際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Analisis Literatur
Fraud Triangle Auditing

Oleh :
Dewi Mita Rozali
1106018814
Pendahuluan

Kecurangan atau fraud adalah masalah terbesar dalam dunia bisnis. Biaya yang timbul
diperkirakan sebesar 5% dari pendapatan tahunan perusahaan dimana hal tersebut
menunjukkan kerugian ekonomi sebesar $ 2,9 trillion secara global. Untuk mengetahui
mengapa seseorang melakukan kecurangan, profesional auditor merujuk kepada Fraud
Triangle. Fraud triangle menunjukkan faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan
antara lain tekanan (Pressure) , Kesempatan ( Oppotunity ) , dan Rasionalisasi (
Rasionalization). Tujuan dari Fraud Triangle adalah mengetahui motivasi melakukan
kecurangan dan yang paling penting adalah konsep ini merupakan konsep sentral sebagai
pertimbangan menemukan kecurangan dalam laporan keuangan audit menurut Statement on
Auditing Standard (SAS) 99. Konsep tersebut telah menjadi dasar literatur auditing namun
sejak tahun 1950 para profesional auditor dan akademisi mempunyai perspektif lain diluar
Fraud Triangle.
Konsep Fraud Triangle ini awalnya digagas oleh Edwin Sutherland , yang
menciptakan istilah white collar crime dan Donald Cressey yang menulis Other Peoples
Money (Patterson Smith, 1973). Cressey mengfokuskan researchnya tentang keadaan awal
yang mempengaruhi seorang Fraudsters/pelaku kecurangan untuk melanggar standar etika
yang kemudian pelaku kecurangan tersebut terlibat dalam tindak kecurangan awal mereka.
Setelah beberapa tahun , researchnya ditemukan dan dikenal dengan Fraud Triangle yang
menunjukkan

3

faktor

utama

dalam

tindak

kecurangan

auditing

antara

lain

pressure,opportunity, dan rasionalization.
Sekitar bulan Desember 2002 audit menerapkan Statement of Auditing Standard SAS
99 (AU 316). Standard tersebut memperbaiki dan mengubah cara yang dilakukan audit untuk
lebih memperkuat pertimbangan dan kemungkinan deteksi kecurangan yang terjadi.
Meskipun dalam kenyataannya masih banyak terjadi scandal kecurangan perusahaan yang
tidak terdeteksi auditor, namun dalam hal ini Auditor bukan di desain untuk mencari semua
tindak kecurangan. Section 110, Responsibilities and functions of the independent auditor,
paragraf 2 menjelaskan bahwa auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan
meaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan tidak
mengandung material misstatement yang disebabkan oleh error atau kecurangan. The AICPA
melalui SAS 99, Penguatan prosedur audit untuk memastikan laporan keuangan bebas dari
misstatement yang disebabkan oleh tindak kecurangan. SAS 99 mangatur cara-cara melalui
pemikiran proses audit secara logis yang dilakukan dari perencanaan audit sampai pelaporan
audit. Salah satu dari komponen utama SAS 99 adalah Fraud Triangle. Hal tersebut
digunakan sebagai fokus utama dari brainstorming sessionselama proses perencanaan audit.
Setiap elemen dari fraud triangle merepresentasikan posibilitas alasan mengapa klien
melakukan tindak kecurangan terhadap laporan keuangan. Makalah ini akan membahas
analisa perspektif pandangan lain dari triangle fraud auditing yang merujuk pada study
literatur jurnal auditing.
ISI

I.

SAS 99 Fraud Triangle
Fraud dalam Statement of Auditing Standard diklasifikasikan menjadi dua

antara lain kecurangan dalam laporan keuangan ( Fredulent financial reporting) dan
penyalahgunaan aset (Misappropiate of asset ).
1. Incentive/Pressure
Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan. Sebagai auditor harus memahami insentif/tekanan untuk mencegah individu
dalam memperolah manfaat ekonomis yang disebabkan oleh sifat serakah. Misalnya
Mencatat pendapatan fiktif perusahaan dan menunda beban akrual perusahaan sehingga dapat
mencapai target perusahaan dan jumlahnya mendekati anggaran perusahaan. Selain itu jika
manajemen menginginkan bahwa laba(rugi) perusahaan tidak harus mempunyai selisih
dengan anggaran asli. Hal tersebut menyebabkan tekanan untuk mencapai target dari
manajemen dan juga menimbulkan ketakutan akan pemutusan hubungan kerja.Kemungkinan
insentif/tekanan lain dapat timbul jika terkait dengan harga saham perusahaan yang
menunjukkan kinerja perusahaan.
Sam E.Antar, Chief Financial Officer dari Crazy Inc mempunyai pandangan lain tentang
konsep insentif/tekanan. Dia menyatakan bahwa As a society, we too often associate
incentive with only an economic incentive to commit crime. You can commit an economic
crime and have no economic incentive...Criminals can commit a crime for a whole host of
reasons of which money is part of the incentive but not the primary incentive (Antar, 2010).
Anta menyatakan bahwa motif individu dalam melakukan kecurangan bukan hanya
sekedar uang namun juga popularitas. Hal tersebut penting untuk pertimbangan auditor
sehingga auditor harus memasukkan faktor popularitas dalam perencanaan auditnya.
Beberapa bentuk tekanan keuangan yang di dokumentasikan dalam buku Other
peoples money Cressey mengindikasikan faktor masalah keuangan yang tidak bisa
dibagikan kepada orang lain yang menyebabkan tindak kecurangan antara lain :
1. Kehidupan mewah diluar kemampuan seseorang
2. Keserakahan
3. Terlilit kredit atau tidak bisa mendapatkan kredit
4. Mempunyai pengeluaran medis yang sangat besar
5. Biaya pendidikan yang sangat besar
6. Tekanan keluarga dan kerabat dekat
7. Kerugian yang disebabkan karena perjudian
8. Kurang produktif karena alkohol dan obat-obatan
9. Perselingkuhan
Dari perspektif seorang penyelidik jenis-jenis tekanan tersebut umumnya tidak dapat
diobservasi dan sulit bagi auditor untuk mengenali jenis tekanan tersebut karena
keterbatasan auditor untuk berinteraksi dengan pelaku dan tidak melakukan dasar untuk
mengevaluasi pelaku tersebut.

