Laporan ini membahas proses pembuatan model simulasi alokasi air di tingkat wilayah sungai untuk mengevaluasi alternatif pengembangan sumber daya air. Model ini dirancang untuk menjawab pertanyaan terkait evaluasi potensi pengembangan, pengkajian infrastruktur, dan dampak alternatif pengembangan dengan melakukan simulasi kondisi sistem tata air dan skenario yang berbeda. Salah satu model yang digunakan adalah DSS-Ribasim yang dikemb
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Metode Perkiraan Banjir Das membahas berbagai metode untuk memperkirakan banjir, termasuk Metode Rasional yang sering digunakan untuk DAS perkotaan kecil. Dokumen ini juga membahas pemilihan metode yang tepat berdasarkan ukuran DAS serta pengaruh urbanisasi terhadap karakteristik das."
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
油
Pedoman ini memberikan panduan teknis pengembangan jaringan irigasi di Indonesia. Kondisi saat ini menunjukkan 52% jaringan rusak dan tidak berfungsi dengan baik, sehingga produksi padi menurun. Pedoman ini disusun untuk membantu petugas pertanian memperbaiki jaringan irigasi agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan air irigasi yang mencakup perencanaan pola tanam, perhitungan kebutuhan air untuk pengolahan lahan, evaporasi, curah hujan efektif, kebutuhan air tanaman, dan kebutuhan air irigasi. Tugas harus diselesaikan paling lambat 30 November 2013 dan dilaporkan dalam format laporan yang terdiri atas bab pendahuluan, landasan teori, perencanaan kebutuhan air irigasi, kesimpul
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perundang-undangan terkait penataan ruang, sumber daya air, dan pengembangan sistem penyediaan air minum.
2. Persyaratan kualitas dan kuantitas air minum juga dijelaskan seperti standar kebutuhan air bersih per orang.
3. Definisi air minum dan bersih serta komponen-komponen sistem penyediaan air minum diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kinerja jaringan irigasi melalui penerapan manajemen operasional irigasi yang tepat dan konsisten. Beberapa poin penting yang dibahas adalah pentingnya optimasi penggunaan air untuk kebutuhan pertanian, permasalahan yang sering dihadapi seperti efisiensi distribusi air yang rendah, manajemen operasional yang kurang tepat dan biaya operasi yang tidak mencukupi. Untuk meningkatkan kiner
Tata cara pembuatan studi kelayakan drainase perkotaan memberikan panduan mengenai:
(1) pengumpulan data dan informasi teknis, ekonomi, dan lingkungan; (2) analisis kelayakan teknis, ekonomi, dan lingkungan untuk menentukan alternatif terbaik; (3) penyusunan rencana proyek drainase berdasarkan hasil analisis kelayakan.
Tata cara pembuatan rencana induk drainaseinfosanitasi
油
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang meliputi pengumpulan data, analisis kondisi sistem drainase saat ini, pembuatan peta genangan, analisis kebutuhan drainase, dan penyusunan prioritas pengembangan berdasarkan skala kepentingan daerah.
Laporan ini membahas tentang analisis sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Nganjuk Kecamatan Ngluyu. Mencakup latar belakang masalah keterbatasan air bersih, tujuan analisis kebutuhan dan ketersediaan air baku, serta tinjauan pustaka mengenai komponen sistem distribusi air dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air.
Aspek praktis dan desain drainase besarinfosanitasi
油
Teks tersebut membahas empat alternatif utama dalam perancangan drainase yaitu meningkatkan kapasitas saluran yang ada, mengalihkan aliran, menahan aliran, dan memompa. Metode meningkatkan kapasitas meliputi pelurusan aliran, pembangunan tanggul, pengerukan, dan pelapisan saluran. Metode menahan aliran menyangkut penyediaan waduk banjir untuk meratakan puncak aliran.
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseinfosanitasi
油
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar sistem drainase perkotaan yang meliputi fungsi, komponen, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti intensitas hujan, daerah tangkapan, dan pertumbuhan kota."
