際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ABNORMALITAS PADA ANAK
1. Gangguan perkembangan pervasif:
a. Gangguan asperger
b. Gangguan Rett
c. Gangguan disintegrasi kanak-kanak.
2. Autisme
3. Retardasi mental
4. Gangguan belajar: disleksia, disgrafia,
diskalkusia.
1. Gangguan perkembangan pervasif
a. Sindrom Asperger
Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger (SA)
merupakan suatu gejala kelainan perkembangan syaraf
otak yang namanya diambil dari seorang dokter
berkebangsaan Austria, Hans Asperger
Ciri utama: gangguan pada interaksi sosial dan minat
yang terbatas
Tidak ada keterlambatan bicara
Biasanya memiliki prestasi yang baik dibidang akademik
dan dapat memiliki kemampuan yang amat menonjol pada
bidang tertentu
Masalah interaksi sosial
Minimal 2 ciri
Hambatan yang nyata dalam penggunaan tingkah
laku non verbal (kontak mata, ekspresi wajah,
postur tubuh)
Kegagalan dalam membentuk hubungan
pertemanan yang sesuai dengan usia
..lanjutan
Kurang spontan dalam berbagai
kegembiraan, minat atau prestasi kepada
orang lain
Terhambat dalam hub.sosial & emosional
timbal balik
Tingkah laku repetitif terbatas
Minimal 1 ciri
Preokupasi pada pola-pola minat yang
stereotip dan terbatas, fokus dan
intensitasnya berlebihan
Terikat secara kaku pada ritual yang
spesifik tetapi tidak fungsional
Gerakan yang stereotipik dan berulang
(flapping, gerakan jari-jari
Preokupasi pada bagian dari benda
Dalam hubungan pertemanan:
kaku dalam penerapan aturan sehingga sering
menjadi polisi bagi teman-teman yang
melanggar aturan
emosi tidak stabil, bisa marah berlebihan
minatnya sempit sehingga hanya bicara tentang
hal-hal tertentu
memiliki pola pikir berbeda, merasa tidak bisa
masuk dalam kelompok teman sebaya
PENYEBAB
Cumine (1999, h.4) menyatakan penyebab Asperger ada
kemiripan dengan gangguan Autis yaitu faktor herediter
(genetika), faktor komplikasi proses kehamilan atau
persalinan, faktor neurochemical dan faktor neurological
yang akhirnya menimbulkan disfungsi otak
Menurut Attwood (2002), hal-hal yang dapat
menyebabkan seseorang memiliki gangguan Asperger,
antara lain:
Gangguan pada saat kelahiran atau kehamilan
NeurologisSindrom Asperger merupakan suatu gangguan
perkembangan yang mengacu pada disfungsi struktur dan
b. Gangguan Rett
Gangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett pada
tahun 1965 untuk menjelaskan perkembangan 22 anak
perempuan yang mengalami perkembangan normal
selama sekurangnya enam bulan, diikuti oleh
buruknya perkembangan dengan prevalensi kejadian
antara enam hingga tujuh per 100.000 anak
perempuan.
Kriteria diagnostik
A. Secara umum (normal):
Perkembangan pranatal dan perinatal yang
tampaknya normal.
Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal
selama lima bulan pertama setelah lahir.
Lingkaran kepala yang normal saat lahir.
B. Setelah periode perkembangan normal:
Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48
bulan.
Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang
sebelumnya telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan
dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik
(misalnya, memuntirkan tangan atau mencuci tangan).
Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan
(walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian).
Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang
terkoordinasi secara buruk.
Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif
dan reseptif dengan retardasi psikomotor yang parah.
C. Gangguan disintegarasi kanak-kanak
Pengembangan Normal untuk setidaknya 2
(Dua) tahun pertama kehidupan
ini termasuk pengembangan verbal dan nonverbal
komunikasi verbal yang sesuai dengan usia, hubungan
sosial, dan motor, bermain dan keterampilan
perawatan diri.
Kemudian mengalami kemunduran pada tahun-
tahun selanjutnya.
Kemunduran Meliputi:
Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau
kalimat (bahasa ekspresif)
Kemampuan untuk memahami komunikasi verbal
dan nonverbal (bahasa reseptif)
Keterampilan sosial dan keterampilan perawatan diri
(perilaku adaptif)
Usus dan kontrol kandung kemih
Keterampilan bermain
Ciri-ciri
Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak
berkembang secara normal sampai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari
ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan
prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan
anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata.
Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh
dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi
mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga,
anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai
melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan
penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai
derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa
berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan.
Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara
khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan
keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup.
Penyebab
Tidak ada diketahui penyebab gangguan disintegrasi
masa kanak-kanak.
