More Related Content
Similar to 2023.01.26 Roadmap Blue Economy - Bitung.pptx (20)
Recently uploaded (20)
2023.01.26 Roadmap Blue Economy - Bitung.pptx
- 1. Peta Jalan Ekonomi Biru Kementerian Kelautan dan Perikanan
- 2. Luas perairan 6,4 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 108.000 km, serta diapit dua samudera (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia) Potensi sumber daya ikan mencapai 12,01 juta ton/tahun. Memiliki 21% luasan mangrove dunia (3,49 juta ha) Padang lamun terluas di dunia (potensi : 8,385 - 18,344 juta ha) POTENSI Kondisi Saat Ini Angka Konsumsi Ikan Nasional meningkat 5,13% per tahun, dan mencapai 55,37 kg/kapita (2021) Volume ekspor perikanan mencapai 1,66 juta ton (2021) 2,8% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional berasal dari sektor kelautan dan perikanan Interaksi dengan sektor lain menjadi tantangan pemanfaatan sumber daya laut Kondisi Sumberdaya Laut Indonesia
- 3. Perluasan Kawasan Konservasi Laut Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Pengembangan Budidaya Pesisir, Laut, dan Darat yang Ramah Lingkungan Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Pengelolaan Sampah Plastik di Laut 5(lima) Kebijakan Ekonomi Biru Mewujudkan keseimbangan antara dua aspek yang terkait dalam ekosistem kelautan, yaitu ekologi dan ekonomi. Ekonomi biru tidak hanya melihat potensi kelautan sebagai komoditas ekonomi, tetapi sangat menekankan kepada pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup di dalam ekosistem laut secara keseluruhan. Ekonomi Biru
- 4. 28,4 juta ha (8,7% luas total perairan) Kawasan konservasi per tahun 2021 : <30% Kawasan konservasi saat ini hanya melindungi 47% Kawasan belum ditetapkan Keputusan Menteri 59% Kawasan memiliki level pengelolaan minim <5% <2% padang lamun zona inti pemijahan ikan Kebijakan Perluasan Kawasan Konservasi Laut 01 2030 : Lamun 58 ribu ha Mangrove 211 ribu ha Terumbu Karang 1,2 juta ha 32,5 juta ha (10% luas perairan) 97,5 juta ha (30% luas perairan) Melindungi : Meningkatnya Kadar Serapan Karbon sebanyak 188 juta tCO2eq Menjaga Aset Ekosistem Laut senilai Rp 333 T/tahun 1. Menetapkan Kawasan Baru 2. Melindungi Kawasan Cadangan Karbon 3. Melindungi Keanekaragaman Hayati 4. Meningkatkan Kualitas Konservasi 30% Zona Inti pemijahan ekosistem penting laut, meliputi : Memberikan manfaat : Kondisi Saat Ini Target 2045 : Luas Kawasan Konservasi Kawasan konservasi Kawasan konservasi laut diperluas untuk melindungi ekosistem laut penting Cara Pencapaian
- 5. Target Legal, Reported, Regulated Fishing Kapal perikanan yang memiliki dokumen yang lengkap, sah, dan aktif Pemerataan distribusi ekonomi Kegiatan dari hulu ke hilir terjamin mutunya dan berdaya Saing Sistem pendataan hasil tangkapan yang baik Proses ketelusuran hasil produk perikanan yang mudah Pengendalian pemanfaatan masih menggunakan input control Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing Pengendalian/kontrol terhadap jumlah kapal belum optimal Rantai bisnis yang masih panjang dan tidak efisien; Pembangunan ekonomi terpusat di Jawa Proses penangkapan dan penanganan ikan yang buruk Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur berbasis Kuota 02 1. Pengendalian Pemanfaatan Menggunakan output control (Penangkapan ikan berdasarkan kuota atau jumlah ikan yang boleh ditangkap) 2. Mendaratkan ikan pada zona penangkapan ikan terukur sesuai dengan izin yang diberikan 3. Sistem pendataan dengan teknologi informasi 4. Pengawasan terintegrasi berbasis satelit, spasial dan IOT 5. Penyediaan sarana prasarana pelabuhan pendaratan ikan 6. Peningkatan Nilai Tambah dan Akses Pasar 7. Pembangunan kampung nelayan maju Kondisi Saat Ini Cara Pencapaian
- 6. Sumber protein didominasi (68%) oleh hasil budidaya Produktivitas budidaya masih rendah (contoh : produksi udang 0,6 ton/ha/tahun) Kondisi lingkungan yang tidak baik dan pencemaran laut akibat aktivitas budidaya yang tidak bertanggung jawab 40-75% biaya operasional produksi perikanan budidaya untuk pakan, dan mayoritas bahan baku impor Belum semua kegiatan budidaya memanfaatkan lahan sesuai peruntukannya Minimnya ketersediaan bibit/benih unggul Komoditas unggulan berorientasi ekspor 1. Implementasi budidaya pesisir menggunakan sistem modelling 2. Revitalisasi kawasan budidaya 3. Penerapan teknologi budidaya ramah lingkungan (IPAL, tandon komunal) 4. Penyediaan bibit/benih unggul 5. Penggunaan pakan berbahan baku lokal dan non ikan 6. Peningkatan kapasitas SDM, nilai tambah dan daya saing produksi serta pengawasan sumberdaya Produktivitas budidaya yang meningkat (contoh: produksi udang 40 ton/ha/tahun) Penggunaan bibit/benih bermutu Lingkungan laut dan budidaya yang sehat Harga pakan terjangkau dan berbahan dasar non-ikan Kondisi Saat Ini Cara Pencapaian Target Kebijakan Pengembangan Budidaya Laut, Pesisir Dan Darat yang Ramah Lingkungan 03 Udang Lobster Kepiting Rumput Laut Nila Patin
