Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida dan reaksi substitusi nukleofiliknya. Terdapat pembahasan mengenai jenis-jenis alkil halida, mekanisme SN1 dan SN2, serta reaksi eliminasi E1 dan E2 pada alkil halida.
Dokumen tersebut merangkum reaksi substitusi, eliminasi, dan adisi pada senyawa karbon. Reaksi substitusi melibatkan penggantian atom atau gugus pada molekul oleh atom atau gugus lain. Reaksi eliminasi melibatkan pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal. Sedangkan reaksi adisi melibatkan penyerapan atom atau gugus oleh senyawa dengan ikatan rangkap sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi adisi elektrofilik pada ikatan rangkap karbon-karbon, termasuk mekanisme, contoh reaksi, dan aturan Markovnikoff.
Materi kuliah tentang senyawa organohalogen. JIka ada sesuatu silahkan tuliskan komentar di halaman blog ini: https://muhammadhabibie2016.blogspot.com/2018/06/kumpulan-file-file-acak.html
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi oksidasi-reduksi, termasuk definisi oksidasi dan reduksi, contoh reaksi, oksidator dan reduktor, bilangan oksidasi, dan penyetaraan persamaan reaksi redoks."
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida dan reaksi-reaksinya. Terdapat dua mekanisme utama reaksi alkil halida yaitu subtitusi nukleofilik (SN) dan eliminasi. Mekanisme SN terdiri atas SN1 dan SN2, sedangkan eliminasi terdiri atas E1 dan E2. Dokumen ini menjelaskan perbedaan kedua mekanisme tersebut berdasarkan kinetika, stereokimia, dan faktor-faktor yang mempengaruh
1. Dokumen tersebut membahas reaksi substitusi nukleofilik dan eliminasi pada alkil halida. Terdapat dua mekanisme utama untuk substitusi nukleofilik, yaitu SN1 dan SN2, serta dua mekanisme untuk eliminasi, yaitu E1 dan E2.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi antara lain jenis nukleofil, kekuatan basa, efek sterik, dan jenis pelarut. Reaksi
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan kimia dengan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvanik yang menghasilkan energi listrik akibat reaksi redoks spontan, atau sel elektrolisis yang memisahkan zat melalui proses reduksi dan oksidasi dengan bantuan energi listrik dari luar. Unsur-unsur dalam sel elektrokimia terhubung melalui sirkuit luar yang
Dokumen ini membahas struktur, tata nama, sifat fisik, dan reaksi kimia alkena dan alkuna, termasuk reaksi adisi elektrofilik, hidrasi, hidrogenasi, dan oksidasi.
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi kimia senyawa organik, termasuk reaksi oksidasi-reduksi, adisi hidrohalogenasi, dan adisi radikal bebas. Reaksi oksidasi-reduksi menentukan bilangan oksidasi berdasarkan ikatan atom. Adisi hidrohalogenasi bergantung pada kestabilan karbokation. Sedangkan adisi radikal bebas dipengaruhi oleh stabilitas radikal bebas.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang ikatan tunggal yang mencakupi alkana dan sikloalkana, alkil halida, alkohol, eter, epoksida dan amina. Topik-topik utama yang dibahas meliputi definisi, penamaan menurut sistem IUPAC, sintesis, dan tindak balas masing-masing senyawa organik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida, yaitu turunan hidrokarbon dimana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Dibahas mengenai sifat fisik, penamaan, dan reaksi alkil halida melalui mekanisme substitusi nukleofilik SN1 dan SN2. Alkil halida umumnya digunakan sebagai zat antara dalam sintesis kimia.
Materi kuliah tentang senyawa organohalogen. JIka ada sesuatu silahkan tuliskan komentar di halaman blog ini: https://muhammadhabibie2016.blogspot.com/2018/06/kumpulan-file-file-acak.html
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi oksidasi-reduksi, termasuk definisi oksidasi dan reduksi, contoh reaksi, oksidator dan reduktor, bilangan oksidasi, dan penyetaraan persamaan reaksi redoks."
