Studi ini merancang galangan kapal di Pelabuhan Pekalongan untuk membangun dan memperbaiki kapal. Metode CRAFT digunakan untuk mengurangi jarak pengangkutan material, menghasilkan rencana galangan 27.000 m2 untuk produksi dan fasilitas. Kapasitas produksi direncanakan 8.360 ton/tahun untuk kapal baru dan perbaikan.
Pemancangan Aplikasi Rencana Anggaran Biayay a Mapala Santigi
Μύ
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi perencanaan anggaran biaya pembangunan kapal di galangan kapal tradisional Bagan Siapi-api menggunakan Visual Basic for Applications pada Microsoft Excel.
2) Data biaya material dan upah dikumpulkan dan diprogram untuk menghasilkan antarmuka pengguna untuk kapal contoh dengan spesifikasi tertentu.
3) Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah proses perhitungan
Teknik pengairan memainkan peran penting dalam industri pertambangan. Keahlian teknik pengairan diperlukan untuk perencanaan tambang, rehabilitasi lahan bekas tambang, infrastruktur pendukung, dan pengelolaan kualitas air. Bidang hidrologi, hidrolika, drainase, konstruksi bendungan, dan konservasi lahan diterapkan dalam perencanaan ini.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang estimasi biaya reparasi kapal secara manual dan menggunakan aplikasi berbasis android.
2) Aplikasi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah ketidakakuratan estimasi biaya yang sering terjadi secara manual.
3) Dokumen ini membahas sistem yang ada, kelebihan aplikasi baru, dan rancangan sistem estimasi biaya berbasis android.
Proyek perluasan terminal 3 bandara Soekarno-Hatta mencakup pembangunan fasilitas baru di lahan 369.800 m2 untuk meningkatkan kapasitas bandara. Dokumen ini menjelaskan lokasi, data umum, struktur, fasilitas, manajemen proyek, dan sistem pelelangannya.
BAB I KP 2022 (1).pdf 123434kenekfkemgkregrrrrjulvanidaman001
Μύ
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, tujuan, dan metodologi kerja praktek pembangunan jalan di Kabupaten Batanghari. Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi jalan dan memperlancar aksesibilitas masyarakat setempat. Pelaksanaannya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan di lapangan, serta pengawasan mutu pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan tata letak lapangan untuk proyek jalan layang. Secara garis besar, dokumen menjelaskan tentang latar belakang masalah perencanaan tata letak yang efisien dan efektif, tujuan dari perencanaan tata letak, dan beberapa pendekatan tata letak seperti tata letak dengan posisi tetap dan tata letak berorientasi pada proses.
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Perancangan tata letak warehouse baru untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan material di PT. XX setelah peningkatan produksi. Relayout dilakukan untuk menyimpan semua material sesuai standar dengan menghitung jumlah pallet yang dibutuhkan. Hasilnya kapasitas penyimpanan warehouse meningkat 31,7% dari sebelumnya.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan praktek kerja lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan pengaspalan Asphalt Concrete - Wearing Course pada ruas jalan Harun Sohar menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api.
2. Laporan tersebut menjelaskan proses produksi aspal di pabrik campuran, persiapan pekerjaan, pelaksanaan pengaspalan, quality control, dan kendala serta solusi selama pelaksanaan proyek.
3
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak pabrik, yang didefinisikan sebagai pengaturan fasilitas fisik pabrik untuk mendukung kelancaran proses produksi. Tujuan utamanya adalah meminimalkan biaya konstruksi, pemindahan bahan, dan produksi serta meningkatkan output. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan tata letak dan langkah-langkahnya, termasuk analisis produk, proses, dan pasar,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang proyek pembangunan Jembatan Sei Basirih di Kalimantan Selatan.
2. Proyek ini mengalami perubahan nilai kontrak dari Rp. 117 miliar menjadi Rp. 106 miliar karena adanya kendala pembebasan lahan dan utilitas.
3. Keterlambatan pekerjaan disebabkan survey awal yang kurang memadai sehingga tidak mempertimbangkan utilitas bawah tanah
kronologi metode desain layout kelompok3 130227051515-phpapp02bisow enow
Μύ
Dokumen tersebut membahas metode-metode perancangan tata letak (layout) pabrik yang meliputi metode James M. Apple, Reed, Tompkins, Engineering Design Approach, Systematic Layout Planning (SLP), dan metode konvensional serta prinsip-prinsip dasar penyusunan tata letak menurut beberapa ahli."
Teknik analisis data dan keseimbangan lini digunakan untuk menganalisis efisiensi proses produksi. Metode analisis data meliputi inventarisasi kegiatan, membuat jaringan kerja dan stasiun kerja, serta analisis keseimbangan lini dengan menentukan waktu siklus, jumlah stasiun kerja, dan efisiensi lini produksi. Keseimbangan lini bertujuan mendistribusikan tugas secara merata ke stasiun kerja agar mencapai efisiensi tinggi
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...Deja Lewis
Μύ
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas akhir yang membahas tentang penerapan metode group technology dalam merancang ulang tata letak fasilitas pada lantai produksi CV. KOMIPA untuk mengurangi jarak perpindahan material dan mengurangi keterlambatan produksi."
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Perancangan tata letak warehouse baru untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan material di PT. XX setelah peningkatan produksi. Relayout dilakukan untuk menyimpan semua material sesuai standar dengan menghitung jumlah pallet yang dibutuhkan. Hasilnya kapasitas penyimpanan warehouse meningkat 31,7% dari sebelumnya.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan praktek kerja lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan pengaspalan Asphalt Concrete - Wearing Course pada ruas jalan Harun Sohar menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api.
2. Laporan tersebut menjelaskan proses produksi aspal di pabrik campuran, persiapan pekerjaan, pelaksanaan pengaspalan, quality control, dan kendala serta solusi selama pelaksanaan proyek.
3
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak pabrik, yang didefinisikan sebagai pengaturan fasilitas fisik pabrik untuk mendukung kelancaran proses produksi. Tujuan utamanya adalah meminimalkan biaya konstruksi, pemindahan bahan, dan produksi serta meningkatkan output. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan tata letak dan langkah-langkahnya, termasuk analisis produk, proses, dan pasar,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang proyek pembangunan Jembatan Sei Basirih di Kalimantan Selatan.
2. Proyek ini mengalami perubahan nilai kontrak dari Rp. 117 miliar menjadi Rp. 106 miliar karena adanya kendala pembebasan lahan dan utilitas.
