Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam Islam. Terdapat penjelasan mengenai definisi etos kerja, faktor-faktor yang mempengaruhinya, hukum Islam tentang etos kerja, dan cara meningkatkan etos kerja. Etos kerja dalam Islam diarahkan untuk mencari keridhaan Allah SWT serta memenuhi kebutuhan hidup secara halal.
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam Islam. Etos kerja didefinisikan sebagai pandangan tentang melakukan kegiatan untuk mendapatkan hasil atau kesuksesan, dimana kesuksesan di dunia diartikan sebagai bekal untuk kesuksesan di akhirat. Islam memandang bahwa kerja adalah kewajiban dan menolak pengangguran. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuh etos kerja muslim dan cara untuk menumbu
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam perspektif Islam. Etos kerja didefinisikan sebagai upaya sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sebagai pengabdian kepada Allah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain agama, budaya, sosial politik, lingkungan, dan pendidikan. Tolak ukur etos kerja Islam meliputi memenuhi kebutuhan hidup, kewaj
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggiCik Lelalalora
油
Didefinasikan sebagai prinsip moral atau nilai-nilai akhlak (adat sopan santun dan sebagainya) yang menjadi pegangan seseorang individu atau sesuatu kumpulan manusia
Oxford pula mentakrifkan etika sebagai satu
kumpulan atau set prinsip-prinsip moral yang
mempengaruhi keadaan. Dari segi istilah etika
berasal dari Greek 'ethos' yang bermaksud khusus
kepada 'character ataupun perwatakan dan keperibadian
azam dan tekad untuk membudayakan kerja itu sebagai ibadah dengan berikhtiar agar semangat dan sikap berhati-hati kita semasa mengerjakan ibadah khusus diterapkan dalam tugas dan kerjaya kita. Pasti ketenangan, keseronokan dan kepuasan akan terpancar di hati dan wajah kita. Pasti tekanan, kekecewaan, kehampaan dan lain-lain watak negatif akan dapat dihindarkan
Konsep etika berdasarkan
Al-Quran dan hadis
Tindakan daripada Akhlak
Bekerja dengan ikhlas dan amanah
Setiap tindakan akan
dipertanggungjawabkan
Teori utilitarian - Menerapkan nilai "MACHAVELLIAN" iaitu matlamat menghalalkan cara.
Teori hak asasi油semua manusia inginkan kebebasan dan kemakmuran sendiri .
Teori egoismemeletakkan kepentingan diri sendiri sebagai prinsip dan panduan dalam perlakuan .油melakukan perbuatan yang memberi manfaat dan tidak mendatangkan kerugian kepada mereka .油
Teori hedonisme油segala perbuatan yang mendatangkan keseronokan kenikmatan adalah baik dan beretika .
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja Islam, yang didefinisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan bahwa bekerja bukan hanya untuk memuliakan diri sendiri tetapi juga sebagai manifestasi amal shaleh. Etos kerja Islam memiliki perbedaan dengan etos kerja pada umumnya, di mana etos kerja Islam dilandasi niat lillahita'ala sehingga pekerjaan menjadi amal ibadah. Dokumen tersebut juga menjelask
Teks menjelaskan pengertian dan pentingnya kerja keras dalam Islam. Kerja keras berarti bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah untuk mencapai tujuan. Islam menganjurkan umatnya untuk kerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mencari rezeki. Kerja keras merupakan kunci kesuksesan dan konsep yang penting dalam agama Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan pentingnya kerja keras dalam Islam. Kerja keras diartikan sebagai usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah untuk mencapai tujuan. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras dalam kehidupan untuk mencari rezeki dan menjalankan tugas. Kerja keras merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan.
Modul ini membahas tentang etos kerja dalam perspektif agama Islam. Etos kerja dijelaskan sebagai sikap dan karakteristik seseorang dalam bekerja. Dalam Islam, kerja dianggap sebagai bentuk ibadah untuk mencari ridha Allah serta menghidupi diri dan keluarga. Nabi Muhammad menjadikan kerja sebagai aktualisasi iman dan taqwa, serta memberikan motivasi kepada umatnya bahwa kerja adalah perbuatan mulia.
