MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptxEkaFitriyawati1
油
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulawesi Tenggara melalui beberapa inisiatif seperti: (1) optimalisasi kerja tim koordinasi penanggulangan kemiskinan, (2) penyusunan rencana aksi daerah percepatan penurunan stunting, dan (3) koordinasi lintas sektor untuk penanganan intervensi spesifik dan sensitif terkait stunting. Dokumen ini juga menyoroti permasalahan yang dihadapi dan
Mi 9 perumusan kebijakan program kesehatan dengan pendekatan keluargaagus laogi
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di tingkat nasional hingga puskesmas.
2. PIS-PK meliputi 12 indikator pelayanan dasar dan standar pelayanan minimal (SPM) yang ditujukan untuk meningkatkan indeks keluarga sehat (IKS).
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tahapan pelaks
Puskesmas Pasar Usang melaksanakan PIS-PK untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melakukan kunjungan rumah, mengumpulkan data kesehatan keluarga, menganalisis masalah kesehatan utama, dan melakukan intervensi lanjutan seperti penyuluhan untuk meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi berobat."
Materi ini berisi tentang persiapan pendataan PIS-PK, hal-hal apa yang harus disiapkan, dari mulai sosialisasi di internal puskesmas, pengaturan tugas, pembiayaan, sampai persiapan pendataan
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, rencana tindak lanjut, pelembagaan, serta pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, penelusuran kohort, perencanaan tindak lanjut, pelembagaan, pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan dan upaya kesehatan masyarakat di Kota Depok selama masa pandemi Covid-19, termasuk strategi yang dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyebaran virus. Dokumen ini juga menyajikan profil demografi dan kesehatan masyarakat Depok serta capaian program kesehatan masyarakat.
Mi 9 perumusan kebijakan program kesehatan dengan pendekatan keluargaagus laogi
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di tingkat nasional hingga puskesmas.
2. PIS-PK meliputi 12 indikator pelayanan dasar dan standar pelayanan minimal (SPM) yang ditujukan untuk meningkatkan indeks keluarga sehat (IKS).
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tahapan pelaks
Puskesmas Pasar Usang melaksanakan PIS-PK untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melakukan kunjungan rumah, mengumpulkan data kesehatan keluarga, menganalisis masalah kesehatan utama, dan melakukan intervensi lanjutan seperti penyuluhan untuk meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi berobat."
Materi ini berisi tentang persiapan pendataan PIS-PK, hal-hal apa yang harus disiapkan, dari mulai sosialisasi di internal puskesmas, pengaturan tugas, pembiayaan, sampai persiapan pendataan
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, rencana tindak lanjut, pelembagaan, serta pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, penelusuran kohort, perencanaan tindak lanjut, pelembagaan, pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan dan upaya kesehatan masyarakat di Kota Depok selama masa pandemi Covid-19, termasuk strategi yang dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyebaran virus. Dokumen ini juga menyajikan profil demografi dan kesehatan masyarakat Depok serta capaian program kesehatan masyarakat.
3. Unit Organisasi Penanggung jawab
Tingkat Pusat Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat Pusat
yang ditetapkan oleh Menteri
Tingkat Provinsi Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat
Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat
Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Kabupaten/Kota
Tingkat Puskesmas Kepala Puskesmas
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
SESUAI KONSEPBINWIL
4. Kapus
(Ka Tim KS)
Internal
Desa A Desa B Desa C
Eksternal
Desa A Desa B Desa C
Seluruh Nakes yang ada
(Dokter, Perawat, Bidan dan Nakes
lainnya)
Seluruh Kades dan Linsek yang ada
(Kades, Toma, Toga, FKTP )
5. Faktor Penentu Cakupan Kunjungan
Aplikasi yang lamban tidak segera mengeluarkan hasil IKS dan 12
indikator keluarga sehat, sehingga Puskesmas kecewa dan tidak
bersemangat lagi untuk meneruskan kegiatan.
Tidak semua Puskesmas mempunyai jaringan internet yang
lancar, sehingga banyak data yang belum diinput ke aplikasi
Keterbatasan SDM di Puskesmas
Regulasi pendanaan, termasuk caranya harus melaksanakan
kegiatan secara swadaya, baru kemudian dikalim untuk
mendapatkan biayanya
6. Langkah Mempercepat Kunjungan Keluarga
Untuk puskesmas dengan cakupan <30% buat roadmap
peningkatan cakupan sampai 100%
Buat target bulanan, agar terpantau apakah implementasi di
lapangan on the right track atau tidak
Cari solusi terhadap masalah yang mereka hadapi (Masalah
aplikasi, regulasi, SDM terbatas, atau masalah lainnya)
Pada saat mencapai 30% maka sudah saatnya dilakukan
bina intervensi
7. Tingkatan intervensi
Intervensi tingkat individual, sasarannya adalah individu. Misalnya anjuran
untuk segera berobat bila dalam kunjungan keluarga, salah satu anggotanya
terdeteksi menderita hipertensi
Intervensi tingkat keluarga, sasarannya adalah keluarga, misalnya anjuran
pengadaan sarana air bersih, anjuran tidak merokok bagi kepala keluarga,
karena efeknya untuk semua keluarga.
