際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Analisis Kristal
Eva Musifa
1920412008
Material
Kristalinitas
Material
Teknik
Mikroskopi
Teknik Analisis
Termal
Teknik Analisis Ukuran
Partikel Luas Permukaan
 Identifikasi Material Baru
 Penentuan Kemurnian Sample
 Penentuan Parameter Kisi
 Penentuan Ukuran Kristal
 Pemurnian Struktur Material, dll
 Analisis Morfologi Dari Partikel
 Penentuan Komposisi Unsur (EDS)
 Titik Leleh
 Temperatur Fase
Transisi
 Stabilitas Termal
XRD
Difraksi
SEM
TEM
DTA
TGA
BET
SAA
Ultraviolet
POSISI PANJANG GELOMBANG SINAR X
1Hz - 1kHz 1kHz - 1014Hz
1014Hz - 1015Hz
1015Hz - 1021Hz
Extra-Low Frequency
(ELF)
Radio Microwave Infrared
Visible Light
X-Rays,
Gamma Rays
Low energy High energy
Rentangan  = 10-5  100 oA. Pemakaian umum  = 0,1  25 oA
Pembentukan Sinar-X
(E = hv, dimana E adalah perbedaan
energi antara orbital
ATOMe- e- K L M Ne-
e-
Kondisi Kuantum-K
EK
E = Sinar-X
e-
Tabung sinar-X
Elektron berasal dari kawat pijar
tungsten dalam daerah vakum,
dipercepat dengan voltase tinggi
(30.000 V) terhadap logam target.
Elektron inti dikeluarkan dari logam
target : sinar-X, (karakteristik dari
logam target yang digunakan). Sinar-X
keluar dari jendela berilium dalam
tabung.
Diagram skema tabung sinar -X
Vakum
Air pendingin
Jendela Berilium
Sinar -Xe-
Kawat pijar
Tungsten
Logam Target
Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal.
Digunakan Hukum Braggs untuk menyeleksi panjang gelombang tunggal.
Umumnya garis K1 diseleksi, jika mungkin, ia mempunyai intensitas yang paling besar.
Eksperimen sinar-X
Produksi
Difraksi
Deteksi
Interpretasi
Tahapan Kerja Alat XRD
Rahman R, 2008
Indeks Miller
Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi
dari struktur.
Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang
sama, dan titik kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang.
Label untuk menggambarkan bidang-bidang  Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai
bilangan bulat positif atau negatif atau nol.
Indeks Miller merupakan kebalikan dari pertemuan fraksi h,k,l disepanjang masing-masing
arah unit sel : perpotongan pada a/h, b/k dan c/l.
Contoh : Bidang 2,8,1
- memotong setengah bagian disepanjang a,
- memotong seperdelapan bagian disepanjang b
- dan semuanya disepanjang c.
Untuk bidang yang paralel untuk satu dari arah sel satuan perpotongan adalah tidak
terbatas, dan karenanya Indeks Miller untuk sumbu ini adalah nol.
Pemisahan bidang-bidang diketahui sebagai jarak d dan biasanya dilambangkan dengan dhkl.
Gambaran dari 281 kelompok bidang
Tetragonal unit cell
showing the 231 plane
and the d-spacing
Hamburan sinar-X dari bidang yang
paralel
Jarak celah = WX + XY = 2dhkl sin  = n
(Persamaan Bragg)
n adalah bilangan bulat,
 adalah panjang gelombang sinar X.
Hubungan antara sudut difraksi dan parameter kisi dengan
persamaan Bragg.
Misalnya, sistem kubus
Kombinasi persamaan geometri untuk sistem kubus (dimana
a adalah paramter kisi):
2
222
2
1
a
lkh
d

 n = 2d sin dengan persamaan Bragg :
dimana n=1 dan penyusunan ulang untuk d memberikan

sin21

d 2
2
2
sin41



d

Penggantian untuk 1/d2 dalam persamaan pertama dan
penyusunan ulang memberikan
)(
4
sin 222
2
2
2
lkh
a



