ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Rute Pemberian Obat Pasien &
Pemberian Obat Per-Oral
Oleh :
Tim Dosen Farmakologi (RMIK-D3)
Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Intruksional Umum
• Mahasiswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan mampu
menjelaskan dan menganalisis rute pemberian medikasi dengan
farmakoterapi
• Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip benar dalam
farmakotherapi
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
melalui per-oral
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
melalui per-parenteral
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
melalui per-topikal
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan
untuk gigi mulut
Apa saja yang akan dipelajari hari ini???
1. Penjelasan prinsip benar dalam pemberian
obat ke pasien
2. Penjelasan prinsip rute pemberian obat
3. Penjelasan prinsip rute pemberian per-oral
Contoh Daftar Pemberian Obat
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
Kasus pada Pemberian
Obat Pasien
Peran nakes dalam penggunaan obat
di RS
Medication error
PRESCRIBING 39%
TRANSCRIPTION 12%
DISPENSING 11%
ADMINISTERING 38%
Handwriting
Omission
Error
Terlambat/terlalu cepat
memberikan obat periode
berikutnya
Wrong Rate Error
Kecepatan tetesan obat infus
kurang atau berlebih
Unauthorized Drug
Error
Pasien membeli antibiotika
tanpa resep
Extra Dose Error Dosis ganda
Wrong Dose Error
Dosis lebih besar atau lebih kecil
dari yang diresepkan dokter
Wrong Route
Error
Cara pemberian keliru
Medication ErrorGORI ERROR
Feinberg, JL, ed. Med Pass Survey.. ASCP 1993
Wrong Time Error Interval pemberian obat keliru
Wrong Drug
Preparation Error
• Suspensi tidak dikocok,
• sediaan slow release
dijadikan puyer,
• incompatible,
• inadequate product
packaging
Wrong
Administration
Technique Error
• Injeksi tanpa metode steril,
• menggerus obat secara keliru
Deteriorated Drug
Error
Obat rusak, kadaluarsa, obat
tidak disimpan di lemari es
Medication Error
The ‘Swiss cheese’ model
(adapted from Reason, 1997)
PRINSIP 7 BENAR
•Benar Pasien
•Benar Obat
•Benar Dosis
•Benar Cara/Rute Obat
•Benar Waktu
•Benar Informasi
•Benar Dokumentasi
Benar Pasien & Pemakaian Gelang Resiko
• Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mencocokkan program pengobatan pada
pasien, nama, nomor register, alamat untuk mengidentifikasi kebenaran
obat.
• Hal ini penting untuk membedakan dua klien dengan nama yang sama,
karena klien berhak untuk menolak penggunaan suatu obat, dan klien
berhak untuk mengetahui alasan penggunaan suatu obat.
Positive
Identification
Benar Obat
• Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus
mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk
menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing.
• Jika pasien meragukan obatnya, maka petugas rumah sakit harus
memeriksanya lagi dan harus mengingat nama dan obat kerja dari obat
yang diberikan.
• Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya, petugas harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat
mengembalikan obat ke tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan,
dan ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat.
• Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
Lanjutan ....
• Selalu perhatikan nama dagang dan generiknya, serta waspada LASA
(Look Alike Sound Alike) dan NORUM (Nama Obat Rupa Mirip).
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
Hati-Hati juga....
Benar Obat
Sblm memberi obat, label pada botol atau kemasan obat harus
diperiksa tiga kali:
1. Saat membaca permintaan obat dan botol atau kemasan obat
diambil dari rak
2. Label botol atau kemasan obat dibandingkan dgn obat yang
diminta/sebelum menuang obat
3. Saat botol atau kemasan obat tersebut dikembalikan ke rak/setelah
menuang obat
Kalau Label Kagak kebaca gimana???
Bagaimana klo menerima instruksi lisan dari dokter ???
Bagaimana klo salah memberikan obat ???
Ini yg harus dipikirkan dan jadi perhatian semuanya termasuk PJRM
Benar Dosis
• Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar
perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok
khusus, gelas ukur, obat cair harus dilengkapi alat tetes.