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
油
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan sumber daya air dan kebijakan nasional untuk pengembangan sumber daya air. Ia menjelaskan pentingnya perencanaan yang ilmiah untuk proyek-proyek sumber daya air karena berkurangnya ketersediaan air per kapita dan ketidakmerataannya. Dokumen tersebut juga membahas metode konvensional dan non-konvensional dalam perencanaan proyek, prioritas alokasi air, dan strategi per
Dokumen tersebut membahas tentang air bersih dan persyaratan dalam penyediaan air bersih yang memenuhi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis. Juga dijelaskan tentang perencanaan sistem distribusi air bersih yang meliputi perhitungan kebutuhan air, proyeksi penduduk, dan kapasitas desain sistem.
Makalah ini membahas sistem penerapan drainase, mencakup definisi drainase, jenis drainase berdasarkan asal, letak, fungsi dan konstruksi, pola jaringan drainase, serta penerapan drainase pada berbagai fasilitas seperti lapangan udara, olahraga, jalan raya dan kereta api. Tujuannya adalah menjelaskan sistem drainase yang baik untuk mengelola air berlebih dan mencegah banjir.
Bab VII dokumen tersebut membahas tentang operasional dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum di Kecamatan Semarang Selatan tahun 2014. Pemeliharaan dan rehabilitasi sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab penyelenggara dan bertujuan untuk menjamin kelangsungan pelayanan air minum. Pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan rutin dan berkala pada unit-unit sistem penyediaan air minum.
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
油
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
Profundizaci坦n en el manejo integral de cuencas hidrogr叩ficas(9 abril)llica
油
El documento describe diferentes modelos y herramientas de soporte anal鱈tico para la gesti坦n integrada de cuencas hidrogr叩ficas. Incluye modelos de balance h鱈drico, como SOBEK y HYMOS, que simulan procesos hidrol坦gicos. Tambi辿n describe sistemas de soporte para la toma de decisiones como RIBASIM y WaterWare, que usan modelaci坦n y t辿cnicas de inteligencia artificial para generar recomendaciones ante diferentes escenarios. El objetivo general es proporcionar informaci坦n y an叩lisis para una mejor plan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perundang-undangan terkait penataan ruang, sumber daya air, dan pengembangan sistem penyediaan air minum.
2. Persyaratan kualitas dan kuantitas air minum juga dijelaskan seperti standar kebutuhan air bersih per orang.
3. Definisi air minum dan bersih serta komponen-komponen sistem penyediaan air minum diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kinerja jaringan irigasi melalui penerapan manajemen operasional irigasi yang tepat dan konsisten. Beberapa poin penting yang dibahas adalah pentingnya optimasi penggunaan air untuk kebutuhan pertanian, permasalahan yang sering dihadapi seperti efisiensi distribusi air yang rendah, manajemen operasional yang kurang tepat dan biaya operasi yang tidak mencukupi. Untuk meningkatkan kiner
Tata cara pembuatan studi kelayakan drainase perkotaan memberikan panduan mengenai:
(1) pengumpulan data dan informasi teknis, ekonomi, dan lingkungan; (2) analisis kelayakan teknis, ekonomi, dan lingkungan untuk menentukan alternatif terbaik; (3) penyusunan rencana proyek drainase berdasarkan hasil analisis kelayakan.
Tata cara pembuatan rencana induk drainaseinfosanitasi
油
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang meliputi pengumpulan data, analisis kondisi sistem drainase saat ini, pembuatan peta genangan, analisis kebutuhan drainase, dan penyusunan prioritas pengembangan berdasarkan skala kepentingan daerah.
Laporan ini membahas tentang analisis sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Nganjuk Kecamatan Ngluyu. Mencakup latar belakang masalah keterbatasan air bersih, tujuan analisis kebutuhan dan ketersediaan air baku, serta tinjauan pustaka mengenai komponen sistem distribusi air dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air.
Aspek praktis dan desain drainase besarinfosanitasi
油
Teks tersebut membahas empat alternatif utama dalam perancangan drainase yaitu meningkatkan kapasitas saluran yang ada, mengalihkan aliran, menahan aliran, dan memompa. Metode meningkatkan kapasitas meliputi pelurusan aliran, pembangunan tanggul, pengerukan, dan pelapisan saluran. Metode menahan aliran menyangkut penyediaan waduk banjir untuk meratakan puncak aliran.
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseinfosanitasi
油
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar sistem drainase perkotaan yang meliputi fungsi, komponen, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti intensitas hujan, daerah tangkapan, dan pertumbuhan kota."
