3. 1. Harga pokok pesanan
Harga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk
yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan
perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masingmasing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas.
a) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang
bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputusputus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b)
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat
dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan
sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada
produk. metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:
1. Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik harus
digunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.
2. Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok yang
ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya produksi.
4. c) Biaya produksi dibagi menajadi dua jenis yaitu:
1.
Biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
Biaya langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya
yang sebenarnya
2.
Biaya tidak langsung meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja tidak langsung.
Biaya tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesananan berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka (Predetermined Rate)
d) Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan
selesai diproduksi.
e) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan
jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
f) Untuk megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok
pesanan dimana tercatat hal-hal berikut ini :
5. Jenis produk
:
Nomor pesanan :
Tgl.pesanan
:
Sifat pesanan
:
Nama pemesan :
Jumlah
:
Tgl.selesai
:
Harga jual
:
Biaya produksi
:
6. Pencatatan Akuntansi
a)
Akuntansi biaya bahan baku
Pencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti permintaan bahan (material
reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga harus
dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Pada saat pembelian:
Persediaan bahan baku xxx
Utang/kas
xxx
7. Pada saat pembebanan
BDP - Biaya bahan baku
xxx
Persediaan bahan baku
xxx
Pada saat terjadi retur pembelian
Utang
xxx
m
Persediaan bahan baku
xxx
8. b) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Pembebanan upah langsung ke barang dalam proses, harus dicatat di kartu harga pokok
pesanan sesuai dengan pemakaian tenaga kerja yang bersangkutan.
Pada saat pembayaran kepada karyawan
Utang gaji dan upah
Kas
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya tenaga kerja xxx
Gaji dan upah
xxx
xxx
xxx
9. c) Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan
berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan
(predetermined rate).
Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu
2. Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja
mesin, dll)
3. Menentukan tarif BOP berdasarkan:
10. Taksiran BOP
Tarip BOP = ------------------ = Rp ....../Dasar pembebanan
Dasar pembebanan
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya overhead pabrik
xxx
BOP yang dibebankan
Mencatat BOP Sesungguhnya
BOP yang sesungguhnya
Berbagai rekening dikredit
xxx
xxx
xxx
11. d)
Pencatatan Barang Jadi
Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah
selesai dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan
kepada harga pokok tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan, sehingga
besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga pokok.
Persediaan barang jadi
BDP - Biaya bahan baku
xxx
xxx
BDP - Biaya tenaga kerja
xxx
BDP - Biaya overhead pabrik
xxx
12. e) Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan barang dalam proses
xxx
BDP - Biaya Bahan Baku
BDP - Biaya Tenaga Kerja
BDP - Biaya Overhead Pabrik
xxx
xxx
xxx
f) Pencatatan Penyerahan Barang Kepada Pemesan
Piutang
xxx
Penjualan
xxx
g) Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan
Persediaan barang jadi
xxx
xxx
Masalah-Masalah Khusus
Masalah yang timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan adalah:
1. Biaya Bahan Baku.
a) Unsur harga pokok bahan baku
Sesuai dengan prinsip harga perolehan (cost), maka harga pokok terdiri dari:
- Harga beli menurut faktur
- Ongkos angkut
- Biaya-biaya lain sampai dengan bahan baku itu siap untuk dipakai, akan tetapi atas
pertimbangan biaya administrasi maka dalam praktek harga pokok bahan pada umumnya
dicatat berdasarkan faktur.
13. b) Penentuan harga pokok bahan baku
Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai kedalam proses produksi dapat dipakai metode:
- Metode tanda pengenal khusus
- Metode FIFO (First In First Out)
- Metode LIFO (Last In First Out)
- Metode Rata-Rata
- Metode Angka Produksi
c) Sisa Bahan
Merupakan bahan yang tidak terpakai (tidak menjadi bagian dari produk) dalam proses produksi dan tidak
dapat dipakai dalam proses produksi berikutnya (telah rusak) tetapi masih mempunyai harga jual.
Pencatatan terhadap harga jual sisa bahan dilakukan sebagai berikut:
Apabila harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga dilakukan pada saat penjualan
Apabila harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan dilakukan pada saat sisa bahan tersebut
diserahkan ke gudang.
d) Produk Rusak (Spoiled Goods)
Merupakan produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki.Perlakuan
terhadap produk rusak adalah sebagai berikut:
Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak
dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut.