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam Islam. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain keutamaan kerja dalam Islam seperti mendapatkan pahala, peningkatan derajat, dan dianggap sebagai mujahid. Dokumen juga menjelaskan karakter Rasulullah saw dalam bekerja seperti profesional, perencanaan yang baik, dan bekerja untuk meraih keridahan Allah. Syarat untuk mendapatkan syurga dalam bekerja adal
Dokumen tersebut membahas tentang perlunya konsolidasi kepemimpinan dan usaha Aisyiyah menjelang satu abad gerakannya. Konsolidasi diperlukan untuk memperbarui pemahaman Islam dan melakukan pembaruan internal guna mendukung pembaruan di luar. Etos kerja yang tinggi diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing program Aisyiyah.
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anRessy Octaviani
油
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam perspektif Islam. Islam melihat bekerja sebagai kewajiban dan ibadah bagi umatnya. Agama ini mengajarkan tentang keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat serta pentingnya kerja keras untuk mencapai kebahagiaan di kedua dimensi tersebut."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengurusan Islam dan etika kerja dalam perspektif Islam, termasuk prinsip-prinsip kerja sebagai ibadah, nilai-nilai etika kerja Islam, dan ciri-ciri kepimpinan yang baik menurut Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya konsep kerja sebagai ibadah dalam Islam. Kerja dalam Islam adalah kerja yang halal dan bermanfaat bagi individu dan masyarakat. Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh serta taat kepada Allah, rasul, dan majikan. Kerja juga harus dilakukan untuk mendapatkan rezeki di dunia dan akhirat.
Membangun bangsa dengan taat aturan, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja....SheptyRereQuinta
油
Membangun bangsa melalui perilaku taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang tinggi. Dokumen ini membahas pentingnya taat pada aturan Allah dan rasul, serta pimpinan, kompetisi dalam melakukan kebaikan, dan etos kerja yang kuat didasarkan atas iman untuk mencapai ridho Allah.
PPT MATERI ETOS KERJA MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM BAB 2 KELAS X/10.pdfRULY KONTRIYASA
油
Di kelas X mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bab 2, kurikulum merdeka akan ada materi mengenai "Etos Kerja". Dalam PPT ini akan dijelaskan pengertian etos kerja menurut KBBI dan menurut pandangan Islam, dalil perintah etos kerja, contoh perilaku etos kerja, prinsip etos kerja, dan manfaat etos kerja di kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya PPT ini diharapkan dapat membantu para pembaca memahami mengenai Etos kerja dalam Islam lebih rinci sesuai dalil-dalil yang ada, seperti Al-Quran dan Hadits.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan pentingnya kerja keras dalam Islam. Kerja keras diartikan sebagai usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah untuk mencapai tujuan. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras dalam kehidupan untuk mencari rezeki dan menjalankan tugas. Kerja keras merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan.
Modul ini membahas tentang etos kerja dalam perspektif agama Islam. Etos kerja dijelaskan sebagai sikap dan karakteristik seseorang dalam bekerja. Dalam Islam, kerja dianggap sebagai bentuk ibadah untuk mencari ridha Allah serta menghidupi diri dan keluarga. Nabi Muhammad menjadikan kerja sebagai aktualisasi iman dan taqwa, serta memberikan motivasi kepada umatnya bahwa kerja adalah perbuatan mulia.
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam Islam. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain keutamaan kerja dalam Islam seperti mendapatkan pahala, peningkatan derajat, dan dianggap sebagai mujahid. Dokumen juga menjelaskan karakter Rasulullah saw dalam bekerja seperti profesional, perencanaan yang baik, dan bekerja untuk meraih keridahan Allah. Syarat untuk mendapatkan syurga dalam bekerja adal
Dokumen tersebut membahas tentang perlunya konsolidasi kepemimpinan dan usaha Aisyiyah menjelang satu abad gerakannya. Konsolidasi diperlukan untuk memperbarui pemahaman Islam dan melakukan pembaruan internal guna mendukung pembaruan di luar. Etos kerja yang tinggi diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing program Aisyiyah.
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anRessy Octaviani
油
Dokumen tersebut membahas tentang etos kerja dalam perspektif Islam. Islam melihat bekerja sebagai kewajiban dan ibadah bagi umatnya. Agama ini mengajarkan tentang keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat serta pentingnya kerja keras untuk mencapai kebahagiaan di kedua dimensi tersebut."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengurusan Islam dan etika kerja dalam perspektif Islam, termasuk prinsip-prinsip kerja sebagai ibadah, nilai-nilai etika kerja Islam, dan ciri-ciri kepimpinan yang baik menurut Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya konsep kerja sebagai ibadah dalam Islam. Kerja dalam Islam adalah kerja yang halal dan bermanfaat bagi individu dan masyarakat. Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh serta taat kepada Allah, rasul, dan majikan. Kerja juga harus dilakukan untuk mendapatkan rezeki di dunia dan akhirat.
