際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
2
Most read
Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 44
LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA
DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON
Tomi Tristiono 1
1
adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun
Abstract
The mathematical formulation of this paper using numerical methods technique to
solve integral problems. Trapesium methods applied trapezium function but Simpson
methods used parabolic function to solve integral problems f(x) in the interval a  x  b.
The aim of this paper will find area of the region bounded by the curve shape cardioid,
center of mass with constant density and moment of inertia about the origin of plate shape
cardioid. Methods of this research will apply Trapesium & Simpson numerical integration
formula to find area under the appropriate curve accompanied by integral the problems.
Exact solution of problems were solved by double integrals in polar coordinates and the
mathematic problems were looked very difficult, but if its solved by Trapesium or Simpson
numerical integration formula the problems will give us same result and we can see the
comparision that applying of the numerical method will simplify and make easier to find
solutions.
Key word : numerical integration, Exact solution
PENDAHULUAN.
Persoalan yang melibatkan model
matematika banyak muncul dalam
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Seringkali model matematika tersebut
muncul dalam bentuk yang tidak ideal alias
rumit. Model matematika yang rumit ini
adakalanya tidak dapat diselesaikan
dengan metode analitik yang sudah umum
untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact
solution), yang dimaksud dengan metode
analitik adalah metode penyelesaian model
matematika dengan rumus-rumus aljabar
yang sudah baku (lazim) (Zuhair, 2008).
Metode analitik disebut juga metode
sejati karena ia memberi kita solusi sejati
(exact solution) atau solusi yang
sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki
galat (error) sama dengan nol! Sayangnya,
metode analitik hanya unggul untuk
sejumlah persoalan yang terbatas, yaitu
persoalan yang memiliki tafsiran geometri
sederhana serta bermatra rendah. Padahal
persoalan yang muncul dalam dunia nyata
seringkali nirlanjar serta melibatkan bentuk
dan proses yang rumit. Akibatnya nilai
praktis penyelesaian metode analitik
menjadi terbatas.
Perbedaan utama antara metode
numerik dengan metode analitik terletak
pada dua hal. Pertama, solusi dengan
menggunakan metode numerik selalu
berbentuk angka. Metode analitik yang
biasanya menghasilkan solusi dalam
bentuk fungsi matematik yang selanjutnya
fungsi matematik tersebut dapat dievaluasi
untuk menghasilkan nilai dalam bentuk
angka. Kedua, dengan metode numerik,
kita hanya memperoleh solusi yang
menghampiri atau mendekati solusi sejati
sehingga solusi numerik dinamakan juga
solusi hampiran (approximation) atau
solusi pendekatan. Solusi hampiran jelas
tidak tepat sama dengan solusi sejati,
sehingga ada selisih antara keduanya.
Selisih inilah yang disebut dengan galat
(error).
Integral Numerik Metode Trapesium &
Metode Simpson.
Integral Numerik adalah suatu metode
yang dipergunakan untuk menyelesaikan
Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 45
persamaan integral secara pendekatan.
Adapun metode pendekatan yang paling
