Materi Keterampilan membaca mata kuliah Dasar Keilmuan Bahasa Indonesia SD Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Makalah ini membahas hubungan antara bahasa dan pikiran manusia, terutama proses pemerolehan bahasa dan bagaimana bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Teori-teori yang dibahas meliputi pandangan Whorf bahwa bahasa mempengaruhi pikiran, pandangan Piaget bahwa pikiran mempengaruhi bahasa, dan pandangan Vygotsky bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Makalah ini menyimpul
Wacana tersebut membahas pekerjaan pemeliharaan rutin jalan tol Jakarta-Cikampek yang dilakukan PT Jasa Marga untuk mempersiapkan mudik dan balik Lebaran, yakni rekonstruksi rigid pavement di beberapa kilometer dengan waktu pelaksanaan 24 jam selama beberapa hari.
Dokumen tersebut membahas tentang pemerolehan dan perkembangan bahasa anak, meliputi teori-teori pemerolehan bahasa, faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa, tahap-tahap perkembangan bahasa anak, serta analisis pemerolehan bahasa dalam aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Dokumen tersebut membahas tentang macam-macam keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis beserta pengertian dan hubungan antarketerampilan berbahasa.
Makalah ini membahas tentang fonologi, fonetik, dan fonemik. Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, terdiri dari fonetik yang mempelajari produksi bunyi dan fonemik yang mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan makna. Fonetik dibagi menjadi tiga jenis yaitu fonetik artikulatoris, akustik, dan auditoris. Sedangkan alat ucap yang terlibat dalam produksi bunyi bahasa ant
Teks membahas tiga teori perkembangan bahasa anak, yaitu menurut Aitchison, Schaerlaekens, dan Ruqayyah. Ketiganya membagi perkembangan bahasa anak menjadi beberapa tahap, mulai dari menangis, mendekur, satu kata, dua kata, hingga tuturan matang. Tahap-tahap tersebut dijalani setiap anak normal untuk memperoleh bahasa ibunya.
Teks tersebut membahas tentang prinsip-prinsip perkembangan manusia menurut beberapa ahli. Ada beberapa prinsip kunci yang disebutkan yaitu: 1) semua aspek perkembangan saling mempengaruhi satu sama lain, 2) perkembangan berlangsung secara bertahap dari yang dasar ke yang lebih kompleks, 3) laju perkembangan berbeda untuk setiap individu.
SMP Negeri 13 Palu adalah sekolah yang didirikan pada tahun 1992 dan mulai beroperasi pada tahun 1993 dengan luas tanah 18.330 m2 dan luas bangunan 815 m2. Sekolah ini memiliki 19 ruang kelas, ruang kepala sekolah, guru, KTU, tata usaha, perpustakaan, laboratorium IPA, dan komputer serta ruang UKS dan serba guna. Sekolah ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Masnur, S.P
Sintaksis adalah studi tentang tata bahasa dan bagaimana kata-kata disusun menjadi kelompok dan kalimat. Terdiri dari fungsi predikat, subjek, objek, dan pelengkap yang membentuk struktur kalimat. Klausa dan kalimat adalah satuan terkecil dalam bahasa yang terdiri dari subjek dan predikat.
Perkembangan bahasa anak antara usia 5-9 tahun mengalami perkembangan pesat. Pada usia 5 tahun, anak sering menggunakan bahasa untuk meminta dan mengulang untuk perbaikan. Pada usia 6-7 tahun, anak mulai memahami istilah deiktis dan membuat plot naratif. Pada usia 8-9 tahun, anak mengenal makna nonliteral dan mempertimbangkan maksud lain serta memelihara topik melalui perubahan
1. Keterampilan menyimak memerlukan konsentrasi tinggi dari penyimak untuk memperhatikan simakan secara cermat dan seksama sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
2. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dan memahami isi bahan simakan secara terencana, sehingga penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana.
3. Ada dua jenis menyimak yaitu men
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teori belajar sibernetik melihat belajar sebagai pengolahan informasi di mana siswa memproses stimulus dari luar melalui memori mereka.