2. Opportunities
Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk
melakukan kecurangan. Profesional literatur menunjukan bahwa peluang muncul sebagai
akibat dari internal control suatu perusahaan. Internal kontrol yang buruk pada
perusahaan akan mengakibatkan kecenderungan untuk berbuat kecurangan.Pengendalian
internal yang kuat pada perusahaan akan mengurangi kemungkinan tindak kecurangan
dalam perusahaan. Hal lain yang harus diperhitungkan adalah jika auditor saat ini bekerja
dalam manajemen perusahaan klien. Sisi positifnya adalah mempermudah komunikasi
antara klien dan auditor dan meningkatkan efisiensi pekerjaan namun dalam kasus
tersebut muncul peluang jika auditor memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan dalam
melakukan trik kecurangan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu auditor harus
memeriksa kondisi daerah perusahaan supaya mampu mengidentifikasi peluang apa saja
yang mungkin ada dan bagaimana peluang tersebut dapat menyebabkan salah saji
material.
Perpektif lain ditunjukkan oleh Sam E Antar yang menyatakan bahwa You [meaning
the inexperienced junior auditors who are recent college graduates who go straight out
into the field] are the opportunity to allow us to commit the crimes. Your ethics, your
gullibility, your lack of skepticism,your humanity, your vanity, your self esteem. We stroke
your egos. You on a personal level, give us the opportunity to commit our crimes (Antar,
2010). Pernyataan tersebut menunjukkan realitas bahwa auditor junior yang baru saja
lulus merupakan kesempatan besar bagi seseorang untuk melakukan kecurangan dengan
memanfaatkan kurangnya sifat skeptisisme.
Beberapa sumber lain yang menyebabkan munculnya peluang antara lain :
1. Training pegawai yang buruk
2. Pengawasan yang kurang dari perusahaan
3. Lemahnya penuntutan pelaku kecurangan
4. Program, kebijakan dan prosedur antifraud yang kurang efektif
5. Budaya etika yang lemah

3. Rationalization / attitude
Rationalization adalah suatu sikap, karakter atau seperangkat nilai-nilai etika yang
memungkinkan menejemen atau pegawai untuk melakukan tindakan tidak jujur dan
membernarkan perilaku tersebut.
Menurut SAS 99 AU bagian 316,85 A.3 yang berkaitan dengan penyalahgunaan aset
mengakui bahwa perilaku yang paling umum untuk karyawan adalah menunukkan
ketidakpuasan terhadap perusahaan atau terhadap karyawan lainnya sehingga mereka
menganggap bahwa mereka pantas dan berhak karena perusahaan telah berutang atas
kerja keras dan pelayanan mereka selama ini. Sehingga mereka berpikir bahwa apa yang
dilakukannya bukan suatu tindakan kecurangan. Auditor dalam kasus ini harus mampu
mengamati lingkungan dan sikap dasar yang muncul pada klien. Berdasarkan ini audit
harus direncanakan dan dirancang untuk memastikan bahwa setiap materi yang mungkin
terjadi penipuan sebagai akibat dari sikap rasional saat diperiksa.
Cressey menunjukkan bahwa diperlukan sebuah rasionalisasi yang diterima oleh
moral sebelum kecurangan tersebut terjadi karena pelaku kecurangan tidak memandang
dirinya sebagai pelaku kecurangan namun akan membenarkan tindakannya sebelum dia
melakukannya.Contohnya seseorang yang merasionalkan pikirannya dengan jalan
meminjam uang perusahaan dan berpikir uang tersebut akan dikembalikan setelah
menerima gaji . Rasionalisasi tersebut memungkinkan pelaku kecurangan untuk berpikir
bahwa tindakannya bukan suatu yang illegal sehingga pelaku dapat membentuk citra
dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya. Tentu saja dalam kasus ini pelaku
menganggap bahwa pinjaman tersebut tidak akan pernah terjadi. Hal tersebut menjukkan
bahwa rasionalisasi bukanlah karakter yang mudah diamati karena berhubungan dengan
pikiran orang lain.
Berbeda lagi dengan pendapat Antar yang menyatakan In some cases, in most cases,
there's really no rationalization for the crimes. Criminals come up with excuses but they
know what they're doing and why they're doing it. They don't have to do it in most cases
and that's why I disagree with the rationalization concepts (Antar, 2010).
Menurutnya konsep Rasionalisasi tidak bisa digunakan dalam perancanaan audit
karena pelaku umumnya mengetahui apa yang dilakukannya adalah kecurangan dan juga
mengetahui alasan mengapa mereka berbuat kecurangan. Sehingga tidak ada rasionalisasi
dalam berbuat kecurangan.

