Mi 9 perumusan kebijakan program kesehatan dengan pendekatan keluargaagus laogi
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di tingkat nasional hingga puskesmas.
2. PIS-PK meliputi 12 indikator pelayanan dasar dan standar pelayanan minimal (SPM) yang ditujukan untuk meningkatkan indeks keluarga sehat (IKS).
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tahapan pelaks
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas Posyandu dan pelayanan kesehatan primer untuk menurunkan stunting dan AKI-AKB di Indonesia. Beberapa program kunci adalah meningkatkan cakupan Posyandu aktif, memperkuat pemantauan tumbuh kembang anak, edukasi gizi, dan layanan antenatal untuk ibu hamil. Capaian indikator Posyandu aktif pada 2022 masih di bawah target RPJMN, menunjukkan perlu
PEMANFAATAN DATA PISPK DALAM MP KUDUS.pptxMurni Rahayu
油
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen puskesmas yang didukung oleh data Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Primer (PIS-PK). PIS-PK digunakan untuk perencanaan, monitoring, evaluasi, dan advokasi melalui identifikasi masalah kesehatan, perhitungan kebutuhan pelayanan dasar, serta pencapaian Standar Pelayanan Minimal. Data PIS-PK mendukung pencapaian tujuan manajemen puskesmas secara terintegrasi
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan keluarga yang mengintegrasikan program kesehatan dan pembiayaan, serta sumber daya manusia secara berkelanjutan dengan target keluarga berdasarkan profil kesehatan keluarga. Pendekatan ini dilaksanakan melalui serangkaian tahapan mulai dari pelatihan, persiapan, kunjungan awal, intervensi lanjut
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kapasitas kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dalam hal Program Indonesia Sehat di Keluarga (PISPK). Dokumen ini menjelaskan visi dan misi pemerintah terkait kesehatan, roadmap penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendekatan keluarga dalam PISPK, dampak PISPK terhadap kesehatan masyarakat, serta hubungan antara Indeks Kesehatan Keluarga
Evaluasi pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas Parengan menemukan beberapa tantangan, di antaranya koordinasi antar petugas dan kurang terjadwalnya evaluasi. Rencana tindak lanjutnya adalah membentuk tim di setiap desa, melakukan evaluasi terjadwal, memperbaharui SK Bina Wilayah, serta memperbarui data keluarga untuk meningkatkan Indeks Keluarga Sehat.
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
油
Paparan rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2017 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dokumen ini membahas tema pembangunan kesehatan, capaian, permasalahan, dan program prioritas kesehatan tahun 2017 seperti layanan kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, sanitasi dan pencegahan penyakit.
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan dan upaya kesehatan masyarakat di Kota Depok selama masa pandemi Covid-19, termasuk strategi yang dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyebaran virus. Dokumen ini juga menyajikan profil demografi dan kesehatan masyarakat Depok serta capaian program kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas indikator, target, dan kegiatan pendukung program gizi di provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2023 dan 2024. Beberapa indikator utama adalah prevalensi stunting dan wasting serta persentase ibu hamil KEK dan ASI eksklusif untuk bayi. Dokumen ini juga menjelaskan strategi dan kegiatan yang dapat mendukung pencapaian target program gizi.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan keluarga yang mengintegrasikan program kesehatan dan pembiayaan, serta sumber daya manusia secara berkelanjutan dengan target keluarga berdasarkan profil kesehatan keluarga. Pendekatan ini dilaksanakan melalui serangkaian tahapan mulai dari pelatihan, persiapan, kunjungan awal, intervensi lanjut
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kapasitas kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dalam hal Program Indonesia Sehat di Keluarga (PISPK). Dokumen ini menjelaskan visi dan misi pemerintah terkait kesehatan, roadmap penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendekatan keluarga dalam PISPK, dampak PISPK terhadap kesehatan masyarakat, serta hubungan antara Indeks Kesehatan Keluarga
Evaluasi pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas Parengan menemukan beberapa tantangan, di antaranya koordinasi antar petugas dan kurang terjadwalnya evaluasi. Rencana tindak lanjutnya adalah membentuk tim di setiap desa, melakukan evaluasi terjadwal, memperbaharui SK Bina Wilayah, serta memperbarui data keluarga untuk meningkatkan Indeks Keluarga Sehat.
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
油
Paparan rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2017 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dokumen ini membahas tema pembangunan kesehatan, capaian, permasalahan, dan program prioritas kesehatan tahun 2017 seperti layanan kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, sanitasi dan pencegahan penyakit.
