際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1363
IMPLEMENTASI PROGRAM UNIT PRODUKSI
UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA SISWA SMK
Oleh:
ROSMALA DEWI *
ABSTRACT
Program unit produksi merupakan suatu usaha dalam pembekalan keterampilan produktif
yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dan pasar industri. Penelitian ini berjudul
Implementasi program unit produksi untuk peningkatan keterampilan kerja siswa SMK.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Subjek penelitiannya adalah Kepala Sekolah, Kepala Unit Promosi Produksi
Sekolah (UPPS), bagian pemasaran, bagian keuangan, ketua dan pembimbing dari
masing-masing jurusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program unit
produksi untuk peningkatan keterampilan kerja pada dasarnya sudah dilaksanakan sesuai
dengan bidang tugas dalam struktur organisasi, pedoman pelaksanaannya sudah tertulis
dalam AD/ART dengan menganut sistem desentralisasi, sudah menjalankan prinsip-
prinsip dari organisasi yang mengarah kepada visi dan misi. Dalam pelaksanaannya, UP
Perhotelan dan UP Tata Boga sudah maksimal, sedangkan UP Busana dan UP
Kecantikan masih untuk lingkungan masyarakat sekolah.
Kata Kunci : Implementasi, Unit Produksi
Dosen Jurusan PKK FKIP Unsyiah Banda Aceh
PERMASALAHAN dan KAJIAN
TEORITIK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi akan mempengaruhi pola dan
struktur ketenagakerjaan, diantaranya
tuntutan standarisasi dan sertifikasi yang
bernilai jual. Hal tersebut akan mem-
persempit peluang tenaga kerja Indonesia
yang pada akhirnya akan tergeser dan
tergantikan oleh tenaga kerja asing. Untuk
menghadapi situasi ini sudah saatnya
bangsa dan negara Indonesia menyiapkan
sistem perekonomian yang tangguh
dengan mengoptimalkan sumber daya
manusia (SDM) dan potensi yang ada.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sebagai sub sistem pendidikan nasional
mempunyai peluang yang cukup besar
untuk ikut melakukan upaya untuk
menumbuhkan budaya menciptakan
peluang dan memanfaatkan situasi yang
ada secara lebih kreatif. Cara ini dapat
ditempuh dengan mendorong siswa untuk
memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan yang ada guna
mengembangkan usaha, agar dapat
bekerja secara mandiri dalam bentuk
usaha kecil melalui unit produksi SMK.
Sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990,
sekolah kejuruan dapat memiliki dan
mengembangkan unit produksi yang
dikelola secara profesional dan ber-
orientasi pada keuntungan (profit). Di
samping sebagai upaya mempersiapkan
siswa untuk menjadi tenaga kerja yang
siap memasuki dunia kerja dengan
memperkenalkan kepada siswa
lingkungan kerja yang nyata sebagaimana
yang ada di industri.
Pengelolaan unit produksi yang
melibatkan siswa secara langsung dapat
menjadi sarana pembelajaran bagi siswa
yang bersangkutan tentang tata cara
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1364
mengelola usaha. Dengan pembelajaran
yang demikian diharapkan siswa dapat
menjadi calon tenaga kerja yang siap
memasuki lapangan kerja sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 3 Ayat (2) PP No.
29 tahun 1990.
Keterlibatan siswa secara langsung
dalam menangani pekerjaan dari
konsumen dapat memberikan
pengalaman yang nyata cara melayani
konsumen dengan baik yang berkenaan
dengan ketepatan waktu penyerahan
pekerjaan, penentuan biaya (ongkos)
kerja yang layak, hasil kerja yang
memenuhi keinginan para konsumen,
serta kiat menjalin hubungan baik dengan
masyarakat sehingga pesanan pekerjaan
dapat mengalir secara terus menerus.
Budaya kerja di sekolah berbeda dengan
budaya kerja dalam industri (Salladien,
2002:4).
Upaya sekolah yang dibenarkan oleh
PP No 29 tahun 1990 untuk membuka
unit-unit produksi merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi tingginya biaya
operasional yang harus ditanggung
sekolah agar tidak membebankan
sepenuhnya kepada siswa.
SMKN 3 Banda Aceh adalah salah
satu contoh Sekolah Menengah Kejuruan
yang sudah memfungsikan program unit
produksinya dalam bentuk kegiatan unit
produksi perhotelan, tata boga, tata
busana, kecantikan dan menyewakan aula
serta peralatan untuk pesta dan seminar.
Dari berbagai unit produksi yang sudah
difungsikan ini banyak memberi manfaat
baik untuk sekolah, siswa, guru dan
karyawannya. Baik berupa finansial
maupun peningkatan keterampilan kerja.
Akan tetapi siswa yang masuk ke SMKN 3
semakin berkurang, padahal alumninya
90% tertampung di berbagai industri
bahkan sebagiannya ada yang membuka
usaha sendiri (Hasil wawancara dengan
Wakil Kepala Bagian Humas sebelum
penelitian dilaksanakan).
Berdasarkan latar belakang masalah
yang dikemukakan di atas, perumusan
masalah yang terdapat dalam penelitian
ini ialah implementasi program unit
produksi untuk peningkatan keterampilan
siswa di SMKN 3 Banda Aceh. Adapun
tujuan khusus penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengorganisasian,
kepemimpinan unit produksi, kerjasama
internal dan eksternal sekolah dalam
program unit produksi di SMKN 3
Banda Aceh.
Pendidikan Menengah Kejuruan
memiliki fungsi untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia yang produktif,
yang langsung dapat bekerja di bidangnya
setelah melalui pendidikan dan pelatihan
berbasis kompetensi; dengan demikian
pembukaan program diklat di SMK harus
responsif terhadap perubahan pasar kerja.
Penyiapan manusia untuk bekerja bukan
berarti menganggap manusia semata-
mata sebagai faktor produksi, karena
pembangunan ekonomi memerlukan
kesadaran sebagai warganegara yang
baik dan bertanggung jawab, sekaligus
sebagai warganegara yang produktif.
Unit produksi juga merupakan suatu
usaha wadah kewirausahaan dalam suatu
organisasi, yang memerlukan kewenang-
an khusus dari pimpinan sekolah kepada
pengelola untuk secara demokratis
melakukan tugas dan tanggung jawab,
karena unit produksi sekolah sebagai
wadah kewirausahaan di sekolah, maka
dalam pelaksanaannya harus dikelola
secara bisnis dalam suatu wadah usaha
sekaligus membantu penyelengaraan
program pendidikan dan latihan.
Unit Produksi tidak mungkin berjalan
baik tanpa perangkat organisasi. Agar
fungsi-fungsi dalam unit produksi dapat
berjalan dengan baik, perlu adanya
struktur organisasi yang operasional.
Karena organisasi unit produksi SMK
bukan merupakan perusahaan besar dan
masih dalam proses penyempurnaan,
maka organisasi tersebut harus disusun
sederhana sesuai dengan kebutuhan,
tanpa mengabaikan prinsip-prinsip
organisasi yang berlaku, yaitu : tujuan,
pembagian tugas, pendelegasian,
pengendalian, kesederhanaan, koordinasi
kesatuan perintah dan tanggung jawab
serta prinsip ketenangan.
Ada beberapa tipe organisasi antara
lain : line fungsional, line dan staf serta
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1365
panitia. Tipe organisasi UP harus dipilih
yang paling sesuai dengan kebutuhan,
misalnya apakah memakai salah satu tipe
dari yang tersebut di atas atau perpaduan
antara salah satu dengan yang lain.