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida dan reaksi-reaksinya. Terdapat dua mekanisme utama reaksi alkil halida yaitu subtitusi nukleofilik (SN) dan eliminasi. Mekanisme SN terdiri atas SN1 dan SN2, sedangkan eliminasi terdiri atas E1 dan E2. Dokumen ini menjelaskan perbedaan kedua mekanisme tersebut berdasarkan kinetika, stereokimia, dan faktor-faktor yang mempengaruh
1. Dokumen tersebut membahas reaksi substitusi nukleofilik dan eliminasi pada alkil halida. Terdapat dua mekanisme utama untuk substitusi nukleofilik, yaitu SN1 dan SN2, serta dua mekanisme untuk eliminasi, yaitu E1 dan E2.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi antara lain jenis nukleofil, kekuatan basa, efek sterik, dan jenis pelarut. Reaksi
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan kimia dengan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Sel elektrokimia dapat berupa sel galvanik yang menghasilkan energi listrik akibat reaksi redoks spontan, atau sel elektrolisis yang memisahkan zat melalui proses reduksi dan oksidasi dengan bantuan energi listrik dari luar. Unsur-unsur dalam sel elektrokimia terhubung melalui sirkuit luar yang
Dokumen ini membahas struktur, tata nama, sifat fisik, dan reaksi kimia alkena dan alkuna, termasuk reaksi adisi elektrofilik, hidrasi, hidrogenasi, dan oksidasi.
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi kimia senyawa organik, termasuk reaksi oksidasi-reduksi, adisi hidrohalogenasi, dan adisi radikal bebas. Reaksi oksidasi-reduksi menentukan bilangan oksidasi berdasarkan ikatan atom. Adisi hidrohalogenasi bergantung pada kestabilan karbokation. Sedangkan adisi radikal bebas dipengaruhi oleh stabilitas radikal bebas.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang ikatan tunggal yang mencakupi alkana dan sikloalkana, alkil halida, alkohol, eter, epoksida dan amina. Topik-topik utama yang dibahas meliputi definisi, penamaan menurut sistem IUPAC, sintesis, dan tindak balas masing-masing senyawa organik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang alkil halida, yaitu turunan hidrokarbon dimana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Dibahas mengenai sifat fisik, penamaan, dan reaksi alkil halida melalui mekanisme substitusi nukleofilik SN1 dan SN2. Alkil halida umumnya digunakan sebagai zat antara dalam sintesis kimia.
2. Jenis Reaksi Organik
1. Reaksi Substitusi: reaksi di mana sebuah atom atau gugus atom
digantikan oleh atom atau gugus atom lain.
Contoh:
3. 2. Reaksi Eliminasi: reaksi di mana unsur-unsur bahan awal "hilang"
sehingga terbentuk ikatan .
Contoh:
4. 3. Reaksi Adisi: reaksi di mana unsur-unsur ditambahkan ke bahan
awal.
Contoh:
5. Reaksi adisi dan eliminasi berlawanan. Ikatan terbentuk dalam reaksi eliminasi,
sedangkan ikatan putus dalam reaksi adisi.
6. Reaksi dapat terjadi baik dalam satu tahap atau beberapa tahap.
1. Reaksi satu tahap disebut reaksi serentak. Bahan awal akan
langsung diubah menjadi produk.
2. Reaksi bertahap melibatkan lebih dari satu tahap. Bahan awal mula-
mula diubah menjadi zat antara reaktif, yang kemudian membentuk
produk.
7. Menuliskan Persamaan Reaksi Organik
Reaksi hanya 1 tahap, contoh:
Jika dilakukan dua reaksi berurutan (dua tahap reaksi), contoh:
14. Nu:-
+ R X R Nu + :X-
REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFIL
nukleofil
substrat