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
油
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan sumber daya air dan kebijakan nasional untuk pengembangan sumber daya air. Ia menjelaskan pentingnya perencanaan yang ilmiah untuk proyek-proyek sumber daya air karena berkurangnya ketersediaan air per kapita dan ketidakmerataannya. Dokumen tersebut juga membahas metode konvensional dan non-konvensional dalam perencanaan proyek, prioritas alokasi air, dan strategi per
Dokumen tersebut membahas tentang air bersih dan persyaratan dalam penyediaan air bersih yang memenuhi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis. Juga dijelaskan tentang perencanaan sistem distribusi air bersih yang meliputi perhitungan kebutuhan air, proyeksi penduduk, dan kapasitas desain sistem.
Makalah ini membahas sistem penerapan drainase, mencakup definisi drainase, jenis drainase berdasarkan asal, letak, fungsi dan konstruksi, pola jaringan drainase, serta penerapan drainase pada berbagai fasilitas seperti lapangan udara, olahraga, jalan raya dan kereta api. Tujuannya adalah menjelaskan sistem drainase yang baik untuk mengelola air berlebih dan mencegah banjir.
Bab VII dokumen tersebut membahas tentang operasional dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum di Kecamatan Semarang Selatan tahun 2014. Pemeliharaan dan rehabilitasi sistem penyediaan air minum menjadi tanggung jawab penyelenggara dan bertujuan untuk menjamin kelangsungan pelayanan air minum. Pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan rutin dan berkala pada unit-unit sistem penyediaan air minum.
Modul TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
油
Viewers also liked (18)
Profundizaci坦n en el manejo integral de cuencas hidrogr叩ficas(9 abril)llica
油
El documento describe diferentes modelos y herramientas de soporte anal鱈tico para la gesti坦n integrada de cuencas hidrogr叩ficas. Incluye modelos de balance h鱈drico, como SOBEK y HYMOS, que simulan procesos hidrol坦gicos. Tambi辿n describe sistemas de soporte para la toma de decisiones como RIBASIM y WaterWare, que usan modelaci坦n y t辿cnicas de inteligencia artificial para generar recomendaciones ante diferentes escenarios. El objetivo general es proporcionar informaci坦n y an叩lisis para una mejor plan
Thank you for sharing your presentation on literacy instruction. I gained valuable insights into how to effectively assess students' literacy skills and select appropriate texts. The multi-faceted approach of using both cognitive and noncognitive assessments to deeply understand each student is highly effective. Choosing texts based on students' interests and abilities and incorporating different instructional perspectives helps engage students and strengthen their literacy. This information will certainly help me improve my own literacy practices. You seem dedicated to helping all students progress. Please let me know if I can support you by volunteering in the classroom or providing resources for families.
The document summarizes key topics and people from Robert D. Kaplan's book "Balkan Ghosts: A Journey Through History". It discusses the nature of travel in the Balkans prior to the 1990s and how it involved confronting issues of the century. It also profiles authoritarian leaders from the Balkans during World War 2 like Ante Paveli and Ion Antonescu who were responsible for large death tolls. Finally, it examines Nicolae and Elena Ceauescu, the communist leaders of Romania from 1967 to 1989, who imposed brutal policies and were guilty of genocide.
Lisa Bartolota is an experienced events specialist and meeting planner with over 15 years of experience in customer service, hospitality management, and event planning. She has a background in coordinating projects, planning events, and ensuring high customer satisfaction. Bartolota has strong skills in relationship building, administrative support, marketing, and time management. She holds an MBA in hospitality management and certificates in events management and marketing.
This document provides information about numismatic portfolios and managed accounts offered by Classic Gold Exchange. It discusses investing in tangible assets like rare coins as a way to diversify investments and protect against inflation. Specific types of rare coins discussed include pre-1933 gold coins and high-grade investment coins, which are described as having the highest potential for price appreciation due to their limited supply and high demand. The document promotes Classic Gold Exchange's approach of focusing on these undervalued areas of the rare coin market.
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
油
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang mencakup inventarisasi kondisi awal sistem drainase, analisis drainase dan konservasi air, pendekatan penyelenggaraan sistem drainase, rencana sistem jaringan drainase, dan cara pengerjaannya.