Menurut cara memobilisasi kegiatan
UP SMK ada 2 bentuk, yaitu sentralisasi
dan desentralisasi. Bentuk sentralisasi UP
SMK dimaksudkan di sekolah hanya ada
satu organisasi UP SMK yang diadakan
berdasarkan musyawarah fungsionaris :
menurut bentuk ini tidak ada organisasi
unit produksi pada masing-masing rumpun
atau instalasi selain sebagai koordinator
atau pelaksana. Sedangkan bentuk
desentralisasi organisasi UP SMK itu
dipecah atau dijabarkan lagi kedalam UP
SMK kecil, yaitu rumpun/instalasi yang
diberi otonomi penuh untuk mengatur
segala kegiatan unit produksi sesuai
dengan kondisi rumpun yang ada, tanpa
meninggalkan aturan umum UP SMK
sekolah yang berlaku.
Pada dasarnya setiap organisasi
betapapun kecilnya harus menjalankan
prinsip keorganisasian. Tidak perlu rumit,
cukup yang sederhana dan luwes agar
mudah dilakukan penyesuaian dengan
keadaan yang baru. Yang penting, orang
dalam organisasi atau pengelola UP harus
tahu apa tugas, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing.
Prinsip-prinsip organisasi menurut
Purba, Rasmin (2005:7) adalah :
a. Prinsip sasaran atau tujuan.
Pertama kali sasaran organisasi
harus ditetapkan dengan cermat.
Selanjutnya harus ditunjuk orang
yang diserahi tugas yang memegang
pusat kewenangan dan pertang-
gungjawaban. Orang inilah yang
memegang kewenangan tertinggi
untuk mengambil keputusan, me-
merintah dan sekaligus bertanggung
jawab atas jalannya organisasi men-
capai tujuan.
b. Prinsip pengelompokan dan pem-
bagian kerja.
Penanggung jawab ini menguraikan
seluruh pekerjaan kedalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil
beserta uraian tugasnya. Dalam
usaha komersial seperti unit
produksi kelompok fungsional dapat
berupa fungsi pemasaran, produksi,
keuangan, administrasi, koordinasi,
pengawas keuangan, dan sebagai-
nya sesuai dengan besar kecilnya
ukuran usaha.
c. Prinsip pendelegasian kewenangan.
Kedalam tiap kelompok tersebut
perlu diuraikan apa tugasnya, apa
wewenangnya, kepada siapa harus
bertanggung jawab, dan dari siapa
menerima laporan pertanggung-
jawaban. Juga diuraikan bagaimana
hubungan antara fungsi/kelompok
agar tercapai koordinasi pekerjaan
yang sebaik-baiknya.
d. Prinsip pengendalian.
Untuk tiap kelompok di samping
ditentukan bagaimana pendelegasi-
an kewenangan dan kepada siapa
didelegasikan juga perlu ditentukan
bagaimana teknik pengendaliannya.
Kepadanya harus diberikan motivasi,
senantiasa dibimbing dan diawasi.
Pelimpahan dan kepercayaan ini
penting karena dapat memberikan
manfaat, yaitu :
- Pimpinan dapat memusatkan
perhatian pada pekerjaan yang
pokok/strategis saja.
- Keputusan dapat diambil lebih
cepat.
- Sebagai langkah kaderisasi.
- Memungkinkan seluruh personil
mengembangkan kreatifitas dan
tanggung jawab.
e. Prinsip kesederhanaan
Dalam memecah kelompok atau
fungsi kerja, hendaknya selalu
mengingat prinsip kesederhanaan
tanpa melupakan prinsip efektifitas
dan efisiensinya. Jumlah personalia
tidak perlu ditambah, jika ternyata
hanya akan mengurangi efisiensi
kerja.
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1366
Kepala Sekolah
Akuntan
Ket. UP
Adm
Bidang Pemasaran Bidang Produksi Bidang Pemasaran
Ka. Bengkel Materi Bahan
P3E
Dalmut
Pelaksana
Costumer
f. Prinsip koordinasi.
Mengingat keterbatasan kemampu-
an seseorang, perlu sistem, koor-
dinasi yang kompak dan terpadu,
sehingga memudahkan dan
melancarkan pengendaliannya,
memberi perintah, petunjuk dan
penampungan laporan dari
bawahan. Dalam hal ini sebaiknya
seorang bawahan hanya mempunyai
seorang atasan yang memberi
perintah dan sebagai penerima
laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya.
g. Prinsip kesatuan perintah dan
tanggung jawab.
h. Prinsip karyawan.
Setelah organisasi ini tersusun, perlu
ditentukan siapa dan bagaimana
kualitas karyawan atau tenaga
pelaksanaannya. Bagaimana
cermatnya suatu organisasi itu
disusun, tidak akan berjalan baik jika
faktor manusianya tidak memenuhi
persyaratan. Karena itu, perlu
dipikirkan bagaimana menempatkan
tenaga pelaksana yang tepat sesuai
pengetahuan dan keterampilannya.
Gambar 1. Bagan Organisasi Unit Produksi SMK
Sumber : Dikmenjur (1997:10)
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1367
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pemilihan metode ini didasarkan
pertimbangan bahwa yang hendak dicari
adalah data yang akan memberikan
gambaran dan melukiskan realita sosial
yang konkrit tentang implementasi
program unit produksi dan keterampilan
kerja siswa di SMKN 3 Banda Aceh.
Lokasi penelitian yang dipilih adalah
SMKN 3 Banda Aceh, yang terletak di
Jalan Stadion H.Dimurthala No.5
Lampineung Banda Aceh. Penelitian ini
telah dilaksanakan dari tanggal 28 Maret
sampai 22 April 2007 di SMKN 3 Banda
Aceh
Yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, ketua
unit produksi promosi sekolah, bagian
pemasaran, bagian keuangan, ketua unit
produksi, dan guru pembimbing dari
masing-masing bidang keahlian, semua-
nya berjumlah 12 orang. Penetapan
subjek penelitian secara purposive
sampling karena keterlibatan mereka
secara langsung dalam unit produksi di
SMKN 3 Banda Aceh.
Dalam metode penelitian kualitatif,
peneliti merupakan instrumen utama (key
instrument), tetapi ada lagi instrumen
sekunder yaitu lembar observasi,
pedoman wawancara, dan dokumen serta
catatan-catatan yang berkaitan dengan
fokus penelitian.
Pada prinsipnya data penelitian
berupa kata-kata, ucapan, tulisan, dan
tingkah laku sosial para aktor yang terkait
dengan implementasi program unit
produksi dalam peningkatan keterampilan
kerja siswa SMKN 3 Banda Aceh. Khusus
yang didapat dari hasil observasi,
wawancara dan pengkajian dokumen,
kemudian diproses, dianalisa, agar
menjadi data yang siap disajikan, untuk
selanjutnya dibuat suatu kesimpulan hasil
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pola kerja unit produksi SMKN 3
adalah menganut pola kerja terpadu dari
seluruh sumber daya yang ada termasuk
siswa dan guru/karyawan sesuai dengan
jenis pekerjaan/bidang keahlian pada
masing-masing secara profesional.
Semenjak periode ini yaitu
mulai tahun 2005 sudah ada suatu
petunjuk yaitu AD/ART. Walaupun
masih dalam ketentuan umum,
namun hasil keputusan tersebut
adalah merupakan hasil forum bersama
guru dan semua karyawan/tata usaha
sekolah. Berpijak dari hasil keputusan
forum tersebut unit produksi menjalankan
tugasnya.
Unit produksi SMKN 3 memang
sudah ada satu pedoman tentang
pelaksanaan kegiatannya yang diatur di
dalam AD/ART yang dasarnya juga
bersumber pada kurikulum Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan dan
keputusan forum guru dan karyawan
sekolah.
a. Pengorganisasian
Dari hasil pengamatan penulis
melihat bahwa struktur organisasi untuk
unit produksi (UPPS) sudah ada bahkan
pemilihan ketua, sekretaris dan bendahara
dilakukan secara pemilihan oleh forum,
juga penanggung jawab, ketua pada
bidang keahlian masing-masing sudah
tertera pada bagan/struktur organisasinya.
Dalam pelaksanaan tugas,
ketua/manajer sebagai penanggung
jawab, kemudian staf terdiri dari
sekretaris, bendahara dan order taker.