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
油
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan dan upaya kesehatan masyarakat di Kota Depok selama masa pandemi Covid-19, termasuk strategi yang dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyebaran virus. Dokumen ini juga menyajikan profil demografi dan kesehatan masyarakat Depok serta capaian program kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas indikator, target, dan kegiatan pendukung program gizi di provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2023 dan 2024. Beberapa indikator utama adalah prevalensi stunting dan wasting serta persentase ibu hamil KEK dan ASI eksklusif untuk bayi. Dokumen ini juga menjelaskan strategi dan kegiatan yang dapat mendukung pencapaian target program gizi.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfSyarifatul Marwiyah
油
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga SUMENEP.pptx
1. PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)
SUMENEP, 20 JUNI 2022
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan
UKP & UKM secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, didasari data &
informasi dari profil kesehatan keluarga
2
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara
Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan
dengan mendatangi keluarga
PENGERTIAN PENDEKATAN KELUARGA
3. Puskesmas
Keluarga
UKBM: Posyandu, PAUD, UKS, Poskestren,
Upaya Kes Kerja, Posbindu PTM, dll
Keluarga Keluarga
Keluarga Keluarga
PIS-PK menjangkau yang tidak terjangkau
MEMPERKUAT
4. INDIKATOR RPJMN 2020-2024
Jumlah Kab/ Kota yang melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga ( PIS-PK) dengan capaian 100 % intervensi keluarga
(tercapai 136)
5. Indikator Renstra
Penyediaan Layanan Kesehatan
untuk UKP Rujukan, UKM dan UKM
Rujukan
Tingkat Daerah Provinsi
Pembinaan Pelaksanaan
Upaya Pelayanan
Kesehatan
Jumlah Puskesmas yang memberikan
pelayanan sesuai Standar
Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan
Intervensi Keluarga Sehat
Jumlah Pelayanan Kesehatan Bergerak
(PKB) yangdilakukan di daerah terpencil
Pengelolaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat
Persentase Tersedianya anggaran untuk
dukungan program JKN
Jumlah kab/kota yang memiliki
minimal 50% PKM terakreditasi
Program : Pemenuhan Upaya
Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
3559
6. 6
Tujuan Pendekatan
Keluarga:
1. Mengintegrasikan
seluruh program di
Puskesmas
2. Meningkatkan akses
keluarga terhadap
pelayanan kesehatan
yang komprehensif
3. Mendukung
pencapaian SPM
Kab/Kota dan Prov
4. Mendukung
pelaksanaan JKN
5. Mendukung
tercapainya program
indonesia sehat
Program Indonesia
Sehat dilaksanakan
untuk meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat
1
Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat
diselenggarakan melalui
Pendekatan Keluarga
2
Pendekatan keluarga adalah salah
satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran
& mendekatkan /meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga
3
Integrasi
UKP & UKM secara
berkesinambungan, dengan
target / fokus keluarga,
berdasarkan data dan informasi
dari Profil Kesehatan Keluarga.
4
6
PERMENKES 39 TAHUN 2016
Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK
7. 4 Area Prioritas :
1. penurunan angka kematian ibu dan bayi;
2. penurunan prevalensi balita pendek
(stunting);
3. penanggulangan penyakit menular; dan
4. penanggulangan penyakit tidak menular
Tujuan Pendekatan Keluarga:
1. Mengintegrasikan seluruh program di Puskesmas
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif
3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota
4. Mendukung pelaksanaan JKN
5. Mendukung tercapainya program indonesia sehat
PMK 39 Tahun 2016
(Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)
12 INDIKATOR
1. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana(KB);
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
3. bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
5. balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
6. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;
7. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
8. penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan;
9. anggota keluarga tidak ada yang merokok;
10. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. keluarga mempunyai akses sarana air bersih;
12. keluarga mempunyai akses atau menggunakan
jamban sehat.