produk
gugus
pergi
Nukleofil menggantikan gugus pergi (leaving group)
Nu: adalah mengandung pasangan elektron bebas atau ikatan
tetapi tidak harus bermuatan negatif
15. INGAT:
Reaksi ini terjadi pada C sp3 (tetrahedral)
C
X
yes
C C
X X
C C X
no
Umumnya pada senyawa dengan C sp2 atau sp tidak
terjadi reaksi substitusi nukleofilik
.. Ada beberapa kasus tertentu yang dapat terjadi reaksi
sp3 sp2 sp
17. CONTOH 1
NaI + CH3 Br CH3 I + NaBr
acetone
larut tak larut
NaI larut dalam aseton, sedangkan NaCl and NaBr tidak larut
iodida menggantikan bromida pada karbon
(s)
*
*
18. solvolisis t-butilklorida dalam air
C
H3C
CH3
CH3
Cl + H2O C
H3C
CH3
CH3
OH + H3O+
+
2 Cl-
CONTOH 2
Proton berlebih diambil oleh molekul air yang kedua
*
air menggantikan klorida pada karbon
C
H2C
CH3
CH3 Kompetisi
E1
more about
this later
20. R OH R O
H
H
+
SUBSTRAT YANG BIASA DIGUNAKAN
alkil halida
R Cl
R Br
R I
tosilat
O
O
S
O
R CH3
alkohol
alkohol
membutuhkan
asam
kemudian
H2O dilepaskan
( variasi gugus pergi )
alkil p-toluensulfonat
R O Ts
DISINGKAT
22. R O R
R' C C R
R' C
O
O R
NUKLEOFIL
NUKLEOFIL YANG BERVARIASI MEMUNGKINKAN SINTESIS BERBAGAI
SENYAWA ORGANIK
Nukleofil Produk
Cl-
,Br-
,I-
R X alkil halida
OH-
R OH alkohol
eter
RO-
C N -
C N
R nitril
R' C
O
O-
ester
R' C C:-
alkuna
SH-
R SH tiol
Kelompok
R-Y + Nu R-Nu + Y
23. R' NH R
O
R R
NUKLEOFIL TIDAK HARUS BERMUATAN
Nukleofil Produk
alkohol
Kelompok
O
H H O
R H
eter
O
R H
R NH2 amina
R' NH2
NH3
amina
O
H
H
+ R Br O
H
H
R
+
+ Br
O
H R
O H
H
+ H3O
+
+ Br
-
-
Pada kondisi tertentu
air dapat bereaksi
24. REAKSI LOOK-ALIKE
RBr + NaOH ROH + NaBr
Keduanya tampak sama dan mengikuti pola
umum yang ditunjukkan sebelumnya.
Dua reaksi berikut....
Tetapi ternyata keduanya BERBEDA!
25. DUA REAKSI LOOK-ALIKE
CH3 Br + CH3 OH + Br-
20% water
NaOH
80% ethanol
C
H3C
CH3
CH3
OH
+
C
H3C
CH3
CH3
Br
20% water
Br-
+
NaOH 80% ethanol
1)
2)
( + some alkene by E1,E2 )
laju = k2 [RBr] [NaOH]
laju = k1 [RBr]
55oC
55oC
RBr + NaOH ROH + NaBr
high conc. NaOH
low conc. NaOH
30. C
H3C
CH3
CH3
OH
+
C
H3C
CH3
CH3
Br
20% water
Br-
+
NaOH 80% ethanol
laju = k1 [RBr]
80% ethanol
NaOH + Br-
20% water
C
H3C
CH3
CH3
Br + C
H3C
CH3
CH3
OH
C
H3C
CH3
CH3
+ + Br-
O H
lambat
cepat SN1
dua tahap
unimolekuler
55oC
k1 = 0.010 liter/mole-sec
substitusi
nukleofil
unimolekul
alkene (via E1)
also
31. Ea
Ea
DH
tahap 1 tahap 2
1
2
bahan
awal
produk
karbokation
intermediet
TS2
TS1
E
N
E
R
G
I
DUA TAHAP REAKSI
SN1
37. Berdasarkan hasil percobaan:
Kebanyakan alkil halida primer dan metil halida
mengalami reaksi SN2 dengan laju order dua
Kebanyakan alkil halida tersier mengalami reaksi SN1
dengan laju order satu
Umumnya reaksi substitusi nukleofil mengikuti
salah satu dari dua reaksi di atas
HUGHES DAN INGOLD (1940)
40. R C
Br
H
CH3
R C
OH
H
CH3
R C
H
CH3
+
low conc [ OH- ]
high conc [ OH- ]
> 1 M
1) H2O
2) -H+
SN1
SN2
< 0.1 M
LAJU KINETIK BERBEDA JIKA KONSENTRASI BASA BERBEDA
k2[RBr][OH]
k1[RBr]
Terjadi kompetisi 2
mekanisme
41. Total Laju = k1 [RBr] + k2 [RBr] [OH-]
SN2
SN1
[ OH- ]
[RBr] constant
Rate
TOTAL
k2 [RBr] [OH-]
k1 [RBr]
dominates at
high [OH-]
dominates at
low [OH-]
SN1 SN2
42. 2-Bromooktana adalah kiral .....
Apakah hasil secara stereokimia sama dalam tiap
reaksi :
Bagaimana jika senyawa awal hanya
mengandung satu stereoisomer?
HASIL SECARA STEREOKIMIA
CH3CH2CH2CH2CH2CH2 CH CH3
Br
*
SN1 dan SN2 ?
