Dokumen tersebut membahas tentang seni budaya di tiga provinsi di Sumatra yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mencakup sastra, senjata tradisional, rumah adat, tarian, musik, kerajinan, dan makanan khas dari masing-masing provinsi.
Dokumen tersebut berisi daftar nama anggota kelompok 2 beserta informasi pribadi masing-masing anggota seperti nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, hobi, riwayat pendidikan, motto hidup, email dan nomor hp. Juga berisi penjelasan singkat tentang lambang, sejarah, peta, gubernur, rumah adat, pakaian adat, senjata adat, tarian adat, alat musik adat, potensi wisata, makanan khas dari provinsi Sumater
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumateraagrifinaamanda
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang tarian tradisional dari beberapa provinsi di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, serta rumah adat dari masing-masing provinsi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan ciri khas gerakan, makna, dan sejarah masing-masing tarian tradisional serta gambaran umum tentang bentuk dan fungsi rumah adat di setiap daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan dari berbagai wilayah di Indonesia bagian barat seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Kebudayaan yang diuraikan meliputi rumah adat, seni tari, musik tradisional, pakaian adat, kerajinan tangan, upacara adat, dan festival khas dari masing-masing daerah.
Tiga kumpulan etnik terbesar di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Sabah dan Sarawak juga mempunyai pelbagai kumpulan etnik peribumi dengan budaya dan warisan yang unik.
Tari kuda lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang dipertahankan oleh Paguyuban Turonggo Gagak Seto di Desa Gemawang. Paguyuban ini berdiri sejak 2011 dan rutin melakukan latihan untuk menampilkan tari kuda lumping dengan cerita tentang pertempuran melawan jahat bernama Leak. Mereka berharap dapat melestarikan budaya Jawa melalui kesenian ini.
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYANaila N. K
Ìý
Teks tersebut membahas berbagai aspek budaya daerah di Indonesia, meliputi tarian tradisional, rumah adat, pakaian adat, makanan khas, alat musik tradisional, dan senjata tradisional dari berbagai suku di Indonesia.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang provinsi Jawa Timur. Terdapat informasi tentang suku, bahasa, agama, ibu kota, pulau, rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan lagu daerah di Jawa Timur.
Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh 8 etnis asli yaitu Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pesisir, Simalungun, Pakpak, dan Nias. Masing-masing etnis memiliki tarian tradisional yang mencerminkan budaya dan sejarahnya.
Dokumen tersebut meringkaskan keanekaragaman budaya di berbagai provinsi di Indonesia, meliputi rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan bahasa daerah yang ada di setiap provinsi. Provinsi-provinsi yang diringkas antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bant
Tari Campak adalah tarian tradisional dari Bangka Belitung yang menggambarkan keceriaan masyarakat setelah panen padi. Tarian ini diiringi alat musik seperti akordion, gendang, biola, dan gong sambil menyanyikan pantun. Penari memakai kostum tradisional dan dipengaruhi budaya Eropa. Tari Campak biasanya ditampilkan dalam acara adat dan pernikahan.
Dokumen tersebut membahas tentang tarian dan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Aceh (Tari Saman dan pakaian Ulee Balang), Sumatera Utara (Tari Tor-Tor dan pakaian Ulos), hingga Papua (Tari Musyoh dan pakaian adat Manawou). Informasi mengenai ciri khas, sejarah singkat, dan fungsi sosial budaya dari masing-masing tarian dan pakaian adat dipaparkan secara jelas dalam dokumen ter
Tari Saman merupakan tarian tradisional dari Aceh yang diciptakan pada abad ke-14 oleh Syekh Saman sebagai media dakwah. Awalnya hanya permainan rakyat, kini menjadi tarian yang menampilkan gerakan serentak dan diiringi syair-syair berisi petuah agama."
This document discusses breach of trust and defenses available to trustees. It begins by defining breach of trust and the basis for trustee liability. It then covers the nature of trustee liability, including personal liability to beneficiaries. Defenses that may allow a trustee to avoid liability are then examined, such as beneficiary consent, release or acquiescence, expiration of the limitation period, statutory relief if the trustee acted honestly and reasonably, advice of counsel, exemption clauses, and statutory indemnities.