dasar dalam memecahkan masalah
integral secara numerik adalah metode
Trapesium dengan rumus (Supriyanto,
2007):
[ ] )("
12
)()(
2
)(
3
10 両f
h
xfxf
h
dxxf
b
a
+= (1)
dimana x0 = a, x1 = b dan h = b  a. Karena
bagian error pada trapesium adalah f霞,
maka pendekatan trapesium bekerja efektif
pada fungsi-fungsi yang turunan kedua-nya
bernilai nol (f霞 = 0).
Aturan Integral pendekatan trapesium
adalah metode dengan konsep mencari
pendekatan luas daerah yang terletak
fungsi f(x) sebagai daerah yang berbentuk
trapesium pada selang interval a  x  b
dan berada di atas sumbu x (wikipedia,
2007).
Gambar 1. Pendekatan luas daerah
dengan sebuah trapesium Gambar 2. Pendekatan luas daerah
dengan aturan Simpson
From wikipedia, free Ecyclopedia
Secara umum rumus integral trapesium
dengan lebar pias  pias yang uniform
dapat dinyatakan dengan formula sebagai
berikut :
( ))()(2...)(2)(2)(
2
)( 1210 nn
b
a
xfxfxfxfxf
n
h
dxxf +++++ 
(2)
dengan
n
h
kaxk += untuk nilai k = 0,1, 2, . . ., n.
Error pada pengintegralan trapesium
dapat dinyatakan dengan :
)("
12 2
3
両f
n
h
err = (3)
Adapun metode pendekatan yang
lebih baik dalam memecahkan masalah
integral secara numerik adalah metode
Simpson dengan rumus (Supriyanto,
2008):
( ))()(4)(
3
)( 210 xfxfxf
h
dxxf
b
a
++ (4)
dengan bxax == 20 , dan hax +=1
dimana h= (b  a)/2.
Error pada pengintegralan Simpson dapat
dinyatakan dengan
)(
90
4
5
両f
h
err = (5)
Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 46
1. Kardioda
Gambar kurva sebuah kardioda dapat
disajikan dalam bentuk fungsi sebuah
persaman dalam sistem koordinat kutub.
Sebuah kardioda r = 2(1 +cos 慮) kurvanya
seperti tampak pada Gambar 3 yang dilukis
dengan bantuan software matematika
Matlab 6.5. Variabel dependent r
menyatakan jari-jari sedangkan variabel
independent 慮 menyatakan sudut yang
bergerak pada selang interval 0  慮  2
(Soehardjo, 1995).
Gambar 3. Sebuah kardioda r =
2(1 +cos 慮)
METODE PENELITIAN.
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah :
a. Analisa permasalahan integral lipat
dua kardioda pada koordinat kutub.
b. Formulasi dan menyusun algoritma
untuk meyelesaikan permasalahan
dengan integrasi numerik.
c. Pemrograman algoritma ke dalam
program komputer dengan
menggunakan bahasa
pemrograman matematika Matlab.
d. Program komputer dijalankan untuk
uji coba.
e. Evaluasi bila program sudah selesai
dijalankan, maka hasil yang
diperoleh diinterpretasi. Interpretasi
meliputi analisis hasil run dan
membandingkannya dengan nilai
eksak untuk menaksir kualitas
solusi numerik
PEMBAHASAN.
Secara umum integral trapesium
dengan lebar pias  pias yang uniform
dapat dinyatakan dengan program aplikasi
matematika Matlab yaitu :
function [F] = trap(f,a,b,n)
%f=name of function, a=start
value,b=end value, n=number of
iterations
h=(b-a)./n;
S=f(a);
i=1:1:n-1;
x=a+h.*i;
y=f(x);
S=S+2.*sum(y);
S=S+f(b);
F=h.*S./2;
F;
End
function [F] = simpson(f,a,b,n)
%f=name of function, a=start value,
b=end value, n=number of
iterations
h=(b-a)/n;
S=f(a);
i=1:2:n-1;
x=a+h.*i;
y=f(x);
S=S+4*sum(y);
y=f(x);
S=S+2*sum(y);
S=S+f(b);
P=h*S/3;
end
Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 47
Gambar 4. Gambar area kurva
y = cos (慮)
Gambar 5. Gambar area kurva
y = 1 + cos (慮)
Pada proses untuk mendapatkan luas
daerah kardioda dengan fungsi r = 2(1
+cos 慮) maka harus diselesaikan integral
persamaan 6, berikut :
=
+=