Kebanyakan ahli sepakat bahwa ada kemungkinan
secara genetik untuk gangguan spektrum autisme
Pengobatan Dan Terapi
Pengobatan
Tidak ada obat yang langsung mengobati
gangguan disintegrasi masa kanak-kanak. Namun,
masalah perilaku parah seperti agresi dan gerakan
berulang-ulang kadang-kadang dapat
dikendalikan oleh obat untuk kegelisahan atau
depresi, atau obat antipsikotik.
Perilaku terapi.
Teknik ini dapat digunakan terapi oleh psikolog, terapis
wicara, terapis fisik dan terapis okupasi maupun para
orang tua, guru dan wali. program terapi Perilaku
mungkin dirancang untuk membantu anak Anda belajar
atau belajar kembali bahasa, dan perawatan diri-
keterampilan sosial.
Program-program ini menggunakan sistem penghargaan
untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan
mencegah masalah perilaku. Pendekatan yang konsisten di
antara semua anggota tim perawatan kesehatan, pengasuh
dan guru sangat penting dalam terapi perilaku.
2. Gangguan autistik
Kata autis berasal dari Bahasa Yunani autos
yang berarti self.
Merupakan gangguan terparah dimasa kanak-
kanak.
Berlangsung sepanjang hidup
Terjadi sebelum usia 3 tahun
Mengalami abnormalitas paling tidak 1 dari hal-
hal berikut: Perilaku sosial, komunikasi, bermain
imajinatif.
a. Gangguan interaksi sosial
Gangguan yang jelas pada perilaku non
verbal (kontak mata terbatas,ekspresi
wajah datar)
Tidak bermain dengan teman sebaya
dengan cara yang sesuai, lebih suka
menyendiri.
Kegagalan dalam berbagi kegembiraan
dengan orang lain.
b. Gangguan komunikasi
Keterlambatan pada perkembangan
bahasa verbal (serta tidak ada usaha
untuk mengatasi kekurangannya
dengan menggunakan isyarat.
Menunjukkan abnormalitas pada
bentuk dan isi bahasa (kesalahan
dalam penggunaan kata ganti, ex:
kamu atau dia yang artinya saya)
c. Bermain Imajinatif
Anak tidak mampu melakukan
permainan imajinatif; bermain peran,
masak-masakan, dokter-dokteran,dll.
Penyebab autisme:
Secara pasti belum diketahui, akan tetapi diduga karena adanya
abnormalitas otak (Hoffman & Parior : 1982)
 Namun, para peneliti belum menentukan kerusakan otak seperti apa
yang dapat menjadi penyebab autisme. (Rapin, 1997)
O'Conner dan Stokstad (2001) Menduga bahwa penyebab yang
mendasari autisme dapat berasal dari kerusakan gen atau pengaruh
racun terhadap bayi dalam kandungan.
22
3. RETARDASI MENTAL
Definisi :
 Kemampuan mental yang tidak mencukupi
(WHO)
 Suatu keadaan yang ditandai dengan fs.
Intelektual berada dibawah normal, timbul pada
masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun,
berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi
sosial (D.S.M/Budiman M, 1991)
23
American Association on Mental
Retardation (AAMR) 1992 :
- Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul
pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai
dengan fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75
atau kurang), dan disertai keterbatasan lain.
24
Penyebab:
RM disebabkan oleh: Aspek Biologis, Psikososial
atau kombinasi dari keduanya.
a. Penyebab Biologis: Gangguan kromosom dan
genetis, penggunaan obat-
obatan saat hamil.
b. Psikososial : Biasanya dialami oleh RM
tingkat ringan. EX;Kemiskinan,dll.
 Jenis RM yang paling UMUM:
a. Down Sindrom : Kelainan kromosom 21, jumlah
menjadi 47 bukan 46. terjadi sekitar 1
dari 800 kelahiran.
Terjadi karena pasangan kromosom 21 pada sel telur atau sperma gagal
untuk membelah secara sempurna.
 Biasanya terjadi pada pasutri usia tua > 35th.
Ciri-ciri: Wajah bulat, lebar, hidung datar, mata sipit,
25
b. Sindrome Fragile X
 Merupakan tipe umum RM yang diwariskan
disebabkan oleh mutasi GEN atau kerusakan pada
kromosom X.
 Gangguan ini akan berdampak lebih parah terhadap
laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan
 Karena perempuan memiliki 2 kromosom X sedangkan
laki-laki 1 kromosom X.
26
c. Phenylketonuria (PKU)
 Merupakan gangguan genetis yang terjadi pada 1
diantara 10.000 kelahiran.
 Disebabkan karena adanya hambatan gen resesif yang
menghambat anak untuk melakukan metabolisme asam
amino phenylpyruviv.
 Sehingga terjadi penumpukan pada tubuh dan
menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf pusat.