Tari kuda lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang dipertahankan oleh Paguyuban Turonggo Gagak Seto di Desa Gemawang. Paguyuban ini berdiri sejak 2011 dan rutin melakukan latihan untuk menampilkan tari kuda lumping dengan cerita tentang pertempuran melawan jahat bernama Leak. Mereka berharap dapat melestarikan budaya Jawa melalui kesenian ini.
Keanekaragaman KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA 34 PROVINSI DAN GAMBARNYANaila N. K
Ìý
Teks tersebut membahas berbagai aspek budaya daerah di Indonesia, meliputi tarian tradisional, rumah adat, pakaian adat, makanan khas, alat musik tradisional, dan senjata tradisional dari berbagai suku di Indonesia.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang provinsi Jawa Timur. Terdapat informasi tentang suku, bahasa, agama, ibu kota, pulau, rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan lagu daerah di Jawa Timur.
Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh 8 etnis asli yaitu Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pesisir, Simalungun, Pakpak, dan Nias. Masing-masing etnis memiliki tarian tradisional yang mencerminkan budaya dan sejarahnya.
Dokumen tersebut meringkaskan keanekaragaman budaya di berbagai provinsi di Indonesia, meliputi rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan bahasa daerah yang ada di setiap provinsi. Provinsi-provinsi yang diringkas antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bant
Tari Campak adalah tarian tradisional dari Bangka Belitung yang menggambarkan keceriaan masyarakat setelah panen padi. Tarian ini diiringi alat musik seperti akordion, gendang, biola, dan gong sambil menyanyikan pantun. Penari memakai kostum tradisional dan dipengaruhi budaya Eropa. Tari Campak biasanya ditampilkan dalam acara adat dan pernikahan.
Dokumen tersebut membahas tentang tarian dan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Aceh (Tari Saman dan pakaian Ulee Balang), Sumatera Utara (Tari Tor-Tor dan pakaian Ulos), hingga Papua (Tari Musyoh dan pakaian adat Manawou). Informasi mengenai ciri khas, sejarah singkat, dan fungsi sosial budaya dari masing-masing tarian dan pakaian adat dipaparkan secara jelas dalam dokumen ter
Tari Saman merupakan tarian tradisional dari Aceh yang diciptakan pada abad ke-14 oleh Syekh Saman sebagai media dakwah. Awalnya hanya permainan rakyat, kini menjadi tarian yang menampilkan gerakan serentak dan diiringi syair-syair berisi petuah agama."
This document discusses breach of trust and defenses available to trustees. It begins by defining breach of trust and the basis for trustee liability. It then covers the nature of trustee liability, including personal liability to beneficiaries. Defenses that may allow a trustee to avoid liability are then examined, such as beneficiary consent, release or acquiescence, expiration of the limitation period, statutory relief if the trustee acted honestly and reasonably, advice of counsel, exemption clauses, and statutory indemnities.
Introduction to the_law_of_trust-_law_of_equity_trusts_probate_iStudent
Ìý
The document provides an introduction to the law of trusts. It begins by discussing how trusts involve the separation of legal ownership and equitable ownership of property, with legal title vesting in the trustee and equitable title vesting in the beneficiary. It then defines trusts according to various legal sources and discusses associated terms like settlor, trustee, beneficiary, trust property. It explains how trusts separate legal and equitable ownership and the nature of a beneficiary's equitable interest. Finally, it notes trusts are distinguished from other legal relationships and concepts.
This document discusses the law of trusts in different jurisdictions. It begins by outlining the four essential elements of an English trust: trust property, trustee, beneficiaries, and a deed or instructions. It then examines trusts in Japan, noting they developed differently due to Japanese concepts of family estates. China's new Trust Law from 2001 was influenced by laws from Taiwan, Japan, Korea and Anglo-American systems, and aimed to enhance China's economic development. Implementing this borrowed statute poses challenges as some principles conflict with Anglo-American trust law.
The document discusses the concepts of bare trust and stakeholder under Malaysian law. It begins by explaining that a solicitor stakeholder temporarily holds money or property while its owner is still being determined, such as money paid by a purchaser pending registration of a property transfer. It then summarizes two key Malaysian cases on stakeholders. The document also discusses the English common law position on bare trusts, where the vendor becomes a bare trustee once a valid sale contract exists. However, under Malaysian law bare trustee status only arises after full payment and execution of a valid transfer, as established in another case summarized. The key differences between the common law and Malaysian positions on bare trusts are also outlined.