43. SN2 conditions
SN1 conditions
high [OH-]
low [OH-]
enansiomer
campuran rasemat
R-(-)-2-bromooktana
S-(+)-2-oktanol
produk
inversi
produk
rasemisasi
PERUBAHAN STEREOKIMIA
[a]D = +10.3o
[a]D = -36.0o
[a]D = 0o
+
R
S
R S
R
H
CH3 Br
R
H
HO
CH3
R
H
CH3 OH
R
H
HO
CH3
47. LIKE POOL OR BILLIARDS
1) two balls at rest
and touching
2) forceful shot
directly on axis
3) straight-on
collision
4) momentum
transfer
Nu
Nu
Nu
X
X
X
X
CONCEPTUAL ANALOGY 1
Similar in concept
to an attack from
the back forcing
the nucleophile to
leave.
48. INVERSION OF AN UMBRELLA IN THE WIND
Inversion of the
umbrella is
similar in concept
to the inversion of
an SN2 atom.
CONCEPTUAL ANALOGY 2
50. KOMPLEKS TERAKTIVASI PADA SN2
C
R
H
CH3
Br
HO
trigonal planar (sp2)
5 ikatan pada Karbon
pemutusan
pembentukan
tetapi ikatan pada
Br & OH hanya
separuh terbentuk
dan bukan ikatan
penuh
BUKAN SPESI STABIL
PUSAT REAKSI
53. Nu:-
+ R X R Nu + :X-
SUBSTITUSI NUKLEOFIL
Banyak faktor yang mempengaruhi reaksi SN1 dan SN2
a) struktur
b) jenis atom
c) konsentrasi
d) kebasaan
a) struktur R,
stereokimia
a) sifat X
b) konsentrasi
a) pelarut
b) suhu
c) pH
BEBERAPA PARAMETER :
b) atom yang
digunakan
c) kebasaan
c) kekuatan ikatan
a) kekuatan ikatan
e) kelarutan
f) ukuran
d) DH
55. SN1 - SUBSTRAT DAN KARBOKATION
R-X R+ + X-
slow
R+ + Nu-
R-Nu
fast
Ion yang lbh baik
mempunyai
jalur energi
terendah
Energi intermediet karbokation
merupakan faktor penting dalam
reaksi SN1
3o < 2o < 1o
Karbokation 3o lebih disukai
Karbokation
57. 1)
2)
3)
: :
..
C
H3 C CH3
CH3
Br
slow
+
+ : Br :
..
..
_
C
H3 C CH3
CH3
+
C
H3 C CH3
CH3
+ : :
fast
C
H3
C CH3
CH3
O H
H
:
+
O
H
H
C
H3 C CH3
CH3
O H
H
:
+
fast
C
H3 C CH3
CH3
O H
:
..
+ : :
O
H
H
1935: Hughes & Ingold
SOLVOLISIS t-BUTIL BROMIDA
+ H3O+ + Br-
tersier
58. C
H
H
H
Br C
CH3
H
H
Br C
CH3
H
CH3
Br C
CH3
CH3
CH3
Br
laju
relatif
1.0 1.7 45
RBr + H2O ROH + HBr
100%
HCOOH
Laju meningkat
laju relatif =
laju CH3Br
laju
PENGARUH DERAJAT SUBSTITUSI - SN1
metil primer sekunder tersier
Guess ?
108
PENGARUH SUBSTRAT PADA LAJU
62. CH2 CH2 etc
+
+
+
+
etc
CH2 CH2
BENZIL
ALIL
KARBOKATION BENZIL DAN ALIL
+ +
O
H3C CH2
+
(benzilik) (alilik)
STABILISASI
RESONANSI
Sistem yang menyerupai bentuk benzil dan alil disebut benzilik dan alilik.
isoelektronik
dengan alilik
63. krel
Ethyl chloride
Isopropyl chloride
Allyl chloride
Benzyl chloride
tert-Butyl chloride
very small
1
74
140
12,000
80% Ethanol-water at 50属
LAJU SOLVOLISIS
RCl + H2O ROH + HCl
HCl
+
+
RCl EtOH ROEt
( )
good but
not as good
as tertiary
Kedua reaksi dapat terjadi
RCl
68. Br
CH3 CH2 Br
CH3 CH Br
CH3
CH3
C Br
CH3
CH3
CH3
RBr + NaI RI + NaBr
acetone
H2O
150 1 0.01 0.001
Laju menurun
PENGARUH DERAJAT SUBSTITUSI - SN2
metil primer sekunder tersier
PENGARUH SUBSTRAT PADA LAJU laju relatif =
laju EtBr
laju
69. C CH2
CH3
CH3
CH3
Br
CH CH2
CH3
CH3
Br
CH2 Br
CH3
Br
CH3
17 1 0.03 3 x 10-6
RBr + + NaBr
H2O
NaOEt ROEt
ethanol
Laju menurun
PENGARUH SUBSTITUEN BESAR (BULKY) - SN2
NEOPENTIL
lebih lambat
dari t -butyl
SEMUA ALKIL HALIDA PRIMER !