Faktor penyebab RM (Secara umum):
a. Faktor-faktor prenatal
- Terjadi karena infeksi dan penyalahgunaan obat
selama ibu mengandung.
- Komplikasi kelahiran; ex, kekurangan oksigen
atau cedera kepala.
- Kelahirn prematur
b. Budaya keluarga
- Lingkungan rumah sosial yang miskin
- Tidak adanya stimulasi intelektual
- Penelantaran,dll
28
TINGKATAN RETARDASI MENTAL
DERAJAT
KEPARAHAN
PERKIRAAN
RENTANG IQ
JUMLAH
PENYANDANG
Ringan 50-55 s/d 70 Kira2 80 %
Sedang 35-40 s/d 50-55 10 %
Berat 20-25 s/d 35-40 3-4 %
Parah Dibawah 20 / 25 1-2 %
J.S Nevid,dkk (2003)
29
 Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock
dan Grebb, 1994)
- Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
Karakteristik :
a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM,
ttp terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara ,
makan sendiri, dll
b. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan,
membaca dan aritmatik dg pdd khusus, diarahkan
pada kemampuan aktivitas sosial.
c. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan
vokasional, diperbolehkan menikah tdk dianjurkan
memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tdk
berpengaruh kecuali koordinasi.
30
- Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 -
7 tahun)
Karakteristik :
a. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada
perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat
belajar dan perawatan diri.
b. Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi
sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta
ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada kemampuan
membaca dan berhitung.
c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu,
berpartisipasi dlm rekreasi, dpt melakukan perjalanan
sendiri ke tempat yg dikenal, tdk bisa membiayai
sendiri.
31
- Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)
Karakteristik :
a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada
perkembangan motorik, kemampuan komunikasi
sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam
perawatan diri tingkat dasar spt makan.
b. Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan
berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon,
membantu bila dilatih sistematis.
c. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan
aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan
protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal,
meggunakan gerak tubuh.
32
- Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental
seperti bayi)
Karakteristik :
a. Usia prasekolah retardasi mencolok, fs.
Sensorimotor minimal, butuh perawatan total.
b. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area
perkembangan, memperlihatkan respon emosional
dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang.
Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda.
c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh
perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan
fisik.
33
KLASIFIKASI MENURUT PAGE :
-Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3
tahun)
-Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun)
-Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)
4. GANGGUAN BELAJAR (Learning disorder)
a. Disleksia
b. Disgrafia
c. Diskalkusia
a. Disleksia (Gangguan Membaca)
Disleksia (dyslexia) berasal dari bahasa yunani :
- dys yang berarti buruk.
- Lexikon yang berarti dalam kata-kata
Kriteria Disleksia:
1. Membaca lambat serta mengalami banyak kesulitan.
2. Sulit mempersepsikan huruf-huruf yang jungkir balik;
w dengan m, b dengan d)
3. Disleksia biasanya tampak pada usia 7 tahun (kelas 2 SD).
4. Penderita disleksia cenderung mengalami depresi.
5. Lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan.
Hal ini disebabkan karena anak laki-laki cenderung berperilaku
agresif bila dibandingkan perempuan sehingga lebih mudah
diketahui.
b. Disgrafia (Gangguan Menulis)
Kelainan neurologis ini menghambat kemampuan menulis yang
meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang
pensil dengan mantap ataupun tulisan tangannya buruk.
CIRI-CIRI
Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan ini. Di antaranya adalah:
1. Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya.
2. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur.
3. Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional.
4. Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide,
pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan.
5. Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang
alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas.
6. Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu
memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis.
7. Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan
proporsional.
8. Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan
yang sudah ada.
Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis
(disgrafia)
1.Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai,
2.Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v
dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya,
3.Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca,
4.Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,
5.Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.
c. Diskalkusia (Gangguan Menghitung)
- Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan berhitung
atau aritmatika.
- Diskalkulia dikenal juga dengan istilah "math difficulty" karena
menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara
matematis.
- Penderita diskalkulia umumnya anak-anak, tetapi tidak secara
spesifik menyerang anak usia tertentu, biasanya terjadi pada
saat anak menginjak usia sekolah sekitar usia 7
tahun.Penderita diskalkulia umumnya mempunyai IQ normal,
tetapi adajuga yang melebihi rata-rata atau cukup tinggi.
GEJALA-GEJALA DISKALKULIA
1.Penderita tidak mengerti dan memahami angka-angka, tidak
mengetahui fungsi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan
perkalian.
2. Tidak bisa membaca nomor berurutan, misalnya angka 57 akan
dibaca 75.
3.Tidak meahami angka yang lebih besar atau lebih kecil,
misalnya 12 dan 16.
4.Bingung dengan angka yang mirip , misalnya 6 dan 9.
5.Tidak dapat membaca table.
6.Tidak dapat menentukan kanan atau kiri.