Land Law II notes - For Revision Purposes OnlyAzrin Hafiz
Ìý
This document summarizes 11 land law cases related to jual janji (conditional sale) transactions and lien cases in Malaysia. It provides brief summaries of the facts and outcomes of each case. The cases cover topics such as whether a transaction constituted a jual janji or outright sale, the right to redeem land after the agreed repayment period has expired, and priority of claims when charges or liens on land are involved.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa tari yang disebutkan antara lain Tari Saudati dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatra Utara, Tari Tanggai dari Sumatra Selatan, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Jangget dari Lampung, Tari Badrong Lesung dari Banten, dan Tari Topeng serta Tari Ondel-ondel dari DKI J
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman budaya daerah Sumatera Selatan (Palembang) dan Sulawesi Selatan (Bugis). Secara singkat, dibahas tentang letak geografis dan penduduk Palembang, rumah adat Palembang yang disebut Rumah Limas, pakaian adat Palembang berupa Kain Songket, seni musik tradisional Palembang bernama Jidur, serta sejarah dan kesenian budaya Palembang. Dokumen juga membahas tentang adat dan
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok penulis, sejarah Sulawesi Utara, seni tari tradisional seperti Maengket dan Kabasaran, alat musik kolintang dan garputala, seni bela diri Sakalele, adat pernikahan, permainan tradisional Kokotek, serta pakaian adat Sangihe yang terbuat dari serat kofo.
BERmusik alat musik yang bisa di pelajariyohanesfa
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang musik tradisional Nusantara di Indonesia. Musik tradisional ini berkembang di seluruh wilayah kepulauan Indonesia dan memiliki ciri khas yang berbeda di setiap daerahnya. Beberapa jenis musik tradisional Nusantara yang disebutkan antara lain musik Aceh, Sumatera Utara, Nias, Minangkabau, Jakarta, dan Jawa Barat.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Provinsi ini terdiri dari pulau Lombok dan Sumbawa, dengan ibu kotanya di Mataram, Lombok. Mayoritas penduduknya berasal dari suku Sasak dan memeluk agama Islam. Teks ini juga menjelaskan tentang rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, kerajinan, upacara adat, dan alat musik yang berasal dari Nusa Tenggara Barat.
Adaptasi masyarakat Aceh terhadap lingkungannya dapat dilihat dari bentuk Rumoh Aceh yang berbentuk panggung, menggunakan bahan alami seperti kayu dan rotan, serta orientasi rumah yang selalu berarah timur-barat. Masyarakat Aceh memiliki berbagai kesenian tradisional seperti tari, alat musik, pakaian adat, dan senjata tradisional seperti rencong. Makanan khas Aceh antara lain ayam tangkap
1. ACEH.
Sastra
ï‚· Bustanussalatin
ï‚· Hikayat Prang Sabi
ï‚· Hikayat Malem Diwa
ï‚· Legenda Amat Rhang Manyang
ï‚· Legenda Putroe Neng
ï‚· Legenda Magasang dan Magaseueng
Senjata tradisional
Rencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih
dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori
dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang).Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki
beberapa senjata khas lainnya, seperti Sikin Panjang, Perisai Awe, Perisai Teumaga, siwah,
geuliwang dan peudeueng.
Rumah Tradisional
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung
dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu
seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt
(serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
Tarian
Tari Seudati di Sama Langa tahun 1907
Tari Saman dari Gayo Lues
Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang
sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional
dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan
Tari Saman.
Tarian Suku Aceh
ï‚· Tari Laweut
ï‚· Tari Likok Pulo
ï‚· Tari Pho
ï‚· Tari Ranup lam Puan
ï‚· Tari Rapa'i Geleng
ï‚· Tari Rateb Meuseukat
2. ï‚· Tari Ratoh Duek
ï‚· Tari Seudati
ï‚· Tari Tarek Pukat
Tarian Suku Gayo
ï‚· Tari Saman
ï‚· Tari Bines
ï‚· Tari Didong
ï‚· Tari Guel
ï‚· Tari Munalu
ï‚· Tari Turun Ku Aih Aunen
Tarian Suku Alas
ï‚· Tari Mesekat
Tarian Suku Melayu Tamiang
ï‚· Tari Ula-ula Lembing
Makanan Khas
Mi Aceh tumis dengan daging
Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai bebek, kari
kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka. Di samping itu emping melinjo
asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan
durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi
andalan bagi Aceh. Di Pidie Jaya terkenal dengan kue khas Meureudu yaitu adèe. Di Aceh Utara
lazim kita temukan kuliner khas lainnya yaitu martabak durian yang lezat. Kuliner Bireuen yang
paling terkenal adalah sate matang yang merupakan sate daging sapi atau kambing yang dibakar
yang pada awalnya berasal dari kota Matang Glumpang Dua. Sementara kuliner khas Aceh yang
sering ditemukan dijual di luar provinsi Aceh adalah mie Aceh, sejenis mie kuning basah yang
diracik dengan bumbu khas nan pedas.