• Beberapa hal yang harus diperhatikan:
• Cek Dosis yg diberikan oleh Dokter
• Perhatikan satuan dosis untuk minum obat
• Pemakaian Ukuran untuk Liquid adalah sendok teh, sendok makan,
gelas ukur, atau sendok takar
Benar Cara Pemberian
•Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang
berbeda dan rute obat yang diberikan diantaranya
inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral.
•Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh tempat kerja obat yang diinginkan, sifat
fisik dan kimiawi obat, kecepatan respon yang
diinginkan, dan keadaan umum pasien.
Benar Waktu
•Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan
berhubungan dengan kerja obat itu sendiri, maka
pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu
yang diprogramkan.
•Obat yg memiliki efektivitas tertentu untuk mencapai
atau mempertahankan kadar di dalam darah yg
memadai, terutama harus diberikan pada waktu yg tetap
•Sebelum makan  1 jam sebelum makan (ab)
Benar Informasi
• Tanggung Jawab Dokter adalah memberikan obat yang
sesuai dengan diagnosa medis yang ditegakkan baik itu Dx
Utama dan Dx Sekunder atau Komorbidnya, serta
menjelaskan terlebih dahulu ketika bertemu pasien untuk
menuliskan resepnya
• Tanggungjawab perawat adalah memastikan pasien aman
dan terpenuhi kebutuhan dasar akan pengobatan dari
dokternya, dan mendampingi pasien ketika konsumsi obat.
• Tanggungjawab farmasi adalah menjelaskan informasi
sejelasnya kepada pasien dari segala aspeknya.
Benar Dokumentasi
• Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di
rumah sakit.
• Petugas harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat
yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Petugas
harus mendokumentasikan kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute,
dan dosis setelah obat itu diberikan.
• Semua ttg pengobatan harus segera mungkin di dokumentasikan, yg
meliputi : nama obat, dosis, rute (t4 suntikan), waktu, taggal, inisial atau
ttd perawat dan reaksi pasien.
• Apabila pasien menolak harus segera didokumentasikan dan diberikan
form refussal dan akibat penundaan juga harus dikonsultasikan dan
dicatat
Rute pemberian obat harus berdasarkan
urgensinya, yg diperhatikan :
1. Lama tidaknya masa kerja obat maupun kerja awal yang dikehendaki
2. Stabilitas obat yang melewati bagian tubuh tertentu
3. Keamanan relatif dalam penggunaan elalui berbagai macam rute
4. Rute yang tepat, menyenangkan dan dikehendaki
5. Harga obat dan urgensi pemakaiannya
6. Keadaan Pasien, dan banyak lainnya
Efek sistemik & Efek lokal ????
Efek sistemik
diperoleh dari
rute pemberian:
Oral melalui saluran
gastrointestinal atau
rectal
Parenteral dengan
cara intravena, intra
muskular, subkutan
inhalasi langsung
kedalam paru-paru
Efek lokal
diperoleh dari
rute pemberian:
Intaokular (oculer),
Intranasal (nasalis),
Aural (auris) dengan
jalan diteteskan.
Intrarespiratoral,
berupa gas yang
masuk ke paru-paru,
seperti inhalasi, tetapi
beda mekanisme
Rektal, Uretral dan
Vaginal dengan jalan
dimasukkan.
Rute Obat
Untung-Rugi pake Oral Drugs ???
Keuntungan
• Merupakan salah satu cara
pemakaian obat melalui mulut
dan akan masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pencernaan.
• Rute oral bertujuan untuk terapi
dan memberikan efek sistemik
yang dikehendaki.
• Rute oral merupakan cara
mengkonsumsi obat yang dinilai
paling mudah dan
menyenangkan, murah serta
umumnya paling aman
Kerugian
• bioavailibilitasnya banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor,
• iritasi pada saluran cerna,
• perlu kerjasama dengan penderita (tidak
dapat diberikan pada penderita koma),
• timbul efek lambat,
• tidak bermanfaat untuk pasien yang
sering muntah, diare, tidak sadar, tidak
kooperatif;
• Untuk obat iritatif rasa tidak enak
penggunaannya terbatas, obat yang
inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus
tidak bermanfaat (penisilin G, insulin),
absorpsi obat tidak teratur.
Mekanisme kerja Obat  3 Fase
Fase Farmasetik
Fase Farmakokinetik
Absorbsi
Fase Farmasetik (Disolusi)
• Sekitar 80% obat diberikan melaui mulut; oleh karena itu, farmasetik (disolusi)
adalah fase pertama dari kerja obat.