PENGERTIAN PENDEKATAN KELUARGA
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dengan mendatangi keluarga
9. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ( PIS PK)
Terpantaunya status
kesehatan keluarga-
anggota oleh Pembina
keluarga
Dilakukan Intervensi pada
keluarga dengan masalah
kesehatan
IKS-Keluarga Sehat
Simple PowerPoint
PROSES
Regulasi , juknis,
pedoman, kurmod
Dukungan dana
Cetak form, blanko
Peralatan/ KIT puskesmas
Koordinasi
SDM
Penyiapan TIK
INPUT
INPUT PROSES OUPUT
PIS PK Meningkatkan Jangkauan Sasaran dan mendekatkan akses Pelayanan
Kesehatan, memantau dan mendampingi keluarga
11. Progres pelaksanaan
PIS PK
Permasalahan Untuk
ditindaklanjuti
Meningkatkan capaian
dan keberhasilan PIS
PK
Pembinaan keluarga
terintegrasi dan
berkesinambungan
Komitmen daerah
Umpan balik
Implementasi PIS PK
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PISPK PADA
SETIAP TAHAPAN
12. HAMBATAN PELAKSANAAN PISPK TK. DINKES KAB/KOTA
Sumber data : Hasil Evaluasi Kemenkes th. 2021, Berdasarkan laporan dinkes kab/ko
13. HAMBATAN PELAKSANAAN PISPK TK. PUSKESMAS
Sumber data : Hasil Evaluasi Kemenkes th. 2021, Berdasarkan laporan dinkes kab/ko
14. JUMLAH KELUARGA MEI 2022 SUMENEP
PROBOLINGGO
312,714
332,950 333,947
PISPK STBM BPS
Sumber : laporan Puskesmas; monev STBM
17. KUNJUNGAN KELUARGA JAWA TIMUR MEI 2022
TOTAL COVERAGE
JATIM: 85,14%
KOTA
M
ADIUN
TRENGGALEK
M
AGETAN
KO
TA
SURABAYA
KEDIRI
KOTA
PASURUAN
M
OJOKERTO
PONOROGO
JOM
BANG
LUM
AJANG
BANYUW
ANGI
GRESIK
KOTA
BLITAR
SAM
PANG
SIDOARJO
TULUNGAGUNG
BANGKALAN
KOTA
BATU
KOTA
M
ALANG
100.00%
SUMENEP; 93.83%
Sumber : aplikasi KS V 2.0 dan monev STBM
18. 18
CAPAIAN 12 INDIKATOR SUMENEP
Keluarga mengikuti program KB *)
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *)
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
Pertumbuhan Balita dipantau
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
Penderita hipertensi yang berobat teratur
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *)
Keluarga sudah menjadi anggota JKN
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga
49.93%
66.33%
71.56%
72.33%
84.15%
52.57%
40.54%
02.62%
53.66%
38.13%
94.50%
85.11%
51.99%
66.98%
71.80%
72.55%
84.46%
53.67%
41.27%
03.03%
54.07%
39.34%
94.66%
86.03%
MEI 2022
JANUARI 2022
Sumber : aplikasi KS V 2.0 Mei 2022
26. DATA PISPK DAPAT MENUNJUKKAN JUMLAH KELUARGA di
KELURAHAN/KECAMATAN/KOTA
27. DATA PISPK DAPAT MENUNJUKKAN JUMLAH KELUARGA
DAN STATUS KESEHATANNYA
28. DATA PISPK DAPAT MENUNJUKKAN JUMLAH KELUARGA YANG
BERMASALAH DENGAN KESEHATAN
29. DATA PISPK DAPAT MENUNJUKKAN KARAKTERISTIK
KELUARGA DI DESA
No Variabel n %
1
Jumlah Anggota Keluarga Dewasa (
15 tahun)
1864 75.8
2 Jumlah PUS (15 49 tahun) 1283 52.2
3 Jumlah Anak Balita (12-59 bulan) 151 6.1
4 Jumlah Bayi (0-11 bulan) 49 1.9
5
Jumlah Keluarga yang memiliki Ibu
Hamil
8 0.3
30. DATA PISPK DAPAT MEMBERI GAMBARAN PENDERITA
HIPERTENSI dan SUSPEK
Hipertensi Ya % Tidak % Total
Didiagnosis Hipertensi oleh Petugas
Kesehatan
104 4.2 1760 71.6 1864
Didiagnosis hipertensi oleh Petugas
Kesehatan dan minum obat secara
terartur
37 35.6 67 64.4 104
Tidak Pernah didiagnosis menderita
hipertensi dan diukur tekanan darah
522 29.7 1238 70.3 1760
Tidak Pernah didiagnosis menderita
hipertensi tetapi mempunyai tekanan
darah sistole 140 mm Hg dan atau
diastole 90 mm Hg
149 28.55 373 71.45 522