Masing-masing bagian ini sudah dibagi
kegiatannya dengan jelas dan tertulis.
Dalam pelaksanaannya sangat mudah
karena sudah jelas job describtion
sehingga tidak terjadi saling harap-
mengharap dan tumpang tindih.
Sebagai guru pembimbing sudah
jelas jadwal kerjanya, misalnya untuk unit
produksi akomodasi perhotelan sudah
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1368
dibagi jadwal 08.00-14.00, jam 14.00-
20.00 dan jam 20.00-08.00. Sedangkan
untuk UP yang lain sangat tergantung
pada besar/jumlahnya pesanan, tetapi
tetap terjadwal.
Menurut pengamatan penulis, dalam
memobilisasi kegiatan di UP SMKN 3
lebih bersifat desentralisasi. Dari
organisasi UPPS (organisasi induk)
dijabarkan lagi ke UP jurusan yang diberi
otonomi penuh untuk mengatur segala
kegiatan unit produksi sesuai dengan
kondisi yang ada, tanpa meninggalkan
aturan umum UP sekolah yang berlaku.
b. Kepemimpinan Kepala Unit
Produksi
Dari dokumentasi ketua UPPS, unit
produksi mempunyai visi dan misi sebagai
berikut:
Visi :
1. Menjadikan SMK sebagai pusat
pengembangan inovasi dan
kreativitas warga sekolah.
2. Menjadikan UP SMK sebagai
wahana penyiapan tamatan yang
terampil, produktif dan mandiri.
Misi :
1. Menyediakan wahana praktik
kerja bagi siswa.
2. Menyediakan wahana magang
bagi guru dan staf sekolah
3. Menyediakan wawasan dan
pengalaman bisnis bagi siswa
dan guru.
4. Menyediakan produk unggulan
yang dibutuhkan pasar.
5. Memfasilitasi kajian dan temuan
IPTEK terapan untuk industri dan
masyarakat sebagai bahan
pengembangan kurikulum dan
KBM
6. Meningkatkan sumber pendana-
an operrasional dan kesejahtera-
an bagi warga sekolah dan
lingkungan masyarakat. (AD/ART
Unit Produksi SMKN 3)
Dalam mengembangkan unit produksi
SMKN 3, ketua UPPS berpedoman
kepada visi dan misi yang telah
dirumuskan. Ketua UPPS sangat mampu
memotivasi stafnya yang ada dibagian unit
produksi, sehingga unit produksi SMKN 3
harus ada peningkatan baik dari segi
pemasukan keuangannya maupun dari
keterampilan karyawannya.
Ketua UPPS selalu mengkoordinasi-
kan bawahannya baik dalam bekerja
maupun dalam membuat pelaporan.
Begitu pula ketua UP jurusan selalu
mengkoordinasikan bawahannya dan juga
karyawan, tetapi selalu dalam suasana
keakraban dan kehangatan apalagi dalam
satu jurusan. Hanya antar jurusan yang
terkesan kurang harmonis, tetapi
kewenangan UP tetap di jurusan masing-
masing.
c. Kerjasama Internal Sekolah
Kekompakan sesama guru pada
umumnya baik, hanya ada beberapa guru
yang punya persepsi kurang sepakat
dengan ketua UPPS dikelola oleh guru
umum, bukan guru bidang kejuruan
(produktif). Namun, dengan diberi
pengertian dan pembenahan manajemen
UP kearah yang lebih baik dan
menguntungkan hal ini kemungkinan
dapat di atasi.
Kekompakan guru dengan siswa
sangat baik, terlihat dari keintiman,
kepatuhan dan ada rasa saling
membutuhkan. Hubungan antara
pengurus dengan karyawan yang ada
dilingkungan sekolah juga baik dan ada
rasa persaudaraan dan kebersamaan.
d. Kerjasama Eksternal Sekolah
Kerjasama antara UP sekolah
dengan industri sangat baik. Ini tampak
bahwa industri menerima siswa yang ingin
mencari pengalaman pengetahuan atau
disebut dengan Pakerin (praktik kerja
industri) yang sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing. Kemudian
adanya kerjasama dengan ACS dalam hal
catering haji. Kemudian dengan perias
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1369
pelaminan, dalam hal dekorasi ruang
pesta perkawinan. Dengan salon dalam
hal penampungan tenaga kerja dari
Jurusan Kecantikan.
Untuk peningkatan keterampilan
kerja banyak didapat pengalaman kerja
dari industri karena ada hal yang baru dari
perkembangan Iptek di industri lebih cepat
berkembang, juga pengadaan alat-alat
yang baru lebih cepat di industri. Di UP
sekolah ada beberapa hal sering
ketinggalan, sehingga siswa perlu
kerjasama dengan industri dalam hal
mempersiapkan tenaga kerja yag sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja.
Kerjasama dengan dinas selalu ada
misalnya dengan Dinas Pendidikan, kalau
ada acara/kegiatan sering menggunakan
tempat, jasa dan produk SMKN 3. dengan
Dinas Kesehatan, pelatihan karyawan
Boga tentang sanitasi dan kesehatan dari
produk makanan. Dengan Dinas
Pariwisata dalam hal promosi tenaga kerja
Jurusan Perhotelan.
Pembahasan
Unit produksi adalah suatu bentuk
organisasi. Supaya fungsi-fungsi dari unit
produksi dapat berjalan dengan baik,
maka perlu adanya struktur organisasi.
Unit produksi SMKN 3 Banda Aceh sudah
memiliki struktur organisasi yang disusun
secara sederhana sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai pedoman pelaksana
kegiatan unit produksi sudah tertulis di
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) semenjak tahun
2005. Oleh karena unit produksi tidak
berdiri sendiri (non independen) dari
lembaga sekolah, AD/ART unit produksi
SMKN 3 Banda Aceh dijalankan
sebagaimana aturan yang berlaku.
Organisasi unit produksi dibina oleh
Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan
Masyarakat dan Industri, serta dipantau
oleh Dewan Guru dan karyawan Tata
Usaha. Sebagai penanggungjawabnya
adalah Kepala Sekolah SMKN 3 Banda
Aceh. Ketua UPPS dipilih secara
demokratis melalui Rapat Pleno forum
Dewan Guru dan karyawan Tata Usaha,
dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah
dengan surat keputusan (SK). Periode
kepengurusan unit produksi ialah dua
tahun sekali.
Cara memobilisasi kegiatan unit
produksi di SMKN 3 menganut sistem
desentralisasi organisasi. Selain
organisasi unit produksi yang lebih dikenal
dengan UPPS, ada lagi organisasi unit
produksi untuk masing-masing jurusan
yang diberi otonomi penuh untuk
mengatur segala kegiatan unit produksi
sesuai dengan kondisi masing-masing
jurusan/bidang keahlian tanpa
meninggalkan aturan umum unit produksi
SMK. Seperti yang dijelaskan oleh Sule,
Erni Trisnawati (2005:152): Struktur
organisasi pada dasarnya merupakan
desain organisasi dimana manajer
melakukan pembagian kerja, dan bagai-
mana keseluruhan kerja tersebut di
koordinasikan dan di komunikasikan
Dalam pelaksanaannya, unit
produksi sudah menganut prinsip-prinsip
dari sebuah organisasi, yang disebutkan
oleh Rasmin Purba (2005:7) yaitu adanya
prinsip sasaran, pembagian kerja,
pendelegasian, kewenangan, pengendali-
an, kesederhanaan, koordinasi, tanggung
jawab, dan prinsip karyawan. Prinsip-
prinsip ini berlaku pada UPPS dan UP
bidang jurusan masing-masing.
Untuk kelancaran kegiatan unit
produksi SMKN 3 memiliki visi dan misi
unit produksi, berdasarkan visi dan misi
kepemimpinan unit produksi diarahkan.
Kepemimpinan dari unit produksi secara
umum sudah dapat menggerakkan
anggotanya/staf untuk bekerjasama.
