2. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 2
UPAYA-UPAYA PENCAPAIAN MDG’s.
Millennium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September
2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam
pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium,
Dari delapan sasaran MDGs, tiga poin langsung menyasar faktor
continuity of life yaitu mengurangi angka kematian anak, meningkatkan
kesehatan ibu hamil, dan memerangi HIV/AIDS dan malaria. Lima poin
yang lainpun berhubungan secara tidak langsung dengan upaya continuity
of life yaitu penghapusan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar,
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menjamin
lingkungan yang berkelanjutan, dan pembangunan kemitraan global. Dampak
dari entitas-entitas di atas, baik secara langsung maupun tidak langsung,
adalah menurunnya jumlah mortalitas penduduk, yang berarti akan memicu
meningkatnnya kelangsungan hidup penduduk. Hal itu fatal; berkurangnya
angka kematian tidak segera diimbangi dengan pengendalian angka
kelahiran, sehingga cepatnya laju pertumbuhan penduduk tak bisa
dihindari.
Paling tidak ada 3 (tiga) variabel penentu tingkat kelahiran, yaitu: 1.
Demografi, 2. Sosial Ekonomi, dan 3. Variabel pendukung lain, misal
budaya, agama, dan lain-lain. Poin nomor 2 merupakan poin yang paling
berhubungan dengan sasaran MDGs. Bayangkan jika kondisi sosial ekonomi
masyarakat membaik namun tanpa diiringi kesadaran dalam mengatur
jumlah kelahiran, maka MDGs hanya akan menjadi proyek sia-sia belaka.
Karena kuantitas penduduk mempunyai hubungan linier dengan kuantitas
masalah hidup. Semakin besar jumlah penduduk, maka akan semakin besar
pula masalah kehidupan yang akan dihadapi. Atau, misalkan dengan tingkat
kesejahteraan yang sudah baik dan kesadaran mengatur kelahiran juga
baik, namun ternyata tidak ada fasilitas bagi penduduk untuk mengatur
kelahirannya maka juga akan menghasilkan peningkatan pertumbuhan
3. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 3
penduduk yang dihasilkan dari kelahiran anak yang sebenarnya sudah tidak
diinginkan.
Mencermati keadaan tersebut, sangat penting kiranya jika usaha
keras pencapaian target MDGs dibarengi juga dengan usaha keras dalam
mengendalikan angka kelahiran, sebagai contoh misalnya melalui
intensifikasi Program Keluarga Berencana, termasuk di dalamnya segala
infrastruktur pendukungnya.
Berdasarkan Pendataan Keluarga Th 2012 di Kab. Solok terdapat
93.169 KK, Dari Jumlah tersebut terlihat KK dari Pra Sejahtera 9.105 KK
atau 9,77%. Dan dari Keluarga Sejahtera tahap I. 18.427 KK atau 19,77
%, secara kumulatif Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
tahap I sebanyak 27.532 KK atau 29,55 %. Angka ini cukup
memprihatinkan karena hampir 30 % keluarga berada pada Tahap Pra S
dan KS I.
Kemudian jika Kita Lihat Pemakaian Alat Kontrasepsi sampai Juni
2013 dari 62.489 PUS, telah aktif menjadi peserta KB sebanyak 46.959
Akseptor atau 75,15 %. Dilihat Dari Jumlah Pasangan Usia Subur Keluarga
Pra Sejahtera Dan Keluarga Sejahtera Tahap I terdapat 21.224 PUS.
Sedangkan yang aktif menjadi peserta KB 16.215 Akseptor atau 76,40 %.
Dari Sisa PUS Pra S dan KS I sebanyak 5.009 yang belum menjadi peserta
KB mempunyai alasan :
Hamil sebanyak 866 Ibu.
Ingin Anak Segera sebanyak 2267 PUS.
Ingin Anak Ditunda sebanyak 993 PUS.
Tidak Ingin Anak Lagi Sebanyak 883 PUS.
Dari data Sisa PUS Pra S dan KS I Diatas yang menjadi prioritas kegiatan
pada enam bulan berikutnya adalah sebanyak 4,782 PUS.
Dari uraian diatas Program Kependudukan Dan Keluarga Berencana serta
kesehatan di Kabupaten Solok sangat berkonstribusi dalam mencapai
tujuan MDG’s.
4. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 4
MDGs 1. Menangulanggi Kemiskinan Dan kelaparan.
Kemiskinan di Kabupaten Solok sekarang 11,75 % sementara yang akan di
Capai pada Tahun 2015 adalah 10 %. Kabupaten Solok Dalam Hal Ini
Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah
dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur
pendukung, dan memperkuat sektor pertanian. Perhatian khusus yang perlu
diberikan adalah pada: (i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM); (ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan
meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan
kesejahteraannya; (iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap
pelayanan sosial dan (iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi
kelompok termiskin di antara yang miskin.
MDGs 2. Mencapai pendidikan Dasar.
Upaya Kabupaten Solok untuk mencapai target MDGs di sektor pendidikan
dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015.
menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan
sekolah menengah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal
Pada tahun 2012 angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk Paket A
di Kabupaten Solok mencapai 109,58 persen dan angka partisipasi murni
(APM) sekitar 94,25 persen. Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) secara
umum disparitas partisipasi pendidikan antar Kecamatan semakin
menyempit dengan APM di hampir semua Kecamnatan telah mencapai lebih
dari 100 %
Sementara Jika Kita Bandingkan Dengan Nasional sebagai Berikut Pada
tahun 2008/09 angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk Paket A
telah mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar
95,23 persen. Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI) secara umum
disparitas partisipasi pendidikan antarprovinsi semakin menyempit dengan
APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0 persen.
5. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 5
Tantangan utama dalam percepatan pencapaian sasaran MDGs pendidikan
adalah meningkatkan pemerataan akses secara adil bagi semua anak, baik
laki-laki maupun perempuan, untuk mendapatkan pendidikan dasar yang
berkualitas di semua daerah. Berbagai kebijakan dan program pemerintah
untuk menjawab tantangan tersebut adalah berupa: (i) perluasan akses
yang merata pada pendidikan dasar khususnya bagi masyarakat miskin; (ii)
peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; (iii) penguatan tatakelola
dan akuntabilitas pelayanan pendidikan. Disamping itu kebijakan alokasi
dana pemerintah bagi sektor pendidikan minimal sebesar 20 persen dari
jumlah anggaran nasional akan diteruskan untuk mengakselerasi pencapaian
pendidikan dasar universal pada tahun 2015.
MDGs 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.
Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya meningkatkan kesetaraan
gender di semua jenjang dan jenis pendidikan, di Kabupaten Solok Pada
tahun 2012 Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-
laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut
sebesar 94,11 % dan 67,24 % pada tahun 2012, dan rasio melek huruf
perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah
mencapai 90,85. Oleh sebab itu secara efektif menuju pencapaian
kesetaraan gender yang terkait dengan pendidikan pada tahun 2015.
Di bidang ketenagakerjaan, terlihat adanya peningkatan kontribusi
perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian. Di samping itu,
proporsi kursi yang diduduki oleh perempuan di DPR pada Pemilu terakhir
juga mengalami peningkatan, menjadi 5,71 persen. Prioritas ke depan dalam
mewujudkan kesetaraan gender meliputi : (1) peningkatan kualitas hidup
dan peran perempuan dalam pembangunan; (2) perlindungan perempuan
terhadap berbagai tindak kekerasan; dan (3) peningkatan kapasitas
kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.
6. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 6
MDGs 4: Menurunkan Angka Kematian Anak /Bayi.
Target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Semetara sampai saat ini (2013) Kabupaten Solok telah dapat menurunkan
menjadi 13,3 per 1000 kelahiran hidup.Demikian pula dengan kematian anak
menjadi 14.1 per 1000 anak balita. Namun demikian, masih terjadi
disparitas regional pencapaian target, yang mencerminkan adanya
perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah
miskin dan terpencil. Prioritas kedepan adalah memperkuat sistem
kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama
bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil.
MDGs 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
Angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Rate) 126,5 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 Sedangkan Target pencapaian
MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup,
sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut.
Walaupun pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih cukup tinggi, beberapa faktor seperti risiko tinggi
pada saat kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian. Upaya
menurunkan angka kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka
pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang dilakukan melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Kami di Kabupaten Solok yakin dapat mencapai ketertinggalan sebanyak
23,5 per 100.000 kelahiran hidup dengan program jampersal dan
peningkatan pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang serta program
kesehatan lainnya antara lain jorong siaga, suami siaga dan ambulan desa
yang kesemua itu telah integrasikan dalam kegiatan-kegiatan POSDAYA.
7. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 7
MDGs 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia,
terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan
pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Kabupaten
Solok Tahun 2012 sebanyak 6 Orang. Angka kejadian malaria per 1.000
penduduk menurun dari 4,68 pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun
2012.
Sementara itu, pengendalian penyakit Tuberkulosis yang meliputi
penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target. Pendekatan untuk
mengendalikan penyebaran penyakit ini terutama diarahkan pada upaya
pencegahan dan pengarusutamaan ke dalam sistem pelayanan kesehatan.
Selain itu, pengendalian penyakit harus melibatkan semua pemangku
kepentingan dan memperkuat kegiatan promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat.
Sejalan dengan upaya pencapaian target RPJMD : Pembinaan keluarga
sakinah di Kabupaten Solok dikembangkan kegiatan dengan sasaran utama
remaja usia sekolah melalui program triad KRR yaitu (1) pencegahan
prilaku sex bebas dikalangan remaja (2) HIV/AIDS dan (3) NAPZA
Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya dengan
mengaktifan PIK-Remaja Sekolah dan Remaja Jalur Luar Sekolah (Karang
Taruna). Bersama TP-PKK membentuk serta mengembangkan Pusat
Informasi Konseling Remaja di Kabupaten Solok Telah berdiri 33
Kelompok PIK R tersebut terutama pada wilayah-wilayah rentan. Sasaran
kegiatan PIK-R sampai saat ini telah mencapai 4.950 konselor dari 38.527
orang remaja di Kabupaten Solok
MDGs 7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Proporsi rumah tangga dengan akses air Bersih layak meningkat dari 57,4
persen pada tahun 2011 menjadi 66,9 persen pada tahun 2012, maka
terlihat peningkatan sekitar 9, 5 Persen
8. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 8
Sementara itu, proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi / Jamban
layak meningkat dari 20,7 persen (2011) menjadi 25,4 persen (2012).
Terjadi peningkatan 4,7 %. Upaya untuk mengakselerasi pencapaian target
air minum dan sanitasi yang layak terus dilakukan melalui investasi
penyediaan air minum dan sanitasi, terutama untuk melayani jumlah
penduduk Kabupaten Solok yang terus meningkat. Untuk Nagari dan
Jorong, penyediaan air minum dan sanitasi dilakukan melalui upaya
pemberdayaan masyarakat dengan Program Pansimas agar masyarakat
memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan infrastruktur dan
pembangunan sarana,di samping itu juga dilakukan upaya untuk
memperjelas peran dan tanggung jawab masing-masing Tingkatan
pemerintahan.
MDGs 8. Membangun Kemitraan .
Pembangunan merupakan partisipan aktif bagi semua unsur dan elemen
adapun langkah-langkah yang kita kembangkan adalah :
Mengembangkan kelompok-kelompok UKM untuk dapat bermitra
dengan lembaga-lembaga keuagan dan perusahaan yang mau
bekerja sama seperti PT. Semen Padang, PT Pegadaian dan lain
sebagainya hal ini tentu tidak terlepas dari Komitmen Pemerintah
Kabupaten Solok yang baik, pembangungan dan pengurangan
tingkat kemiskinan.
Membantu menfasilitasi keterampilan khusus dari masyarakat
seperti keterampilan elektronik, menjahit, menyulam,
perbengkelan dan lain-lain. Melalui program dan Kegiatan SKPD
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Solok terutama pada daerah-
daerah terpencil.
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya
penyerapan tenaga kerja dan keuntungan bagi masyarakat seperti
penyerapan tenaga kerja di PTP VI, pabrik Aqua, tambang biji
9. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 9
besi dan lain-lain serta medukung penguasaan teknologi informasi
dan komunikasi dimasyarakat.
Semua hal diatas kami sinergikan dengan visi dan misi Kabupaten
Solok sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Solok tahun 2011-
2015 sebagai berikut
Visi :
Terwujudnya Kepemerintahan Yang Baik Menuju Masyarakat Sejahtera.
Misi :
1. Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Lokal Yang Bersih, Berwibawa
dan taat Hukum.