SUMATERA UTARA.
Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang
diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir
terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
3. Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan
perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur
rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan
rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini
lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah adat etnis Batak, Ruma Batak, berdiri kokoh dan megah serta masih banyak ditemui di
Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya.
Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk
segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu
rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya
memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa
Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur,
pantangan balai butuh, dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras)
dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah adat di pesisir barat kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah
adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.
Tarian
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa
tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat
yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu.
Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil
mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor
ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk
pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut,
sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor
tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan.
Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti Serampang XII.
4. Kerajinan
Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh
tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan
dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos
terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang
mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah
hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru
tua dan kemerahan.
Pada masyarakat pesisir barat ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya
warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.
Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan
Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah.
Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang
sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri ada dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa
menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan
dan pedas. Pasituak Natonggi atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat akrab
disana, menggambarkan betapa dekatnya tuak atau nira dengan kehidupan mereka.
SUMATERA BARAT.
Musik
Saluang
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan
jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat.
Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak
didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen
alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang
yang dikenal juga dengan nama sijobang.[19]
5. Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat
melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa
persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi
ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
Industri musik di Sumatera Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman
Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau.
Perkembangan musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an,
ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly Kasim, Tiar Ramon, dan Nurseha adalah
penyanyi Sumatera Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini. Saat ini para penyanyi,
pencipta lagu, dan penata musik di Sumatera Barat, bernaung dibawah organisasi PAPPRI
(Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI
(Persatuan Artis Minang Indonesia).
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat yang turut mendukung industri musik
Minang antara lain : Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record,
Caroline Record yang terletak di Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak
di Bukittinggi.
Putar media
Sebuah pertunjukan randai
Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan
etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam,
keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar
dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring,
Tari Payung, dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis
Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut silek dengan
tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.[20]
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini
umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan
nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan
sebagainya.[21]
Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang
6. Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah
Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum
tersebut secara turun temurun.[8]
Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga
dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki
dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka
dan belakang,[22]
umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah
panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat
menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng.
Rumah Bagonjong[23]
ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan
kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah
tidak memakai paku besi tapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai
pengikat.[24]
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar
dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma.[25]
Uma ini dihuni
oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini
dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang
bertakik.
Senjata Tradisional
Senjata tradisional Sumatera Barat adalah Keris dan Kurambiak atau Kerambit. Keris biasanya
dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para
penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau
pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis
perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek. Sedangkan kerambit merupakan
senjata tajam kecil yang bentuknya melengkung seperti kuku harimau, karena memang
terinspirasi dari kuku binatang buas tersebut. Senjata ini dipakai oleh para pendekar silat Minang
dalam pertarungan jarak pendek, terutama yang menggunakan jurus silat harimau. Berbagai jenis
senjata lainnya juga pernah digunakan seperti tombak, pedang panjang, panah, sumpit dan
sebagainya.
Masakan khas
Nasi Kapau salah satu masakan di Sumatera Barat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Padang dan Masakan Sumatera Barat
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang
dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat ditemui hampir di seluruh penjuru
Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri.[26]
Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang
7. cukup populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang,
dan Bubur Kampiun.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa
dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang terkenal dengan bengkuang, Padang
Panjang terkenal dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh
dengan galamai. Selain itu Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang,
bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga
menghasilkan Kopi Luwak.
SUMATERA SELATAN.
1. Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan rumah panggung, untuk
tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas,
yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan
sejahtera. Pintu Gerbang Emas harus ada pada setiap RUmah Limas.