3. Keterlambatan pekerjaan disebabkan survey awal yang kurang memadai sehingga tidak mempertimbangkan utilitas bawah tanah
kronologi metode desain layout kelompok3 130227051515-phpapp02bisow enow
Μύ
Dokumen tersebut membahas metode-metode perancangan tata letak (layout) pabrik yang meliputi metode James M. Apple, Reed, Tompkins, Engineering Design Approach, Systematic Layout Planning (SLP), dan metode konvensional serta prinsip-prinsip dasar penyusunan tata letak menurut beberapa ahli."
Teknik analisis data dan keseimbangan lini digunakan untuk menganalisis efisiensi proses produksi. Metode analisis data meliputi inventarisasi kegiatan, membuat jaringan kerja dan stasiun kerja, serta analisis keseimbangan lini dengan menentukan waktu siklus, jumlah stasiun kerja, dan efisiensi lini produksi. Keseimbangan lini bertujuan mendistribusikan tugas secara merata ke stasiun kerja agar mencapai efisiensi tinggi
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...Deja Lewis
Μύ
Dokumen tersebut merupakan laporan tugas akhir yang membahas tentang penerapan metode group technology dalam merancang ulang tata letak fasilitas pada lantai produksi CV. KOMIPA untuk mengurangi jarak perpindahan material dan mengurangi keterlambatan produksi."
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
β Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
β Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
β Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
β Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
β Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
β Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
π Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
1. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 353
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval
ISSN 2338-0322
JURNAL TEKNIK PERKAPALAN
Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
Studi Perancangan Galangan Kapal untuk Pembangunan Kapal Baru
dan Perbaikan di Area Pelabuhan Pekalongan
Bibit Saputra1)
, Imam Pujo Mulyatno1)
, Wilma Amiruddin1)
1)
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Email: bibitsaputra88@gmail.com
Abstrak
Industri galangan di Indonesia saat ini menjadi prioritas utama pemerintah berkaitan dengan program
poros maritim yang sedang dijalankan. Berkaitan dengan hal tersebut pembangunan galangan yang sesuai serta
efisien dan efektif menjadi tantangan dari para pelaku industri maritim. Untuk memenuhi tantangan tersebut
penulis memilih area pelabuhan kota pekalongan sebagai objek penelitian untuk mengetahui perencanaan
galangan yang sesuai serta memiliki kapasitas produksi yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan metode
algoritma CRAFT yang berdasar pada penentuan jarak antar departemen sebagai metode solusi didapatkan total
jarak material handling yang terkecil. Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan perencanaan galangan
dengan total luas area 27000 mΒ², meliputi area produksi bangunan baru dan reparasi 15.850 mΒ², area fasilitas
umum 11.150 mΒ². Jenis galangan yang di rencanakan adalah galangan pembuatan kapal baru dan reparasi untuk
kapal baja dengan pola aliran produksi tipe U. Total kapasitas produksi galangan yang direncanakan adalah 8360
ton per tahun dengan rincian produksi kapal baru 3360 ton per tahun dan reparasi 5000 ton per tahun. Nilai
efisiensi kapasitas produksi sebesar 93,04% dengan jarak total material handling bangunan baru 47.768 m dan
reparasi 17.690 m. DLHL rasio untuk produksi bangunan baru sebesar 4,219% dan reparasi sebesar 5,833%.
Sedangkan nilai utilisasi lokasi untuk area produksi pada layout yang direncanakan sebesar 58,70%.
Kata kunci: Perencanaan galangan, Galangan pekalongan, Galangan
1. PENDAHULUAN
Kota pekalongan secara geografis dan
Oceanografis memiliki potensi untuk pengembangan
industri perkapalan. Secara umum industri perkapalan
yang ada saat ini masih berupa galangan kapal kayu
konvensional yang belum menerapkan pemanfaatan
tegnologi secara efektif dan efisien. Dengan tingginya
potensi sumber daya perikanan dan didukung
peningkatan jumlah armada kapal perikanan tangkap
maka harus diimbangi dengan pengembangan Industri
galangan kapal. Seiring dengan program Poros
Maritim yang di canangkan oleh pemerintah
peningkatan pertumbuhan industri perkapalan
nasional mengalami peningkatan hingga 15% per
tahun. Hal ini didukung dengan beberapa kebijakan
pemerintah yang mampu menstimulus iklim investasi
dibidang industry perkapalan, salah satu diantaranya
adalah penghapusan Pajak pertambahan nilai (PPN).
Dengan melihat potensi yang tersedia dan kebijakan
pemerintah yang mendorong berkembangnya industry
perkapalan nasional, maka Peneitian ini ditujukan
untuk menganalisa kelayakan perencanaan galangan
kapal di area pelabuhan pekalongan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas
kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Tengah (2015)
Jumlah kapal perikanan di pekalongan 1.245 unit
2. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 354
dengan rata-rata berukuran 70 GT (Gross Tonase).
Sedangkan jumlah galangan kapal yang tersedia
berdasarkan data badan penanaman modal dan
perijinan terpadu pekalongan ada 4 perusahaan
galangan kapal kayu dan 1 galangan kapal baja.
Dengan asumsi pertumbuhan industri perkapalan 15%
pertahun ketersediaan galangan masih kurang untuk
mendukung peningkatan program tersebut. Oleh
karena itu perlu di lakukan perhitungan perencanaan
galangan agar dapat menarik investor untuk
pengembangan galangan tersebut.
1.1.Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan sebagai
arahan serta acuan dalam penulisan tugas akhir
ini adalah:
a) Galangan kapal yang dimaksud adalah
galangan kapal baja meliputi
pembangunan kapal baru dan perbaikan.
b) Penelitian ini tidak menghitung detail
konstruksi bangunan sipil galangan
c) Proses produksi yg dihitung hanya terbatas
pada konstruksi bajanya saja, tidak
termasuk sistem dalam kapal dan interior
kapal.
1.2.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka
maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
a) Membuat perancangan galangan sesuai
dengan kebutuhan didaerah pekalongan.
b) Mendapatkan nilai kapasitas produksi
galangan untuk bangunan kapal baru dan
perbaikan.
c) Mengetahui perencanaan tata letak layout
galangan yang efektif dan efisien
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Industri Galangan Kapal
Galangan merupakan suatu industri
yang didalamnya terjadi proses transformasi
masukan berupa material (besi baja, kayu,
fiber glas, dll) menjadi suatu keluaran
(Output) yang dapat berupa kapal, atau
bangunan lepas pantai dan bangunan apung
lainnya. Industri galangan produk akhirnya
termasuk dalam klasifikasi Product Oriented
atau Job Shops Production (Storch 1995).
