejala-3: piknik
Jika diketahui nilai kepercayaan setelah dilakukan observasi
terhadap piknik sebagai gejala dari alergi adalah:
m4{A} = 0,6
m4{} = 1 0,6 = 0,4
maka dapat dicari aturan kombinasi dengan nilai
kepercayaan m5
{A} (0,6) (0,4)
{F,D} (0,72) (0,432) {F,D} (0,288)
{A,F,D} (0,18) {A} (0,108) {A,F,D} (0,072)
{F,D,B} (0,08) (0,048) {F,D,B} (0,032)
(0,02) {A} (0,012) (0,008)