- 7. Kondisi Saat ini Cara Pencapaian Target Pelanggaran aturan yang mengakibatkan kerusakan ekosistem: penambangan, perubahan alih fungsi lahan, pemanfaatan secara nomine, pembangunan reklamasi yang merusak lingkungan Degradasi ekosistem pesisir: degradasi mangrove, terumbu karang, dan lamun Kondisi saat ini 1. Identifikasi potensi dan ancaman kerusakan 2. Penyusunan RTR Terintegrasi 3. Rehabilitasi/restorasi ekosistem 4. Pengurangan risiko bencana 5. Penyusunan NSPK 6. Penguatan kelembagaan Masyarakat 7. Pemanfaatan sumber daya pesisir berkelanjutan 8. Pengawasan kepatuhan Pelaku Usaha 53% Pesisir berada dalam kondisi kritis 455 Pulau-Pulau Kecil terabrasi 29,9 k Ha Mangrove dalam kondisi kritis 42,23 % dari 293,4 ribu Ha Lamun berada dalam kondisi buruk 9 Pulau-Pulau Kecil Terluar terabrasi Memperbaiki pulau kecil yang rusak (111 Pulau Terluar , 455 Pulau Kecil Krirtis, 1.215 Pulau Kecil Berpenduduk) Melindungi ekosistem Pulau-pulau Kecil Terluar, Pulau Kecil < 100 km2, dan pesisir (Pulau Terluar, Pulau Kecil, Pesisir Terabrasi, Dokumen RTR) Membatasi Pemanfaatan Ekstraktif (Revisi NSPK, Pengembangan SDM KP, Pemanfaatan Sumber Daya Berkelanjutan) Monitoring dan Evaluasi (pengawasan dan penanganan pelanggaran) Kebijakan Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 04
- 8. S Kondisi Cara Pencapaian Target Kondisi Sampah Laut Indonesia Posisi Indonesia terkait Sampah Plastik Laut Penghasil sampah plastik nomor 6 dunia (9.128 ribu ton) Peringkat 2 kontributor sampah plastik laut (480 1.290 ribu ton/tahun) Data Sampah Laut Nasional 270-590 ribu ton/tahun sampah plastik masuk ke laut Indonesia Estimasi sampah sektor KP 75,3 ribu ton/tahun Upaya pengurangan sampah plastik 2018-2021: 28,5% (2021 : 437 ribu ton) 1. Meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan 2. Menghentikan sampah yang masuk ke laut 3. Membersihkan sampah yang ada di laut 4. Memastikan Pemantauan, Pengawasan dan Penegakan Hukum Highlight Kegiatan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL): nelayan mengumpulkan sampah plastik selama 1 bulan Pembangunan Pusat Daur Ulang (PDU) di pesisir dan pulau-pulau kecil Pembangunan sarana dan prasana penanganan sampah di setiap PPS, PPN, PPP, dan PPI Penanganan sampah laut di Indo Pasifik Indonesia berada di dalam zona akumulasi sampah laut plastik terbesar (Great Pacific Garbage Patch) Negara penghasil sampah plastik #6 di dunia (2016: 9.128 ribu ton) (Law et al, 2020) Negara sampah plastik laut #2 di dunia (2010: 480 1.290 ribu ton/tahun) (Jambeck et al, 2015) Sampah plastik yang masuk ke laut Indonesia 270-590 ribu ton/tahun (LIPI, 2018) Pengurangan sampah plastik di laut 2018-2021 28,5% (2021: 437 ribu ton) (TKNPSL, 2022) Estimasi sampah plastik Sektor KP 75,3 ribu ton/tahun (12,7% dari total sampah laut)* (KKP, 2022) Kebijakan Pengelolaan Sampah Plastik di Laut 05 Laut Indonesia bebas sampah 2040 (0% sampah laut) Sinergi pentahelix (Pemerintah, Masyarakat, Akademisi, Pelaku Usaha, dan Media) untuk penanganan sampah plastik laut Terbentuk ekonomi sirkuler dalam penanganan sampah plastik
- 9. Belum ada alat ukur dan tracking tool untuk menilai kinerja blue economy dalam bentuk neraca antar waktu: luas, status, dan nilai ekosistem dan jasa lingkungan laut kontribusi laut terhadap ekonomi dampak kegiatan ekonomi terhadap laut kualitas kebijakan pengelolaan laut ocean economy yang komprehensif (beyond GDP) Neraca ekosistem, neraca arus ekonomi, dan neraca arus limbah ke lingkungan laut skala rinci pada lokasi prioritas dan skala makro secara nasional. Sistem aplikasi ocean accounting untuk: - perijinan pemanfaatan ruang laut dan sumberdayanya. - penetapan ganti rugi kerusakan sumberdaya laut - insentif dan alokasi anggaran ke daerah i) Konsolidasi data dan informasi, ii) Koordinasi dan kolaborasi lintas stakeholder, iii) Menyiapkan regulasi, norma/standar, dan pedoman, iv) Mengembangkan percontohan di lokasi representasi (kawasan konservasi, sentra perikanan, kawasan pemanfaatan ruang laut, pulau-pulau kecil), v) Menyusun system aplikasi nasional, Kondisi Saat Ini Cara Pencapaian Target Penutup Penyusunan Neraca Sumberdaya Laut Ocean Accounting
- 10. TERIMA KASIH