Suatu product Oriented atau Job Shops
Production sering kali dapat juga disebut
sebagai industri yang bekerja berdasarkan
pesanan (Job Order). Jumlah atau volume
produksi yang dihasilkan sering kali rendah
dan umumnya digunakan untuk memenuhi
pesanan yang spesifik dan oleh karenanya
banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Galangan adalah suatu tempat untuk
membangun atau mereparasi kapal β kapal,
jadi galangan harus memiliki; tanah atau
lahan dan water form atau garis pantai.
Berdasarkan aktivitasnya galangan dapat
dibagi menjadi sebagaiberikut (Andreasson,
ER.1980)
β’ Galangan bangunan baru
β’ Galangan khusus reparasi
β’ Galangan Bangunan baru dan
reparasi
Orientasi bangunan baru merupakan
jenis galangan yang melakukan pembangunan
kapal β kapal baru sesuai pesanan dari owner.
Orientasi reparasi adalah merupakan jenis
galangan yang melakukan pekerjaan
perawatan perbaikan kapal. Orientasi
bangunan baru dan reparasi merupakan
galangan yang berfungsi multi yaitu
melakukan pembuatan kapal baru dan
perawatan/perbaikan serta modifikasi kapal
(Ahyari, A. 1996)
2.2.Areal produksi dan Layout
Layout adalah pengaturan serta
penempatan alat β alat, manusia maupun
fungsi β fungsi lainnya dalam kegiatan
produksi dengan tujuan untuk memperoleh
penggunaan ruangan yang effisien dan aliran
proses yang optimal (Ahyari, A, 1996).
Sedangkan menurut (Ansori, 1996) layout
adalah pengaturan semua fasilitas produksi
guna memperlancar proses produksi yang
efektif dan efisien.
Tujuan utama yang ingin dicapai
dalam perencanaan tata letak industri
galangan pada dasarnya adalah
meminimumkan biaya atau meningkatkan
efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas
produksi dan areal kerja. Secara spesifik tata
letak galangan yang baik akan dapat
memberikan manfaat β manfaat dalam sistem
produksi, diantaranya adalah meningkatkan
jumlah produksi, mengurangi waktu tunggu,
mengurangi proses pemindahan bahan,
penghematan penggunaan ruangan, efisiensi
penggunaan fasilitas dan mempersingkat
3. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 355
waktu proses.
2.3.Efektifitas dan material handling
Efektivitas merupakan hubungan antara
output dengan tujuan, semakin besar
kontribusi output terhadap pencapaian tujuan
maka semakin efektif kegiatan. Efektivitas
berlangsung pada outcome (hasil), program,
atau kegiatan yang dinilai efektif apabila
output yang dihasilkan dapat memenuhi
tujuan yang diharapkan. Untuk lebih jelas
dapat dilihat dibawah ini mengenai hubungan
arti efektivitas [4]:
Efektivitas = OUTCOME
OUTPUT
(Sumber : Mahmudi,2005:92)
Material Handling adalah suatu jenis
transportasi (pengangkutan) yang dilakukan
dalam perusahaan industri, yang artinya
memindahkan bahan baku, barang setengah
jadi, atau barang jadi, dari tempat asal ke
tempat tujuan yang telah ditetapkan.
Memindahkan material dari satu tempat
proses produksi ke tempat proses produksi
yang lain[5].
2.4.Algoritma CRAFT
Algoritma Craft merupakan sebuah
metode bertujuan untuk meminimumkan
perpindahan material, dimana perpindahan
material didefenisikan sebagai aliran
produk,jarak dan pengangkutan.CRAFT
pertama kali diperkenalkan oleh Amour dan
Buffa pada tahun 1963.
CRAFT merupakan contoh program tipe
teknik Heuristic yang berdasarkan pada
interpretasi Quadratic Assignment dari
program proses layout, yaitu mempunyai
kriteria dasar yang digunakan
meminimumkan biaya perpindahan material,
dimana biaya ini digambarkan sebagai fungsi
linier dari jarak perpindahan. CRAFT
merupakan sebuah program perbaikan.
Program ini mencari perancangan optimum
dengan melakukan perbaikan tata letak secara
bertahap. CRAFT mengevaluasi tata letak
dengan cara mempertukarkan lokasi
departemen. Perubahan antar departemen
diharapkan dapat mengurangi biaya
perpindahan material. Selanjutnya CRAFT
membuat pertimbangan pertukaran
departemen untuk tata letak yang baru, dan
ini dilakukan secara berulang-ulang sampai
menghasilkan tata letak yang terbaik. CRAFT
dapat melayani pertukaran sampai 40
departemen.
2.5.Model Simulasi
Simulasi diartikan sebagai teknik
menirukan atau memperagakan kegiatan
berbagai macam proses atau fasilitas yang ada
di dunia nyata. Fasilitas atau proses tersebut
disebut dengan sistem, yang mana didalam
keilmuan digunakan untuk membuat asumsi-
asumsi bagaimana sistem tersebut bekerja.
Simulasi dilakukan untuk beberapa beberapa
hal, diantaranya[14] :
1. Simulasi adalah salah satu cara untuk
mengatasi masalah yang ditirukan dan
sesuai kondisi kenyataan dilapangan tanpa
harus disurvei secara langsung.
Contoh : kegiatan alur dari proses
produksi
2. Solusi Analitik tidak bisa dikembangkan,
karena sistem sangat kompleks.
3. Pengamatan sistem secara langsung tidak
dimungkinkan, karena sangat mahal,
memakan waktu yang terlalu lama dan
dikhawatirkan akan merusak sistem yang
sedang berjalan.
Pada penelitian ini dipergunakan
software simulasi PROMODEL student
version merupakan merupakan produk dari
promodel corporation. Dengan beberapa
library yang dimiliki promodel, mampu
membantu dalam melakukan simulasi pada
berbagai bidang. Output yang daihasilkan
PROMODEL berupa ulilisasi lokasi, utilisasi
resource, utilisasi entity.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan September
2015 hingga maret 2016 di kota pekalongan, berikut
flow chart penelitiannya;
4. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 356
4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
a.Data β data Penelitian
Berdasarkan data yang diambil dari statistik
pelabuhan perikanan nusantara pekalongan
didapatkan jumlah kapal yang beroperasi
dipekalongan sesuai table berikut:
Tabel.1 Data Jumlah Kapal Perikanan
Tahun Jumlah kapal
(unit)
prosentase (%)
2006 873 9%
2007 856 -2%
2008 891 4%
2009 984 10%
2010 1096 11%
2011 1087 -1%
2012 1197 10%
2013 1257 5%
2014 1381 10%
2015 1254 -9%
Average 877 5%
Berdasarkan data tersebut dapat dihitung rata β
rata pertumbuhan jumlah kapal perikanan pertahun
adalah 5%. Pertumbuhan tersebut masih tergolong
lambat jika dibandingkan dengan proyeksi
pertumbuhan yang direncanakan pemerintah yakni
15% per tahun. Dengan demikian perlu adanya
percepatan untuk meningkatkan pertumbuhan
tersebut.
