1. Dokumen tersebut membahas tentang pemenuhan nutrisi pada berbagai kelompok usia mulai dari neonatus, bayi, balita, hingga anak pra sekolah. Nutrisi yang dianjurkan berupa ASI eksklusif untuk neonatus dan bayi, sedangkan untuk balita dan anak pra sekolah disarankan makanan pendamping bergizi.
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
油
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas bidan di komunitas dan praktek mandiri. Tugas utama bidan komunitas meliputi pelaksanaan asuhan kebidanan standar profesional, pengelolaan pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta pendidikan untuk klien, keluarga, dan masyarakat. Bidan praktek mandiri berperan memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti konseling, perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas serta imunisasi
Dokumen tersebut membahas tentang standar pendidikan bidan di Indonesia, dimulai dari sejarah perkembangan pendidikan bidan dan berbagai program pendidikan bidan yang pernah ada, serta uraian mengenai 9 standar pendidikan bidan yang meliputi lembaga pendidikan, falsafah, organisasi, sumber daya pendidikan, pola pendidikan, kurikulum, tujuan pendidikan, proses pendidikan, dan hasil belajar."
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien abortus. Abortus adalah proses berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Terdapat beberapa klasifikasi abortus yaitu abortus spontan, provokatus, dan komplikasinya seperti perdarahan dan infeksi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes kehamilan
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi dan tingkat maserasi kematian janin. Kematian janin dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan masa kehamilan, yaitu golongan I (kematian sebelum 20 minggu), golongan II (kematian antara 20-28 minggu), golongan III (kematian sesudah 28 minggu), dan golongan IV (kematian yang tidak termasuk golongan sebelumnya). Tingkat maserasi janin terdiri dari maserasi grade 0 h
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep nifas normal dan asuhan kebidanan pada masa nifas. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa masa nifas adalah masa pemulihan organ reproduksi setelah persalinan selama kurang lebih 6 minggu, meliputi proses involusi rahim, laktasi, dan perubahan fisiologi lainnya. Dokumen juga menjelaskan konsep asuhan kebidanan yang perlu diberikan selama masa nifas.
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
油
Partograf digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks dan penurunan kepala janin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah persalinan berjalan normal, mencatat kondisi ibu dan janin, serta mengambil keputusan klinis yang tepat. Penilaian dilakukan secara berkala dan mencakup aspek-aspek seperti kontraksi, denyut jantung janin, air ketuban, serta
Dokumen tersebut membahas kasus prolapsus tali pusat pada seorang wanita hamil 25 tahun. Berdasarkan pengkajian, wanita tersebut mengalami prolapsus tali pusat jenis tali pusat terkemuka dimana tali pusat berada di bawah bagian janin sedangkan ketuban masih utuh. Tindakan selanjutnya adalah memasang infus dan merujuk ke rumah sakit serta berkolaborasi dengan dokter kandungan
Rupture uteri adalah robekan pada dinding rahim yang disebabkan oleh kelemahan otot rahim atau trauma selama persalinan. Rupture dibagi menjadi spontan yang disebabkan oleh kondisi rahim sebelum kehamilan, dan violent yang disebabkan cedera. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan dalam yang dapat meraba robekan. Pengobatan meliputi laparotomi untuk mengeluarkan janin dan plasenta, reparasi rahim jika memungkinkan, atau
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus preeklamsia. Preeklamsia merupakan keadaan kehamilan dimana terdapat tekanan darah tinggi beserta proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan preeklamsia. Diberikan pula contoh kasus preeklamsia beserta analisis data keperawatan yang mencakup diagnosis dan rencana tindakan.
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus selama kehamilan atau persalinan. Dokter umum harus mampu mendiagnosis dan merujuk kasus ini ke fasilitas perawatan lanjut. Bidan perlu segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan sambil mengatur infus cairan dan darah untuk mencegah komplikasi seperti syok dan sepsis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Kehamilan dimulai dengan fertilisasi antara sperma dan ovum, diikuti implantasi blastokis ke dinding rahim. Fertilisasi terjadi di tuba falopi ketika sperma yang bermotilitas tinggi bertemu dengan ovum yang matang, membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi blastokis yang menanamkan diri di endometrium untuk memulai kehamilan.