慮
慮慮
2
0
2
2
1
))cos1(2( dL (6)
Gambar 5. Area di bawah fungsi
f(慮 )= 遜 * (2(1 +cos 慮))^2
Gambar 6. Area pada fungsi
f(慮 )= 1/3 *cos 慮 * (2(1 +cos 慮))^3
pada 0  慮 遜 
Gambar 7 Area pada fungsi
f(慮 )= 1/3 *cos 慮 * (2(1 +cos 慮))^3
pada 遜  慮 (3/2) 
Gambar 8 Area pada fungsi
f(慮 )= 1/3 *cos 慮 * (2(1 +cos 慮))^3
pada (3/2)   慮 2
Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 48
Sedangkan untuk mendapatkan titik berat
bidang datar homogen berbentuk kardioda
maka perlu dicari nilai My yaitu momen
statis terhadap sumbu y. Momen statis
terhadap sumbu x tidak perlu dicari karena
koordinat titik berat 0=y , dan perlu
diselesaikan integral pada Persamaan 7,
yaitu:
=
+=

慮
慮慮慮
2
0
3
3
1
))cos1(2(cos dM y
dan
L
M
x y
= (7)
Untuk mendapatkan momen inersia polar
maka perlu diselesaikan integral
Persamaan 8 :
=
+=

慮
慮慮
2
0
4
4
1
))cos1(2( dI (8)
Gambar 9. Area di bawah fungsi f(慮 )= 1/4 * (2(1 +cos 慮))^4
Permasalahan pengintegralan pada
Persamaan 6, Persamaan 7, dan
Persamaan 8 diselesaikan secara
pengintegralan numerik dengan metode
trapesium, sehingga diperoleh hasilnya
adalah sebagai berikut:
a. Luas kardioda L = 18.8496.
b. Momen statis terhadap sumbu y
pada 0  慮 遜  maka My
=15.8391
Momen statis terhadap sumbu y
pada 遜   慮 2
3  maka My = -
0.1803
Momen statis terhadap sumbu y
pada 2
3   慮 2  maka My
=15.8391
Momen statis total terhadap sumbu
y pada 0  慮 2  maka My
=31.4159
Dan
L
M
x y
= =1.6667, sehingga
koordinat titik berat ),( yxZ = Z(1.6667;
0)
c. Momen inersia polar I = 109.9557
Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 49
Tabel 1. Perbandingan Hasil Numerik dan Hasil Eksak
Permasalahan
Matematis
Luas kardioda Momen statis
terhadap sumbu y
Momen inersia polar
I
Hasil Eksak 6  = 18.8496 10  = 31.4159 35  =109.9557
Hasil Numerik
Metoda Trapesium
n = 3
18.8496 31.4159 109.9557
Hasil Numerik
Metoda Simpson
n= 10
18.8496 31.4159 109.9557
KESIMPULAN.
Luas daerah, titik berat dan momen
inersia polar kardioda dapat diselesaikan
secara numerik dengan metode trapesium
dan metode simpson serta dapat
memberikan hasil relative sama pada
empat digit di belakang desimal, namun
prosesnya menjadi sangat mudah bila
dibandingkan penyelesaian secara eksak
pengintegralan untuk mencari luas
daerah, titik berat dan momen inersia
polar yang memerlukan langkah-langkah
yang sangat panjang dan rumit.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
LPPM Universitas Merdeka Madiun.
DAFTAR PUSTAKA
Apostol, Tom IN, 1968, Calculus, Volume
II, second edition, John Wiley &
son, New York.
Jerome, K, 2000. Elementary Calculus, An
Infinitesimal Approach, Second
edition, University of Wisconsin.
Soehardjo, 1995. Diktat Matematika III,
Soehardjo Press, Surabaya.
Suparno, Supriyanto, 2008, Komputasi
untuk Sains dan Teknik, UI Press,
Jakarta.
Thomas, 2000, Calculus & Analytic
Geometry, John Wiley & son, New York.
wikipedia, 2007.
Zuhair, 2008, Metode Numerik, Jurusan
Teknik Informatika Universitas
Mercu Buana, Jakarta
Ad

Recommended

Bab 7 integrasi numerik
Bab 7 integrasi numerik
Kelinci Coklat
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Khubab Basari
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
liabika
Kalkulus modul vii fungsi trigonometri
Kalkulus modul vii fungsi trigonometri
Lukmanulhakim Almamalik
Integral tak tentu
Integral tak tentu
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Paper
Paper
Alvin Setiawan
fungsi trigonometri
fungsi trigonometri
Fazar Ikhwan Guntara
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Nailul Hasibuan
Integral Riemann Stieltjes
Integral Riemann Stieltjes
Joko Soebagyo
Bisection-Newton-Secant
Bisection-Newton-Secant
Theodorus Permana
TEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUS
Nurul Ulfah
grafik persamaan
grafik persamaan
Fazar Ikhwan Guntara
Keterbagian
Keterbagian
Asrifida Juwita Tanjung
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
vionk
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
Dyas Arientiyya
Modul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsd
Devhie Soleha
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
Nailul Hasibuan
keterbagian
keterbagian
MUFID SAIFULLAH
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat
LianaAndini
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
Acika Karunila
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
Samuel Pinto'o
Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1
umi dzihniyatii
Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3
Yulian Sari
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Maysy Maysy
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
KuliahKita
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Alvin Setiawan
Metode newton
Metode newton
Grizia Zhulva
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tiga
Bamzz Lientaeng
Momen inersia
Momen inersia
hudzaifah05
06 momen inersia 3
06 momen inersia 3
tekpal14