2. Pakaian Adat
Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung bersusun dengan baju
yang khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian tengah badan.
Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu bermahkota, kalung susun,
pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua memakai kain songket yang melingkar pada
bagian tengah badan serta berkain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
Pakaian Adat
3. Tari-tarian Daerah Sumatera Selatan
a. Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebasaran adat.
b. Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
c. Tari Menyadap Karet, tari menggambarkan canda-ria muda-mudi Sumatera Selatan selagi
menyadap karet, yang tak jarang menuntunmereka ke jenjang perkawinan. Tari yang diperkaya
dengan unsur gerak tradisi ini berkenan sebagai tari pergaulan yang menimbulkan suasana
gembira.
Tari Tanggai
4. Senjata Tradisional
Senjata tradisional yang terkenal di Sumatera Selatan adalah keris. Keris situ ada yang berlekuk
7, 9 atau 13, yaitu dengan jumlah ganjil.
8. Selain keris ada pula senjata lainnya seperti tombak, pedang, dan badik. Tombak Sumatera
Selatan yang bermata tiga dinamakan trisula.
Senjata tradisional Sumatera Selatan – Tombak Trisula
5. Suku
Suku dan marga yang terdapat di Sumatera Selatan adalah: Komering, Palembang, Pasemah,
Semenda, Ranau Kisan, Ogan, Lematang, Rajang, Rawas, Kubu, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Kubu, Palembang, Rejang Lebong, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Kabile-bile, Tari Tanggai, Dek Sangke.
LAMPUNG.
Sastra
Lampung menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan sastra, baik sastra (berbahasa) Indonesia
maupun sastra (berbahasa) Lampung. Kehidupan sastra (Indonesia) di Lampung dapat dikatakan
sangat ingar-bingar meskipun usia dunia kesusastraan Lampung relatif masih muda. Penyair
Iwan Nurdaya-Djafar yang baru kembali ke Lampung setelah selesai kuliah di Bandung sekitar
1980-an mengaku kepenyairan di Lampung masih sepi. Dia baru menjumpai Isbedy Stiawan ZS,
A.M. Zulqornain, Sugandhi Putra, Djuhardi Basri, Naim Emel Prahana dan beberapa nama
lainnya.
Barulah memasuki 1990-an kemudian Lampung mulai semarak dengan penyair-penyair seperti
Iswadi Pratama, Budi P. Hatees, Panji Utama, Udo Z. Karzi, Ahmad Yulden Erwin, Christian
Heru Cahyo dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A.
Chepy, Dahta Gautama dkk. Kini ada Dina Oktaviani, Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli
Alfian, Y. Wibowo, Inggit Putria Marga, Nersalya Renata dan Lupita Lukman. Selain itu ada
cerpenis Dyah Merta dan M. Arman AZ..
Leksikon Seniman Lampung (2005) menyebutkan tidak kurang dari 36 penyair/sastrawan
Lampung yang meramaikan lembar-lembar sastra koran, jurnal dan majalah seantero negeri.
Teater
Perkembangan teater di Lampung banyak dilatarbelakangi dari keinginan para pelajar dan
mahasiswa yang tergabung dalam kelompok seni untuk mendalami seni peran dan pertunjukkan.
Beberapa kelompok teater kampus dan pelajar yang masih tercatat aktif sampai saat ini adalah
teater Kurusetra (UKMBS Unila), KSS (FKIP Unila), Green Teater (Umitra), Teater Biru
(Darmajaya), Teater Kapuk (STAIN Metro), Teater Sudirman 41 (SMAN 1 Bandar Lampung),
Teater Gemma (SMAN 2 Bandar Lampung), Teater Palapa (SMAN 3 Bandar Lampung), Teater
Sanggar Madani(SMAN 5 Bandar Lampung), Teater Handayani (SMAN 7 Bandar Lampung),
Kolastra (SMAN 9 Bandar Lampung), Teater Sebelas (SMAN 11 Bandar Lampung), Teater
9. Pelopor (SMA Perintis 1 Bandar Lampung), Insyaallah Teater (SMU Perintis 2 Bandar
Lampung), Teater Cupido (SMAN 1 Sumberjaya).