Dokumen ini membahas anatomi dan fisiologi payudara serta laktasi. Payudara terdiri atas korpus, areola, dan papila. Struktur mikroskopisnya terdiri atas lobus yang berisi alveolus untuk produksi ASI. Laktasi dipengaruhi hormon oksitosin yang dikeluarkan saat hisapan bayi. ASI diproduksi di alveolus dan disalurkan ke puting melalui duktus dan sinus.
Dokumen ini membahas tentang dilema etik dalam kebidanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dilema etik kebidanan antara lain perbedaan agama, hubungan bidan dengan klien dan dokter, serta prinsip-prinsip moral seperti otonomi, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan. Pemecahan dilema etik kebidanan dapat dilakukan dengan mengembangkan data dasar, mengidentifikasi konflik, mengusulkan alternatif, menentuk
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, ciri-ciri dan prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Modul ini juga menjelaskan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan tahap usia."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai posisi yang dapat digunakan saat melahirkan beserta keuntungan dan kekurangannya.
2. Ada beberapa posisi yang dibahas yaitu posisi miring, setengah duduk, berbaring, jongkok, duduk, berlutut, merangkak dan berdiri tegak.
3. Setiap posisi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri tergantung kondis
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien abortus. Abortus adalah proses berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Terdapat beberapa klasifikasi abortus yaitu abortus spontan, provokatus, dan komplikasinya seperti perdarahan dan infeksi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes kehamilan
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi dan tingkat maserasi kematian janin. Kematian janin dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan masa kehamilan, yaitu golongan I (kematian sebelum 20 minggu), golongan II (kematian antara 20-28 minggu), golongan III (kematian sesudah 28 minggu), dan golongan IV (kematian yang tidak termasuk golongan sebelumnya). Tingkat maserasi janin terdiri dari maserasi grade 0 h
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep nifas normal dan asuhan kebidanan pada masa nifas. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa masa nifas adalah masa pemulihan organ reproduksi setelah persalinan selama kurang lebih 6 minggu, meliputi proses involusi rahim, laktasi, dan perubahan fisiologi lainnya. Dokumen juga menjelaskan konsep asuhan kebidanan yang perlu diberikan selama masa nifas.
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
油
Partograf digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks dan penurunan kepala janin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah persalinan berjalan normal, mencatat kondisi ibu dan janin, serta mengambil keputusan klinis yang tepat. Penilaian dilakukan secara berkala dan mencakup aspek-aspek seperti kontraksi, denyut jantung janin, air ketuban, serta
Dokumen tersebut membahas kasus prolapsus tali pusat pada seorang wanita hamil 25 tahun. Berdasarkan pengkajian, wanita tersebut mengalami prolapsus tali pusat jenis tali pusat terkemuka dimana tali pusat berada di bawah bagian janin sedangkan ketuban masih utuh. Tindakan selanjutnya adalah memasang infus dan merujuk ke rumah sakit serta berkolaborasi dengan dokter kandungan
Rupture uteri adalah robekan pada dinding rahim yang disebabkan oleh kelemahan otot rahim atau trauma selama persalinan. Rupture dibagi menjadi spontan yang disebabkan oleh kondisi rahim sebelum kehamilan, dan violent yang disebabkan cedera. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan dalam yang dapat meraba robekan. Pengobatan meliputi laparotomi untuk mengeluarkan janin dan plasenta, reparasi rahim jika memungkinkan, atau
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus preeklamsia. Preeklamsia merupakan keadaan kehamilan dimana terdapat tekanan darah tinggi beserta proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan preeklamsia. Diberikan pula contoh kasus preeklamsia beserta analisis data keperawatan yang mencakup diagnosis dan rencana tindakan.