Setiap staf bagian sudah tertulis job
description. Jadi setiap staf bekerja pada
pekerjaan masing-masing sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenangnya.
Dalam pengelolaan unit produksi di
SMKN 3 yang masih terlihat ada
kelemahan ialah pada teknik pemasaran,
yang masih dilakukan secara sederhana
yaitu dari mulut ke mulut baik oleh siswa,
guru dan karyawan. Hanya setahun sekali
baru ada promosi sekolah untuk siswa
SMP dan sederajat. Jadi masyarakat
umum belum semua tahu keberadaannya.
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1370
Kelemahan lainnya antara lain jarang
diadakan survei pasar, pemasangan iklan,
dan belum pernah dilakukan penitipan
produknya pada tempat pemasaran yang
sudah terkenal. Juga belum ada suatu
kerjasama dengan dunia industri dalam
memproduksikan produknya, sehingga
produk yang dihasilkan oleh unit produksi
selalu terkalahkan oleh produk dari dunia
industri. Unit produksi juga tidak sanggup
memproduksi dalam jumlah yang banyak
dengan waktu yang cepat (singkat).
Sebagaimana dikatakan oleh
Mendikbud Wardiman Djojonegoro pada
sambutan gebyar SMK Tahun 1996 di
Jakarta :
Sebenarnya kelemahan utama
pendidikan saat ini adalah kurang-
nya kemampuan akan pemahaman
dan arti bisnis. Antara lain ditunjuk-
kan dengan kurangnya daya
adaptasi terhadap perubahan,
kurang terorientasi pada produk ber-
kualitas tinggi, dan kurang
mendengarkan pelanggan. Menurut-
nya untuk membawa sekolah ke
arah budaya bisnis. Perlu
pelembagaan Unit Produksi
disekolah yang dapat menjamin
keberlangsungan usaha.
Dari imbauan di atas, sekolah
terutama SMK perlu sekali peduli dengan
budaya bisnis, dan kerjasama yang baik
dengan industri, dalam hal memproduksi
barang, kualitas produk perlu diperhatikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Implementasi program unit produksi
di SMKN 3 pada dasarnya sudah
dilaksanakan sesuai dengan bidang tugas
dalam struktur organisasi. Semenjak
tahun 2005 pedoman pelaksanaan
program unit produksi sudah tertuang
dalam AD/ART. Unit produksi dibina oleh
Wakil Kepala Sekolah urusan hubungan
masyarakat dan industri. Kegiatan ini
dipantau oleh dewan guru, karyawan dan
tata usaha. Kepala Sekolah bertindak
sebagai penanggung jawab. Adapun
ketua UPPS dipilih secara demokratis
melalui rapat pleno.
Dalam menjalankan kegiatan unit
produksi menganut bentuk desentralisasi
organisasi yaitu memberi otonomi penuh
kepada jurusan masing-masing. Jurusan
tersebut sudah menjalankan prinsip-
prinsip dari organisasi. Kepemimpinan unit
produksi baik UPPS maupun UP jurusan
sudah dapat menggerakkan staf/anggota-
nya untuk bekerjasama. UP Perhotelan
dan Tata Boga semua kegiatan
dilaksanakan secara maksimal sedangkan
UP Busana dan Kecantikan masih untuk
lingkungan formal sekolah. Dalam
pelaksanaan selalu melibatkan siswa, hal
ini dilakukan agar siswa mempunyai
wawasan bekerja di bidang industri dan
sekaligus melatih keterampilannya.
Implementasi program unit produksi
yang melibatkan semua personil yang ada
di dalam organisasi sekolah, merupakan
faktor yang dapat memupuk kerjasama
dan faktor yang dapat menciptakan sikap
positif personil terhadap program unit
produksi akan dapat menciptakan ide-ide
dalam mewujudkan kerjasama antara
pihak sekolah dengan dunia usaha dan
dunia industri supaya dapat dipakai
sebagai wadah prakerin.
Saran
Siswa sebaiknya memanfaatkan unit
produksi secara optimal untuk menghayati
kehidupan, tatakerja, dan etika kerja yang
ada di unit produksi guna melengkapi
bekal keterampilan yang diberikan oleh
sekolah. Setelah dinyatakan lulus dan
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1371
sambil menunggu panggilan kerja
sebaiknya alumni dapat membantu
pekerjaan di unit produksi, sekalipun unit
produksi belum dapat memberikan
imbalan yang banyak. Namun kegiatan ini
perlu dan baik dilakukan terutama untuk
lebih memantapkan keterampilan yang
telah dimiliki.
Dalam implementasi program unit
produksi supaya tidak munculnya
kecemburuan dan kecurigaan di antara
para guru, karyawan, dan siswa,
sebaiknya unit produksi yang dimiliki
sekolah dikelola secara terbuka mulai dari
UPPS sampai kepada UP di masing-
masing jurusan. Segala perkembangan
unit produksi dapat diakses seperlunya.
Dengan demikian, diharapkan suasana
kerja dalam lingkungan sekolah akan
tetap harmonis karena pada dasarnya
semua warga sekolah bertanggung jawab
terhadap kemajuan sekolah.
DAFTAR REFERENSI
Darmawan, Asep Dadang. (2003),
Peranan Unit Produksi terhadap
Pembiayaan pada SMKN 1 Tarogong
Garut Dalam Konteks Otonomi
Sekolah (Tesis) Universitas
Pendidikan Indonesia Program Pasca
Sarjana
Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. (2004), Kurikulum SMK
Edisi 2004, Departemen Pendidikan
Nasional
Kadarman, A.M. (1991), Dasar-Dasar
Manajemen, Jakarta: Erlangga
Maleong, Lexy J. (2004), Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mendikbud. (1996), Naiknya Gengsi
Kejuruan, Laporan Karya Wiyata 77
Tahun XIX Juli-Agustus 1996
Purba, Rasmin. (2004), Sistem
Pengelolaan UP SMK Pusat
Pengembangan dan Penataran Guru
Teknologi, Medan
Salladien. (2002), Alternatif Model
Pendidikan Berorientasi Dunia Kerja
Sebagai Upaya Menghadirkan SDM
Berkompetensi di Era Otonomi
Daerah. Makalah Disajikan dalam
Seminar Nasional tentang
Peningkatan Pembangunan Regional
di Era Otonomi Daerah antar PPS
Universitas di Universitas Brawijaya,
Malang 18-19 Oktober
Samidjo. (2000), Kendala Pengembangan
Unit Produksi Pada SMK, Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Teknologi
Kedirgantaraan
Sugiyono, (2001), Perbandingan
Perkembangan Kemampuan Kerja
Antara Lulusan SMK dan SMU,
Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY.
Ukas, Maman. (2004), Manajemen:
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi,
Bandung: Agnini.
Ad

Recommended

KEGIATAN Sinkronisasi SMKN KLAIBARU 2021.pptx
KEGIATAN Sinkronisasi SMKN KLAIBARU 2021.pptx
fitriutami30
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
Winarto Winartoap
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
Winarto Winartoap
Kebijakan_SMKPKPemadanan Disdik Sulawesi Selatan.pptx
Kebijakan_SMKPKPemadanan Disdik Sulawesi Selatan.pptx
ssuser963292
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
PARADIGMA BARU SMK PUSAT KEUNGGULAN
dinatiraswati
Kemitraan
Kemitraan
Hotman Manurung
sistem-dan-pola-pengaman-distribusi.ppt1
sistem-dan-pola-pengaman-distribusi.ppt1
Hartoyo Mp
[150] Prihastuti Ekawatiningsih - UNY.pdf
[150] Prihastuti Ekawatiningsih - UNY.pdf
Hartoyo Mp
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
Hartoyo Mp
[148] Pipin Tresna P - UPI_optimalisasi.pdf
[148] Pipin Tresna P - UPI_optimalisasi.pdf
Hartoyo Mp
[144] Odih Supratman - UPI_Model Pengembangan.pdf
[144] Odih Supratman - UPI_Model Pengembangan.pdf
Hartoyo Mp
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
Hartoyo Mp
[146] P SARAGIH - UNIMED-Kualitas Pembelajaran.pdf
[146] P SARAGIH - UNIMED-Kualitas Pembelajaran.pdf
Hartoyo Mp
[147] Paulina Thomas - UNIMA_Mendesain lingkungan.pdf
[147] Paulina Thomas - UNIMA_Mendesain lingkungan.pdf
Hartoyo Mp
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Lemhannas Reborn: Strategi Membangun Daya Saing dan Kedaulatan Bangsa
Lemhannas Reborn: Strategi Membangun Daya Saing dan Kedaulatan Bangsa
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Kanaidi ken
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Zulzaman GMNI
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Kanaidi ken
Buku Panduan Peserta Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Tahun 2024...