Galangan kapal yang terdaftar di Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota pekalongan tercatat 4 unit untuk
galangan kapal kayu dan 1 unit galangan kapal
baja. Berdasarkan hasil survey galangan kapal
kayu yang ada merupakan galangan kapal
konvensional sehingga proses pembuatan dan
perbaikan kapal belum bias mencapai titik
produktivitas yang maksimal. Rata β rata galangan
tersebut mampu memproduksi 2 sampai 3 kapal
kayu setiap tahunnya dengan ukuran 30-50 GT.
Sedangkan unit galangan kapal baja yang ada
belum dapat memenuhi kebutuhan kapal perikanan
secara khusus dikarenakan penggunaan kapal baja
untuk perikanan masih sangat jarang.
Dari data tersebut diketahui bahwa
pertumbuhan kapal pertahun rata β rata s 40 unit
pertahun. Sedangkan kemampuan galangan kapal
yang ada hanya dapat memproduksi 12 unit kapal
per tahun. Dengan demikian perencanaan galangan
masih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan
kapal perikanan maupun kapal secara umum.
Dengan mempertimbangkan asumsi pertumbuhan
industry perkapalan nasional yang ditargetkan naik
15% pertahun maka potensi pasar yang ada sangat
terbuka luas.
b. Penentuan lokasi
Pemilihan lokasi untuk merencanakan sebuah
kegiatan industri merupakan faktor utama yang
sangan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan
usaha tersebut. Dalam perencanaan sebuah
galangan kapal pemilihan lokasi tidak dapat
dilakukan tanpa perhitungan yang matang dan
harus memenuhi beberapa faktor sebagai berikut:
a) Kondisi perairan
b) Ketersediaan bahan baku
c) Transportasi
d) Power /listrik
e) Konsumen/market
f) Sumber tenaga kerja / SDM
g) Lingkungan
Berdasarkan letak geografis yang sudah
dijelaskan pada sub bab sebelumnya dan
mempertimbangkan beberapa faktor diatas. Lokasi
galangan yang dipilih yakni di area Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pekalongan. Area tersebut
terletak diantara 6Β°51β18,14β LS dan
109Β°41β17,67β LU berbatasan dengan galangan
5. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 357
kapal PT. Barokah Marine pekalongan. Pemilihan
lokasi tersebut dinilai sudah memenuhi kriteria β
kriteria yang disebutkan diatas.
Gambar 4.1 Lokasi galangan yang
direncanakan
c. Perencanaan Galangan
Secara umum galangan kapal dibedakan
menjadi 3 yakni:
a). Galangan kapal bangunan baru
b). Galangan kapal reparasi
c). Galangan kapal reparasi dan bangunan
baru
Galangan yang direncanakan pada tugas akhir
ini adalah galangan kapal reparasi dan bangunan
baru. Perencanaan ini didasarkan pada tingginya
potensi pasar untuk pembangunan kapal baru
maupun perbaikan kapal.
Dalam perencanaan aliran material suatu
perencanaan tata letak terdapat beberapa maca
tipe aliran yakni:
a). Layout tipe I
b). Layout tipe T
c). Layout tipe L
d). Layout tipe U
e). Layout tipe Z
Pola aliran tersebut ditentukan dari proses
kedatangan material, pengolahan material,
fabrikasi baja, sub assembly, assembly dan
erection. Berikut pola aliran yang direncanakan
menggunakan pola aliran layout tipe U.
Gambar 4.2 Pola aliran layout tipe U
d. Fasilitas galangan
Perencanaan fasilitas galangan merupakan
faktor utama yang harus dihitung dan
dipertimbangkan dengan baik. Pertimbangan
internal yang sangat penting dalam analisa
perancangan fasilitas galangan adalah menjadikan
seluruh rangkaian menjadi sebuah sistem
terintegrasi. Ketika kapasitas galangan sudah
ditentukan, maka spesifikasi dan kapasitas fasilitas
/ peralatan yang direncanakan harus disesuaikan.
Hal ini dimaksudkan agar utilisasi dan
keseimbangan dari kontribusi tiap fasilitas dapat
berjalan optimum. Dalam perencanaan sebuah
galangan menjadi suatu sistem yang terintegrasi
berikut ini adalah goal yang harus
dipertimbangkan:
a. Mengoptimalkan inventori material dan
proses kerja, untuk meminimalkan resiko
adanya ketidaktersediaan barang saat
dibutuhkan.
b. Meminimalkan cadangan bahan baku /
buffer stock material agar seimbang
dengan alur produksi dan tidak terjadi
penumpukan material.
c. Meminimalkan jumlah pengangkatan
material, mengurangi jarak perpindahan
material dan mengefisienkan material
yang harus dipindahkan.
Tabel.2 Data peralatan dan fasilitas
No. Nama Fasilitas Kapasitas Jumlah
1 Slip way 1200 ton 2
2 Building berth 1200 ton 2
3 stockyard 1000 ton 1
4 Bengkel farbrikasi 3200 mΒ² 1
5 CNC Machine 28,8 ton/hari 1
6 Sandblasting Machine 20 ton / hari 1
7 Painting equipment 80 kg/spcm 2
8 Water jet equipment 16β 2
9 Ashore pump 2-4β 6
10 Electric compresor 8,5 bar, 22CFM 1
11 Oxygen tank 3000 L 2
12 Welding machine 300 A 1
13 Welding transformer 250-400 A 200
14 Welding transformer 300 A 10
FABRIKASI SUB
ASSEMBLY
STOCKYARD
ASSEMBLY
ERECTION
6. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 358
15 Semi/auto gas cutting 10
16 Hand grinder 150 mm 200
17 lathes 5 m 5
18 lathes 9 m 1
19 Corter machine 1,5 mm 1
20 Scraping machine 400 mm 4
21 Hydraulic jack 50-100 ton 20
22 Chain/level block 3-10 ton 75
23 Pipe bending machine 3β 5
24 Pipe bending machine 1β 1
25 Bending machine 200-250 ton 2
26 Boor & corter mac 1
27 Hydraulic, crimping 26 ton 1
28 Mobile crane 45 ton 1
29 forklift 5 ton 3
30 Gantry crane 10 ton 1
31 trailer 10 ton 1
32 truck 10 ton 1
e. Perencanaan kapasitas produksi
Stockyard merupakan tempat penyimpanan
material β material mentah sebelum dilakukan
proses produksi. Kapasitas penyimpanan stockyard
ini sangat menentukan apakah jumlah material
yang tersedia mencukupi atau tidak mencukupi
guna menunjang keseluruhn proses produksi.