( substitusi pada karbon a )
a a a
a
laju relatif =
laju EtBr
laju
74. BENZIL, BAIK UNTUK SUBSTRAT SN1 & SN2
CH2 Br + NaI CH2 I + NaBr
primer, tapi lebih cepat
dibanding primer lainnya
overlap
dalam
kompleks
teraktivasi,
menurunkan
energi
I
Br
H
H
critical
overlap
75. RCl + NaI RI + NaCl
acetone
CH
CH3 Cl
CH3
CH3CH2CH2 Cl
CH3CH2 Cl
CH2 CH CH2 Cl
CH3 Cl
CH2 Cl
0.0076
0.37
1.0
33
93
93
SN2
laju
meningkat
laju relatif =
laju EtBr
laju
77. SN1 SN2
tersier metil**
benzil benzyl
alil allyl
sekunder primer
primer sekunder
tersier
neopentil
Notice that benzyl
and allyl are good
for both SN1 and SN2
BEST
WORST
(fastest)
(slowest)
bridgehead
bridgehead
(bisiklik)
(bisiklik)
APPROXIMATE
RATE ORDERS
BEST
(fastest)
WORST
(slowest)
RINGKASAN
** In SN2 reactions
benzyl is actually
better than methyl,
but allyl is not.
78. INGAT:
Reaksi SN1 and SN2 terjadi hanya pada C sp3 (tetrahedral)
C
X
yes
C C
X X
C C X
no
sp3 sp2 sp
CH3CH2-C=CH-Br + H2O no reaction
Cl
+ NaCN no reaction
acetone
(attempted SN2 reaction)
(attempted SN1 solvolysis)
81. Nukleofil tidak berperan penting dalam reaksi SN1;
karena tidak terlibat dalam tahap penentu laju reaksi.
Laju SN1 = K1 [RX]
Nukleofil berperan penting dalam reaksi SN2.
Laju SN2 = K2 [RX][Nu]
PENTINGNYA NUKLEOFILITAS
DALAM REAKSI SN1 DAN SN2
83. KEBASAAN adalah ukuran kemampuan pereaksi (basa)
untuk membagi pasangan elektron bebas pada proton.
Semakin kuat basa, semakin mudah membagi elektronnya.
Kebasaan ditentukan dengan konstanta kesetimbangan basa, Kb.
NUKLEOFILITAS adalah ukuran kemampuan pereaksi
(nukleofil) untuk menyerang atom yang kekurangan elektron.
Nukleofilitas ditentukan dengan konstanta laju (k).
Nukleofilitas merupakan ukuran seberapa cepat nukleofil
menyerang karbon sp3 yang mengikat gugus pergi.
84. Nukleofilitas
Kebasaan
NUKLEOFIL & BASA
Semua nukleofil adalah basa ...
dan semua basa adalah nukleofil
PERBEDAAN MENDASAR
Basa yang baik tidak selalu merupakan
nukleofil yang baik, dan sebaliknya
TETAPI :
Paramater kinetik (laju)
Parameter termodinamik
(kesetimbangan)
85. NUKLEOFIL vs BASA
Nu2 adalah nukleofil
yang lebih baik
Nu1 adalah basa
yang lebih baik
( LAJU LEBIH CEPAT )
( IKATAN LEBIH KUAT )
Nukleofilitas = Kinetik
Kebasaan = Termodinamik
Laju = k2[RX][Nu]
B:- + H+ B-H
Nu1
Nu2
Basa kuat
menggeser kestb
Nukleofil baik
meningkatkan k2
(laju)
86. Nukleofilitas
ditentukan di sini
energi aktivasi
dan laju (kinetik)
Kebasaan
ditentukan di sini
kekuatan ikatan
dan posisi
kesetimbangan
PERBEDAAN POSISI PROFIL ENERGI
MENENTUKAN NUKLEOFILITAS & KEBASAAN
Lebih cepat lebih baik
Semakin rendah
energi, semakin baik
NUKLEOFIL
BASA
88. Bagaimana nukleofilisitas (kekuatan nukleofil) berhubungan dengan kebasaan?
Meskipun secara umum benar bahwa basa kuat adalah nukleofil kuat, namun ukuran
nukleofil dan faktor sterik kadang-kadang bisa mengubah hubungan ini
Nukleofilisitas paralel dengan kebasaan dalam tiga hal berikut:
[1] Untuk dua Nu dengan atom nukleofilik yang sama, basa yang lebih kuat adalah
Nu yang lebih kuat.