Persamaan ini memberikan informasi struktural dari kristal
Analisa hasil karakterisasi XRD
Kualitatif
 Identifikasi material
 Identifikasi kemurnian sampel
 Menentukan kristalinitas sampel
(kristal atau amorf)
 Penentuan posisi atom dan struktur
(teknik refinement)
Kuantitatif
 Penentuan ukuran kristal
Kemurnian fasa
Kemurnian fasa dapat diidentifikasi dengan melihat puncak-puncak yang puncul pada difraktogram.
Adanya kesesuaian antara standar dan sampel, menandakan sampel berupa fasa tunggal / murni
tanpa adanya senyawa lain yang terbentuk
Kristalinitas sampel
Suatu sampel dengan kristalinitas tinggi akan
memberikan intensitas difraksi yang tinggi dan
tajam. Jika suatu material berupa amorf, berapa
banyak fasa didalamnya tidak akan memberikan
puncak pola difraksi.
Crystalline
Amorphous
Hamburan dari sampel non-kristalin
Indeks Miller dengan bermacam-macam refleksi dalam pola, dapat digunakan untuk menentukan konstanta
sel. Penetapan ini mudah dicapai untuk sistem kristal dengan hubungan sederhana antara sudut difraksi
dan parameter kisi.
Hubungan persamaan sudut difraksi terhadap indeks Miller diberikan sebagai berikut:
)(
4
sin 222
2
2
2
lkh
a



Panjang gelombang dan parameter sel adalah konstan, dapat ditulis kembali sebagai
)(sin 2222
lkhC 緒
Penentuan dan refinement parameter kisi (pengideksan)
Membagi nilai sin 2 dari semua refleksi yang lain dengan refleksi yang pertama menghilangkan C dan
memberikan sejumlah yang cocok dengan perbandingan indeks Miller. Jika refleksi pertama adalah pada
sudut 2 dengan indeks Miller h,k,l dan refleksi umum adalah pada 2 dengan indeks Miller, h1,k1,l1,
kemudian:
222
2
1
2
1
2
1
2
2
sin
sin
lkh
lkh
Untuk kisi primitif, refleksi pertama adalah 100; jadi perbandingannya adalah:
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1sin
sin lkh 



Jadi nilai h1,k1,l1 dapat dihitung.
Pengulangan prosedur untuk semua refleksi disebut data indeks Miller untuk refleksi 2
Tabel Indeks data difraksi serbuk
2 sin2 Perbandingan Indeks Miller
19.213
27.302
33.602
38.995
43.830
48.266
56.331
60.093
63.705
67.213
70.634
0.0279
0.0557
0.0836
0.1114
0.1393
0.1671
0.2228
0.2507
0.2785
0.3064
0.3342
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
100
110
111
200
210
211
220
300
310
311
222
Contoh: diberikan pembagi sin 2 untuk
refleksi 48,266 dalam Tabel dengan refleksi
pertama adalah 6. berapa nilai h, k dan l?
Maka dengan mencari nilai kuadrat yang
mungkin yaitu 22+12+12 = 6. Jadi refleksinya
adalah 211.
Pada kubus, abc sama akan sebanding dengan
121 atau 112.
Satu puncak dapat digunakan untuk menghitung parameter sel jika panjang gelombang
diketahui
Contoh: diberikan panjang gelombang sinar-X adalah 1,54 , menggunakan refleksi
222 pada Tabel sebelumnya, hitunglah paramter kisi a.
)(
4
sin 222
2
2
2
lkh
a