Sedangkan beberapa teater yang digerakkan seniman-seniman Lampung yaitu Teater Satu,
Komunitas Berkat Yakin (Kober), Teater Kuman, Teater Sendiri. Penggerak teater di Lampung
yang masih eksis mengembangkan seni pertunjukkan teater melalui karya-karyanya antara lain
Iswadi Pratama, Ari Pahala Hutabarat, Robi akbar, M. Yunus, Edi Samudra Kertagama, Ahmad
Jusmar, Imas Sobariah, Ahmad Zilalin, Darmawan. Lampung tidak hanya dikenal banyak
melahirkan sastrawan-sastrawan baru namun aktor-aktor potensial pun juga tidak sedikit yang
muncul seperti, Rendie Dadang Yusliadi, Robi Akbar, Eyie, Iin Mutmainah, M Yunus, Dedi Nio,
Liza Mutiara Afriani, Iskandar GB, Ruth Marini.
Dalam tiap tahunnya even-even teater seperti pertunjukan, lomba, workshop dan diskusi kerap
digelar di Provinsi ini serta tempat tempat yang sering digunakan adalah Gedung Teater Tertutup
Taman Budaya Lampung, Auditorium RRI, GSG UNILA, Academic Centre STAIN Metro,
Gedung PKM Unila, Aula FKIP Unila, Pasar Seni Enggal.
Adapun even tahunan teater yang terbesar di Lampung adalah Liga Teater SLTA se-Provinsi
Lampung sebagai ajang apresiasi para aktor Pelajar Lampung yang kualitasnya tidak kalah
dengan pelajar di luar Lampung.
Musik
Sebagaimana sebuah daerah, Lampung memiliki beraneka ragam jenis musik, mulai dari jenis
tradisional hingga modern (musik modern yang mengadopsi kebudayaan musik global). Adapun
jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung. Jenis musik ini
biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Mungkin jenis musik ini merupakan
perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan festival diadakan dengan
tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan
jati diri. Festival Krakatau, contohnya adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda
Lampung yang bertujuan untuk mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi
ajang promosi pariwisata.
Tarian
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian
yang terkenal adalah Tari Sembah dan Tari Melinting (saat ini nama Tari Sembah sudah
dibakukan menjadi Sigeh Pengunten). Ritual tari sembah biasanya diadakan oleh masyarakat
lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan
yang datang, mungkin bolehlah dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Selain sebagai
ritual penyambutan, tari sembah pun kerap kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan
masyarakan Lampung.
10. Busana Adat
Daerah Lampung dikenal sebagai penghasil kain tapis, kain tenun bersulam benang emas yang
indah. Kain ini dibuat oleh wanita. Pada penyelenggaraan upacara adat, seperti perkawinan, tapis
yang dipenuhi sulaman benang emas dengan motif yang indah merupakan kelengkapan busana
adat daerah Lampung.
Dalam keseharian laki-laki Lampung mengikat kepalanya dengan kikat. Bahannya dari kain
batik. Bila dipakai dalam kerapatan adat dipadukan dengan baju teluk belanga dan kain. Lelaki
muda Lampung lebih menyukai memakai kepiah/ketupung, yaitu tutup kepala berbentuk segi
empat berwarna hitam terbuat dari kain tebal, apalagi kalau ingin bertemu dengan gadis. Untuk
mengiring pengantin dikenakan kekat akkin, yaitu destar dengan bagian tepi dihias bunga-bunga
dari benang emas dan bagian tengah berhiaskan siger, serta di salah satu sudutnya terdapat
sulaman benang emas berupa bunga tanjung dan bunga cengkeh.
Sebagai penutup badan dikenakan kawai, yaitu baju berbentuk teluk belanga belah buluh atau
jas. Baju ini terbuat dari bahan kain tetoron atau belacu dan lebih disukai yang berwarna terang.
Tetapi sekarang banyak digunakan kawai kemija, yaitu bentuk kemeja seperti pakaian sekolah
atau moderen. Pemakaian kawai kemija ini sudah biasa untuk menyertai kain dan peci, ketika
menghadiri upacara adat sekalipun.
Bagian bawah mengenakan senjang, yaitu kain yang dibuat dari kain Samarinda. Bugis atau
batik Jawa. Tetapi sekarang telah dikenal adanya celanou (celana) pendek dan panjang sebagai
penganti kain.