More Related Content

What's hot (20)

Integral Riemann Stieltjes
Integral Riemann Stieltjes
Joko Soebagyo
Bisection-Newton-Secant
Bisection-Newton-Secant
Theodorus Permana
TEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUS
Nurul Ulfah
grafik persamaan
grafik persamaan
Fazar Ikhwan Guntara
Keterbagian
Keterbagian
Asrifida Juwita Tanjung
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
vionk
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
Dyas Arientiyya
Modul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsd
Devhie Soleha
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
Nailul Hasibuan
keterbagian
keterbagian
MUFID SAIFULLAH
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat
LianaAndini
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
Acika Karunila
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
Samuel Pinto'o
Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1
umi dzihniyatii
Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3
Yulian Sari
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Maysy Maysy
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
KuliahKita
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Alvin Setiawan
Metode newton
Metode newton
Grizia Zhulva
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tiga
Bamzz Lientaeng
Integral Riemann Stieltjes
Integral Riemann Stieltjes
Joko Soebagyo
TEOREMA DASAR KALKULUS
TEOREMA DASAR KALKULUS
Nurul Ulfah
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
vionk
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
Dyas Arientiyya
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat
LianaAndini
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
Acika Karunila
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
Samuel Pinto'o
Teori bilangan bab3_1
Teori bilangan bab3_1
umi dzihniyatii
Bidang dan garis dalam d3
Bidang dan garis dalam d3
Yulian Sari
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Maysy Maysy
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
KuliahKita
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Metnum3 persnonlinierbaru2-140216091500-phpapp01
Alvin Setiawan
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tiga
Bamzz Lientaeng

Viewers also liked (7)

Momen inersia
Momen inersia
hudzaifah05
06 momen inersia 3
06 momen inersia 3
tekpal14
04 momen inersia
04 momen inersia
tekpal14
05 momen inersia 2
05 momen inersia 2
tekpal14
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Neria Yovita
Bab 13 momen inersia
Bab 13 momen inersia
Khoirunnisa Luthfi
Perpindahan panasd
Perpindahan panasd
Wisnu Grizzly
Momen inersia
Momen inersia
hudzaifah05
06 momen inersia 3
06 momen inersia 3
tekpal14
04 momen inersia
04 momen inersia
tekpal14
05 momen inersia 2
05 momen inersia 2
tekpal14
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Neria Yovita
Perpindahan panasd
Perpindahan panasd
Wisnu Grizzly
Ad