• Dalam saluran gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar dapat
diabsorsi. Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi
menjadi partikel-partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan proses
ini dikenal sebagai disolusi. Tidak 100% dari sebuah tablet merupakan obat.
• Obat-obat dengan enteric-coated, EC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi
oleh asam lambung, sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam
suasana basa di dalam usus halus.
• Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama;
sehingga, oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya
menjadi lambat.
• Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan
absorpsi obat-obat tertentu. Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung,
sehingga cairan atau makanan diperluan untuk mengencerkan konsentrasi
obat.
Fase Farmakokinetik
•Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan
farmakokinetiknya ketika memberikan obat, memilih
rute pemberian obat, menilai resiko perubahan keja
obat, dan mengobservasi respons klien. Empat proses
yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi, distribusi,
metabolism (biotransformasi), dan ekskresi (eliminasi).
Absorbsi
• Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi
dari saluran gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif,
absorpsi aktif, rinositosis atau pinositosis.
• Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi (pergerakan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Absorpsi aktif membutuhkan
carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi.
• Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses
menelan.
• Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, nyeri, stress, kelaparan,
makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat
vasokonstriktor, atau penyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri,
stress, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak dapat
memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama
berada di dalam lambung.
Lanjutan .....
• Daya larut obat diberikan per oral setelah diingesti sangat bergantung
pada bentuk atau preparat obat tersebut.
• Larutan atau suspensi, yang tersedia dalam bentuk cair, lebih mudah
diabsorpsi daripada bentuk tablet atau kapsul. Bentuk dosis padat
harus dipecah terlebih dahulu untuk memajankan zat kimia pada
sekresi lambung dan usus halus.
• Obat yang asam melewati mukosa lambung dengan cepat.Obat yang
bersifat basa tidak terabsorpsi sebelum mencapai usus halus.
• Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan
absorpsi obat membantu perawat melakukan pemberian obat dengan
benar. Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH,
motilitas, dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna.Kecepatan
dan luas absorpsi juga dapat dipengaruhi oleh makanan
Distribusi Obat
• Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh
dan jaringan tubuh.
• Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah (dinamika sirkulasi), afinitas
(kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, berat dan komposisi badan, dan
efek pengikatan dengan protein.
• Dinamika sirkulasi obat lebih mudah keluar dari ruang interstial ke dalam
ruang intravaskuler daripada di antara kompartemen tubuh.Pembuluh darah
dapat ditembus oleh kebanyakan zat yang dapat larut, kecuali oleh partikel
obat yang besar atau berikatan dengan protein serum.Konsentrasi sebuah
obat pada sebuah tempat tertentu bergantung pada jumlah pembuluh darah
dalam jaringan, tingkat vasodilasi atau vasokonstriksi lokal, dan kecepatan
aliran darah ke sebuah jaringan.
• Latihan fisik, udara yang hangat, dan badan yang menggigil mengubah
sirkulasi lokal. Contoh, jika klien melakukan kompres hangat pada tempat
suntikan intramuskular, akan terjadi vasodilatasi yang meningkatkan
distribusi obat.
Metabolisme / Biotranformasi
• Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme.Kebanyakan obat
diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah menjadi
metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan.Tetapi,
beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan
peningkatan respons farmakologik, penyakit-penyakit hati, seperti sirosis
dan hepatitis, mempengaruhi metabolisme obat.
• Waktu paruh, dilambangkan dengan t ½, dari suatu obat adalah waktu
yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi obat untuk dieliminasi
metabolisme dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat,
contohnya, pada kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat
menjadi lebih panjang dan lebih sedikit obat dimetabolisasi dan
dieliminasi.
• Jika suatu obat diberikan terus-menerus, maka dapat terjadi
penumpukan obat. Suatu obat akan melalui beberapa kali waktu paruh
sebelum lebih dari 90% obat itu dieliminasi
Ekskresi / Eliminasi
• Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute
lain meliputi empedu, feses, paru- paru, saliva, keringat, dan air
susu ibu. Obat bebas yang tidak berkaitan dengan protein tidak
dapat difiltrasi oleh ginjal.