II.

Kelemahan potensial dari Fraud Triangle
Fraud triangle adalah awal yang baik untuk menangani resiko kecurangan dalam audit

laporan keuangan, namun memiliki beberapa potensi kelemahan dalam kecurangan antara
lain :
1. Fraud triangle digunakan untuk melawan auditor dalam kondisi bahwa auditor
merupakan salah satu peluang untuk berbuat kecurangan .
2. Mengeliminasi konsep Rasionalisasi.
Rujukan lainnya dalam Dorminey et.al (2010) menyatakan professionals and
academics have offered important insights that have gone beyond the fraud triangle.
These extensions have enhanced professionals'ability to prevent, deter, detect,
investigate, and remediate fraud (Dorminey et. al, 2010 p. 17)Dalam artikel tersebut
dijelaskan bahwa penulis telah memeriksa fakta bahwa Fraud Triangle memang
memiliki keterbatasan dan hanya dibuat untuk kecurangan yang disengaja. Mereka
juga berpendapat bahwa beberapa komponen dalam Fraud triangle tidak benar-benar
mengcover semua motif pelaku tindak kecurangan. Contohnya sesuai dengan konsep
Fraud Triangle, semua usaha pelaku merupakan peluang Pelaku tersebut tidak
memiliki tekanan dan rasionalisasi ( Dorminey et al , 2010, p.21 ). Selain itu Fraud
triangle tidak memberikan dasar yang cukup baik untuk menilai kemungkinan
kecurangan dalam bentuk kolusi. Namun hal ini merupakan unsur kecurangan yang
kompleks dan kejahatan keuangan.( Dorminey et al , 2010, p.21 ). Selain itu penulis
juga menekankan bahwa tekanan dan rasionalisasi umumnya tidak dapat diamati dan
bertentangan dengan SAS 99 khususnya untuk rasionalisasi.

III.

Model Lain dari Fraud Triangle
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Fraud Triangle memiliki kelemahan
tidak dapat mengcangkup elemen tekanan dan rasionalisasi maka banyak para ahli
mengacu kepada Fraud Triangle yang kedua yaitu terdiri dari tindakan (Act) ,
Penyembunyian (Concealment) dan perubahan (Conversion) . Fraud Triangle ini
berfokus kepada pembuktian bahwa tindakan tersebut merupakan kecurangan dengan
mengumpulkan bukti kecurangan (Penyembunyian ) dan yang menyebabkan
kerusakan ekonomi (Perubahan).

IV.

MICE model
Tantangan lain dari Fraud Triangle adalah konsep tersebut belum cukup
menjelaskan setiap tindak kecurangan.Contohnya adalah Thomas M. Coughlin yang
disampaikan oleh James Bandler dan Ann Zimmerman dalam "A Wal-Mart Legend's
Trail of Deceit" (Wall Street Journal, April 5, 2005).Pada 24 Januari 2005 , Coughlin ,
vice chairman walmart mengundurkan diri karena tuduhan kecurangan dan
kebohongan. Dokumen dari wallstreet jurnal menunjukkan bahwa Coughlin secara
berkala memerintahkan bawahannya untukmembuat invoice palsu yang digunakannya
untuk membayar pengeluaran pribadinya.Kegiatan yang patut dipertanyakan dalam
jangka waktu lebih dari 5 tahun yang melibatkan puluhan transaksi . Menurut artikel
tersebut , Wal Mart menemukan transaksi yang tidak jelas $100.000 sampai $500.000
dalam jangka waktu 5-10 tahun. Hal menarik lagi adalah sebelum pengunduran
dirinya, dia mendapatkan kompensasi sebesar lebih dari $6 juta . Tampaknya memang
tidak masuk akal mempertaruhkan kompensasi sebesar $6juta tiap tahun dan reputasi
untuk mendapatkan $500.000 . Namun hal yang dilakukan oleh Coughlin merupakan
hal serupa yang diambil oleh CEO jutawan lainnya dan CFO yang memilih untuk
memanipulasi laporan keuangan. Dengan memanipulasi laporan keuangan, leg
pertama triangle fraud telah disesuaikan dari tekanan untuk fokus kepada insentif
moneter, bonus dan opsi saham. Sementara di pihak manajemen puncak memiliki
tekanan lain yang berbeda untuk memberikan hasil laporan keuangan yang solid
untuk kepentingan stakeholder.
Untuk mengatasi masalah ini - yang disajikan dalam Akuntansi Forensik dan
Pemeriksaan Penipuan oleh Mary - Jo Kranacher ,Richard A. Riley , Jr , dan Joseph
T. Wells , ( Wiley , 2010) - Profesor Jason Thomas menunjukkan bahwa motivasi
pelaku kecurangan dapat diidentifikasikan secara lebih luas dengan MICE yaitu
Money, Ideology, Coersion dan Ego. Heuristik MICE membuat lebih spesifik dan
sederhana motif dari tindak kecurangan dan beberapa motif kecurangan tersebut
cocok dengan kategori dalam MICE. Selain itu MICE mempunyai kerangka yang
lebih luas selain pressure dan rasionalisasi untuk mempertimbangkan kemungkinan
kecurangan yang dilakukan dengan mempertimbangkan motif pelaku.
PENUTUP
KESIMPULAN