7.Tidak dapat menentuka arah mata angin walaupun sudah diberi
kompas.
8.Mengalami kesulitan dalam embaca jam terutama jam digital.
9.Tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lainnya normal,
malah seringkali mempunyai memori visual yang baik dalam
merekam kata-kata tertulis.
Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung
(diskalkulia)
1.Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =
2.Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan,
3.Sering salah membilang dengan urut,
4.Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17
dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya.
5.Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
Penyebab:
1. Hipotesis-hipotesis tentang penyebab gangguan belajar
cenderung terfokus pada masalah-masalah kognitif perseptual
dan kemungkinan faktor-faktor neurologis yang mendasarinya.
Seperti adanya gangguan visual dan auditori.
2. Lingkungan
3. Psikologis (Phobia)
Intervensi:
1.Model Psikoedukasi
Lebih menekankan pada kekuatan atau kelebihan anak dari
pada kekurangannya. Misal: seorang anak menyimpan informasi
auditori lebih baik dibanding visual, maka pembelajaran yang
digunakan lebih kepada model auditori.
2. Model Behavioral
3. Model Medis
4. Model Neuropsikologi
5. Model Linguistik
6. Model Kognitif

More Related Content

What's hot (20)

Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannyaMasalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Triana Septianti
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remaja
dadadony
Adhd
AdhdAdhd
Adhd
Hari Nugroho
Retardasi mental (i)
Retardasi mental (i)Retardasi mental (i)
Retardasi mental (i)
dadadony
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakuBuku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
diba96jamal
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
Wahyuindratmoko
Asuhan keperawatan pada anak dan remaja
Asuhan keperawatan pada anak dan remajaAsuhan keperawatan pada anak dan remaja
Asuhan keperawatan pada anak dan remaja
Rama Laweru
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Mas Tri Sragen
Tunalaras
TunalarasTunalaras
Tunalaras
Ika Diana
Autisme power point
Autisme power pointAutisme power point
Autisme power point
Satrio Lintang
Makalah autis
Makalah autisMakalah autis
Makalah autis
dedehsuherni
Masalah kesehatan reproduksi remaja
Masalah kesehatan reproduksi remajaMasalah kesehatan reproduksi remaja
Masalah kesehatan reproduksi remaja
Triana Septianti
Hiperaktif
Hiperaktif Hiperaktif
Hiperaktif
ardiya_izwani
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
Anggur NiTa
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Muhammad Sollahhuddin
Learning disorder
Learning disorderLearning disorder
Learning disorder
Ratna Widiastuti
Lp rm
Lp rmLp rm
Lp rm
Yabniel Lit Jingga
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia diniGangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
Joni Iswanto
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannyaMasalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Triana Septianti
Ggn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remajaGgn. perilaku emosional anak remaja
Ggn. perilaku emosional anak remaja
dadadony
Retardasi mental (i)
Retardasi mental (i)Retardasi mental (i)
Retardasi mental (i)
dadadony
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakuBuku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
diba96jamal
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
Wahyuindratmoko
Asuhan keperawatan pada anak dan remaja
Asuhan keperawatan pada anak dan remajaAsuhan keperawatan pada anak dan remaja
Asuhan keperawatan pada anak dan remaja
Rama Laweru
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Mas Tri Sragen
Tunalaras
TunalarasTunalaras
Tunalaras
Ika Diana
Autisme power point
Autisme power pointAutisme power point
Autisme power point
Satrio Lintang
Masalah kesehatan reproduksi remaja
Masalah kesehatan reproduksi remajaMasalah kesehatan reproduksi remaja
Masalah kesehatan reproduksi remaja
Triana Septianti
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Muhammad Sollahhuddin
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia diniGangguan mental emosional pada anak usia dini
Gangguan mental emosional pada anak usia dini
Joni Iswanto

Viewers also liked (20)

Nutrisi untuk Autis
Nutrisi untuk AutisNutrisi untuk Autis
Nutrisi untuk Autis
Arif Hakim
12. gangguan belajar
12. gangguan belajar12. gangguan belajar
12. gangguan belajar
fikri asyura
Permasalahan fisik
Permasalahan fisikPermasalahan fisik
Permasalahan fisik
cindrya
Murid pemulihan khas dan masalah pembelajaran khusus disleksia
Murid pemulihan khas dan masalah   pembelajaran khusus disleksiaMurid pemulihan khas dan masalah   pembelajaran khusus disleksia
Murid pemulihan khas dan masalah pembelajaran khusus disleksia
Nur Kareena
HERMAWAN
HERMAWANHERMAWAN
HERMAWAN
ORCHIDSIGN
Ppt behavioral
Ppt behavioralPpt behavioral
Ppt behavioral
sifti niswah
Meningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikan
Meningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikanMeningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikan
Meningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikan
norashikin jasmon
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
andre habib
Kognisi
KognisiKognisi
Kognisi
Shaznie Hasran
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakat
fikri asyura
Buku kegawatan anak pkb-64
Buku  kegawatan anak pkb-64Buku  kegawatan anak pkb-64
Buku kegawatan anak pkb-64
Eli Subekti
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
Ratih Aini
Stress management
Stress managementStress management
Stress management
Yoma Agustha
Stressmanagement orientation
Stressmanagement orientationStressmanagement orientation
Stressmanagement orientation
Gaurav Kumar
AUTISMA (Bahasa Melayu)
AUTISMA (Bahasa Melayu)AUTISMA (Bahasa Melayu)
AUTISMA (Bahasa Melayu)
LearningLadders
Penyakit sindrom down
Penyakit sindrom downPenyakit sindrom down
Penyakit sindrom down
suhrawadi
Topik 2 (2)
Topik 2 (2)Topik 2 (2)
Topik 2 (2)
rawiah96
Halangan Komunikasi dalam keluarga
Halangan Komunikasi dalam keluarga Halangan Komunikasi dalam keluarga
Halangan Komunikasi dalam keluarga
nurulirdina halikulanuar
Gizi anak sekolah dasar
Gizi anak sekolah dasar Gizi anak sekolah dasar
Gizi anak sekolah dasar
hesti kusdianingrum
Pengurusan Stress
Pengurusan StressPengurusan Stress
Pengurusan Stress
Ruzimi Mohamed
Nutrisi untuk Autis
Nutrisi untuk AutisNutrisi untuk Autis
Nutrisi untuk Autis
Arif Hakim
12. gangguan belajar
12. gangguan belajar12. gangguan belajar
12. gangguan belajar
fikri asyura
Permasalahan fisik
Permasalahan fisikPermasalahan fisik
Permasalahan fisik
cindrya
Murid pemulihan khas dan masalah pembelajaran khusus disleksia
Murid pemulihan khas dan masalah   pembelajaran khusus disleksiaMurid pemulihan khas dan masalah   pembelajaran khusus disleksia
Murid pemulihan khas dan masalah pembelajaran khusus disleksia
Nur Kareena
Meningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikan
Meningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikanMeningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikan
Meningkatkan keupayaan melakukan aktiviti arahan yang diberikan
norashikin jasmon
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakat
fikri asyura
Buku kegawatan anak pkb-64
Buku  kegawatan anak pkb-64Buku  kegawatan anak pkb-64
Buku kegawatan anak pkb-64
Eli Subekti
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
Ratih Aini
Stress management
Stress managementStress management
Stress management
Yoma Agustha
Stressmanagement orientation
Stressmanagement orientationStressmanagement orientation
Stressmanagement orientation
Gaurav Kumar
AUTISMA (Bahasa Melayu)
AUTISMA (Bahasa Melayu)AUTISMA (Bahasa Melayu)
AUTISMA (Bahasa Melayu)
LearningLadders
Penyakit sindrom down
Penyakit sindrom downPenyakit sindrom down
Penyakit sindrom down
suhrawadi
Topik 2 (2)
Topik 2 (2)Topik 2 (2)
Topik 2 (2)
rawiah96

Similar to Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1 (20)

Pemahaman Autisme
Pemahaman AutismePemahaman Autisme
Pemahaman Autisme
Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
Azhary
Autis
AutisAutis
Autis
Anas Tasya
Autis
AutisAutis
Autis
Anas Tasya
Hari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdf
Hari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdfHari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdf
Hari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdf
Henipuspitasari17
Pdd nos-ppt
Pdd nos-pptPdd nos-ppt
Pdd nos-ppt
Rizal1993
53226441 autisme (1)
53226441 autisme (1)53226441 autisme (1)
53226441 autisme (1)
Mirachel August
AMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptx
AMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptxAMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptx
AMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptx
KHOIRUDDINBASHORI
AUTISME.pptx
AUTISME.pptxAUTISME.pptx
AUTISME.pptx
EffranZudeta1
BAHASA KANAK-KANAK AUTISME
BAHASA KANAK-KANAK AUTISMEBAHASA KANAK-KANAK AUTISME
BAHASA KANAK-KANAK AUTISME
Shahrizzat Md Sukor
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
Tengku Fatin Najwa
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIORGANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
HERZYA ELVANNY
Mengenal Autisme
Mengenal AutismeMengenal Autisme
Mengenal Autisme
kholid harras
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi Wanita
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi WanitaGangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi Wanita
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi Wanita
Alfin Mohammad
56984790 laporan-pendahuluan-autisme
56984790 laporan-pendahuluan-autisme56984790 laporan-pendahuluan-autisme
56984790 laporan-pendahuluan-autisme
Jery Starlife
Autisme.ppt
Autisme.pptAutisme.ppt
Autisme.ppt
josen sembiring
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
Herry Purwanto Panjaitan
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
Herry Purwanto Panjaitan