Apabila kapasitas stockyard tidak memenuhi maka
akibatnya dapat menghambat laju material
handling yang menyebabkan keterlambatan durasi
pengerjaan suatu proyek.
Pada perencanaan galangan ini luas area
stockyard yang direncanakan adalah 40 m x 35 m
atau 1400 π2
. Dengan luas tersebut maka dapat
dihitung kapasitas penyimpanannya sebagai
berikut.
Material yang disimpan berupa plat baja
berukuran 1,5 m x 6 m atau 9 π2
. Apabila luas
area dibagi luas lembaran plat maka didapatkan
Jumlah tatanan =
1400 π2
9 π2 = 155 tatanan
(Dengan asumsi setiap tatanan terdapat 10
lembar), maka
jumlah plat = 155 x 10 = 1550 lembar
(Berat plat per lembar = 600 Kg),
Berat total = 1550 x 0,6 ton
= 930 ton
Dengan demikian kapasitas penyimpanan
stockyard yang direncanakan adalah 930 ton atau
Β±1000 ton material plat baja
Fabrikasi memiliki kapasitas produksi yang
ditentukan oleh kapasitas mesin yang digunakan.
Pada tahap ini mesin yang digunakan adalah CNC
machine dan beberapa peralatan lainnya. Sebagian
besar material baja yang akan diproses dilakukan
pemotongan menggunakan CNC machine
sehingga dalam penghitungan kapasitas di tahap
fabrikasi digeneralisasikan menggunakan kapasitas
mesin CNC saja.
Kecepatan = 900 mm /60 sec
= 6 lembar plat / jam, maka;
1 hari (8 jam kerja) = 8 x 6
= 48 lembar / hari
(apabila perlembar plat adalah 0,6 ton), maka;
Produski = 48 lembar x 0,6 ton
= 28,8 ton/hari
= 8985 ton/tahun
Pada proses sub assembly penentuan
kapasitas produksi ditentukan oleh luas area
produksi dan juga kecepatan welding yang
dipengaruhi oleh jumlah man power. Luas area
sub assembly yang direncanakan adalah 40 m x 30
m atau 1200 π2
pada proses ini kapasitas dari
lauas area tidak dapat diperhitungkan karena
bentuk konstruksi dari material belum beraturan
sehingga kapasitas nya hanya dapat ditentukan
oleh kecepatan pengelasan dari pekerja.
Diasumsikan sesuai observasi digalangan
kecepatan welding adalah 0,5 β 1,0 ton per team.
Masing β masing tim terdiri dari 3 orang yakni
welder, fit up dan helper.
Pada tahap assembly proses produksi yang
dilakukan sama dengan proses sub assembly yakni
perakitan konstruksi. Namun pada tahap ini
kapasitas produksi dapat diperhitungkan
berdasarkan luas. Pada tahapan assembly
penggabungan plat menggunakan sistem blok,
dimana setiap blok menggunakan luas meja
berukuran 12 m x 6 m. Dengan luas srea yang
direncanakan sebesar 75 m x 15 m atau 1125 π2
maka terdapat kurang lebih 13 meja atau block.
Dengan menggunakan asumsi setiap block
memiliki berat 30 ton, maka kapasitas produksi
berdasarkan luas areanya dapat menampung 13
meja x 30 ton = 390 ton.
7. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 359
Pada tahap erection kapasitas produksi yang
dapat dihitung berdasar pada luas area yang
dimiliki. Seperti halnya pada tahap assembly pada
proses ereksi merupakan penggabungan dari blok
yang dikerjakan sebelumnya. Akan tetapi
penggabungan blok ini tidak lagi membutuhkan
jarak antara blok, sehingga seluruh area dapat
dimaksimalkan. Dengan luas area 75 m x 20 m
atau 1500 π2
diperkirakan mampu menampung
kapal berukuran 1200 ton.
Total kapasitas produksi galangan yang
direncanakan adalah 8360 ton/tahun yang terdiri
dari 3360 ton/tahun untuk pembuatan kapal baru
dan 5000 ton/tahun untuk kegiatan reparai kapal.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka
kapasitas produksi pada fabrikasi menjadi faktor
penentuan kapasitas produksi galangan secara
keseluruhan. Kapasitas produksi fabrikasi sebesar
8985 ton/tahun dan total kapasitas produksi
galangan 8360 ton/tahun maka diketahui kapasitas
produksi fabrikasi dapat memenuhi target
kapasitas produksi galangan sebesar 93,04%
dengan demikian kegiatan produksi galangan
dapat dikatakan efektif.
f. Perencanaan Layout Galangan
CRAFT merupakan singkatan dari
Computerized Relative Allocation of Facilities
Technique.
Teknik CRAFT pertama kali diperkenalkan oleh
Armour dan Buffa pada tahun 1983 yang bertujuan
untuk meminimumkan biaya perpindahan material,
dimana biaya perpindahan material didefinisikan
sebagai aliran produk, jarak dan biaya unit
pengangkutan. Craft merupakan sebuah program
perbaikan, program ini mencari perancangan
optimum dengan melakukan perbaikan tata letak
secara bertahap. Craft Mengevaluasi tata letak
dengan cara mempertukarkan lokasi fasilitas.
Pertukaran-pertukaran ini berlangsung terus
menerus dan selanjutnya pertukaran fasilitas ini
akan membawa ke arah tata letak yang mendekati
optimal.(All-possible two-way and three-way
department exchanges).
Metode ini digunakan untuk menentukan tata
letak fasilitas galangan yang paling efisien ditinjau
dari jarak perpindahan material handling dari
departemen ke departemen. Dengan menggunakan
perhitungan software berbasis exel didapatkan
layout yang paling efisien dengan pola aliran tipe
U.
Gambar 2. Software craft layout.exe
Dengan menggunakan data masukan berupa
jumlah departemen, luas area departemen, aliran
material handling dan dengan melakukan
perubahan letak fasilitas didapatkan layout dseperti
pada gambar 1 dengan jumlah jarak material
handling dari gerbang utama ke erection
sepanjang193,25 meter.
Dengan hasil tipe layout yang didapatkan dari
metode CRAFT berikut gambar layout galangan
menggunakan software berbsis CAD.