Ruptur uteri adalah robeknya dinding uterus selama kehamilan atau persalinan. Dokter umum harus mampu mendiagnosis dan merujuk kasus ini ke fasilitas perawatan lanjut. Bidan perlu segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan sambil mengatur infus cairan dan darah untuk mencegah komplikasi seperti syok dan sepsis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Kehamilan dimulai dengan fertilisasi antara sperma dan ovum, diikuti implantasi blastokis ke dinding rahim. Fertilisasi terjadi di tuba falopi ketika sperma yang bermotilitas tinggi bertemu dengan ovum yang matang, membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi blastokis yang menanamkan diri di endometrium untuk memulai kehamilan.
Dokumen ini membahas anatomi dan fisiologi payudara serta laktasi. Payudara terdiri atas korpus, areola, dan papila. Struktur mikroskopisnya terdiri atas lobus yang berisi alveolus untuk produksi ASI. Laktasi dipengaruhi hormon oksitosin yang dikeluarkan saat hisapan bayi. ASI diproduksi di alveolus dan disalurkan ke puting melalui duktus dan sinus.
Dokumen ini membahas tentang dilema etik dalam kebidanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dilema etik kebidanan antara lain perbedaan agama, hubungan bidan dengan klien dan dokter, serta prinsip-prinsip moral seperti otonomi, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan. Pemecahan dilema etik kebidanan dapat dilakukan dengan mengembangkan data dasar, mengidentifikasi konflik, mengusulkan alternatif, menentuk
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, ciri-ciri dan prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Modul ini juga menjelaskan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan tahap usia."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai posisi yang dapat digunakan saat melahirkan beserta keuntungan dan kekurangannya.
2. Ada beberapa posisi yang dibahas yaitu posisi miring, setengah duduk, berbaring, jongkok, duduk, berlutut, merangkak dan berdiri tegak.
3. Setiap posisi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri tergantung kondis
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Operator Warnet Vast Raha
油
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan pada Ny. D dengan post partum normal di wilayah kerja Puskesmas Delanggu Klaten. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, tinjauan teori mengenai post partum normal seperti pengertian, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, adaptasi fisiologis dan psikologis, diagnose keperaw
Referat fisiologi menstruasi dan kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, s...Adeline Dlin
油
Referat ini membahas fisiologi menstruasi dan kehamilan. Pembahasan meliputi anatomi organ reproduksi perempuan seperti ovarium, tuba falopi, dan uterus. Juga dijelaskan tiga fase siklus ovarium yaitu fase folikuler, ovulasi, dan luteal. Pada fase folikuler terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel sebelum akhirnya terjadi pelepasan ovum pada fase ovulasi.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan, meliputi 4 tahapan (kala) persalinan dan perubahan fisiologis yang terjadi pada setiap kala tersebut. Kala pertama adalah kala pembukaan, kala kedua pengeluaran janin, kala ketiga pengeluaran plasenta, dan kala keempat pengawasan. Dokumen ini juga menjelaskan teori penyebab persalinan dan bentuk persalinan
4. ASUHAN PADA IBU DAN BAYI PADA MASA INTRAPARTUM TANPA KOMPLIKASI, LINGKUNGA...purwoketocilacap
油
ASUHAN PADA IBU DAN BAYI PADA MASA INTRAPARTUM TANPA KOMPLIKASI, LINGKUNGAN BERSALIN OPTIMAL, HUBUNGAN BIDAN DAN IBU KALA 2 MENUNGGU DAN FISIOLOGI KALA 3
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan untuk ibu intranatal dan persalinan, mulai dari fase laten aktif hingga fase pengawasan pascapersalinan. Terdapat 4 kala persalinan yang masing-masing memuat pengkajian, lingkup masalah, dan tindakan keperawatan yang sesuai. Dokumen ini memberikan panduan lengkap mengenai proses dan asuhan persalinan normal pada ibu.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait persalinan, penyebab mulainya persalinan, fase-fase dalam kala satu persalinan, anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan tahapan persalinan normal mulai dari pembukaan serviks hingga keluarnya janin dan plasenta serta pentingnya melakukan anam
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait, penyebab mulainya persalinan, berlangsungnya persalinan normal yang terdiri atas 4 kala, tanda-tanda dimulainya persalinan, dan langkah-langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan aman.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang terdiri dari beberapa kala. Kala pertama dimulai dari pembukaan serviks hingga 10 cm dan terbagi atas fase laten dan aktif. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu diperlukan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan janin serta menentukan tindakan selanjutnya.