31. Gambaran Penderita Hipertensi dengan tingkat
pendidikan
Pendidikan
HIPERTENSI
Ya % Tidak % Total
- Tidak pernah sekolah 0 0 8 100 8
- Tidak tamat SD/MI 48 13.9 297 86.1 345
- Tamat SD/MI 47 12.9 316 87.1 363
- Tamat SLTP/MTS 24 6.1 369 93.9 393
- Tamat SLTA/MA 26 3.9 641 96.1 667
- Tamat D1/D2/D3 2 15.4 11 84.6 13
- Tamat PT 0 0.0 22 100.0 22
- Lainnya 2 3.8 51 96.2 53
Total 149 8.0 1715 92.0 1864
32. Gambaran Penderita Hipertensi dengan
Kepesertaan JKN
KEPESERTAAN JKN
Total
T Y
DI DIAGNOSIS HIPERTENSI N T Y N T Y
KELURAHAN
Kel. A 623 2.032 20 2.836 10.840 119 16.470
Kel. B 153 543 11 592 1.876 21 3.196
Kel. C 850 2.479 31 5.502 19.036 126 28.024
Kel. D 205 675 21 458 2.319 51 3.729
Puskesmas 1.831 5.729 83 9.388 34.071 317 51.419
Keterangan:
T (Tidak), Y (Ya), N (Not Applicable)
34. Intervensi program berbasis pendekatan
wilayah (RW/RT)
Nama Bumil Bayi IDL
Suspek
TB
Hiper-
tensi
HT
berobat
Merokok KB
Air
Bersih
Jamban
Suspek
Covid
DM
Balita
Stunting
Dst
Desa A
RW 1 V V V V V V
RW 2 V V V V V
RW 3 V V V V V V V
RW 4
Desa B
RW 5
RW 6
RW 7
Catatan:
Tanda V menunjukkan ada masalah
Intervensi masalah hipertensi cukup dilakukan di RW 2 dan RW 3
Untuk kunjungan ke RW 1: pengelola program kesga dan PTM
Untuk kunjungan ke RW 2: pengelola program kesga, PTM dan PM
Untuk kunjungan ke RW 3: pengelola program kesga, PTM dan kesling
Program bisa melakukan intervensi tanpa kerumunan banyak orang
36. 15
Integrasi Antara Data PIS-PK dengan
Data Program/Lintas Sektor
Dalam rangka melihat hubungan antar variabel,
data antar indikator PIS-PK yang terkait dapat
disandingkan
demikian juga penyandingan dengan data terkait
di luar indikator PIS-PK.
37. 16
Indikator PIS-PK Indikator PIS-PK
Data Ibu Hamil Data Kepemilikan JKN
Data Hipertensi
Data Perilaku Merokok
Data suspek TB
Data TB berobat teratur (level keluarga)
Data ODGJ
Data akses dan perilaku jamban dan air bersih
Data pemantauan pertumbuhan Data Perilaku Merokok
Data akses dan perilaku jamban dan air bersih
Data suspek TB
Data TB berobat teratur (level keluarga)
Data kepemilikan JKN
Data persalinan di fasyankes Data kepemilikan JKN
Data Hipertensi Data Kepemilikan JKN
Data Merokok
Data ODGJ
Data Antar Indikator PIS-PK yang terkait
38. 17
Indikator PIS-PK Indikator Non PIS-PK
Data Ibu Hamil Data TB (agregat keluarga) (Formulir TB.01)
Data HIV program (agregat keluarga) SIHA
Data Hipertensi (P2PTM) (eCohort ibu)
Data DM (P2PTM)
Data COVID-19
Data BBLR
Data SI PTM (data faktor risiko :merokok, tingkat metabolic, dsb)
Data ASI Eksklusif Data stunting ePPBGM
Data wasting ePPBGM
Data underweight ePPBGM
Data IDL Data kelahiran bayi,
Data kunjungan neonatal
Data surveilen PD3I (untuk kasus difteri, dsb)
Data pemantauan pertumbuhan Data TB (agregat keluarga) (Formulir T)
Data eCohort anak
Data PIS-PK dengan Data Program/Lintas Sektor yang Terkait
40. PERSIAPAN
KUNJUNGAN
KELUARGA
PELAKSANAAN
INTERVENSI
LANJUT
BERKELANJUTAN
ANALISIS HASIL
DAN PENYUSUNAN
RENCANA
INTERVENSI
KUNJUNGAN
KELUARGA
ANALISIS HASIL
INTERVENSI
LANJUT
BERKELANJUTAN
INPUT DATA
Alur Penentuan Intervensi Lanjut Terintegrasi Lintas Program
Saat kunjungan keluarga, dikumpulkan informasi profil kesehatan keluarga (Prokesga), skrining/deteksi dini seperti Hipertensi, TBC dan
pemberian intervensi awal berupa KIE
Seluruh informasi Prokesga diinput ke Aplikasi KS dan dilakukan cleaning data.