Membangun bangsa dengan taat aturan, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja....SheptyRereQuinta
油
Membangun bangsa melalui perilaku taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang tinggi. Dokumen ini membahas pentingnya taat pada aturan Allah dan rasul, serta pimpinan, kompetisi dalam melakukan kebaikan, dan etos kerja yang kuat didasarkan atas iman untuk mencapai ridho Allah.
PPT MATERI ETOS KERJA MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM BAB 2 KELAS X/10.pdfRULY KONTRIYASA
油
Di kelas X mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bab 2, kurikulum merdeka akan ada materi mengenai "Etos Kerja". Dalam PPT ini akan dijelaskan pengertian etos kerja menurut KBBI dan menurut pandangan Islam, dalil perintah etos kerja, contoh perilaku etos kerja, prinsip etos kerja, dan manfaat etos kerja di kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya PPT ini diharapkan dapat membantu para pembaca memahami mengenai Etos kerja dalam Islam lebih rinci sesuai dalil-dalil yang ada, seperti Al-Quran dan Hadits.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
AGAMA DAN ETOS KERJA haruslah baik, sehingga menjadi bagian dari dakwah
1. ETOS KERJA
DALAM ISLAM
Oleh:
Asiyah Nurul F. (05)
Elia Azizah (08)
Fachmi Erin M. (09)
Ifranus Ade O. N. P. (13)
Riksa Rizki Z. A. (24)
Safira Chika N. I. (27)
Zulfikar Sandy P. (34)
XII IPA 5
SMA Negeri 1 Jember
2. Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai ini
tentunya akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para
penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang pastilah
diwarnai oleh ajaran agama yang dianutnya jika ia sungguh-sungguh
dalam kehidupan beragama.
Budaya
Luthans (2006) mengatakan bahwa sikap mental, tekad, disiplin dan
semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya.
Sosial politik
Menurut Siagian (1995), tinggi atau rendahnya etos kerja suatu
masyarakat dipengaruhi juga oleh ada atau tidaknya struktur politik
yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati
hasil kerja keras mereka dengan penuh.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ETOS KERJA
3. PENGERTIAN ETOS KERJA
CIRI ORANG MEMILIKI ETOS KERJA YANG TINGGI
DALIL - DALIL MENGENAI ETOS KERJA
HUKUM ISLAM TENTANG ETOS KERJA
CONTOH ETOS KERJA
TOLAK UKUR ETOS KERJA
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA
FUNGSI ETOS KERJA
CARA CARA MENUMBUHKAN ETOS KERJA
ETOS KERJA
ETIKA DALAM BEKERJA
4. Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti
sikap, kepribadian, watak, karakter serta
keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja
dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh
berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta
sistem nilai yang diyakininya.
Dalam al-Quran dikenal kata itqon yang berarti
proses pekerjaan yang sungguh-sungguh, akurat
dan sempurna. (An-Naml : 88). Etos kerja
seorang muslim adalah semangat untuk
menapaki jalan lurus
Definisi Etos
5. Kerja dalam pengertian luas adalah semua
bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik
dalam hal materi maupun non-materi, intelektual
atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan
masalah keduniawian atau keakhiratan.
Definisi Kerja
6. Suatu upaya sungguh-sungguh dengan
mengerahkan seluruh kemampuan dan usahanya
untuk memenuhi kebutuhan (jasmani dan
rohani) sebagai bukti pengabdian dirinya kepada
Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah
mencintai salah seorang diantara kamu yang
melakukan pekerjaan dengan itqon (tekun,
rapi dan teliti). (HR. Al-Baihaki)
Definisi Etos Kerja
7. Hukum Islam tentang Etos Kerja
Berikut Etos Kerja Islami :
Selalu mencari kerja yang halal apapun kondisinya
selalu diawali dengan berdoa sebelum bekerja minimal
membaca basmalah
Berusaha mencintai pekerjaan
ikhlas dalam menjalankannya.
selalu menerapkan nilai-nilai islami dalam bekerja seperti :
jujur, amanah, tanggung jawab, kerja keras dll
selalu ada perimbangan antara kerja dengan ibadah
ikhlas menerima hasil dan berani menanggung resiko dari
pekerjaan yang dilakukanya
siap menerima kritikan , masukan dari orang lain dan siap
memperbaiki kesalahan yang dilakukan
8. KERJA / AMAL
KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM
MENGANDUNG MAKNA IBADAH KEPADA ALLAH SWT, MENUJU SUKSES
DUNIA AKHIRAT.