• Sekali obat dilepaskan bebas dan akhirnya akan diekskresikan
melalui urin. PH urin mempengaruhi ekskresi obat, pH urin
bervariasi dari 4,5 sampai 8. Urin yang asam meningkatkan
eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah
Next ????
•Berlanjut di Pertemuan berikutnya....
•Anda sekarang latihan soal dulu ya.......

More Related Content

Similar to 4._Rute_Pemberian_Obat.pptx....................... (20)

138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat138657564 cara-pemberian-obat
138657564 cara-pemberian-obat
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
Retno Wulan
Ìý
SPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptxSPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptx
AdindaSafitri16
Ìý
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Konsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).ppt
Konsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).pptKonsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).ppt
Konsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).ppt
UmmyKhairussyifa1
Ìý
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulut
hkdt
Ìý
VISITE
VISITEVISITE
VISITE
saninuraeni
Ìý
komunikasi-keperawatan-pemberian-obat
 komunikasi-keperawatan-pemberian-obat komunikasi-keperawatan-pemberian-obat
komunikasi-keperawatan-pemberian-obat
Kurama Maki
Ìý
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
Ìý
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
Ìý
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
pjj_kemenkes
Ìý
Sentralisasi obat
Sentralisasi obatSentralisasi obat
Sentralisasi obat
UNMER Surabaya n SMK Roudlotul Hikmah
Ìý
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
haslinahaslina3
Ìý
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
desphita1
Ìý
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
Retno Wulan
Ìý
SPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptxSPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptx
AdindaSafitri16
Ìý
Konsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).ppt
Konsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).pptKonsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).ppt
Konsep Dasar Pemberiannkblo Obat (KDPK).ppt
UmmyKhairussyifa1
Ìý
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulut
hkdt
Ìý
komunikasi-keperawatan-pemberian-obat
 komunikasi-keperawatan-pemberian-obat komunikasi-keperawatan-pemberian-obat
komunikasi-keperawatan-pemberian-obat
Kurama Maki
Ìý
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
Ìý
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
Ìý
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
haslinahaslina3
Ìý
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
Farmakologi keperawatan: pencegahan medication error dan prinsip pemberian ob...
desphita1
Ìý

Recently uploaded (20)

TADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxddddddddddddddddddd
TADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxdddddddddddddddddddTADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxddddddddddddddddddd
TADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxddddddddddddddddddd
wan hanif wan ahmad
Ìý
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Ìý
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan Indonesia
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaMasukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan Indonesia
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan Indonesia
Dadang Solihin
Ìý
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
Ìý
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Ìý
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
Ìý
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
Ìý
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasMemperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Dadang Solihin
Ìý
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptxT2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
muhammadzaki112001
Ìý
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Ìý
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Kanaidi ken
Ìý
Pertemuan 01. Pendahuluan Statistika Informatika
Pertemuan 01. Pendahuluan Statistika InformatikaPertemuan 01. Pendahuluan Statistika Informatika
Pertemuan 01. Pendahuluan Statistika Informatika
AsepSaepulrohman4
Ìý
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
Ìý
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMASOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
ZulfikarRidwan2
Ìý
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
nhkfadhilah
Ìý
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib MuhammadChapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Universitas Teknokrat Indonesia
Ìý
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptxProgram Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Fajar Baskoro
Ìý
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
Kanaidi ken
Ìý
MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013
MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013
MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013
HariSucihatiHutahaea
Ìý
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Ìý
TADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxddddddddddddddddddd
TADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxdddddddddddddddddddTADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxddddddddddddddddddd
TADABUR SURAH AL WAQIAH.pptxddddddddddddddddddd
wan hanif wan ahmad
Ìý
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Ìý
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan Indonesia
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaMasukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan Indonesia
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan Indonesia
Dadang Solihin
Ìý
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
Ìý
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Ìý
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
Ìý
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
Ìý
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasMemperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Dadang Solihin
Ìý
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptxT2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
T2 - Demonstrasi Kontekstual Kelompok- PSE.pptx
muhammadzaki112001
Ìý
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Ìý
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Introduction to Building Maintenance & Preventive Maintenance _Training *Proa...