Momen inersia

  • 1. Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 44 LUAS DAERAH, TITIK BERAT DAN MOMEN INERSIA POLAR KARDIODA DENGAN INTEGRAL NUMERIK METODE TRAPESIUM & METODE SIMPSON Tomi Tristiono 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract The mathematical formulation of this paper using numerical methods technique to solve integral problems. Trapesium methods applied trapezium function but Simpson methods used parabolic function to solve integral problems f(x) in the interval a x b. The aim of this paper will find area of the region bounded by the curve shape cardioid, center of mass with constant density and moment of inertia about the origin of plate shape cardioid. Methods of this research will apply Trapesium & Simpson numerical integration formula to find area under the appropriate curve accompanied by integral the problems. Exact solution of problems were solved by double integrals in polar coordinates and the mathematic problems were looked very difficult, but if its solved by Trapesium or Simpson numerical integration formula the problems will give us same result and we can see the comparision that applying of the numerical method will simplify and make easier to find solutions. Key word : numerical integration, Exact solution PENDAHULUAN. Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang tidak ideal alias rumit. Model matematika yang rumit ini adakalanya tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik yang sudah umum untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution), yang dimaksud dengan metode analitik adalah metode penyelesaian model matematika dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku (lazim) (Zuhair, 2008). Metode analitik disebut juga metode sejati karena ia memberi kita solusi sejati (exact solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat (error) sama dengan nol! Sayangnya, metode analitik hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang terbatas, yaitu persoalan yang memiliki tafsiran geometri sederhana serta bermatra rendah. Padahal persoalan yang muncul dalam dunia nyata seringkali nirlanjar serta melibatkan bentuk dan proses yang rumit. Akibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik menjadi terbatas. Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik terletak pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk angka. Metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran (approximation) atau solusi pendekatan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan galat (error). Integral Numerik Metode Trapesium & Metode Simpson. Integral Numerik adalah suatu metode yang dipergunakan untuk menyelesaikan
  • 2. Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 45 persamaan integral secara pendekatan. Adapun metode pendekatan yang paling dasar dalam memecahkan masalah integral secara numerik adalah metode Trapesium dengan rumus (Supriyanto, 2007): [ ] )(" 12 )()( 2 )( 3 10 両f h xfxf h dxxf b a += (1) dimana x0 = a, x1 = b dan h = b a. Karena bagian error pada trapesium adalah f霞, maka pendekatan trapesium bekerja efektif pada fungsi-fungsi yang turunan kedua-nya bernilai nol (f霞 = 0). Aturan Integral pendekatan trapesium adalah metode dengan konsep mencari pendekatan luas daerah yang terletak fungsi f(x) sebagai daerah yang berbentuk trapesium pada selang interval a x b dan berada di atas sumbu x (wikipedia, 2007). Gambar 1. Pendekatan luas daerah dengan sebuah trapesium Gambar 2. Pendekatan luas daerah dengan aturan Simpson From wikipedia, free Ecyclopedia Secara umum rumus integral trapesium dengan lebar pias pias yang uniform dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut : ( ))()(2...)(2)(2)( 2 )( 1210 nn b a xfxfxfxfxf n h dxxf +++++ (2) dengan n h kaxk += untuk nilai k = 0,1, 2, . . ., n. Error pada pengintegralan trapesium dapat dinyatakan dengan : )(" 12 2 3 両f n h err = (3) Adapun metode pendekatan yang lebih baik dalam memecahkan masalah integral secara numerik adalah metode Simpson dengan rumus (Supriyanto, 2008): ( ))()(4)( 3 )( 210 xfxfxf h dxxf b a ++ (4) dengan bxax == 20 , dan hax +=1 dimana h= (b a)/2. Error pada pengintegralan Simpson dapat dinyatakan dengan )( 90 4 5 両f h err = (5)