TAHAPAN, AGAR ETOS KERJA YANG DILANDASI SEMANGAT BERIBADAH
MENINGKAT :
1. KERJA IKHLAS
2. KERJA KERAS DAN CERDAS
Hukum Islam tentang Etos Kerja
9. Fungsi Etos Kerja
Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja
adalah:
a. Pendorang timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat
lambatnya suatu perbuatan .
10. Kondisi lingkungan (geografis)
Siagian(1995) juga menemukan adanya indikasi bahwa etos
kerja dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis. Lingkungan
alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya
melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan
bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan
di lingkungan tersebut.
Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang
mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat
tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu, disertai
dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian dan
keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan
produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi (Bertens, 1994).
Motivasi intrinsik individu
Anoraga (2009) mengatakan bahwa individu memiliki etos kerja
yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan
suatu pandangan dan sikap, yang tentunya didasari oleh nilai-nilai yang
diyakini seseorang. Keyakinan ini menjadi suatu motivasi kerja, yang
mempengaruhi juga etos kerja seseorang.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ETOS KERJA
11. Dalil Naqli Etos Kerja
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. (QS. Al-Jumuah:10)
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-
Taubah:105)
12. 惺 惺 悋 惷惘 惡惘 惆惺愕 惡 惆悋惆悋 惺
リb
悋惘悽 愀 悋悋惺愀 惆忰リb リb 悋 悋 惡悋
悖
悋 惆悋惆 悋 惡 悒 惆 惺 悖
(
悋惡悽悋惘 惘悋 惆 惺 (
Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi makanan yang
berasal dari buah tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan
dari hasil tangannya sendiri. (HR. Bukhori)
Wahai manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras (secara sungguh-
sungguh) menuju keredaan Tuhanmu.(QS. Al-Insyiqoq:6)
Dalil Naqli Etos Kerja
13. Cara Menumbuhkan
Etos Kerja
1. Menumbuhkan sikap optimis :
- Mengembangkan semangat dalam diri
- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju
2. Jadilah diri anda sendiri :
- Lepaskan impian
- Raihlah cita-cita yang anda harapkan
3. Keberanian untuk memulai :
- Jangan buang waktu dengan bermimpi
- Jangan takut untuk gagal
- Merubah kegagalan menjadi sukses
4. Kerja dan waktu :
- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)
- Jangan cepat merasa puas
5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :
- Latihan berkonsentrasi
- Perlunya beristirahat
6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004)
14. Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk Meningkatkan Etos Kerja :
1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.
2. Semangat : keinginan untuk bekerja.
3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.
4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).
5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.
6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.
7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan
dan sebagainya dalam bekerja.
8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.(Siregar, 2000, p.24)
Cara Menumbuhkan Etos Kerja
15. Kisah Etos Kerja
Suatu hari Rasulullah SAW berjumpa dengan Saad bin Muadz Al-Anshari.
Ketika itu Rasul melihat tangan Saad melepuh, kulitnya gosong kehitam-
hitaman seperti terpanggang matahari. Kenapa tanganmu?, tanya Rasul
kepada Saad. Wahai Rasulullah, jawab Saad, Tanganku seperti ini
karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah
keluarga yang menjadi tanggunganku. Seketika itu beliau mengambil
tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, Inilah tangan yang
tidak akan pernah disentuh api neraka.
Dalam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang berjalan melalui
tempat Rasulullah SAW. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat
dan tangkas. Para sahabat kemudian bertanya, Wahai Rasulullah,
andaikata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan jihad fi sabilillah,
maka alangkah baiknya. Mendengar itu Rasul pun menjawab, Kalau ia
bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu
adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua
orangtuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; kalau
ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-
minta, itu juga fi sabilillah. (HR Ath-Thabrani).
16. Contoh Seserorang Dengan Etos Kerja yang Tinggi
Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan
dan ketakwaan. Rasul bekerja bukan untuk menumpuk
kekayaan duniawi. Beliau bekerja untuk meraih keridaan Allah
SWT.