Buku Panduan Peserta Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Tahun 2024...
SaraswatiCyPrabowo
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
Modul Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Kanaidi ken

More Related Content

More from Hartoyo Mp (6)

[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
Hartoyo Mp
[148] Pipin Tresna P - UPI_optimalisasi.pdf
[148] Pipin Tresna P - UPI_optimalisasi.pdf
Hartoyo Mp
[144] Odih Supratman - UPI_Model Pengembangan.pdf
[144] Odih Supratman - UPI_Model Pengembangan.pdf
Hartoyo Mp
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
Hartoyo Mp
[146] P SARAGIH - UNIMED-Kualitas Pembelajaran.pdf
[146] P SARAGIH - UNIMED-Kualitas Pembelajaran.pdf
Hartoyo Mp
[147] Paulina Thomas - UNIMA_Mendesain lingkungan.pdf
[147] Paulina Thomas - UNIMA_Mendesain lingkungan.pdf
Hartoyo Mp
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
[149] Pitoyo Yuliatmojo - UNJ_Strategi.pdf
Hartoyo Mp
[148] Pipin Tresna P - UPI_optimalisasi.pdf
[148] Pipin Tresna P - UPI_optimalisasi.pdf
Hartoyo Mp
[144] Odih Supratman - UPI_Model Pengembangan.pdf
[144] Odih Supratman - UPI_Model Pengembangan.pdf
Hartoyo Mp
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
Hartoyo Mp
[146] P SARAGIH - UNIMED-Kualitas Pembelajaran.pdf
[146] P SARAGIH - UNIMED-Kualitas Pembelajaran.pdf
Hartoyo Mp
[147] Paulina Thomas - UNIMA_Mendesain lingkungan.pdf
[147] Paulina Thomas - UNIMA_Mendesain lingkungan.pdf
Hartoyo Mp

Recently uploaded (20)

Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Lemhannas Reborn: Strategi Membangun Daya Saing dan Kedaulatan Bangsa
Lemhannas Reborn: Strategi Membangun Daya Saing dan Kedaulatan Bangsa
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Kanaidi ken
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Zulzaman GMNI
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Kanaidi ken
Buku Panduan Peserta Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Tahun 2024...
Buku Panduan Peserta Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Tahun 2024...
SaraswatiCyPrabowo
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
Modul Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Kanaidi ken
Kebijakan Tes Kemmapuan Alademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemmapuan Alademik 2025.pdf
adisucipto671
Proses Audit dan Verifikasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan...
Proses Audit dan Verifikasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan...
Kanaidi ken
Tahap-Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LA...
Tahap-Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LA...
Kanaidi ken
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Deep Learning
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Modul Ajar IPS Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Lemhannas Reborn: Strategi Membangun Daya Saing dan Kedaulatan Bangsa
Lemhannas Reborn: Strategi Membangun Daya Saing dan Kedaulatan Bangsa
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Overview_PSAK & IFRS: Penyusunan Laporan Keuangan_Pelatihan *Penyusunan LAPOR...
Kanaidi ken
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Zulzaman GMNI
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Kanaidi ken
Buku Panduan Peserta Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Tahun 2024...
Buku Panduan Peserta Uji Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Tahun 2024...
SaraswatiCyPrabowo
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
Modul Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Modul Ajar B Indonesia Kelas 7 Deep Learning
Adm Guru
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Kanaidi ken
Kebijakan Tes Kemmapuan Alademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemmapuan Alademik 2025.pdf
adisucipto671
Proses Audit dan Verifikasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan...
Proses Audit dan Verifikasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan...
Kanaidi ken
Tahap-Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LA...
Tahap-Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LA...
Kanaidi ken
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Deep Learning
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Ad

[167] ROSMALA DEWI - UNSYIAH12345567.pdf

  • 1. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1363 IMPLEMENTASI PROGRAM UNIT PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA SISWA SMK Oleh: ROSMALA DEWI * ABSTRACT Program unit produksi merupakan suatu usaha dalam pembekalan keterampilan produktif yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dan pasar industri. Penelitian ini berjudul Implementasi program unit produksi untuk peningkatan keterampilan kerja siswa SMK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitiannya adalah Kepala Sekolah, Kepala Unit Promosi Produksi Sekolah (UPPS), bagian pemasaran, bagian keuangan, ketua dan pembimbing dari masing-masing jurusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program unit produksi untuk peningkatan keterampilan kerja pada dasarnya sudah dilaksanakan sesuai dengan bidang tugas dalam struktur organisasi, pedoman pelaksanaannya sudah tertulis dalam AD/ART dengan menganut sistem desentralisasi, sudah menjalankan prinsip- prinsip dari organisasi yang mengarah kepada visi dan misi. Dalam pelaksanaannya, UP Perhotelan dan UP Tata Boga sudah maksimal, sedangkan UP Busana dan UP Kecantikan masih untuk lingkungan masyarakat sekolah. Kata Kunci : Implementasi, Unit Produksi Dosen Jurusan PKK FKIP Unsyiah Banda Aceh PERMASALAHAN dan KAJIAN TEORITIK Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi pola dan struktur ketenagakerjaan, diantaranya tuntutan standarisasi dan sertifikasi yang bernilai jual. Hal tersebut akan mem- persempit peluang tenaga kerja Indonesia yang pada akhirnya akan tergeser dan tergantikan oleh tenaga kerja asing. Untuk menghadapi situasi ini sudah saatnya bangsa dan negara Indonesia menyiapkan sistem perekonomian yang tangguh dengan mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) dan potensi yang ada. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut melakukan upaya untuk menumbuhkan budaya menciptakan peluang dan memanfaatkan situasi yang ada secara lebih kreatif. Cara ini dapat ditempuh dengan mendorong siswa untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang ada guna mengembangkan usaha, agar dapat bekerja secara mandiri dalam bentuk usaha kecil melalui unit produksi SMK. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990, sekolah kejuruan dapat memiliki dan mengembangkan unit produksi yang dikelola secara profesional dan ber- orientasi pada keuntungan (profit). Di samping sebagai upaya mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang siap memasuki dunia kerja dengan memperkenalkan kepada siswa lingkungan kerja yang nyata sebagaimana yang ada di industri. Pengelolaan unit produksi yang melibatkan siswa secara langsung dapat menjadi sarana pembelajaran bagi siswa yang bersangkutan tentang tata cara