Data PIS-PK dianalisis bersama dengan data program atau data lain yang terkait sebagai dasar penyusunan intervensi lanjut
Penyusunan rencana intervensi lanjut oleh tim Pembina keluarga bersama lintas program terkait dan menjadi bagian dari proses
manajemen Puskesmas. Rencana intervensi termasuk penegakan diagnosis terhadap kasus suspect yang terjaring (Hipertensi, TB,
gangguan jiwa).
Pelaksanaan intervensi lanjut dilakukan oleh Puskesmas, UKBM, maupun lintas sektor terkait dengan sasaran keluarga, kelompok
ataupun masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Intervensi dapat dilakukan melalui kunjungan keluarga, pelayanan di Puskesmas,
UKBM atau menggunakan media komunikasi elektronik secara berkelanjutan sampai masalah kesehatan teratasi. Untuk menggerakkan
dan memonitor pelaksanaan intervensi, Puskesmas menggunakan forum lokmin bulanan dan tribulanan.
Intervensi lanjut yang telah dilakukan akan mengubah status kesehatan keluarga sehingga dilakukan upating data indikator KS pada
aplikasi KS. Selanjutnya dianalisis perubahan cakupan 12 indikator dan IKS wilayah.
Adapun perubahan/perbaikan kondisi kesehatan sasaran maupun penambahan/pengurangan target sasaran ditindaklanjuti dengan
editing data pada aplikasi KS
Pengisian Prokesga
Skrining/deteksi dini
Intervensi awal berupa KIE
Input data Prokesga ke
Aplikasi KS
Cleaning data
Analisis Data (Inarata/SPSS)
Komunikasi data LP
Penyusunan rencana
intervensi terintegrasi LP dan
Manajemen Puskesmas
Intervensi keluarga, kelompok,
wilayah
Pelaksanaan oleh Puskesmas,
UKBM, LS
Penggerakan pelaksanaan dan
monev pelaksanaan di Lokmin
Editing dan updating data
Cakupan 12 indikator, IKS
41. PENETAPAN SASARAN
PROGRAM
PISPK PROGRAM
Hasil kunjungan keluarga
Setiap sasaran dipastikan sesuai
standar program
Sasaran yang tidak sesuai
program di keluarkan.
Sasaran sesuai program,
dipertahankan dan segera
diintervensi lanjut
Sasaran sesuai program, dicatat di
sistem pencatatan dan pelaporan
program.
Segera di berikan tidak lanjut sesuai
program sesuai intervensi lanjut
terintegrasi LP-LS (Pengobatan, KIE
lebihlanjut,perbaikanpelayanan)
Dilakukan Edit informasi
kesehatan sasaran setelah
perbaikan kondisi sasaran
sesuai program dan DO PISPK
Program mencapai target yang
ditetapkan
42. Hasil Analisis Data PIS-PK
TIM
PEMBINA
KELUARGA
Terduga: gejala & tanda
Intervensi lanjut
sesuai standar
program
Bermasalah kesehatan
- Klarifikasi data
- Penegakan
diagnosis di
Puskesmas atau
kunjungan ke
rumah kembali
Anjuran untuk datang
ke Puskesmas untuk
penegakan diagnosis
Hasil positif/
bermasalah
Hasil negatif/ tidak
bermasalah
- Edukasi/KIE
- Libatkan keluarga dalam
tatalaksana masalah
kesehatan yang
ditemukan
- Anjuran untuk datang ke
Puskesmas atau UKBM
Keterangan TIM TEKNIS PROGRAM
koordinasi
Alur Intervensi Terintegrasi Tim Pembina Keluarga dan Tim Teknis Program
Sasaran program
Lakukan edukasi
pencegahan masalah
kesehatan di keluarga
Update nilai iks pada
aplikasi keluarga
sehat
Update nilai IKS pada aplikasi
keluarga sehat bila masalah
kesehatan sudah teratasi dan
atau terkontrol
44. Pembina Keluarga
(tenaga kesehatan)
Pengelola Program
(nakes dengan kemampuan teknis
program)
Manajer
KLINIS (Dokter)
INSTITUSI
(Kepala Puskesmas)
Pendataan
Analisa
Intervensi awal prom/ prev
(penyuluhan)
Maintenance
Intervensi Lanjut
PISPK di Puskesmas
46. Integrasi Program dalam Intervensi Lanjut
Contoh Masalah Indikator Hipertensi
Program
PTM
Gizi
Kesling
Perkesmas
Pemeriksaan suspek dan pengobatan
sasaran yang belum berobat teratur
Pemeriksaan kondisi
tempat tinggal rumah
sehat
Pemeriksaan status gizi
pada penderita
Hipertensi
Mengubah tingkat
kemandirian keluarga
Kolaborasi dgn pj program,
dokter, kesling dan gizi dlm
penanganan kasus tsb.