Ada lima peran penting yang diemban Rasulullah SAW, yaitu :
Pertama, Sebagai Rasul.
Kedua, Sebagai kepala negara dan pemimpin sebuah
masyarakat heterogen.
Ketiga, Sebagai panglima perang. Selama hidup tak kurang
dari 28 kali
Keempat, sebagai kepala rumahtangga.
Kelima, Sebagai seorang pebisnis.
17. Rahasia Kesuksesan Karier dan Pekerjaan Rasulullah SAW
Pertama, Rasul selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional, dan tidak asal-asalan. Beliau
bersabda, "Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja,
maka hendaklah meningkatkan kualitasnya".
Kedua, dalam bekerja Rasul melakukannya dengan manajemen yang baik, perencanaan yang
jelas, pentahapan aksi, dan adanya penetapan skala prioritas.
Ketiga, Rasul tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun. "Barangsiapa yang
dibukakan pintukebaikan, hendaknya dia mampu memanfaatkannya, karena ia tidak
tahu kapan ditutupkan kepadanya," demikian beliau bersabda.
Keempat, dalam bekerja Rasul selalu memperhitungkan masa depan. Beliau adalah
sosok yang visioner, sehingga segala aktivitasnya benar-benar terarah dan terfokus.
Kelima, Rasul tidak pernah menangguhkan pekerjaan. Beliau bekerja secara tuntas dan
berkualitas.
Keenam, Rasul bekerja secara berjamaah dengan mempersiapkan (membentuk) tim yang
solid yang percaya pada cita-cita bersama.
Ketujuh, Rasul adalah pribadi yang sangat menghargai waktu. Tidak berlalu sedetik pun
waktu, kecuali menjadi
Kedelapan, tentunya ada nilai tambah bagi diri dan umatnya. Dan yang terakhir, Rasulullah
SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. Rasul bekerja bukan
untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau bekerja untuk meraih keridhaan Allah SWT.
Inilah kunci terpenting.
Contoh Seserorang Dengan Etos Kerja yang
Tinggi
19. TOLAK UKUR ETOS KERJA
Mardhatillah sebagai tujuan luhur.
Memenuhi kebutuhan hidup
Memenuhi nafkah keluarga
Memenuhi kepentingan amal sosial
(bersedekah)
Memenuhi keperluan ibadah.
Mencegah kemungkaran.
20. Ciri ciri Muslim yang Memiliki Etos Kerja
Toto Tasmara merinci ciri-ciri etos kerja Muslim, sebagai berikut:
(1) Memiliki jiwa kepemimpinan (leadhership)
(2) Selalu berhitung
(3) Menghargai waktu
(4) Tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan (positive improvements)
(5) Hidup berhemat dan efisien
(6) Memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship)
(7) Memiliki insting bersaing dan bertanding
(8) Keinginan untuk mandiri (independent)
(9) Haus untuk memiliki sifat keilmuan
(10) Berwawasan makro (universal)
(11) Memperhatikan kesehatan dan gizi
(12) Ulet, pantang menyerah
(13) Berorientasi pada produktivitas
(14) Memperkaya jaringan silaturrahim.
21. Etika Dalam Bekerja
Pertama, seorang muslim harus bekerja dengan niat yang ikhlas karena Allah Subhanahu
wa Taala
Kedua, seorang muslim dalam usaha harus berhias diri dengan akhlak mulia
Ketiga, seorang muslim harus bekerja dalam hal-hal yang baik dan usaha yang halal
Keempat, seorang muslim dalam bekerja harus menunaikan hak-hak yang harus
ditunaikan, baik yang terkait dengan hak-hak Allah Subhanahu wa Taala (seperti zakat)
atau yang terkait dengan hak-hak manusia (seperti memenuhi pembayaran hutang atau
memelihara perjanjian usaha dan sejenisnya
Kelima, seorang muslim harus menghindari transaksi riba atau berbagai bentuk usaha
haram lainnya yang menggiring ke arahnya.
Keenam, seorang pekerja muslim tidak memakan harta orang lain dengan cara haram
dan bathil, karena kehormatan harta seseorang seperti kehormatan darahnya
Ketujuh, seorang pengusaha atau pekerja muslim harus menghindari segala bentuk
sikap maupun tindakan yang bisa merugikan orang lain.