2. Meningkatkan Kehidupan Yang agamais, Bermoral dan Berbudaya.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat dngan menciptakan Tatanan,
Perekonomian Terpadu Berbasis Teknologi.
4. Menciptakan pendidikan Berkualitas.
5. Meningkatkan Derajat kesehatan Masyarakat.
6. Meningkatkan Infrastruktur untuk mendukung Pembangunan Disegala
Bidang.
7. Membangun Kepariwisataan sebagai kekuatan ekonomi strategis.
8. Mengoptimalkan Pembangunan kepemudaan, Olahraga dan
Pemberdayaan Perempuan.
Dalam mencapai Visi dan Misi diatas, Pemeritah Kabupaten Solok
melakukan langkah penting meningkatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat dengan memberdayakan Majelis Tungku Tigo Sajarangan
(MTTS) yang merupakan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun
temurun di Minang Kabau dengan melibatkan semua unsur masyarakat yang
berfungsi menjadi evaluator, monitoring serta mencarikan jalan keluar
dari permasalahan-permasalahan yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat.
10. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 10
Dalam Kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui berbagai
upaya pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga seperti banyak
dianjurkan dalam lingkungan Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), yang
melingkupi berbagai kegiatan kelompok seperti, BKB, BKL, BKR,
POSYANDU, PAUD, Kelompok Tani dan kelompok-kelompok lainnya, yang
diharapkan sebagai awal terbentukkarakter bangsa berbasiskan kearifan
lokal.
Forum Posdaya Kabupaten Solok yang di resmikan oleh Bapak Prof.
Haryono Suyono Pada 16 Februari 2011. kepengurusan melibatkan Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang terkait dan Lembaga Kemasyarakatan yang
ada di tingkat Kabupaten bertugas membantu pemerintah daerah
melakukan pemberdayaan keluarga melalui Program dalam Bidang
Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan pelestarian Lingkungan serta Program
keagamaan dan Budaya dengan MOTTO;
” BAGUN NAGARI, MAJUKAN KELUARGA, GERAKAN POSDAYA “
Sebagai tindak lanjutnya kegiatan di 14Kecamatan dibentuk
Koordinator Posdaya, dan dibentuk kelompok kerja di 74 Nagari serta di
bentuk Posdaya di 405 Jorong yang langsung membina dan menggerakkan
Kelompok-kelompok Kegiatan sampai dengan bulan Juni 2013
Perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk Semua Koordinator POSDAYA Kecamatan minimal mengkoordinir
Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Lingkungan serta Agama dan
Budaya.
2. Kelompok kerja di 74 Nagari mempunyai Kelompok-kelompok Kerja yang
mewadahi Masalah Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Ekonomi serta
Agama da Budaya.
11. Forum POSDAYA Kabupaten Solok 11
3. Posdaya yang di 405 Jorong Yang langsung Menanggani Kelompok-
kelompok Kegiatan dalam perkembangannya rutin melaksanakan
pertemuan sebanyak 210 atau 51,85 %.
4. Frekuensi kegiatan Poktan yang tergabung Dalam POSDAYA
realisasinya dapat dilihat sebagai berikut :
Kegiatan UPPKS terealisasi 176 Kegiatan dari 405 atau 43,46 %.
Kegiatan BKB terealisasi 109 Kegiatan dari 405 atau 26,91 %..
Kegiatan BKL terealisasi 13 Kegiatan dari 405 atau 3,21 %..
Kegiatan BKR terealisasi 33 Kegiatan dari 405 atau 8,15 %..
Kegiatan PAUD terealisasi 71 Kegiatan dari 405 atau 17,53 %..
Kegiatan PKBM terealisasi 37 Kegiatan dari 74 Nagari atau 50 %.
Kegiatan Peningkatan Ekonomi Perempuan 14 Kegiatan dari 405 atau
3,46 %..
Kegiatan Peningkatan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 5 Kegiatan
dari 74 atau 6,76 %..
Kegiatan Melalui Aliansi Pita Putih Indonesia ( APPI ) 6 Kegiatan
dari74 atau 8,11 %..
Kegiatan Melalui POSYANDU 597 kegiatan dari 405 atau 147,41
%..
Kegiatan Melalui Kebun Bergizi 33 kegiatan dari 74 Nagari atau
44,59 %..