2. Ada beberapa model pemrosesan informasi seperti sensory receptor, working memory, dan long term memory yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, diolah, dan disimpan.
3. Teori ini menekankan pentingnya mengorganisasi pembelajaran dengan mempertimbangkan ke
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, kriteria pemilihan, fungsi, manfaat, dan konsep-konsep terkait seperti fungsi atensi, kognitif, afektif, kompensatoris, serta kelayakan praktis, teknis dan biaya dari media pembelajaran. Dokumen ini juga membahas manfaat audio visual dalam pembelajaran.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Wacana didefinisikan sebagai kesatuan makna antarbagian dalam suatu bangun bahasa. Terdapat berbagai jenis wacana berdasarkan fungsi bahasa, saluran komunikasi, tanggapan mitra tutur, pemaparan cerita, jumlah peserta komunikasi. Struktur wacana penting untuk menyampaikan informasi secara terstruktur. Kohesi dan koherensi membentuk kepaduan semantis dalam suatu wacana.
Dokumen tersebut membahas tentang penalaran ilmiah yang mencakup pengertian penalaran ilmiah menurut beberapa ahli, penalaran deduktif dan induktif, perbedaan keduanya, serta jenis-jenis salah nalar.
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan hasil penelitian, tinjauan, atau pemikiran sistematis yang ditulis secara ilmiah. Karya tulis ilmiah bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan penjelasan, ramalan, dan kontrol terhadap suatu topik. Jenis karya tulis ilmiah antara lain makalah, monografi, jurnal ilmiah, buku ilmiah, dan prosiding. Karya tulis ilmiah
Bahan ajar ini membahas tentang unsur-unsur intrinsik dalam berbagai jenis teks, seperti dongeng, puisi, drama, dan cerita anak. Termasuk di dalamnya adalah tokoh, latar, tema, amanat, dan alur. Bahan ini juga menjelaskan cara menentukan isi, makna, dan pesan yang tersirat maupun tersurat dari teks tersebut.
Teks membahas tiga teori perkembangan bahasa anak, yaitu menurut Aitchison, Schaerlaekens, dan Ruqayyah. Ketiganya membagi perkembangan bahasa anak menjadi beberapa tahap, mulai dari menangis, mendekur, satu kata, dua kata, hingga tuturan matang. Tahap-tahap tersebut dijalani setiap anak normal untuk memperoleh bahasa ibunya.
Teks tersebut membahas tentang prinsip-prinsip perkembangan manusia menurut beberapa ahli. Ada beberapa prinsip kunci yang disebutkan yaitu: 1) semua aspek perkembangan saling mempengaruhi satu sama lain, 2) perkembangan berlangsung secara bertahap dari yang dasar ke yang lebih kompleks, 3) laju perkembangan berbeda untuk setiap individu.
SMP Negeri 13 Palu adalah sekolah yang didirikan pada tahun 1992 dan mulai beroperasi pada tahun 1993 dengan luas tanah 18.330 m2 dan luas bangunan 815 m2. Sekolah ini memiliki 19 ruang kelas, ruang kepala sekolah, guru, KTU, tata usaha, perpustakaan, laboratorium IPA, dan komputer serta ruang UKS dan serba guna. Sekolah ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Masnur, S.P
Sintaksis adalah studi tentang tata bahasa dan bagaimana kata-kata disusun menjadi kelompok dan kalimat. Terdiri dari fungsi predikat, subjek, objek, dan pelengkap yang membentuk struktur kalimat. Klausa dan kalimat adalah satuan terkecil dalam bahasa yang terdiri dari subjek dan predikat.
Perkembangan bahasa anak antara usia 5-9 tahun mengalami perkembangan pesat. Pada usia 5 tahun, anak sering menggunakan bahasa untuk meminta dan mengulang untuk perbaikan. Pada usia 6-7 tahun, anak mulai memahami istilah deiktis dan membuat plot naratif. Pada usia 8-9 tahun, anak mengenal makna nonliteral dan mempertimbangkan maksud lain serta memelihara topik melalui perubahan
1. Keterampilan menyimak memerlukan konsentrasi tinggi dari penyimak untuk memperhatikan simakan secara cermat dan seksama sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
2. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dan memahami isi bahan simakan secara terencana, sehingga penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana.