)222(
4
54.1
3342.0 222
2
2

a
Didapatkan a = 4.613 A0
Jawab :
Kemudian
Formula Scherrer menghubungkan ukuran kristal dengan
lebar puncak difraksinya, dan secara luas digunakan untuk
menentukan distribusi ukuran partikel :
t = Ukuran kristal (nm)
B = nilai FWHM
慮 = Sudut Bragg
 = panjang gelombang cahaya sinar X.
K = konstanta Shape Factor (0,8-1)
Penurunan
ukuran partikel
dengan
pelebaran
puncak
Perkembangan lebar
puncak dengan penurunan
ukuran
Ukuran Kristal


cos
9,0
22
stsp BB
t
Mikroskop Elektron
ME telah menjadi bagian yang sangat penting dibidang penentuan struktur, menghasilkan
informasi morfologi,
struktur permukaan dan
komposisi unsur untuk fasa yang baru atau yang belum diketahi.
Anlisis kristal tunggal.
Prinsipnya menggunakan sinar-X untuk mengimajinerkan strukur atomiknya. Panjang gelombang yang sangat
pendek memungkinkan resolusi yang lebih tajam dibandingkan mikroskop optik biasa.
TIPE
mode refleksi (elektron direfleksikan dari permukaan): SEM
mode transmisi (elektron melewati terus sampel) : TEM
What is Transmission Electron Microscope (TEM)???
works much like a light microscope, transmitting
a beam of electrons through a thin specimen
and then focusing the electrons to form an
image on a screen or on film.
Pass a beam of electrons through the specimen.
The electrons that pass through the specimen
are detected on a fluorescent screen on which
the image is displayed.
Pada TEM, sample yang sangat tipis ditembak
dengan berkas electron yang berenergi sangat
tinggi (dipercepat pada tegangan ratusan kV).
Berkas electron dapat menenbus bagian yang
lunak sample tetapi ditahan oleh bagian keras
sample (seperti partikel). Detektor yang berada di
belakang sample menangkap berkas electron yang
lolos dari bagian lunak sample. Akibatnya
detector menangkap bayangan yang bentuknya
sama dengan bentuk bagian keras sample (bentuk
partikel).
Pada sampel non konduktor
permukaan dilapisi dengan
emas atau grafit untuk
menghindari penumpukan
muatan permukaan.
What is Scanning Electron Microscope (SEM)???
Sampel yang terkena tembakan elektron akan
memancarkan elektron dan X-ray. Elektron yang
dipancarkan oleh sampel berupa backscattered
electron (BSE) primer, secondary electron (SE), dan
elektron auger. Pancaran elektron backscattered
primer dan elektron sekunder akan diperkuat,
kemudian detektor akan menangkap pancaran
tersebut (BSE dan SE) serta X-ray, selanjutnya
mengkonversi ketiganya menjadi sinyal yang
kemudian dikirim ke layar monitor. Gambar yang
terlihat pada monitor inilah hasil dari keseluruhan
prosesnya.
SEM TEM
Scanning Transmission Electron Microscope (STEM)
Teknik ini menggabungkan fitur dari SEM dan TEM, dan alat ini juga dapat digunakan
pada bidang analitik karena sinyal pemindaian dikumpulan secara simultan. Gambar
yang didapatkan dapat dianalisis untuk fitur seperti kedalaman, tekstur permukaan
dan lain-lain.
Analisis Termal
Metode termal digunakan untuk menentukan perubahan fasa sebagai fungsi temperatur dan untuk
menentukan jumlah yang tidak diketahui, seperti tingkat hidrasi atau kandungan oksigen.
Analisis termal dapat juga digunakan sebagai teknik untuk mengukur sifat material sebagai fungsi
temperatur.
a. Differential Scanning Calorimetry (DSC)
b. Thermogravimetry analysis (TGA)
c. Differential Thermal Analysis (DTA)
d. Thermochemical Analysis (TMA)
e. Dynamic Mechanical Analysis (DMA)
Analisis termogravimetri (TGA)
Jejak TGA untuk penguraian Al2Si2O7.xH2O dalam udara setelah pemanasan produk akhir adalah
Al2Si2O7, tentukan nilai x.
Jika masa formula relatif Al2Si2O7 adalah A, kemudian penyusunan ulang memberikan
jadi x = 2
7222722
7,22
.
4,26
OSiAlRMMOHOSiAlRMM