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
Julfiana Mardatillah
Autisme
AutismeAutisme
Autisme
Azhary
Hari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdf
Hari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdfHari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdf
Hari peduli autis sedunia 1 GEJALA AUTIS.pdf
Henipuspitasari17
Pdd nos-ppt
Pdd nos-pptPdd nos-ppt
Pdd nos-ppt
Rizal1993
AMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptx
AMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptxAMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptx
AMAZING_AUTISM_Cara diagnosa dan upaya pendapingan.pptx
KHOIRUDDINBASHORI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
KANAK-KANAK AUTISME DAN KECELARUAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI
Tengku Fatin Najwa
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIORGANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIOR
HERZYA ELVANNY
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi Wanita
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi WanitaGangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi Wanita
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi Wanita
Alfin Mohammad
56984790 laporan-pendahuluan-autisme
56984790 laporan-pendahuluan-autisme56984790 laporan-pendahuluan-autisme
56984790 laporan-pendahuluan-autisme
Jery Starlife
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
Julfiana Mardatillah

Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1

  • 1. ABNORMALITAS PADA ANAK 1. Gangguan perkembangan pervasif: a. Gangguan asperger b. Gangguan Rett c. Gangguan disintegrasi kanak-kanak. 2. Autisme 3. Retardasi mental 4. Gangguan belajar: disleksia, disgrafia, diskalkusia.
  • 2. 1. Gangguan perkembangan pervasif a. Sindrom Asperger Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger (SA) merupakan suatu gejala kelainan perkembangan syaraf otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria, Hans Asperger Ciri utama: gangguan pada interaksi sosial dan minat yang terbatas Tidak ada keterlambatan bicara Biasanya memiliki prestasi yang baik dibidang akademik dan dapat memiliki kemampuan yang amat menonjol pada bidang tertentu
  • 3. Masalah interaksi sosial Minimal 2 ciri Hambatan yang nyata dalam penggunaan tingkah laku non verbal (kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh) Kegagalan dalam membentuk hubungan pertemanan yang sesuai dengan usia
  • 4. ..lanjutan Kurang spontan dalam berbagai kegembiraan, minat atau prestasi kepada orang lain Terhambat dalam hub.sosial & emosional timbal balik
  • 5. Tingkah laku repetitif terbatas Minimal 1 ciri Preokupasi pada pola-pola minat yang stereotip dan terbatas, fokus dan intensitasnya berlebihan Terikat secara kaku pada ritual yang spesifik tetapi tidak fungsional Gerakan yang stereotipik dan berulang (flapping, gerakan jari-jari Preokupasi pada bagian dari benda
  • 6. Dalam hubungan pertemanan: kaku dalam penerapan aturan sehingga sering menjadi polisi bagi teman-teman yang melanggar aturan emosi tidak stabil, bisa marah berlebihan minatnya sempit sehingga hanya bicara tentang hal-hal tertentu memiliki pola pikir berbeda, merasa tidak bisa masuk dalam kelompok teman sebaya
  • 7. PENYEBAB Cumine (1999, h.4) menyatakan penyebab Asperger ada kemiripan dengan gangguan Autis yaitu faktor herediter (genetika), faktor komplikasi proses kehamilan atau persalinan, faktor neurochemical dan faktor neurological yang akhirnya menimbulkan disfungsi otak Menurut Attwood (2002), hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki gangguan Asperger, antara lain: Gangguan pada saat kelahiran atau kehamilan NeurologisSindrom Asperger merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengacu pada disfungsi struktur dan
  • 8. b. Gangguan Rett Gangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett pada tahun 1965 untuk menjelaskan perkembangan 22 anak perempuan yang mengalami perkembangan normal selama sekurangnya enam bulan, diikuti oleh buruknya perkembangan dengan prevalensi kejadian antara enam hingga tujuh per 100.000 anak perempuan.
  • 9. Kriteria diagnostik A. Secara umum (normal): Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal. Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir. Lingkaran kepala yang normal saat lahir.
  • 10. B. Setelah periode perkembangan normal: Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan. Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan atau mencuci tangan). Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian). Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi secara buruk. Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan retardasi psikomotor yang parah.
  • 11. C. Gangguan disintegarasi kanak-kanak Pengembangan Normal untuk setidaknya 2 (Dua) tahun pertama kehidupan ini termasuk pengembangan verbal dan nonverbal komunikasi verbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial, dan motor, bermain dan keterampilan perawatan diri. Kemudian mengalami kemunduran pada tahun- tahun selanjutnya.