  • 2. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1364 mengelola usaha. Dengan pembelajaran yang demikian diharapkan siswa dapat menjadi calon tenaga kerja yang siap memasuki lapangan kerja sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 3 Ayat (2) PP No. 29 tahun 1990. Keterlibatan siswa secara langsung dalam menangani pekerjaan dari konsumen dapat memberikan pengalaman yang nyata cara melayani konsumen dengan baik yang berkenaan dengan ketepatan waktu penyerahan pekerjaan, penentuan biaya (ongkos) kerja yang layak, hasil kerja yang memenuhi keinginan para konsumen, serta kiat menjalin hubungan baik dengan masyarakat sehingga pesanan pekerjaan dapat mengalir secara terus menerus. Budaya kerja di sekolah berbeda dengan budaya kerja dalam industri (Salladien, 2002:4). Upaya sekolah yang dibenarkan oleh PP No 29 tahun 1990 untuk membuka unit-unit produksi merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi tingginya biaya operasional yang harus ditanggung sekolah agar tidak membebankan sepenuhnya kepada siswa. SMKN 3 Banda Aceh adalah salah satu contoh Sekolah Menengah Kejuruan yang sudah memfungsikan program unit produksinya dalam bentuk kegiatan unit produksi perhotelan, tata boga, tata busana, kecantikan dan menyewakan aula serta peralatan untuk pesta dan seminar. Dari berbagai unit produksi yang sudah difungsikan ini banyak memberi manfaat baik untuk sekolah, siswa, guru dan karyawannya. Baik berupa finansial maupun peningkatan keterampilan kerja. Akan tetapi siswa yang masuk ke SMKN 3 semakin berkurang, padahal alumninya 90% tertampung di berbagai industri bahkan sebagiannya ada yang membuka usaha sendiri (Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Bagian Humas sebelum penelitian dilaksanakan). Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini ialah implementasi program unit produksi untuk peningkatan keterampilan siswa di SMKN 3 Banda Aceh. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengorganisasian, kepemimpinan unit produksi, kerjasama internal dan eksternal sekolah dalam program unit produksi di SMKN 3 Banda Aceh. Pendidikan Menengah Kejuruan memiliki fungsi untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif, yang langsung dapat bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi; dengan demikian pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata- mata sebagai faktor produksi, karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warganegara yang produktif. Unit produksi juga merupakan suatu usaha wadah kewirausahaan dalam suatu organisasi, yang memerlukan kewenang- an khusus dari pimpinan sekolah kepada pengelola untuk secara demokratis melakukan tugas dan tanggung jawab, karena unit produksi sekolah sebagai wadah kewirausahaan di sekolah, maka dalam pelaksanaannya harus dikelola secara bisnis dalam suatu wadah usaha sekaligus membantu penyelengaraan program pendidikan dan latihan. Unit Produksi tidak mungkin berjalan baik tanpa perangkat organisasi. Agar fungsi-fungsi dalam unit produksi dapat berjalan dengan baik, perlu adanya struktur organisasi yang operasional. Karena organisasi unit produksi SMK bukan merupakan perusahaan besar dan masih dalam proses penyempurnaan, maka organisasi tersebut harus disusun sederhana sesuai dengan kebutuhan, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip organisasi yang berlaku, yaitu : tujuan, pembagian tugas, pendelegasian, pengendalian, kesederhanaan, koordinasi kesatuan perintah dan tanggung jawab serta prinsip ketenangan. Ada beberapa tipe organisasi antara lain : line fungsional, line dan staf serta
  • 3. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1365 panitia. Tipe organisasi UP harus dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan, misalnya apakah memakai salah satu tipe dari yang tersebut di atas atau perpaduan antara salah satu dengan yang lain. Menurut cara memobilisasi kegiatan UP SMK ada 2 bentuk, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Bentuk sentralisasi UP SMK dimaksudkan di sekolah hanya ada satu organisasi UP SMK yang diadakan berdasarkan musyawarah fungsionaris : menurut bentuk ini tidak ada organisasi unit produksi pada masing-masing rumpun atau instalasi selain sebagai koordinator atau pelaksana. Sedangkan bentuk desentralisasi organisasi UP SMK itu dipecah atau dijabarkan lagi kedalam UP SMK kecil, yaitu rumpun/instalasi yang diberi otonomi penuh untuk mengatur segala kegiatan unit produksi sesuai dengan kondisi rumpun yang ada, tanpa meninggalkan aturan umum UP SMK sekolah yang berlaku. Pada dasarnya setiap organisasi betapapun kecilnya harus menjalankan prinsip keorganisasian. Tidak perlu rumit, cukup yang sederhana dan luwes agar mudah dilakukan penyesuaian dengan keadaan yang baru. Yang penting, orang dalam organisasi atau pengelola UP harus tahu apa tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Prinsip-prinsip organisasi menurut Purba, Rasmin (2005:7) adalah : a. Prinsip sasaran atau tujuan. Pertama kali sasaran organisasi harus ditetapkan dengan cermat. Selanjutnya harus ditunjuk orang yang diserahi tugas yang memegang pusat kewenangan dan pertang- gungjawaban. Orang inilah yang memegang kewenangan tertinggi untuk mengambil keputusan, me- merintah dan sekaligus bertanggung jawab atas jalannya organisasi men- capai tujuan. b. Prinsip pengelompokan dan pem- bagian kerja. Penanggung jawab ini menguraikan seluruh pekerjaan kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil beserta uraian tugasnya. Dalam usaha komersial seperti unit produksi kelompok fungsional dapat berupa fungsi pemasaran, produksi, keuangan, administrasi, koordinasi, pengawas keuangan, dan sebagai- nya sesuai dengan besar kecilnya ukuran usaha. c. Prinsip pendelegasian kewenangan. Kedalam tiap kelompok tersebut perlu diuraikan apa tugasnya, apa wewenangnya, kepada siapa harus bertanggung jawab, dan dari siapa menerima laporan pertanggung- jawaban. Juga diuraikan bagaimana hubungan antara fungsi/kelompok agar tercapai koordinasi pekerjaan yang sebaik-baiknya. d. Prinsip pengendalian. Untuk tiap kelompok di samping ditentukan bagaimana pendelegasi- an kewenangan dan kepada siapa didelegasikan juga perlu ditentukan bagaimana teknik pengendaliannya. Kepadanya harus diberikan motivasi, senantiasa dibimbing dan diawasi. Pelimpahan dan kepercayaan ini penting karena dapat memberikan manfaat, yaitu : - Pimpinan dapat memusatkan perhatian pada pekerjaan yang pokok/strategis saja. - Keputusan dapat diambil lebih cepat. - Sebagai langkah kaderisasi. - Memungkinkan seluruh personil mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab. e. Prinsip kesederhanaan Dalam memecah kelompok atau fungsi kerja, hendaknya selalu mengingat prinsip kesederhanaan tanpa melupakan prinsip efektifitas dan efisiensinya. Jumlah personalia tidak perlu ditambah, jika ternyata hanya akan mengurangi efisiensi kerja.