)18)(7,22(
)7,224,26( 

A
x
400 600 800 1000
Temperatur (C)
Diferensial 22,7
26,4
Berat(mg)
Gambar 3.23 Spektra TGA dan DTA dari penguraian kaolinit
sebagai fungsi dari temperatur
Kurva DTA untuk dekomposisi kalinit dan rekristalisasinya ke mulit ditunjukkan pada gambar 3.23
Differential Thermal Analysis (DTA)
Teknik Analisis Ukuran Partikel Luas Permukaan
Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi
material. Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material,
distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan.
Proses Analisa
Contoh Hasil Analisa
Contoh Hasil Analisa
Teori BET dapat digunakan setelah dilakukan uji menggunakan alat SAA (Surface Area Analyzer). Alat
ini berfungsi untuk menentukan diameter dan volume pori, serta luas permukaan spesifik material

More Related Content

What's hot (20)

Teori orbital molekul
Teori orbital molekulTeori orbital molekul
Teori orbital molekul
ikrafebriyanti
Sifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialSifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal Material
Vincent Cahya
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
Windha Herjinda
Nanopartikel, nanosains, nanoteknologi
Nanopartikel, nanosains, nanoteknologiNanopartikel, nanosains, nanoteknologi
Nanopartikel, nanosains, nanoteknologi
Andalas University, Padang, West Sumatera
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Universitas Gadjah Mada
Rev. material teknik
Rev. material teknikRev. material teknik
Rev. material teknik
orangedansekali
Energi ionisasi
Energi ionisasiEnergi ionisasi
Energi ionisasi
Sabila Nurfarizki
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
syamsul huda
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
Ahmad Jihad Almuhdhor
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
University Of Jakarta
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
bentuk molekul
bentuk molekulbentuk molekul
bentuk molekul
Shofia Aula
Makalah Struktur Atom
Makalah Struktur AtomMakalah Struktur Atom
Makalah Struktur Atom
marnitukan
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
SMA Negeri 9 KERINCI
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Resume materi material Keramik (ceramic).ppt
Resume materi material Keramik (ceramic).pptResume materi material Keramik (ceramic).ppt
Resume materi material Keramik (ceramic).ppt
ParyantoDwiSetyawan
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Aris Widodo
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun

Similar to Analisis kristal tugas pak ong (20)

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
hafizona
Gel elektromagnetik
Gel elektromagnetikGel elektromagnetik
Gel elektromagnetik
fadhilmaulana
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
Irfan Rifa'i
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copy
Eva Musifa
Bab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristalBab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristal
Cha Item Dong
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
nurwani
Gel Elektromagnetik
Gel ElektromagnetikGel Elektromagnetik
Gel Elektromagnetik
guestda115d9
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Jajang Sulaeman
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
ritaayu559
teori atom
teori atomteori atom
teori atom
SMA Negeri 9 KERINCI
fisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisika
fisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisikafisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisika
fisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisika
JuniosDelsi1
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
kartikasari144
FISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptxFISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptx
MuhammadIkhsan38954
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
Zhahirah Indrawati Green Freesh
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
Lilis Sartika
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptxPUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PuspitaWidyasari2
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
Putri Vairuz Fildza
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
hafizona
Gel elektromagnetik
Gel elektromagnetikGel elektromagnetik
Gel elektromagnetik
fadhilmaulana
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
Irfan Rifa'i
Eva musifa anor1 copy
Eva musifa anor1   copyEva musifa anor1   copy
Eva musifa anor1 copy
Eva Musifa
Bab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristalBab iii difraksi kristal
Bab iii difraksi kristal
Cha Item Dong
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
nurwani
Gel Elektromagnetik
Gel ElektromagnetikGel Elektromagnetik
Gel Elektromagnetik
guestda115d9
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Jajang Sulaeman
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
ritaayu559
fisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisika
fisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisikafisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisika
fisika-modern_4_5_dualisme-cahaya Dalam Fisika
JuniosDelsi1
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
kartikasari144
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptxPUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PuspitaWidyasari2