Intervensi tingkat masyarakat yang disebut sebagai UKM (upaya kesehatan
masyarakat) atau public health intervention. Bentuknya beragam, bisa berupa
menumbuh-kembangkan UKBM, penerapan kawawan tanpa rokok, pemicuan
STBM, pemicuan P2TMBM, Upaya Kesehatan Masjid, dst.
8. Pendekatan Intervensi Kesehatan Masyarakat
Pendekatan program, caranya dengan
menganalisis capaian masing-masing
program, prioritas diarahkan kepada
program yang paling tertinggal
Pendekatan wilayah, caranya adalah
melihat nilai IKS antar wilayah, prioritas
diarahkan ke wilayah dengan IKS paling
rendah.
10. PENDEKATAN PROGRAM
Sandingkan data PISPK dengan data program yang sesuai. Kedua
data ini tidak apple to apple karena unit analisisnya berbeda,
program menggunakan unit analisis individu, sementara unit analisis
PISPK adalah keluarga. Namun dengan menyandingkan akan tampak
gap yang harus ditindak-lanjuti.
Bila ada keganjilan, dapat dilakukan verifikasi data dulu.
Bila sudah verifikasi, segera membuat roadmap terhadap
Cakupan kunjungan keluarga dari 30% ke 100%
Peningkatan IKS dan 12 indikator keluarga sehat untuk tahun depan dan 5
tahun kedepan (sesuai RPJMD)
Cari intervensi sesuai dengan pencapaian IKS dan 12 indikator
keluarga sehat
11. No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut
1 Keluarga mengikuti program KB Edukasi ibu nifas untuk ber KB, melaksanakan lomba Kampung KB,
dan lomba KB Lestari.
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
kesehatan
Memberikan paket pelayanan persalinan dengan pelayanan pijat
bayi; Edukasi ibu hamil akan pentingnya melahirkan di fasyankes
untuk keselamatan ibu dan bayi saat kunjungan rumah bumil dan
melalui kelas ibu
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
Pemberian sertifikat/piagam imunisasi dasar lengkap, menjadikan
persyaratan masuk sekolah (pemanfaatan buku KIA)
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif Pemberian sertifikat lulus ASI eksklusif, mengedukasi ibu hamil
tentang perawatan payudara selama masa kehamilan.
5 Pertumbuhan Balita dipantau Lomba balita sehat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat ke
Posyandu, Lomba Posyandu salah satunya menilai keaktifan
masyarakat.
6 Penderita TB Paru yang berobat
sesuai standar
Membentuk peer group untuk wadah komunikasi sesama
penderita dan keluarganya. Pada saat kunjungan keluarga langsung
membawa pot sputum untuk pemeriksaan dahak pada suspek
Intervensi Lanjut
11
12. No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut
7 Penderita hipertensi yang berobat
teratur
Peningkatan penjaringan/deteksi dini dengan mengadakan
Posbindu untuk cek kesehatan pada setiap hari Jumat setelah
sholat Jumat dengan sasaran laki-laki.
8 Penderita gangguan jiwa berat,
diobati dan tidak ditelantarkan
Pembentukan tim terpadu penanggulangan gangguan jiwa di
masyarakat dan keterlibatan RSJ terutama terkait pasung.
9 Anggota keluarga tidak ada yang
merokok
Bekerja sama dengan lintas sektor/Tim penggerak rumah
bebas asap rokok, Pelayanan kestrad untuk henti merokok
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN Setiap daerah melakukan pendataan ulang terkait
kepersertaan JKN PBI yang akan dikoordinasikan lebih lanjut
dengan Dinas Sosial.
11 Keluarga memiliki
akses/menggunakan sarana air
bersih
Memberikan data keluarga yang belum menggunakan sarana
air bersih kepada Kepala Desa untuk pemanfaatan dana desa.
12 Keluarga memiliki
akses/menggunakan jamban
keluarga
Pembuatan septic tank komunal dan pengadaan jamban
bekerja sama dengan lintas sektor (Dinas PU) dan CSR.