3. Ada dua jenis menyimak yaitu men
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teori belajar sibernetik melihat belajar sebagai pengolahan informasi di mana siswa memproses stimulus dari luar melalui memori mereka.
2. Ada beberapa model pemrosesan informasi seperti sensory receptor, working memory, dan long term memory yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, diolah, dan disimpan.
3. Teori ini menekankan pentingnya mengorganisasi pembelajaran dengan mempertimbangkan ke
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, kriteria pemilihan, fungsi, manfaat, dan konsep-konsep terkait seperti fungsi atensi, kognitif, afektif, kompensatoris, serta kelayakan praktis, teknis dan biaya dari media pembelajaran. Dokumen ini juga membahas manfaat audio visual dalam pembelajaran.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Wacana didefinisikan sebagai kesatuan makna antarbagian dalam suatu bangun bahasa. Terdapat berbagai jenis wacana berdasarkan fungsi bahasa, saluran komunikasi, tanggapan mitra tutur, pemaparan cerita, jumlah peserta komunikasi. Struktur wacana penting untuk menyampaikan informasi secara terstruktur. Kohesi dan koherensi membentuk kepaduan semantis dalam suatu wacana.
Dokumen tersebut membahas tentang penalaran ilmiah yang mencakup pengertian penalaran ilmiah menurut beberapa ahli, penalaran deduktif dan induktif, perbedaan keduanya, serta jenis-jenis salah nalar.
Karya tulis ilmiah merupakan tulisan hasil penelitian, tinjauan, atau pemikiran sistematis yang ditulis secara ilmiah. Karya tulis ilmiah bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan penjelasan, ramalan, dan kontrol terhadap suatu topik. Jenis karya tulis ilmiah antara lain makalah, monografi, jurnal ilmiah, buku ilmiah, dan prosiding. Karya tulis ilmiah
Bahan ajar ini membahas tentang unsur-unsur intrinsik dalam berbagai jenis teks, seperti dongeng, puisi, drama, dan cerita anak. Termasuk di dalamnya adalah tokoh, latar, tema, amanat, dan alur. Bahan ini juga menjelaskan cara menentukan isi, makna, dan pesan yang tersirat maupun tersurat dari teks tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis membaca, yaitu membaca nyaring, membaca ekstensif yang terdiri dari membaca sekilas, membaca dangkal, dan membaca intensif yang terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide-ide, serta membaca bahasa dan sastra.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis membaca, yaitu membaca nyaring, membaca ekstensif yang terdiri dari membaca sekilas, membaca dangkal, dan membaca intensif yang terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide-ide, serta membaca bahasa dan sastra.
Dokumen tersebut membahas latar belakang mengapa bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan penting sebagai bahasa nasional dan negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan sebagai lambang kebanggaan dan identitas bangsa serta alat komunikasi antarwarga. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan dalam kegiatan kenegaraan dan pengantar
Mata kuliah bahasa Indonesia bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa mahasiswa secara ilmiah dan menumbuhkan kecintaan pada bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Dokumen ini membahas latar belakang, visi dan misi, kompetensi, serta peranan bahasa Indonesia di perguruan tinggi sebagai bahasa ilmiah.
Silabus ini membahas kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 sampai kelas 6 SD/MI. Topik utama meliputi pengembangan kurikulum Bahasa Indonesia, tujuan pembelajaran, dan kerangka pengembangan kurikulum untuk setiap kelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bahasa Indonesia mulai berkembang sebagai bahasa perhubungan antar penduduk Indonesia sebelum kemerdekaan, kemudian ditetapkan sebagai bahasa nasional pada masa kemerdekaan. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa, identitas nasional, dan bahasa resmi pemerintahan.
Makalah ini membahas tentang hakikat, sejarah, dan fungsi bahasa Indonesia dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hakikat bahasa Indonesia adalah sistem komunikasi yang berkembang dari bahasa Melayu. Sejarah bahasa Indonesia dimulai dari pengakuan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan pada 1928. Fungsi bahasa Indonesia antara lain sebagai lambang kebanggaan nasional dan alat pemersatu berbagai suku bangsa."
Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia (Peminatan) SMA kelas X ini memuat 4 Kompetensi Inti dan 13 Kompetensi Dasar yang mencakup materi pokok pembelajaran tentang hakikat bahasa, perkembangan bahasa Indonesia, kedudukan bahasa, karakteristik puisi lama dan baru beserta penilaian dan sumber belajarnya.
Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 1928. Bahasa Indonesia berawal dari dialek Melayu Riau yang dipilih karena Melayu merupakan lingua franca dan dialek Riau kurang terpengaruh bahasa lain. Sejak itu, Bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa nasional dan negara Indonesia dengan berbagai fungsi seperti alat komunikasi, identitas bangsa, dan pengembangan kebudayaan.
CP Bahasa Indonesia Fase F. Kelas 11(Sebelas)docximanueldonat41
Ìý
Aspek membaca
1. SEKEDAR BERKENALAN
Tidak ada yang tidak mungkin
dihadapanNya.
Itu karena kekuasanNya
tidak bertepi dan
tidak pernah mempunyai batas
BEKALILAH DIRIMU DENGAN
DUIT D : OA
U : SAHA
I : KHTIAR
T : AWAKAL
2. BIODATA NAMA : RAHMAT,S.Pd
UNIT KERJA : SDN Semangat
Dalam 2
PANGKA : Penata III/c
BERTUGAS : - SDLBN Marabahan
- SDN Semangat
Bakti
- SDN Semangat
Dalam 2
Istri : Isnaniah
Anak : - Rusminah Volkanty
- M Adi Fajar Sholihin
3. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
SEMBOYAN OLEH : RAHMAT,S,Pd
1
• Gunakan Bahasa
Indonesia dengan Baik
dan Benar
2
• Bahasa Indoensia
Mempersatukan Bangsa
3
• Bahasa Indonesia
Jati Diri Bangsa
4. sekilas silsilah bahasa indonesia
Pada tanggal, 28 Oktober 1928, seiring dengan Sumpah
Pemuda maka diProklamirkanlah bahasa Indonesia sebagai
bahasa Persatuan. Menurut Chaer cikal bakal bahasa
Indonesia bermuara dari bahasa Melayu yang berkedudukan
sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan bahasa
negara ... 2006)
Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia karena
sangat luas pemakaiannya yaitu sebagai sarana penghubung
masyarakat yang berbeda-beda seperti orang ; Melayu, Dayak,
Jawa, Bugis, Cina, Bali, Belanda, dan Arab serta banyak suku
bangsa lainnya., yang telah mengubah wajah bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia, menyebarnya bahasa Melayu
sangat luas ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-
prasasti berbahasa Melayu seperti ; prasasti Kedukan di Bukit
Tinggi, Talang Tou di Palembang, Kota Kapur di Bangka Barat.
5. 1. Bahasa Nasional / Bahasa Kebangsaan : Bahasa yang diangkat oleh
suatu bangsa sebagai salah satu identitas kenasionalan bangsa.
(sikap dan pemikiran politik agar dikenal sebuah bangsa yang
berdaulat dan berpemerintahan sendiri)
2. Bahasa Negara : Bahasa yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai
alat komunikasi resmi kenegaraan (segala urusan kenegaraan,
administrasi kenegaraan dijalankan dengan bahasa kegaraan)
3. Bahasa Resmi : Bahasa yang ditetapkan untuk digunakan dalam suatu
kegiatan seperti : Konferensi, seminar, rapat dll.
4. Bahasa Persatuan : Bahasa yang digunakan dalam suatu
kebutuhan untuk mengikat dan mempererat persatuan sebagai satu
kesatuan bangsa. (dari ketiga bahasa yaitu bahasa nasional,
bahasa resmi, bahasa persatuan mengacu pada satu sistem
linguistik yang sama yaitu bahasa Indonesia)
BERDASARKAN SIKAP POLITIK
6. 1. Bahasa Melayu sudah merupakan Lingua Pranca, bahasa
perhubungan dan perdagangan
2. Bahasa Melayu sederhana mudah dipelajari karena
bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.