47. Memberikan intervensi lanjut
Intervensi lanjut dikoordinasikan dengan Puskesmas
KLINIK
PRATAMA
Pelayanan spesialistik sbg Intervensi lanjut
hasil kunjungan keluarga didukung oleh
sistem rujukan
Pembinaan dalam hal teknis medis dikoordinasikan
oleh Dinkes Kab/Kota
Bila diperlukan , RS bekerja sama dengan Dinkes
Kabupaten/Kota mengembangkan telemedicine
RUMAH SAKIT
melaksanakan UKM dan UKP,
Pelaksana Kunjungan Keluarga
47
PUSKESMAS
PRAKTIK MANDIRI
dr, drg, Bidan/Tenaga kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan primer
Fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan
KLINIK UTAMA
Menindaklanjuti hasil kunjungan keluarga
Penanggung jawab kesehatan
di wilayah kerja
PERAN FASYANKES DALAM PIS-PK
#2: Yang dimaksud dengan Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga.
Sehingga Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari data & informasi dari profil kesehatan keluarga (sehingga datanya valid) dan memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap 12 indikator seperti yang terdapat pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya Puskesmas akan melakukan analisis terhadap hasil pendataan dan merencanakan upaya intervensi yang dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa pendataan/sensus saja.
Tujuan Pendekatan Keluarga:
1. Mengintegrasikan seluruh program di puskesmas
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif
3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota
4. Mendukung pelaksanaan JKN
5. Mendukung tercapainya program indonesia sehat
#3: Bagaimana mekanisme integrasi antara Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Puskesmas?
UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM juga salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan berbasis pada potensi sumberdaya yang tersedia dan atau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang efektif. Hal ini karena ketika saat kunjungan rumah terdapat anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan, dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Selain itu, keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lainnya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional Puskesmas.
#6: Yang dimaksud dengan Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga dan langsung diberikan intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan setiap keluarga.
Sehingga Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi setiap keluarga di wilayah kerjanya.
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari informasi kesehatan setap anggota keluarga dari profil kesehatan keluarga (sehingga informasinya valid) dan memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap 12 indikator seperti yang terdapat pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya Puskesmas akan melakukan analisis terhadap hasil kunjungan keluarga dan merencanakan upaya intervensi lanjut yang dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa pendataan/sensus saja.
Tujuan Pendekatan Keluarga:
1. Mengintegrasikan seluruh program di puskesmas
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif
3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota
4. Mendukung pelaksanaan JKN
5. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat
#8: Sesuai Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, terdapat 12 indikator yang pencapaiannya harus 100%. Sebagian besar indikator SPM Bidang Kesehatan beririsan dengan 12 Indikator Keluarga Sehat. Terdapat 8 Indikator Keluarga Sehat terkait dengan Indikator SPM. Empat (4) indikator Keluarga Sehat yang tidak terkait dengan SPM adalah merokok, jamban sehat, akses terhadap air bersih dan anggota JKN.
Sehingga jika pendekatan keluarga ini dilaksanakan dengan baik maka akan meningkatkan capaian SPM kabupaten/kota. SPM ini merupakan hal penting karena merupakan nilai kinerja dari kepala daerah (Bupati dan Walikota). Hal ini dapat digunakan sebagai media advokasi kepada kepala daerah untuk mendukung pendekatan keluarga ini.
Di dalam mewujudkan pencapaian SPM, perlu melibatkan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).