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanDewangga Setiawan
油
[REFERENSI] Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase - Pengelolaan sampah merupakan tugas dan kewajiban dari Pemerintah Kota/Kabupaten untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat; untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi masyarat di wilayahnya; dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Pusat memiliki kewenangan dalam pembinaan dan pengaturan, termasuk dalam pengembangan petunjuk teknis yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten. Buku ini merupakan salah satu petunjuk teknis yang diharapkan dapat membantu pengelola sampah Kota/Kabupaten dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Buku standar operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan ini masih memerlukan penyesuaian terutama dalam hal perhitungan biaya pengelolaan dan retribusi; yang dalam hal ini perlu disesuaikan dengan satuan biaya yang berlaku di Kota/Kabupaten. Harapan penyusun semoga buku ini bermanfaat.
1. Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka drainase perkotaan, termasuk definisi, fungsi, komponen, persyaratan perencanaan, dan jenis-jenis serta pola jaringan drainase perkotaan.
2. Terdapat empat macam sistem drainase perkotaan yaitu drainase utama, lokal, terpisah, dan gabungan. Sarananya meliputi penataan jaringan drainase primer hingga tersier.
3. Jenis drainase dibedakan menurut sejar
Dokumen tersebut membahas tentang drainase perkotaan. Ia menjelaskan pentingnya sistem drainase yang baik untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan dengan membebaskan kota dari genangan air. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai permasalahan drainase perkotaan seperti pertumbuhan penduduk, perubahan penggunaan lahan, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan drainase dan sampah."
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...infosanitasi
油
Dokumen ini membahas tentang kondisi drainase perkotaan dan pengembangan sistem drainase perkotaan di Indonesia. Kondisi drainase saat ini masih lemah karena lembaga pengelola yang kurang memadai dan pemeliharaan yang kurang. Tujuan pengembangan sistem drainase adalah mengurangi genangan secara bertahap dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Pembangunan sistem drainase perlu disinkronkan dengan sistem pengendalian banjir dan did
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip dasar sistem drainase perkotaan, termasuk definisi istilah, fungsi, dan pengelolaan drainase perkotaan serta proses terjadinya banjir di perkotaan. Dibahas pula kronologi penanganan drainase dan perubahan paradigma dari mengalirkan air ke badan penerima menjadi mengendalikan air untuk dimanfaatkan.
Audit kehilangan air dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kehilangan air baik secara fisik maupun komersial di jaringan distribusi agar dapat ditangani dengan baik. Metode audit melibatkan pendekatan top-down dan bottom-up untuk mengumpulkan data konsumsi dan kebocoran secara lebih akurat sehingga dapat mengambil tindakan strategis untuk mengontrol kehilangan air. Pengurangan kehilangan diharapkan menghasilkan air hemat dan peningk
1) Analisis debit puncak DAS Air Bengkulu untuk mengendalikan banjir dengan menggunakan program HEC-HMS. 2) Didapatkan debit puncak Sungai Rindu Hati 50,4 m3/s, Susup Sub-DAS 11,5 m3/s, dan Bengkulu Hilir Sub-DAS 85,6 m3/s. 3) Debit rata-rata kondisi eksisting Bengkulu Hilir 29,3 m3/s.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Non Revenue Water (NRW) yang merupakan air yang hilang dalam sistem distribusi air minum. Dokumen ini menjelaskan pengertian, penyebab, dan langkah-langkah penurunan NRW seperti pembentukan District Metering Area dan perbaikan infrastruktur jaringan distribusi.
Webinar ini membahas analisis neraca air dengan pemodelan hidrologi SWAT yang dilakukan oleh Dr. Iwan Ridwansyah. Acara ini terdiri atas dua sesi, yaitu prinsip dasar pemodelan hidrologi SWAT dan analisis neraca air dengan pemodelan SWAT secara langkah demi langkah. "
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan dan tantangan dalam penanganan drainase perkotaan, mencakup: (1) belum terpadunya penanganan drainase, (2) fungsi drainase yang belum jelas, dan (3) diperlukannya pendekatan terpadu dan partisipatif dalam perencanaan sistem drainase yang berwawasan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan. Sistem ini bertujuan mengelola air permukaan di kota dengan cara menahan dan meresapkan air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah sebelum dialirkan ke badan air, sehingga dapat mencegah banjir dan menjaga ketersediaan air tanah. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode drainase ramah lingkungan seperti kolam konservasi, sum
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
1. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perencanaan pengembangan wilayah sungai merupakan suatu proses perencanaan secara
spasial dan temporal yang sangat kompleks, dan melibatkan berbagai aspek sosial dan ekonomi dalam
meningkatkan produksi pangan; penyediaan air baku untuk rumah-tangga, perkotaan dan industri.
Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya perekonomian dan industri, maka
semakin meningkatpula kebutuhan akan air untuk berbagai keperluan (terutama untuk domestik,perkotaan
dan industri, irigasi,listrik,wisata dan lingkungan). Dilain pihak ketersediaan air jumlahnya tetap sehingga
sudah mulai terasa adanya conflictof interest dalam hal pemakaian air. Situasi ini jika dibiarkan berlarut-larut
akan dapat mengganggu kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional pada umumnya. Untuk
mengantisipasi hal ini maka perlu dilakukan pengelolaan distribusi air pada tingkat wilayah sungai atau
bahkan antar wilayah sungai, secara komprehensifdan terpadu. Mengingatkompleksnya sistem alokasi air
ini, maka diperlukan bantuan dari suatu model komputer untuk alokasi air,yang tidak hanya digunakan pada
tahap perencanaan, akan tetapijuga secara operasional untuk membantu para pengelola air sebagai suatu
decision support system (sistem pendukung pengambilan keputusan).
1.2 Model Simulasi Wilayah Sungai
Pemodelan simulasi alokasi air di tingkat wilayah sungai akan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang kerapkali muncul dalam pengembangan sumberdaya air, antara lain sebagai berikut:
a) Evaluasi alternatifdan potensi pengembangan sumberdaya air.
- Untuk suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan ketersediaan airnya yang berfluktuasi, sampai
sejauh mana dapatdikembangkan jaringan irigasi dan pemasokan air baku tanpa menimbulkan
kekurangan air atau merugikan pemakai air lainnya?
- Apakah akan terjadi benturan kepentingan (conflictof interests) antara para pemakai air (irigasi,
listrik tenaga air, air baku, dan lainnya) di masa mendatang? Bilamana dan dimana?
- Berapapotensilistrik tenaga air? Berapa debitandalan (reliable flow) dengan atau tanpa waduk?
b) Pengkajian upaya-upaya pembangunan infrastruktur pengairan dan upaya-upaya pengelolaan air.
- Seberapa efektif upaya pembangunan waduk terhadap pemenuhan kebutuhan air irigasi dan
tambak?
- Berapa ukuran waduk yang diperlukan, dan bagaimana pola pengoperasian yang optimal?
2. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
2
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas, maka suatu model simulasi
wilayah sungai harus dapat melakukan perhitungan simulasi dengan baik, dan mudah dioperasikan.
Artinya model harus mampu menirukan karakteristik penting dari wilayah sungai, terutama ketersediaan
air, kebutuhan air, pengoperasiansistemtata air, dan kemungkinanalternatif pengembangan;disamping
memberikan kemudahan pemasukan data dan keluaran informasi secara efisien, dalam format yang
mudah disajikan, dan dampak alternatif pengembangan (dalam bentuk peta dan grafik) yang mudah
dievaluasi dengan cepat. Dalam simulasi wilayah sungai terdapat dua hal penting, yaitu kondisi sistem
tata air yang dinyatakan dalam Skematisasi Sistem Tata Air; dan Alternatif Pengembangan Sumberdaya
Air yang direncanakan.
1.2.1 Skematisasi Sistem Tata Air
Untuk dapat mensimulasikan satuan wilayah sungai sebagaisuatu sistemtata air, maka disusun
skematisasisistemtata air yang dapatmenggambarkansistemtata air secarahidrologis,lengkap dengan
bangunan-bangunan air dan sarana pembawanya.
Skematisasi sistem tata air terdiri atas simpul-simpul yang menyatakan sumber air, kebutuhan
air dan infrastruktur; dan cabang-cabang yang menyatakan sungai, saluran, terowongan atau pipa.
Simpul-simpul tersebut terdiri atas tiga jenis, yaitu simpul biasa, simpul aktivitas, dan simpul kendali
sebagai berikut:
1) Simpul biasa merupakan unsur dalam tata air yang tidak mengatur aliran air. Simpul-simpul ini dapat
berupa Simpul Aliran (inflow node); Simpul Akhir (terminal node); Simpul Pertemuan (confluence
node); Simpul Listrik Mikrohidro (run-of-river node); Simpul Semu (dummy node); dan Simpul
Drainase Sub-Wilayah Sungai (district drainage node);
2) Simpul aktivitas yang merupakan simpul kebutuhan air, dan dapat berupa: Simpul Air Bersih (public
water supply node); Simpul Aliran Rendah (low flow node); Simpul Irigasi (irrigation node); Simpul
Tambak (fishpond node); Simpul Penyadapan Air untuk Sub-Wilayah Sungai (districtextraction node);
dan Simpul Kehilangan Air (loss flow).