Rumah Adat
Rumah tradisional adat Lampung, atau yang sering disebut Nuwo Sesat, memiliki ciri khas
seperti: berbentuk panggung, atap terbuat dari anyaman ilalang, terbuat dari kayu dikarenakan
untuk menghindari serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi gempa bumi, karena masyarakat
lampung telah mengenal gempa dari zaman dahulu dan lampung terletak di pertemuan lempeng
Asia dan Australia.
JAMBI.
1. Rumah Adat
Rumah adat Jambi dinamakan Rumah Panggung dengan model kajang lako. Rumah adat tersebut
merupakan rumah tinggal yang terbagi dalam 8 ruangan. Ruangan tersebut adalah: pertama
Jogan, merupakan tempat istirahat dan menaruh air. Kedua Serambi Depan, merupakan ruangan
untuk tamu laki-laki juga ruangan untuk mengaji anak-anak lelaki. Ketiga, Serambi Dalam yang
merupakan tempat tidur bagi anak-anak lelaki. Keempat, Ameben Melintang yang merupakan
kamar pengantin. Kelima, Serambi Belakang yang merupakan kamar tidur bagi anak-anak gadis.
Keenam, Laren yang merupakan tempat menerima tamu wanita dan kegiatan anak-anak remaja
putri. Ketujuh, Garang yang merupakan ruangan untuk menumbuk padi sekaligus tempat untuk
11. menampung air. Kedelapan adalah dapur. Ada pula ruangan yag disebut Tengganai, yaitu
ruangan yang digunakan untuk pertemuan kaum/ninik mamak.
2. Pakaian Adat
Pria dari Jambi memakai mahkota dan kalung bersusun. Ia juga memakai pending dengan keris
terselip di depan perut serta gelang emas pada kedua belah lengan dan tangan. Baju dan
celananya bersuji dengan model yang khas dan kain songket melingkar di tengah badan.
Pakaian yang dipakai wanitanya serupa benar dengan sang pria seperti mahkota, kalung
bersusun, pending serta gelang emas pada kedua belah lengan, tangan dan kaki. Ia juga memakai
baju kurung serta kain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
3. Tari-tarian Daerah Jambi
a. Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat Jambi ini banyak persamaannya
dengan tari Melayu.
b. Tari Selampit Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah
Jambi.
c. Tari Rangguk, tarian Jambi yang lincah untuk menyambut tamu.
d. Skin adalah sejenis keris kecil. Sesuai dengan namanya, tari "skin" menggambarkan
ketangkasan kaum wanita dalam ulah keprajuritan. Tari ini merupakan tari kreasi yang tetap
memanfaatkan perbendaharaan gerak tari tradisi.
Tari Sekapur Sirih
4. Senjata Tradisional
Keris merupakan senjata tradisional di Jambi. Keris yang bentuknya lurus, dinamakan badik
tumbuk lada. Keris ini banyak dan terdapat dimana-mana. Hulunya terbuat dari kayu atau tanduk
dan wilayahnya lurus. Selain itu terdapat pula keris dengan wilahan yang berlekuk. Senjata
lainnya adalah tombak, pedang dan sumpit.
Keris Jambi
5. Suku: Suku dan marga yang terdapat didaerah Jambi adalah: Melayu, Kerinci, Kubu,
Penghulu, Bajau, Batin, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Bajau, Melayu, Kubu, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Batang Hari.
BANGKA BELITUNG.
1. Rumah Adat Bangka Belitung
Rumah Adat khas Bangka Belitung bernama Rumah Panggung. Rumah ini bercirikan khas
Melayu seperti yang ada di daerah-daerah pesisir Sumatera serta Malaka. Rumah panggung
terbuat dari kayu, bambu atau rotan. Ada 9 tiang yang digunakan untuk mendirikan bangunan ini
berdasarkan falsafah 9 tiang yang dipercaya masyarakat di Bangka Belitung ini. Tiang yang
12. pertama kali dibangun yaitu tiang utamanya terletak ditengah bangunan. Sebagai atapnya ditutup
menggunakan daun rumbia dan model atap sebagian berarsitektur Terpancung. Sedangkan
dindingnya menggunakan kulita kayu atau pelepah. Sebagian dari atap sisi bangunan dengan
arsitektur ini terpancung.