Kanaidi ken
Ìý
Pertemuan 01. Pendahuluan Statistika Informatika
Pertemuan 01. Pendahuluan Statistika InformatikaPertemuan 01. Pendahuluan Statistika Informatika
Pertemuan 01. Pendahuluan Statistika Informatika
AsepSaepulrohman4
Ìý
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
Ìý
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMASOP ASESMEN MADRASAH  2025 KEMENTERIAN AGAMA
SOP ASESMEN MADRASAH 2025 KEMENTERIAN AGAMA
ZulfikarRidwan2
Ìý
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
nhkfadhilah
Ìý
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib MuhammadChapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Chapter 3 - Network Thread and Attack Najib Muhammad
Universitas Teknokrat Indonesia
Ìý
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptxProgram Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptx
Fajar Baskoro
Ìý
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
Kanaidi ken
Ìý
MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013
MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013
MODUL-AJAR-KELAS-9-sem-GENAP kurikulum 2013
HariSucihatiHutahaea
Ìý
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Ìý

4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................

  • 1. Rute Pemberian Obat Pasien & Pemberian Obat Per-Oral Oleh : Tim Dosen Farmakologi (RMIK-D3)
  • 2. Tujuan Pembelajaran • Tujuan Intruksional Umum • Mahasiswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis rute pemberian medikasi dengan farmakoterapi • Tujuan Instruksional Khusus • Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip benar dalam farmakotherapi • Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan melalui per-oral • Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan melalui per-parenteral • Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan melalui per-topikal • Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip pengobatan untuk gigi mulut
  • 3. Apa saja yang akan dipelajari hari ini??? 1. Penjelasan prinsip benar dalam pemberian obat ke pasien 2. Penjelasan prinsip rute pemberian obat 3. Penjelasan prinsip rute pemberian per-oral
  • 7. Peran nakes dalam penggunaan obat di RS
  • 8. Medication error PRESCRIBING 39% TRANSCRIPTION 12% DISPENSING 11% ADMINISTERING 38%
  • 10. Omission Error Terlambat/terlalu cepat memberikan obat periode berikutnya Wrong Rate Error Kecepatan tetesan obat infus kurang atau berlebih Unauthorized Drug Error Pasien membeli antibiotika tanpa resep Extra Dose Error Dosis ganda Wrong Dose Error Dosis lebih besar atau lebih kecil dari yang diresepkan dokter Wrong Route Error Cara pemberian keliru Medication ErrorGORI ERROR Feinberg, JL, ed. Med Pass Survey.. ASCP 1993
  • 11. Wrong Time Error Interval pemberian obat keliru Wrong Drug Preparation Error • Suspensi tidak dikocok, • sediaan slow release dijadikan puyer, • incompatible, • inadequate product packaging Wrong Administration Technique Error • Injeksi tanpa metode steril, • menggerus obat secara keliru Deteriorated Drug Error Obat rusak, kadaluarsa, obat tidak disimpan di lemari es Medication Error
  • 12. The ‘Swiss cheese’ model (adapted from Reason, 1997)
  • 13. PRINSIP 7 BENAR •Benar Pasien •Benar Obat •Benar Dosis •Benar Cara/Rute Obat •Benar Waktu •Benar Informasi •Benar Dokumentasi
  • 14. Benar Pasien & Pemakaian Gelang Resiko • Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mencocokkan program pengobatan pada pasien, nama, nomor register, alamat untuk mengidentifikasi kebenaran obat. • Hal ini penting untuk membedakan dua klien dengan nama yang sama, karena klien berhak untuk menolak penggunaan suatu obat, dan klien berhak untuk mengetahui alasan penggunaan suatu obat. Positive Identification
  • 15. Benar Obat • Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing. • Jika pasien meragukan obatnya, maka petugas rumah sakit harus memeriksanya lagi dan harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan. • Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya, petugas harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat. • Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
  • 16. Lanjutan .... • Selalu perhatikan nama dagang dan generiknya, serta waspada LASA (Look Alike Sound Alike) dan NORUM (Nama Obat Rupa Mirip).