3. Suku Jawa, suku Sunda, suku Dayak dan yang lainnya
dengan suka rela menerima bahasa melayu menjadi
bahasa Indondosia.
4. Bahasa Melayu mempuyai kesanggupan untuk dipakai
sebagai bahasa Kebudayaan dalam arti luas.
Bahasa Indonersia sekarang tentu tidak sepenuhnya
sama dengan bahasa melayu yang dulu merupakan cikal
bakal bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang
tentu sudah banyak mengalami perkembangan nya atau
adanya unsur-unsur serapan dari berbagai bahasa yang
sesuai dengan kemajuan berbahasa.
Alasan Bahasa Melayu di Angkat menjadi Bahasa Indonesia
7. Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisen sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahsa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual serta kemampuan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk untuk
memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
7. khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan
8. PPPPT (Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan ) Bahasa memiliki tugas dan tanggung
Jawab untuk meningkatkan kualitas guru bahasa dan tenaga
kependidikan seperti ; kepala sekolah, pengawas, dan
mengacuUU No 14 Th 2005 tentang guru dan dosen PPPPTK
berusaha menghasilkan guru-guru yang kompten dan
profesional.
SEKEDAR PENGANTAR
9. Permendiknas
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas guru bahasa dan
tenaga kependidikan seperti kepala sekolah, Permendiknas
nomon 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia. Selanjutnya disebutkan pula bahwa ruang
lingkup pembelajaran bahasa meliputi empat aspek
keterampilan berbahasa,yaitu: mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
11. Hakikat Membaca
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik
secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajarannya
keempat aspek keterampilan berbahasa disajikan dalam porsi
yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu.
Bahan pembelajaran pemahaman diambil dari bahan
mendengarkan dan membaca, yang meliputi pengembangan
kemampuan untuk menyerap gagasan, pendapat,
pengalaman, pesan, dan perasaan yang dilisankan atau
ditulis. Bahan pemahaman tersebut mencakup pula karya
sastra, baik asli Indonesia maupun terjemahan (daerah/asing).
12. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang
berhubungan dengan keterampilan berbahasa yang lain.
Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan
memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh beberapa
definisi berikut ini. Hodgson (dalam Tarigan, 1985:7)
mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah
proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang
dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian
terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.
Thorndike (1967:127) berpendapat bahwa membaca
merupakan proses
berpikir atau bernalar.
13. Syafi’ie (1999:6–7) menyebutkan, hakikat membaca adalah:
(1) Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata,
kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami
secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
(2) Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-
baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat
ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap
bacaan.
(3) Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan
makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dipunyai.
(4) Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan
memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
(5) Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi
dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai
sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
(6) Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinyasesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan.
(7) Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.
14. Tujuan Membaca
Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama
dalam membaca yaitu :
a. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa
penasaran tentang suatu topik.
b. Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu
tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya,
mengetahui cara kerja ala-talat rumah tangga).
c. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan
teka-teki.
d. Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat
atau untuk memahami surat-surat bisnis.
e. Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau
apa yang tersedia.
f. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaim
dilaporkan dalam koran, majalah, laporan).
g. Memperoleh kesenangan atau hiburan.
15. Menurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua
macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan
2) membaca dalam hati.
Membaca dalam hati terdiri atas:
(a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi:
- M survey - M sekilas - M dangkal
(b) membaca intensif, yang terdiri dari : - telaah isi - telaah bahasa.
= Membaca telaah isi terdiri dari : - M teliti – M pemahaman
- M kritis – M ide-ide.
= Membaca telaah bahasa terdiri dari : - M bahasa – M sastra.
Jenis membaca menurut Nurhadi (1987:143) ada tiga macam :
1. M literal 2. M kritis 3. M kreatif.
Pada materi ini jenis membaca yang akan dibahas adalah
1. M nyaring 2. membaca 3. ekstensif, 4. intensif.
Berikut ini akan dibahas satu persatu jenis-jenis membaca tsb
16. Membaca Nyaring
Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatan membaca yang
merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang
berupa informasi bagi pengarang (Kamidjan, 1969:9).