  • 3. Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 46 1. Kardioda Gambar kurva sebuah kardioda dapat disajikan dalam bentuk fungsi sebuah persaman dalam sistem koordinat kutub. Sebuah kardioda r = 2(1 +cos 慮) kurvanya seperti tampak pada Gambar 3 yang dilukis dengan bantuan software matematika Matlab 6.5. Variabel dependent r menyatakan jari-jari sedangkan variabel independent 慮 menyatakan sudut yang bergerak pada selang interval 0 慮 2 (Soehardjo, 1995). Gambar 3. Sebuah kardioda r = 2(1 +cos 慮) METODE PENELITIAN. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah : a. Analisa permasalahan integral lipat dua kardioda pada koordinat kutub. b. Formulasi dan menyusun algoritma untuk meyelesaikan permasalahan dengan integrasi numerik. c. Pemrograman algoritma ke dalam program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman matematika Matlab. d. Program komputer dijalankan untuk uji coba. e. Evaluasi bila program sudah selesai dijalankan, maka hasil yang diperoleh diinterpretasi. Interpretasi meliputi analisis hasil run dan membandingkannya dengan nilai eksak untuk menaksir kualitas solusi numerik PEMBAHASAN. Secara umum integral trapesium dengan lebar pias pias yang uniform dapat dinyatakan dengan program aplikasi matematika Matlab yaitu : function [F] = trap(f,a,b,n) %f=name of function, a=start value,b=end value, n=number of iterations h=(b-a)./n; S=f(a); i=1:1:n-1; x=a+h.*i; y=f(x); S=S+2.*sum(y); S=S+f(b); F=h.*S./2; F; End function [F] = simpson(f,a,b,n) %f=name of function, a=start value, b=end value, n=number of iterations h=(b-a)/n; S=f(a); i=1:2:n-1; x=a+h.*i; y=f(x); S=S+4*sum(y); y=f(x); S=S+2*sum(y); S=S+f(b); P=h*S/3; end
  • 4. Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 47 Gambar 4. Gambar area kurva y = cos (慮) Gambar 5. Gambar area kurva y = 1 + cos (慮) Pada proses untuk mendapatkan luas daerah kardioda dengan fungsi r = 2(1 +cos 慮) maka harus diselesaikan integral persamaan 6, berikut : = += 慮 慮慮 2 0 2 2 1 ))cos1(2( dL (6) Gambar 5. Area di bawah fungsi f(慮 )= 遜 * (2(1 +cos 慮))^2 Gambar 6. Area pada fungsi f(慮 )= 1/3 *cos 慮 * (2(1 +cos 慮))^3 pada 0 慮 遜 Gambar 7 Area pada fungsi f(慮 )= 1/3 *cos 慮 * (2(1 +cos 慮))^3 pada 遜 慮 (3/2) Gambar 8 Area pada fungsi f(慮 )= 1/3 *cos 慮 * (2(1 +cos 慮))^3 pada (3/2) 慮 2
  • 5. Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 48 Sedangkan untuk mendapatkan titik berat bidang datar homogen berbentuk kardioda maka perlu dicari nilai My yaitu momen statis terhadap sumbu y. Momen statis terhadap sumbu x tidak perlu dicari karena koordinat titik berat 0=y , dan perlu diselesaikan integral pada Persamaan 7, yaitu: = += 慮 慮慮慮 2 0 3 3 1 ))cos1(2(cos dM y dan L M x y = (7) Untuk mendapatkan momen inersia polar maka perlu diselesaikan integral Persamaan 8 : = += 慮 慮慮 2 0 4 4 1 ))cos1(2( dI (8) Gambar 9. Area di bawah fungsi f(慮 )= 1/4 * (2(1 +cos 慮))^4 Permasalahan pengintegralan pada Persamaan 6, Persamaan 7, dan Persamaan 8 diselesaikan secara pengintegralan numerik dengan metode trapesium, sehingga diperoleh hasilnya adalah sebagai berikut: a. Luas kardioda L = 18.8496. b. Momen statis terhadap sumbu y pada 0 慮 遜 maka My =15.8391 Momen statis terhadap sumbu y pada 遜 慮 2 3 maka My = - 0.1803 Momen statis terhadap sumbu y pada 2 3 慮 2 maka My =15.8391 Momen statis total terhadap sumbu y pada 0 慮 2 maka My =31.4159 Dan L M x y = =1.6667, sehingga koordinat titik berat ),( yxZ = Z(1.6667; 0) c. Momen inersia polar I = 109.9557
  • 6. Agri-tek Volume 12 Nomor 1 September 2011 LUAS DAERAH,. TITIK BERAT...... 49 Tabel 1. Perbandingan Hasil Numerik dan Hasil Eksak Permasalahan Matematis Luas kardioda Momen statis terhadap sumbu y Momen inersia polar I Hasil Eksak 6 = 18.8496 10 = 31.4159 35 =109.9557 Hasil Numerik Metoda Trapesium n = 3 18.8496 31.4159 109.9557 Hasil Numerik Metoda Simpson n= 10 18.8496 31.4159 109.9557 KESIMPULAN. Luas daerah, titik berat dan momen inersia polar kardioda dapat diselesaikan secara numerik dengan metode trapesium dan metode simpson serta dapat memberikan hasil relative sama pada empat digit di belakang desimal, namun prosesnya menjadi sangat mudah bila dibandingkan penyelesaian secara eksak pengintegralan untuk mencari luas daerah, titik berat dan momen inersia polar yang memerlukan langkah-langkah yang sangat panjang dan rumit. Ucapan terima kasih disampaikan kepada LPPM Universitas Merdeka Madiun. DAFTAR PUSTAKA Apostol, Tom IN, 1968, Calculus, Volume II, second edition, John Wiley & son, New York. Jerome, K, 2000. Elementary Calculus, An Infinitesimal Approach, Second edition, University of Wisconsin. Soehardjo, 1995. Diktat Matematika III, Soehardjo Press, Surabaya. Suparno, Supriyanto, 2008, Komputasi untuk Sains dan Teknik, UI Press, Jakarta. Thomas, 2000, Calculus & Analytic Geometry, John Wiley & son, New York. wikipedia, 2007. Zuhair, 2008, Metode Numerik, Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana, Jakarta