3) Simpul kendali merupakan infrastruktur pengairan yang dapatdigunakan untuk mengendalikan sistem
tata air, dapatberupa: waduk dan bendung.
1.2.2 Water District
Untuk dapatmenggambarkan skematisasi dengan baik,maka biasa dilakukan deliniasi Wilayah
Sungai (WS) atas beberapa sub-WS, atau water district. Sub-WS atau Water District merupakan suatu
satuan luasan alami terkecil, dengan batas potongan berupa infrastruktur di sungai atau batas alami
3. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
3
berupa anak atau cabang sungai, yang selanjutnya digunakan untuk penggambaran daerah studi dalam
bentuk Skematisasi. Sub-WS ini mencirikan:
- unit hidrologi terkecil yang mencakupi kebutuhan air dan pasokan air
- mempunyai persamaan sifat dalam merespon hujan dan aliran
- unit yang saling melengkapi dalam pengaturan sumber daya air dan dapat dimungkinkan untuk
membuatkeseimbangan
Ukuran dari pembagian sub-WS banyak pertimbangannya, tergantung pada detil wilayah dari
analisa kebutuhan dan pasokan dan lokasi pada bangunan utama pada sungai. Batas dari sub-WS pada
suatu DAS bagian hulu biasanya bertepatan dengan batas dari DAS Pada bagian tengah dan hilir dari
WS kondisinya lebih kompleks dengan adanya bangunan-bangunan air seperti bendung,waduk, sistem
saluran utama dll.
Gambar 1 Berbagai tipe water district
Masing-masing sub-WS ini mempunyai karakteristik tertentu yang secara umum dapat
digolongkan atas tiga bagian, yaitu sub-WS di hulu, tengah dan pantai. Sub-WS di bagian hulu,
merupakan daerah tangkapan air. Pada kawasan ini perlu diberikan perlindungan konservasi lahan,
penampungan air dan pengendalian anak-anak sungai. Pemodelan pada kawasan yang menjadi simpul
inflow ini menyangkutkalibrasi hubungan hujan-limpasan.
upper catchment middle reach coastal zone
urban centre
irrigation area
canal
technical
irrigation
area
tambak area
sea
4. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
4
Gambar 2 Daerah Tangkapan Air Bendung sebagai water district
Pada sub-WS di bagian tengah lebih kompleks, sebab merupakan daerah produksi dan
pemanfaatan; dicirikan dengan adanya pertanian, kebutuhan air baku, dan sebagainya. Sub-WS di
daerah hilir merupakan daerah pemanfaatan dan juga pembuangan; dapatberupa daerah irigasi teknis,
tambak, dan perkotaan dengan permasalahan alokasi air, pengendalian muara pantai, dan intrusi air
laut.
1.2.3 Alternatif Pengembangan Sumber Daya Air
Setiap alternatif pengembangansumberdayaairpadaumumnya terdiriatas gabungan beberapa
upaya (proyek).Upaya-upayatersebutdapatberupaUpaya Teknis / Infrastruktural sepertipembangunan
waduk dan pengembangan irigasi; Upaya Operasional, misalnya peningkatan operasi waduk; serta
Upaya Hukum dan Kelembagaan. Selain itu upaya-upaya dapat pula dikelompokkan atas Upaya yang
terarah pada Pasok (supply oriented); dan Upaya yang terarah pada Kebutuhan (demand oriented).
Untuk dapat mengevaluasi hasil alternatif pengembangan, maka paling tidak harus dilakukan
dua buah simulasi yaitu:
a) Simulasi Pertama, untuk kondisi tanpa upaya,yang dinamakan dengan Kasus Dasar (Base Case) dan
terdiri atas Kasus Dasar Masa Kini (untuk kalibrasi sistem) dan Kasus Dasar Masa Mendatang (untuk
perbandingan alternatif-alternatif).
b) Simulasi Kedua dan seterusnya,dengan berbagai alternatifpengembangan.
irrigation area
water district
boundary
diversion
5. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
5
Perbedaan hasil dari kedua buah simulasi tersebut merupakan dampak dari alternatif
pengembangan yang dikaji. Perbedaan ini misalnya dapat berupa: debitair, pasokan air terhadap
suatu kebutuhan air, produksi hasil pertanian, perikanan, dan produksi energi listrik.