Kedelapan, seorang pengusaha dan pekerja muslim harus berpegang teguh pada aturan
syariat dan bimbingan Islam agar terhindar dari pelanggaran dan penyimpangan yang
mendatangkan saksi hukum dan cacat moral
Kesembilan, seorang muslim dalam bekerja dan berusaha harus bersikap loyal kepada
kaum mukminin dan menjadikan ukhuwah di atas kepentingan bisnis, sehingga bisnis
tidak menjadi sarana untuk menciptakan ketegangan dan permusuhan sesama kaum
muslimin
#8: Islam menempatkan kerja atau amal sebagai kewajiban setiap muslim. Kerja bukan sekedar upaya mendapatkan rezeki yang halal guna memenuhi kebutuhan hidup, tetapi mengandung makna ibadah seorang hamba kepada Allah, menuju sukses di akhirat kelak. Oleh sebab itu, muslim mesti menjadikan kerja sebagai kesadaran spiritualnya.
Dengan semangat ini, setiap muslim akan berupaya maksimal dalam melakukan pekerjaannya. la berusaha menyelesaikan setiap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dan berusaha pula agar setiap hasil kerjanya menghasilkan kualitas yang baik dan memuaskan. Dengan kata lain, ia akan menjadi orang yang terbaik dalam油setiap bidang yang ditekuninya. Ada dua tahapan yang harus dilakukan seseorang agar prestasi kerja meningkat dan kerjapun bernilai ibadah.
Pertama, Kerja Ikhlas. Betapa banyak para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dengan tekun, cerdas, gigih dan penuh tanggungjawab namun jauh dari nilai-nilai keikhlasan akhirnya menjadi petaka. Bekerja dengan dilandasi keikhlasan adalah suatu keharusan agar materi dari hasil kerja didapat sementara pahala diraih. Sesuai dengan doa yang seringkali dibaca fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanaDan katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (al-Quran Surat At-Taubah ayat 105)
Kedua, Kerja keras dan cerdas. Ukuran kerja keras adalah kesempatan berbuat, tanpa pamrih, bekerja maksimal dan Kepasifan dalam menghadapi pekerjaan membatasi seseorang tidak berusaha meningkatkan kemampuan profesionalismenya. Profesionalisme biasanya dijadikan ukuran dalam peningkatan prestasi di setiap pekerjaan. Dalam mengerjakan sesuatu, seorang muslim selalu melandasinya dengan mengharap ridha Allah. Ini berimplikasi bahwa ia tidak boleh melakukan sesuatu dengan sembrono, sikap seenaknya, dan secara acuh tak acuh. Sehubungan dengan ini, optimalisasi nilai hasil kerja berkaitan erat dengan konsep ihsan. Ihsan berkaitan dengan etos kerja, yaitu melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin, sesempurna mungkin atau seoptimal mungkin
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib manusia sebelum mereka mengubah apa yang ada pada dirinya. (al-Quran Surat Ar-Radu ayat 11).油油
油dan bahwasannya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.油 (al-Quran Surat Al-Najm ayat 39).
Dengan kata lain, orang yang berkerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan negara tanpa menyusahkan orang lain.油 Oleh karena itu, kategori ahli Syurga seperti yang digambarkan dalam Al-Quran bukanlah orang yang mempunyai油 pekerjaan/jabatan yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi sebagai manajer,油 direktur, teknisi dalam suatu bengkel dan sebagainya.油 Tetapi sebaliknya Al-Quran menggariskan golongan yang baik lagi beruntung (al-falah) itu adalah orang yang banyak taqwa kepada Allah, khusyu sholatnya, baik tutur katanya, memelihara pandangan dan kemaluannya serta menunaikan tanggung jawab sosialnya seperti mengeluarkan zakat dan lainnya.
#16: Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan. Rasul bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau bekerja untuk meraih keridaan Allah SWT.Suatu hari Rasulullah SAW berjumpa dengan Saad bin Muadz Al-Anshari. Ketika itu Rasul melihat tangan Saad melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. Kenapa tanganmu?, tanya Rasul kepada Saad. Wahai Rasulullah, jawab Saad, Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku. Seketika itu beliau mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka.
Dalam kisah lain disebutkan bahwa ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah SAW. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat kemudian bertanya, Wahai Rasulullah, andaikata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan jihad fi sabilillah, maka alangkah baiknya. Mendengar itu Rasul pun menjawab, Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu juga fi sabilillah. (HR Ath-Thabrani).