  • 12. Kemunduran Meliputi: Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat (bahasa ekspresif) Kemampuan untuk memahami komunikasi verbal dan nonverbal (bahasa reseptif) Keterampilan sosial dan keterampilan perawatan diri (perilaku adaptif) Usus dan kontrol kandung kemih Keterampilan bermain
  • 13. Ciri-ciri Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berkembang secara normal sampai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata. Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga, anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan. Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup.
  • 14. Penyebab Tidak ada diketahui penyebab gangguan disintegrasi masa kanak-kanak. Kebanyakan ahli sepakat bahwa ada kemungkinan secara genetik untuk gangguan spektrum autisme
  • 15. Pengobatan Dan Terapi Pengobatan Tidak ada obat yang langsung mengobati gangguan disintegrasi masa kanak-kanak. Namun, masalah perilaku parah seperti agresi dan gerakan berulang-ulang kadang-kadang dapat dikendalikan oleh obat untuk kegelisahan atau depresi, atau obat antipsikotik.
  • 16. Perilaku terapi. Teknik ini dapat digunakan terapi oleh psikolog, terapis wicara, terapis fisik dan terapis okupasi maupun para orang tua, guru dan wali. program terapi Perilaku mungkin dirancang untuk membantu anak Anda belajar atau belajar kembali bahasa, dan perawatan diri- keterampilan sosial. Program-program ini menggunakan sistem penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah masalah perilaku. Pendekatan yang konsisten di antara semua anggota tim perawatan kesehatan, pengasuh dan guru sangat penting dalam terapi perilaku.
  • 17. 2. Gangguan autistik Kata autis berasal dari Bahasa Yunani autos yang berarti self. Merupakan gangguan terparah dimasa kanak- kanak. Berlangsung sepanjang hidup Terjadi sebelum usia 3 tahun Mengalami abnormalitas paling tidak 1 dari hal- hal berikut: Perilaku sosial, komunikasi, bermain imajinatif.
  • 18. a. Gangguan interaksi sosial Gangguan yang jelas pada perilaku non verbal (kontak mata terbatas,ekspresi wajah datar) Tidak bermain dengan teman sebaya dengan cara yang sesuai, lebih suka menyendiri. Kegagalan dalam berbagi kegembiraan dengan orang lain.
  • 19. b. Gangguan komunikasi Keterlambatan pada perkembangan bahasa verbal (serta tidak ada usaha untuk mengatasi kekurangannya dengan menggunakan isyarat. Menunjukkan abnormalitas pada bentuk dan isi bahasa (kesalahan dalam penggunaan kata ganti, ex: kamu atau dia yang artinya saya)
  • 20. c. Bermain Imajinatif Anak tidak mampu melakukan permainan imajinatif; bermain peran, masak-masakan, dokter-dokteran,dll.
  • 21. Penyebab autisme: Secara pasti belum diketahui, akan tetapi diduga karena adanya abnormalitas otak (Hoffman & Parior : 1982) Namun, para peneliti belum menentukan kerusakan otak seperti apa yang dapat menjadi penyebab autisme. (Rapin, 1997) O'Conner dan Stokstad (2001) Menduga bahwa penyebab yang mendasari autisme dapat berasal dari kerusakan gen atau pengaruh racun terhadap bayi dalam kandungan.
  • 22. 22 3. RETARDASI MENTAL Definisi : Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO) Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991)
  • 23. 23 American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 : - Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain.
  • 24. 24 Penyebab: RM disebabkan oleh: Aspek Biologis, Psikososial atau kombinasi dari keduanya. a. Penyebab Biologis: Gangguan kromosom dan genetis, penggunaan obat- obatan saat hamil. b. Psikososial : Biasanya dialami oleh RM tingkat ringan. EX;Kemiskinan,dll. Jenis RM yang paling UMUM: a. Down Sindrom : Kelainan kromosom 21, jumlah menjadi 47 bukan 46. terjadi sekitar 1 dari 800 kelahiran. Terjadi karena pasangan kromosom 21 pada sel telur atau sperma gagal untuk membelah secara sempurna. Biasanya terjadi pada pasutri usia tua > 35th. Ciri-ciri: Wajah bulat, lebar, hidung datar, mata sipit,
  • 25. 25 b. Sindrome Fragile X Merupakan tipe umum RM yang diwariskan disebabkan oleh mutasi GEN atau kerusakan pada kromosom X. Gangguan ini akan berdampak lebih parah terhadap laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan Karena perempuan memiliki 2 kromosom X sedangkan laki-laki 1 kromosom X.
  • 26. 26 c. Phenylketonuria (PKU) Merupakan gangguan genetis yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran. Disebabkan karena adanya hambatan gen resesif yang menghambat anak untuk melakukan metabolisme asam amino phenylpyruviv. Sehingga terjadi penumpukan pada tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf pusat.