Contoh: OH dan CH3CO2
, dua nukleofil oksigen, ditentukan dengan
membandingkan nilai pKa dari asam konjugatnya (H2O dan CH3CO2H).
CH3CO2H (pKa = 4.8) adalah asam yang lebih kuat dari H2O (pKa = 15.7), jadi OH
basa dan nukleofil yang lebih kuat dari CH3CO2.
89. [2] Nukleofil yang bermuatan negatif selalu lebih kuat dari asam konjugatnya.
Contoh: OH adalah basa yang lebih kuat dan Nu yang lebih kuat daripada H2O,
asam konjugatnya.
[3] Dari kanan-ke-kiri dalam baris tabel periodik, Nu dan kebasaan meningkat
90. Efek Sterik dan Nukleofilisitas
Nukleofilisitas tidak paralel dengan kebasaan ketika halangan sterik (Steric
hindrance) menjadi penting. Halangan sterik adalah penurunan reaktivitas yang
diakibatkan oleh adanya gugus berukuran besar (bulky) pada pusat reaksi.
Contoh: tabel pKa menunjukkan bahwa ters-butoksida [(CH3)3CO] adalah basa
yang lebih kuat daripada etoksida (CH3CH2O), etoksida adalah nukleofil yang lebih
kuat. Tiga gugus CH3 di sekitar atom O dari ters-butoksida menciptakan halangan
sterik, sehingga membuat basa yang besar ini lebih sulit untuk menyerang atom
karbon tetravalen
91. Halangan sterik menurunkan nukleofilisitas tetapi bukan kebasaan. Karena basa
menarik proton yang kecil dan mudah dijangkau, sehingga tidak terpengaruh oleh
halangan sterik.
Nukleofil, di sisi lain, harus menyerang karbon tetrahedral yang padat, sehingga gugus
yang besar (bulky) menurunkan reaktivitas.
Basa dengan halangan sterik merupakan nukleofil buruk disebut basa non-nukleofilik.
Kalium tert-butoksida [K+ OC(CH3)3] adalah basa non-nukleofilik yang kuat.
93. C
R
Br
:
R
R
Y
: :
..
..
Seperti apakah Nukleofil yang ideal ?
no way ! bad
STERIC PROBLEMS
Smaller
is better !
BESAR
KECIL
REAKSI SN2
Pada reaksi SN2, nukleofil menyerang orbital
hibrida sp3 pada arah yang berlawanan
dengan gugus pergi
:
..
..
X
:
-
good
95. F Cl Br I
1.36 A 1.81 A 1.95 A 2.16 A
- - - -
ion
terkecil
dan diduga ion terkecil (fluorida) adalah nukleofil
terbaik
.. tetapi, tidak selalu untuk beberapa kasus
OUR NAVE EXPECTATION
Halida diduga sebagai nukleofil yang baik:
Jari-jari ion:
96. F- 5 x 102
Cl- 2.3 x 104
Br- 6 x 105
I- 2 x 107
slowest
fastest
k
CH3-I + NaX CH3-X + NaI
Laju = k [CH3I] [X-]
LAJU RELATIF REAKSI HALIDA
MeOH
* MeOH solvates like water but dissolves everything better.
HASIL PERCOBAAN
SN2
98. F
- 120 Kkal / mol
- Fasa gas
F-
H O
H
Larutan air
H
O
H
KALOR PELARUTAN
H
O
H
H O
H
F- (g) F- (aq)
KALOR SOLVASI
ION
TERSOLVASI
ENERGI DILEPASKAN JIKA ION BERADA DALAM AIR (PELARUT)
Interaksi antara ion dan
pelarut adalah jenis iktan
yang lemah.
Pada saat ini terjadi, energi
dilepaskan.
Solvasi menurunkan energi
potensial nukleofil, sehingga
menjadi kurang reaktif
99. F Cl Br I
1.36 A 1.81 A 1.95 A 2.16 A
ION HALIDA
kalor
solvasi
dalam H2O - 120 - 90
Kkal / mol
- 65
X(H2O)n
-
- - - -
peningkatan solvasi
- 75
ION KECIL TERSOLVASI LEBIH BESAR DARI PADA ION BESAR
ion
terkecil
n terbesar n terkecil
JARI-JARI
ION
100. O
H
H
CH3CH2 O
H
H O
H
N
R
H
+
+ -
-
CH3 O
H
X-
H O
H
H O
H
H
O
H
M+
H O
H
H
O
H
H
O
H
H
O
H
AIR SEBAGAI PELARUT
Ikatan polar OH
Air adalah molekul polar.