Dokumen tersebut merupakan laporan pendahuluan dan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan persalinan kala I fase aktif. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, fisiologi, fase-fase, tanda bahaya, manajemen, dukungan, dan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu selama persalinan kala I.
1. Intranatal care merujuk pada peristiwa yang berakhir dengan kelahiran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disertai dengan keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
3. Ada beberapa istilah yang terkait dengan persalinan sepert
Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi dan mekanisme persalinan normal serta malpresentasi janin, termasuk definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Juga dibahas tentang diagnosis dan komplikasi dari presentasi sungsang.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin menurut 7 langkah Varney. Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan kebidanan yang mandiri pada kasus normal serta konsultasi dan kolaborasi pada kasus komplikasi. Dibahas pula tentang pengertian, etiologi, fisiologi keempat kala persalinan, delapan belas penapisan, serta faktor yang mempengaruhi persalinan."
Dokumen ini membahas proses persalinan pasien bernama Ny. M di Bidan Praktek Swasta Bunda Delima. Ny. M berusia 40 tahun dan sedang hamil 37 minggu 4 hari. Ia datang dengan keluhan nyeri perut tembus belakang. Bidan melakukan pemeriksaan dan menetapkan diagnosis kehamilan 37 minggu 4 hari. Ia dipantau selama proses persalinannya.
1. LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL
I. PENGERTIAN
Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. (Rustam Mohtar, 1998)
II. SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi.
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot otot polos rahim
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
2. 4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
III. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN
a. Lightening /setting/dropping yaitu kepala turun memasuki PAP,terutama
pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar ,fundus uteri menurun
c. Perasaan sering atau susah kencing karena tertekan oleh bagian terbawah
janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus kadang-kadang disebut fase labor pains
e. Serviks menjadi lembek,mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah.
3. IV. WOC
KALA I
Penurunan kadar progesterone, peningkatan kadar
oksitosin, keregangan otot-otot rahim, pengaruh janin,
prostagladin yang diberikan secara intravena, plasenta tua
Kontraksi uterus
Nyeri perut bagian bawah,
penyebaran daerah
punggung dan paha
Korteks serebri
Saraf spinal T XI dan T
XII
Dilatasi, penipisan serviks,
iskemik rahim
Kurang pengetahuan
Kurang informasi
mengenai berapa
lama nyeri, cara
mengatasi nyeri
dan cemas ibu
Risiko
kelelahan
Peningkatan
metabolisme
Risiko gangguan
pertukaran gas janin
Penurunan O2
kedalam plasenta
Nyeri
4. KALA II
Kala II
Kontraksi uterus
Dorongan fetus ke
uterus dan servik
Regangan pada uterus
dan servik meningkat
Dorong kuat pada janin
ke arah servik dan
perineum
Kelelahan ibu pada kala I
Upaya meneran lemah
dan terputus-putus
Tahanan servik terhadap
janin
Perangsangan reseptor nyeri pada
uterus dan servik
Terjadi peregangan yang
sangat besar di daerah
servik dan perineum
Janin terjepit jalan lahir
Nyeri
Risiko kerusakan
integritas kulit (ibu)
Risiko cedera janin
5. KALA IV
Atonia uteri
Kontraksi uterus
menurun
Rest plasenta
Pendarahan
(> 500 cc)
Robekan jalan lahirEpisiotomi
Terjadi luka
Iritasi mekanik pada saraf
dan jaringan
Pelepasan
neurotransmitter nyeri
Partus kala IV
Substansi P, serotonin,
prostaglandin keluar
Masuk ke
serabut afferen
Diterima di kornu
dorsalis medulla spinalis
Korteks serebri
Persepsi nyeri
Risiko kekurangan
volume cairan
Nyeri akut
6. V. TANDA-TANDA IN PARTU
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah.
7. d. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar.