  • 27. Faktor penyebab RM (Secara umum): a. Faktor-faktor prenatal - Terjadi karena infeksi dan penyalahgunaan obat selama ibu mengandung. - Komplikasi kelahiran; ex, kekurangan oksigen atau cedera kepala. - Kelahirn prematur b. Budaya keluarga - Lingkungan rumah sosial yang miskin - Tidak adanya stimulasi intelektual - Penelantaran,dll
  • 28. 28 TINGKATAN RETARDASI MENTAL DERAJAT KEPARAHAN PERKIRAAN RENTANG IQ JUMLAH PENYANDANG Ringan 50-55 s/d 70 Kira2 80 % Sedang 35-40 s/d 50-55 10 % Berat 20-25 s/d 35-40 3-4 % Parah Dibawah 20 / 25 1-2 % J.S Nevid,dkk (2003)
  • 29. 29 Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994) - Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll b. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dg pdd khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. c. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tdk dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tdk berpengaruh kecuali koordinasi.
  • 30. 30 - Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. b. Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada kemampuan membaca dan berhitung. c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm rekreasi, dpt melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tdk bisa membiayai sendiri.
  • 31. 31 - Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun) Karakteristik : a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar spt makan. b. Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. c. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.
  • 32. 32 - Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : a. Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. b. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda. c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik.
  • 33. 33 KLASIFIKASI MENURUT PAGE : -Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun) -Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun) -Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)
  • 34. 4. GANGGUAN BELAJAR (Learning disorder) a. Disleksia b. Disgrafia c. Diskalkusia
  • 35. a. Disleksia (Gangguan Membaca) Disleksia (dyslexia) berasal dari bahasa yunani : - dys yang berarti buruk. - Lexikon yang berarti dalam kata-kata Kriteria Disleksia: 1. Membaca lambat serta mengalami banyak kesulitan. 2. Sulit mempersepsikan huruf-huruf yang jungkir balik; w dengan m, b dengan d) 3. Disleksia biasanya tampak pada usia 7 tahun (kelas 2 SD). 4. Penderita disleksia cenderung mengalami depresi. 5. Lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki cenderung berperilaku agresif bila dibandingkan perempuan sehingga lebih mudah diketahui.
  • 36. b. Disgrafia (Gangguan Menulis) Kelainan neurologis ini menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap ataupun tulisan tangannya buruk. CIRI-CIRI Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan ini. Di antaranya adalah: 1. Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya. 2. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur. 3. Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional. 4. Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan. 5. Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas. 6. Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis. 7. Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional. 8. Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada.
  • 37. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia) 1.Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai, 2.Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya, 3.Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, 4.Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang, 5.Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.
  • 38. c. Diskalkusia (Gangguan Menghitung) - Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan berhitung atau aritmatika. - Diskalkulia dikenal juga dengan istilah "math difficulty" karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. - Penderita diskalkulia umumnya anak-anak, tetapi tidak secara spesifik menyerang anak usia tertentu, biasanya terjadi pada saat anak menginjak usia sekolah sekitar usia 7 tahun.Penderita diskalkulia umumnya mempunyai IQ normal, tetapi adajuga yang melebihi rata-rata atau cukup tinggi.
  • 39. GEJALA-GEJALA DISKALKULIA 1.Penderita tidak mengerti dan memahami angka-angka, tidak mengetahui fungsi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. 2. Tidak bisa membaca nomor berurutan, misalnya angka 57 akan dibaca 75. 3.Tidak meahami angka yang lebih besar atau lebih kecil, misalnya 12 dan 16. 4.Bingung dengan angka yang mirip , misalnya 6 dan 9. 5.Tidak dapat membaca table. 6.Tidak dapat menentukan kanan atau kiri. 7.Tidak dapat menentuka arah mata angin walaupun sudah diberi kompas. 8.Mengalami kesulitan dalam embaca jam terutama jam digital. 9.Tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lainnya normal, malah seringkali mempunyai memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis.
  • 40. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia) 1.Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, = 2.Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan, 3.Sering salah membilang dengan urut, 4.Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya. 5.Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
  • 41. Penyebab: 1. Hipotesis-hipotesis tentang penyebab gangguan belajar cenderung terfokus pada masalah-masalah kognitif perseptual dan kemungkinan faktor-faktor neurologis yang mendasarinya. Seperti adanya gangguan visual dan auditori. 2. Lingkungan 3. Psikologis (Phobia)
  • 42. Intervensi: 1.Model Psikoedukasi Lebih menekankan pada kekuatan atau kelebihan anak dari pada kekurangannya. Misal: seorang anak menyimpan informasi auditori lebih baik dibanding visual, maka pembelajaran yang digunakan lebih kepada model auditori. 2. Model Behavioral 3. Model Medis 4. Model Neuropsikologi 5. Model Linguistik 6. Model Kognitif