Gambar 3. Layout galangan
g. Perhitungan material handling bangunan baru
1) Material datang menggunakan truck trailer:
Waktu pengangkutan =
47,00 πππ‘ππ
2 ππ/πππ
= 0,023
(untuk pengangkutan material tiap 10 ton)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
1200 π‘ππ
10 π‘ππ
8. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 360
= 120 kali operasi
Waktu material angkut = 5 menit x 120
= 825 menit
= 13,75 jam
Waktu material handling = (0,023x120)+(13,75 +
13,75)
= 30,32 jam
2) Material dipindahkan dari gudang ke plate
store dengan menggunakan forklift
Waktu pengangkutan =
30,00 πππ‘ππ
1 ππ/πππ
= 0,03
(untuk pengangkutan material tiap 5 ton/ operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
1200 π‘ππ
5 π‘ππ
= 240 kali operasi
Waktu material angkut = 2 menit x 240
= 480 menit
= 8 jam
Waktu bongkar muat = 1 menit x 240
= 240 menit
= 4 jam
Waktu material handling = (0,03x240)+(8+ 4 )
= 19,2 jam
3) Material dipindahkan dari plate store ke
bengkel fabrikasi dengan menggunakan
forklift :
Waktu pengangkutan =
23,00 πππ‘ππ
1 ππ/πππ
= 0,023
(untuk pengangkutan material tiap 5 ton/ operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
1200 π‘ππ
5 π‘ππ
= 240 kali operasi
Waktu material angkut = 2 menit x 240
= 480 menit
= 8 jam
Waktu bongkar muat = 1 menit x 240
= 240 menit
= 4 jam
Waktu material handling = (0,02x240)+(8+ 4)
= 17,52 jam
4) Material dipindahkan dari bengkel fabrikasi
ke bengkel assembly dengan menggunakan
forklift :
Waktu pengangkutan =
56,00 πππ‘ππ
1 ππ/πππ
= 0,056
(untuk pengangkutan material tiap 5 ton/ operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
1200 π‘ππ
5 π‘ππ
= 240 kali
Waktu material angkut = 2 menit x 240
= 480 menit
= 8 jam
Waktu bongkar muat = 1 menit x 240
= 240 menit
= 4 jam
Waktu material handling =(0,056x240)+ (8+4)
= 25,44 jam
5) Material dipindahkan dari bengkel assembly
ke tempat ereksi dengan menggunakan mobile
crane :
Waktu pengangkutan =
67,00 πππ‘ππ
0,5 ππ/πππ
= 0,067
(untuk pengangkutan material tiap 25 ton/
operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
1200 π‘ππ
25 π‘ππ
= 48 kali operasi
Waktu material angkut = 3 menit x 48
= 144 menit
= 2,4 jam
Waktu bongkar muat = 2 menit x 48
= 96 menit
= 1,6 jam
Waktu material handling = (0,067 x 48) +
(2,4+1,6)
= 7,2 jam
6) Material dipindahkan dari bengkel assembly
ke tempat ereksi dengan menggunakan mobile
crane :
Waktu pengangkutan =
17,00 πππ‘ππ
0,5 ππ/πππ
= 0,034
(untuk pengangkutan material tiap 25 ton/
operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
1200 π‘ππ
25 π‘ππ
= 48 kali operasi
Waktu material angkut = 3 menit x 48
9. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 361
= 144 menit
= 2,4 jam
Waktu bongkar muat = 2 menit x 48
= 96 menit
= 1,6 jam
Waktu material handling = (0,067 x 48) +
(2,4+1,6)
= 5,63 jam
Dengan demikian total waktu material handling
dalam meyelesaikan proyek pembuatan kapal baru
adalah sebagai berikut
Total waktu material handling bangunan baru;
= 30,32 + 19,2 + 17,52 + 25,44 + 7,2 + 5,63
= 105,31 jam
Banyaknya frekuensi perpindahan material didapat
dengan mengetahui berat material angkut dan
kapasitas alat angkut yang digunakan dalam
pemindahan material antar departemen. Sehingga
akan diketahui berapa frekuensi antar departemen dari
proses material masuk sampai dengan proses ereksi.
Berikut ini hasil perhitungan frekuensi aliran material
dari sebuah proses produksi berdasarkan layout yang
direncanakan, yaitu :
Tabel 4.9 Frekuensi Airan Bahan pada Layout
yang direncanakan
(Sumber: Data asumsi dari contoh projek kapal
perintis 1200GT)
Dalam menentukan total jarak pemindahan bahan
antar departemen pada penelitian ini digunakan jarak
actual sepanjang lintasan (Aisle) pada alogaritma
craft.Yaitu dengan mengukur jarak aktual sepanjang
lintasan yang dilalui oleh alat angkut pemindahn
bahan.Jarak aisle biasanya digunakan pada saat
perencanaan atau saat evaluasi. Berikut jarak aisle
yang didapat dari layout yang direncanakan, yaitu :
Tabel 4.10 Jarak aisle Antar Departemen pada
Layout
No Dari β Ke Jarak (m)
1 X β A 47,00
2 A β B 31,00
3 B β C 23,00
4 C β D 56,00
5 D β E 67,00
6 E-F 17,00
(Sumber : Data dari Layout Perencanaan)
Setelah didapat jarak aisle antar departemen atau
jarak material handling maka untuk mengetahui total
jarak perpindahan material harus dikalikan dengan
jumlah jumlah frekuensi perpindahan antar
departemen dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari -
Ke
Jumlah
ton
Kapasitas
Angkut
(ton/unit)
Jumlah
Alat
Angkut
(Unit)
Frekuens
i
1 2 4 5 6
X-A 1400 10 1 140
A-B 1400 5 1 280
B-C 1400 5 1 280
C-D 1200 3 1 400
D-E 1200 25 1 48
E-F 1200 45 1 26,6
Jumlah frekuensi 1174,6
Rata-rata frequensi per hari 45
10. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 362
Tabel 4.10 Jarak total perpindahan bahan (aisle)
Layout
Dari β
Ke
Jarak (m) Frekuensi/day Total
Jarak
(m)
X β A 47,00 140 6580
A β B 31,00 280 8680
B β C 23,00 280 6440
C β D 56,00 400 22400
D β E 67,00 48 3216
E β F 17,00 26,6 452,2
Total jarak perpindahan material 47768,2
Rata-rata perpindahan perhari 1837,2
(Sumber : Data asumsi projek perintis 1200 GT
dan perncanaan Layout )
h. Perhitungan material handling Reparasi
1). Material datang menggunakan truck trailer:
Waktu pengangkutan =
47,00 πππ‘ππ
2 ππ/πππ
= 0,023
(untuk pengangkutan material tiap 10 ton)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
500 π‘ππ
10 π‘ππ
= 50 kali operasi
Waktu material angkut = 5 menit x 50
= 250 menit
= 4,1 jam
Waktu material handling = (0,023x120)+(4,1 + 4,1)
= 9,375 jam
2) Material dipindahkan dari gudang ke
plate store dengan menggunakan forklift
Waktu pengangkutan =
30,00 πππ‘ππ
1 ππ/πππ
= 0,03
(untuk pengangkutan material tiap 5 ton/ operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
500 π‘ππ
5 π‘ππ
= 100 kali operasi