2. Pakaian Adat Bangka Belitung
Pakaian adat pernikahan mempelai laki-laki Bangka Belitung mengenakan Jubah panjang sebatas
betis kaki berwarna merah yang terbuat dari bahan beludru disertai hiasan manik-manik dan
pakaian bawahnya memakai celana. Pada bahu sebelah kanan diselempangkan sebuah kain. Di
kepala dikenakan sorban sebgai penutup kepala ( sungkon ) dan sandal Arab sebagai alas
kakinya.
Sedangkan pakaian adat pengantin wanita mengenakan baju kurung berwarna merah berbahan
beludru dan memakai kain tenun asli Bangka yang disebut dengan kain cual. Pada dada dihiasi
dengan penutup dada atau teratai dan dilengkapi hiasan Ronce Melati. Dan untuk hiasan kepala
dikenakan Paksian yang meliputi hiasan-hiasan Kembang Goyang, Kembang Cempaka, Gelang,
Daun Bambum, Anting Panjang, Sari Bulan, pending untuk dipinggang dan lain sebagainya
3. Senjata tradisional
- Senjata Kedik, yaitu alat yang digunakan untuk alat petanian, perkebunan lada
- Parang Bangka, yaitu senjata yang mirip golok di jawa, dibuat agak berat dan lebar agar sasaran
dengan cepat dapat terpotong. Alat ini digunakan dalam perkelahian jarak pendek serta dapat
digunakan untuk menebang pohon.
- Siwar Panjang
4. Alat musik: Gendang Melayu, Suling, Rebana dan Dambus
5. Tarian tradisional: Tari Campak, Tari Zapin, Tari Tanggai, Taru Bahtera Bertiang Tujuh
6. Makanan Tradisional:
- Kemplang belacan, yaitu berbahan dari sagu dan ikan. Bentuknya bulat lebar dan belacan atau
terasi sebagai pelengkap sambalnya.
- Lempah kuning, yaitu berbahan ikan laut dan daging yang diberi berbagai macam bumbu
meliputi bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas dsb. Makanan ini merupakan masakan
khas dari Pulau Bangka.
- Kritcu
- Getas/Keretek
KEPULAUAN RIAU.
Musik
Musik Melayu Kepulauan Riau dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau
mencakup Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin,
Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik
Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya
berkembang istana Daik Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik
Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah,
13. Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria,
Musik Kuna kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora,
Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatera Utara, Musik
Agogo dan lainnya.
Tarian
Tari melayu di Kepulauan Riau yang berkembang di kabupaten dan kota antara lain: Tari Zapin,
Tari Joget Dangong, Tari Jogi, Tari Melemang, Tari Makyong, Tari Mendu, Tari Inai, Tari
Dayung Sampan, Tari Topeng, Tari Lang-Lang Buana, Tari Alu, Tari Ayam Sudur, Tari Boria,
Tari Zikir Barat, Tari Rokana, Tari Joget lambak, Tari Damnah, Tari Semah Kajang, Tari
Dendang Dangkong, Tari Sirih Lelat, Tari Tebus Kipas, Tari Sekapur Sirih, Tari Engku Puteri,
Tari Mustika Kencana, Tari Marhaban, Tari Menjunjung Duli, Tari Tandak Pengasih, Tari Ikan
Kekek, Tari Tarek Rawai, Tari Pasang Rokok, Tari Masri, Tari Betabik, Tari Lenggang Cecak,
Tari Laksemane Bentan, Joget Bebtan, Tari Joget Kak Long dari Moro, Tari Joget Mak Dare,
Tari Joget Makcik Normah di pulau Panjang Batam.
Seni teater
Teater Melayu yang berkembang di Provinsi Kepulauan Riau antara lain Teater Makyong di
Kabupaten Bintan tepatnya di Pulau Mantang, Pulau Panjang, Batam; Teater Mendu di
Kabupaten Ranai tepatnya di Kecamatan Sedanau dan Ranai; Teater Lang-lang Buana di
Kabupaten Natuna tepatnya di Ranai dan Wayang Bangsawan di Daik Lingga, Dabo Singkep,
Pulau Penyengat.
Teater dari daerah lain yang berada di Provinsi Kepulauan Riau antara lain seperti: Randai,
Ketoprak, Wayang Orang, Dul Muluk dan Manora. Semuanya dikembangkan oleh masyarakat
dan suku lain yang berada di provinsi Kepulauan Riau.