Bekerja adalah manifestasi amal saleh. Bila kerja itu amal saleh, maka kerja adalah ibadah. Dan bila kerja itu ibadah, maka kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari kerja. Bukankah Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya?
Kisah di awal menggambarkan betapa besarnya penghargaan Rasulullah SAW terhadap kerja. Kerja apapun itu selama tidak menyimpang dari aturan yang ditetapkan agama. Demikian besarnya penghargaan beliau, sampai-sampai dalam kisah pertama, manusia teragung ini rela mencium tangan Saad bin Muadz Al-Anshari yang melepuh lagi gosong. Rasulullah SAW, dalam dua kisah tersebut, memberikan motivasi pada umatnya bahwa bekerja adalah perbuatan mulia dan termasuk bagian dari jihad.
Rasulullah SAW adalah sosok yang selalu berbuat sebelum beliau memerintahkan para sahabat untuk melakukannya. Hal ini sesuai dengan tugas beliau sebagai ushwatun hasanah; teladan yang baik bagi seluruh manusia. Maka saat kita berbicara tentang etos kerja islami, maka beliaulah orang yang paling pantas menjadi rujukan. Dan berbicara tentang etos kerja Rasulullah SAW sama artinya dengan berbicara bagaimana beliau menjalankan peran-peran dalam hidupnya.
Ada lima油 peran penting yang diemban Rasulullah SAW, yaitu : Pertama, Sebagai Rasul. Peran ini beliau jalani selama 23 tahun. Dalam kurun waktu tersebut beliau harus berdakwah menyebarkan Islam; menerima, menghapal, menyampaikan, dan menjelaskan tak kurang dari 6666 ayat Alquran; menjadi guru (pembimbing) bagi para sahabat; dan menjadi hakim yang memutuskan berbagai pelik permasalahan umat-dari mulai pembunuhan sampai perceraian.
Kedua, Sebagai kepala negara dan pemimpin sebuah masyarakat heterogen. Tatkala memegang posisi ini Rasulullah SAW harus menerima kunjungan diplomatik negara-negara sahabat. Rasul pun harus menata dan menciptakan sistem hukum yang mampu menyatukan kaum Muslimin, Nasrani, dan Yahudi, mengatur perekonomian, dan setumpuk masalah lainnya.
Ketiga, Sebagai panglima perang. Selama hidup tak kurang dari 28 kali Rasul memimpin pertempuran melawan kafir Quraisy. Sebagai panglima perang beliau harus mengorganisasi lebih dari 53 pasukan kaveleri bersenjata. Harus memikirkan strategi perang, persedian logistik, keamanan, transportasi, kesehatan, dan lainnya.
Keempat, sebagai kepala rumahtangga. Dalam posisi ini Rasul harus mendidik, membahagiakan, dan memenuhi tanggung jawab-lahir batin-terhadap油 para istri beliau, tujuh anak, dan beberapa orang cucu. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat perhatian terhadap keluarganya. Di tengah kesibukannya Rasul pun masih sempat bercanda dan menjahit sendiri bajunya.
Kelima, Sebagai seorang pebisnis. Sejak usia 12 tahun pamannya Abu Thalib sudah mengajaknya melakukan perjalanan bisnis ke Syam, negeri yang saat ini meliputi Syria, Jordan, dan Lebanon. Dari usia 17 hingga sekitar 20 tahun adalah masa tersulit dalam perjalanan bisnis Rasul karena beliau harus mandiri dan bersaing dengan pemain pemain senior dalam perdagangan regional. Usia 20 hingga 25 tahun merupakan titik keemasan entrepreneurship Rasulullah SAW terbukti dengan terpikatnya konglomerat Mekah, Khadijah binti Khuwailid, yang kemudian melamarnya menjadi suami. Afzalurrahman dalam bukunya, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang (2000: 5-12), mencatat bahwa Rasul pun sering terlibat dalam perjalanan bisnis ke berbagai negeri seperti Yaman, Oman, dan Bahrain. Dan beliau mulai mengurangi kegiatan bisnisnya ketika mencapai usia 37 tahun. Adalah kenyataan bila Rasulullah SAW mampu menjalankan kelima perannya tersebut dengan sempurna, bahkan menjadi yang terbaik. Tak heran bila para ilmuwan, baik itu yang Muslim maupun non-Muslim, menempatkan beliau sebagai orang yang paling berpengaruh.