  • 19. Benar Obat Sblm memberi obat, label pada botol atau kemasan obat harus diperiksa tiga kali: 1. Saat membaca permintaan obat dan botol atau kemasan obat diambil dari rak 2. Label botol atau kemasan obat dibandingkan dgn obat yang diminta/sebelum menuang obat 3. Saat botol atau kemasan obat tersebut dikembalikan ke rak/setelah menuang obat Kalau Label Kagak kebaca gimana??? Bagaimana klo menerima instruksi lisan dari dokter ??? Bagaimana klo salah memberikan obat ??? Ini yg harus dipikirkan dan jadi perhatian semuanya termasuk PJRM
  • 20. Benar Dosis • Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus dilengkapi alat tetes. • Beberapa hal yang harus diperhatikan: • Cek Dosis yg diberikan oleh Dokter • Perhatikan satuan dosis untuk minum obat • Pemakaian Ukuran untuk Liquid adalah sendok teh, sendok makan, gelas ukur, atau sendok takar
  • 21. Benar Cara Pemberian •Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral. •Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh tempat kerja obat yang diinginkan, sifat fisik dan kimiawi obat, kecepatan respon yang diinginkan, dan keadaan umum pasien.
  • 22. Benar Waktu •Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat itu sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan. •Obat yg memiliki efektivitas tertentu untuk mencapai atau mempertahankan kadar di dalam darah yg memadai, terutama harus diberikan pada waktu yg tetap •Sebelum makan  1 jam sebelum makan (ab)
  • 23. Benar Informasi • Tanggung Jawab Dokter adalah memberikan obat yang sesuai dengan diagnosa medis yang ditegakkan baik itu Dx Utama dan Dx Sekunder atau Komorbidnya, serta menjelaskan terlebih dahulu ketika bertemu pasien untuk menuliskan resepnya • Tanggungjawab perawat adalah memastikan pasien aman dan terpenuhi kebutuhan dasar akan pengobatan dari dokternya, dan mendampingi pasien ketika konsumsi obat. • Tanggungjawab farmasi adalah menjelaskan informasi sejelasnya kepada pasien dari segala aspeknya.
  • 24. Benar Dokumentasi • Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. • Petugas harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Petugas harus mendokumentasikan kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan. • Semua ttg pengobatan harus segera mungkin di dokumentasikan, yg meliputi : nama obat, dosis, rute (t4 suntikan), waktu, taggal, inisial atau ttd perawat dan reaksi pasien. • Apabila pasien menolak harus segera didokumentasikan dan diberikan form refussal dan akibat penundaan juga harus dikonsultasikan dan dicatat
  • 25. Rute pemberian obat harus berdasarkan urgensinya, yg diperhatikan : 1. Lama tidaknya masa kerja obat maupun kerja awal yang dikehendaki 2. Stabilitas obat yang melewati bagian tubuh tertentu 3. Keamanan relatif dalam penggunaan elalui berbagai macam rute 4. Rute yang tepat, menyenangkan dan dikehendaki 5. Harga obat dan urgensi pemakaiannya 6. Keadaan Pasien, dan banyak lainnya
  • 26. Efek sistemik & Efek lokal ???? Efek sistemik diperoleh dari rute pemberian: Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectal Parenteral dengan cara intravena, intra muskular, subkutan inhalasi langsung kedalam paru-paru Efek lokal diperoleh dari rute pemberian: Intaokular (oculer), Intranasal (nasalis), Aural (auris) dengan jalan diteteskan. Intrarespiratoral, berupa gas yang masuk ke paru-paru, seperti inhalasi, tetapi beda mekanisme Rektal, Uretral dan Vaginal dengan jalan dimasukkan.
  • 28. Untung-Rugi pake Oral Drugs ??? Keuntungan • Merupakan salah satu cara pemakaian obat melalui mulut dan akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan. • Rute oral bertujuan untuk terapi dan memberikan efek sistemik yang dikehendaki. • Rute oral merupakan cara mengkonsumsi obat yang dinilai paling mudah dan menyenangkan, murah serta umumnya paling aman Kerugian • bioavailibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, • iritasi pada saluran cerna, • perlu kerjasama dengan penderita (tidak dapat diberikan pada penderita koma), • timbul efek lambat, • tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif; • Untuk obat iritatif rasa tidak enak penggunaannya terbatas, obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat (penisilin G, insulin), absorpsi obat tidak teratur.