VI. FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL
Proses persalinan terdiri dari empat kala, yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah servik mulai
membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis
servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi menjadi 2 fase :
1. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung 7-8
jam.
2. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 subfase, yaitu :
a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
b) Pembukaan dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm
c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 atau lengkap.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir lebih cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun
dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflek menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum, sehingga merasa
seperti mau BAB dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his mengedan yang terpimpin
8. dan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 遜 - 2 jam, pada
multi 遜- 1 jam.
c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus
uteri sehingga pusat uteri menjadi tebal 2x sebelumnya. Dalam waktu 5-10 menit seluruh
plasenta terlepas.
d. Kala IV
Pengaluasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir, mengamati keadaan ibu terutama
terhadap bahaya peradarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan
refraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obatan oksitosin.
VII. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kala I ( kala pembukaan )
1. Kala I ( fase laten )
Pengkajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.
9. Prioritas Keperawatan
a) Mungkin kesiapan emosi dan fisik klien atau pasangan terhadap persalinan.
b) Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan normal
c) Mendukung kemampaun koping klien atau pasangan.
d) Mencegah komplikasi maternal atau janin.
Diagnosa Keperawatan
a) Risiko tinggi terhadap ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan, ketersediaan pilihan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
d) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e) Risiko tinggi terhadap koping individu tak efektif b/d ketidakadekuatan system
pendukung.
f) Risiko tinggi terhadap cedera janin b/d hipoksia jaringan atau hiperkapnia/ infeksi.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
1. Orientasikan klien pada lingkungan, staf, dan prosedur.
2. Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan.
3. Kaji tingkat dan penyebab ansietas
10. 4. Pantau nadi dan tekanan darah sesuai indikasi.
5. Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya
Diagnosa 2
1. Kaji persiapan, tingkat pengetahuan, dan harapan klien.
2. Beri informasi dan kemajuan persalinan normal.
3. Demontrasikan teknik pernafasan atau relaksasi dengan tepat untuk setiap fase
persalinan.
Diagnosa 3
1. Pantau masukan dan haluaran.
2. Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih sering bila suhu tinggi, pantau tanda-tanda
vital. DJJ sesuai indikasi.
3. Kaji produksi mucus dan turgor kulit.
4. Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
5. Pantau kadar hematokrit.
Diagnosa 4
1. Kaji latar belakang budaya klien.
2. Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik.
3. Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina.
4. Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi.
5. Kaji sekresi vagina, pantau tanda-tanda vital.
Diagnosa 5
11. 1. Melakukan manuver Leopold untuk memantau posisi janin berbaring.
2. Pantau DJJ secara manual.
3. Catat kemajuan persalinan.
4. Berikan perawatan perineal, ganti pembalut bila basah.
5. Kolaborasi pemberian O2 melalui masker wajah, bantu klien sesuai kebutuhan
siapkan untuk intervensi bedah.
B. Kala I (fase aktif)
Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang kemampuan
mengendalikan pernafasan.
c. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
e. Seksualitas
12. Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara)
Prioritas Keperwatan
a. Meningkatkan dan memudahkan kemajuan normal dari persalinan
b. Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
c. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin
Diagnosa dan Intervensi Keperwatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi jaringan/hipoksia.
Intervensi:
- Kaji derajat ketidaknyaman secara verbal dan nonverbal
- Bantu menggunakan teknik pernafasan dan relaksasi
- Bantu tindakan kenyamanan seperti gerak punggung/kaki
- Anjurkan klien berkemih 1-2 jam
- Dukung keputusan klien menggunakan obat-obatan atau tidak.
2. Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.
Intervensi:
- Palpasi di atas simpisis pubis
- Ralat dan bandingkan masukan dan haluaran
- Anjurkan upaya berkemih sedikitnya 1-2 jam
- Posisikan klien tegak dan cucurkan air hangat di atas perineum
- Ukur suhu dan nadi, kaji adanya peningkatan
- Kaji kekeringan kulit dan membrane mukosa
13. Evaluasi:
- Klien dapat bebas dari cedera kandung kemih
3. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
Intervensi:
- Tentukan pemahaman dan harapan terhadap proses persalinan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
- Beri anjuran kuat terhadap mekanisme koping positif dan bantu relaksasi
4. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas
gastrik.