#21: Pertama, seorang muslim harus bekerja dengan niat yang ikhlas karena Allah油Subhanahu wa Taala. Karena dalam kacamata syariat, bekerja hanyalah untuk menegakkan ibadah kepada AllahSubhanahu wa Taala油agar terhindar dari hal-hal yang diharamkan dan dalam rangka memelihara diri dari sifat-sifat yang tidak baik, seperti meminta-minta atau menjadi beban orang lain. Bekerja juga bisa menjadi sarana untuk berbuat baik kepada orang lain dengan cara ikut andil membangun ummat di masa sekarang dan masa yang akan datang, serta melepaskan ummat dari belenggu ketergantungan kepada ummat lain dan jeratan transaksi haram.
Kedua, seorang muslim dalam usaha harus berhias diri dengan akhlak mulia, seperti: sikap jujur, amanah, menepati janji, menunaikan hutang dan membayar hutang dengan baik, memberi kelonggaran orang yang sedang mengalami kesulitan membayar hutang, menghindari sikap menangguhkan pembayaran hutang, tamak, menipu, kolusi, melakukan油pungli油(pungutan liar), menyuap dan memanipulasi atau yang sejenisnya.
Ketiga, seorang muslim harus bekerja dalam hal-hal yang baik dan usaha yang halal. Sehingga dalam pandangan seorang pekerja dan pengusaha muslim, tidak akan sama antara proyek dunia dengan proyek akherat. Baginya tidak akan sama antara yang baik dan yang buruk atau antara yang halal dan haram, meskipun hal yang buruk itu menarik hati dan menggiurkan karena besarnya keuntungan materi yang didapat. Ia akan selalu menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, bahkan hanya berusaha mencari rizki sebatas yang dibolehkan oleh Allah油Subhanahu wa Taala油dan Rasul-Nya.
Keempat, seorang muslim dalam bekerja harus menunaikan hak-hak yang harus ditunaikan, baik yang terkait dengan hak-hak Allah油Subhanahu wa Taala油(seperti zakat) atau yang terkait dengan hak-hak manusia (seperti memenuhi pembayaran hutang atau memelihara perjanjian usaha dan sejenisnya). Karena menunda pembayaran hutang bagi orang yang mampu merupakan suatu bentuk kedzaliman. Menyia-nyiakan amanah dan melanggar perjanjian bukanlah akhlak seorang muslim, hal itu merupakan kebiasaan orang-orang munafik.
Kelima, seorang muslim harus menghindari transaksi riba atau berbagai bentuk usaha haram lainnya yang menggiring ke arahnya. Karena dosa riba sangat berat dan harta riba tidak berkah, bahkan hanya akan mendatangkan kutukan dari Allah油Subhanahu wa Taala油dan Rasul-Nya, baik di dunia maupun akherat.
Keenam, seorang pekerja muslim tidak memakan harta orang lain dengan cara haram dan bathil, karena kehormatan harta seseorang seperti kehormatan darahnya. Harta seorang muslim haram untuk diambil kecuali dengan kerelaan hatinya dan adanya sebab syari untuk mengambilnya, seperti upah kerja, laba usaha, jual beli, hibbah, warisan, hadiah dan yang semisalnya.
Ketujuh, seorang pengusaha atau pekerja muslim harus menghindari segala bentuk sikap maupun tindakan yang bisa merugikan orang lain. Ia juga harus bisa menjadi mitra yang handal sekaligus kompetitor yang bermoral, yang selalu mengedepankan kaidah油Segala bahaya dan yang membahayakan adalah haram hukumnya.
Kedelapan, seorang pengusaha dan pekerja muslim harus berpegang teguh pada aturan syariat dan bimbingan Islam agar terhindar dari pelanggaran dan penyimpangan yang mendatangkan saksi hukum dan cacat moral.
Kesembilan, seorang muslim dalam bekerja dan berusaha harus bersikap loyal kepada kaum mukminin dan menjadikan ukhuwah di atas kepentingan bisnis, sehingga bisnis tidak menjadi sarana untuk menciptakan ketegangan dan permusuhan sesama kaum muslimin. Dan ketika berbisnis jangan berbicara sosial, sementara ketika bersosial jangan berbicara bisnis, karena berakibat munculnya sikap tidak ikhlas dalam beramal dan berinfak.