Salah satu komponen dari Statement of auditing standard adalah Fraud triangle yang
menjelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan antara lain tekanan (Pressure) ,
Kesempatan ( Oppotunity ) , dan Rasionalisasi ( Rasionalization). Tekanan berhubungan
dengan manajemen/pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, sedangkan opportunity adalah kesempatan yang muncul sebelum tindak
kecurangan dan rasionalisasi berkaitan dengan pembenaran tindak kecurangan oleh
pelaku.Namun Fraud triangle mempunyai kelemahan yaitu faktor tekanan dan rasionalisasi
yang tidak bisa di observasi dan juga keterbatasan lainnya dalam mendeteksi motif
kecurangan pelaku.Keterbatasan dalam Fraud triangle dapat disempurnakan dengan model
fraud triangle yang kedua yaitu tindakan (Act) , Penyembunyian (Concealment) dan
perubahan (Conversion). Selain itu juga ada MICE model yang lebih luas namun lebih
membuat sederhana motif pelaku yaitu Money, Ideology, Coersion dan Ego.
Daftar Pustaka
Dorminey, Jack W; Fleming, Arron Scott; Kranacher, Mary-Jo; Riley, Richard A, Jr,2010,
Beyond the Fraud Triangle. New York State Society of Certified Public
Accountants.Volume 80 ,No. 7
,http://search.proquest.com/docview/637276283?accountid=17242,12 Oct 2013.

Buchholz, Alexander K, 2012, SAS 99: Deconstructing the Fraud Triangle and Some
Classroom Suggestions. North American Business PressJournal of Leadership,
Accountability and Ethics. Volume 9, No. 2,
http://search.proquest.com/docview/1030726733?accountid=17242, 12 Oct 2013.

Hogan, Chris E; Rezaee, Zabihollah; Riley, Richard A, Jr; Velury, Uma K, 2008. Financial
Statement Fraud: Insights from the Academic Literature. American Accounting
Association. Volume 27, No. 2,
http://search.proquest.com/docview/216744891?accountid=17242, 12 Oct 2013.

Elder,Beasley,Arens,Jusuf (2011).Jasa Audit dan Assurance.Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.
Ad

Recommended

Makalah kel ii fraud
Makalah kel ii fraud
Putry Camilie
Fraud
Fraud
kelompokfraud
Makalah Audit perusahaan (fraud)
Makalah Audit perusahaan (fraud)
Fuad Rahardi
Fraud auditing
Fraud auditing
Ari Cah Bogares
10.audit kecurangan
10.audit kecurangan
Indra Yu
Fraud dalam Audit
Fraud dalam Audit
Fuad Rahardi
Kecurangan karyawan & manajemen
Kecurangan karyawan & manajemen
n0ysk1
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditing
dewi masita
Audit kecurangan
Audit kecurangan
Josemar鱈a Escriv叩
Employee Fraud
Employee Fraud
ehade
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Eka Yulianto
Perancangan fraud
Perancangan fraud
Bunga Pramudia Putri
Red Flags (FRAUD AUDITING)
Red Flags (FRAUD AUDITING)
Netta Samosir
FRAUD
FRAUD
rangerunix
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
WINDAYANI RAJAGUKGUK
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Kanaidi ken
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
annisasutra
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
NafisaAudriliaParsa
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
ErnySusanti3
INTERNALISASI GOAL CONGRUANCE UNTUK PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD ...
INTERNALISASI GOAL CONGRUANCE UNTUK PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD ...
State Islamic University Alauddin Makassar
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
2. Overview Fraud dan Strat Pemberantasan.ppt
2. Overview Fraud dan Strat Pemberantasan.ppt
FATIMAHAZZAHRA218321
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Kanaidi ken
PPT AKUN FORENSIK.pdf
PPT AKUN FORENSIK.pdf
ELTINYULIASTUTI
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Trisnadi Wijaya
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Kanaidi ken
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Kanaidi ken
4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt
SangFajar5
auditing, pengertian fraud atau kecurangan dan jenis jenis fraud
auditing, pengertian fraud atau kecurangan dan jenis jenis fraud
irfan242
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
Vhiie Audi

More Related Content

What's hot (8)

Audit kecurangan
Audit kecurangan
Josemar鱈a Escriv叩
Employee Fraud
Employee Fraud
ehade
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Eka Yulianto
Perancangan fraud
Perancangan fraud
Bunga Pramudia Putri
Red Flags (FRAUD AUDITING)
Red Flags (FRAUD AUDITING)
Netta Samosir
FRAUD
FRAUD
rangerunix
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
WINDAYANI RAJAGUKGUK
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Kanaidi ken
Employee Fraud
Employee Fraud
ehade
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. fraud dan korupsi. unive...
Eka Yulianto
Red Flags (FRAUD AUDITING)
Red Flags (FRAUD AUDITING)
Netta Samosir
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi dalam kegiatan ...
WINDAYANI RAJAGUKGUK
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Overview Fraud RISK MANAGEMENT _Fraud RISK ASSESSMENT Training
Kanaidi ken

Similar to Analisis literatur fraud triangle auditing (20)