Intervensi:
- Pantau aktivitas uterus secara manual
- Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi intensif
- Hindari meninggikan klien tanpa perhatian
- Tempatkan klien pada posisi tegak, miring ke kiri
- Berikan perawatan perineal selama 4 jam
- Pantau suhu dan nadi
- Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)
5. Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran
darah.
Intervensi:
- Kaji adanya kondisi yang menurunkan situasi uteri plasenta
14. - Pantau DJJ dengan segera bila pecah ketuban
- Instuksikan untuk tirah baring bila presentasi tidak masuk pelvis
- Pantau turunnya janin pada jalan lahir
- Kaji perubahan DJJ selama kontraksi
C. Kala I (Fase Deserelasi)
Pengkajian
a. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg, nadi meningkat.
b. Integritas ego
Perilaku peka, mengalami kesulitan mempertahankan kontrol memerlukan pengingat
tentang pernafasan.
c. Makan/cairan
Mual/muntah dapat terjadi.
d. Nyeri/ketidaknyamanan
Kontraksi uterus kuat, terjadi setiap 2-3 menit, ketidaknyamanan hebat pada masa area
abdomen dan sacral klien sangat gelisah, karena nyeri dan ketakutan, memar kaki dapat
terjadi.
e. Keamanan
Irama jantung janin dapat terdengar tepat di atas simpisis pubis.
f. Seksualitas
Diatas seviks 8-10 cm, tampilan darah dalam jumlah berlebihan.
15. Prioritas Keperawatan
a. Meningkatkan kesejahteraan janin dan maternal
b. Member dukungan fisik dan maternal
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b/d tekanan mekanik dari bagian presentasi
Intervensi:
- Kaji tingkat kenyamanan
- Pantau frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi uterus
- Berikan lingkungan yang tenang
- Pantau dilatasi servik
- Anjurkan klien untuk berkemih
- Pantau tanda vital dan DJJ
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d penurunan aliran darah vena.
Intervensi:
- Kaji tekanan darah dan nadi di antara kontraksi
- Perhatikan ada dan luasnya udema
- Catat masukan parentral dan oral dan haluaran
- Pantau tanda vital
Evaluasi:
- Klien akan mempertahankan tanda vital sesuai tahap persalinan
- Akan menunjukkan DJJ dalam batas normal
16. 3. Risiko terhadap kehilangan volume cairan b/d kehilangan cairan/hemorage berlebihan
Intervensi:
- Pantau tekanan darah dan nadi tiap 15 menit
- Kaji tingkat ansietas klien.
- Ukur suhu setiap 4 jam
- Catat haluaran dan masukan
- Ukur jumlah dan haluaran dan masukan
- Lepaskan pakaian yang berlebihan
- Kaji jumlah dan lokasi edema, kadar hematokrit dan perubahan prilaku
4. Keletihan b/d ketidaknyamanan atau nyeri ditandai dengan pengungkapan kemampuan
berkonsentrasi terganggu, emosi labil, perubahan kemampuan koping
Intervensi :
- Kaji derajat keletihan
- Sediakan lingkungan yang redup dan tidak membingungkan klien
- Pertahankan supaya klien tetap mendapatkan informasi tentang kemajuan persalinan
Evaluasi :
- Klien akan tampak rileks dan tenang
- Klien dapat melaporkan rasa nyeri terkontrol
B. Kala II ( Pengeluaran )
Pengkajian
a). Aktivitas / istirahat
17. - Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
b). Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c). Integritas ego
- Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d). Eliminasi
- Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e). Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kntraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
f). Pernafasan
- Peningkatan frekwensi pernafasan
g). Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervaginam
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
18. Diagnosa dan Intervensi
1. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi ditandai dengan pengungkapan
prilaku distraksi (gelisah), wajah menahan nyeri.