Tarigan (1985:22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah
suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.
Jadi, membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan sebuah
tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat,
yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatan membaca yang
merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang
berupa informasi bagi pengarang (Kamidjan, 1969:9). Tarigan (1985:22)
17. Membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan
sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan
tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna
bacaan oleh pembaca.
Membaca nyaring memerlukan beberapa keterampilan antara lain:
(1) penggunaan ucapan yang tepat;
(2) pemenggalan frasa yang tepat;
(3) penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat;
(4) Penguasaan tanda bacaa dengan baik
(5) penggunaan suara yang jelas
(6) Penggunaan ekspresi yang tepat
(7) pengaturan kecepatan membaca
(8) Pengaturan ketepatan pernafasan
(9) pemahaman bacaan
(10) pemilikan rasa percaya diri.
18. Jenis-jenis Membaca
Menurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu:
1)membaca nyaring
2) membaca dalam hati.
Membaca dalam hati terdiri atas:
(a) Membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi:
- M survey - M sekilas - M dangkal
(b) membaca intensif, yang terdiri dari:
- Membaca telaah isi terdiri dari: - M teliti - M pemahaman
- M kritis - M ide-ide.
- Membaca telaah bahasa terdiri dari: - M bahasa
- M sastra.
19. Jenis-jenis Membaca
Menurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua
macam, yaitu: 1) M nyaring 2) M dalam hati.
Membaca dalam hati terdiri atas:
(a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi:
- M sekilas - M membaca - M dangkal, dan
(b) membaca intensif, yang terdiri dari:
=. M telaah isi terdiri dari: - M teliti - M pemahaman
- M kritis - M ide-ide.
= Membaca telaah bahasa terdiri dari: - membaca bahasa
- membaca sastra.
Jenis membaca menurut Nurhadi (1987:143) ada tiga :
1. M literal 2. M kritis 3. M kreatif.
20. Dalam membaca nyaring, pembaca memerlukan
beberapa Keterampilan antara lain:
(1) Penggunaan ucapan yang tepat
(2) Pemenggalan frasa yang tepat
(3) Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat
(4) Penguasaan tanda baca dengan baik
(5) Penggunaan suara yang jelas
(6) Penggunaan ekspresi yang tepat
(7) Pengaturan kecepatan membaca
(8) Pengaturan ketepatan pernafasan
(9) pemahaman bacaan
(10) pemilikan rasa percaya diri.
21. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan
secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam
dan waktu yang digunakan cepat dan singkat.
Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi
yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang singkat
dan cepat. Broughton (dalam Tarigan, 1985:31) menyebutkan
bahwa yang termasuk membaca ekstensif adalah;
1.M survey, 2. M sekilas 3.M dangkal.
Yang termasuk membaca ekstensif akan diuraikan satu persatu.
1) M survey merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan.
Kegiatan membaca survey ini misalnya melihat judul, pengarang,
daftar isi, dll
2) M sekilas atau skimming adalah M dengan cepat untuk mencari
mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Dalam hal ini
pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat untuk
mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.
22. Membaca Intensif
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara
teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci.
Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk
menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook
menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama,
telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan.
Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca
pemahaman. Berikut ini akan diuraikan tentang membaca
pemahaman.
23. Membaca Pemahaman
Menurut Tarigan (1990: 37) ada tiga jenis keterampilan membaca
Pemahaman yaitu: 1) membaca literal,
2) membaca kritis,
3) membaca kreatif.
Masingmasing jenis keterampilan membaca tersebut mempunyai
ciri-ciri tersendiri. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan
pengajaran membaca, tiga keterampilan membaca pemahaman
ini perlu diajarkan secara terus-menerus.
24. Yang termasuk membaca pemahaman
1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal
menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya,
pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak
jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan
(Reading The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam
lagi, yaitu makna di balik baris-baris.
Yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain keterampilan:
1) mengenal kata, kalimat, dan paragraf
2) mengenal unsur detail, unsur perbandingan, dan unsur utama
3) mengenal unsur hubungan sebab akibat
4) menjawab pertanyaan (apa,siapa, kapan, dan di mana)
5) menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur
sebab akibat.