Atom O bermuatan negatif dan H bermuatan positif,
sehingga dapat mensolvasi kation dan anion
101. ION KECIL TERSOLVASI LEBIH BESAR DARI PADA ION BESAR
solvent
shell
- -
...lebih kecil
solvent shell
...mudah
lepas
energi
potensial
besar
NUKLEOFIL
YANG LEBIH BAIK
I
F
- -
Ukuran efektif adalah yang terbesar.
H O
H
H O
H
H
O
H
H
O
H
H
O
H
H
O
H
H
O H
H O
H
H O
H
H
O
H
Makin besar solvasi menurunkan energi
potensial nukleofil.
Sulit untuk nukleofil yang tersolvasi lepas dari
solvent shell, sehingga ion kurang reaktif.
interaksi kuat
dengan pelarut
interaksi lemah
dengan pelarut
102. PELARUT PROTIK
water methanol ethanol amines
O
H
H
CH3CH2 O
H
H O
H
N
R
H
H
+
+ -
-
CH3 O
H
X-
H O
H
H O
H
H
O
H
M+
H O
H
H
O
H
H
O
H
H
O
H
Air adalah contoh pelarut protik.
Pelarut protik adalah pelarut yang mempunyai:
Pelarut protik dapat membentuk ikatan hidrogen dan
mensolvasi kation dan anion.
ikatan O-H, N-H atau S-H.
103. Dalam pelarut protik, ion besar kurang disolvasi
(solvent shell lebih kecil) sehingga ukuran efektif
lebih kecil dan mempunyai energi potensial yang
besar.
Karena solvent shell lebih kecil pada ion besar,
akibatnya lebih mudah lepas dari pelarut
molekul yang mengelilinginya selama reaksi.
Sehingga energi potensialnya lebih besar
ION BESAR ADALAH NUKLEOFIL YANG LEBIH BAIK
DALAM PELARUT PROTIK
TIGA FAKTOR PENYEBABNYA :
1
2
3 Ion besar diduga lebih mudah
terpolarisasi.
see the next slide ..
104. POLARISABILITAS
Polarisabilitas menyatakan elektron kulit terluar pada
ion berukuran besar mudah terjadi distorsi, sedangkan
pada ion kecil tidak terjadi.
C Br
Distorsi pada ion besar lebih mudah karena awan orbital
lebih terdifusi.
Nukleofil tertarik ke pusat reaktif.
VERY
HYPOTHETICAL
106. Umumnya semakin kuat basa
semakin baik sebagai nukleofil
KEBASAAN
Prisip ini berlaku dalam satu periode, dimana
atom tidak terlalu berbeda dalam ukuran, dan
tersolvasi hampir sama.
OH- adalah nukleofil yang lebih baik dari F-
108. KECENDERUNGAN NUKLEOFILITAS DALAM
H2O ATAU PELARUT PROTIK LAINNYA
CH3
- NH2
- OH- F-
PH2
- SH- Cl-
Br-
I-
Nukleofilitas meningkat (BARIS)
Nukleofilitas
meningkat
(KOLOM)
GOL. IV V VI VII
kebasaan
Semakin tersolvasi,
ukuran efektif semakin besar,
sehingga menurunkan energi potensial
kebasaan
111. PELARUT APROTIK
S
CH3 CH3
O
C
H N
O
CH3
CH3
N P N
O
N
H3C
H3C
CH3
CH3
CH3
H3C
C
CH3 CH3
O
CH3 C N
dimethylsulfoxide
dimethylformamide
hexamethylphosphoramide
acetone acetonitrile
+
- -
+
PELARUT APROTIK
TIDAK PUNYA
IKATAN OH, NH, ATAU SH
DMSO
DMF
HMPA
Pelarut aprotik tidak
membentuk ikatan hidrogen
112. PELARUT APROTIK MENSOLVASI KATION,
TIDAK MENSOLVASI ANION (NUKLEOFIL)
Nukleofil free
(tidak tersolvasi),
kecil dan tidak
dilindungi oleh
solvent shell.