Analisis kristal tugas pak ong

  • 2. Material Kristalinitas Material Teknik Mikroskopi Teknik Analisis Termal Teknik Analisis Ukuran Partikel Luas Permukaan Identifikasi Material Baru Penentuan Kemurnian Sample Penentuan Parameter Kisi Penentuan Ukuran Kristal Pemurnian Struktur Material, dll Analisis Morfologi Dari Partikel Penentuan Komposisi Unsur (EDS) Titik Leleh Temperatur Fase Transisi Stabilitas Termal XRD Difraksi SEM TEM DTA TGA BET SAA
  • 3. Ultraviolet POSISI PANJANG GELOMBANG SINAR X 1Hz - 1kHz 1kHz - 1014Hz 1014Hz - 1015Hz 1015Hz - 1021Hz Extra-Low Frequency (ELF) Radio Microwave Infrared Visible Light X-Rays, Gamma Rays Low energy High energy Rentangan = 10-5 100 oA. Pemakaian umum = 0,1 25 oA
  • 4. Pembentukan Sinar-X (E = hv, dimana E adalah perbedaan energi antara orbital ATOMe- e- K L M Ne- e- Kondisi Kuantum-K EK E = Sinar-X e-
  • 5. Tabung sinar-X Elektron berasal dari kawat pijar tungsten dalam daerah vakum, dipercepat dengan voltase tinggi (30.000 V) terhadap logam target. Elektron inti dikeluarkan dari logam target : sinar-X, (karakteristik dari logam target yang digunakan). Sinar-X keluar dari jendela berilium dalam tabung. Diagram skema tabung sinar -X Vakum Air pendingin Jendela Berilium Sinar -Xe- Kawat pijar Tungsten Logam Target
  • 6. Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal. Digunakan Hukum Braggs untuk menyeleksi panjang gelombang tunggal. Umumnya garis K1 diseleksi, jika mungkin, ia mempunyai intensitas yang paling besar. Eksperimen sinar-X
  • 8. Indeks Miller Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi dari struktur. Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang sama, dan titik kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang. Label untuk menggambarkan bidang-bidang Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai bilangan bulat positif atau negatif atau nol.
  • 9. Indeks Miller merupakan kebalikan dari pertemuan fraksi h,k,l disepanjang masing-masing arah unit sel : perpotongan pada a/h, b/k dan c/l. Contoh : Bidang 2,8,1 - memotong setengah bagian disepanjang a, - memotong seperdelapan bagian disepanjang b - dan semuanya disepanjang c. Untuk bidang yang paralel untuk satu dari arah sel satuan perpotongan adalah tidak terbatas, dan karenanya Indeks Miller untuk sumbu ini adalah nol. Pemisahan bidang-bidang diketahui sebagai jarak d dan biasanya dilambangkan dengan dhkl. Gambaran dari 281 kelompok bidang Tetragonal unit cell showing the 231 plane and the d-spacing
  • 10. Hamburan sinar-X dari bidang yang paralel Jarak celah = WX + XY = 2dhkl sin = n (Persamaan Bragg) n adalah bilangan bulat, adalah panjang gelombang sinar X. Hubungan antara sudut difraksi dan parameter kisi dengan persamaan Bragg. Misalnya, sistem kubus Kombinasi persamaan geometri untuk sistem kubus (dimana a adalah paramter kisi): 2 222 2 1 a lkh d n = 2d sin dengan persamaan Bragg : dimana n=1 dan penyusunan ulang untuk d memberikan sin21 d 2 2 2 sin41 d Penggantian untuk 1/d2 dalam persamaan pertama dan penyusunan ulang memberikan )( 4 sin 222 2 2 2 lkh a Persamaan ini memberikan informasi struktural dari kristal
  • 11. Analisa hasil karakterisasi XRD Kualitatif Identifikasi material Identifikasi kemurnian sampel Menentukan kristalinitas sampel (kristal atau amorf) Penentuan posisi atom dan struktur (teknik refinement) Kuantitatif Penentuan ukuran kristal