25. 2) Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk
mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan
makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat.
Mengolah bahan bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca
seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat (makna
baris-baris bacaan, tetapi juga menemukan makna antar baris dan
makna di balik baris.
Yang diajarkan dalam M kritis antara lain :
1) menemukan informasi faktual (detail bacaan)
2)menemukan ide pokok yang tersirat
3) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat;
4) menemukan suasana (mood);
5) membuat kesimpulan
6) menemukan tujuan pengarang
7) memprediksi(menduga) dampak
8) membedakan opini dan fakta
9) membedakan realitas dan fantasi
10) mengikuti petunjuk 1
11) menemukan unsur propaganda
12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan
13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antargagasan
14) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan
15) membuat kerangka bahan bacaan
16)menemukan tema karya sastra.
26. 3) Kemampuan membaca kreatif
merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca
seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna
tersurat, makna antarbarisdan makna di balik baris tetapi juga
mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk
kepentingan sehari-hari.
Beberapa keterampilan membaca kreatif yang perludilatihkan
antara lain keterampilan:
1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya;
2) membuat resensi buku
3) Memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan
dalam buku
4) Mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk
naskah drama dan sandiwara radio
5) mengubah puisi menjadi prosa
6) mementaskan naskah drama yang telah dibaca
7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel populer.
27. SQ3R
SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson
(guru besar psikologi dari Ohio State University), tahun 1941
a. S (Survey)
Survey (menyelidiki) atau prabaca adalah teknik untuk mengenal
bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk
mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca
dengan maksud untuk:
1) mempercepat menangkap arti
2) mendapat abstrak
3) mengetahui ide-ide yang penting
4) melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut
5) mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan
6) memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami
lebih mudah. Dalam kegiatan survey (prabaca) ini dilakukan
dalam beberapa menit tujuannya untuk mengenal keseluruhan
anatomi buku.
28. Survey artikel
ini dapat dilakukan dengan tahapan:
1) membaca judul
2) membaca semua sub judul
3) mengamati tabel
4) membaca kata pengantar
5) Membaca kalimat pertama subbab
6) memilih bagian yang perlu atau tidak perlu untuk dibaca.
Kegiatan pertama yang perlu dilakukan pada saat survey buku adalah
memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang
terkandung di dalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang
biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualisasinya, lihat
tahun penerbitannya. Kalau ada baca juga sampul buku bagian belakang yang
memuat pesan penerbit mengenai hal penting dari buku.
Sesudah itu kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
1) telusuri daftar isi
2) baca kata pengantar
3)lihat tabel, grafik, dan lain-lain
4) lihat apendiks
5) telusuri indeks.
29. b. Q (Question) Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang isibacaan, misalnya dengan mengubah judul dan subjudul menjadi
Sebuah pertanyaan. Kita dapat menggunakan 5W+1H
(What, Who, Where, When, Why,dan How)
c. R (Read) Read (membaca) merupakan langkah ketiga, bukan langkah
pertama atau satu-satunya langkah. Pada langkah ketiga ini membaca
mencari jawaban berdasarkan pertanyaan-pertanyaan.
Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok
d. R (Recite atau Recall) Pada kegiatan recite atau recall (mendaras)
kita berusaha untuk memperkokoh perolehan kita dari membaca.
Pada kegiatan ini apa yang telah diperoleh dihubungkan dengan informasi
yang diperoleh sebelumnya dan kita bersiap diriuntuk pembacaan selanjutnya.
e. R (Revie ) Review atau mengulangi merupakan kegiatan untuk melihat
Kembali keseluruhan isi buku. Kegiatan ini bertujuan untuk menelusuri
kembali judul dan subjudul-subjudul atau bagian-bagian penting
lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat
kembali. ini berusahalah untuk memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh,
dan kokoh atas bahan.