-
-
+
+
X-
M+
S
O
CH3 CH3
S
O
H3C CH3
S
O
CH3
CH3
S O
H3C
H3C
penuh sesak
(crowded)
114. NUKLEOFILITAS DALAM PELARUT APROTIK
CH3
- NH2
- OH- F-
PH2
- SH- Cl-
Br-
I-
Nukloefolitas meningkat (BARIS)
Nukleofilitas
meningkat
(KOLOM)
GOL. IV V VI VII
Arah panah pada KOLOM berbeda dalam pelarut protik
kebasaan
Ukuran ion
menurun
115. MENGAPA TIDAK SELALU DIGUNAKAN
PELARUT APROTIK UNTUK SN2 ?
Karena masalah BIAYA
Air, etanol, metanol and aseton lebih murah,
terutama air
Water free
Methanol $14.70 / L
Ethanol $15.35 / L
Acetone $16.60 / L
DMSO $47.50 / L
DMF $33.75 / L
HMPA $163.40 / L
Cheapest grades available, Aldrich Chemical Co., 2000.
117. Reaksi SN1 lebih menyukai pelarut polar-protik
sehingga dapat mensolvasi anion dan kation yang
terbentuk dalam tahap penentu laju.
R-X R+ + X-
tahap
penentu laju solvasi kedua ion
mempercepat ionisasi
PELARUT SN1 = POLAR-PROTIK
karbokation
ion
119. Reaksi SN2 lebih menyukai pelarut non-polar, atau
pelarut polar-aprotik yang tidak mensolvasi
nukleofil
C
R
Br
:
:
..
..
R
R
X
:
Lebih kecil lebih baik !
KECIL,
TIDAK TERSOLVASI
PELARUT SN2 = NONPOLAR
ATAU POLAR-APROTIK
120. KARBOKATION BEREAKSI SAMA DENGAN SEMUA NUKLEOFIL
SN1
SN2
NUKLEOFIL YANG LEBIH BAIK, LEBIH CEPAT BEREAKSI, PRODUK
LEBIH BANYAK
INGAT!!
Nukleofil tidak terlibat dalam tahap penentu laju.
Nukleofil terlibat dalam tahap penentu laju reaksi.
123. Kapan Mekanisme SN1 atau SN2?
Bagaimana kita mengetahui apakah suatu reaksi terjadi dengan mekanisme SN1
atau SN2?
Cek empat faktor berikut:
Alkil halida CH3X, RCH2X, R2CHX, atau R3CX
Nukleofil kuat atau lemah
Gugus pergi (leaving group) baik atau buruk
Pelarut protik atau aprotik
129. Pada reaksi SN1, terbentuk intermediet karbokation.
Karbokation dapat mengalami penataan ulang jika
proses tersebut dapat menghasilkan karbokation
yang lebih stabil.
Contoh:
131. JENIS PENATAAN ULANG KARBOKATION
C C
CH3
+
+
C C
H
C C
+
1,2-methyl shift
1,2-hydride shift
1,2-phenyl shift
migrasi metil
migrasi hidrogen
migrasi fenil
Gugus berpindah beserta elektron ikatan
132. +
CH3
H3C
+
CH3
CH3
H
MENGAPA TERJADI PENATAAN ULANG ?
Karbokation sekunder
Karbokation tersier
PENATAAN ULANG
KARBOKATION
UNTUK MENCAPAI
ENERGI YANG LEBIH
RENDAH
Energi karbokation
3o < 2o < 1o < CH3
+
energi
menurun
terendah tertinggi
133. GUGUS MANA YANG BERMIGRASI ?
C CH
H
H3C CH3
+
C CH
H3C CH3
H
C CH CH3
CH3
H
C CH
H
H3C CH3
+
+
+
tertiary
benzylic
Gugus yang menghasilkan
karbokation terbaik yang
akan bermigrasi
yes
secondary
benzylic
secondary
no
no
Kompetisi antara
H, Me dan Ph ?
BINGO !
134. PEMBESARAN CINCIN
CH2
OH CH2
+ +
OMe
CH2
+
Jika karbokation terbentuk di sebelah
cincin kecil yang tegang (siklopropana
atau siklobutana), cincin tersebut dapat
membesar.
MeOH
H2SO4
MeOH
Sehingga mengurangi tegangan cincin.
C
C
CH3
+
C
C
CH2
+
C
C
CH2
+
C
C
CH3
+
=
SEPERTI HALNYA MIGRASI METIL!
1o 2o
135. DO YOU HAVE A CARBOCATION?
STOP
E
X
T
R
E
M
E
R
E
G
N
A
D
STOP - LOOK - THINK
ALWAYS
EVALUATE FOR A
REARRANGEMENT
CAN YOU FORM A BETTER CARBOCATION ?