Intervensi :
- Identifikasi derajat ketidaknyamanan
- Berikan tanda/ tindakan kenyamanan seperti perawatan kulit, mulut, perineal dan alat-
alat tahun yang kering
- Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk mengedan
- Pantau tanda vital ibu dan DJJ
- Kolaborasi pemasangan kateter dan anastesi
Evaluasi :
- Klien akan dapat mengungkapkan penurunan nyeri
- Klien akan menggunakan teknik yang tepat untuk mempertahankan control istirahat
2. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena ditandai dengan variasi tekanan
darah, perubahan frekuensi nadi, penurunan haluaran urine dan bradikardi janin
Intervensi :
- Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5 15 menit
- Anjurkan pasien untuk inhalasi dan ekhalasi selama upaya mengedan
- Pantau DJJ setiap kontraksi
- Anjurkan klien / pasangan memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi
Evaluasi :
19. - Klien akan mempertahankan tanda vital yang tepat terhadap tahap persalinan
- Klien akan menggunakan teknik untuk peningkatan aliran balik vaskuler
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik
Intervensi :
- Bantu klien dan pasangan pada posisi tepat
- Bantu klien sesuai kebutuhan
- Kolaborasi epiostomi garis tengah atau medic lateral
- Kolaborasi terhadap pemantauan kandung kemih dan kateterisasi
Evaluasi :
- Klien tampak mengejan
C.Kala III ( pengeluaran placenta )
Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal
dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
20. c) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
d) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
Diagnosa dan intervensi keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang pembatasan masukan oral,
muntah.
Intervensi :
- Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi
- Kaji tanda vital setelah pemberian oksitosin
- Palpasi uterus
- Kaji tanda dan gejala shock
- Massase uterus dengan perlahan setelah pengeluaran plasenta
- Kolaborasi pemberian cairan parentral
Evaluasi :
- Klien dapat mendemontrasikan kontraksi adekuat dari uterus.
2. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
21. Intervensi :
- Palpasi fundus uteri dan massase dengan perlahan
- Kaji irama pernafasan
- Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan antiseptic
- Kaji prilaku klien dan perubahan system saraf pusat
- Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke laboratorium untuk menentukan golongan
darah bayi
- Kolaborasi pemberian cairan parenteral
3. Resiko tinggi terhadap proses keluarga b/d terjadi transisi (perubahan anggota keluarga)
Intervensi:
- Fasilitas interaksi antara klien atau pasangan dengan bayi baru lahir
- Beri klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi
- Diskusi proses normal dari persalinan tahap III
- Diskusi rutinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama
Evaluasi:
- Klien akan mendemonstrasikan perilaku yang menandakan kesiapan untuk berpartisipasi
secara aktif dalam proses mengedan
4. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan ditandai dengan penggunaan,
pengungkapan, perubahan tonus otot dan gelisah
Intervensi:
- Bantu penggunaan teknik pernapasan
- Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan
22. - Ganti pakaian dan liner basah
- Berikan selimut penghangat
- Kolaborasi perbaikan episiotomy
D. Kala IV
Pengkajian
a). Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b). Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (sampai 50-70 x/mnt). Tekanan darah bervariasi mungkin lebih
rendah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervaginam 600-800 ml untuk section
caesaria
c). Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d). Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e). Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f). Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
g). Nyeri/ketidaknyamanan
23. Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h). Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i). Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas
dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
1. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi atau peningkatan anggota keluarga
Intervensi:
- Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh bayi
- Anjurkan ayah untk menggendong bayi
- Observasi dan catat interaksi bayi
- Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan klien
2. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ ketegangan mioma uteri dari
mekanisme homeostatic
Intervensi:
- Tempatkan klien pada posisi rekumben
- Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartal
- Perhatikan jenis persalinan dan anastesi, kehilangan daripada persalinan
- Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15 menit
24. - Dengan perlahan massase fundus bila lunak
- Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lokhea
3. Nyeri akut b/d efek hormon, trauma mekanis/ edema jaringan, kelelahan fisik dengan
psikologis ansietas
Intervensi:
- Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan
- Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pascapartum
- Lakukan tindakan kenyamanan
- Anjurkan penggunaan teknik relaksasi
- Beri analgesic sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC
Manuaba, IB. 2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta: EGC
Wiknjosostro hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.