  • 4. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1366 Kepala Sekolah Akuntan Ket. UP Adm Bidang Pemasaran Bidang Produksi Bidang Pemasaran Ka. Bengkel Materi Bahan P3E Dalmut Pelaksana Costumer f. Prinsip koordinasi. Mengingat keterbatasan kemampu- an seseorang, perlu sistem, koor- dinasi yang kompak dan terpadu, sehingga memudahkan dan melancarkan pengendaliannya, memberi perintah, petunjuk dan penampungan laporan dari bawahan. Dalam hal ini sebaiknya seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang memberi perintah dan sebagai penerima laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya. g. Prinsip kesatuan perintah dan tanggung jawab. h. Prinsip karyawan. Setelah organisasi ini tersusun, perlu ditentukan siapa dan bagaimana kualitas karyawan atau tenaga pelaksanaannya. Bagaimana cermatnya suatu organisasi itu disusun, tidak akan berjalan baik jika faktor manusianya tidak memenuhi persyaratan. Karena itu, perlu dipikirkan bagaimana menempatkan tenaga pelaksana yang tepat sesuai pengetahuan dan keterampilannya. Gambar 1. Bagan Organisasi Unit Produksi SMK Sumber : Dikmenjur (1997:10)
  • 5. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1367 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan metode ini didasarkan pertimbangan bahwa yang hendak dicari adalah data yang akan memberikan gambaran dan melukiskan realita sosial yang konkrit tentang implementasi program unit produksi dan keterampilan kerja siswa di SMKN 3 Banda Aceh. Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMKN 3 Banda Aceh, yang terletak di Jalan Stadion H.Dimurthala No.5 Lampineung Banda Aceh. Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 28 Maret sampai 22 April 2007 di SMKN 3 Banda Aceh Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, ketua unit produksi promosi sekolah, bagian pemasaran, bagian keuangan, ketua unit produksi, dan guru pembimbing dari masing-masing bidang keahlian, semua- nya berjumlah 12 orang. Penetapan subjek penelitian secara purposive sampling karena keterlibatan mereka secara langsung dalam unit produksi di SMKN 3 Banda Aceh. Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key instrument), tetapi ada lagi instrumen sekunder yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumen serta catatan-catatan yang berkaitan dengan fokus penelitian. Pada prinsipnya data penelitian berupa kata-kata, ucapan, tulisan, dan tingkah laku sosial para aktor yang terkait dengan implementasi program unit produksi dalam peningkatan keterampilan kerja siswa SMKN 3 Banda Aceh. Khusus yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan pengkajian dokumen, kemudian diproses, dianalisa, agar menjadi data yang siap disajikan, untuk selanjutnya dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pola kerja unit produksi SMKN 3 adalah menganut pola kerja terpadu dari seluruh sumber daya yang ada termasuk siswa dan guru/karyawan sesuai dengan jenis pekerjaan/bidang keahlian pada masing-masing secara profesional. Semenjak periode ini yaitu mulai tahun 2005 sudah ada suatu petunjuk yaitu AD/ART. Walaupun masih dalam ketentuan umum, namun hasil keputusan tersebut adalah merupakan hasil forum bersama guru dan semua karyawan/tata usaha sekolah. Berpijak dari hasil keputusan forum tersebut unit produksi menjalankan tugasnya. Unit produksi SMKN 3 memang sudah ada satu pedoman tentang pelaksanaan kegiatannya yang diatur di dalam AD/ART yang dasarnya juga bersumber pada kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dan keputusan forum guru dan karyawan sekolah. a. Pengorganisasian Dari hasil pengamatan penulis melihat bahwa struktur organisasi untuk unit produksi (UPPS) sudah ada bahkan pemilihan ketua, sekretaris dan bendahara dilakukan secara pemilihan oleh forum, juga penanggung jawab, ketua pada bidang keahlian masing-masing sudah tertera pada bagan/struktur organisasinya. Dalam pelaksanaan tugas, ketua/manajer sebagai penanggung jawab, kemudian staf terdiri dari sekretaris, bendahara dan order taker. Masing-masing bagian ini sudah dibagi kegiatannya dengan jelas dan tertulis. Dalam pelaksanaannya sangat mudah karena sudah jelas job describtion sehingga tidak terjadi saling harap- mengharap dan tumpang tindih. Sebagai guru pembimbing sudah jelas jadwal kerjanya, misalnya untuk unit produksi akomodasi perhotelan sudah
  • 6. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1368 dibagi jadwal 08.00-14.00, jam 14.00- 20.00 dan jam 20.00-08.00. Sedangkan untuk UP yang lain sangat tergantung pada besar/jumlahnya pesanan, tetapi tetap terjadwal. Menurut pengamatan penulis, dalam memobilisasi kegiatan di UP SMKN 3 lebih bersifat desentralisasi. Dari organisasi UPPS (organisasi induk) dijabarkan lagi ke UP jurusan yang diberi otonomi penuh untuk mengatur segala kegiatan unit produksi sesuai dengan kondisi yang ada, tanpa meninggalkan aturan umum UP sekolah yang berlaku. b. Kepemimpinan Kepala Unit Produksi Dari dokumentasi ketua UPPS, unit produksi mempunyai visi dan misi sebagai berikut: Visi : 1. Menjadikan SMK sebagai pusat pengembangan inovasi dan kreativitas warga sekolah. 2. Menjadikan UP SMK sebagai wahana penyiapan tamatan yang terampil, produktif dan mandiri. Misi : 1. Menyediakan wahana praktik kerja bagi siswa. 2. Menyediakan wahana magang bagi guru dan staf sekolah 3. Menyediakan wawasan dan pengalaman bisnis bagi siswa dan guru. 4. Menyediakan produk unggulan yang dibutuhkan pasar. 5. Memfasilitasi kajian dan temuan IPTEK terapan untuk industri dan masyarakat sebagai bahan pengembangan kurikulum dan KBM 6. Meningkatkan sumber pendana- an operrasional dan kesejahtera- an bagi warga sekolah dan lingkungan masyarakat. (AD/ART Unit Produksi SMKN 3) Dalam mengembangkan unit produksi SMKN 3, ketua UPPS berpedoman kepada visi dan misi yang telah dirumuskan. Ketua UPPS sangat mampu memotivasi stafnya yang ada dibagian unit produksi, sehingga unit produksi SMKN 3 harus ada peningkatan baik dari segi pemasukan keuangannya maupun dari keterampilan karyawannya. Ketua UPPS selalu mengkoordinasi- kan bawahannya baik dalam bekerja maupun dalam membuat pelaporan. Begitu pula ketua UP jurusan selalu mengkoordinasikan bawahannya dan juga karyawan, tetapi selalu dalam suasana keakraban dan kehangatan apalagi dalam satu jurusan. Hanya antar jurusan yang terkesan kurang harmonis, tetapi kewenangan UP tetap di jurusan masing- masing. c. Kerjasama Internal Sekolah Kekompakan sesama guru pada umumnya baik, hanya ada beberapa guru yang punya persepsi kurang sepakat dengan ketua UPPS dikelola oleh guru umum, bukan guru bidang kejuruan (produktif). Namun, dengan diberi pengertian dan pembenahan manajemen UP kearah yang lebih baik dan menguntungkan hal ini kemungkinan dapat di atasi. Kekompakan guru dengan siswa sangat baik, terlihat dari keintiman, kepatuhan dan ada rasa saling membutuhkan. Hubungan antara pengurus dengan karyawan yang ada dilingkungan sekolah juga baik dan ada rasa persaudaraan dan kebersamaan. d. Kerjasama Eksternal Sekolah Kerjasama antara UP sekolah dengan industri sangat baik. Ini tampak bahwa industri menerima siswa yang ingin mencari pengalaman pengetahuan atau disebut dengan Pakerin (praktik kerja industri) yang sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Kemudian adanya kerjasama dengan ACS dalam hal catering haji. Kemudian dengan perias