Intervensi Lanjut
12
15. Pengembangan SDM (Kualitas dan Kuantitas)
Pengembangan peralatan
Pengembangan sarana-prasarana
Pengembangan pembiayaan/dana/keuangan
16. Peningkatan SDM PIS-PK di Puskesmas
Pembina Keluarga
Nakes dengan kemampuan ban putih
Koordinator/ Pelaksana program
Nakes dengan kemampuan ban hitam
Manajer
Klinis (dokter)
Institusi (Kapus)
Intervensi
Lanjut
Kunjungan
dan intervensi
awal
16
Pelatihan
Keluarga sehat
Pelatihan Keluarga Sehat dan Manajemen Puskesmas dilaksanakan
di semua lokus Puskesmas PIS-PK secara bertahap
Pelatihan
Manajemen
Puskesmas
Pelatihan Teknis
program/
pelatihan
jabatan
fungsional
kesehatan
17. UPAYA PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA
DAN ALAT KESEHATAN (SPA)
PENGHITUNGAN
GAP SPA
PERENCANAAN
SPA
PEMENUHAN
STANDAR
APBN
APBD
CSR
KAPITASI
18. DAK FISIK DAN NON FISIK
DEKONSENTRASI KAPITASI
Pelatihan Keluarga Sehat
Pelatihan Manajemen
Puskesmas
Workshop PIS-PK di tingkat
provinsi untuk seluruh
kab/kota
Penguatan sarpras dan alkes
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Imunisasi
BOK
Pembayaran jasa pelayanan
kesehatan
Dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan (antara lain
termasuk : pelayanan kesehatan luar
gedung : kunjungan, dan Belanja Alat
Kesehatan dan penyediaan alat
pendukung sistem informasi
APBD DANA DESA CSR
Sumber Pembiayaan
Pelaksanaan PIS-PK
- Permenkes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendanaan PIS-PK
- Permenkes Nomor 61 Tahun 2017 Tentang Juknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan TA 2018
- PermendesPDTT nomor 19 Tahun 2018 tentang juknis penggunaan dana desa
- dll
19. Integrasi Program, SDM, Pembiayaan
Peningkatan Peran Binwil dalam MONEV
Koordinasi Lintas Sektor
Penguatan Pemberdayaan masyarakat
20. DD
Pemanfaatan transport
kunjungan rumah
program Kesga dari BOK
Puskesmas
Soasio, Kota
Tidore Kepulauan
integrasi program
kusta
Papua Barat
integrasi program
malaria
Petugas Kesling
yang juga
pembina
keluarga,
mengambil
sampling air RT
sambil melakukan
Kunjungan
Keluarga
Pelaksanaan Kunjungan
sehat bagi keluarga
anggota JKN
20
PELAKSANAAN PIS-PK TERINTEGRASI
DI TINGKAT PUSKESMAS
CONTOH
21. Unit Organisasi Penanggung jawab
Tingkat Pusat Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat Pusat
yang ditetapkan oleh Menteri
Tingkat Provinsi Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat
Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota Penanggung Jawab Bina Wilayah tingkat
Provinsi yang ditetapkan oleh Kadinkes
Kabupaten/Kota
Tingkat Puskesmas Kepala Puskesmas
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
SESUAI KONSEPBINWIL
22. Kecepatan Implementasi
PIS-PK tidak sama
sehingga perlu bentuk
pembinaan yang berbeda
22
Tindak Lanjut Kunjungan Keluarga
cakupan
<30%
Pembinaan akselerasi melalui binwil
cakupan
>30%
IKS dan indikator KS relatif sudah stabil
perlu pembinaan dalam intervensi
program agar indikator KS meningkat
IKS meningkat
Jumlah
Provinsi
Jumlah Kunjungan
Provinsi > 30%
Jumlah Kunjungan
provinsi < 30%
34 20 14
23. Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar
Penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan
Penderita hipertensi melakukan pengobatan
secara teratur
Keluarga mengikuti program KB
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Bayi mendapatkan ASI eksklusif
Balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan
3. PENINGKATAN CAKUPAN 12 INDIKATOR
KESEHATAN
KELUARGA DAN GIZI
P2 PM
P2 PTM DAN
KESWA, PROMKES
Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Keluarga menggunakan jamban sehat
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
KESLING
Keluarga sudah menjadi anggota JKN PEMBIAYAAN
I
N
T
E
G
R
A
S
I
Program Lain
#12: Bapak dan ibu sekalian,
Berikut merupakan contoh pelaksanaan intervensi lanjut yang dilaksanakan oleh beberapa Puskesmas terhadap hasil kunjungan keluarga untuk setiap indikator.
#19: Saudara-saudara sekalian,
Dari sisi pembiayaan, seharusnya tidak akan ada lagi hambatan dalam implementasi PIS-PK.
Banyak sumber dana yang dapat dimanfaatkan antara lain, dukungan dari Pusat, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) semakin meningkat, biaya operasional dari Kapitasi, Dana Dekonsentrasi, dana desa dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan sumber dana lain yang sesuai dengan ketentuan.