Waktu material angkut = 2 menit x 100
= 200 menit
= 3,3 jam
Waktu bongkar muat = 1 menit x 100
= 100 menit
= 1,6 jam
Waktu material handling = (0,03x100)+(3,3+ 1,6
)
= 7,9 jam
3) Material dipindahkan dari plate store ke
bengkel fabrikasi dengan menggunakan
forklift :
Waktu pengangkutan =
23,00 πππ‘ππ
1 ππ/πππ
= 0,023
(untuk pengangkutan material tiap 5 ton/ operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
500 π‘ππ
5 π‘ππ
= 100 kali operasi
Waktu material angkut = 2 menit x 100
= 200 menit
= 3,3 jam
Waktu bongkar muat = 1 menit x 100
= 100 menit
= 1,6 jam
Waktu material handling = (0,02x100) + (3,3 +
1,6)
= 27,9 jam
4) Material dipindahkan dari bengkel fabrikasi
ke bengkel assembly dengan menggunakan
forklift :
Waktu pengangkutan =
44,00 πππ‘ππ
1 ππ/πππ
= 0,044
(untuk pengangkutan material tiap 5 ton/ operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
500 π‘ππ
5 π‘ππ
= 100 kali
Waktu material angkut = 2 menit x 100
= 200 menit
= 3,3 jam
Waktu bongkar muat = 1 menit x 100
= 100 menit
11. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 363
= 1,6 jam
Waktu material handling =(0,056x240)+ (3,3 +
1,6)
= 48,9 jam
5) Material dipindahkan dari bengkel assembly
ke tempat ereksi dengan menggunakan mobile
crane :
Waktu pengangkutan =
53,00 πππ‘ππ
0,5 ππ/πππ
= 0,053
(untuk pengangkutan material tiap 25 ton/
operasi)
Frekuensi material angkut =
π΅ππππ‘ πππ‘πππππ πππππ’π‘
πΎππππ ππ‘ππ ππππ‘ πππππ’π‘
=
500 π‘ππ
25 π‘ππ
= 20 kali operasi
Waktu material angkut = 3 menit x 20
= 60 menit
= 1 jam
Waktu bongkar muat = 2 menit x 20
= 40 menit
= 0,4 jam
Waktu material handling = (0,053 x 20) +
(1+0,46)
= 2,66 jam
Dengan demikian total waktu material handling
dalam meyelesaikan proyek perbaikan kapal adalah
sebagai berikut
Total waktu material handling ;
= 9,4 + 7,9 + 27,9 + 48,9 + 2,6
= 96,74 jam
Banyaknya frekuensi perpindahan material didapat
dengan mengetahui berat material angkut dan
kapasitas alat angkut yang digunakan dalam
pemindahan material antar departemen. Sehingga
akan diketahui berapa frekuensi antar departemen dari
proses material masuk sampai dengan proses ereksi.
Berikut ini hasil perhitungan frekuensi aliran material
dari sebuah proses produksi berdasarkan layout yang
direncanakan, yaitu :
Tabel 4.9 Frekuensi Airan Bahan pada Layout
yang direncanakan
(Sumber: Data asumsi dari contoh projek kapal
perintis 1200GT)
Dalam menentukan total jarak pemindahan bahan
antar departemen pada penelitian ini digunakan jarak
actual sepanjang lintasan (Aisle) pada alogaritma
craft.Yaitu dengan mengukur jarak aktual sepanjang
lintasan yang dilalui oleh alat angkut pemindahn
bahan. Jarak aisle biasanya digunakan pada saat
perencanaan atau saat evaluasi. Berikut jarak aisle
yang didapat dari layout yang direncanakan, yaitu :
Tabel 4.10 Jarak aisle Antar Departemen pada
Layout
No Dari β Ke Jarak (m)
1 X β A 47,00
2 A β B 31,00
3 B β C 23,00
4 C β D 44,00
5 D β E 53,00
(Sumber : Data dari Layout Perencanaan)
Dari β
Ke
Jumlah
ton
Kapasitas
Angkut
(ton/unit)
Jumlah
Alat
Angkut
(Unit)
Frekuens
i
1 2 4 5 6
X-A 600 10 1 6
A-B 600 5 1 120
B-C 600 5 1 120
C-D 600 3 1 166,6
D-E 600 25 1 20
Jumlah frekuensi 486,6
Rata-rata frequensi per hari 18,7
12. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 364
Setelah didapat jarak aisle antar departemen atau
jarak material handling maka untuk mengetahui total
jarak perpindahan material harus dikalikan dengan
jumlah jumlah frekuensi perpindahan antar
departemen dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10 Jarak total perpindahan bahan (aisle)
Layout
Dari β
Ke
Jarak
(m)
Frekuensi/day Total
Jarak (m)
X β A 47,00 140 6580
A β B 31,00 280 8680
B β C 23,00 280 6440
C β D 56,00 400 22400
D β E 67,00 48 3216
E β F 17,00 26,6 452,2
Total jarak perpindahan
material
47768,2
Rata-rata perpindahan perhari 1837,2
(Sumber : Data asumsi projek perintis 1200 GT
dan perncanaan Layout )
i. Analisa efektifitas material handling
Efektifitas produksi dihitung berdasarkan
total input material dibandingkan dengan output
yang dihasilkan. Pada proses produksi
digalangan ini efektifitas produksi dapat dihitung
dari kemampuan departemen fabrikasi untuk
memenuhi kebutuhan produksi yang dilakukan
di area produksi. Berdasarkan data kapasitas
produksi masing β masing departemen yang
telah dihitung pada bab sebelumnya, maka dapat
dihitung efisiensi kapasitas produksi galangan
sebagai berikut;
ππππ ππππ π πππππ ππ‘ππ πππππ’ππ π
=
input material
output yang dikeluarkan
π₯ 100 %
=
8360
ton
tahun
8900
ton
tahun
π₯ 100 %
= 93,93 %
Berdasarkan peta aliran proses dan
perhitungan material handling diatas dapat
dihitung Direct Labour Handling-loss Ratio
(DLHL Ratio). DLHL Ratio merupakan ratio
waktu material handling yang hilang disebabkan
oleh direct labour terhadap total waktu direct
labour yang dipakai untuk kerja. Rasio ini
dipakai untuk mengatur waktu efektif dari direct
labour yang hilang karena bersangkutan harus
melaksanakan pekerjaan β pekerjaan material
handling, padahal seharusnya waktu tersebut
dapat dilakukan untuk hal-hal yang lebih
produktif. Direct handling Ratio ditunjukkan
pada formula berikut :
DLHLRatio
=
Waktu produktif hilang karena πππ‘πππππ βπππππππ
Total waktu produksi
Berdasarkan persamaan diatas, diperoleh hasil
sebagai berikut :
DLHL Ratio new building
=
30,32 + 19,2 + 17,52 + 25,44 + 7,2 + 5,63
12 ππ’πππ π₯ 26 βπππ π₯ 8 πππ
=
105,31 jam
2496 πππ
π₯ 100%
= 4,219 %
DLHL Ratio reparasi
=
9,4 + 7,9 + 7,2 + 9,3 + 2,6
3 ππ’πππ π₯ 26 βπππ π₯ 8 πππ
=
36,4 jam
624 πππ
π₯ 100%
= 5,833 %
13. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 365
Sedangkan untuk utilisasi layout dapat dihitung
dengan membandingkan total area produksi
dengan total area galangan. Nilai utilisasi yang
baik untuk area produksi adalah 50% dibanding
dengan keseluruhan area yang direncanakan.