326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
annisasutra
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
NafisaAudriliaParsa
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
ErnySusanti3
INTERNALISASI GOAL CONGRUANCE UNTUK PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD ...
INTERNALISASI GOAL CONGRUANCE UNTUK PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD ...
State Islamic University Alauddin Makassar
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
2. Overview Fraud dan Strat Pemberantasan.ppt
2. Overview Fraud dan Strat Pemberantasan.ppt
FATIMAHAZZAHRA218321
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Kanaidi ken
PPT AKUN FORENSIK.pdf
PPT AKUN FORENSIK.pdf
ELTINYULIASTUTI
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Trisnadi Wijaya
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Kanaidi ken
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Kanaidi ken
4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt
SangFajar5
auditing, pengertian fraud atau kecurangan dan jenis jenis fraud
auditing, pengertian fraud atau kecurangan dan jenis jenis fraud
irfan242
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
Vhiie Audi
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
RatnaDewiAnggraini
Dari bagan uniform occupational fraud classification system (AFCE) membagi fr...
Dari bagan uniform occupational fraud classification system (AFCE) membagi fr...
retno871748
Fraud Vona bab 15
Fraud Vona bab 15
AyzCha
KELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdf
yuhelmi2
pertemuan ke 4 - pencegahan fraud (1).pptx
pertemuan ke 4 - pencegahan fraud (1).pptx
hamdanikemendagri
Resume red flags
Resume red flags
Citra D'Cuap
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
326094870-Kecurangan-Laporan-Keuangan-Ppt.ppt
annisasutra
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
NafisaAudriliaParsa
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
KELOMPOK 4 (FRAUD RISK ASSESSMENT).pptx
ErnySusanti3
INTERNALISASI GOAL CONGRUANCE UNTUK PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD ...
INTERNALISASI GOAL CONGRUANCE UNTUK PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD ...
State Islamic University Alauddin Makassar
2. Overview Fraud dan Strat Pemberantasan.ppt
2. Overview Fraud dan Strat Pemberantasan.ppt
FATIMAHAZZAHRA218321
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENT
Kanaidi ken
PPT AKUN FORENSIK.pdf
PPT AKUN FORENSIK.pdf
ELTINYULIASTUTI
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhada...
Trisnadi Wijaya
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Fraud dalam Sistem Koding & Pembiayaan_ Training "SISTEM CASEMIX"
Kanaidi ken
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Overview_ Fraud Risk Management _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Kanaidi ken
4. Fraud & Korupsi.ppt
4. Fraud & Korupsi.ppt
SangFajar5
auditing, pengertian fraud atau kecurangan dan jenis jenis fraud
auditing, pengertian fraud atau kecurangan dan jenis jenis fraud
irfan242
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
1, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Ancaman terhadap Sistem Informasi ...
Vhiie Audi
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
MAKALAH PERILAKU WHISTLEBLOWING.docx
RatnaDewiAnggraini
Dari bagan uniform occupational fraud classification system (AFCE) membagi fr...
Dari bagan uniform occupational fraud classification system (AFCE) membagi fr...
retno871748
Fraud Vona bab 15
Fraud Vona bab 15
AyzCha
KELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdf
yuhelmi2
pertemuan ke 4 - pencegahan fraud (1).pptx
pertemuan ke 4 - pencegahan fraud (1).pptx
hamdanikemendagri
Resume red flags
Resume red flags
Citra D'Cuap
Ad