Sumber-sumber pendanaan tersebut sudah ada regulasi pemanfaatannya. Mengingat pelaksanaan PIS-PK akan mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan kabupaten/kota, maka Pendanaan dari APBD pun diperlukan.
#21: Dalam tahap persiapan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Puskesmas perlu melakukan integrasi program, SDM dan pendanaan.
Puskesmas melakukan integrasi terhadap seluruh upaya/program yang akan dilakukan, sehingga kunjungan keluarga yang dilakukan melalui pendekatan akan meningkatkan capaian setiap program yang ada. Misalnya kunjungan keluarga dilaksanakan terintegrasi dengan program kusta atau program malaria (identifikasi penggunaan kelambu), karena masalah kesehatan tersebut merupakan masalah kesehatan local specific utama di daerah yang bersangkutan
Diperlukan integrasi SDM dalam upaya pengaturan atau pengorganisasian secara internal Puskesmas. Puskesmas menetapkan tim pembina Keluarga yang menjadi penanggungjawab dari setiap wilayah kerja Puskesmas.
Pembina Keluarga, yaitu tenaga kesehatan Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan atau memiliki pengetahuan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pembina keluarga bertanggung jawab mengumpulkan data kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah binaannya, melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi masalah keluarga di wilayah binaannya, serta melakukan pemantauan kesehatan keluarga.
Jika SDM tidak cukup, dapat dilakukan Perekrutan petugas pendataan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan tenaga pendataan dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan tenaga di Puskesmas, jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas, luas wilayah kerja, kondisi geografis wilayah kerja, dan pendanaan. Perekrutan petugas pendataan dapat dilaksanakan apabila hasil dari analisis kebutuhan tenaga menyatakan bahwa membutuhkan tenaga tambahan. Hal lain juga dapat dilakukan oleh Puskesmas dengan melakukan dengan Poltekkes yang ada di wilayah kab/kota tersebut.
Sebagai contoh pelaksanaan integrasi SDM, petugas Kesling yang merupakan pembina keluarga (terlatih KS) saat melakukan kunjungan ke rumah untuk mengambil sampel air Rumah Tangga juga membawa Prokesga dan mampu memberikan informasi terkait TB, KB, dan secara umum 12 indikator sesuai yang telah dilatihkan.
Puskesmas juga melakukan integrasi sumber-sumber pendanaan yang ada di Puskesmas seperti BOK, Kapitasi, ADD, APBD, CSR dan lain-lain. Sehingga pelaksanaan pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk membiayai pelaksanaan program yang telah ada. Misalnya pada kunjungan nifas dan kunjungan neonatus, petugas juga membawa Profil Kesehatan Keluarga untuk sekaligus melaksanakan kunjungan keluarga. Pelaksanaan kunjungan keluarga tersebut dilakukan dengan alokasi transport kunjungan rumah dari BOK untuk pemantauan kesehatan ibu nifas/neonatus.
Contoh kasus integrasi : Hasil monev KBK JKN di salah satu lokasi yang dikunjungi yaitu di Puskesmas Manutapen, Kota Kupang: yang telah menerapkan setiap kunjungan sehat, baik dalam rangka PIS PK maupun kegiatan luar gedung lainnya apabila sasarannya peserta JKN yang terdaftar di Puskesmas tersebut dilaporkan menjadi bagian angka kontak. Hal ini menguntungkan Puskesmas karena bukan hanya mengetahui status kesehatan penduduk di wilker nya saja namun juga sekaligus sebagai pertanggungjawaban atas pengelolaan kesehatan peserta JKN yg terdaftar di Puskesmas tersebut sehingga dapat mempertahankan besaran kapitasinya karena mencapai target indikator untuk KBK.
#25: Sesuai Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, terdapat 12 indikator yang pencapaiannya harus 100%. Sebagian besar indikator SPM Bidang Kesehatan beririsan dengan 12 Indikator Keluarga Sehat. Terdapat 8 Indikator Keluarga Sehat terkait dengan Indikator SPM. Empat (4) indikator Keluarga Sehat yang tidak terkait dengan SPM adalah merokok, jamban sehat, akses terhadap air bersih dan anggota JKN.
Sehingga jika pendekatan keluarga ini dilaksanakan dengan baik maka akan meningkatkan capaian SPM kabupaten/kota. SPM ini merupakan hal penting karena merupakan nilai kinerja dari kepala daerah (Bupati dan Walikota). Hal ini dapat digunakan sebagai media advokasi kepada kepala daerah untuk mendukung pendekatan keluarga ini.
Di dalam mewujudkan pencapaian SPM, perlu melibatkan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).