Kasus-kasus simulasi tersebutdiatas disimulasikanmenurut skenario yang digunakan.Skenario
adalah parameter sistem yang tidak dapat diubah oleh proyek dan bersifat probabilistik, misalnya
skenario laju pertumbuhan penduduk, skenario tingkatsuku-bunga, dan skenario kondisi hidrologi.
Setelah dilakukan perkiraan biaya konstruksi, pembebasan lahan, operasi, dan pemeliharaan,
maka dapat dilakukan analisis ekonomi teknik, dan analisis multi kriteria untuk menyajikan hasil kajian
alternatif pengembangan kepada para pengambil keputusan. Model alokasi pembagian air yang telah
umum digunakan pada beberapa Wilayah Sungai di Indonesia, antara lain adalah model WRMM (Water
Resources ManagementModel)dari Kanada;modelad-hoc yang berdasarkan Lotus-123 atau Microsoft-
Excel; dan DSS-Ribasim.
Gambar 3 Simulasi Wilayah Sungai
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1
25
49
73
97
121
145
169
193
217
241
Time
m3/s
Time
m3/s
River basin system
measures which
influence/change
the basin system
demand level
hydrologic input:
series representing the
characteristics of water
availability
Output: performance of the
basin e.g. shortage pattern,
energy output, .
8. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
8
1.3 DSS-Ribasim
1.3.1 Sejarah DSS-Ribasim
DSS- Ribasim merupakan salah satu model alokasi air yang dapat digunakan pada tahap
perencanaan pengembangan sumberdaya air, maupun secara operasional untuk membantu
pengambilan keputusan taktis (misalnya sebagai sarana negosiasi operasi beberapa waduk, atau
pemberian ijin pengambilan air industri). Model ini dikembangkan oleh Delft Hydraulic dari Negeri
Belanda sejak tahun 1985. Model yang konsep dasarnya diilhami oleh model MITSIM dari Amerika
Serikat) ini telah digunakan pada lebih dari 20 negara di dunia.
Bermula dari versi komputer mainframe, seiring dengan berkembangnya Personal Computer
(PC), Ribasim dikembangkan pada PC sejak tahun 1985. Program ini semula dibuat dengan bahasa
Fortran dari Digital Research, kemudian beralih pada RM-Fortran, dan akhirnya Microsoft-Fortran versi
5.1. Secara konsep, penyempurnaan yang cukup berarti terjadi pada kurun waktu 1985-1988 di Proyek
BTA-155 di Indonesia, dimana pemikiran para konterpart dalam negeri turut berkontribusi secara
signifikan.
Sejak Ribasim diperkenalkan pada tahun 1985 sampai dengan 1996, perlu diakui bahwa model
ini masih sulit dioperasikan atau belum user-friendly. Hal ini mendorong para peneliti Puslitbang
Pengairan untuk menambah beberapa program modul pembantu dari Ribasim, antara lain Program
PISDA (Penyajian Informasi Sumber Daya Air) untuk penyusunan, penyuntingan dan penyajian
skematisasi sistem tata air (Hatmoko, 1993). Pada tahun 1997 mulai diperkenalkan DSS-Ribasim versi
6 yang sudah nyaman dioperasikan dan bekerja dibawah sistem operasi Windows 95. Komponen
simulasi wilayah sungai tetap dalam bahasa Fortran, akan tetapi user-interface dilengkapi dengan Visual
Basic pada Windows 95.
9. Laporan Proses Pembuatan Model 2014
9
1.3.2 Pemilihan DAS dan Kasus
Dalam DSS-Ribasim dapat dilakukan pemilihan wilayah sungai atau DAS tyangs edang
dikerjakan, dan selanjutnya pada setiap wilayah sungai ataau DAS dapat terdiri atas beberapa kasus,
yang dapat berupa skenario atau strategi.
Gambar 6 Pemilihan Wilayah Sungai atau DAS
Gambar 7 Case Management Tool