  • 29. Mekanisme kerja Obat  3 Fase Fase Farmasetik Fase Farmakokinetik Absorbsi
  • 30. Fase Farmasetik (Disolusi) • Sekitar 80% obat diberikan melaui mulut; oleh karena itu, farmasetik (disolusi) adalah fase pertama dari kerja obat. • Dalam saluran gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar dapat diabsorsi. Obat dalam bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan proses ini dikenal sebagai disolusi. Tidak 100% dari sebuah tablet merupakan obat. • Obat-obat dengan enteric-coated, EC (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi oleh asam lambung, sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana basa di dalam usus halus. • Tablet anti coated dapat bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama; sehingga, oleh karenanya obat-obat demikian kurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat. • Makanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengenceran dan absorpsi obat-obat tertentu. Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung, sehingga cairan atau makanan diperluan untuk mengencerkan konsentrasi obat.
  • 31. Fase Farmakokinetik •Dokter dan perawat menggunakan pengetahuan farmakokinetiknya ketika memberikan obat, memilih rute pemberian obat, menilai resiko perubahan keja obat, dan mengobservasi respons klien. Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi, distribusi, metabolism (biotransformasi), dan ekskresi (eliminasi).
  • 32. Absorbsi • Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari saluran gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif, absorpsi aktif, rinositosis atau pinositosis. • Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi (pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi. • Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan. • Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, nyeri, stress, kelaparan, makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, atau penyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stress, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung.
  • 33. Lanjutan ..... • Daya larut obat diberikan per oral setelah diingesti sangat bergantung pada bentuk atau preparat obat tersebut. • Larutan atau suspensi, yang tersedia dalam bentuk cair, lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk tablet atau kapsul. Bentuk dosis padat harus dipecah terlebih dahulu untuk memajankan zat kimia pada sekresi lambung dan usus halus. • Obat yang asam melewati mukosa lambung dengan cepat.Obat yang bersifat basa tidak terabsorpsi sebelum mencapai usus halus. • Pengetahuan tentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantu perawat melakukan pemberian obat dengan benar. Makanan di dalam saluran cerna dapat mempengaruhi pH, motilitas, dan pengangkuan obat ke dalam saluran cerna.Kecepatan dan luas absorpsi juga dapat dipengaruhi oleh makanan
  • 34. Distribusi Obat • Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh. • Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah (dinamika sirkulasi), afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, berat dan komposisi badan, dan efek pengikatan dengan protein. • Dinamika sirkulasi obat lebih mudah keluar dari ruang interstial ke dalam ruang intravaskuler daripada di antara kompartemen tubuh.Pembuluh darah dapat ditembus oleh kebanyakan zat yang dapat larut, kecuali oleh partikel obat yang besar atau berikatan dengan protein serum.Konsentrasi sebuah obat pada sebuah tempat tertentu bergantung pada jumlah pembuluh darah dalam jaringan, tingkat vasodilasi atau vasokonstriksi lokal, dan kecepatan aliran darah ke sebuah jaringan. • Latihan fisik, udara yang hangat, dan badan yang menggigil mengubah sirkulasi lokal. Contoh, jika klien melakukan kompres hangat pada tempat suntikan intramuskular, akan terjadi vasodilatasi yang meningkatkan distribusi obat.
  • 35. Metabolisme / Biotranformasi • Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme.Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan.Tetapi, beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan respons farmakologik, penyakit-penyakit hati, seperti sirosis dan hepatitis, mempengaruhi metabolisme obat. • Waktu paruh, dilambangkan dengan t ½, dari suatu obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi obat untuk dieliminasi metabolisme dan eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya, pada kelainan fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih sedikit obat dimetabolisasi dan dieliminasi. • Jika suatu obat diberikan terus-menerus, maka dapat terjadi penumpukan obat. Suatu obat akan melalui beberapa kali waktu paruh sebelum lebih dari 90% obat itu dieliminasi
  • 36. Ekskresi / Eliminasi • Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses, paru- paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas yang tidak berkaitan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. • Sekali obat dilepaskan bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin. PH urin mempengaruhi ekskresi obat, pH urin bervariasi dari 4,5 sampai 8. Urin yang asam meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah
  • 37. Next ???? •Berlanjut di Pertemuan berikutnya.... •Anda sekarang latihan soal dulu ya.......