Pada galangan yang direncanakan diketahui
utilisasi lokasi produksi adalah 58,70 % dengan
rincian sebagai berikut;
4. Tabel 4.14 Utilisasi lokasi area produksi
galangan
Luas area produksi Luas Fasilitas Umum
Fasilitas
Produksi Luas Sat
Fasilitas
umum Luas Sat
Stockyard 1400 mΒ² Main Office 700 mΒ²
sub
assembly 1200 mΒ² Musholla 300 mΒ²
Assembly 1125 mΒ² Kantin 300 mΒ²
Erection 1500 mΒ² Parkir area 800 mΒ²
slipway I 3000 mΒ² Akses Jalan 9050 mΒ²
slipway II 2500 mΒ²
assembly
yard 1125 mΒ²
Building
berth I 1500 mΒ²
building
berth II 2500 mΒ²
Total luas
area 15850 mΒ²
Total luas
area 11150 mΒ²
TOTA LUAS
GALANGAN 27000 mΒ²
Utilisasi Lokasi area
produksi 58,70 %
a. Simulasi proses produksi
Proses simulasi ini bertujuan untuk
mengetahui aliran material handling dan utilisasi
peralatan material handling. Dengan
menggunakan software PROMODEL student
version berikut tahapan yang dilakukan dalam
proses penginputan data. Data depatement dan
kapasitas masing β masing peralatannya,
material yang di butuhkan, quantity dan
frequensi order, flow chart dan lama proses
produksi di setiap tahapannya, processing.
Berikut data hasil simulasi menggunakan
software PROMODEL.
Gambar 4. Utilisasi lokasi software
PROMODEL
Dari hasil analisa utilisasi lokasi tersebut
diketahui produktivitas masing β masing area
memiliki nilai rata-rata diatas 80%.dengan
demikian pemanfaatan area atau lahan dinilai
sangat efisien karena tidak ada lahan yang tidak
digunakan untuk kegiatan produksi .
14. Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 5, No. 2 April 2017 366
Gambar 5. Utilisasi peralatan material handling
PROMODEL
Tabel tersebut merupakan utilisasi peralatan
material handling diantaranya forklift, mobile
crane dan truck. Dari data tersebut dijelaskan
warna biru prosentase digunakan membawa
material, warna kuning tanpa material dan hijau
menganggur. Dengan demikian dapat di hitung
utilisasinya rata-rata lebih dari 80 %.
Gambar 6. Efisiensi proses produksi
PROMODEL
Gambar efisiensi proses produksi adalah
hasil analisa kelancaran perpindahan material
dan proses pada setiap departemen. Grafik warna
kuning merupakan material yang belum
terproses, warna hijau material yang mengantri,
dan warna merah adalah material yang sudah
diproses. Dari hasil analisa tersebut nilai efisiensi
mencapai 93,04% sedangkan material yang
mengantri 6,05 % dan yang belum terproses
2,9%.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Jenis galangan yang di rencanakan adalah
galangan pembuatan kapal baru dan
perbaikan untuk kapal baja
2. Didapatkan Galangan tipe U dengan total
jarak perpidahan sebesar 257,24 meter.
3. Total luas area galangan yang
direncanakan;27000 mΒ², meliputi Area
Produksi bangunan baru dan reparasi;
15.850 mΒ²,dan area fasilitas umum 11.150
mΒ²,.
4. Nilai ultilisasi lokasi area produksi pada
layout yang direncanakan adalah sebesar
58,70 %.
5. Total kapasitas produksi galangan yang
direncanakan adalah 8360 ton per tahun
dengan rincian produksi kapal baru 3360
ton per tahun dan kegiatan reparasi
adalah 5000 ton per tahun
6. Nilai efisiensi kapasitas produksi
galangan kapal sebesar 93,04 %, jarak
material handling produksi bangunan baru
47.768 meter, jarak material handling
reparasi 17.690 meter, DLHL rasio
bangunan baru 4,219%, DLHL reparasi
5,833%.
Daftar Pustaka
[1] Ahyari, A, (1996), Manajemen Produksi
Perencanaan Sistem Produksi, Balai Penerbit
Fakultas Ekonomi (BPFE), Yogyakarta, edisi IV.
[2] Ansori,M, (1996), Manajemen Produksi dan
Operasi Konsep dan Kerangka Dasar, Bina Ilmu
[3] Andreasson,ER,(1980)Managing Ship
Production, Course Notes, University of
Strathclyde, Glasgow.
[4] EL marghraby, (1996), Design of Production
System Departemen of Industrial Administration,
Yole University.
[5] DKP Prov Jawa Tengah, (2015) Statistik
Perikanan Tangkap.
[6] Husnan,1999,Studi Kelayakan Proyek, Edisi IV,
Yogyakarta:UPP AMP YKPN.
[7] Stroch,R.L.1995. Ship Production.Cornell
Maritime Press, 2nd
edition, Contreville,
Maryland.
[8] Thomas,EV,William,L,B,Whybark,D.C,1992.Ma
nufacturing Planning and Control System, Irwin
Professional Publishing, Newyork-USA,3nd.