Analisis literatur fraud triangle auditing

  • 1. Analisis Literatur Fraud Triangle Auditing Oleh : Dewi Mita Rozali 1106018814
  • 2. Pendahuluan Kecurangan atau fraud adalah masalah terbesar dalam dunia bisnis. Biaya yang timbul diperkirakan sebesar 5% dari pendapatan tahunan perusahaan dimana hal tersebut menunjukkan kerugian ekonomi sebesar $ 2,9 trillion secara global. Untuk mengetahui mengapa seseorang melakukan kecurangan, profesional auditor merujuk kepada Fraud Triangle. Fraud triangle menunjukkan faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan antara lain tekanan (Pressure) , Kesempatan ( Oppotunity ) , dan Rasionalisasi ( Rasionalization). Tujuan dari Fraud Triangle adalah mengetahui motivasi melakukan kecurangan dan yang paling penting adalah konsep ini merupakan konsep sentral sebagai pertimbangan menemukan kecurangan dalam laporan keuangan audit menurut Statement on Auditing Standard (SAS) 99. Konsep tersebut telah menjadi dasar literatur auditing namun sejak tahun 1950 para profesional auditor dan akademisi mempunyai perspektif lain diluar Fraud Triangle. Konsep Fraud Triangle ini awalnya digagas oleh Edwin Sutherland , yang menciptakan istilah white collar crime dan Donald Cressey yang menulis Other Peoples Money (Patterson Smith, 1973). Cressey mengfokuskan researchnya tentang keadaan awal yang mempengaruhi seorang Fraudsters/pelaku kecurangan untuk melanggar standar etika yang kemudian pelaku kecurangan tersebut terlibat dalam tindak kecurangan awal mereka. Setelah beberapa tahun , researchnya ditemukan dan dikenal dengan Fraud Triangle yang menunjukkan 3 faktor utama dalam tindak kecurangan auditing antara lain pressure,opportunity, dan rasionalization. Sekitar bulan Desember 2002 audit menerapkan Statement of Auditing Standard SAS 99 (AU 316). Standard tersebut memperbaiki dan mengubah cara yang dilakukan audit untuk lebih memperkuat pertimbangan dan kemungkinan deteksi kecurangan yang terjadi.
  • 3. Meskipun dalam kenyataannya masih banyak terjadi scandal kecurangan perusahaan yang tidak terdeteksi auditor, namun dalam hal ini Auditor bukan di desain untuk mencari semua tindak kecurangan. Section 110, Responsibilities and functions of the independent auditor, paragraf 2 menjelaskan bahwa auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan meaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan tidak mengandung material misstatement yang disebabkan oleh error atau kecurangan. The AICPA melalui SAS 99, Penguatan prosedur audit untuk memastikan laporan keuangan bebas dari misstatement yang disebabkan oleh tindak kecurangan. SAS 99 mangatur cara-cara melalui pemikiran proses audit secara logis yang dilakukan dari perencanaan audit sampai pelaporan audit. Salah satu dari komponen utama SAS 99 adalah Fraud Triangle. Hal tersebut digunakan sebagai fokus utama dari brainstorming sessionselama proses perencanaan audit. Setiap elemen dari fraud triangle merepresentasikan posibilitas alasan mengapa klien melakukan tindak kecurangan terhadap laporan keuangan. Makalah ini akan membahas analisa perspektif pandangan lain dari triangle fraud auditing yang merujuk pada study literatur jurnal auditing.
  • 4. ISI I. SAS 99 Fraud Triangle Fraud dalam Statement of Auditing Standard diklasifikasikan menjadi dua antara lain kecurangan dalam laporan keuangan ( Fredulent financial reporting) dan penyalahgunaan aset (Misappropiate of asset ). 1. Incentive/Pressure Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan. Sebagai auditor harus memahami insentif/tekanan untuk mencegah individu dalam memperolah manfaat ekonomis yang disebabkan oleh sifat serakah. Misalnya Mencatat pendapatan fiktif perusahaan dan menunda beban akrual perusahaan sehingga dapat mencapai target perusahaan dan jumlahnya mendekati anggaran perusahaan. Selain itu jika manajemen menginginkan bahwa laba(rugi) perusahaan tidak harus mempunyai selisih dengan anggaran asli. Hal tersebut menyebabkan tekanan untuk mencapai target dari manajemen dan juga menimbulkan ketakutan akan pemutusan hubungan kerja.Kemungkinan insentif/tekanan lain dapat timbul jika terkait dengan harga saham perusahaan yang menunjukkan kinerja perusahaan. Sam E.Antar, Chief Financial Officer dari Crazy Inc mempunyai pandangan lain tentang konsep insentif/tekanan. Dia menyatakan bahwa As a society, we too often associate incentive with only an economic incentive to commit crime. You can commit an economic crime and have no economic incentive...Criminals can commit a crime for a whole host of reasons of which money is part of the incentive but not the primary incentive (Antar, 2010). Anta menyatakan bahwa motif individu dalam melakukan kecurangan bukan hanya sekedar uang namun juga popularitas. Hal tersebut penting untuk pertimbangan auditor sehingga auditor harus memasukkan faktor popularitas dalam perencanaan auditnya.