  • 12. Kemurnian fasa Kemurnian fasa dapat diidentifikasi dengan melihat puncak-puncak yang puncul pada difraktogram. Adanya kesesuaian antara standar dan sampel, menandakan sampel berupa fasa tunggal / murni tanpa adanya senyawa lain yang terbentuk
  • 13. Kristalinitas sampel Suatu sampel dengan kristalinitas tinggi akan memberikan intensitas difraksi yang tinggi dan tajam. Jika suatu material berupa amorf, berapa banyak fasa didalamnya tidak akan memberikan puncak pola difraksi. Crystalline Amorphous Hamburan dari sampel non-kristalin
  • 14. Indeks Miller dengan bermacam-macam refleksi dalam pola, dapat digunakan untuk menentukan konstanta sel. Penetapan ini mudah dicapai untuk sistem kristal dengan hubungan sederhana antara sudut difraksi dan parameter kisi. Hubungan persamaan sudut difraksi terhadap indeks Miller diberikan sebagai berikut: )( 4 sin 222 2 2 2 lkh a Panjang gelombang dan parameter sel adalah konstan, dapat ditulis kembali sebagai )(sin 2222 lkhC 緒 Penentuan dan refinement parameter kisi (pengideksan) Membagi nilai sin 2 dari semua refleksi yang lain dengan refleksi yang pertama menghilangkan C dan memberikan sejumlah yang cocok dengan perbandingan indeks Miller. Jika refleksi pertama adalah pada sudut 2 dengan indeks Miller h,k,l dan refleksi umum adalah pada 2 dengan indeks Miller, h1,k1,l1, kemudian: 222 2 1 2 1 2 1 2 2 sin sin lkh lkh
  • 15. Untuk kisi primitif, refleksi pertama adalah 100; jadi perbandingannya adalah: 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1sin sin lkh Jadi nilai h1,k1,l1 dapat dihitung. Pengulangan prosedur untuk semua refleksi disebut data indeks Miller untuk refleksi 2 Tabel Indeks data difraksi serbuk 2 sin2 Perbandingan Indeks Miller 19.213 27.302 33.602 38.995 43.830 48.266 56.331 60.093 63.705 67.213 70.634 0.0279 0.0557 0.0836 0.1114 0.1393 0.1671 0.2228 0.2507 0.2785 0.3064 0.3342 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 100 110 111 200 210 211 220 300 310 311 222 Contoh: diberikan pembagi sin 2 untuk refleksi 48,266 dalam Tabel dengan refleksi pertama adalah 6. berapa nilai h, k dan l? Maka dengan mencari nilai kuadrat yang mungkin yaitu 22+12+12 = 6. Jadi refleksinya adalah 211. Pada kubus, abc sama akan sebanding dengan 121 atau 112.
  • 16. Satu puncak dapat digunakan untuk menghitung parameter sel jika panjang gelombang diketahui Contoh: diberikan panjang gelombang sinar-X adalah 1,54 , menggunakan refleksi 222 pada Tabel sebelumnya, hitunglah paramter kisi a. )( 4 sin 222 2 2 2 lkh a )222( 4 54.1 3342.0 222 2 2 a Didapatkan a = 4.613 A0 Jawab : Kemudian
  • 17. Formula Scherrer menghubungkan ukuran kristal dengan lebar puncak difraksinya, dan secara luas digunakan untuk menentukan distribusi ukuran partikel : t = Ukuran kristal (nm) B = nilai FWHM 慮 = Sudut Bragg = panjang gelombang cahaya sinar X. K = konstanta Shape Factor (0,8-1) Penurunan ukuran partikel dengan pelebaran puncak Perkembangan lebar puncak dengan penurunan ukuran Ukuran Kristal cos 9,0 22 stsp BB t
  • 18. Mikroskop Elektron ME telah menjadi bagian yang sangat penting dibidang penentuan struktur, menghasilkan informasi morfologi, struktur permukaan dan komposisi unsur untuk fasa yang baru atau yang belum diketahi. Anlisis kristal tunggal. Prinsipnya menggunakan sinar-X untuk mengimajinerkan strukur atomiknya. Panjang gelombang yang sangat pendek memungkinkan resolusi yang lebih tajam dibandingkan mikroskop optik biasa. TIPE mode refleksi (elektron direfleksikan dari permukaan): SEM mode transmisi (elektron melewati terus sampel) : TEM