30. Skimming
Skimming merupakan tindakan untuk mengambil intisari
atau saripati dari suatu hal. Oleh karena itu,
skimming merupakan cara membaca hanya untuk
mendapatkan ide pokok, yang dalam hal ini tidak selalu
di awal paragraf, karena kadang ada di tengah, ataupun
di akhir paragraf. Pada kegiatan skimming ini, kita dapat
melompati bagian-bagian, fakta-fakta, dan detail-detail
yang tidak terlalu dibutuhkan, sehingga kita hanya
memusatkan perhatian dan
31. Skanning
Skanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu
Informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah
yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu.
Skanning sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya untuk mencari: nomor telepon, arti kata pada kamus,
Entri pada indeks, angka-angka statistik, acara siaran TV,
dan melihat daftar perjalanan.
Gerakan mata dalam skanning tidak jauh berbeda dengan
skimming. Untuk mengetahui tempat informasi tertentu, bantuan
yang baik adalah judul-judul bab dan subjudulnya.
Jika yang dicari itu suatu angka, gerakan mata dengan cepat
dan berhentilah pada setiap angka yang kiranya mirip, jika kiranya
bukan, jangan ditunda lagi, teruskan bergerak ke bawah.
32. Tahap-tahap Membaca
Tahap I
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan
baik atau bahan yang mungkin telah diingat. Bahan-bahan
tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian, serangkaian
kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal
yang telah dialami. Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk
mengembangkan atau meningkatkan responsi-responsi visual
yang otomatis terhadap gambaran gambaran huruf yang akan
dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harus benar-benar
memahami bahwa kata-kata tertulis itu mewakili atau
menggambarkan bunyi-bunyi.
33. Tahap II
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing
yang telah diketahui menjadi bahan dialog atau paragraf yang
beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam
membaca
bahan yang baru disusun.
Tahap III
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang
masih asing atau belum biasa. Beberapa percobaan informal
telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan
bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi
sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata
biasa.
Pada tahap ini pembaca acapkali teks-teks tata bahasa berisi
paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan.
34. Tahap IV
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang
membaca menganjurkan penggunaan teks-teks sastra
yang telah disederhanakan atau majalah-majalah
sebagai bahan bacaan.
Tahap V
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam
pengertian bahan bacaan tidak dibatasi (Finocchiaro
and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).
35. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
proses pemahaman. Faktorfaktor tersebut adalah :
1) faktor kognitif
2) faktor afektif
3) faktor teks bacaan
4) faktor penguasaan bahasa
36. keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:
(a) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;
(b) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur
linguistik yang formal
(c) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning
(Broghton (et al) 1978:90 dalam Tarigan 1979:11). Ketetampilan
A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang
disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu
lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam
hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan
B Merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tandatanda hitam
di atas kertas – yaitu gambar-gambar berpola tersebut-dengan bahasa.
Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar
memperoleh serta memahami bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekali
terlihat terjadi antara unsur-unsur dari pola-pola tersebut di atas kertas dan
unsur-unsur bahasa yang formal. Keterampilan ketiga atau
C yang mencakup keseluruhan keterampilan M, pada hakikatnya merupakan
keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan atau abilitas utk
menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa
yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang dilambangkan
oleh kata-kata tersebut (Broghton (et al)
37. Karakteristik Pembelajaran Membaca
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar
di lakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran
menurut Corey (1986:195) dalam Sagala (2003:61) adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons
Terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset
khusus dari pendidikan. Pembelajaran membaca mengandung
arti karena setiap kegiatan membaca dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan membaca dan
memperoleh nilai-nilai yang baru. Proses pembelajaran
membaca pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa.
38. Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Membaca
Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam penyajian
Pembelajaran membaca, guru sebaiknya memperhatikan
hal-hal berikut: (1) Pemeriksaan awal.
(2) Persiapan lingkungan.
(3) Persiapan siswa.
(4) Penyajian bahan pengajaran.
Broghton (et.al) 1978:211 dalam Tarigan 1978:12 – 13
menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menetapkan bahan pembelajaran membaca.
a. Sesuai dengan atau dapat menunujang tercapainya
tujuan pembelajaran.
b. Sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa
pada umumnya.
c. Terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
d. Mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.