  • 5. Beberapa bentuk tekanan keuangan yang di dokumentasikan dalam buku Other peoples money Cressey mengindikasikan faktor masalah keuangan yang tidak bisa dibagikan kepada orang lain yang menyebabkan tindak kecurangan antara lain : 1. Kehidupan mewah diluar kemampuan seseorang 2. Keserakahan 3. Terlilit kredit atau tidak bisa mendapatkan kredit 4. Mempunyai pengeluaran medis yang sangat besar 5. Biaya pendidikan yang sangat besar 6. Tekanan keluarga dan kerabat dekat 7. Kerugian yang disebabkan karena perjudian 8. Kurang produktif karena alkohol dan obat-obatan 9. Perselingkuhan Dari perspektif seorang penyelidik jenis-jenis tekanan tersebut umumnya tidak dapat diobservasi dan sulit bagi auditor untuk mengenali jenis tekanan tersebut karena keterbatasan auditor untuk berinteraksi dengan pelaku dan tidak melakukan dasar untuk mengevaluasi pelaku tersebut. 2. Opportunities Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan. Profesional literatur menunjukan bahwa peluang muncul sebagai akibat dari internal control suatu perusahaan. Internal kontrol yang buruk pada perusahaan akan mengakibatkan kecenderungan untuk berbuat kecurangan.Pengendalian internal yang kuat pada perusahaan akan mengurangi kemungkinan tindak kecurangan dalam perusahaan. Hal lain yang harus diperhitungkan adalah jika auditor saat ini bekerja dalam manajemen perusahaan klien. Sisi positifnya adalah mempermudah komunikasi
  • 6. antara klien dan auditor dan meningkatkan efisiensi pekerjaan namun dalam kasus tersebut muncul peluang jika auditor memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan trik kecurangan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu auditor harus memeriksa kondisi daerah perusahaan supaya mampu mengidentifikasi peluang apa saja yang mungkin ada dan bagaimana peluang tersebut dapat menyebabkan salah saji material. Perpektif lain ditunjukkan oleh Sam E Antar yang menyatakan bahwa You [meaning the inexperienced junior auditors who are recent college graduates who go straight out into the field] are the opportunity to allow us to commit the crimes. Your ethics, your gullibility, your lack of skepticism,your humanity, your vanity, your self esteem. We stroke your egos. You on a personal level, give us the opportunity to commit our crimes (Antar, 2010). Pernyataan tersebut menunjukkan realitas bahwa auditor junior yang baru saja lulus merupakan kesempatan besar bagi seseorang untuk melakukan kecurangan dengan memanfaatkan kurangnya sifat skeptisisme. Beberapa sumber lain yang menyebabkan munculnya peluang antara lain : 1. Training pegawai yang buruk 2. Pengawasan yang kurang dari perusahaan 3. Lemahnya penuntutan pelaku kecurangan 4. Program, kebijakan dan prosedur antifraud yang kurang efektif 5. Budaya etika yang lemah 3. Rationalization / attitude Rationalization adalah suatu sikap, karakter atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkinkan menejemen atau pegawai untuk melakukan tindakan tidak jujur dan membernarkan perilaku tersebut.
  • 7. Menurut SAS 99 AU bagian 316,85 A.3 yang berkaitan dengan penyalahgunaan aset mengakui bahwa perilaku yang paling umum untuk karyawan adalah menunukkan ketidakpuasan terhadap perusahaan atau terhadap karyawan lainnya sehingga mereka menganggap bahwa mereka pantas dan berhak karena perusahaan telah berutang atas kerja keras dan pelayanan mereka selama ini. Sehingga mereka berpikir bahwa apa yang dilakukannya bukan suatu tindakan kecurangan. Auditor dalam kasus ini harus mampu mengamati lingkungan dan sikap dasar yang muncul pada klien. Berdasarkan ini audit harus direncanakan dan dirancang untuk memastikan bahwa setiap materi yang mungkin terjadi penipuan sebagai akibat dari sikap rasional saat diperiksa. Cressey menunjukkan bahwa diperlukan sebuah rasionalisasi yang diterima oleh moral sebelum kecurangan tersebut terjadi karena pelaku kecurangan tidak memandang dirinya sebagai pelaku kecurangan namun akan membenarkan tindakannya sebelum dia melakukannya.Contohnya seseorang yang merasionalkan pikirannya dengan jalan meminjam uang perusahaan dan berpikir uang tersebut akan dikembalikan setelah menerima gaji . Rasionalisasi tersebut memungkinkan pelaku kecurangan untuk berpikir bahwa tindakannya bukan suatu yang illegal sehingga pelaku dapat membentuk citra dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya. Tentu saja dalam kasus ini pelaku menganggap bahwa pinjaman tersebut tidak akan pernah terjadi. Hal tersebut menjukkan bahwa rasionalisasi bukanlah karakter yang mudah diamati karena berhubungan dengan pikiran orang lain. Berbeda lagi dengan pendapat Antar yang menyatakan In some cases, in most cases, there's really no rationalization for the crimes. Criminals come up with excuses but they know what they're doing and why they're doing it. They don't have to do it in most cases and that's why I disagree with the rationalization concepts (Antar, 2010).
  • 8. Menurutnya konsep Rasionalisasi tidak bisa digunakan dalam perancanaan audit karena pelaku umumnya mengetahui apa yang dilakukannya adalah kecurangan dan juga mengetahui alasan mengapa mereka berbuat kecurangan. Sehingga tidak ada rasionalisasi dalam berbuat kecurangan. II. Kelemahan potensial dari Fraud Triangle Fraud triangle adalah awal yang baik untuk menangani resiko kecurangan dalam audit laporan keuangan, namun memiliki beberapa potensi kelemahan dalam kecurangan antara lain : 1. Fraud triangle digunakan untuk melawan auditor dalam kondisi bahwa auditor merupakan salah satu peluang untuk berbuat kecurangan . 2. Mengeliminasi konsep Rasionalisasi. Rujukan lainnya dalam Dorminey et.al (2010) menyatakan professionals and academics have offered important insights that have gone beyond the fraud triangle. These extensions have enhanced professionals'ability to prevent, deter, detect, investigate, and remediate fraud (Dorminey et. al, 2010 p. 17)Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa penulis telah memeriksa fakta bahwa Fraud Triangle memang memiliki keterbatasan dan hanya dibuat untuk kecurangan yang disengaja. Mereka juga berpendapat bahwa beberapa komponen dalam Fraud triangle tidak benar-benar mengcover semua motif pelaku tindak kecurangan. Contohnya sesuai dengan konsep Fraud Triangle, semua usaha pelaku merupakan peluang Pelaku tersebut tidak memiliki tekanan dan rasionalisasi ( Dorminey et al , 2010, p.21 ). Selain itu Fraud triangle tidak memberikan dasar yang cukup baik untuk menilai kemungkinan kecurangan dalam bentuk kolusi. Namun hal ini merupakan unsur kecurangan yang kompleks dan kejahatan keuangan.( Dorminey et al , 2010, p.21 ). Selain itu penulis