  • 7. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1369 pelaminan, dalam hal dekorasi ruang pesta perkawinan. Dengan salon dalam hal penampungan tenaga kerja dari Jurusan Kecantikan. Untuk peningkatan keterampilan kerja banyak didapat pengalaman kerja dari industri karena ada hal yang baru dari perkembangan Iptek di industri lebih cepat berkembang, juga pengadaan alat-alat yang baru lebih cepat di industri. Di UP sekolah ada beberapa hal sering ketinggalan, sehingga siswa perlu kerjasama dengan industri dalam hal mempersiapkan tenaga kerja yag sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Kerjasama dengan dinas selalu ada misalnya dengan Dinas Pendidikan, kalau ada acara/kegiatan sering menggunakan tempat, jasa dan produk SMKN 3. dengan Dinas Kesehatan, pelatihan karyawan Boga tentang sanitasi dan kesehatan dari produk makanan. Dengan Dinas Pariwisata dalam hal promosi tenaga kerja Jurusan Perhotelan. Pembahasan Unit produksi adalah suatu bentuk organisasi. Supaya fungsi-fungsi dari unit produksi dapat berjalan dengan baik, maka perlu adanya struktur organisasi. Unit produksi SMKN 3 Banda Aceh sudah memiliki struktur organisasi yang disusun secara sederhana sesuai dengan kebutuhan. Sebagai pedoman pelaksana kegiatan unit produksi sudah tertulis di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) semenjak tahun 2005. Oleh karena unit produksi tidak berdiri sendiri (non independen) dari lembaga sekolah, AD/ART unit produksi SMKN 3 Banda Aceh dijalankan sebagaimana aturan yang berlaku. Organisasi unit produksi dibina oleh Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat dan Industri, serta dipantau oleh Dewan Guru dan karyawan Tata Usaha. Sebagai penanggungjawabnya adalah Kepala Sekolah SMKN 3 Banda Aceh. Ketua UPPS dipilih secara demokratis melalui Rapat Pleno forum Dewan Guru dan karyawan Tata Usaha, dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah dengan surat keputusan (SK). Periode kepengurusan unit produksi ialah dua tahun sekali. Cara memobilisasi kegiatan unit produksi di SMKN 3 menganut sistem desentralisasi organisasi. Selain organisasi unit produksi yang lebih dikenal dengan UPPS, ada lagi organisasi unit produksi untuk masing-masing jurusan yang diberi otonomi penuh untuk mengatur segala kegiatan unit produksi sesuai dengan kondisi masing-masing jurusan/bidang keahlian tanpa meninggalkan aturan umum unit produksi SMK. Seperti yang dijelaskan oleh Sule, Erni Trisnawati (2005:152): Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan pembagian kerja, dan bagai- mana keseluruhan kerja tersebut di koordinasikan dan di komunikasikan Dalam pelaksanaannya, unit produksi sudah menganut prinsip-prinsip dari sebuah organisasi, yang disebutkan oleh Rasmin Purba (2005:7) yaitu adanya prinsip sasaran, pembagian kerja, pendelegasian, kewenangan, pengendali- an, kesederhanaan, koordinasi, tanggung jawab, dan prinsip karyawan. Prinsip- prinsip ini berlaku pada UPPS dan UP bidang jurusan masing-masing. Untuk kelancaran kegiatan unit produksi SMKN 3 memiliki visi dan misi unit produksi, berdasarkan visi dan misi kepemimpinan unit produksi diarahkan. Kepemimpinan dari unit produksi secara umum sudah dapat menggerakkan anggotanya/staf untuk bekerjasama. Setiap staf bagian sudah tertulis job description. Jadi setiap staf bekerja pada pekerjaan masing-masing sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam pengelolaan unit produksi di SMKN 3 yang masih terlihat ada kelemahan ialah pada teknik pemasaran, yang masih dilakukan secara sederhana yaitu dari mulut ke mulut baik oleh siswa, guru dan karyawan. Hanya setahun sekali baru ada promosi sekolah untuk siswa SMP dan sederajat. Jadi masyarakat umum belum semua tahu keberadaannya.
  • 8. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1370 Kelemahan lainnya antara lain jarang diadakan survei pasar, pemasangan iklan, dan belum pernah dilakukan penitipan produknya pada tempat pemasaran yang sudah terkenal. Juga belum ada suatu kerjasama dengan dunia industri dalam memproduksikan produknya, sehingga produk yang dihasilkan oleh unit produksi selalu terkalahkan oleh produk dari dunia industri. Unit produksi juga tidak sanggup memproduksi dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat (singkat). Sebagaimana dikatakan oleh Mendikbud Wardiman Djojonegoro pada sambutan gebyar SMK Tahun 1996 di Jakarta : Sebenarnya kelemahan utama pendidikan saat ini adalah kurang- nya kemampuan akan pemahaman dan arti bisnis. Antara lain ditunjuk- kan dengan kurangnya daya adaptasi terhadap perubahan, kurang terorientasi pada produk ber- kualitas tinggi, dan kurang mendengarkan pelanggan. Menurut- nya untuk membawa sekolah ke arah budaya bisnis. Perlu pelembagaan Unit Produksi disekolah yang dapat menjamin keberlangsungan usaha. Dari imbauan di atas, sekolah terutama SMK perlu sekali peduli dengan budaya bisnis, dan kerjasama yang baik dengan industri, dalam hal memproduksi barang, kualitas produk perlu diperhatikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Implementasi program unit produksi di SMKN 3 pada dasarnya sudah dilaksanakan sesuai dengan bidang tugas dalam struktur organisasi. Semenjak tahun 2005 pedoman pelaksanaan program unit produksi sudah tertuang dalam AD/ART. Unit produksi dibina oleh Wakil Kepala Sekolah urusan hubungan masyarakat dan industri. Kegiatan ini dipantau oleh dewan guru, karyawan dan tata usaha. Kepala Sekolah bertindak sebagai penanggung jawab. Adapun ketua UPPS dipilih secara demokratis melalui rapat pleno. Dalam menjalankan kegiatan unit produksi menganut bentuk desentralisasi organisasi yaitu memberi otonomi penuh kepada jurusan masing-masing. Jurusan tersebut sudah menjalankan prinsip- prinsip dari organisasi. Kepemimpinan unit produksi baik UPPS maupun UP jurusan sudah dapat menggerakkan staf/anggota- nya untuk bekerjasama. UP Perhotelan dan Tata Boga semua kegiatan dilaksanakan secara maksimal sedangkan UP Busana dan Kecantikan masih untuk lingkungan formal sekolah. Dalam pelaksanaan selalu melibatkan siswa, hal ini dilakukan agar siswa mempunyai wawasan bekerja di bidang industri dan sekaligus melatih keterampilannya. Implementasi program unit produksi yang melibatkan semua personil yang ada di dalam organisasi sekolah, merupakan faktor yang dapat memupuk kerjasama dan faktor yang dapat menciptakan sikap positif personil terhadap program unit produksi akan dapat menciptakan ide-ide dalam mewujudkan kerjasama antara pihak sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri supaya dapat dipakai sebagai wadah prakerin. Saran Siswa sebaiknya memanfaatkan unit produksi secara optimal untuk menghayati kehidupan, tatakerja, dan etika kerja yang ada di unit produksi guna melengkapi bekal keterampilan yang diberikan oleh sekolah. Setelah dinyatakan lulus dan
  • 9. SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional 1371 sambil menunggu panggilan kerja sebaiknya alumni dapat membantu pekerjaan di unit produksi, sekalipun unit produksi belum dapat memberikan imbalan yang banyak. Namun kegiatan ini perlu dan baik dilakukan terutama untuk lebih memantapkan keterampilan yang telah dimiliki. Dalam implementasi program unit produksi supaya tidak munculnya kecemburuan dan kecurigaan di antara para guru, karyawan, dan siswa, sebaiknya unit produksi yang dimiliki sekolah dikelola secara terbuka mulai dari UPPS sampai kepada UP di masing- masing jurusan. Segala perkembangan unit produksi dapat diakses seperlunya. Dengan demikian, diharapkan suasana kerja dalam lingkungan sekolah akan tetap harmonis karena pada dasarnya semua warga sekolah bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah. DAFTAR REFERENSI Darmawan, Asep Dadang. (2003), Peranan Unit Produksi terhadap Pembiayaan pada SMKN 1 Tarogong Garut Dalam Konteks Otonomi Sekolah (Tesis) Universitas Pendidikan Indonesia Program Pasca Sarjana Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (2004), Kurikulum SMK Edisi 2004, Departemen Pendidikan Nasional Kadarman, A.M. (1991), Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Erlangga Maleong, Lexy J. (2004), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya Mendikbud. (1996), Naiknya Gengsi Kejuruan, Laporan Karya Wiyata 77 Tahun XIX Juli-Agustus 1996 Purba, Rasmin. (2004), Sistem Pengelolaan UP SMK Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Teknologi, Medan Salladien. (2002), Alternatif Model Pendidikan Berorientasi Dunia Kerja Sebagai Upaya Menghadirkan SDM Berkompetensi di Era Otonomi Daerah. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional tentang Peningkatan Pembangunan Regional di Era Otonomi Daerah antar PPS Universitas di Universitas Brawijaya, Malang 18-19 Oktober Samidjo. (2000), Kendala Pengembangan Unit Produksi Pada SMK, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Sugiyono, (2001), Perbandingan Perkembangan Kemampuan Kerja Antara Lulusan SMK dan SMU, Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY. Ukas, Maman. (2004), Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung: Agnini.