Apabila terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian akibat
produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkan ke dalam tarip BOP dimana
terdapat kerugian akibat produk rusak tersebut.
14. 2. Biaya Tenaga Kerja
Dalam hubungan dengan perhitungan harga pokok produksi, maka pada umumnya tenaga kerja dibedakan
sebagai berikut :.
Tenaga kerja langsung : yaitu tenaga kerja yang mengerjakan produk langsung dibebankan ke perkiraan
barang dalam proses
Tenaga kerja tidak langsung : yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung turut dalam pengerjaan produk
dan biaya yang terjadi dibebankan ke perkiraan biaya overhead pabrik.
Beberapa masalah yang timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain:
a)
Cara perhitungan besarnya gaji dan upah
Dalam hal ini banyak perusahaan yang memakai cara dengan mengalikan jumlah jam kerja
dengan tarip upah per jam
b)
Cara pemberian intensip
Pemberian intensip pada umumnya bertujuan agar karyawan bekerja lebih baik. pemberian
intensip dapat didasarkan atas waktu kerja maupun kuantitas produksi maupun kombinasi dari keduanya.
c)
Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan
Pada prinsipnya besarnya pendapatan karyawan adalah sebagai berikut:
Ditetapkan besarnya pendapatan sisa kena pajak per tahun, yaitu pendapatan sisa kena pajak per
bulan 12 (dua belas).
- Atas sisa kena pajak satu tahun dikenakan tarip pajak untuk mengetahui jumlah pajak satu tahun.
d) Untuk menentukan besarnya potongan pajak pendapatan, maka jumlah pajak satu tahun di bagi 12 (dua
belas). Kemudian tentang proses pencatatan biaya tenaga kerja adalah seperti yang telah dijelaskan di muka
dalam prosedur akuntansi biaya pokok pesanan.
15. 2. Harga pokok proses
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen
produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan
yang menghasilkan produk atau massa.
Karakteristik Metode Harga Pokok Proses :
Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan merupakan produk massa
yang bersifat standar.
Biaya produksi dikumpulkan dengan dicatat dalam setiap departemen produksi yang ada, untuk
jangtka waktu tertentu (umumnya satu bulan).
Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi dengan
unit produk yang telah selesai dalam periode yang bersangkutan.
Harga pokok produk dihitung pada akhir periode tertentu.
Biaya bahan tidak perlu dipisahkan dari biaya bahan baku dan biaya bahan pembantu, dan biaya
tenaga kerja tidak dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak
langsung.
Produk yang belum selesai (masih dalam proses) pada akhir periode, dicatat ke dalam rekening
persediaan Produk Dalam Proses.
Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi setiap departemen, yang pada dasarnya
berisi perhitungan harga pokok produk yang telah selesai, dan yang masih dalam proses, yang
dinyatakan dalam total maupun per unit.
16. PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN
1. pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga
pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi
2. perhitungan harga pokok produksi per satuan
metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total
biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan
yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga
pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang
dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan)
3. penggolongan biaya produksi
dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya
sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan
tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung
dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan
satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan
produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas
dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.
4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.
Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff
yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya
produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun
yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya
yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
17. METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Berikut ini diberikan satu contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk
dalam proses awal.
Contoh 1.
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang
dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Rp
Rp
Rp
Rp
5.000.000
7.500.000
11.250.000
16.125.000
Total biaya produksi
Rp 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi
2.000 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, 500 kg
biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.
18. Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari
19x1
Masuk ke dalam proses: 2.500
kg
Produk jadi : 2000 kg
Produk dalam proses akhir
500 kg
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsure biaya
produksi
(1)
Bahan baku
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Total biaya
Unit ekuivalensi
Biaya produksi
per satuan
(2)
(3)
(2);(3)
Rp 5.000.000
2.500
Rp 2.000
Rp 7.500.000
2.500
3.000
Rp 11.250.000
2.250
5.000
Rp 16.125.000
2.150
7.500
39.875.000
17.500
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000
Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000
Rp 35.000.000
Rp 4.875.000
19. Jurnal pencatatan biaya produksi
jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Persediaan bahan baku
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Persediaan bahan penolong
Rp 7.500.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja
Gaji dan upah
Rp 11.250.000
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Berbagai rekening yang dikredit
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
Rp 16.125.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku
Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong
Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja
Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Rp 15.000.000
20. Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai
dioleh pada akhir bulan januari 19 x1
Persediaan produk dalam proses
Barang dalam proses – biaya bahan baku
Barang dalam proses – biaya bahan penolong
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik
Rp 4.875.000
Rp 1.000.000
Rp 1.500.000
Rp 1.250.000
Rp 1.125.000
21. METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU
DEPARTEMEN PRODUKSI
Apabila produk diolah melaui dua departemen produksi atau lebih, maka laporan
biaya produksi dibuat per departemen produksi dan perhitungan biaya produksi per
satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama caranya
dengan perhitungan biaya produksi pada satu departemen produksi.
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama merupakan perhitungan kumulatif. Produk yang
dihasilkan oleh departemen kedua dan atau departemen seterusnya merupakan
produk jadi dari departemen sebelumnya, maka harga pokok produk yang dihasilkan
oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari;
1.biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya dan
2.biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen tersebut.
22. Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A
dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan
Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Departemen A
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
Produk selesai yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir bulan
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir
Biaya bahan baku
Biaya konversi
Departemen B
35.000 kg
30.000 kg
5.000 kg
24.000 kg
6.000 kg
Rp 70.000
Rp 155.000
Rp 248.000
Rp 0
Rp 270.000
Rp 405.000
100%
20%
50%
23. Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A
Unsur biaya
produksi
Bahan baku
Tenaga kerja
Overbead pabrik
Total
Total biaya
Rp 70.000
155.000
248.000
Rp 173.000
Unit ekuivalensi
35.000
31.000
31.000
Biaya produksi
per kg
Rp 2
5
8
Rp 15
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari
19x1
Rp 450.000
Rp 23.000
Rp 473.000
24. nal pencatatan biaya produksi departemen A
nal untuk mencatat biaya bahan baku :
rang dalam proses-biaya bahan baku departemen A
Persediaan bahan baku
nal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
rang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A
Gaji dan upah
Rp 155.000
nal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
rang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A
Berbagai rekening yang di kredit
Rp 70.000
Rp 70.000
Rp 155.000
Rp 248.000
Rp 248.000
nal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:
rang dalam proses – biaya bahan baku departemen B
Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Rp 60.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Rp 150.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 240.000
nal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir
lan januari 19x1
rsediaan produk dalam proses-departemen A
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 23.000
Rp 10.000
Rp 5.000
Rp 8.000
25. Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Unsur biaya
produksi
Tenaga kerja
Overbead pabrik
Total
Total biaya
270.000
405.000
Rp 675.000
Unit ekuivalensi
Biaya produksi per
kg
27.000
27.000
10
15
Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
24.000 x Rp 40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:
Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000
Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B
Rp 360.000
600.000
960.000
90.000
Rp 75.000
165.000
26. jurnal pencatatan biaya produksi departemen B
Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A:
Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A
Rp 450.000
Rp 60.000
Rp 150.000
Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :
Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B
Gaji dan upah
Rp 270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B
Berbagai rekening yang di kredit
Rp 405.000
Rp 270.000
Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Persediaan produk jadi
Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Rp 360.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Rp 240.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada
akhir bulan januari 19x1
Persediaan produk dalam proses-departemen B
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B
Rp 165.000
Rp 90.000
Rp 30.000
Rp 45.000
Editor's Notes
Perhitunganhargapokokprodukjadidanpersediaanprodukdalam proses dep AÂ Hargapokokprodukjadi : 30.000 x Rp 15Rp 450.000Hargapokokpersediaanprodukdalam prosesBiayabahanbaku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000Biayatenagakerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000Â Â Â Â Rp 23.000JumlahbiayaproduksiDepartemen A bulanjanuari 19x1Rp 473.000Â Perhitunganhargapokokprodukjadidanpersediaanprodukdalam proses dep AÂ Hargapokokprodukjadi : 30.000 x Rp 15Rp 450.000Hargapokokpersediaanprodukdalam prosesBiayabahanbaku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000Biayatenagakerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000Â Â Â Â Rp 23.000JumlahbiayaproduksiDepartemen A bulanjanuari 19x1Rp 473.000Â