  • 9. juga menekankan bahwa tekanan dan rasionalisasi umumnya tidak dapat diamati dan bertentangan dengan SAS 99 khususnya untuk rasionalisasi. III. Model Lain dari Fraud Triangle Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Fraud Triangle memiliki kelemahan tidak dapat mengcangkup elemen tekanan dan rasionalisasi maka banyak para ahli mengacu kepada Fraud Triangle yang kedua yaitu terdiri dari tindakan (Act) , Penyembunyian (Concealment) dan perubahan (Conversion) . Fraud Triangle ini berfokus kepada pembuktian bahwa tindakan tersebut merupakan kecurangan dengan mengumpulkan bukti kecurangan (Penyembunyian ) dan yang menyebabkan kerusakan ekonomi (Perubahan). IV. MICE model Tantangan lain dari Fraud Triangle adalah konsep tersebut belum cukup menjelaskan setiap tindak kecurangan.Contohnya adalah Thomas M. Coughlin yang disampaikan oleh James Bandler dan Ann Zimmerman dalam "A Wal-Mart Legend's Trail of Deceit" (Wall Street Journal, April 5, 2005).Pada 24 Januari 2005 , Coughlin , vice chairman walmart mengundurkan diri karena tuduhan kecurangan dan kebohongan. Dokumen dari wallstreet jurnal menunjukkan bahwa Coughlin secara berkala memerintahkan bawahannya untukmembuat invoice palsu yang digunakannya untuk membayar pengeluaran pribadinya.Kegiatan yang patut dipertanyakan dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun yang melibatkan puluhan transaksi . Menurut artikel tersebut , Wal Mart menemukan transaksi yang tidak jelas $100.000 sampai $500.000 dalam jangka waktu 5-10 tahun. Hal menarik lagi adalah sebelum pengunduran dirinya, dia mendapatkan kompensasi sebesar lebih dari $6 juta . Tampaknya memang
  • 10. tidak masuk akal mempertaruhkan kompensasi sebesar $6juta tiap tahun dan reputasi untuk mendapatkan $500.000 . Namun hal yang dilakukan oleh Coughlin merupakan hal serupa yang diambil oleh CEO jutawan lainnya dan CFO yang memilih untuk memanipulasi laporan keuangan. Dengan memanipulasi laporan keuangan, leg pertama triangle fraud telah disesuaikan dari tekanan untuk fokus kepada insentif moneter, bonus dan opsi saham. Sementara di pihak manajemen puncak memiliki tekanan lain yang berbeda untuk memberikan hasil laporan keuangan yang solid untuk kepentingan stakeholder. Untuk mengatasi masalah ini - yang disajikan dalam Akuntansi Forensik dan Pemeriksaan Penipuan oleh Mary - Jo Kranacher ,Richard A. Riley , Jr , dan Joseph T. Wells , ( Wiley , 2010) - Profesor Jason Thomas menunjukkan bahwa motivasi pelaku kecurangan dapat diidentifikasikan secara lebih luas dengan MICE yaitu Money, Ideology, Coersion dan Ego. Heuristik MICE membuat lebih spesifik dan sederhana motif dari tindak kecurangan dan beberapa motif kecurangan tersebut cocok dengan kategori dalam MICE. Selain itu MICE mempunyai kerangka yang lebih luas selain pressure dan rasionalisasi untuk mempertimbangkan kemungkinan kecurangan yang dilakukan dengan mempertimbangkan motif pelaku.
  • 11. PENUTUP KESIMPULAN Salah satu komponen dari Statement of auditing standard adalah Fraud triangle yang menjelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan antara lain tekanan (Pressure) , Kesempatan ( Oppotunity ) , dan Rasionalisasi ( Rasionalization). Tekanan berhubungan dengan manajemen/pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, sedangkan opportunity adalah kesempatan yang muncul sebelum tindak kecurangan dan rasionalisasi berkaitan dengan pembenaran tindak kecurangan oleh pelaku.Namun Fraud triangle mempunyai kelemahan yaitu faktor tekanan dan rasionalisasi yang tidak bisa di observasi dan juga keterbatasan lainnya dalam mendeteksi motif kecurangan pelaku.Keterbatasan dalam Fraud triangle dapat disempurnakan dengan model fraud triangle yang kedua yaitu tindakan (Act) , Penyembunyian (Concealment) dan perubahan (Conversion). Selain itu juga ada MICE model yang lebih luas namun lebih membuat sederhana motif pelaku yaitu Money, Ideology, Coersion dan Ego.
  • 12. Daftar Pustaka Dorminey, Jack W; Fleming, Arron Scott; Kranacher, Mary-Jo; Riley, Richard A, Jr,2010, Beyond the Fraud Triangle. New York State Society of Certified Public Accountants.Volume 80 ,No. 7 ,http://search.proquest.com/docview/637276283?accountid=17242,12 Oct 2013. Buchholz, Alexander K, 2012, SAS 99: Deconstructing the Fraud Triangle and Some Classroom Suggestions. North American Business PressJournal of Leadership, Accountability and Ethics. Volume 9, No. 2, http://search.proquest.com/docview/1030726733?accountid=17242, 12 Oct 2013. Hogan, Chris E; Rezaee, Zabihollah; Riley, Richard A, Jr; Velury, Uma K, 2008. Financial Statement Fraud: Insights from the Academic Literature. American Accounting Association. Volume 27, No. 2, http://search.proquest.com/docview/216744891?accountid=17242, 12 Oct 2013. Elder,Beasley,Arens,Jusuf (2011).Jasa Audit dan Assurance.Jakarta : Penerbit Salemba Empat.