  • 19. What is Transmission Electron Microscope (TEM)???
  • 20. works much like a light microscope, transmitting a beam of electrons through a thin specimen and then focusing the electrons to form an image on a screen or on film. Pass a beam of electrons through the specimen. The electrons that pass through the specimen are detected on a fluorescent screen on which the image is displayed. Pada TEM, sample yang sangat tipis ditembak dengan berkas electron yang berenergi sangat tinggi (dipercepat pada tegangan ratusan kV). Berkas electron dapat menenbus bagian yang lunak sample tetapi ditahan oleh bagian keras sample (seperti partikel). Detektor yang berada di belakang sample menangkap berkas electron yang lolos dari bagian lunak sample. Akibatnya detector menangkap bayangan yang bentuknya sama dengan bentuk bagian keras sample (bentuk partikel).
  • 21. Pada sampel non konduktor permukaan dilapisi dengan emas atau grafit untuk menghindari penumpukan muatan permukaan. What is Scanning Electron Microscope (SEM)???
  • 22. Sampel yang terkena tembakan elektron akan memancarkan elektron dan X-ray. Elektron yang dipancarkan oleh sampel berupa backscattered electron (BSE) primer, secondary electron (SE), dan elektron auger. Pancaran elektron backscattered primer dan elektron sekunder akan diperkuat, kemudian detektor akan menangkap pancaran tersebut (BSE dan SE) serta X-ray, selanjutnya mengkonversi ketiganya menjadi sinyal yang kemudian dikirim ke layar monitor. Gambar yang terlihat pada monitor inilah hasil dari keseluruhan prosesnya.
  • 24. Scanning Transmission Electron Microscope (STEM) Teknik ini menggabungkan fitur dari SEM dan TEM, dan alat ini juga dapat digunakan pada bidang analitik karena sinyal pemindaian dikumpulan secara simultan. Gambar yang didapatkan dapat dianalisis untuk fitur seperti kedalaman, tekstur permukaan dan lain-lain.
  • 25. Analisis Termal Metode termal digunakan untuk menentukan perubahan fasa sebagai fungsi temperatur dan untuk menentukan jumlah yang tidak diketahui, seperti tingkat hidrasi atau kandungan oksigen. Analisis termal dapat juga digunakan sebagai teknik untuk mengukur sifat material sebagai fungsi temperatur. a. Differential Scanning Calorimetry (DSC) b. Thermogravimetry analysis (TGA) c. Differential Thermal Analysis (DTA) d. Thermochemical Analysis (TMA) e. Dynamic Mechanical Analysis (DMA)
  • 26. Analisis termogravimetri (TGA) Jejak TGA untuk penguraian Al2Si2O7.xH2O dalam udara setelah pemanasan produk akhir adalah Al2Si2O7, tentukan nilai x. Jika masa formula relatif Al2Si2O7 adalah A, kemudian penyusunan ulang memberikan jadi x = 2 7222722 7,22 . 4,26 OSiAlRMMOHOSiAlRMM )18)(7,22( )7,224,26( A x
  • 27. 400 600 800 1000 Temperatur (C) Diferensial 22,7 26,4 Berat(mg) Gambar 3.23 Spektra TGA dan DTA dari penguraian kaolinit sebagai fungsi dari temperatur Kurva DTA untuk dekomposisi kalinit dan rekristalisasinya ke mulit ditunjukkan pada gambar 3.23 Differential Thermal Analysis (DTA)
  • 28. Teknik Analisis Ukuran Partikel Luas Permukaan Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi material. Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material, distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan.
  • 31. Contoh Hasil Analisa Teori BET dapat digunakan setelah dilakukan uji menggunakan alat SAA (Surface Area Analyzer). Alat ini berfungsi untuk menentukan diameter dan volume pori, serta luas permukaan spesifik material